//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n  (Read 17402 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline carinex

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 4
PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« on: 04 January 2010, 12:46:05 PM »
PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n

Penulis : Amarasiri Weeraratne, Ceylon

 

Terjemahan dari :
Influence of Buddhism on Christianity,
dalam ‘Voice of Buddhism’ Vol. 5 No.2, June 1968.

Dalam buku The Pagan Source of Christianity, Edward Carpenter menerangkan bagaimana Mithraisme atau kepercayaan-kepercayaan kuno kepada Dewa Matahari mempengaruhi dogma dan ajaran-ajaran kr****n. Dalam The Source of Christianity, Kwaja Kamal Udin, Imam masjid London menerangkan dengan jelas bagaimana doktrin-doktrin Bunda Perawan, Penyaliban untuk menyelamatkan dunia, Kebangkitan pada hari ketiga dan penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus diambil dari kepercayaan kuno kepada Dewa Matahari. Tidak hanya ini, tetapi juga tanggal-tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus diambil dari Mithraisme.

Agama kr****n didirikan di atas paham-paham yang ada dan dapat berterimakasih atas penghancuran perpustakaan Alexandria yang memiliki bukti-bukti yang nyata mengenai dasar-dasar agama tersebut. Agama kr****n memang tumbuh dari agama-agama yang lebih dulu, lebih tua dan lebih superior. Paham Logos berasal dari Neo Platonisme, paham Tuhan dari Judaisme, Baptisme dari Essenes, Komuni dari Zoroastrianisme dan Juru Selamat Dunia dari Paganisme….dan misteri-misteri hampir seluruhnya diambil ke dalam agama kr****n.

Dalam peniruan dari agama-agama yang lebih tua agama kr****n dalam kitab Amsal mengutip beberapa pasal kata demi kata dari tulisan-tulisan orang bijaksana Mesir Amenemopa. “Surat-surat Paulus” berasal dari versi-versi Samaria yang bersumber dari versi-versi Sansekerta mengenai Deva Bodhisattva. Bangsa Yahudi memiliki kitab Daniel dari buku-buku Zoroaster dan demikian juga kitab Wahyu merupakan pengetahuan yang telah dikenal pada masa sebelum kr****n dan mempunyai hubungan dengan tulisan-tulisan Zoroaster.Keempat Injil dan sebagian percakapan-percakapan merupakan penyajian kembali dalam bentuk lain dari keempat fase kehidupan Buddha (Marie Harlowe, Michigan USA).

Dalam artikel ini bukan maksud saya untuk meninjau semua sumber agama kr****n, melainkan pengaruh agama Buddha yang ada hubungannya dengan agama kr****n. Telah dikenal bahwa agama Buddha merupakan agama missionary yang pertama di dunia. Ketika dapat mengumpulkan 60 orang Arahat, Buddha mengutus mereka untuk pekerjaan missi dengan kata-kata, “Mengembaralah, oh para Bikkhu, untuk kesejahteraan dunia…” dan seterusnya. Berbeda dengan Yesus, yang ketika Ia hidup tidaklah menginginkan ajarannya dibawa keluar dari bangsa Yahudi. Ia berkata kepada murid-muridnya : “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 10 : 5-6). Tetapi setelah kebangkitannya di hadapan murid-muridnya Ia berkata : “Jadikanlah semua bangsa muridku”. Hal ini berbeda dengan apa yang dikatakannya ketika Ia hidup.

Dalam mewartakan agama Buddha, missionaris-missionaris Buddha sudah aktif sejak dari awal mula. Konferensi ( konsili ) Agung Sangha ketiga yang diadakan di Pataliputra, 250 tahun setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana, memutuskan untuk menyiarkan agama Buddha ke seluruh dunia. Demikianlah di bawah Kaisar Asoka, berbagai delegasi dhammaduta diutus ke pelbagai negara barat dan timur. Di barat, Alexandria di Mesir dan lima negara Yunani di Asia kecil disebutkan dalam Inskripsi Raja Asoka, juga dalam Mahavamsa.

Alexandria di Mesir yang disebutkan di situ adalah kota kedua dalam Kekaisaran Romawi. Kota tersebut merupakan pusat kebudayaan di dunia barat pada abad kedua sebelum Masehi. Separuh kapal-kapal dagang pada zaman itu berlabuh di pelabuhan kota. Tidak hanya sebagai pusat perniagaan tetapi juga sebagai pusat kebudayaan tempat barat dan timur bertemu. Di kota kosmopolitan ini, sarjana-sarjana dari daerah sekitarnya berkumpul untuk mendiskusikan filsafat dan ilmu pengetahuan. Mereka menggunakan fasilitas perpustakaan Alexandria yang termashyur itu yang memiliki perbendaharaan pengetahuan yang berharga.

Di sini sejumlah pengaruh agama Buddha datang melalui misionaris-missionaris Asoka, pengetahuan mengenai agama Buddha dan buku-buku yang dipengaruhi agama Buddha tersedia untuk sarjana-sarjana ini. Clement dari Alexandria (abad ke-2) menyebut-nyebut agama Buddha, Jain dan Brahmana dalam tulisannya. Ia menyebut nama Buddha. Pendeta Inge dalam tulisannya juga menyebutkan fakta-fakta yang sesuai bahwa Alexandria adalah tempat belajar dan pusat kebudayaan pada abad kedua Masehi. Di sini, dalam perpustakaan Alexandria inilah penulis-penulis Injil memperoleh pengetahuan tentang agama Buddha dan paham-paham Buddha yang menjadi latar belakang tulisan-tulisan mereka.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bilamana Injil-injil ditulis dan oleh siapa? Cukup bertentangan dengan pendapat umum, Injil-injil menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bukanlah ditulis oleh mereka. Tidak ada bukti-bukti di dalam Injil-injil berkenaan dengan pengarangnya, kecuali dalam Injil Yohanes. Injil terakhir yang penuh dengan paham-paham Theologis yang berbeda dengan ajaran-ajaran Etika yang terdapat dalam ketiga Injil lainnya. Ini merupakan Injil yang diduga oleh para ahli sebagai hasil karya seorang Theolog yang lebih belakangan. Faustus seorang Manichean abad ketiga menyatakan : Tiap orang mengetahui bahwa Injil-injil bukanlah ditulis oleh Yesus Kristus ataupun oleh murid-muridnya sendiri, melainkan lama setelah mereka dan dipengaruhi oleh tradisi-tradisi ditulis oleh orang-orang yang mengetahui serta menduga bahwa tulisan-tulisan mereka tidaklah akan diterima oleh karena bukanlah datang dari observasi mereka sendiri. Oleh karena itu mereka menempatkan sebagai tradisi nama rasul-rasul pada masa itu.

Bahkan Augustine kepala gereja pada masa awal meyatakan, “Hal-hal yang sekarang dikenal sebagai agama kr****n muncul diantara agama-agama… maupun yang sudah ada sebelum agama kr****n muncul”. Hal ini menerangkan bagaimana ajaran-ajaran dan kepercayaan-kepercayaan dari agama-agama sebelum kr****n berkorporasi menjadi agama kr****n.

Keempat Injil ditulis pada masa pertengahan kedua abad kedua Masehi. Pada waktu itu semua murid Yesus telah meninggal. Karena Yesus menjanjikan kedatangannya yang kedua dan datangnya akhir zaman dalam waktu dekat, yaitu dalam masa hidup murid-muridnya, maka tidaklah dipikirkan untuk mencatat Injil atau yang diajarkan Yesus. Tetapi setelah murid Yesus yang terakhir bertahan Yohanes meninggal pada usia 120 tahun, ternyata ramalan Yesus tidak tergenapkan. Mereka kemudian menduga bahwa kedatangannya yang kedua baru akan terjadi nanti pada suatu waktu yang jauh.

Setelah gereja tumbuh dan berpengaruh dengan diangkatnya menjadi agama negara dari Kekaisaran Romawi, maka menjadi perlu untuk menulis Injil-injil dan kitab-kitab suci agama kr****n lainnya. Sampai waktu itu Perjanjian Lama, kitab suci bangsa Yahudi melayani kebutuhan agama kr****n. Sejak waktu itulah muncul sejumlah besar tulisan-tulisan suci sebagai Injil-injil dan surat-surat.

Lukas pada permulaan Injilnya, menyebutkan adanya banyak Injil. Ini merupakan sindiran terhadap 49 Injil yang semuanya mengaku otentik yang ada pada waktu itu. Bahkan surat Petrus yang kedua dalam Perjanjian Baru sekarang ini dikenal sebagai hasil karya seorang penulis yang memakai nama murid Yesus yang dihormati itu. Pengikut-pengikut Marcion menyatakan bahwa Injil Lukas merupakan saduran dari Injil yang ditulis oleh Marcion dengan hiasan-hiasan dan tambahan-tambahan.

PERJANJIAN BARU

Dari kekacauan ini Perjanjian Baru yang ada itu diseleksi dan disusun oleh Konsili yang diketuai oleh Paus di Damascus pada tahun 382 setelah Masehi. Ini kemudian disahkan oleh Konsili di Karthago dan kitab-kitab palsu yang dikenal sebagai ‘The Sunday Afternoon Literature of The Early Church’ tidak dipakai lagi. Sejak saat itu tidak ada lagi kontroversi mengenai siapa yang autentik.

Tidak hanya Marcionisme tetapi juga Therapeutae, Essenes dan Gnostic adalah sekte-sekte kr****n yang sudah ada sebelum kristalisasi Gereja Katholik. Semua sekte ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Buddha. Peraturan dan upacara penahbisan dilahirkan dari pengaruh agama Buddha. Mendiang pendeta Menzil berpendapat tanpa ragu-ragu bahwa upacara-upacara dan ritus-ritus Therapeutae berasal dari missionaris-missionaris Buddha Asoka yang datang ke Mesir. Kata Therapeutae sendiri berasal dari bahasa Pali Theraputta yang merupakan istilah bagi rahib Buddha terutama Samanera, Juga doktrin Essenes merupakan campuran antara Judaisme dan ajaran–ajaran Buddha yang dapat dilihat dari pandangan mereka mengenai keselamatan melalui perkembangan 8 Tingkatan sesuai dengan 8 Jalan Utama dari agama Buddha.

Basilides, Bardesanes, Corpocretes, Marcion dan Valentinus adalah guru-guru Gnostic yang agung yang hidup sebelum terbentuknya Gereja Katholik. Mereka merupakan orang-orang terpelajar yang mempelajari ajaran-ajaran agama dari Timur dan Barat. Pengetahuan mereka mengenai paham-paham Buddha diteruskan kepada pengikut-pengikut mereka dan kepada agama kr****n yang datang setelah mereka. Gnostic percaya akan Karma dan Kelahiran Kembali, yang menjelma sebagai doktrin kr****n dalam pekerjaan suci mereka Pistis Sophia yang artinya Love and Wisdom – Karuna dan Panna (kasih dan kebijaksanaan), dua sifat dasar yang ditekankan di dalam agama Buddha.

Bahwa penulis-penulis Injil mengambil paham-paham agama yang mereka peroleh dari perpustakaan Alexanderia dapatlah dimengerti bila kita melihat adanya persamaan-persamaan antara kehidupan Buddha dan Yesus. Bahan-bahan lebih lanjut yang diambil dari kitab-kitab suci agama Buddha akan menguatkan pendapat ini.

Marilah kita memeriksa cerita-cerita tentang kehidupan Buddha dan Yesus. Nyanyian-nyanyian dan puji-pujian oleh para Malaikat pada waktu kelahiran Yesus mengingatkan kepada nyanyian-nyanyian oleh para Dewa pada waktu kelahiran pangeran Siddharta. Sebagaimana ditunjukkan oleh Vasilijev, kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) telah dinubuatkan oleh para ahli ramal karena munculnya Bintang Bunga di atas Horizon. Peristiwa ini sesuai dengan Bintang Bethlehem. Lalita Vistara menyebutkan bahwa para dewa menyembah di hadapan bayi Bodhisattva. Injil menyebutkan bahwa orang-orang Majus menyembah di hadapan bayi Yesus.

Baik ibu Buddha maupun ibu Yesus melahirkan putera mereka dalam perjalanan. Sebatang cabang Sal terikat di atas kepala bayi Bodhisattva. Setangkai daun Palm terlihat diatas kepala bayi Yesus dalam lukisan Voltaire di perpustakaan Born. Sebagaimana disebutkan dalam Asvaghosa Buddhacarita, Bodhisattva yang belum dilahirkan terlihat transparant dalam rahim ibunya. Seni abad pertengahan melukiskan Maria dalam model ini.

Menurut ceritera tradisional Tiongkok, raja Bimbisara diperingatkan terlebih dahulu akan kelahiran Bodhisattva dan dinasehati untuk menggunakan tentaranya membunuh sang pangeran. Disebutkan bahwa raja menolak nasehat tersebut. Herodes disebutkan telah memerintahkan untuk membunuh semua anak di bawah usia 3 tahun dengan maksud untuk membunuh Yesus. Sama sekali tidak ada bukti sejarah mengenai pembunuhan bayi-bayi tersebut baik dari catatan-catatan Yahudi maupun Romawi dan seluruh ide ini merupakan mitos yang diambil dari legenda Mahayana.

Empat dewa pengasuh menyambut bayi Bodhisattva yang baru lahir. Empat raja dari Timur mengunjungi bayi Yesus di Bethlehem. Pangeran muda Siddharta adalah seorang murid yang brilliant dan ahli debat yang cakap. Sesuai dengan ini Yesus pada umur dua belas tahun digambarkan sebagai ahli debat yang cakap, yang berdebat dengan alim-ulama atau rabi-rabi Yahudi terpelajar di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem. Hal ini tidak mungkin, karena bukanlah kebiasan rabi-rabi yang terpelajar ini untuk menghibur ataupun berdebat dengan anak-anak di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem.

Cobaan terhadap Yesus oleh setan diambil dari cobaan Mara terhadap Bodhisattva. Menurut cerita tradisional Mahayana Bodhisattva berpuasa 49 hari setelah Ia mencapai penerangan. Serupa dengan ini Yesus berpuasa 40 hari. Setelah mengalahkan Mara Buddha memproklamasikan ajaran-ajarannya ke dunia. Dhammanya disebut ‘Subbhas**ta’ yang artinya berita baik, kata ‘Injil’ juga berati ‘berita baik’. Cerita tradisional Mahayana menyebutkan bahwa Bodhisattva dibawa ke puncak gunung diperlihatkan sebuah kota yang amat indah di bawahnya dan dijanjikan jabatan raja jika Ia menurut kepada Mara. Sesuai dengan ini kita temukan dalam Injil cerita tentang cobaan terhadap Yesus.

Banyak tokoh pertapa, brahmana maupun para dewa memberikan kesaksian atas penerangan sempurna Sang Buddha. Yesus mempunyai seorang Yohanes Pembabtis, seorang nabi kharismatik yang memberi kesaksian bahwa “Terang” itu telah datang. Ketika Bodhisattva meningalkan cara hidupnya yang keras dan makan, pertapa-pertapa temannya menyebutnya sebagai orang yang rakus. Orang-orang yang melihat Yesus makan dan minum sesuka hati menyebutnya sebagai orang yang lahap dan peminum. Buddha mencuci kaki seorang rahib sakit yang mengibakan hati, serupa dengan ini Yesus membasuh kaki murid-muridnya.

Dharmapada Tiongkok menyebutkan bahwa Buddha berjalan di atas air. Juga disebutkan bahwa salah seorang muridnya yang bernama Punna berjalan di atas gelombang-gelombang dan meredakan angin ribut di laut untuk menolong para pelaut yang berada dalam keadaan bahaya. Petrus disebutkan dalam injil mencoba perbuatan ini, tetapi Ia mulai tenggelam dan ditolong oleh Yesus. Disebutkan pula Yesus menghardik angin ribut dan gelombang di sebuah danau.

Buddha disebutkan seolah-olah telah turun dari surga di Sankassa. Injil-injil menyebutkan seolah-olah Yesus tampak dalam serombongan Malaikat surga untuk memuliakannya. Ketika gajah Nalagiri yang ganas menyerang Buddha, semua murid-muridnya lari kecuali Ananda. Semua murid-murid Yesus lari ketika Ia ditangkap di Getsemani. Diantara murid-murid Buddha, Devadatta yang tidak setia. Yesus mempunyai Yudas Iskariot yang menghianatinya.

TIDAK ADA SESUATU YANG BARU YANG DISEBUTKAN

Menurut Injil-injil terjadi kegelapan antara pukul dua belas hingga pukul tiga setelah Yesus disalibkan. Tidak ada penulis Romawi, sejarahwan ataupun penulis Yahudi yang pernah menyebutkan peristiwa tersebut. Yesus hidup dalam sejarah dan zaman di mana penulis-penulis Romawi telah mencatat dengan sangat teliti sekali semua fenomena-fenomena alam yang mereka observasi seperti gempa bumi, meteor, gerhana, komet, bintang-bintang dan sebagainya. Tidak ada sesuatupun yang disebutkan mengenai peristiwa yang tidak seperti biasanya ini. Gibbon dalam ‘Decline and Fall of The Roman Empire’ mengomentari anomali ini dengan sebuah sarkasme. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa cerita mengenai kegelapan ini diilhami oleh kejadian serupa dalam cerita tradisional Buddhis ketika Buddha mencapai Maha Parinibbana.

Pengaruh agama Buddha terlihat lebih lanjut dalam ajaran kr****n. Ajaran-ajaran Buddha dalam bentuk tersamar ditemukan dalam Injil-injil sebagai doktrin kr****n. Tidak ada sesuatu yang baru dalam ajaran-ajaran Yesus yang tidak ada dalam agama-agama sebelumnya.

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi”. Adalah pernyatan kembali dari kata-kata Buddha “Akkodena jinekodam, asadum sadune jine”. Dalam Mahayana Sutra disebutkan “Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin mereka memperlakukan kamu”. Ini diajarkan sebagai ajaran emas Yesus dalam agama kr****n. Kata-kata Buddha. ‘Yadisam vapate bijam tadisam harate phalam’ menjelma menjadi ‘hukum tabur-tuai’ dalam ajaran kr****n.

Perumpamaan-perumpamaan Buddhaghosha juga telah mempengaruhi penulis-penulis Injil. Buddhaghosha menyebutkan bahwa dengan melihat seorang wanita dengan nafsu, kehidupan seorang Brahmacari telah ternoda. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berjinah dengan dia di dalam hatinya. “Orang buta menuntun orang buta” di dalam Injil diambil dari Lalita Vistara.

“Berilah kepada orang yang meminta kepadamu” adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha “Dajja appasminhi yachito”. “Air sejuk secangkir” ditemukan dalam terjemahan ke dalam bahasa Tionghoa dari Mahayana Sutra ‘Ta Tan Yan Kiu Lu’.

Murid-murid Yesus yang dikatakan sebagai orang yang tidak percaya kepada Karma dan kelahiran kembali ditunjukkan dalam cerita tentang orang yang buta sejak lahir dan bertanya apakah keadaannya disebabkan oleh dosa-dosa sendiri atau dosa-dosa orang tuanya. Terdapat kejadian yang serupa dalam Saddharma Pundarika Sutra, dimana di dalamnya disebutkan bahwa orang yang dilahirkan buta sejak lahir karena sejumlah akusala kamma yang dibawanya. Yesus menunjukkan fakta bahwa apa yang masuk ke dalam mulut tidak dapat menajiskannya adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha dalam Amagandha Sutra. Ajaran kr****n untuk memberikan pipi kanan kepada orang yang menampar pipi kiri diambil dari nasehat Buddha kepada Punna sebelum Ia berangkat ke Sunaparanta. "Janganlah memukul setelah dipukul", Buddha berkata pada kesempatan itu.

Lagi-lagi dalam perumpamaan Yesus kita melihat pengaruh paham-paham Buddha. “Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu”. Lambang suci agama Buddha Mahayana adalah permata dari mutiara. Sastra agama Buddha Tiongkok menyebutkan bahwa seorang yang telah menemukan mutiara yang sangat berharga (kebijaksanaan) melemparkannya kembali ke dalam laut, setelah Ia bertekad mengeringkan laut untuk mendapatkannya kembali.

Buddha dalam menunjukkan kebajikan membandingkannya dengan benih-benih yang ditaburkan di atas tanah subur. Dalam sebuah stanza “Saddha bijam tapo vutti”, Buddha membandingkan dirinya sendiri sebagai penabur dan pembajak. Demikian pula terdapat perumpamaan yang terkenal tentang seorang penabur dalam ajaran kr****n. Persembahan seorang janda miskin diambil dari hal yang serupa di dalam Kalpana Manditika. Rumah yang didirikan diatas pasir diambil dari Lalita Vistara. Cerita tentang Yesus meminta air kepada seorang wanita diambil dari cerita serupa tentang Ananda.

Banyak lagi yang dapat dibicarakan dalam hal ini. Fakta-fakta yang disebutkan di atas akan memberikan pengetahuan bagaimana jauhnya pengaruh agama Buddha dalam membentuk Injil-injil agama kr****n. Dapat disebutkan bahwa perpustakaan Alexandria telah dimusnahkan oleh sekelompok orang-orang kr****n yang fanatik di bawah pimpinan seorang Uskup pada tahun 391 setelah Masehi. Sejak itu sumber-sumber dari mana penulis-penulis kr****n memperoleh pengetahuan mereka mengenai agama-agama lain telah musnah dari dunia ini. Akhirnya saya dapat menceritakan bahwa Bodhisattva telah dinyatakan suci oleh gereja Katholik sebagai Santo Josaphat. Max Muller mengomentari hal ini dan mengatakan bahwa guru Kapilavastu itu telah dihormati oleh Gereja Katholik dengan menjadikannya seorang Santo.

Seseorang yang membaca cerita Santo Josaphat akan segera menemukan bagaimana cerita Bodhisattva’s Great Renunciation tersebar ke barat dan menimbulkan kegaguman dari orang beragama di barat.

“Agama kr****n seperti sebuah sungai yang mengaliri daerah yang amat luas. Di banyak titik dengan nyata ia memperlihatkan infiltrasi dari paham-paham timur”, Bardesanes, guru Gnostik yang terakhir mengakui pengaruh ajaran-ajaran agama Buddha.

 

Sumber : internet (http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=1438&multi=T&hal=0&hmid=)
« Last Edit: 04 January 2010, 12:47:53 PM by carinex »

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #1 on: 04 January 2010, 01:49:44 PM »
 :-? :-? :-? wah ternyata nyontek ya si k :-? :-? :-?
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Kitaro Kurosaki

  • Teman
  • **
  • Posts: 63
  • Reputasi: 0
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #2 on: 05 January 2010, 12:06:41 PM »
nyontek aja sih gak apa-apa...

tapi udah nyontek... menjelek-jelekkan pula tuh... dan mengatakan bahan contekannya itu gak benar... he3x pokoknya lucu-lucu deh si k ini...

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #3 on: 05 January 2010, 02:33:50 PM »
Biar kelihatan mirip2 sama, tetap aja saya pilih Buddha Dhamma..  _/\_

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #4 on: 06 January 2010, 09:41:23 AM »
Biar kelihatan mirip2 sama, tetap aja saya pilih Buddha Dhamma..  _/\_
satuujuuuh ;D ;D ;D ;D
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #5 on: 06 January 2010, 09:55:48 AM »
sengaja nyontek untuk membelokan sekaligus mengkarestinisasi.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #6 on: 06 January 2010, 10:14:33 AM »
keren.. :P
...

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #7 on: 06 January 2010, 10:19:27 PM »
gw udah pernah denger dari temen gw (muslim), dan gw tanya ama guru agama gw. malah gw di keluarin dari pelajaran agama..

untung, pas UAN ndak ada pelajaran agama hehehe

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #8 on: 06 January 2010, 10:26:41 PM »
... emangnya tanya gemana?
...

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #9 on: 06 January 2010, 10:51:01 PM »
dimana2 versi original lebih mantab

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #10 on: 07 January 2010, 10:40:22 AM »
gw udah pernah denger dari temen gw (muslim), dan gw tanya ama guru agama gw. malah gw di keluarin dari pelajaran agama..

untung, pas UAN ndak ada pelajaran agama hehehe
... emangnya tanya gemana?
iya ne penasaran g mang tanya apa?
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #11 on: 07 January 2010, 10:54:49 AM »
Coba kunjungi halaman ini juga => http://www.jes*sneverexisted.com/buddha.html

Tumbuh-kembangnya Dhamma (Ajaran Buddha) yang dibabarkan oleh Buddha Gotama sangat besar. Setidaknya, Agama Hindu memiliki "hutang budi abadi" dari Agama Buddha. Agama Buddha banyak memberi kontribusi dan membantu perkembangan (r)evolusi Brahmanisme menjadi agama solid bernama Hinduisme.

Agama Buddha sendiri di kemudian hari setelah mangkatnya Sang Buddha pun terbagi menjadi 2 aliran besar. Aliran Mahayana memberi dampak yang cukup besar bagi terbentuknya Agama kr****n. Agama Islam sendiri sebenarnya mengandung fondasi dasar Agama Hindu dalam skala kecil; dan jauh sebelumnya Agama Buddha juga pernah berkembang di Tanah Arab.

Yesus mungkin memang pernah lahir di dunia ini. Tapi banyak kisah-Nya dan cerita-cerita di Alkitab yang disusun dengan mengadopsi sumber-sumber lain. Believe it or not? :)

Spoiler: ShowHide
Ket:
tanda * perlu diganti dengan huruf "u"
« Last Edit: 07 January 2010, 11:02:06 AM by upasaka »

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #12 on: 07 January 2010, 11:00:33 AM »
^
thx bro upasaka g buka dl d webnya ;D
grp dah :D
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #13 on: 07 January 2010, 11:03:25 AM »
^
thx bro upasaka g buka dl d webnya ;D
grp dah :D

Thanks. :)

Karena ada automatically-cencor di Forum DhammaCitta, nama web itu kurang lengkap. Buka spoiler untuk keterangan lebih lanjut.

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #14 on: 07 January 2010, 11:34:35 AM »
pantes ga bs dr tadi ;D ;D ;D
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #15 on: 07 January 2010, 08:07:11 PM »
gw banyak bertanya pas pelajaran agama. tapi yang buat gw di keluarin, pertanyaannya seperti ini, mungkin ada yang kurang dari ini. udah lama banget soalnya

apakah di agama ini, ndak ada khas tersendiri. karena, saya baru denger dari temen saya, ternyata agama ini banyak mengambil beberapa kutipan dari ajaran agama lain.
kalo lah, agama ini paling bener, kenapa harus mengkutip dari agama lain? kalo paling sempurna, kenapa tidak menyebut agama2 yang pertama tumbuh di dunia, sebagai jembatan manusia mengenal agama?
dan setau saya, agama Islam lah, agama yang paling terakhir, dan di dalam Al-Qur'an, tertulis bahwa agama lain sebagai jembatan manusia mengenal Tuhan..

kurang lebih gitu deh pertanyaannya..

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #16 on: 08 January 2010, 05:28:28 PM »
gw banyak bertanya pas pelajaran agama. tapi yang buat gw di keluarin, pertanyaannya seperti ini, mungkin ada yang kurang dari ini. udah lama banget soalnya

apakah di agama ini, ndak ada khas tersendiri. karena, saya baru denger dari temen saya, ternyata agama ini banyak mengambil beberapa kutipan dari ajaran agama lain.
kalo lah, agama ini paling bener, kenapa harus mengkutip dari agama lain? kalo paling sempurna, kenapa tidak menyebut agama2 yang pertama tumbuh di dunia, sebagai jembatan manusia mengenal agama?
dan setau saya, agama Islam lah, agama yang paling terakhir, dan di dalam Al-Qur'an, tertulis bahwa agama lain sebagai jembatan manusia mengenal Tuhan..

kurang lebih gitu deh pertanyaannya..
...
...
...
maaf sis wiithink.. tolong keluar yah

wakakaka
...

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #17 on: 08 January 2010, 09:58:51 PM »
tidakkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

aku udah di keluarin 1x, jangan di keluarin dari ini jugaaaaaaaaa


huakakakaka

Offline Ruenis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 114
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #18 on: 10 January 2010, 07:19:37 PM »
tidakkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

aku udah di keluarin 1x, jangan di keluarin dari ini jugaaaaaaaaa


huakakakaka

Hahaha,kayaknya ga akan dikeluarkan dari sini.

pantesan saya melihat ada kesamaan2,tp setelah membaca threat ini jadi lebih paham.
« Last Edit: 10 January 2010, 07:22:15 PM by Ruenis »
Thousands of candles can be lighted from a single candle,
and the life of the candle will not be shortened.
Happiness never decreases by being shared.

Buddha

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #19 on: 10 January 2010, 08:09:05 PM »


Hahaha,kayaknya ga akan dikeluarkan dari sini.

pantesan saya melihat ada kesamaan2,tp setelah membaca threat ini jadi lebih paham.

tau kok. orang di sini sabar sabar

Offline bangun _pw

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: 49
  • Gender: Male
  • ehm..
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #20 on: 03 June 2010, 07:04:24 PM »
waw...nambah pengetahuan bgt....
"semoga semua makhluk hidup berbahagia"

Offline s4w4mura

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #21 on: 02 February 2015, 04:46:46 PM »
Mungkin di sepanjang segala abad, tak ada buku yang lebih unik dan paling dibicarakan orang selain dari Kitab Suci. Walau sejumlah orang meragukannya, ataupun membencinya, namun Kitab Suci tetap terbukti merupakan buku yang paling banyak dibaca orang sepanjang sejarah. Walaupun di sepanjang sejarah ada banyak orang bermaksud melenyapkan Kitab Suci – seperti sejumlah kaisar Romawi di abad-abad awal yang mengeluarkan dekrit untuk membakar semua Kitab Suci- toh kenyataannya ada saja salinan Kitab Suci yang tetap ‘survive‘ dan Kitab Suci tetap eksis sampai sekarang. Voltaire, seorang seorang tokoh Enlightenment dari Perancis, yang dikenal karena sikap skeptiknya terhadap Gereja, konon pernah memperkirakan bahwa di abad ke -19, Kitab Suci akan menjadi buku antik yang hanya dipajang di museum. Namun faktanya, perkiraan Voltaire meleset jauh, sebab yang terjadi adalah sebaliknya. Setelah wafatnya, nama Voltaire dan tulisannya mungkin hanya dikenal dalam buku sejarah, tetapi Kitab Suci masih tetap hidup dan dibaca banyak orang setiap hari, dan menjadi pegangan bagi kehidupan banyak orang, sampai saat ini.

Bible: Kitab yang suci

Bible berasal dari kata Yunani, biblos atau biblon. Kita mengenal kata ‘bible‘ dalam artinya sekarang dari St. Hieronimus di abad ke-4, yang menyebutnya sebagai “the Holy Books“, atau “the Books“, ta biblia. Persamaan kata dari the Holy Bible adalah the Holy Scriptures, yang mengacu kepada kitab-kitab yang dikenal sebagai sabda Allah yang merupakan satu kesatuan dalam kesinambungan ilahi.

Unik dalam penulisannya, unik dalam pelestariannya

Sejak dari penulisannya sampai juga kepada pelestariannya, Kitab Suci mempunyai ciri khasnya tersendiri, yang tidak dimiliki oleh buku-buku lainnya.

Ke- 73 kitab dalam Kitab Suci ditulis dalam rentang waktu berabad-abad, sekitar 1600 tahun, yang ditulis oleh sekitar 50 orang yang berbeda dari negara ataupun tempat yang berbeda. Namun semuanya menuliskan rencana keselamatan Allah yang mengacu dan mengerucut kepada Kristus. Kitab-kitab Perjanjian Lama menjabarkannya secara samar-samar, entah melalui nubuat maupun gambaran tokoh-tokohnya, namun kitab-kitab Perjanjian Baru menyampaikan penggenapannya secara jelas dan sempurna, di dalam Kristus Sang Putera Allah yang menjelma menjadi manusia. Koherensi atau keselarasan semua bagian dari kitab-kitab ini yang ditulis oleh banyak penulis yang berbeda sepanjang rentang abad yang cukup panjang- sekitar 17 abad ini- membuktikan bahwa kitab ini bukan semata karya tulis manusia, namun Allah sendiri-lah yang menginspirasikan penulisannya.

Buku yang berasal dari perkataan Sabda

Kita hidup di zaman tulisan, entah lewat media buku atau sekarang, melalui internet. Maka sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa Kitab Suci itu asalnya adalah dari perkataan lisan. Berikut ini adalah penjelasan yang disarikan dari buku What is the Bible, karangan Henri Daniel- Rops[1]:

Kitab Suci kita yang nampaknya relatif seragam sekarang, sebenarnya berasal dari komponen-komponen yang beragam. Ada saatnya di mana sebelum kalimat-kalimat tersebut dicetak dalam buku, perkataan tersebut pertama-tama didaraskan kepada para pendengar oleh para pembawa Kabar Gembira. Maka jauh sebelum dicetak, Kitab Suci pada awalnya merupakan ajaran lisan. Bentuknya adalah kisah narasi, yang disampaikan dengan pola tertentu, yaitu dengan ritme tertentu dan puisi bersajak, rangkaian kata-kata bijak yang ringkas, ataupun dengan pengulangan kata-kata tertentu yang sama. Hal ini memungkinkan teks tersebut dapat diturunkan dari generasi ke generasi, ketika bahasa tulisan belum menjadi alat komunikasi yang umum. Ini sejalan dengan keadaan budaya, spiritualitas dan sastra dalam masyarakat di mana Kitab Suci berasal. Kitab Suci bertumbuh dalam pola masyarakat yang komunal dan tidak individual, sebagai sesuatu yang spontan dan hidup; jauh berbeda dengan budaya kertas di zaman modern, di mana bahasa tulisan menjadi sesuatu yang otomatis dan umum. Agaknya sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa ada suatu zaman dalam sejarah, di mana masyarakat dapat hidup tanpa ketentuan baku yang tertulis.

Dalam kehidupan masyarakat Israel kuno, sampai zaman Kristus, keadaannya sangat berbeda dengan zaman kita. Masyarakat saat itu terbiasa untuk berbicara dengan fasih berdasarkan kemampuan mengingat akan suatu fakta/ kebenaran. Maka sistem pendidikan saat itu bertujuan mendidik para murid, agar mempunyai ingatan seperti seumpama sumur, yang tidak membiarkan setetes-pun dari ajaran gurunya menghilang ke luar. Maka ini dilihat dari seni menghafal dan menyusun suatu komposisi teks. Ada ritme ataupun pengulangan kata-kata tertentu, atau kemiripan bunyi, untuk membantu agar teks menjadi lebih mudah untuk diingat. Kita mengetahui bahwa ajaran sudah ada jauh sebelum dituliskan, seperti halnya nubuat-nubuat nabi Yeremia yang sudah diajarkan secara lisan tujuh puluh dua tahun lamanya sebelum ajaran itu dituliskan dalam kitab. Demikian juga halnya dengan kitab-kitab nubuat lainnya, kitab Mazmur dan kitab Kidung Agung.

Namun demikian, bukan berarti bahwa di zaman itu, elemen tertulis tidak ada sama sekali. Kitab Suci sendiri secara tidak langsung menyebutkan adanya suatu kitab tertentu. Di kitab Yosua, disebutkan adanya “Kitab Orang Jujur” (Yos 10:13). Dewasa ini setelah penemuan-penemuan arkeologis dari Sinai ke Ras Shamra, diketahui adanya tulisan-tulisan Kitab Suci sejak abad ke-sepuluh dan keduabelas sebelum masehi. Sejak zaman Nabi Musa di Mesir, tulisan telah menjadi penggunaan umum di daerah sungai Nil selama lima belas abad. Namun demikian, elemen-elemen tulisan ini hanya menjadi alat bantu untuk mengingat, sebelum elemen-elemen tersebut dikompilasikan menjadi kitab-kitab seperti yang kita kenal sekarang.

Proses yang sama terjadi pada kitab Perjanjian Baru, yaitu Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat Rasul dan Kitab Wahyu. Surat-surat Rasul Paulus didiktekan, dan di sini gaya lisan timbul. Juga, kitab-kitab Injil jelaslah merupakan ajaran lisan, sebelum dituliskan. Generasi pertama Gereja hidup dari ketergantungan terhadap ajaran lisan ini. Selama empat atau lima generasi kr****n mendengarkan Injil sebagai kisah yang diturunkan melalui perkataan lisan, oleh para saksi yang kredibel. Sekitar tahun 130, ketika keempat pengarang Injil telah menuliskan kitab-kitab mereka, St. Papias, Uskup Hierapolis di Phyrgia menegaskan bahwa bagaimanapun juga, ia lebih menghargai suara/ ajaran lisan dari para Rasul yang telah hidup dan berakar dalam Gereja.[2] Demikian pula, St. Irenaeus di Lyons, mengenang hari-hari ketika ia biasa mendengarkan St. Polycarpus, Uskup agung Smyrna, apapun yang didengarnya sendiri dari St. Yohanes Rasul. Namun demikian, demi kepentingan membimbing mereka yang meneruskan kitab Injil, dan keinginan untuk menghindari deviasi, kesalahan, distorsi, maka akhirnya Injil dituliskan.

Transisi menjadi ajaran yang tertulis

Transisi dari ajaran lisan menjadi tulisan juga menyisakan pertanyaan-pertanyaan. Yang pertama adalah soal waktu, yaitu pada titik mana teks tersebut ditulis? Pada teks Perjanjian Lama, terdapat kemungkinan tiga kali periode penulisan yang intensif: 1) Pada zaman Hezekiah/ Ezechias (Hizkia) anak Raja Ahaz, kemungkinan ajaran lisan maupun tulisan di Kerajaan Selatan (Yehuda) disusun, untuk dibandingkan dengan ajaran- ajaran yang dikumpulkan oleh Kerajaan Utara (Israel), yang dibawa oleh para ahli Samaritan, yang melarikan diri ke Yerusalem di sekitar tahun 722 SM (lih. Ams 25:2). 2) Di zaman Yosia, ditemukan kitab Ulangan dan versi lengkap yang pertama dari kelima kitab Musa atau Pentateuch. Karya ini diselesaikan setelah orang-orang Israel kembali dari zaman pengasingan, ketika Raja Cyrus (Koresh) di tahun 538 memperbolehkan kaum sisa Israel yang dibuang di Babilon untuk kembali ke negara mereka dan mendirikan semacam negara kecil di bawah perlindungan negara Persia. 3) Seperti Nehemia di sekitar tahun 455 membangun kembali tembok Yerusalem, Esdras (Ezra) membangun tembok benteng rohani, yaitu Bible/ Kitab Suci. Dikatakan bahwa ia mendiktekan kitab-kitab suci dan membuat bangsa tersebut mengikuti ketentuan-ketentuannya. Di abad kelima sebelum Masehi ini, versi-versi kuno yang berupa fragmen dikumpulkan, ajaran lisan dituliskan dan semua elemen yang bervariasi ini disusun menjadi koheren. Terhadap susunan Kitab Suci inilah, kemudian ditambahkan sejumlah kecil teks-teks rohani yang berasal dari abad-abad sesudahnya.

Fakta tentang Kitab Perjanjian Baru, kemungkinan lebih dikenal. Sebagaimana jelas tertulis di dalamnya, Kisah para Rasul, Surat-surat dan Kitab Wahyu merupakan teks yang dituliskan atau didiktekan. Sedangkan untuk keempat Injil, transisi dari perkataan mulut menjadi kitab terjadi dalam waktu yang berbeda, untuk alasan yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda. Kesaksian Papias mengatakan demikian: “Matius adalah yang pertama menuliskan perkataan Tuhan dalam bahasa Ibrani.” Maka diperkirakan Rasul Matius yang dulunya adalah pemungut cukai, adalah yang pertama menuliskan Injilnya, di sekitar tahun 50-an dengan bahasa Aram. Segera setelah itu, St. Petrus, yang saat itu di Roma, diikuti oleh Markus, seorang muda Yahudi yang mengenal bahasa Yunani. Dengan mendengarkan Rasul Petrus, Markus menulis apa yang didengarnya, dan membandingkan catatannya dengan bantuan ingatan banyak orang/ saksi pada saat itu, dan di tahun 55-62 menuliskan Injilnya.  Injil Markus ini ditulis dalam bahasa Yunani popular dan ditujukan untuk umat kr****n golongan bawah di Roma. Pada saat yang bersamaan, Lukas, seorang tabib/ dokter yang terpelajar yang menjadi teman seperjalanan Rasul Paulus tiba di Roma. Ia telah belajar banyak dari Rasul Paulus dan sepanjang waktu ia tinggal di Yerusalem telah mengumpulkan informasi langsung dari para saksi, termasuk kemungkinan dari Bunda Maria sendiri. Lukas lalu menuliskan Injilnya dalam bahasa Yunani yang sempurna dan ditujukan pertama-tama kepada orang-orang yang terpelajar yang ada disekitar Rasul Paulus. Kitab Injil-injil Yunani ini kemudian mulai dikenal orang, dan Rasul Matius juga kemudian menerjemahkan Injilnya dari bahasa Aram ke bahasa Yunani, kemungkinan sekitar tahun 64-68. Sedangkan Injil yang keempat, dari Rasul Yohanes, ditulis di Efesus setelah ketiga Injil yang lain ditulis. Injil Yohanes merupakan campuran antara kenangan, dokumentasi dan permenungan spiritual dan biasanya diperkirakan ditulis pada akhir abad pertama, kemungkinan sekitar 96-98. Urutan penulisan Injil sedemikian: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, dicatat dalam kesaksian St. Irenaeus, murid St. Polycarpus yang adalah murid Rasul Yohanes.[3]

Dalam bahasa apa Kitab Suci ditulis?

Secara umum terdapat tiga bahasa asli Kitab Suci:

1. Bahasa Ibrani, digunakan dalam kitab-kitab yang berasal dari tradisi Yahudi. Penemuan Dead Sea Scroll semakin memperkuat hal itu. Komunitas Essenes masih menggunakan bahasa Ibrani dalam naskah kitab-kitab mereka.

2. Bahasa Aram, yang berkaitan dengan bahasa Semitik, yaitu dialek bahasa Ibrani sehari-hari. Kitab yang ditulis dalam bahasa Aram adalah Injil Matius yang mula-mula, beberapa kitab Esdras (Ezra), Daniel dan Yeremia.

3. Bahasa Yunani, yang telah digunakan di zaman sesaat sebelum zaman Kristus -seperti yang digunakan dalam Kitab kedua Makabe dan Kebijaksanaan Salomo- dan juga di zaman Kristus dan setelahnya, sehingga kemudian kitab-kitab Kristiani di abad-abad awal ditulis dalam bahasa Yunani.

Cara penulisan Kitab Suci juga berbeda-beda dari abad yang berbeda. Tulisan Ibrani kuno tidak sama dengan tulisan Ibrani di zaman sekarang. Dalam tulisan Ibrani kuno tidak ada tanda-tanda dan titik yang menunjukkan adanya huruf hidup. Sedangkan tulisan Yunani dalam teks-teks Kitab Suci lebih mirip dengan tulisan Yunani yang dikenal sekarang, hanya saja pada teks asli tersebut, para penyalin tidak menyisakan spasi ataupun pemenggalan, sehingga sering menimbulkan kesulitan tersendiri untuk membacanya, ataupun untuk menurunkannya ke abad-abad berikutnya.

Pada bahan apa Kitab Suci yang asli ditulis?

Terdapat dua bahan material yang digunakan untuk menuliskan teks Kitab Suci: Yang pertama adalah papyrus, yaitu semacam batang rumput ilalang Mesir, yang diratakan dan gabungkan dengan coating, menjadi asal usul pembuatan kertas. Material ini lebih murah, namun lebih tidak tahan lama. Yang kedua adalah bahan dari kulit binatang, yang sering dikenal dengan sebutan parchment/vellum. Bahan ini lebih tahan lama. Awalnya baik papyrus maupun vellum digabungkan menjadi gulungan (disebut scroll), namun kemudian berkembang penulisan pada lembaran vellum yang disatukan menjadi bentuk buku, dan ini disebut codex. Penyusunan menjadi codex ini sudah dimulai di abad kedua sebelum Masehi, namun kemudian menjadi populer di zaman umat kr****n.

Offline s4w4mura

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #22 on: 02 February 2015, 04:48:19 PM »
Pada bahan apa Kitab Suci yang asli ditulis?

Terdapat dua bahan material yang digunakan untuk menuliskan teks Kitab Suci: Yang pertama adalah papyrus, yaitu semacam batang rumput ilalang Mesir, yang diratakan dan gabungkan dengan coating, menjadi asal usul pembuatan kertas. Material ini lebih murah, namun lebih tidak tahan lama. Yang kedua adalah bahan dari kulit binatang, yang sering dikenal dengan sebutan parchment/vellum. Bahan ini lebih tahan lama. Awalnya baik papyrus maupun vellum digabungkan menjadi gulungan (disebut scroll), namun kemudian berkembang penulisan pada lembaran vellum yang disatukan menjadi bentuk buku, dan ini disebut codex. Penyusunan menjadi codex ini sudah dimulai di abad kedua sebelum Masehi, namun kemudian menjadi populer di zaman umat kr****n.

Manuskrip Kitab Suci

Mengingat sifat bahan manuskrip yang relatif tidak tahan lama, tidaklah mengherankan jika manuskrip asli kitab-kitab Suci telah punah. Hal ini juga terjadi pada manuskrip kitab-kitab non-religius di zaman itu, seperti Homer dan Pindar. Yang kita ketahui tentang kitab-kitab itu hanyalah salinannya. Namun demikian ada kekhususan dari manuskrip Kitab Suci, jika dibandingkan dengan karya-karya tulis lain sezamannya. Jika kita membicarakan teks-teks kuno, kita mau tidak mau harus memahami fakta yang terjadi sebelum ditemukannya mesin pencetak. Teks-teks tersebut akan diturunkan ke generasi berikutnya dengan salinan-salinan. Karena disalin secara manual maka memang terdapat bahaya adanya masalah akurasi dalam proses penyalinan. Hal ini berlaku pada penyalinan karya-karya sastra zaman kuno secara umum. Mungkin tak banyak orang yang mengetahui bahwa dalam penulisan karya-karya sastra klasik yang besar, terdapat interval/ selang waktu yang cukup besar antara saat karya tersebut disusun oleh pengarangnya dan saat ditemukannya salinan manuskrip yang pertama. Umumnya selang waktu itu mencapai seribu-an tahun. Hal ini juga membuktikan suatu fakta bahwa karya-karya sastra tersebut merupakan suatu warisan lisan yang telah hidup dan berakar dalam masyarakat tertentu selama berabad-abad, sebelum kemudian menjadi suatu karya tulis yang diturunkan. Demikianlah yang terjadi pada karya-karya yang ditulis oleh pengarang Yunani, seperti Sophocles (abad ke-5 SM), dan juga Aeshylus, Aristophanes,Thucydides, dan Plato, di mana manuskrip pertama yang diketahui berjarak 1100-1400 tahun dari saat penyusunan karya tersebut oleh pengarang-nya.

Demikian juga untuk kitab-kitab suci Ibrani. Teks tertua yang ditemukan, nampaknya adalah teks yang ditemukan di sinagoga di Karasubazar di Crimea, yang kurang lebih berasal dari tahun 1000-an. Di awal abad pertengahan para rabbi yang dikenal dengan sebutan Masorete memberikan perhatian terhadap tugas memperbaiki teks dan pelafalannya, dengan memberikan tambahan huruf hidup kepada teks Ibrani kuno. Teks ini kemudian dikenal dengan sebutan Massora. Konsekuensinya, memang terdapat perbedaan di sana sini antara teks Masoretik ini dengan sejumlah salinan teks lainnya, juga dari teks yang umurnya lebih tua, seperti manuskrip Septuaginta. Kitab Septuaginta adalah terjemahan Yunani (di abad ke-3-2 SM) dari kitab-kitab Perjanjian Lama Ibrani yang digunakan di Mesir dan Israel, yang kemudian kerap dikutip dalam Kitab-kitab Perjanjian Baru. Namun demikian, secara umum, penemuan the Dead Sea Scroll di sekitar 1947, menunjukkan bahwa tingkat akurasi penyalinan kitab-kitab Perjanjian Lama tersebut sangatlah baik. The Dead Sea Scroll adalah naskah-naskah kuno -yang mengandung teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama- yang diperkirakan disembunyikan di gua-gua Qumran sekitar tahun 66-70, sebelum Jewish War. Teks-teks itu diperkirakan sudah eksis di abad-abad sebelumnya, yaitu diperkirakan sejak abad ke-2 atau bahkan ke- 4 sebelum Masehi. Salinan lengkap kitab Yesaya dan sebagian kitab Kejadian, Ulangan dan Keluaran- menunjukkan salinan yang sangatlah mirip atau hampir identik dengan teks yang kita kenal sekarang.

Bagaimana sekarang dengan teks dalam kitab Perjanjian Baru? Fakta menunjukkan Kitab Suci Perjanjian Baru menunjukkan bukti keotentikan yang jauh melebihi karya-karya tulis sezamannya. Sebagaimana telah disinggung di atas, keotentikan suatu tulisan bersejarah, pertama-tama dilihat dari jangka waktu antara ketika karya itu dituliskan sampai ketika manuskrip pertama ditemukan. Semakin pendek jangka waktunya, maka semakin sedikit kemungkinan kesalahan dan korupsi dari kisah kejadian yang sesungguhnya oleh kesalahan penulisan. Yang kedua, kita dapat melihat tingkat otentisitas manuskrip dari berapa banyak manuskrip original yang ada. Semakin banyak manuskrip yang ada tentang kisah kejadian yang sama, terutama jika dilakukan pada waktu yang sama, tetapi pada lokasi yang berbeda, maka akan menambah nilai integritas dan keotentikan dokumen.

Sekarang mari kita lihat melihat fakta karya tulis yang penting dalam literatur sejarah, jika dibandingkan dengan teks Injil dan kitab-kitab Perjanjian Baru:

Karya tulis   Kapan ditulis   Copy pertama   Jangka waktu   Jumlah copy
Herodotus   488-428 BC   900 AD   1,300   8
Thucydides   100 AD   1100   1,000   20
Caesar’s Gallic War   58-50 BC   900 AD   950   9-10
Roman History   59 BC-17 AD   900 AD   900   20
Homer (Iliad)   900 BC   400 BC   500   643
Injil dan PB   38-100 AD   130 AD   30-50   5000 ++ Yunani,
10,000 Latin,
9,300 bhs lain
 

Maka kita melihat bahwa dokumen tentang sejarah Romawi ditemukan sekitar 900 tahun atau hampir 1 millenium setelah kejadian terjadi, dan hanya ada 20 copy yang masih eksis. Sedangkan, penemuan arkeologis membuktikan bahwa manuskrip Injil ditemukan sekitar 30 tahun setelah kejadian, dan bahwa terdapat lebih dari 5500 manuskrip asli[4] dalam bahasa Yunani (dan sekitar 20,000 non-Yunani) yang eksis. Kitab Injil dan Perjanjian Baru yang asli seluruhnya dituliskan dalam bahasa Yunani, karena bahasa Yunani pada saat itu merupakan bahasa yang umum dipakai, bahkan oleh kaum Yahudi. Banyaknya manuskrip Yunani yang asli tersebut dapat membantu mengidentifikasi adanya kelainan teks dan dengan demikian dapat diketahui teks aslinya. Banyaknya teks asli Perjanjian Baru juga tidak mendukung perkiraan bahwa teks tersebut dipalsukan. Sebab seseorang yang mau memalsukan harus juga mengubah beribu manuskrip yang sudah ada dan beredar di tempat-tempat yang berbeda.

Dengan melihat tabel di atas, secara obyektif kita melihat bahwa karya tulis sejarah Romawi bahkan terlihat sangat ‘minim’ jika dibandingkan dengan Injil, dari segi ke-otentikannya, akurasi dan integritasnya. Padahal orang zaman sekarang tidak mempunyai kesulitan untuk menerima sejarah Romawi tersebut sebagai kebenaran. Suatu permenungan adalah bagaimana Injil yang secara obyektif lebih ‘meyakinkan’ keasliannya dibandingkan sejarah Romawi malah mengundang perdebatan. Keaslian Injil juga kita ketahui dari tulisan Bapa Gereja, seperti St. Klemens (95) sudah mengutip ayat-ayat Injil, berarti pada saat itu Injil sudah dituliskan, demikian pula Kisah para rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, Titus, Ibrani dan 1 Petrus. Juga di awal abad ke-2, St. Ignatius (115) telah mengutip ayat Injil Matius, Yohanes, Roma, 1dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1 & 2 Timotius dan Titus.

Dari banyaknya manuskrip asli tersebut, memang banyak orang menyangka bahwa akan terdapat banyak perbedaan-perbedaan teks. Namun ternyata, fakta menunjukkan tidak demikian. Tingkat kesesuaian manuskrip Perjanjian Baru adalah 99.5 % (dibandingkan dengan Homer/ Iliad 95%). Kebanyakan perbedaan adalah dari segi ejaan dan urutan kata. Tidak ada perbedaan yang menyangkut doktrin yang penting yang dapat mengubah doktrin Kristiani.

Memang untuk teks Perjanjian Baru, kita mengenal salinan-salinan dari zaman yang berbeda, sehingga teks dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu dengan istilah minuscule, uncials dan papyri. Minuscules adalah salinan yang diperoleh setelah abad ke-9; pada saat ini, ialah ada semacam standar penulisan teks, dan ini disebut ‘received text‘. Uncials adalah manuskrip yang ditemukan antara abad ke-4 sampai abad ke-9. Teks abad ke-4 yang terkenal adalah Codex Vaticanus (yang tersimpan di Vatikan), Codex Sinaiticus (yang ditemukan di biara Sinai, dan dibawa ke Rusia dan dijual ke British Museum). Codex Bezae di Cambrigde adalah dari abad ke-5. Codex itu sampai ke tangan seorang murid Calvin yang bernama Theodore Beza, dan diberikan kepada Universitas di Cambrigde tahun 1581. (Selanjutnya tentang banyaknya ragam codex, silakan membaca di link ini, silakan klik). Sedangkan untuk papyri, yang terkenal adalah Egerton papyrus, The Chester Beatty papyri dan papyri yang kemudian disimpan di universitas Michigan. Fragmen papyri yang terbesar, mencakup hampir keseluruhan surat-surat Rasul Paulus. Namun papyrus yang paling berharga adalah Ryland papyrus yang disimpan di Manchester, yaitu papyrus yang mengandung tulisan Injil Yohanes bab 18, yang berasal dari tahun 130, yang hampir bersamaan dengan teks aslinya yang berasal dari tahun 96-98.

Kesimpulan: Kaitan tak terpisahkan antara Tradisi Suci, Kitab Suci dan Magisterium Gereja

Pemahaman akan asal usul terbentuknya Kitab Suci harusnya semakin membantu kita untuk mengakui bahwa sesungguhnya Kitab Suci (yaitu ajaran Kristus dan para Rasul yang dituliskan), tidak terpisahkan dari Tradisi Suci (ajaran lisan dari Kristus dan para Rasul). Sebab Kitab Suci berasal dari ajaran lisan dari Kristus dan para Rasul, yang kemudian dituliskan, atas dasar kemampuan memori dari para penulisnya, dan juga pertama-tama atas dorongan Roh Kudus. Dengan kata lain, Kitab Suci mengambil sumbernya dari Tradisi Suci yang telah hidup dan berakar dalam jemaat perdana. Maka, tidak menjadi masalah, jika faktanya teks Kitab Suci yang asli/ original kemungkinan sudah punah di abad kedua, sebab ajaran yang terkandung di dalam Kitab Suci sudah ada, tetap hidup dan dilestarikan dalam kehidupan Gereja. Hal ini terlihat dari banyaknya teks Kitab Suci yang dikutip dalam tulisan para Bapa Gereja yang hidup di abad-abad awal tersebut. Inilah yang menyebabkan Kitab Suci dapat terus diturunkan dan dituliskan dengan tingkat akurasi yang tinggi, walaupun salinannya baru dapat ditemukan di abad berikutnya (sejumlah salinan teks ditemukan di tahun 130, atau mayoritas teks ditemukan dalam codices yang umumnya berasal dari abad ke-4).

Selanjutnya terbentuknya Kitab Suci juga tidak dapat dipisahkan dari proses penentuan kanonnya. Sebab tidak semua dari karya tulis di abad-abad pertama dapat dikatakan sebagai karya yang diinspirasikan oleh Roh Kudus. Magisterium Gerejalah – pertama kali oleh Paus Damasus I- yang pada tahun 382 menentukan kitab-kitab mana yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, sehingga termasuk dalam kanon Kitab Suci. Maka Kitab Suci yang kita ketahui sekarang, berasal dari Magisterium Gereja ka****k.

Sumber: http://katolisitas.org/12702/dari-mana-asalnya-kitab-suci

Offline wie han

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #23 on: 02 February 2015, 11:32:13 PM »
Wkwkwkwk!..., cuma kitab buatan orang2 aja, ga ada aslinya, yg bacanya cm disuruh percaya aja, bukan disuruh membuktikan kebenarannya.

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #24 on: 03 February 2015, 07:28:15 AM »
Wkwkwkwk!..., cuma kitab buatan orang2 aja, ga ada aslinya, yg bacanya cm disuruh percaya aja, bukan disuruh membuktikan kebenarannya.

Anda orang buddha khan.anda tentu punya kitab suci yg bukan buatan orang. Yg katanya asli.
Tunjukkan pada saya apa nama kitabnya. Tunjukkan apa yg sudah anda buktikan shg berani bicara spt diatas.

Offline s4w4mura

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #25 on: 05 February 2015, 05:07:40 PM »
Wkwkwkwk!..., cuma kitab buatan orang2 aja, ga ada aslinya, yg bacanya cm disuruh percaya aja, bukan disuruh membuktikan kebenarannya.

halo wie han,

apabila anda mempelajari sejarah kitab2 suci setiap agama secara objektif, anda akan menemukan hanya alkitab satu2nya kitab suci yg paling dapat dipertanggungjawabkan. Tidak percaya? Bagaimana jika pertama-tama anda menyelidiki kitab suci agama anda sendiri dengan kacamata yg sama anda melihat alkitab?

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #26 on: 05 February 2015, 06:58:39 PM »
halo wie han,

apabila anda mempelajari sejarah kitab2 suci setiap agama secara objektif, anda akan menemukan hanya alkitab satu2nya kitab suci yg paling dapat dipertanggungjawabkan. Tidak percaya? Bagaimana jika pertama-tama anda menyelidiki kitab suci agama anda sendiri dengan kacamata yg sama anda melihat alkitab?
:)) :)) kmu kaya org buta suruh org buta laen bawa lampion

perjanjian lama nyontek dr kitab yahudi perjanjian baru ga prnh ktemu tulisan asli. teks tertua dr injil tertua (markus) plg tua taon 80, stgh abad stlh yesus wafat. ciyus nih kamu objektip??  8-}



Offline s4w4mura

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA kr****n
« Reply #27 on: 06 February 2015, 01:27:43 PM »
:)) :)) kmu kaya org buta suruh org buta laen bawa lampion

perjanjian lama nyontek dr kitab yahudi perjanjian baru ga prnh ktemu tulisan asli. teks tertua dr injil tertua (markus) plg tua taon 80, stgh abad stlh yesus wafat. ciyus nih kamu objektip??  8-}

halo Meruem,

tampaknya anda tdk cukup mengerti apa itu perjanjian lama dan baru
silakan kosongkan gelas anda dan baca penjelasan saya di atas ttg kitab suci, kemudian bandingkan dgn sejarah kitab suci agamamu.. :)