//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Andil dalam membunuh  (Read 45623 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #135 on: 13 January 2013, 10:38:33 AM »

Tapi dalam kasus keteledoran, sama sekali tidak ada ide-ide pikiran bahwa perbuatan yang dilakukannya bisa membahayakan atau menciderai makhluk lain.

Apakah ini tidak menimbulkan karma (buruk)?

Contoh: Menyiram api dengan bensin, sehingga mengakibatkan orang kehilangan rumah dan harta benda. Dalam kepanikan, bisa saja orang teledor mengambil bensin atau minyak tanah yang disangka adalah air. Apa tindakan seperti ini tidak membuahkan karma buruk?

Juga contoh kabel dan guru yang menabrak murid, niat si subyek sesungguhnya relatif baik, yakni mau memudahkan pihak lain. Tapi karena teledor (lalai), lalu berbuah jadi bencana (malapetaka).


rekan Sunya...

Harapan = suatu kondisi yg kita inginkan. Harapan bersifat PASIF
sedangkan
Kamma = perbuatan yg didahului oleh cetana. Kamma~Cetana bersifat AKTIF

Selanjutnya kita bahas KETELEDORAN
Contohnya adalah: memasang kabel yg tidak benar sehingga orang lain celaka.
Pertanyaannya:
Apakah Keteledoran = kamma atau bukan

Sebenarnya pembahasan ini sudah lumayan detil dan memasuki ranah Abhidhamma dengan tabel citta-cetasika (tabel faktor2 batin).. Untuk sampai disini mungkin masih bisa, namun jika terus dilanjutkan akan makin sangat detil nanti bisa2 sampai ke bulatan2 citta tiap milidetik itu... klu itu sy sudah angkat tangan.. Bro mesti baca sendiri buku2 Abhdihamma mulai dari yg simple hingga ke yg ribet  :))

Memasang kabel tidak dengan benar, mengerjakan ujian dengan terburu-buru, meletakkan barang sembarangan, mengemudi dengan tidak hati2... semua ini dalam bahasa sehari2 kita sebut keteledoran atau kecerobohan. Namun dalam Buddhisme, kita perlu melihat sedikit lebih detil, faktor batin apakah yg terjadi saat kita melilitkan kabel tsb sehingga hasilnya bisa tidak bagus begitu, apakah mungkin:
- batin tidak konsentrasi ?
- batin gelisah ?
- batin malas (memeriksa kembali hasil pekerjaan) ?
- ketidakpahaman ?
Semua batin2 yg tidak bermanfaat ini tergolong dalam kelompok batin Akusala-Kamma.
Lawannya adalah batin2 yg bermanfaat (Kusala-kamma) mis: konsentrasi, mahir, tenang, dstnya..

Ini kita lihat dari kamma yg dibuat oleh si pelilit kabel atau si supir yg lalai menabrak orang. Si Subjek tidak ada niat untuk membunuh, sehingga tentu saja mereka tidak menanam kamma-pembunuhan. Tapi tetap saja mereka menanam kamma-buruk dlm format lain (lihat salah satu yg diatas tsb, atau gabungannya: tidak-konsen, gelisah, ketidakpahaman, dstnya...), dan menuai vipaka-buruk akibat kamma-buruk tsb.

Dan kemudian, dari sisi si orang yg terpegang kabel jelek tsb, sehingga terluka atau terbunuh. Kenyataannya adalah orang ini memegang kabel yg terbuka. Terbukanya kabel mungkin saja krn digigit tikus, kena panas matahari, atau pemasangan yg ceroboh tadi. Jadi, bukan berarti si tikus menjadi pembunuh, atau matahari yg menjadi pembunuh, ataupun si pemasang kabel yg menjadi pembunuh. Ini adalah kecerobohan si pemegang kabel dari sisi lain lagi. Ia sedang mendapatkan kondisi tertentu...

Mungkin mudah memahami untuk orang2 yg ceroboh memegang kabel sehingga terluka, atau ceroboh menyeberang sehingga tertabrak truk. Kita akan mudah menerima penjelasan bahwa si supir truk melakukan kamma-tidak waspada dan si penyeberang melakukan kamma-tidak waspada juga sehingga masing2 menerima vipaka-buruk akibat kamma-buruk mereka masing2.... Memahami kamma-vipaka akan mejadi lebih sulit jika kasusnya seperti ini, misalnya:

- menunggu di halte bus, tiba2 mobil nyelonong dan orang tsb ketabrak
(logikanya, dia tidak melakukan kamma jelek apapun, hanya sedang menunggu bus. Hal yg wajar toh?)
- orang2 dan bayi yg sedang berada di aceh, tiba2 kena tsunami
(mereka tidak sedang melakukan kamma jelek apapun saat itu, kok bisa ketimpa vipaka jelek?)

Buddha telah menjelaskan bahwa mengetahui persis penyebab suatu vipaka (kamma-vipaka), adalah acinteyya. Pertanyaan yg sangat sulit bagi kondisi pikiran kita sekarang. Oleh krn itu untuk contoh2 kasus gak-jelas diatas tsb, sy cenderung berpikiran bahwa:
- ada penyebab lampau kamma mereka2 tsb yg tidak kita ketahui
- juga, segala sesuatu yg menimpa kita adalah KONDISI, sy sering tidak melihatnya sebagai baik atau buruk. Saya cenderung melihatnya sebagai kondisi saja. Dan bagaimana sy menanggapi kondisi ini, itulah yg akan menjadi kamma baik atau buruk sy selanjutnya.

Jadi, ambil contoh kasus tsunami aceh tadi.
Saya cendrung berpikir bahwa tsunami aceh tidak dilihat dari vipaka buruk yg menimpa mereka, tapi dilihat hanya sebagai kondisi saja, sebab akibat biasa saja. Ada hukum alam, pergerakan lempeng, mengakibatkan ombak besar meluber, menghatam rumah2, subjek memilih untuk ke aceh, dstnya... bertemunya kondisi2 dan pilihan2. Nah, pointnya adalah di masing2 individu yg menanggapi kondisi tsb: Apakah tidak bisa menerima, hingga stress gila? Apakah bisa menerima dan berusaha bangkit? Apakah berkeluh kesah terus tiada habisnya, menyalahkan tuhan? Apakah menerima sebagai hukuman dari tuhan? Yah bermacam2 kamma baru yg terbentuk dari kondisi yg sesungguhnya netral tsb.

Sama seperti kasus orang yg kena kabel yg dipasang teledor tsb. Sy cenderung menganggap kena sengatan kabel tsb sebagai kondisi saja (tidak baik-tidak buruk), Sy lebih fokus ke bagaimana si korban menanggapi kondisinya tsb: Apakah marah2 (yg menambah penderitaannya)? Ataukah berusaha tenang dan konsen ke penyembuhannya? Atau lebih bagus lagi mulai memikirkan untuk memeriksa kelayakan kabel2 lainnya? Atau dendam berat dan mencari kambing hitam?...

Demikian renungan saya atas pertanyaan rekan Sunya...

Anumodana,
 _/\_

::


Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #136 on: 13 January 2013, 10:43:25 AM »
Baik, jika begitu bisa disimpulkan bahwa unsur lalai tidak membuahkan karma?

Kalau mengemudi sambil berkirim pesan dengan ponsel, lalu mengakibatkan nyawa orang melayang, juga bukan termasuk menghasilkan karma buruk?

Maksimal (setahu saya dari pendapat Kainyn dan kawan-kawan), hanya menanam dan menerima karma ketidakpedulian?

Apakah benar seperti ini? Mohon konfirmasinya.

Salam.  _/\_

Jadi,

Kelalaian pastilah kamma buruk-Akusala Kamma (yg akan menimbulkan vipaka buruk juga).
Cuma saja, kelalaian bukanlah kamma-pembunuhan

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #137 on: 13 January 2013, 11:02:04 AM »
ada hal yg masih menjadi renungan sy:

begini:
bahwa kamma sesungguhnya adalah cetana.
Cetana (niat yg mendorong suatu perbuatan) inilah kamma yg sesungguhnya
Cetana adalah batin.
Menanam batin pasti akan berbuah dalam bentuk batin juga.
Sehingga sy masih merenungkan bahwa Kamma-Vipaka sesungguhnya adalah Kamma-Vipaka dalam bentuk batin.
Dan bentukan2 luar, vipaka baik-buruk yg selama ini kita lihat misalnya: kaya, miskin, tertabrak, selamat, terpegang kabel, kena tsunami, selamat tsunami, lulus ujian, tidak lulus ujian, dstnya adalaha: hanya kondisi saja, bukan vipaka dalam artian sebenarnya.

Kembali lagi:
Kamma-vipaka dalam artian batin. Menanam kamma dalam batin, berbuah vipaka dalam bentukan batin juga.
Contohnya:
~ Kita menanam kamma, misalnya: sering marah2, maka kita buah seketikanya adalah batin kita terbentuk menjadi mudah marah, dan buah nantinya tergantung kondisi. Jika kondisinya pas, kemarahan tsb akan timbul (saat marah, kita menderita dalam batin).

Akibat kemarahannya, mis: ia ditinju orang, atau bermasalah hukum, sy cenderung lebih melihatnya hanya sebagai kondisi yg menghampiri ketimbang vipaka. Krn vipaka sesungguhnya adalah kemampuan batinnya untuk menerima kondisi yg datang tsb.

~ seseorang yg hiper seks, misalnya. Sering meluapkan hawa nafsunya ke tempat2 pelacuran atau masturbasi. Kegiatan ini adalah Lobha, kamma yg tidak bermanfaat. Saat melakukannya, buahnya seketika adalah batinnya ter-upgrade semakin lobha (tanha-seks) tsb, batinnya semakin terjerat dan semakin mudah muncul kehausan tanha tsb. Ini saja sudah menyulitkannya. Kemudian buah nantinya adalah: saat kondisinya menunjang, tanha ini akan mudah timbul, ia akan gelisah, mencari pelampiasan, tidak tenang dsbnya... artinya ia menderita untuk mendapatkan keinginannya tsb yg telah terbentuk semakinkuat sbelumnya. Artinya ia menderita dalam bentuk batin.

Jikalau: ia terkena penyakit seksual atau keluarganya berantakkan akibat ulahnya ini, sy cenderung berpikir sebagai kondisi saja. Bagaimana batinnya menghadapi kondisi ini adalah kamma-vipaka sesungguhnya. Apakah ia sangat menderita atau makin melampiaskan lagi...

Sejauh ini masih menjadi bahan renungan sy saja

::
« Last Edit: 13 January 2013, 11:05:07 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #138 on: 13 January 2013, 11:25:42 AM »
Menarik :)). Berarit Om Rico aman. ;D
Buat rekan Hemayanti,maaf sebesar besarnya,saya alpa,setelah saya periksa ,yang menyatakan aman itu rekan Khiong.

sorry lo

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #139 on: 13 January 2013, 11:31:31 AM »
om hadi ini cukup aneh, minta penegasan tapi tetap bersikukuh dengan pandangannya. ;D
mungkin sudah lupa atau bagaimana, saya kutip lagi deh apa yang pernah dituliskan om kainyn, sejauh ini saya cukup sependapat dengan ini:

terima kasih diingatkan, tapi sampai tgl 11/1,saat rekan Rico ingin menutup thread,saya belum paham betul,hehe maklumlah kemampuan otak sudah tidak bisa diajak kompromi.belum mudeng 100%.
tapi saat ini saya sudah paham betul,walaupun masih ada rekan yang beda pendapat,tapi intinya sudah saya tangkap.

tq

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #140 on: 13 January 2013, 12:04:47 PM »
Baik, jika begitu bisa disimpulkan bahwa unsur lalai tidak membuahkan karma?

Kalau mengemudi sambil berkirim pesan dengan ponsel, lalu mengakibatkan nyawa orang melayang, juga bukan termasuk menghasilkan karma buruk?

Maksimal (setahu saya dari pendapat Kainyn dan kawan-kawan), hanya menanam dan menerima karma ketidakpedulian?

Apakah benar seperti ini? Mohon konfirmasinya.

Salam.  _/\_
menurut anda bagaimana??
itu kan logikanya anda.. :P
« Last Edit: 13 January 2013, 12:09:09 PM by will_i_am »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #141 on: 13 January 2013, 12:41:17 PM »
Rekan William, sebelumnya terima kasih atas jawaban dan penjelasan dari Anda.

Tentang sebuah peristiwa, saya sangat sependapat bahwa kita harus melihatnya sebagai kondisi, bukan baik ataupun buruk, hanya sebuah proses (netral, tanpa inti, tidak kekal atau selalu berubah).

Namun yang saya tanyakan tadi, sehubungan dengan subyek (pelaku), apakah karmanya hanya sebatas yang ada di pikirannya (yaitu niat/cetana-nya saat melakukan perbuatan), atau juga konsekuensi akhir dari peristiwa tersebut (misalnya sejumlah nyawa melayang akibat kekurang-waspadaan).

Tapi sejauh ini sepertinya sudah terjawab, yakni pelaku ini hanya mendapat akibat yang sesuai dengan niatnya.

Jadi, walau secara hukum mungkin pelaku laka-lantas mendapatkan pidana atas perbuatannya (mendekam di sel atau didenda dalam jumlah tertentu), serta sanksi sosial misalnya dicemooh atau bahkan dikeroyok hingga tewas (fenomena umum di Indonesia terkait pelaku kecelakaan), tapi secara dharma khususnya hukum karma, ia hanya akan menerima akibat atas kecerobohannya, atau niatnya sebelum peristiwa laka-lantas itu terjadi.

Ini bagi saya cukup jelas. Mohon koreksinya bila pemahaman saya di atas keliru.

Jadi, kalau boleh saya tambahkan, secara karma juga (referensi dari abhidhamma), peristiwa dikeroyok atau dipenjarakan akibat ulahnya mengemudi ugal-ugalan atau kurang waspada, sebenarnya juga akibat (vipaka) dari perbuatan lampau sang pelaku, dan belum tentu / bisa jadi ada atau tidak ada hubungannya dengan peristiwa tabrakan itu sendiri.

Benar begitu? Mohon pendapatnya.

Salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #142 on: 13 January 2013, 12:45:01 PM »
- menunggu di halte bus, tiba2 mobil nyelonong dan orang tsb ketabrak
(logikanya, dia tidak melakukan kamma jelek apapun, hanya sedang menunggu bus. Hal yg wajar toh?)
- orang2 dan bayi yg sedang berada di aceh, tiba2 kena tsunami
(mereka tidak sedang melakukan kamma jelek apapun saat itu, kok bisa ketimpa vipaka jelek?)

Sebenarnya kecelakaan akibat ulah manusia (human error) dan kejadian alam sih kurang relevan dibandingkan, karena yang satu ada faktor subyek (pelaku) yang terlibat, yang satu murni peristiwa alam.

Tapi dalam kasus tertentu memang tatkala susah didiferensiasikan. Untuk ini saya sependapat.

 _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #143 on: 13 January 2013, 01:02:37 PM »
Cuma saja, kelalaian bukanlah kamma-pembunuhan

Betul, sesuai kesepakatan sebelumnya bahwa karma = niat, memang kelalaian jelas bukan karma pembunuhan (tidak relevan).

Tapi akibat yang dihasilkan dari kelalaian itu, itu yang sebenarnya dipermasalahkan (apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain).

Kalau lalai hanya berhubungan dengan batin ia sendiri, mungkin tidak masalah.

Kalau saya baca dari penjelasan di atas, sepertinya akibat lalai lebih pada sisi internal manusia tersebut (Anda tulis mengembangkan batin tidak bermanfaat).

Anda juga memberi contoh bahwa akibat eksternal yang ia terima (marah berbuah ditinju orang, kelainan seksual berbuah penyakit, dst), dari sudut pandang pelaku.
Ini saya sependapat (bahwa karma yang sesungguhnya memang adalah kondisi batin yang dirasakannya, karena setiap fenomena tidak berkondisi secara hakikat).

Tapi (saya yakin kita semua menyoroti), yang dibicarakan 'kan adalah dampak sosial, yakni korban-korban yang berjatuhan akibat fenomena batin yang kurang bermanfaat tersebut (kurang waspada atau lalai, sering marah, kelainan secara seksual). Bila diperjelas, kurang lebih seperti ini:
1. Batin kurang bermanfaat lalai membuahkan korban akibat ketidakwaspadaannya (contohnya korban laka-lantas).
2. Sering marah akibatnya orang lain jadi tersinggung atau merasa susah hati akibat dimarahi.
3. Kelainan seksual berbuah isterinya jadi ikut kena penyakit, dst.

Walau sudah ada jawabannya, saya coba minta sudut pandang Anda (bukan mau menyusahkan, hanya memperjelas saja).

Oke, salam bahagia untuk Anda. Terima kasih.  _/\_
« Last Edit: 13 January 2013, 01:04:08 PM by Sunya »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #144 on: 13 January 2013, 01:06:46 PM »
menurut anda bagaimana??
itu kan logikanya anda.. :P

Saya dalam posisi bertanya (ada tanda tanya di akhir setiap kalimat tersebut).

Salam.  _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #145 on: 13 January 2013, 01:48:55 PM »
Saya dalam posisi bertanya (ada tanda tanya di akhir setiap kalimat tersebut).

Salam.  _/\_
untuk apa mempertanyakan logika yang anda buat sendiri???
nah lho?? :P
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #146 on: 13 January 2013, 02:11:00 PM »
apa defenisinya lalai.... ?

apa penyebab kelalaian ?

dptkah kelalaian dicegah ?


coba jawab master sunya !
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #147 on: 13 January 2013, 06:01:52 PM »
untuk apa mempertanyakan logika yang anda buat sendiri???
nah lho?? :P

Saya tidak melihat ada logika yang saya buat.

Saya paham penjelasan Anda tentang pendekatan analisa karma lewat momen ke momen, serta diferensiasi aksi pikiran pasif dan aktif. Maka saya tindak lanjuti untuk meminta konfirmasi, jadi unsur lalai tidak membuahkan karma? Dan Anda sebut itu adalah logika yang saya buat.

Oke, bagaimana pun terima kasih untuk penjelasan sebelumnya.

Salam.  _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #148 on: 13 January 2013, 08:56:47 PM »
Saya tidak melihat ada logika yang saya buat.

Saya paham penjelasan Anda tentang pendekatan analisa karma lewat momen ke momen, serta diferensiasi aksi pikiran pasif dan aktif. Maka saya tindak lanjuti untuk meminta konfirmasi, jadi unsur lalai tidak membuahkan karma? Dan Anda sebut itu adalah logika yang saya buat.

Oke, bagaimana pun terima kasih untuk penjelasan sebelumnya.

Salam.  _/\_
1. anda salah orang, itu william yang satunya lagi

2.
Cerita ini yang saya kutip di awal-awal, tapi tidak detil.  ;D

Kalau menurut saya, kasus di atas bukan karena lalai, karena:
1. Beliau tidak bisa melihat.
2. Karena tidak bisa melihat (terlepas dari dia sudah arahat atau belum), otomatis niat untuk menginjak serangga tidak ada.
3. Karena tidak ada niat, otomatis tidak ada akibat (vipaka).

rule 2 dan 3 sama saja:
2. niat (buruk) untuk mencelakai orang tidak ada
3. karena tidak ada niat otomatis tidak ada akibat (buruk)
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #149 on: 13 January 2013, 09:13:37 PM »
1. anda salah orang, itu william yang satunya lagi

2.

Terima kasih pemberitahuannya.  _/\_

Pertanyaannya masih sama, jadi lalai dan menyebabkan orang terbunuh tidak menghasilkan karma?

 

anything