//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 584192 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1320 on: 04 April 2013, 01:54:09 PM »
Dengan dasar bahwa memang 4 Nikaya itu telah ada sebelum perpecahan, dan secara konsisten 4 Nikaya juga dianut oleh semua aliran-aliran Buddhis awal.

itu kan kisah-nya... dari darimana kita meyakini isi 4 Nikaya itu berasal dari Buddha (dan siswa utama-nya) ?

Kalau cerita konsili ke-1, cerita konsili ke-2 dan bahkan cerita konsili ke-3... kita tahu-nya adalah pengulangan secara lisan...

Konsili ke-1 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-2 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-3 --> pengulangan Lisan (juga tidak ada bukti dokumentasi)

Baru mulai Konsili ke-4 --> ada dokumentasi-nya... Itupun kalau diakui adalah dokumentasi dari konsili ke-4... Dan kita sekarang-sekarang ini tahu-nya NIKAYA AWAL + NIKAYA TAMBAHAN + ABHIDHAMMA + JATAKA + LAIN-LAIN itu berasal dari konsili ke-4... BUKAN BEGITU ?

Dengan dasar apakah kita meyakini bahwa apa yang di-dokumentasi-kan di Konsili ke-4 itu adalah AJARAN BUDDHA ? (termasuk di dalam-nya 4 NIKAYA AWAL), kecuali ada yang mempunyai rekaman (audio atau video) hasil konsili ke-1, ke-2 dan ke-3 ?
« Last Edit: 04 April 2013, 01:57:00 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1321 on: 04 April 2013, 02:06:39 PM »
Bukan hanya tidak mempermasalahkan, kalau saya justru sangat dukung kalau ada sekelompok wanita mau menjalankan kehidupan suci berdasarkan dhamma-vinaya. Walaupun bukan penahbisan penuh seperti di vinaya, bisa saja dilakukan dengan cara lain, istilah lain, tanpa perlu klaim status sebagai "bhikkhuni" apalagi aliran tertentu (yang sudah ada pakemnya sendiri).

Yang jadi pertanyaan buat saya, kalau memang niatnya menjalankan kehidupan petapa, kenapa harus mati-matian dapat status 'bhikkhuni aliran tertentu'? Karena saya pribadi kalau memang terkendala demikian, walaupun harus dapat julukan 'Nigantha' pun tidak masalah, yang penting saya jalankan dhamma-vinaya yang saya yakini dengan baik.
kenapa harus aliran tertentu? ya setiap orang berbeda2, dan tentunya ada wanita yang lebih cocok dengan ajaran theravada.

saya melihatnya dari segi keadilan saja. kalau memang kebangkitan bhikkhuni itu mungkin dan bisa, apa salahnya memberi kesempatan pada wanita untuk mendapat kesempatan yang sama seperti pria untuk meninggalkan keduniawian dan menjadi bhikkhuni...

kalau dikatakan dhamma vinaya yang berbeda, aliran dharmagupta juga awalnya berasal dari cabang yang sama dengan theravada, dengan vinaya yang sama, yang artinya merupakan silsilah yang tidak terputus dari Buddha. jadi apa masalahnya?


Jika seseorang telah ditahbiskan dalam dhamma-vinaya yang berbeda, maka ketika ingin ditahbiskan dalam dhamma-vinaya Theravada, seharusnya mengalami masa percobaan 4 bulan, lalu bhikkhu dan bhikkhuni menilainya apakah layak ditahbiskan. Tapi karena sangha bhikkhuni Theravada tidak ada, lalu siapa yang mau mengamatinya dalam masa percobaan? Para bhikkhu? ;D
sikkhamānā selama dua tahun itu adalah perkembangan belakangan menurut beberapa skolar:
http://www.bhikkhuni.net/library/19458289-Bhikkhuni-Vinaya-Studies.pdf (bab 7)

lagipula, bagaimana halnya kalo si calon bhikkhuni menghabiskan 2 tahun masa percobaannya di kalangan bhikkhuni dharmagupta?
valid atau haram?


Omong-omong update legenda berdasarkan penambahan, ini juga terjadi ketika sutra-sutra Mahayana telah banyak sekali menjamur di sekitar abad 1 SM. Kalau menyisipkan 1 atau 2 ke dalam nikaya, mungkin masih tidak ketahuan. Tapi kalau sudah ratusan kitab, tentu perlu penyesuaian sejarah. Maka beredar lagi legenda bahwa pada 3 bulan Mahaparinirvana, Mahakasyapa menggelar konsili hinayana di mana Upali mengulang vinaya, Ananda mengulang sutra, dan Anurrudha mengulang Abhidharma. (Perhatikan versi 1.1 sudah ada abhidharmanya, sedangkan di versi beta, hanya ada sutra-vinaya.) Dan pada saat bersamaan, ada konsili tandingan, konsili mahayana, yang lebih mulia, lebih dalam, yang digelar oleh Samantabhadra di mana Maitreya mengulang vinaya Mahayana, Vajrapani mengulang sutra Mahayana, dan Manjusri mengulang abhidharma Mahayana.

Belum lagi legenda pemutaran 3 roda dharma yang sebetulnya membuat saya ingin membuat legenda yang ke empat. Maksudnya supaya jangan dhamma seperti bajaj yang punya 3 roda, minimal kancil yang beroda 4. Smoga orang-orang kreatif di masa depan bisa membuat legenda sampai 10 roda dharma, biar jadi tronton, atau sekalian traktor trailer 18 roda.
yah begitulah... terlalu mencolok untuk sutra2 mahayana...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1322 on: 04 April 2013, 02:12:08 PM »
itu kan kisah-nya... dari darimana kita meyakini isi 4 Nikaya itu berasal dari Buddha (dan siswa utama-nya) ?

Kalau cerita konsili ke-1, cerita konsili ke-2 dan bahkan cerita konsili ke-3... kita tahu-nya adalah pengulangan secara lisan...

Konsili ke-1 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-2 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-3 --> pengulangan Lisan (juga tidak ada bukti dokumentasi)

Baru mulai Konsili ke-4 --> ada dokumentasi-nya... Itupun kalau diakui adalah dokumentasi dari konsili ke-4... Dan kita sekarang-sekarang ini tahu-nya NIKAYA AWAL + NIKAYA TAMBAHAN + ABHIDHAMMA + JATAKA + LAIN-LAIN itu berasal dari konsili ke-4... BUKAN BEGITU ?

Dengan dasar apakah kita meyakini bahwa apa yang di-dokumentasi-kan di Konsili ke-4 itu adalah AJARAN BUDDHA ? (termasuk di dalam-nya 4 NIKAYA AWAL), kecuali ada yang mempunyai rekaman (audio atau video) hasil konsili ke-1, ke-2 dan ke-3 ?

kalau penerimaan hanya bisa terjadi jika ada bukti rekaman (audio atau video) maka jangan repot2 mencari bukti rekaman itu, akan lebih mudah menolaknya saja, daripada mencari bukti yg tidak ada. Bahkan jika ada bukti rekaman video pun masih belum cukup, karena tetap ada celah untuk tidak menerima, misalnya, ada kemungkinan para bhikkhu pengulang Nikaya itu sengaja menyelewengkan ajaran yg mrk hapalkan, dan segala alasan lainnya.

Tapi di sisi lain kita juga bisa memilih menerimanya sebatas bukti2 yg logis. misalnya, semua aliran menerima bahwa Ananda adalah pelayan Sang Buddha, bahwa Ananda mempelajari banyak sutta dari Sang Buddha, bahwa Ananda memiliki photographic memory, bahwa pada masa sekarang pun masih ada orang2 yg mampu menghapalkan seluruh Tipitaka,dan lain-lainnya

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1323 on: 04 April 2013, 02:24:03 PM »
Takutnya setelah mempelajari Buddhisme pra-sektarian, krn tdk puas atau hal lain, terguncang lg saddha-nya dan pindah agama... ;D

Kenapa semakin banyak mempelajari semakin tipis saddhanya? Tanya kenapa?
kalau pindah agama sih agak mustahil, karena masalah yang sama juga ada di agama lain hehehe...
yang lebih mungkin adalah berhenti beragama buddha tapi menjadi pengikut buddha dhamma...

apapun keputusan anda, karena didasari terang maka hasilnya juga benderang.
meragukan sesuatu berarti tidak melekat, tidak statik dan terus menerus menukar dari satu pengertian ke pengertian yang lebih baik, lebih terang.
singkatnya, ragu pangkal cerah®
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1324 on: 04 April 2013, 03:03:01 PM »
itu kan kisah-nya... dari darimana kita meyakini isi 4 Nikaya itu berasal dari Buddha (dan siswa utama-nya) ?
Memang tidak akan tahu. Seandainya para aliran2 awal sepakat berbohong dalam konspirasi skala nasional dan membuat 4 Nikaya, toh kita tidak tahu juga.


Quote
Kalau cerita konsili ke-1, cerita konsili ke-2 dan bahkan cerita konsili ke-3... kita tahu-nya adalah pengulangan secara lisan...

Konsili ke-1 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-2 --> pengulangan Lisan (tidak ada bukti dokumentasi)

Konsili ke-3 --> pengulangan Lisan (juga tidak ada bukti dokumentasi)

Baru mulai Konsili ke-4 --> ada dokumentasi-nya... Itupun kalau diakui adalah dokumentasi dari konsili ke-4... Dan kita sekarang-sekarang ini tahu-nya NIKAYA AWAL + NIKAYA TAMBAHAN + ABHIDHAMMA + JATAKA + LAIN-LAIN itu berasal dari konsili ke-4... BUKAN BEGITU ?

Dengan dasar apakah kita meyakini bahwa apa yang di-dokumentasi-kan di Konsili ke-4 itu adalah AJARAN BUDDHA ? (termasuk di dalam-nya 4 NIKAYA AWAL), kecuali ada yang mempunyai rekaman (audio atau video) hasil konsili ke-1, ke-2 dan ke-3 ?
Kalau palaeontologis menemukan satu fosil dinosaurus, maka untuk mencari tahu apa makanan dino itu, tentu bukan dengan mencari catatan menu atau rekaman dino lagi makan, tapi dengan menyusun kerangka berpikir berdasarkan fakta yang ada, misalnya susunan gigi, bentuk perut, habitat, fosil lain yang berdekatan, dan lain-lain. Dari fakta2 ini dibentuk dugaan dan diuji, dan selalu diperbaharui sampai bisa ditarik sebuah kesimpulan.


Begitu juga para peneliti tentu tidak mengandalkan hanya catatan konsili 4, tapi melihat keadaan secara keseluruhan. Catatan seperti oleh Xuan Tsang dan Fa Xien juga banyak membantu memberikan gambaran. Singkat kata, ini memang bukan kerjaan gampang dan butuh penelitian fokus. Dan sejauh ini, itulah fakta-fakta yang didapat. Yang saya sampaikan di sini hanyalah ringkasan-ringkasan singkatnya saja, bukan metodologi lengkapnya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1325 on: 04 April 2013, 03:11:29 PM »
kalau pindah agama sih agak mustahil, karena masalah yang sama juga ada di agama lain hehehe...
yang lebih mungkin adalah berhenti beragama buddha tapi menjadi pengikut buddha dhamma...

apapun keputusan anda, karena didasari terang maka hasilnya juga benderang.
meragukan sesuatu berarti tidak melekat, tidak statik dan terus menerus menukar dari satu pengertian ke pengertian yang lebih baik, lebih terang.
singkatnya, ragu pangkal cerah®


ujung2nya promosi slogan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1326 on: 04 April 2013, 03:29:01 PM »
kenapa harus aliran tertentu? ya setiap orang berbeda2, dan tentunya ada wanita yang lebih cocok dengan ajaran theravada.
Ironis sekali. Saking cocok dengan Theravada, sampai harus melanggar apa yang diajarkan di Theeravada itu sendiri.

Quote
saya melihatnya dari segi keadilan saja. kalau memang kebangkitan bhikkhuni itu mungkin dan bisa, apa salahnya memberi kesempatan pada wanita untuk mendapat kesempatan yang sama seperti pria untuk meninggalkan keduniawian dan menjadi bhikkhuni...
Saya pikir wanita meninggalkan keduniawian di Theravada banyak, hanya saja mereka tidak berstatus bhikkhuni. Dalam konteks melatih diri, apalah bedanya status samaneri dengan bhikkhuni?

Dan kalau masalah 'adil' atau tidak, kita tentu ga bisa menentukan yang mana yang adil. Karena nanti orang juga bisa protes kenapa kalo 'banci' atau orang cacad mau jadi bhikkhu/ni, kok tidak boleh, dan akan banyak lagi protes2 lainnya. Untuk itu maka sebaiknya mengikuti aturan yang berlaku. Kenapa percaya Buddha bijaksana tapi mempertanyakan peraturan yang dibuatnya ketika tidak sesuai dengan pendapat kita?


Quote
kalau dikatakan dhamma vinaya yang berbeda, aliran dharmagupta juga awalnya berasal dari cabang yang sama dengan theravada, dengan vinaya yang sama, yang artinya merupakan silsilah yang tidak terputus dari Buddha. jadi apa masalahnya?
Dari cabang yang sama, bukan berarti dari silsilah yang sama. Dharmaguptaka dan Vibhajyavada adalah 2 sekte berbeda.

Soal silsilah tak terputus, rasanya semua juga akan klaim demikian, tapi kenyataannya kalau memang semua sama, kenapa harus sampai menjadi berbagai aliran?


Quote
sikkhamānā selama dua tahun itu adalah perkembangan belakangan menurut beberapa skolar:
http://www.bhikkhuni.net/library/19458289-Bhikkhuni-Vinaya-Studies.pdf (bab 7)

lagipula, bagaimana halnya kalo si calon bhikkhuni menghabiskan 2 tahun masa percobaannya di kalangan bhikkhuni dharmagupta?
valid atau haram?

Menurut saya, kalau ada dua aliran yang berbeda, itu karena memang sudah berbeda secara dhamma-vinaya. Kalau memang sama, tentu tidak perlu pakai merk berbeda. Jadi IMO cara-cara demikian hanyalah upaya mengakali vinaya saja dan menutup mata terhadap perbedaan. Terlebih lagi, kalau memang sama, kenapa harus tahbis di Dharmaguptaka lalu hijrah ke Theravada? Menetap saja di Dharmaguptaka, 'kan sama?!

Jadi beginian saya memang tidak mengerti maksud dari orang-orang yang menjalaninya, dan juga tidak peduli karena dugaan saya adalah seputar hal-hal duniawi. Tapi kalau saya sendiri tidak setuju kiat-kiat membelokkan vinaya.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1327 on: 04 April 2013, 03:41:47 PM »
ujung2nya promosi slogan
udah lama kagak jualan...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1328 on: 04 April 2013, 10:58:18 PM »
Takutnya setelah mempelajari Buddhisme pra-sektarian, krn tdk puas atau hal lain, terguncang lg saddha-nya dan pindah agama... ;D

Kenapa semakin banyak mempelajari semakin tipis saddhanya? Tanya kenapa?
Berbeda dengan saya, saya mendasarkan saddha saya pada hal-hal seperti Tiga Corak Kehidupan, Empat Kebenaran Mulia, Jalan Mulia Beruas Delapan, Pancasila dan beberapa lainnya karena saya merasa konsep seperti itu sangat nyata di dalam kehidupan saya dan dapat saya terima dengan baik.

Untuk hal-hal seperti Abhidhamma, kitab-kitab palsu, perpecahan dan peperangan, saya kurang pikirkan, mungkin karena kurangnya membaca tentang sejarah dan lainnya.

Yah, dengan kata lain kalaupun seluruh isi dari Tipitaka adalah palsu, saya akan tetap menjadikan hal-hal tadi sebagai pegangan, tentu sampai saya menemukan yg lebih baik.

Sekian dari Mr. Fanatik.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1329 on: 05 April 2013, 07:40:03 AM »
Berbeda dengan saya, saya mendasarkan saddha saya pada hal-hal seperti Tiga Corak Kehidupan, Empat Kebenaran Mulia, Jalan Mulia Beruas Delapan, Pancasila dan beberapa lainnya karena saya merasa konsep seperti itu sangat nyata di dalam kehidupan saya dan dapat saya terima dengan baik.

Untuk hal-hal seperti Abhidhamma, kitab-kitab palsu, perpecahan dan peperangan, saya kurang pikirkan, mungkin karena kurangnya membaca tentang sejarah dan lainnya.

Yah, dengan kata lain kalaupun seluruh isi dari Tipitaka adalah palsu, saya akan tetap menjadikan hal-hal tadi sebagai pegangan, tentu sampai saya menemukan yg lebih baik.

Sekian dari Mr. Fanatik.

Tergantung masing2 orang juga, ada yang berwatak keyakinan dan ada yang tidak. Namun dulu saya gara2 terlalu saddha bahwa semua ajaran yang berlabel Buddha adalah sama, sempat juga masuk aliran Maitreya... ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1330 on: 05 April 2013, 08:56:37 AM »
Berbeda dengan saya, saya mendasarkan saddha saya pada hal-hal seperti Tiga Corak Kehidupan, Empat Kebenaran Mulia, Jalan Mulia Beruas Delapan, Pancasila dan beberapa lainnya karena saya merasa konsep seperti itu sangat nyata di dalam kehidupan saya dan dapat saya terima dengan baik.

Untuk hal-hal seperti Abhidhamma, kitab-kitab palsu, perpecahan dan peperangan, saya kurang pikirkan, mungkin karena kurangnya membaca tentang sejarah dan lainnya.

Yah, dengan kata lain kalaupun seluruh isi dari Tipitaka adalah palsu, saya akan tetap menjadikan hal-hal tadi sebagai pegangan, tentu sampai saya menemukan yg lebih baik.

Sekian dari Mr. Fanatik.

ini adalah contoh yg tepat dalam menerapkan ajaran dalam Kalama Sutta

“Marilah, para penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir: ‘Petapa itu adalah guru kami.’ Tetapi ketika kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri: ‘Hal-hal ini adalah bermanfaat; hal-hal ini adalah tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dijalankan dan dipraktikkan, akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan,’ maka kalian harus hidup sesuai dengannya."

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1331 on: 05 April 2013, 09:29:26 AM »
ini adalah contoh yg tepat dalam menerapkan ajaran dalam Kalama Sutta

“Marilah, para penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir: ‘Petapa itu adalah guru kami.’ Tetapi ketika kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri: ‘Hal-hal ini adalah bermanfaat; hal-hal ini adalah tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dijalankan dan dipraktikkan, akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan,’ maka kalian harus hidup sesuai dengannya."

Bagaimana dengan sekte saya, yang setelah orang menerima trinité Zeus, Poseidon, dan Hades sebagai pelindungnya, orang itu merasa bahagia dan sejahtera? Berarti itu seharusnya dijalankan donk?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1332 on: 05 April 2013, 10:21:55 AM »
Bagaimana dengan sekte saya, yang setelah orang menerima trinité Zeus, Poseidon, dan Hades sebagai pelindungnya, orang itu merasa bahagia dan sejahtera? Berarti itu seharusnya dijalankan donk?

untuk bagian ini, lihat kalimat sebelumnya dalam sutta itu.   ‘Hal-hal ini adalah bermanfaat; hal-hal ini adalah tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana;

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1333 on: 05 April 2013, 11:19:20 AM »
untuk bagian ini, lihat kalimat sebelumnya dalam sutta itu.   ‘Hal-hal ini adalah bermanfaat; hal-hal ini adalah tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana;

Bagaimana kalo orang yang telah menerima trinité Zeus, Poseidon, dan Hades sebagai pelindungnya adalah yg disebut bijaksana?.. dan hal tsb juga tidak tercela.... jd tercela dan bijaksana sangat subyektif juga...heheh.

tercela dan bijaksana sgt tergantung cara pandang....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1334 on: 05 April 2013, 11:21:53 AM »
Bagaimana kalo orang yang telah menerima trinité Zeus, Poseidon, dan Hades sebagai pelindungnya adalah yg disebut bijaksana?.. dan hal tsb juga tidak tercela.... jd tercela dan bijaksana sangat subyektif juga...heheh.

tercela dan bijaksana sgt tergantung cara pandang....

untuk kasus ini, lihat kalimat terakhir
"hal-hal ini, jika dijalankan dan dipraktikkan, akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan,’ maka kalian harus hidup sesuai dengannya."

lebih lanjut lagi, apakah ajaran Zeus dkk itu yg jika dijalankan dan dipraktikan akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan?
« Last Edit: 05 April 2013, 11:23:26 AM by Indra »

 

anything