Mas-mas sekalian, marilah kita jujur kepada diri sendiri, bila tidak suka dengan tindakan missionaris kr****n katakan saja tidak suka, itu adalah hal yang wajar dan manusiawi (karena kita masih memiliki akar dosa).
Seseorang mungkin nampak berjiwa besar dengan membantah rasa tidak suka yang timbul dalam dirinya sendiri, tetapi disisi lain ia juga tidak jujur bila membantah rasa tidak suka tersebut.
Tetapi mengatakan dengan jujur bahwa ia tak suka dan kemudian menganjurkan orang lain memaafkan itulah yang saya anggap berjiwa besar yang jujur pada diri sendiri.
Jadi kesimpulannya adalah: missionaris kr****n menyebalkan dan terkadang mereka ignorance adalah suatu fakta, kasihan dan juga sebal melihat ke-ignorance-an mereka juga fakta lainnya.
Menurut saya jalan terbaik adalah meng-counter mereka dengan kitab suci mereka sendiri, supaya mereka jangan balik lagi, ini adalah jalan yang lebih baik untuk mencegah rasa sebal (dosa) kita jangan timbul lagi, bila tidak demikian maka mereka akan terus kembali lagi membangkitkan dosa kita.
Ingatlah bahwa dosa timbul oleh karena ada sebab, dan bila timbul akan menimbulkan karma buruk, oleh karena itu harus kita cegah supaya sebab itu jangan timbul.
Bro truth lover, saya juga tidak bilang agar kita menikmati diceramahi ajaran agama lain ataupun bengang-bengong saja kalau orang yang tidak mengerti menghina Ajaran Buddha. Yang saya katakan adalah jangan sampai kemarahan dan kebencian timbul. Saya memang tidak tahu motivasi masing-masing dalam belajar "agama", tetapi rata-rata setuju adalah untuk mencari kedamaian bathin.
Juga dalam berdebat dan menolak ajaran lain, bersikaplah yang baik, sehingga kita pun tidak dapat dipersalahkan. Sekarang misalnya ada umat lain "maksa-maksa" masuk agamanya dengan cara menjelekkan agama kita, kemudian kita balas kembali kejelekan agamanya, kesalahan kitab sucinya, kejanggalan doktrin, dll, lalu apa bedanya kita dengan mereka? Kalau ada pihak ke tiga yang melihat, maka mereka akan melihat dan menilai: "oh... ternyata Buddhis juga sama saja tukang jelekin agama orang lain." Dengan begitu kita telah bertanggung jawab atas reputasi buruk Umat Buddha.
Suatu kali sedang diskusi tentang kebaikan dalam Kekr1stenan dan saya menyetujui memang banyak kebaikan yang diajarkan. Kemudian setelah saya setuju, maka saya diajak masuk Kr1sten (waktu itu saya belum mengenal Ajaran Buddha) dan saya balik bertanya, "menurutmu, kebaikan nyata apa yang bisa dilakukan hanya oleh orang Kr1sten dan bukan orang non-Kr1sten? Di dalam dokrin Kr1sten juga dikenal 7 buah roh. Manakah dari 7 buah roh tersebut yang tidak bisa ditemukan dalam orang non-Kr1sten dan hanya ada pada orang Kr1sten?"
Orang itu hanya senyum-senyum dan akhirnya pun mengakui bahwa tidak ada hal demikian.
tergantung gaya bicara dan cara bicara bagaimana disebut mencounter dan tidak mencounter tetapi mengajar......
kalau kita mengkritik secara kasar, misalkan mengenai konsep mereka jelas kita telah menghina.....
jujur saja tergantung mental dan itu diri sendiri ygtahu.
misalkan cara kaiyin balik bertanya, entah ingin tahu atau ingin melawan, tentu tidak di anggap dari pihak kr1sten menghina setidak nya lawan diskusi juga mendapat masukan.
kalau ketemu orang kr1sten sah-sah saja mendengar ajarannya tapi.....kalau bisa mari kita juga membuddha-kan
selama ini, gw baru membuddha-kan 1 orang, teman gw dari pentakost4, ke buddha.
tentu nya ga pakai kekerasan loh.
jujur membuddha-kan orang ga gampang, mesti di beri pengertian apalagi mengenai 4KM....mengenai objek Asubha, meditasi, dan tentang Tuh4n, karena kemelekatan dari kecil bahwa sosok maha kuasa telah ada itu sulit di lepas.