//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Save Our World, Reduce Global Warming  (Read 112576 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Save Our World, Reduce Global Warming
« on: 08 February 2008, 08:46:24 PM »
Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah
suatu masalah yang perlu kita risaukan.

"Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa
mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah anda berpikir.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan suhu tu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun. Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung Jayawijaya di Papua.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakart (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi - termasuk laut di seputar Indonesia - terus meningkat. Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan-lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.

Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%).

Gas metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca.

Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim. Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya udara Jakarta .

Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.

Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet
Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk
anak-anak kita nanti.




Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

1. Matikan listrik.
Jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi.

2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik.
Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet.

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC....
Tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya,
sekitar 21-24o C).

5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC
untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar.
Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
>>> tapi kayanya klo di Indo malah kendaraan umum yang polutan
pake sepeda aja klo jaraknya ga terlalu jauh...

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar.
Atau anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka
turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline aGus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 26
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
Earth Hour 2008!
« Reply #1 on: 12 March 2008, 01:35:54 PM »



8pm on March 29, 2008 turn out your lights

and see the difference you can make
in the fight against global warming.


"On 31 March 2007, 2.2 million people and 2100 Sydney businesses turned off their lights for one hour - Earth Hour. This massive collective effort reduced Sydney's energy consumption by 10.2% for one hour, which is the equivalent effect of taking 48,000 cars off the road for a year.
At 8pm on 29 March 2008, Earth Hour goes global, with cities and towns
around the world taking stand on the greatest threat our planet has ever
faced, and millions of people uniting to turn the tide on global warming."

"With Sydney icons like the Harbour Bridge and Opera House turning their lights off, and unique events such as weddings by candlelight, the world took notice. Inspired by the collective effort of millions of Sydneysiders, many major global cities are joining Earth Hour in 2008, turning a symbolic event into a global movement."



Earth Hour! Reduce Our Impact on climate change.
video: http://www.earthhour.org/about


visit:
www.earthhour.org


Let's get involved !
« Last Edit: 12 March 2008, 03:42:24 PM by aGus »
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
Semoga Semua Makhluk Bahagia.

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #2 on: 12 March 2008, 06:55:06 PM »
Kehendak Tuhan
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #3 on: 13 March 2008, 09:28:36 AM »
Kl nggak sekarang, kapan lagi??
your life simple or complex is depend on yourself

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #4 on: 13 March 2008, 09:33:46 AM »
lakukan hal kecil, kalau semua orang, jadi besar....
There is no place like 127.0.0.1

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #5 on: 14 March 2008, 05:15:42 PM »
Langkah kecil tidak dijalankan,hasil besar tidak akan tercapai.Talk and Do! jgn NATO
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #6 on: 14 March 2008, 10:43:57 PM »
Lakukan sekarang juga  :)
Smile Forever :)

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #7 on: 15 March 2008, 03:15:02 AM »
setujuuuuuuuuuuuuuuuu
aku tidur tidak ber ac lagi...
awalnya sulit..tapi sekarang tubuh ku sudah ber adaptasi....
pemakaian kertas....untuk bisa menghasilkan selembar kertas butuh proses yang panjang dan lama....
bahan bakunya dari serat pohon...dah berapa tahun tuh...
limbahnya juga wehhh mengerikan....
aku pernah baca soal pembuatan kertas....tapi lupa ^-^



Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #8 on: 15 March 2008, 04:07:27 AM »
lakukan hal kecil, kalau semua orang, jadi besar....
_/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #9 on: 16 March 2008, 07:21:18 AM »
untung gw kagak suka tidur pake ac  ^-^ ^-^
mestinya nulis kudu di daon ya

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #10 on: 16 March 2008, 09:35:58 AM »
Sebenarnya ada AC yang ramah lingkungan, kalau tidak salah AC amoniak tetapi tentu tidak sebagus AC freon. yah.. untuk saat ini cuaca semakin panas dan ada kabar bahwa suhu bumi naik sampai 7 derajat... #:-S , tentu penggunaan AC akan semakin meningkat, jadi semua kembali kepada kesadaran sendiri. jika ingin merawat alam silahkan mulai mengurangi pemakaian elektronik yang dapat merusak kondisi alam ini.



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #11 on: 16 March 2008, 09:53:06 AM »
kembalikan bumi ku yang duluuuuuuuuuu
di setiap habis hujan pasti ada pelangi :( mana pelangi ku.....
aku mau lihat pelangi lagi :'(

lupa....
aku mau dengar suara kodok...
aku mau dengar suara jangkrik...
aku mau menghirup udara yang bersih....
aku minta ahh ama tuhan ku  :)) ^-^ :whistle:
« Last Edit: 16 March 2008, 09:59:47 AM by EVO »

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #12 on: 16 March 2008, 12:50:22 PM »
di polling siapa yang tidur gak pake AC  ^-^

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #13 on: 18 March 2008, 01:23:54 PM »
Es Dunia Meleleh Lebih Cepat




ZURICH, MINGGU - Gunung-gunung es dunia meleleh dalam laju yang amat cepat dan beberapa di antaranya bisa hilang dalam beberapa dekade ke depan, demikian diungkapkan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Minggu (16/3).

Para ilmuwan yang meneliti kondisi sekitar 30 lapisan es di seluruh dunia menemukan bahwa lelehan es mencapai puncaknya tahun 2006.
 
Oleh karenanya UNEP memperingatkan bahwa kehilangan es lebih jauh bisa berakibat serius, terutama di India, di mana sungai-sungainya bersumber pada lapisan es Pegunungan Himalaya.

Wilayah pantai barat Amerika Utara yang mendapatkan sebagian air dari gletser di jajaran pegunungan seperti Rocky dan Sierra Nevada juga bakal terkena dampak.

Direktur eksekutif UNEP Achim Steiner mendesak pemerintah negara-negara untuk menyepakati langkah-langkah guna mengurangi emisi gas dalam pertemuan internasional tahun depan di ibukota Denmark, Copenhagen.

Rata-rata lapisan es dunia berkurang 1,5 meter tahun 2006. Lelehan terbanyak tercatat di lapisan es Breidalblikkbrea, Norwegia, yang leleh 3 meter tahun 2006, sedangkan gletser Echaurren Norte di Chile adalah satu-satunya yang bertambah tebal.

"Apa yang kami dapatkan ini sepertinya merupakan tren yang tak diketahui kapan berhenti," ujar Wilfried Haeberli, direktur World Glacier Monitoring Service.

Dikatakan Haeberli, es meleleh sekitar 0,3 meter per tahun antara 1980 dan 1999. Namun sejak tahun 2000, lelehan itu meningkat sekitar 50cm.

Sumber : Kompas.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Save Our World, Reduce Global Warming
« Reply #14 on: 27 March 2008, 11:04:26 PM »

AP Photo/National Snow and Ice Data Center / Kompas Images
Foto satelit yang dirilis oleh National Snow and Ice Data Center di University of Colorado di Boulder ini memperlihatkan bongkahan pada beting es Wilkins tanggal 6 Maret 2008 di Semenanjung Antartika barat daya yang mulai terlepas. Beting es berukuran tujuh kali wilayah Manhattan itu mulai lepas dan ambruk pada 28 Februari lalu.


Kamis, 27 Maret 2008 | 01:03 WIB

Washington, Rabu - Sebongkah es dari Antartika yang besarnya setara dengan tujuh kali luas Manhattan tiba-tiba longsor. Kejadian ini membuat sisa es yang lebih besar akan berisiko longsor pula. Demikian disampaikan para ilmuwan di Washington, Amerika Serikat, Rabu (26/3).

Citra dari satelit menunjukkan bongkahan yang terlepas berukuran 160 mil persegi atau 414,4 kilometer persegi dan sudah mulai runtuh pada 28 Februari lalu. Bongkahan itu merupakan tepian dari beting es Wilkins yang telah ada di sana sejak ribuan tahun, mungkin 1.500 tahun yang lalu. Beting es Wilkins merupakan hamparan es yang secara permanen terapung. Jaraknya sekitar 1.609 kilometer sebelah selatan Amerika utara, di barat daya Semenanjung Antartika.
”
Peristiwa ini jelas merupakan dampak dari pemanasan global,” ujar David Vaughan dari British Antarctic Survey.
Karena para ilmuwan menerima citra dari satelit itu dalam hitungan jam, mereka segera mengalihkan kamera satelit, bahkan tidak sedikit yang segera terbang ke atas bongkahan yang longsor untuk mengambil gambar foto dan video.

Akibat longsor ini, sebagian besar beting yang luasnya sekitar 12.950 kilometer persegi kemudian hanya ditopang oleh bentangan es kecil yang panjangnya hanya 5,6 kilometer. Es penopang ini berada di antara dua pulau.
”Ini merupakan peristiwa yang tidak sering terjadi,” ujar Ted Scambos, ilmuwan yang memimpin tim riset dari National Snow and Ice Data Center di Boulder, Colorado.
”
Jika ada sedikit saja guncangan, penopang ini akan longsor juga dan tampaknya kita akan kehilangan separuh dari total area es dalam waktu beberapa tahun saja,” ujar Scambos.
Scambos mengatakan, beting es telah berada di tempatnya selama ratusan tahun, tetapi udara yang hangat dan paparan ombak membuatnya terbelah-belah.

Selama setengah abad ini, Semenanjung Atlantik telah menjadi hangat lebih cepat dibandingkan dengan bagian lain di muka bumi ini.
”Pemanasan yang terjadi di semenanjung itu sangatlah jelas terkait dengan kenaikan gas rumah kaca serta perubahan yang terjadi di sekitar kawasan Antartika,” ujar Scambos.

Seperti dibom

Walaupun gunung es secara alamiah kadang memang longsor dari gunung utama, kejadian longsor semacam ini sangat tidak biasa, tetapi terjadi lebih sering dalam dekade belakangan ini, jelas Vaughan. Longsornya bongkahan es itu sama seperti yang terjadi ketika sebuah gelas kaca dihantam palu dengan keras, katanya lagi.
Jim Elliot yang turut di pesawat Twin Otter yang membawa tim British Antarctic Survey menggambarkan, keadaan setelah longsor sangat berantakan seperti habis dibom.
”
Saya tidak pernah melihat kerusakan seperti ini, sangat menakutkan. Kami terbang di atas pecahan utama dan memerhatikan pergerakan pecahan terjal akibat dari longsoran itu. Bongkahan es ada yang setara dengan rumah kecil, tampak terlihat telah terlempar. Seperti telah terjadi ledakan bom,” katanya.
Sisa beting es Wilkins yang kira-kira sama besarnya dengan Connecticut masih bertahan pada lapisan es yang tipis. Para ilmuwan khawatir kelak akan lebih banyak lagi bongkahan es yang akan longsor.

Vaughan memperkirakan beting es Wilkins akan longsor semuanya dalam waktu 15 tahun dari sekarang. Bongkahan yang baru saja longsor sekitar 4 persen dari seluruh beting yang ada. Bagian itu merupakan bagian yang penting karena dapat menyebabkan bagian lain ikut longsor.
Masih ada kesempatan bagi sisa bongkahan agar dapat tetap selamat hingga tahun depan karena saat ini merupakan akhir dari musim panas di Antartika. Udara dingin akan segera datang dan menyelamatkan sisa bongkahan es, kata Vaughan.
Para ilmuwan itu tidak mengkhawatirkan kenaikan permukaan laut akibat kejadian ini, tetapi mengatakan bahwa kejadian itu merupakan pertanda pemanasan global semakin menjadi-jadi.

Perubahan iklim

Vaughan mengatakan, beting es Wilkins terpecah dan tidak akan memengaruhi permukaan air laut ketika longsor.
Selama setengah abad ini Semenanjung Antartika di sebelah barat telah mengalami perubahan temperatur yang paling tinggi. sekitar 0,5 derajat Celsius per dekade. Iklim di Antartika saat ini sangat rumit dan lebih terisolasi dari bagian lain di bumi ini.
Menurut perhitungan para ahli, kenaikan permukaan laut per meter sekitar 3 milimeter per tahun dan pada akhir abad ini permukaan air laut akan naik hingga 1,4 meter.
Kejadian longsor es itu merupakan indikasi akan penyebab adanya perubahan dalam sistem iklim, kata Sarah Das, ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institute.
”Sekali meleleh, bongkahan es itu akan lenyap untuk selamanya,” ujar Das. (AP/AFP/REUTERS/ JOE)
« Last Edit: 27 March 2008, 11:07:13 PM by Felix Thioris »


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

 

anything