//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah saya seorang FANATIK ?  (Read 18853 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Apakah saya seorang FANATIK ?
« on: 19 October 2012, 09:04:24 AM »
Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
 _/\_

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #1 on: 19 October 2012, 09:16:11 AM »
saya tidak melihat esensi Fanatik dari kisah anda di atas.

tapi saya tertarik dengan ini :

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

bisa berikan contohnya apa saja 'beberapa' itu?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #2 on: 19 October 2012, 09:18:42 AM »
KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #3 on: 19 October 2012, 09:25:38 AM »
saya tidak melihat esensi Fanatik dari kisah anda di atas.

tapi saya tertarik dengan ini :

bisa berikan contohnya apa saja 'beberapa' itu?


- praktik huo kung (saat upacara patidana , makanan yg dipersembahkan dibakar utk dikirim kepada para leluhur)
- dengan membaca sutra/mantra tertentu bisa menghapus kamma buruk
- untuk mencapai kesucian wajib vegetarian
- dengan memohon pada Sang Buddha dan para Bodhisatta akan dikabulkan permintaannya
- dll

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #4 on: 19 October 2012, 09:29:04 AM »
KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?

fanatik bisa menyebabkan keekstriman
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #5 on: 19 October 2012, 09:33:09 AM »
Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
 _/\_

Saya tidak melihat satu hal yang bisa disebut fanatisisme dari 'melihat yang sama sebagai sama, berbeda sebagai berbeda'. Justru yang memaksakan ajaran lain itu sama dengan ajarannya sehingga memaksa orang lain masuk, bisa disebut sebagai fanatik.

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #6 on: 19 October 2012, 09:48:21 AM »
Kalau kurang cocok dengan salah satu aliran TIDAK bisa langsung dianggap FANATIK (yang mengarah ke sikap negatif) terlebih masih ada rasa menghormati, karena kecocokan bergantung pada kebijaksanaan kita dalam mempertimbangkannya.

dalam menyikapi cocok/ketidak cocokan ini kita dapat melihat rujukan dalam Kalama sutta

Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
 _/\_


susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #7 on: 19 October 2012, 09:49:52 AM »
sepertinya menjadi masalah jika fanatik memiliki "energi negatif" ;D

KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #8 on: 19 October 2012, 09:51:53 AM »
fanatik bisa menyebabkan keekstriman


ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
« Last Edit: 19 October 2012, 09:54:59 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #9 on: 19 October 2012, 09:53:59 AM »
 [at] kamala
Malah kata tetangga kita itu kafir..
So?
Jalankan apa yg menurutmu benar..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #10 on: 19 October 2012, 09:55:53 AM »
ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
;D
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #11 on: 19 October 2012, 09:56:30 AM »
ada yg fanatik sampe tidak tertarik sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #12 on: 19 October 2012, 09:59:58 AM »
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?

hanya perumpamaan (tidak bermaksud menyinggung gender), kadang saya melihat beberapa lelaki melihat wanita seperti doberman melihat daging mentah, tapi pernah melihat orang yg kental sekali dengan spiritualnya sampai melihat wanita seperti tidak ada daya tarik lagi
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #13 on: 19 October 2012, 10:00:20 AM »
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?

maksudnya ketika wanita dijadikan sashimi

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #14 on: 19 October 2012, 10:01:52 AM »
cc bukan fanatik kok. Karena tidak ada yang dirugikan cc kan?

ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
kenapa tu disebut fanatik kk?

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #15 on: 19 October 2012, 10:05:54 AM »
cc bukan fanatik kok. Karena tidak ada yang dirugikan cc kan?
kenapa tu disebut fanatik kk?

karena ada seseorang sudah menentukan hidupnya untuk terjun lebih dalam ke salah satu dunia "ajaran agama"-nya/dunia spiritualnya sampai tidak ada kepikiran punya pasangan (dah ah nanti malah jadi OOT)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #16 on: 19 October 2012, 11:52:24 AM »
[at] kamala

IMO, pertama-tama penting untuk mendapatkan deskripsi jelas fanatik itu sendiri
kalau merujuk KBBI rasanya kurang tepat, agak ngambang

saya coba share berdasarkan persepsi saya ya
IMO fanatik itu bahasa kerennya tanha (nafsu keinginan), mis: fanatik merk, makanan, rasa, dsb akibatnya ada antipati/penolakan/kekurangsukaan/kebencian thd merk lain, makanan lain, rasa lain, dsb
siapa yg tidak lagi fanatik? Arhat, Pacceka Buddha, dan Samma Sambuddha
jadi hakekatnya semua orang selain di atas adalah masih fanatik cuma tergantung kadarnya, dan biasanya stereotype fanatik disandang untuk yg kadarnya tinggi, sedangkan untuk yg kadarnya rendah kita anggap wajar dan tidak kita katakan fanatik
tentunya sebisa mungkin kadar fanatiknya rendah, mungkin kiatnya kalau suka merk tertentu jgn berlebihan, begitu pula kpd merk lain jgn diremehkan

- praktik huo kung (saat upacara patidana , makanan yg dipersembahkan dibakar utk dikirim kepada para leluhur)
- dengan membaca sutra/mantra tertentu bisa menghapus kamma buruk
- untuk mencapai kesucian wajib vegetarian
- dengan memohon pada Sang Buddha dan para Bodhisatta akan dikabulkan permintaannya
- dll

kalau untuk yg di atas ini, bisa jadi iya kalau kita melihatnya secara harafiah
IMO, ini lebih dititikberatkan untuk orang2 yg tebal LDM namun secara perlahan diarahkan/diharapkan ke Dhamma yg sejati
mis: baca mantra 1000x dgn khusuk saya kira sama saja spt meditasi/pemusatan pikiran, dan alangkah baiknya seiring waktu tidak lagi ter-iming2 melakukannya semata untuk menghapus karma buruk
jadi untuk hal ini tidak bedanya kalau orang berdana ter-iming2 dapat karma baik, tentunya juga memupuk LDM

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #17 on: 19 October 2012, 11:59:55 AM »

saya coba share berdasarkan persepsi saya ya
IMO fanatik itu bahasa kerennya tanha (nafsu keinginan), mis: fanatik merk, makanan, rasa, dsb akibatnya ada antipati/penolakan/kekurangsukaan/kebencian thd merk lain, makanan lain, rasa lain, dsb
siapa yg tidak lagi fanatik? Arhat, Pacceka Buddha, dan Samma Sambuddha

ini menarik, menurut Dhammacakkappavatana Sutta, ada 3 jenis Tanha: Kammatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. bagaimana anda menghubungkannya dengan "fanatik"?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #18 on: 19 October 2012, 12:07:48 PM »
KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?

apa salah nya dengan fanatik ? jika merujuk ke arti KBBI, fanatik bs di identikkan dengan saddha. jika tidak fanatik, maka seseorang tidak akan mempelajari ajaran suatu agama dengan sungguh2 dan dengan mudah berganti-ganti agama.

fanatik menjadi tidak baik jika didasari dengan kebodohan, pengetahuan atas ajaran suatu agama kurang tapi merasa lebih sambil menghina agama lain/berbuat kejahatan..

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #19 on: 19 October 2012, 12:29:29 PM »
ini menarik, menurut Dhammacakkappavatana Sutta, ada 3 jenis Tanha: Kammatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. bagaimana anda menghubungkannya dengan "fanatik"?

ilustrasinya sbb:
pemuda A lagi kasmaran sama pemudi B, akibatnya A mau mendapatkannya (fanatik kamma) otomatis tidak/kurang tertarik pemudi lain
singkatnya A berhasil jadian sama B, akibatnya A mau hidup abadi (fanatik bhava) ngak mau mati
suatu ketika B memutuskan A, akibatnya A mau bunuh diri (fanatik vibhava) ngak mau hidup lagi

jadi gambaran fanatik yg saya tampilkan sini yg ekstrim, biar mudah terlihat

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #20 on: 19 October 2012, 12:31:47 PM »
ilustrasinya sbb:
pemuda A lagi kasmaran sama pemudi B, akibatnya A mau mendapatkannya (fanatik kamma) otomatis tidak/kurang tertarik pemudi lain
singkatnya A berhasil jadian sama B, akibatnya A mau hidup abadi (fanatik bhava) ngak mau mati
suatu ketika B memutuskan A, akibatnya A mau bunuh diri (fanatik vibhava) ngak mau hidup lagi

jadi gambaran fanatik yg saya tampilkan sini yg ekstrim, biar mudah terlihat


sorry salah ketik seharusnya "kamatanha" bukan "kammatanha"

jika mau bunuh diri termsuk dalam vibhavatanha, lalu kenapa ada orang2 yg masih memiliki vibhavatanha bisa jadi Arahat?

Offline juli wu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 217
  • Reputasi: 23
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia,pintar,bikja
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #21 on: 19 October 2012, 12:45:34 PM »
sorry salah ketik seharusnya "kamatanha" bukan "kammatanha"

jika mau bunuh diri termsuk dalam vibhavatanha, lalu kenapa ada orang2 yg masih memiliki vibhavatanha bisa jadi Arahat?
sy tau jawabannya krn baru selesai baca,Krn Dia bunuh diri tanpa tercela,contohnya 87 (4) Channa,SN 4,iya kan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #22 on: 19 October 2012, 12:47:45 PM »
sy tau jawabannya krn baru selesai baca,Krn Dia bunuh diri tanpa tercela,contohnya 87 (4) Channa,SN 4,iya kan

tapi seorang yg masih memiliki tanha tentu tidak mungkin Arahat (tanpa cela).

Offline juli wu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 217
  • Reputasi: 23
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia,pintar,bikja
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #23 on: 19 October 2012, 12:53:59 PM »
tapi seorang yg masih memiliki tanha tentu tidak mungkin Arahat (tanpa cela).

Ya jelas tdk mungkin,Arahat kan sudah terbebas dari Tanha.jgn bikin bingung dhe  :-? :-?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #24 on: 19 October 2012, 12:55:59 PM »

Ya jelas tdk mungkin,Arahat kan sudah terbebas dari Tanha.jgn bikin bingung dhe  :-? :-?

justru saya juga bingung maka saya tanyakan kepada Bro Siswahardy yg mengeluarkan statement ini

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #25 on: 19 October 2012, 01:01:15 PM »
memilih salah satu kepercayaan yang menurut kita benar tidak ada hubungannya dengan fanatik...
kalau memilih salah satu aliran dikatakan fanatik, maka memilih salah satu agama juga bisa dikatakan fanatik, kenapa tidak anut semua agama saja?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #26 on: 19 October 2012, 01:03:34 PM »
sorry salah ketik seharusnya "kamatanha" bukan "kammatanha"

jika mau bunuh diri termsuk dalam vibhavatanha, lalu kenapa ada orang2 yg masih memiliki vibhavatanha bisa jadi Arahat?

kalau untuk kasus Arhat, saya kira bukan vibhavatanha
karena alasannya untuk mengakhiri hidup bukan karena unsur SUKA MATI/TIDAK SUKA HIDUP LAGI

Offline godfrey

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 107
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #27 on: 19 October 2012, 01:09:30 PM »
Saya juga punya pemikiran yang sama, saya terlalu bersemangat mempelajari dhamma dari berbagai literatur sampai2 pacar saya bilang saya fanatik banget, padahal kan niat nya cm mau tahu lebih banyak dan semakin belajar semakin bahagia seperti seorang anak kecil yang menemukan permen nya yang hilang.. Mengenai aliran saya lebih condong ke theravada tanpa bermaksud menghina mahayana tapi saya setuju dengan pemikiran theravada kalau manusia harus menolong dirinya sendiri seperti menuangkan air ke dalam ember yang berisi garam yang harus nuang air nya adallah diri kita sendiri bukan dewa,boddhisatva,apalagi tuhan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #28 on: 19 October 2012, 01:10:46 PM »
kalau untuk kasus Arhat, saya kira bukan vibhavatanha
karena alasannya untuk mengakhiri hidup bukan karena unsur SUKA MATI/TIDAK SUKA HIDUP LAGI

itu tidak selaras dengan pernyataan anda sebelumnya "akibatnya A mau bunuh diri (fanatik vibhava) ngak mau hidup lagi"

kira2 menurut anda apakah penyebab arahat bunuh diri selain daripada "tidak suka hidup lagi"?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #29 on: 19 October 2012, 01:26:41 PM »
definisi fanatic dari berbagai website:

dictionary.com
a person with an extreme and uncritical enthusiasm or zeal, as in religion or politics.

The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition
A person marked or motivated by an extreme, unreasoning enthusiasm, as for a cause.

Thesaurus - WordNet 3.0, Farlex clipart collection. © 2003-2011 Princeton University, Farlex Inc
fanatic - a person motivated by irrational enthusiasm (as for a cause); "A fanatic is one who can't change his mind and won't change the subject"--Winston Churchill


saya gak ngeliat unsur kefanatikan dari cerita ts.
anda memilih salah satu tradisi justru karena kekritisan anda, bukan sebaliknya.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #30 on: 19 October 2012, 01:35:10 PM »
memilih salah satu kepercayaan yang menurut kita benar tidak ada hubungannya dengan fanatik...
kalau memilih salah satu aliran dikatakan fanatik, maka memilih salah satu agama juga bisa dikatakan fanatik, kenapa tidak anut semua agama saja?

IMHO, clue-nya kalau ada unsur SUKA/TIDAK SUKA berarti ada unsur DISKRIMINATIF berarti ada unsur FANATIK
soalnya benar/salah menurut kita (puthujana) biasanya mengandung suka/tidak suka (subjektif)
bukankah pesan Buddha: "Dhamma hanya sebuah rakit", jangan timbul kemelekatan pada Dhamma

kalau anut semua agama, saya kira akan timbul fanatik baru memilah-milah doktrin dari berbagai agama tsb
kalau mau anut semua doktrinnya, saya rasa tidak mungkin karena banyak hal yg saling bertentangan
idealnya anut satu agama/aliran tapi sebisa mungkin tidak/kurangi diskriminatif thd agama/aliran lain

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #31 on: 19 October 2012, 01:37:34 PM »
IMHO, clue-nya kalau ada unsur SUKA/TIDAK SUKA berarti ada unsur DISKRIMINATIF berarti ada unsur FANATIK
soalnya benar/salah menurut kita (puthujana) biasanya mengandung suka/tidak suka (subjektif)
bukankah pesan Buddha: "Dhamma hanya sebuah rakit", jangan timbul kemelekatan pada Dhamma


Apakah menurut anda rakit itu seharusnya ditinggalkan saja? atau bagaimanakah anda memahami perumpamaan rakit itu?


Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #32 on: 19 October 2012, 01:41:19 PM »
itu tidak selaras dengan pernyataan anda sebelumnya "akibatnya A mau bunuh diri (fanatik vibhava) ngak mau hidup lagi"

kira2 menurut anda apakah penyebab arahat bunuh diri selain daripada "tidak suka hidup lagi"?

IMO, Arhat tsb tahu usianya telah cukup dan beliau memutuskan untuk PARINIBBANA
itu sama sekali tidak ada unsur SUKA MATI atau TIDAK SUKA HIDUP LAGI, tidak ada pengaruh PERASAAN

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #33 on: 19 October 2012, 01:42:27 PM »
IMHO, clue-nya kalau ada unsur SUKA/TIDAK SUKA berarti ada unsur DISKRIMINATIF berarti ada unsur FANATIK
soalnya benar/salah menurut kita (puthujana) biasanya mengandung suka/tidak suka (subjektif)
bukankah pesan Buddha: "Dhamma hanya sebuah rakit", jangan timbul kemelekatan pada Dhamma

kalau anut semua agama, saya kira akan timbul fanatik baru memilah-milah doktrin dari berbagai agama tsb
kalau mau anut semua doktrinnya, saya rasa tidak mungkin karena banyak hal yg saling bertentangan
idealnya anut satu agama/aliran tapi sebisa mungkin tidak/kurangi diskriminatif thd agama/aliran lain
Wah, ini bisa ke mana2. Ada unsur suka/tidak suka berarti diskriminatif dan pada akhirnya fanatik.

Jadi maksudnya tidak fanatik itu berarti terhadap apapun netral-netral aja?
Apakah suka wanita berarti fanatik, dan yang tidak fanatik itu homoseksual, pedofil, sama kambing, juga OK?
Mohon penjelasannya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #34 on: 19 October 2012, 01:43:12 PM »
Apakah menurut anda rakit itu seharusnya ditinggalkan saja? atau bagaimanakah anda memahami perumpamaan rakit itu?

IMO, rakitnya digunakan untuk mencapai tujuan, tapi jangan timbul kemelekatan karena itu menjadi penghambat mencapai tujuan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #35 on: 19 October 2012, 01:44:09 PM »
IMO, Arhat tsb tahu usianya telah cukup dan beliau memutuskan untuk PARINIBBANA
itu sama sekali tidak ada unsur SUKA MATI atau TIDAK SUKA HIDUP LAGI, tidak ada pengaruh PERASAAN

mungkin Sis Juli Wi bisa mencopas ke sini sutta tentang Channa tadi, agar bisa kita lihat apakah alasannya memang spt yg dikemukakan oleh Bro Siswahardy

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #36 on: 19 October 2012, 01:45:38 PM »
IMO, rakitnya digunakan untuk mencapai tujuan, tapi jangan timbul kemelekatan karena itu menjadi penghambat mencapai tujuan

artinya lepaskan saja rakitnya walaupun masih berada di tengah2 lautan? gak perlu dilekati, karena jika melekati rakit walaupun berada di tengah2 lautan dapat menghambat pencapaian tujuan, begitukah?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #37 on: 19 October 2012, 01:50:48 PM »
Jadi maksudnya tidak fanatik itu berarti terhadap apapun netral-netral aja?
TIDAK FANATIK -> TIDAK DISKRIMINATIF SUKA atau TIDAK SUKA

Apakah suka wanita berarti fanatik, dan yang tidak fanatik itu homoseksual, pedofil, sama kambing, juga OK?
Arhat tidak diskriminatif lagi oleh karenanya tidak lagi suka wanita juga bukan berarti membenci (tidak suka)
lalu menurut anda Arhat homoseksual, pedofil, sama kambing, juga OK?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #38 on: 19 October 2012, 01:53:33 PM »
artinya lepaskan saja rakitnya walaupun masih berada di tengah2 lautan? gak perlu dilekati, karena jika melekati rakit walaupun berada di tengah2 lautan dapat menghambat pencapaian tujuan, begitukah?

gantian ya saya yg nanya dulu, pengertian melekat apa bro?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #39 on: 19 October 2012, 01:53:41 PM »
TIDAK FANATIK -> TIDAK DISKRIMINATIF SUKA atau TIDAK SUKA
Arhat tidak diskriminatif lagi oleh karenanya tidak lagi suka wanita juga bukan berarti membenci (tidak suka)
lalu menurut anda Arhat homoseksual, pedofil, sama kambing, juga OK?
Lho, yang mengatakan ada unsur suka/tidak suka = fanatik 'kan anda sendiri, justru saya jadi meminta penjelasannya.

Cobalah dijelaskan biar tidak membingungkan orang yang baru belajar.
Jadi kalau saya suka kopi, ada unsur suka, berarti fanatik?
Saya bedakan kopi bubuk dan kopi instant, berarti ada pikiran membedakan (diskriminasi), berarti fanatik?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #40 on: 19 October 2012, 01:56:39 PM »
gantian ya saya yg nanya dulu, pengertian melekat apa bro?

loh saya menggunakan kata yg sama spt yg anda gunakan, bagaimana seseorang melekati rakit? dalam hal rakit menurut saya melekatinya adalah memegangnya erat2 agar tidak tergelincir dari rakit dan jatuh ke lautan, apakah anda punya makna lain dalam hal "melekati rakit"?

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #41 on: 19 October 2012, 02:11:16 PM »
kalau menurut saya tindakan sis sdh kearah fanatik, karena mengkotak2kan suatu aliran tertentu dan menganggap aliran tertentu sdh benar, timbul kembali pertanyaannya, apakah itu sdh benar"benar"??atau pakai perasaan aja? hati anda masih sempit, padahal masih banyak ruang didunia, tapi knapa anda mempersempit wawasan anda sendiri, kl sdh menjadi kefanatikan, akan bahaya, karena Buddha sendiri nggak ingin dijadikan Buddha yg seperti org2 lakukan, dipuja2, dikalungkan bunga, dll, sehingga menjadi sesuatu yang salah kaprah.Buddha hanya ingin kita melihat dan menyadari kehidupan ini timbul dan tenggelam, melatih kesadaran, melatih melihatnya kehidupan, membuka mata anda agar mau peduli, berbagi..dengan sesama, Ajaran-ajaran Buddha yg saat ini kita kenal adalah kita ibaratkan bunga, wangi, harus, indah dipandang, namun jika tidak dipelihara dengan baik dan disirami dengan mental yang baik dan pemahaman yang benar, bunga itu akan menjadi layu, lalu mati, kemudian menjadi sampah, yaitu sesuatu yang tdk sedap, sesuatu yang menjijikan, sesuatu yang bau, dan mungkin orang enggan untuk melihatnya kembali.mulai sekarang buang sikap kefanatikan anda. _/\_
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #42 on: 19 October 2012, 02:38:31 PM »
menurut sy: tidak..

mungkin malah sebaliknya iya, mereka yang menuding anda fanatik, bisa jadi lebih fanatik..
klo kita sekedar kurang cocok ga nyaman, lantas ga mau ikutan LAGI, ya ga bisa disebut fanatik, toh orang bebas memilih..

imho: klo bener2 fanatik, mungkin malah ga akan baca Sutra2 Mahayana, apalagi sampai ikut kebaktian..
dari apa yang anda sudah lakukan, anda sudah cukup terbuka akan aliran Buddhist, tapi anda setelah mengikutinya kemudian merasa kurang sreg dan ga mau lanjut lagi, itu sepenuhnya adalah hak anda (peduli amat orang mau bilang apa)..

toh seperti yang anda tulis, anda tetap menghormati kebiasaan2/pandangan mereka, hal yang tidak akan dilakukan oleh orang fanatik. :)
« Last Edit: 19 October 2012, 02:40:53 PM by Wolvie »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #43 on: 19 October 2012, 02:52:39 PM »
- praktik huo kung (saat upacara patidana , makanan yg dipersembahkan dibakar utk dikirim kepada para leluhur)
- dengan membaca sutra/mantra tertentu bisa menghapus kamma buruk
- untuk mencapai kesucian wajib vegetarian
- dengan memohon pada Sang Buddha dan para Bodhisatta akan dikabulkan permintaannya
- dll



wa paling setuju, masa membaca sutra dan mantra bisa menghapus kamma buruk?

Seingat ku Buddha mengajarkan berbuat baik bisa membantu mengurangi kamma buruk (bukan menghapus atau meniadakan, kalau meniadakan tergantung kamma baik macam apa yang di perbuat sampai bisa meniadakan kamma buruk).

Karena aliran beda jadi wa tidak bisa bersuara apa apa dan berkomentar terlalu berlebihan terhadap cici ku punya pendapat (dia mahayana)
« Last Edit: 19 October 2012, 02:55:42 PM by kullatiro »

Offline juli wu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 217
  • Reputasi: 23
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia,pintar,bikja
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #44 on: 19 October 2012, 03:12:54 PM »
87 (4) Channa
Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha di Hutan
Bambu, Taman Suaka Tupai.48 Pada saat itu Yang Mulia Sāriputta, Yang
Mulia Mahācunda, dan Yang Mulia Channa sedang berdiam di Gunung
Puncak Nasar, dan Yang Mulia Channa sedang sakit, menderita, sangatsakit. Kemudian, malam harinya, Yang Mulia Sāriputta [56] keluar dari
keheningan, mendekati Yang Mulia Mahācunda, dan berkata kepadanya:
“Ayo, Sahabat Cunda, mari kita mendatangi Yang Mulia Channa
menanyakan tentang penyakitnya.”
“Baik, Sahabat,” Yang Mulia Mahācunda menjawab.
Kemudian Yang Mulia Sariputta dan Yang Mulia Mahācunda mendatangi
Yang Mulia Channa dan saling bertukar sapa dengannya, setelah
itu mereka duduk di tempat yang tersedia. Yang Mulia Sāriputta
berkata kepada Yang Mulia Channa: “Aku harap engkau bertahan, Sahabat
Channa, Aku harap engkau menjadi lebih baik. Aku harap perasaan
sakitmu mereda dan bukan meningkat, dan bahwa meredanya,
bukan meningkatnya, terlihat.”
“Sahabat Sāriputta, aku tidak dapat bertahan, aku tidak menjadi
lebih baik.49 Perasaan sakit yang kuat meningkat, bukan mereda, dan
meningkatnya, bukan meredanya, terlihat. Bagaikan seorang kuat
yang membelah kepalaku dengan pedang tajam, demikian pula angin
kencang membelah kepalaku. Aku tidak dapat bertahan … Bagaikan
seorang kuat yang mengikatkan kuat-kuat tali kulit di kepalaku sebagai
ikat kepala, demikian pula terdapat kesakitan di kepalaku. Aku
tidak dapat bertahan … Bagaikan tukang jagal handal atau pembantunya
membelah perut seekor sapi dengan pisau daging yang tajam,
demikian pula angin kencang membelah perutku. Aku tidak dapat bertahan
… Bagaikan dua orang kuat yang memegang seorang lemah pada
kedua tangannya dan memanggangnya di atas celah arang panas, [57]
demikian pula terdapat kebakaran hebat di dalam tubuhku. Aku tidak
dapat bertahan, aku tidak menjadi lebih baik. Perasaan sakit yang kuat
meningkat, bukan mereda, dan meningkatnya, bukan meredanya, terlihat.
Aku akan menggunakan pisau,50 Sahabat Sāriputta, aku tidak
memiliki keinginan untuk hidup.”
“Mohon Yang Mulia Channa tidak menggunakan pisau. Mohon
Yang Mulia Channa tetap hidup. Kami ingin Yang Mulia Channa hidup.
Jika Yang Mulia Channa tidak memiliki makanan yang sesuai, aku akan
pergi mencarikan makanan yang sesuai untuknya; jika ia tidak memiliki
obat-obatan yang sesuai, aku akan pergi mencarikan obat-obatan
yang sesuai untuknya; jika ia tidak memiliki pelayan yang layak, aku
akan melayaninya. Mohon Yang Mulia Channa tidak menggunakan
pisau. Mohon Yang Mulia Channa tetap hidup. Kami ingin Yang Mulia
Channa hidup.”
“Sahabat Sāriputta, bukan karena aku tidak memiliki makanan
yang sesuai; aku memiliki makanan yang sesuai. Bukan karena aku
tidak memiliki obat-obatan yang sesuai; aku memiliki obat-obatan
yang sesuai. Bukan karena aku tidak memiliki pelayan yang layak; aku
memiliki pelayan yang layak. Terlebih lagi, Sahabat, sejak lama Sang
Guru telah dilayani olehku dengan cara yang baik, bukan dengan cara
yang tidak baik; karena adalah selayaknya seorang siswa melayani
Sang Guru dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang tidak baik.
Ingatlah ini, Sahabat Sāriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan
pisau dengan tanpa noda.”51
“Kami akan bertanya kepada Yang Mulia Channa mengenai hal tertentu,
jika ia sudi menjawab pertanyaan kami.” [58]
“Tanyalah, Sahabat Sāriputta. Ketika mendengarnya aku akan
mengetahui.”
“Sahabat Channa, apakah engkau menganggap mata, kesadaranmata,
dan bentuk-bentuk yang dikenali oleh kesadaran-mata sebagai:
‘ini milikku, ini aku, ini diriku’? Apakah engkau menganggap telinga,
kesadaran-telinga, dan suara-suara yang dikenali oleh kesadarantelinga
sebagai…? Apakah engkau menganggap pikiran, kesadaranpikiran,
dan hal-hal yang dikenali oleh kesadaran-pikiran sebagai: ‘ini
milikku, ini aku, ini diriku’?
“Sahabat Sāriputta, aku menganggap mata, kesadaran-mata, bentuk-
bentuk yang dikenali oleh kesadaran-mata sebagai: ‘ini bukan milikku,
ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Aku menganggap telinga, kesadaran-
telinga, dan suara-suara yang dikenali oleh kesadaran-telinga
sebagai … Aku menganggap pikiran, kesadaran-pikiran, dan hal-hal
yang dikenali oleh kesadaran-pikiran sebagai: ‘ini bukan milikku, ini
bukan aku, ini bukan diriku’?
“Sahabat Channa, apakah yang telah engkau lihat dan ketahui langsung
dalam mata, dalam kesadaran-mata, dan dalam bentuk-bentuk
yang dikenali oleh kesadaran-mata, yang engkau anggap sebagai: ‘ini
bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku’? Apakah yang telah
engkau lihat dan ketahui langsung dalam telinga … dalam pikiran,
dalam kesadaran-pikiran, dan dalam hal-hal yang dikenali oleh kes
adaran-pikiran, yang engkau anggap sebagai: ‘ini bukan milikku, ini
bukan aku, ini bukan diriku’?”
“Sahabat Sāriputta, karena aku telah melihat dan mengetahui langsung
lenyapnya di dalam mata, di dalam kesadaran-mata, dan di dalam
bentuk-bentuk yang dikenali oleh kesadaran-mata, maka aku menganggapnya
sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’
Karena aku telah melihat dan mengetahui langsung lenyapnya di
dalam telinga … [59] … di dalam pikiran, di dalam kesadaran-pikiran,
dan di dalam hal-hal yang dikenali oleh kesadaran-pikiran, maka aku
menganggapnya sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan
diriku.’”52
Ketika ini dikatakan, Yang Mulia Mahācunda berkata kepada Yang
Mulia Channa: “Oleh karena itu, Sahabat Channa, Ajaran Sang Bhagavā
ini harus terus-menerus diperhatikan: ‘Bagi seorang yang tergantung,
ada keraguan; bagi seorang yang tidak tergantung, tidak ada keraguan.
Ketika tidak ada keraguan, maka ada ketenangan; ketika ada
ketenangan, maka tidak ada kecenderungan; ketika tidak ada kecenderungan,
maka tidak ada datang dan pergi; ketika tidak ada datang dan
pergi, maka tidak ada meninggal dunia dan terlahir kembali; ketika
tidak ada meninggal dunia dan terlahir kembali, maka tidak ada di sini
juga tidak ada di sana juga tidak ada di antara keduanya. Inilah akhir
penderitaan.’”53
Kemudian, ketika Yang Mulia Sāriputta dan Yang Mulia Mahācunda
telah memberikan nasihat kepada Yang Mulia Channa, mereka bangkit
dari duduk dan pergi. Kemudian, tidak lama setelah mereka pergi,
Yang Mulia Channa menggunakan pisau.54
Kemudian Yang Mulia Sāriputta mendekati Sang Bhagavā, memberi
hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau:
“Yang Mulia, Yang Mulia Channa telah menggunakan pisau. Ke
manakah alam tujuannya, di manakah ia dilahirkan kembali?”
“Sariputta, bukankah Bhikkhu Channa menyatakan ketanpanodaannya
di hadapanmu?”55
“Yang Mulia, ada desa di Vajji bernama Pubbavijjhana. Di sana
Yang Mulia Channa memiliki keluarga yang bersahabat, keluarga yang
akrab, keluarga yang ramah.”56 “Yang Mulia Channa memang memiliki
keluarga yang bersahabat, keluarga yang akrab, keluarga yang ramah
(1270) IV: Buku tentang Enam Landasan Indria (Saḷāyatanavagga)
ini; tetapi Aku tidak [60] mengatakan sehubungan dengan hal ini bahwa
seseorang menjadi tercela. Sāriputta, ketika seseorang melepaskan
tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia
tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa
menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta,
engkau harus mengingatnya.”57

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #45 on: 19 October 2012, 04:26:43 PM »
IMO, Arhat tsb tahu usianya telah cukup dan beliau memutuskan untuk PARINIBBANA
itu sama sekali tidak ada unsur SUKA MATI atau TIDAK SUKA HIDUP LAGI, tidak ada pengaruh PERASAAN

Sutta sudah ditampilkan oleh Sis Juli Wu di atas (Reply $45) , silakan anda baca, apakah alasan Bhikkhu Channa bunuh diri dalam sutta itu.

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #46 on: 19 October 2012, 08:13:08 PM »
Terima kasih atas opini opini yang telah teman teman berikan  _/\_

Saya sendiri merasa bahwa saya tidak fanatik, selama beberapa tahun ikut puja bakti tersebut terus terang tidak ada manfaat yang saya peroleh kecuali pengetahuan tentang peraturan2 dalam upacara tersebut, yang saya tau tidak dapat membawa saya mencapai pencerahan. Inilah alasan utama saya untuk berhenti mengikuti lagi puja bakti itu.

Semakin saya mempelajari semakin saya menjadi kacau, hingga satu saat saya mengerti bahwa kita tidak bisa menaiki dua perahu disaat bersamaan. Harus dilepas salah satunya, jadi saya memilih yang cocok bagi saya.

Setelah memilih, bukan bearti saya menganggap yang lainnya tidak benar. Terkadang saya terpikir jika saya disebut fanatik maka para anggota Sangha yang memilih diupasampada menurut suatu tradisi baik Theravada, Mahayana ataupun Tantrayana, maka bukankah mereka itu lebih ekstrim lagi fanatiknya ??

Tapi terserah, walaupun disebut fanatik, saya tau apa yang sudah saya perbuat ini sudah benar, hanya saja terkadang kuping ini "gatal" ketika disebut sebagai "Theravada fanatik"

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #47 on: 19 October 2012, 08:24:25 PM »
menurut sy: tidak..

mungkin malah sebaliknya iya, mereka yang menuding anda fanatik, bisa jadi lebih fanatik..
klo kita sekedar kurang cocok ga nyaman, lantas ga mau ikutan LAGI, ya ga bisa disebut fanatik, toh orang bebas memilih..

imho: klo bener2 fanatik, mungkin malah ga akan baca Sutra2 Mahayana, apalagi sampai ikut kebaktian..
dari apa yang anda sudah lakukan, anda sudah cukup terbuka akan aliran Buddhist, tapi anda setelah mengikutinya kemudian merasa kurang sreg dan ga mau lanjut lagi, itu sepenuhnya adalah hak anda (peduli amat orang mau bilang apa)..

toh seperti yang anda tulis, anda tetap menghormati kebiasaan2/pandangan mereka, hal yang tidak akan dilakukan oleh orang fanatik. :)

Karena sekarang ga mau ikut puja bakti mereka lagi makanya ucapan ini muncul, saya ikut di upacara2 besar saja.

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #48 on: 19 October 2012, 10:04:16 PM »
Terima kasih atas opini opini yang telah teman teman berikan  _/\_

Saya sendiri merasa bahwa saya tidak fanatik, selama beberapa tahun ikut puja bakti tersebut terus terang tidak ada manfaat yang saya peroleh kecuali pengetahuan tentang peraturan2 dalam upacara tersebut, yang saya tau tidak dapat membawa saya mencapai pencerahan. Inilah alasan utama saya untuk berhenti mengikuti lagi puja bakti itu.

Semakin saya mempelajari semakin saya menjadi kacau, hingga satu saat saya mengerti bahwa kita tidak bisa menaiki dua perahu disaat bersamaan. Harus dilepas salah satunya, jadi saya memilih yang cocok bagi saya.

Setelah memilih, bukan bearti saya menganggap yang lainnya tidak benar. Terkadang saya terpikir jika saya disebut fanatik maka para anggota Sangha yang memilih diupasampada menurut suatu tradisi baik Theravada, Mahayana ataupun Tantrayana, maka bukankah mereka itu lebih ekstrim lagi fanatiknya ??

Tapi terserah, walaupun disebut fanatik, saya tau apa yang sudah saya perbuat ini sudah benar, hanya saja terkadang kuping ini "gatal" ketika disebut sebagai "Theravada fanatik"

berdasarkan hal2 yg sudah anda sampaikan, saya kira anda TIDAK FANATIK
mengenai ucapan teman2 anda, saya kira mereka keliru namun ada baiknya jgn dimasukkan ke hati

kalau perihal apa yg saya sampaikan sebelum2nya lebih mengarah ke pengertian yg lebih dalam,
moga2 ngak membuat anda bingung

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #49 on: 19 October 2012, 11:51:17 PM »
Cobalah dijelaskan biar tidak membingungkan orang yang baru belajar.
saya akui untuk orang yg baru belajar bisa membingungkan

Lho, yang mengatakan ada unsur suka/tidak suka = fanatik 'kan anda sendiri, justru saya jadi meminta penjelasannya.
biar lebih jelasnya ada unsur suka/tidak suka (perasaan/vedana) maka timbul kemelekatan (tanha, IMO alias kefanatikan)
apa anda setuju? kalau tidak apa alasannya?

Jadi kalau saya suka kopi, ada unsur suka, berarti fanatik?
kalau dlm bahasa sehari-hari kurang tepat mengatakannya fanatik
tapi kalau anda penggemar berat kopi, maka dapat dikatakan anda penggemar kopi fanatik

Saya bedakan kopi bubuk dan kopi instant, berarti ada pikiran membedakan (diskriminasi), berarti fanatik?
mana unsur suka atau tidak sukanya? apa membedakan 1 dgn 2, berarti ada diskriminasi?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #50 on: 20 October 2012, 12:15:51 AM »
artinya lepaskan saja rakitnya walaupun masih berada di tengah2 lautan? gak perlu dilekati, karena jika melekati rakit walaupun berada di tengah2 lautan dapat menghambat pencapaian tujuan, begitukah?

tentunya tidak demikian, melainkan yg dimaksud kemelekatan di sini yaitu timbul keinginan MEMILIKI rakit tsb
apa anda tidak setuju? alasannya?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #51 on: 20 October 2012, 12:54:13 AM »
demikian pula terdapat kebakaran hebat di dalam tubuhku. Aku tidak
dapat bertahan, aku tidak menjadi lebih baik. Perasaan sakit yang kuat
meningkat, bukan mereda, dan meningkatnya, bukan meredanya, terlihat.
Aku akan menggunakan pisau,50 Sahabat Sāriputta, aku tidak
memiliki keinginan untuk hidup
.”

Sutta sudah ditampilkan oleh Sis Juli Wu di atas (Reply $45) , silakan anda baca, apakah alasan Bhikkhu Channa bunuh diri dalam sutta itu.

IMO yg saya bold menunjukkan kalau bhikkhu channa tidak lagi memiliki bhavatanha
alasannya mengakhiri hidup pun juga tidak dapat dikatakan bunuh diri/tidak suka hidup lagi (vibhavatanha)
lebih tepatnya beliau memutuskan parinibbana atas dasar ajalnya telah tiba

gimana kalau anda kemukakan pendapat anda berkenaan beliau tsb di atas? biar kita bisa sharing

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #52 on: 20 October 2012, 07:33:35 AM »
[at] kamala

IMO, pertama-tama penting untuk mendapatkan deskripsi jelas fanatik itu sendiri
kalau merujuk KBBI rasanya kurang tepat, agak ngambang



bahkan standar KBBI juga diragukan
diskusi dengan penggemar dan penuding fanatisme, tiada ujung.  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #53 on: 20 October 2012, 08:43:46 AM »
biar lebih jelasnya ada unsur suka/tidak suka (perasaan/vedana) maka timbul kemelekatan (tanha, IMO alias kefanatikan)
apa anda setuju? kalau tidak apa alasannya?
Belum bisa beropini. Jadi maksudnya ada tanha, berarti fanatik?


Quote
kalau dlm bahasa sehari-hari kurang tepat mengatakannya fanatik
tapi kalau anda penggemar berat kopi, maka dapat dikatakan anda penggemar kopi fanatik
Kalau begitu dalam bahasa sehari-hari, bagaimana definisi 'fanatik' menurut anda?


Quote
mana unsur suka atau tidak sukanya? apa membedakan 1 dgn 2, berarti ada diskriminasi?
"Diskriminasi" dalam definisi saya adalah suatu perbuatan membedakan atau memahami perbedaan antara satu hal dengan hal lain.

Jadi ketika orang memahami ada perbedaan antara kopi bubuk dan kopi instan, itu adalah diskriminasi.

Apakah maksud diskriminasi bagi anda?


Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #54 on: 20 October 2012, 01:05:40 PM »
bahkan standar KBBI juga diragukan
diskusi dengan penggemar dan penuding fanatisme, tiada ujung.  ^-^

ada hal yg paling berkesan mendalam di hampir kebanyakkan orang, bahkan bisa kebawa sampai mati, apakah itu?  ^-^

menurut seorang ahli hipnotis: ShowHide
kesalahan yg dilakukan orang lain  _/\_

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #55 on: 20 October 2012, 01:21:05 PM »
Belum bisa beropini. Jadi maksudnya ada tanha, berarti fanatik?
IMO tanha=kefanatikkan

Kalau begitu dalam bahasa sehari-hari, bagaimana definisi 'fanatik' menurut anda?
IMO kalau kemelekatan itu sudah berlebihan bahkan ekstrim di mana tindakan diskriminatif-nya semakin terlihat

"Diskriminasi" dalam definisi saya adalah suatu perbuatan membedakan atau memahami perbedaan antara satu hal dengan hal lain.
Jadi ketika orang memahami ada perbedaan antara kopi bubuk dan kopi instan, itu adalah diskriminasi.
Apakah maksud diskriminasi bagi anda?
IMO Diskriminasi->suatu pembedaan perlakuan antara satu dgn lain yg dipengaruhi RASA (SUKA atau TIDAK SUKA)
jadi akan ada ketimpangan/ketidakadilan perlakuan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #56 on: 20 October 2012, 01:27:31 PM »
OK, terima kasih jawabannya.

IMO tanha=kefanatikkan
Menurut dhamma, tanha terbagi 3: kamatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. Kita senantiasa terlahir kembali karena tidak 'memadamkan' tanha tersebut.

Menurut definisi anda, 'tanha = kefanatikan', berarti boleh dibilang semua makhluk yang masih terlahir kembali, adalah orang-orang fanatik?


Quote
IMO kalau kemelekatan itu sudah berlebihan bahkan ekstrim di mana tindakan diskriminatif-nya semakin terlihat

Quote
IMO Diskriminasi->suatu pembedaan perlakuan antara satu dgn lain yg dipengaruhi RASA (SUKA atau TIDAK SUKA)
jadi akan ada ketimpangan/ketidakadilan perlakuan
OK.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #57 on: 20 October 2012, 01:28:55 PM »
IMO tanha=kefanatikkan

dengan kata lain, semua manusia yg belum Arahat adalah fanatik? dengan kata lain lagi, semua manusia di dunia ini adalah fanatik. apakah begitu?

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #58 on: 20 October 2012, 02:25:29 PM »
Menurut dhamma, tanha terbagi 3: kamatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. Kita senantiasa terlahir kembali karena tidak 'memadamkan' tanha tersebut.
Menurut definisi anda, 'tanha = kefanatikan', berarti boleh dibilang semua makhluk yang masih terlahir kembali, adalah orang-orang fanatik?

dengan kata lain, semua manusia yg belum Arahat adalah fanatik? dengan kata lain lagi, semua manusia di dunia ini adalah fanatik. apakah begitu?

[at] keduanya
IMO begitu, tergantung kadarnya

IMHO kalau melakukan PRAKTEK DHAMMA maka kadarnya makin RENDAH dan bahkan menjadi NIHIL
Dhamma di sini tentunya Dhamma Yang Sejati, BUKAN Dhamma yg masih dipengaruhi RASA SUKA atau TIDAK SUKA
ini yg menurut saya sangat sulit, bisa terjadi spt ibarat pepatah ini: "keluar kandang buaya, masuk kandang singa"

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #59 on: 20 October 2012, 02:40:32 PM »
fanatik saya pikir lebih cocok diartikan sebagai percaya dan yakin yang membabi buta
karena dia melihat/membaca sesuatu yang diyakininya benar lalu diluar yang dipercayainya adalah salah
tidak ada tenggang rasa pada dirinya,
nantinya bila apa yang diyakininya terbukti salah pun ia akan tetap yakin
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline tuesday

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 25
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #60 on: 20 October 2012, 03:31:03 PM »
Sang Buddha memberikan nama alternatif untuk Jalan Mulia Berunsur Delapan, majjhima patipada, yang berarti 'Jalan Tengah.' Ini adalah nama yang sangat penting karena memberitahu kita bahwa tidak cukup hanya mengikuti Sang Jalan, tetapi kita harus mengikutinya dengan cara tertentu. Orang-orang dapat menjadi sangat kaku tetang aturan dan praktek keagamaan dan berakhir menjadi benar-benar fanatik. Dalam Buddhisme aturan-aturan harus diikuti dan praktek dilakukan dengan seimbang dan selayaknya yang menghindari ekstrimisme dan berlebihan. Sebuah petuah Romawi kuno 'Secukupnya pada semua hal' dan Buddhis menyetujui ini sepenuhnya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah saya seorang FANATIK ?
« Reply #61 on: 20 October 2012, 04:13:09 PM »
fanatik saya pikir lebih cocok diartikan sebagai percaya dan yakin yang membabi buta
karena dia melihat/membaca sesuatu yang diyakininya benar lalu diluar yang dipercayainya adalah salah
tidak ada tenggang rasa pada dirinya,
nantinya bila apa yang diyakininya terbukti salah pun ia akan tetap yakin

IMHO KEFANATIKAN->KEMELEKATAN pada RASA yg masuk melalui PANCA INDERA plus INDERA PIKIRAN (menjadi sebuah GAGASAN)
otomatis ketika KEMELEKATAN itu sudah pada TARAF EKSTRIM (FANATIK) maka TIDAK ada lagi TENGGANG RASA thd yg lain/beda
jadi DASAR/LANDASAN KEMELEKATAN adalah RASA BUKAN NALAR apalagi KEBIJAKSANAAN

berkenaan dgn gagasan, ini yg paling sulit dibedakan apakah menggunakan rasa atau murni nalar
cmiiw, cluenya di abhidhamma kehadiran citta selalu disertai cetasika salah satunya vedana (perasaan)
(kalau terlalu berat, cukup pahami saja semampu yg bisa dipahami)

 

anything