//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Manfaat menyebut nama Para Buddha  (Read 83969 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline abuabu

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #60 on: 15 August 2011, 04:07:36 AM »
belum pernah dengar, bisa tolong anda ceritakan kisah ini?
mohon diberi rujukan dimana kami mendapatkan text tentang,
- "membunuh" seorang wanita.

Riwayat Agung Para Buddha (Revisi 1) - Buku 2

Bab 31 - Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhammà di Tàvatiÿsa

Buddha Difitnah Oleh Seorang Petapa Pengembara Perempuan Bernama Cincamànavikà. (Halaman 1313)
Kisah Petapa Pengembara Perempuan Bernama Sundarã (Halaman 1332)

Silakan dibaca kakak.
« Last Edit: 15 August 2011, 04:13:22 AM by abuabu »
"Sering kali keyakinan tidak sesuai dengan kenyataan"

Offline abuabu

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #61 on: 15 August 2011, 04:26:05 AM »
dulu juga pernah "mencoba" metode seperti yang dituliskan diatas beserta janji2-Nya (baca sekian kali, karma buruk ini atu itu musnah, hilang, lenyap, keinginan tercapai beserta janji surgawi lainnya).
lama kelamaan, kami berpikir secara mendalam dan mendadak,
bagaimana kalau nama yang "dilantunkan" diganti saja dengan panembahan Gusti Kawulo Brewok? apakah memberi efek yang sama?

padahal sebelumnya, kami lebih sering melantunkan: hanya dalam nama Gusti Brewok beserta janji2-Nya dst dst tetapi efeknya sama saja.
membandingkan dan mencoba melihat 1/1 dari keduanya memiliki kemiripan dan janji2 yang sama dan memutuskan untuk meninggalkan ke-2-2-nya.

jadi kami mulai mencari lebih daripada melantunkan nama2 tetapi lebih berusaha dalam kehidupan nyata dan berusaha untuk merealisasikan tanpa melantunkan apapun bahkan demi kebaikan itu sendiri.
Tapi yang kami lakukan hanyalah:
- semoga dengan perbuatan baik ini, mengkondisikan kami pada pencapaian tertinggi, nibbana.
- semoga dengan perbuatan baik ini, si-'XXX' mendapatkan manfaat

_/\_ Anumodanna  _/\_
"Sering kali keyakinan tidak sesuai dengan kenyataan"

Offline abuabu

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #62 on: 15 August 2011, 04:56:30 AM »
loh katanya kan mantra itu untuk menghapus karma buruk melukai Sang Buddha, memecah belah Sangha, dll, kalau kejahatan Devadatta yg itu sudah dihapuskan, lah ngapain Devadatta nyemplung ke Avici?

juga dalam Samanaphala Sutta (DN 2) Sang Buddha berkata, "Jika Raja Ajatasattu tidak membunuh ayahnya, ia akan dapat mencapai kesucian ketika mendengarkan khotbah ini." jadi, kenapa Sang Buddha tidak mengajarkan mantra penghapus karma buruk agar Raja dapat mencapai kesucian?
Dengan menyebut nama para Buddha dengan sunguh-sunguh itu adalah karma baik


Kenapa tidak diajarkan oleh Buddha Sakyamuni ??
Analoginya menurut saya seperti ini
Waktu kita kecil, kalau minta uang jajan biasanya sama orang tua kita atau sana kakek nenek kita ?
Kalo anak anda minta uang jajan, anda akan berikan atau anda saranin untuk meminta sama kakek-neneknya ?
"Sering kali keyakinan tidak sesuai dengan kenyataan"

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #63 on: 15 August 2011, 05:41:50 AM »
Dengan menyebut nama para Buddha dengan sunguh-sunguh itu adalah karma baik


Kenapa tidak diajarkan oleh Buddha Sakyamuni ??
Analoginya menurut saya seperti ini
Waktu kita kecil, kalau minta uang jajan biasanya sama orang tua kita atau sana kakek nenek kita ?
Kalo anak anda minta uang jajan, anda akan berikan atau anda saranin untuk meminta sama kakek-neneknya ?

berarti orang tua nya pelit !  :))

masak analogi 'mantra Buddha dengan minta uang jajan' ?

Buddha Gotama menjelaskan supaya orang tidak masuk neraka avici dengan tidak melakukan Garuka Kamma/perbuatan buruk yang berat, bahkan jika melakukan Garuka Kamma dipastikan akan 'terhalang' utk mencapai pencerahan pada kehidupan ini
bukan dengan analogi2 yang seperti bro abu2 jelaskan, gampang banget  ???
« Last Edit: 15 August 2011, 06:01:02 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #64 on: 15 August 2011, 05:52:36 AM »
Dengan menyebut nama para Buddha dengan sunguh-sunguh itu adalah karma baik


Kenapa tidak diajarkan oleh Buddha Sakyamuni ??
Analoginya menurut saya seperti ini
Waktu kita kecil, kalau minta uang jajan biasanya sama orang tua kita atau sana kakek nenek kita ?
Kalo anak anda minta uang jajan, anda akan berikan atau anda saranin untuk meminta sama kakek-neneknya ?

ah, menurut anda pulak? referensi dong... analogi anda sama sekali gak pas. kenapa sang buddha tdk mengajarkan kok jadi minta uang jajan?

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #65 on: 15 August 2011, 06:19:19 AM »
Riwayat Agung Para Buddha (Revisi 1) - Buku 2

Bab 31 - Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhammà di Tàvatiÿsa

Buddha Difitnah Oleh Seorang Petapa Pengembara Perempuan Bernama Cincamànavikà. (Halaman 1313)
Kisah Petapa Pengembara Perempuan Bernama Sundarã (Halaman 1332)

Silakan dibaca kakak.

fitnah yang dilakukan cinca:
"Pertapa besar... Engkau dengan tenang berkhotbah kepada oarng - orang ini dengan bibir tertutup. Sedangkan aku, sebentar lagi akan menjadi ibu karena bergaul dengan-Mu. Engkau sampai hati tidak melakukan persiapan menjelang kelahiran atu mengumpulkan minyak keju. Jika Engkau begitu tidak peduli akan hal - hal seperti itu, Engkau harus menyuruh Raja Kosala, atau Anathapindika, atau Visakha, penyumbang vihara agar melakukan hal - hal yang kuperlukan. Engkau tidak bertanggung jawab dan tidak mempunyai perasaan, tetapi Engkau tahu bagaimana menyenangkan diri-Mu dengan kenikmatan indria."

Demikianlah Cincamanavika melancarkan tuduhan keji terhadap Tathagata dihadapan krumunan besar itu bagaikan seorang dungu mencoba menghancurkan bulan dengan seonggok kotoran ditangannya! Kemudian, Tathagata menunda khotbah-Nya dan bagaikan seekor raja singa, membantah tuduhan itu dengan suara lantang ....

[hal 1317] ==> tidak ada ungkapan fitnah membunuh tetapi fitnah menghamili.
Ini diperkuat dengan kisah jataka: Maha Paduma Jataka dari Dvadassa Nipata [hal 1318], yang menceritakan latar belakang terjadinya fitnah yang dilakukan Cinca dimasa lampau.


fitnah yang dilakukan sundari:
Sundari yang bodoh, bagaikan seorang yang mengenakan kalung bungan dan ingin menari diatas mata gergaji, bagaikan seorang yang ingin menangkap seekor gajah yag sedang berahi dengan mencengkeram belalainya, bagaikan seorang yang menyambut hangat raja kematian, melumuri tubuhnya dengan wangi - wangiandan menghias tubuhnya dengan bunga-bungaan, berjalan menuju vihara Jetavana, saat orang - orang keluar dari kawasan vihara setelah mendengarkan khotbah. Ketika ditanya, ia berkata, "Aku mengunjungi pertapa Gotama dan biasanya kami bersama-sama didalam kamar-Nya." Tetapi ia tidak berani memasuki vihara sebaliknya ia terus berjalan menuju pertapaan para pertapa sesat didekat sana. Saat ditanya, ia memberi tahu bahwa ia baru saja keluar dari kamar Buddha setelah memberi kepuasan nafsu seksual kepada-Nya.

Beberapa hari kemudian, para pertapa berpandanngan salah itu, setelah berpuas dengan apa yang dilakukan Sundari, mengupah beberapa pemabuk untuk membunuh sundari dan mengubur jasadnya dibawah tumpukan bunga kering didalam selokan dekat kamar Buddha. Pemabuk tersebut itu melaksanakannya sesuai dengan instruksi mereka. Para pertapa tersebut menyebarkan berita bahwa murid perempuan mereka, sundari hilang. Mereka menghadap Raja Kosala dan melaporkan hilangnya murid perempuan mereka, sundari dan tidak dapat menemukannya. Sang raja bertanya apakah mereka mencurigai tempat tertentu, dan mereka bemberitahukan bahwa mereka menduga tempatnya ada didalam kawasan Vihara Jetavana. Sang raja memrintahakan untuk memeriksa Vihara Jetavana. ...

[hal 1336] ==>>  Sundari melakukan fitnah kepada penduduk dengan mengatakan ".. baru saja keluar dari kamar Buddha setelah memberikan kpuasan seksual kepada-Nya."
Para pertapa berpandangan salah yang melakukan fitnah terhadap Sang Buddha telah melakukan pembunuhan bukan sundari. Sundari hanyalah "pion" untuk melaksanakan rencana fitnah pembunuhan para pertapa berpandangan salah.

[hal1342] ==>> Perbuatan Masa Lampua yang MEnjadi Penyebab Tuduhan Sundari

...
[hal 1343] Buddha pada masa lampau adalah seorang pemabuk bernama Murali dalam masa-masa awalnya sebagai Bodhisatta. Ia mengembara selalu disertai oleh seorang yang tidak bermoral dan jahat sehingga Ia juga mewarisi sifat jahat tersebut. Suatu hari Ia memperhatikan Pacceka Buddha yang bernama Surabhi, yang saat itu sedang membetulkan jubahnya sebelum memasuki kota untuk mengumpulkan dana makanan. Tiba-tiba seorang perempuan terlihat berjalan melewati si Pacceka Buddha. Mulari, yang memiliki kebiasaan berpikiran buruk secara sambil lalu mengucapkan kata-kata, "Bhikkhu ini memiliki kebiasaan menikmati hubungan seksual."

...


Jadi apa yang telah dilakukan oleh
- Cinca adalah fitnah terhadap Sang Buddha dengan hubungan seksual yang menyebabkan kehamilan
- Sundari adalah fitnah terhadap Sang Buddha adalah hubungan seksual untuk pemuasan nafsu indria
- Pertapa berpandangan salah adalah fitnah pembunuhan oleh Sang Buddha kepada Sundari

Jadi bukanlah Cinca ataupun Sundari yang melakukan fitnah pembunahan terhadap sang Buddha tetapi Pertapa berpandangan salah.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #66 on: 15 August 2011, 06:32:03 AM »
Dengan menyebut nama para Buddha dengan sunguh-sunguh itu adalah karma baik


Kenapa tidak diajarkan oleh Buddha Sakyamuni ??
Analoginya menurut saya seperti ini
Waktu kita kecil, kalau minta uang jajan biasanya sama orang tua kita atau sana kakek nenek kita ?
Kalo anak anda minta uang jajan, anda akan berikan atau anda saranin untuk meminta sama kakek-neneknya ?

Analogi yang lain:
tono yang sedang duduk diteras sedang menggaruk2 tangannya yang gatal. Kejadian ini diperhatikan oleh si Tini
kemudian tini mendekati tono dan bertanya, "mana yang gatal? aku bantu garuk'in deh"
tono menjawab: ini tangan ku ini lho... Sambil menunjukan tangannya yang gatal
tini langsung menimpali: oh tanganmu tho yang gatal, sini aku garuk'in punggung-mu


MOS: kagak nyambung mas abu2
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #67 on: 15 August 2011, 07:28:18 AM »
Yaa.... seperti itulah kakak
Kalau kita menghina orang suci karma buruknya sangat berat. Makanya ada pepatah yang bilang "Mulut mu harimau mu"
Itu kenyataannya.
orang suci nya kek gimana? kek buda? Muhammad? Yesus?
Quote
Ada juga kok umat yang dapat melihat past life seseorang.
jangan kan gitu, ada juga kok yang bisa lihat kapan matinya, atau kapan kiamat, atau kapan punya anak. atau sakit apa =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #68 on: 15 August 2011, 09:13:47 AM »
Dengan menyebut nama para Buddha dengan sunguh-sunguh itu adalah karma baik
Saya mau tanya lagi, menyebut nama para Buddha dengan sungguh-sungguh itu, apakah lebih bermanfaat dari menjalankan sila atau mengembangkan jhana?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #69 on: 15 August 2011, 09:32:21 AM »
memahami pola pikir mahayana dari om gandalf:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19229.msg317295#msg317295
Bro. william, tetap saja, bagi saya tidak ada masalah.

Dalam Saddharmapundarika Sutra, bukankah Bodhisattva Avalokitesvara sungguh sungguh menolong / memberkati? ;D

Batin para Buddha dan Bodhisattva yang mencapai kondisi amala-vijnana / shunyata, seluruhnya memahami hakekat pratityasamutpada, sebab akibat dan inter-being, Beliau yang telah Tercerhakan telah memahami Hakekat Sejati yang tidak terpisahkan dengan semua makhluk dan fenomena, maka dari itu mereka mampu menolong kita semua. Kobun Chinno, guru Steve Jobs (Apple) mengatakan bahwa batin amala vijanana secara otomatis merefleksikan penderitaan makhluk lain dan secara otomatis memunculkan pikiran welas asih.

Justru karena Hakekat Sejati itu ada dalam diri kita sendiri, maka para Buddha dan Bodhisattva dapat menolong, dan ketika Buddha Bodhisattva menolong kita, sesungguhnya tidak berbeda dengan diri kita dan karma kita sendirilah yang sebenarnya menolong diri kita.

Buddha Bodhisattva menolong tentu tetap dalam ranah hukum sebab akibat dan tidak takhayul sama sekali. Buddha Bodhisattva bekerja pada prinsip Inter-Being / "ketersalinggantungan / koneksi". Buddha Bodhisattva menolong lewat diri kita sendiri dan orang lain. Maka dari itu dikatakan bahwa tubuh transformasi Bodhisattva atau Buddha adalah ayah ibu kita, atau kalyanamitra, atau bisa juga berbagai macam wujud seperti yang dsiebutkan dalam bab Avalokitesvara dalam Saddarmapundarika Sutra. Ini karena Sang Bodhisattva menolong lewat batin welas asih para makhluk. Bahkan ketika Avalokitesvara menolong dari bencana banjir dan kebakaran ,semuanya lewat cara-cara yang lumrah seperti: sang korban tiba" menemukan kapal hanyut dan menggandolinya, atau ketika kebakaran diam" ada pemadam kebakaran yang memiliki insting ada orang yang terjebak dalam satu kamar.

Buddha Bodhisattva memberkati dan menolong lewat mematangkan karma baik dan mendorong Bodhicitta dalam diri tiap makhluk.

Untuk berikutnya saya kutip dari web Kadam Choeling, pemababran Dharma oleh Suhu Bhadra Ruci:
Karma kita sendiri dan nenek menggugat Avalokiteshvara:

Poin-poin terakhir ini seraya menjelang berakhirnya seminar. Berangkat dari pertanyaan, apakah boleh memohon pertolongan Buddha yang berdiam di wihara atau klenteng, tanggapan peserta adalah boleh dan tidak. Masing-masing akan dijelaskan:

Tidak boleh, karena kita bergantung pada karma kita sendiri

Segelintir ceramah Dharma melarang kita memohon di hadapan altar Buddha untuk mendapatkan apa yang diinginkan semuanya berlandaskan pemikiran ”karma kita sendiri”. Hal ini sangat salah, karena jikalau permohonan tersebut berlandaskan keyakinan akan kualitas Buddha untuk menolong kita bahkan untuk masalah duniawi sekalipun tetap saja itu adalah sebuah kebajikan (keyakinan pada Tri Ratna). Justru dengan memohon bantuan kepada Tri Ratna atas dasar keyakinan, kita dapat mengumpulkan kebajikan dan melalui akumulasi kebajikan tersebutlah hal-hal yang baik akan dapat kita peroleh. Demikianlah ”karma kita sendiri” dipahami bukannya dengan melarang kita merendahkan hati untuk memohon di hadapan perwakilan Buddha.

Boleh,....... tetapi bagaimana cara Buddha menolong?

Suhu bertitah, ”Buddha menolong kita dengan cara yang misterius!”. Alkisah seorang nenek yang yakin kepada Bodhisattva Avalokiteshvara dikepung oleh banjir besar dan memohon pertolongan dari beliau. Sembari menunggu Avalokiteshvara, nenek itu didatangi tetangganya yang menawarkan tempat di rakit miliknya, tapi nenek itu menolak. Kemudian anggota SAR dengan perahu motor, mengajak nenek itu turut serta tapi lagi-lagi ditolak. Terakhir sebuah helikopter datang dan berkeras mengajak nenek itu ikut karena banjir semakin besar, tapi nenek itu menolak karena yakin Avalokiteshvara akan datang menolongnya. Akhirnya nenek itu tewas diterjang banjir besar. Di hadapan Raja Yama (penguasa alam kematian), nenek itu menggugat Bodhisattva Avalokiteshvara yang dianggap berbohong karena senantiasa berjanji menolong makhluk yang kesusahan tapi tidak datang ketika nenek tersebut memohon bantuan. Avalokiteshvara pun menjelaskan bahwa tiga kali beliau berusaha menolong tapi sang nenek menolak, tiga kali!

Apa yang dialami nenek tersebut adalah terjebak dalam tahayul, hal mana yang akan membuat Buddha dan Bodhisattva tidak dapat menolong kita (karena kita yang menutup diri). Penting sekali untuk menyadari bahwa Buddha tidak pernah ingkar untuk menolong kita kapanpun dimanapun dan siapapun, tapi kita perlu memiliki keyakinan terhadap Buddha serta hukum karma dan akibatnya. Tanpa hal tersebut kita justru tenggelam dalam kebodohan (tahayul) yang justru membuat kita tidak dapat ditolong oleh siapapun. Buddha ibarat bulan, jika banyak ember air berada di bawahnya dan air tersebut tenang, bulan akan nampak di semua ember tersebut. Tetapi pada air yang terus bergejolak, bulan tidak akan nampak. Siapkah kita menerima pertolongan dari Buddha?

Kendaraan boleh-boleh saja berbeda, tapi........

Dua paham daripada Hinayana dan Mahayana jelas berbeda, yang satu menganggap Buddha sudah mati, yang satu menganggap Buddha terus bekerja dengan banyak cara selama penderitaan berlangsung. Dua paham ini terwujud dalam contoh di atas mengenai ”karma kita sendiri” dan pertolongan misterius Buddha. Yang mana yang benar? Menurut Suhu, keduanya tidaklah salah. Yang salah adalah jika kemudian kita kehilangan keyakinan kita akan Buddha (Buddha hilang dalam batin kita) atau terjebak dalam tahayul sehingga membuat kita bermental peminta-minta. Semoga ketidak-salingpahaman bisa teratasi oleh karenanya.


 _/\_
The Siddha Wanderer
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #70 on: 15 August 2011, 10:23:53 AM »
Quote
”Buddha menolong kita dengan cara yang misterius!”

"buddha" nya bisa di ganti dengan kata2 Tuhan, Allah, Setan, dewa dll ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #71 on: 15 August 2011, 10:31:58 AM »
"buddha" nya bisa di ganti dengan kata2 Tuhan, Allah, Setan, dewa dll ;D
Waktu saya baca tadi juga sempat terhenyak. Itu penjelasan yang sering sekali saya dengar dari 'tetangga', tidak saya sangka Buddha pun demikian.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #72 on: 15 August 2011, 11:52:09 AM »
Waktu saya baca tadi juga sempat terhenyak. Itu penjelasan yang sering sekali saya dengar dari 'tetangga', tidak saya sangka Buddha pun demikian.
and it is wrong/bad/terrible/awful/evil/horrific/shameless because.....?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #73 on: 15 August 2011, 12:36:36 PM »
memahami pola pikir mahayana dari om gandalf:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19229.msg317295#msg317295

Jika ada umat Mahayana berkeyakinan Buddha dapat menolong makhluk hidup, seharusnya dapat melihat kembali kepada Sutra Intan (Vajracheddika Prajnaparamita Sutra), dimana kutipannya sbb :


...
Hyang Buddha menjawab: "Bagus sekali, bagus sekali, Subhuti, seperti apa yang Engkau katakan, Tathagatha selalu mengingat dan melindungi para Bodhisattva serta memberi petunjuk kepada mereka. Sekarang dengarkanlah dengan baik. Aku akan memberitahukan kepadamu bagaimana seharusnya pria maupun wanita bajik yang bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi bertumpu dan mengendalikan hatinya."

"Ya! Tentu, Yang Dijunjungi! Kami akan mendengarkan dengan gembira dan penuh perhatian."

Hyang Buddha kemudian menjelaskan kepada Subhuti: "Semua Bodhisattva Mahasattva harus demikian mengendalikan hatinya dengan ikrar: "Aku harus menyebabkan segala jenis makhluk hidup - apakah yang terlahir dari penetasan telur, dari rahim, dari cairan atau dari perubahan wujud seketika, yang memiliki wujud atau tanpa wujud, yang memiliki kesadaran atau tanpa kesadaran, kesemuanya itu tanpa kecuali - untuk memasuki Nirvana sempurna dan berhenti bertumimbal lahir selamanya." Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk
hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."
...
Kemudian Subhuti berkata kepada Hyang Buddha, "Yang Dijunjungi, jika seorang laki-laki atau wanita bajik bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi, bagaimana seharusnya dia bertumpu, bagaimana seharusnya dia mengendalikan hatinya?"

Hyang Buddha memberitahu Subhuti, "Seorang laki-laki atau wanita bajik, yang bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi harus berpikiran demikian:"Aku harus membebaskan semua makhluk hidup dari arus tumimbal lahir, tetapi bila semua makhluk hidup sudah dibebaskan dari tumimbal lahir, sebenarnya sama sekali tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa begitu? Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva. Apa sebabnya? Subhuti, sebenarnya tidak ada Dharma tentang tekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi.
...
"Subhuti, seorang Bodhisattva juga demikian, jika dia berkata, "Aku harus membebaskan makhluk hidup yang tak terhitung dari tumimbal lahir, maka dia tidak akan disebut seorang Bodhisattva. Apa sebabnya? Subhuti, sebenarnya tidak ada Dharma yang dinamakan Bodhisattva. Karena itu Hyang Buddha mengatakan semua Dharma tidak memiliki konsepsi diri, konsepsi manusia, konsepsi makhluk hidup, dan konsepsi kehidupan."
...
"Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengatakan, "Aku akan menghiasi Tanah Buddha", dia tidak akan disebut Bodhisattva. Apa sebabnya? Memperindah tanah Buddha dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan memperindah. Oleh sebab itu dinamakan memperindah. Subhuti, jika seorang Bodhisattva memahami bahwa segala Dharma tidak memiliki konsepsi diri, Tathagatha menyebutnya sebagai seorang Bodhisattva sejati."
...
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Jika ada orang yang mengatakan bahwa Tathagatha mempunyai pikiran : "Aku akan membebaskan semua makhluk hidup". Subhuti, jangan mempunyai pikiran demikian. Mengapa? Karena sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan oleh Tathagatha. Jika ada makhluk hidup yang dibebaskan oleh Tathagatha, maka Tathagatha akan mempunyai konsepsi
keakuan, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan. Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan. Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam."
...

Karena Sutra Intan (Vajracheddika Prajnaparamita Sutra / Jing Gang Jing / Kim Kong Keng) merupakan salah satu sutra utama MAHAYANA.
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11960.0

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Manfaat menyebut nama Para Buddha
« Reply #74 on: 15 August 2011, 12:39:25 PM »
and it is wrong/bad/terrible/awful/evil/horrific/shameless because.....?

gak konsisten antara sutra yang satu dengan sutra yang lain ? beda "pengarang-nya" ya ? :)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan