mengenali tuhan yang makan rumput
Ibrahim, seorang kakek tua yang shaleh dan rajin beribadah, menyembah Tuhan yang esa. kendatipun begitu, semua tetangganya beragama atheis. setiap hari, Ibrahim di olok-olok oleh tetangganya, katanya "Ibrahim, kenapa kau berjunkat jungkit di dalam tempat ibadah setiap hari untuk menyembah tuhan yang tidak kau lihat? apakah kau menyembah angin? "
Ibrahim menjawab, seperti jawaban sayidina Ali kepada orang Yahudi, "Demi Allah, aku tidak akan menyembah tuhan yang tidak aku lihat."
tetangganya berkata lagi, "Tuhan itu tidak ada, kok kamu bersikukuh ada?"
atau mereka berkata, "jika tuhan memang ada, coba pekenalkan padaku, aku ingin melihat wujudnya!"
atau mereka berkata, "Tuhan itu hanya ada dalam khayalan mu."
atau mereka bertanya, "jika kamu bisa melihat tuhan, kenapa kami tidak melihat tuhan?".
atau mereka berkata, "apa gunanya tuhan bagimu, apa yang telah diperbuat tuhan terhadap mu, mengapa tuhan perlu menciptakan makhluk dan siapa yang menciptakan tuhan?"
semua tetangganya, bisa mengarang 1001 pertanyaan untuk mengolok-olok Ibrahim.
suatu hari, Ibrahim membawa seekor kerbau ke dalam kumpulan orang-orang atheis itu. dia bertanya kepada mereka, "apakah kalian mengatakan bahwa tuhanku itu tidak ada?"
"ya" jawab mereka.
"dan kalian berkata, bahwa tuhanku tidak nyata, tidak berwujud, tidak dapat kalian lihat, dan hanya dianggap sebagai khayalanku saja. benarkah?"
"ya" jawab mereka.
"Apakah kalian ingin aku memperlihatkan wujud tuhan kepada kalian?" tanya Ibrahim.
"ya" jawab mereka.
lalu Ibrahim mendorong kerbau itu ke arah mereka. "ini adalah tuhanku. kalian bisa melihat wujudnya dan bisa menyentuhnya"
semua orang tertawa-tawa, "Ibrahim makin gila, masa kerbau disebut tuhan?"
"kalau bukan kerbau, lantas apa yang harus aku sebut tuhan?" tanya Ibrahim.
"gak ada. gak boleh ada yang disebut tuhan, karena tuhan itu memang tidak ada."
ibrahim berkata, "dan kenapa kalian melarang aku menamai kerbauku dengan "tuhan" ?" tanya Ibrahim lagi.
"sebab itu kerbau, bukan tuhan."
"sudah 3 tahun aku menamai kerbau ini dengan nama "tuhan", tidak ada seorangpun yang dapat mencegahku menyebutnya tuhan." jawab Ibrahim. "tidak ada makhluk lain yang aku sebut tuhan, kecuali kerbau ini. sekarang saya tanya, apakah kalian telah melihat tuhan?"
"tidak", jawab mereka. "tuhan itu tidak ada dan tak pernah ada."
"oh..berarti kerbau ini tidak kelihatan oleh kalian." lalu Ibrahim membawa kerbau tersebut pulang.
di rumah, si nenek yang mendengar kelakuan suaminya menegur si kakek. "kakek, kenapa kakek lancang dengan menamai kerbau ini dengan "tuhan" ?"
Ibrahim menjawab, "ini untuk menguji akal dan mata mereka. Jika kerbau sebesar ini tidak dapat mereka lihat, itu artinya mata mereka buta. padahal mereka melihat tuhan (kerbau ini), tapi mereka menyatakan tuhan tidak ada, maka yang buta adalah akal mereka. kalau begitu, bagaimana akal mereka bisa mengenali Tuhan sebagai "Yang Ada", sedangkan untuk mengenali tuhan yang makan rumput saja, mereka tak sanggup. tak penting bagi kita untuk membuat mereka pintar. yang penting, kita telah menguji, apakah mereka itu orang-orang berakal atau tidak. sesungguhnya, kita tidak akan mengikuti agama orang-orang yang tidak berakal."