Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Chandra Rasmi on 15 June 2009, 03:04:11 PM

Title: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Chandra Rasmi on 15 June 2009, 03:04:11 PM
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???

please share..

klo repost please delete n link yo.. thanks
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 June 2009, 05:52:51 PM
HANYA PANDANGAN BUDDHIS YANG BISA DIDISKUSIKAN DI DISKUSI UMUM, KALAU MAU PROMOSI PANDANGAN AGAMA LAIN SILAHKAN DISKUSI DI FORUM LAIN
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Elin on 15 June 2009, 06:04:17 PM
^
se7 om gacha... ^-^
tadi Elin mau komen begitu jg tp ntar malah dibilang sensi lagi..
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:07:51 PM
AGANNA SUTTA (27)
Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya
Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991


Demikian yang telah kami dengar :
1.   Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Savatthi, di Pubbarama milik Migaramata. Pada waktu itu Vasettha dan Bharadvaja sedang menjalani latihan kebhikkhuan di antara para Bhikkhu, berkeinginan untuk menjadi bhikkhu. Kemudian pada malam hari itu, setelah bangkit dari samadhi-Nya, Sang Bhagava keluar dari kamar (kuti) dan berjalan ke sana ke mari (cankammana) di alam terbuka di sebelah kamar.

2.   Hal ini dilihat oleh Vasettha dan menceritakannya kepada Bharadvaja, yang selanjutnya ia berkata : "Sahabat Bharadvaja, marilah kita pergi menemui Sang Bhagava; mudah-mudahan kita beruntung dapat mendengar uraian Dhamma dari Sang Bhagava."

"Baiklah, sahabat," jawab Bharadvaja menyetujui. Maka Vasettha dan Bharadvaja pergi menemui Sang Bhagava. Setelah dekat, mereka menghormat Beliau dan berjalan mengikuti di belakang Bhagava yang sedang berjalan ke sana ke mari (cankammana).

3.   Kemudian sang Bhagava berkata kepada Vasettha: "Vasettha, engkau berasal dari keturunan dan keluarga brahmana, telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh hidup tanpa rumah (anagarika) sebagai pertapa (pabbaja).
Apakah para brahmana tidak mencela dan menghinamu ?"

"Ya, demikianlah, Bhante; para brahmana menghina dan mencela kami dengan bermacam-macam makian, ejekan, serta kata-kata kasar yang tidak sopan."

"Bhante, para brahmana itu berkata demikian: 'Kasta brahmana adalah yang paling baik' "

"Tetapi dalam hal ini, Vasettha, dengan kata-kata apa para brahmana itu mencela dan menghinamu ?"

"Bhante, para brahmana itu berkata demikian: Hanya kaum brahmana yang mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat, yang lain berkedudukan rendah. Hanya kaum brahmana yang berwajah cerah, yang lain berwajah gelap. Hanya kaum brahmana yang berasal dari keturunan murni, bukan mereka yang lain daripada kaum brahmana. Hanya kaum brahmana yang merupakan anak dari Brahma, lahir dari mulut brahma, keturunan brahma, diciptakan oleh brahma, pewaris Brahma. Sedangkan mengenai dirimu, engkau telah meninggalkan derajad yang terbaik, beralih ke golongan rendah, yaitu pertapa gundul, badut yang kasar, mereka yang berkulit gelap, keturunan yang lahir dari kaki Brahma. Keadaan seperti itu tidak baik, keadaan seperti itu tidak pantas. Dalam hal ini, bahwasanya engkau yang telah meninggalkan kasta terhormat, harus bergaul, berkumpul dengan kasta rendah, yaitu: dengan kaum pertapa gundul, pertapa palsu, mereka yang berkulit gelap, kaum rendah, yang lahir dari kaki Brahma - warga kami. Dengan kata-kata seperti itu, Bhante, para brahmana itu mencela dan menghina kami dengan makian, ejekan serta kata-kata kasar yang tidak sopan."

4.   "Vasettha, sesungguhnya para brahmana itu telah melupakan masa lampau apabila mereka berkata seperti itu. Sebaliknya, para brahmani, istri para brahmana itu dikenal subur, kelihatan hamil, melahirkan dan merawat anak-anak. Dan masih juga para brahmana yang lahir dari kandungan itu sendiri yang berkata bahwa :
Hanya kaum brahmana yang mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat, yang lain berkedudukan rendah. Hanya kaum brahmana yang berwajah cerah, yang lain berwajah gelap, Hanya kaum brahmana yang berasal dari keturunan murni, bukan mereka yang lain daripada kaum brahmana. Hanya kaum brahmana yang merupakan anak asli dari Brahma, lahir dari mulut Brahma, keturunan Brahma, diciptakan oleh Brahma, pewaris Brahma. Dengan cara ini mereka telah membuat tiruan terhadap sifat Brahma (abbhacikkhanti brahmanan). Apa yang mereka katakan itu bohong, dan sungguh besar akibat buruk yang akan mereka peroleh."

5.   Vasettha, terdapat empat kasta : khattiya, brahmana, vessa dan sudda. Di sini dan di mana pun terdapat kasta khattiya yang membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, memfitnah, berbicara kasar, omong kosong, serakah, kejam dan menganut pandangan-pandangan keliru (miccha ditthi).

Vasettha, demikianlah kita lihat bahwa sifat-sifat buruk dan yang dipandang demikian, yang tercela dan yang dipandang demikian, yang tidak layak dilakukan dan yang dipandang demikian, yang tidak patut dilakukan oleh orang yang terhormat dan yang dipandang demikian, sifat-sifat celaka dan yang berakibat mencelakakan, yang tidak dianjurkan oleh para bijaksana; terdapat pula dalam diri seorang khattiya. Dan begitu pula kita dapat mengatakan hal yang sama kepada kasta brahmana, vessa dan sudda.

6.   Juga di sini dan di mana pun terdapat kasta khattiya yang menahan diri dari membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, memfitnah, berbicara kasar, omong kosong, serakah, kejam atau menganut pandangan-pandangan keliru (miccha ditthi).

Vasettha, demikianlah kita lihat bahwa sifat-sifat baik dan yang dipandang demikian, yang terpuji dan yang dipandang demikian, yang layak dilakukan dan yang dipandang demikian, yang patut dilakukan oleh orang terhormat dan yang dipandang demikian, sifat-sifat yang bermanfaat dan yang mempunyai akibat yang bermanfaat, yang dianjurkan oleh para bijaksana; terdapat pula dalam diri seorang kasta khattiya. Dan begitu pula kita dapat mengatakan hal yang sama kepada kasta brahmana, vessa dan sudda.

7.   Vasettha, sekarang kita tahu bahwa sifat-sifat yang baik atau buruk, tercela atau terpuji oleh para bijaksana, adalah dimiliki oleh keempat kasta tersebut; dan para bijaksana tidak mengakui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh para brahmana seperti tersebut di atas. Mengapa demikian ? Karena, Vasettha, siapapun dari keempat kasta ini menjadi seorang bhikkhu, arahat, orang yang telah mengalahkan noda-noda batin (jinasavo), telah mengerjakan apa yang harus dikerjakan (katakaraniyo), telah meletakkan beban (ohitabharo), telah mencapai kebebasan (anuppattasadattho), telah mematahkan ikatan kelahiran, telah terbebas karena memiliki pengetahuan (sammadannavimutto); maka dialah yang dinyatakan paling baik di antara mereka, berdasarkan kebenaran (dhamma) dan tidak atas dasar yang bukan kebenaran (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha, dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:09:02 PM
8.   Vasettha, berikut ini adalah sebuah contoh untuk mengerti mengapa Dhamma (Kebenaran) itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang :

Raja Pasenadi Kosala menyadari bahwa Samana Gotama telah meninggalkan keturunan Sakya, sedangkan Suku Sakya berada di bawah kekuasaan Raja Pasenadi Kosala. Suku Sakya memuja dan menghormatinya, mereka bangkit dari tempat duduk, beranjali dan melayaninya. Sekarang, Vasettha; sama seperti Suku Sakya yang melayani Raja Pasenadi Kosala dengan hormat, demikian pula caranya Raja Pasenadi Kosala melayani Sang Tathagata. Karena Raja Pasenadi Kosala berpikir : Bukankah Samana Gotama sempurna kelahirannya (Sujato), sedangkan kelahiranku tidak sempurna ? Samana Gotama itu perkasa, sedangkan aku lemah. Samana Gotama itu sangat mengagumkan, sedangkan aku tidak. Samana Gotama itu memiliki pengaruh yang besar, sedangkan aku hanya memiliki pengaruh yang kecil saja. Demikianlah, karena Raja Pasenadi Kosala menghormati Dhamma, menghargai Dhamma, mengindahkan Dhamma, sujud pada Dhamma, menganggap suci Dhamma, maka ia memberikan hormat dan sujud pada Sang Tathagata, bangkit dari tempat duduk, beranjali dan melayani Beliau dengan hormat. Dengan contoh ini engkau dapat mengerti betapa Dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.

9.   Vasettha, engkau semua yang berbeda keturunan, nama, suku dan keluarga; telah meninggalkan kehidupan rumah tangga; mungkin akan ditanya: Siapakah engkau ? Maka engkau harus menjawab: Kita adalah para pertapa yang mengikuti Samana putra Sakya.

Vasettha, dia yang teguh keyakinannya kepada Sang Tathagata, berakar, mantap dan kokoh, suatu keyakinan yang tidak dapat digoyahkan lagi oleh para pertapa dan brahmana, maupun oleh para dewa, mara dan Brahma atau siapa pun saja dalam dunia ini, ia dapat berkata: Aku adalah anak Sang Bhagava, lahir dari mulut Sang Bhagava, lahir dari Dhamma (Dhammajo), diciptakan oleh Dhamma (dhammanimmitta), pewaris Dhamma (dhammadayako). Mengapa demikian ? Karena, Vasettha, nama-nama berikut ini adalah sesuai untuk Sang Tathagata: Dhammakayo (Tubuh Dhamma), Brahmakayo (Tubuh Brahma), Dhammabhuto (perwujudan Dhamma), Brahmabhuto (Perwujudan Brahma).

10.   Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan bilamana hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di Abbassara (Alam Cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.

Vasettha, terdapat juga suatu saat, cepat atau lambat, setelah selang suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini mulai terbentuk kembali. Dan ketika hal ini terjadi, mahluk¬mahluk yang mati di Abhassara (Alam Cahaya), biasanya terlahir kembali di sini sebagai manusia. Mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.

11.   Pada waktu itu semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada, bulan maupun pertengahan bulan belum ada, tahun-tahun maupun musim-musim belum ada; laki-laki maupun wanita belum ada. Mahluk¬mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja.

Vasettha, cepat atau lambat setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul ke luar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warnanya tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manisnya tanah itu.

12.   Kemudian, Vasettha, di antara mahluk mahluk yang memiliki pembawaan sifat serakah (lolajatiko) berkata: O apakah ini? dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Dan mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari jarinya. Dengan mencicipinya, maka mereka diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk ke dalam diri mereka. Maka mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu menjadi lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak. Demikian pula dengan siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, musim-musim dan tahun-tahun pun terjadi. Demikianlah, Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.

13.   Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka, mereka lebih buruk daripada kita. Sementara mereka bangga akan keindahannya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka sari tanah itupun lenyap. Dengan lenyapnya sari tanah itu, mereka berkumpul bersama-sama dan meratapinya: "Sayang, lezatnya! Sayang lezatnya!" Demikian pula sekarang ini, apabila orang menikmati rasa enak, ia akan berkata: "Oh lezatnya! Oh lezatnya!; yang sesungguhnya apa yang mereka ucapkan itu hanyalah mengikuti ucapan masa lampau, tanpa mereka mengetahui makna dari kata-kata itu.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:09:18 PM
14.   Kemudian, Vasettha, ketika sari tanah lenyap bagi mahluk mahluk itu, muncullah tumbuh-tumbuhan dari tanah (Bhumi¬pappatiko). Cara tumbuhnya adalah seperti tumbuhnya cendawan. Tumbuhan ini memiliki warna, bau dan rasa; sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warnanya tumbuhan itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manisnya tumbuhan itu. Kemudian mahluk ¬mahluk itu mulai makan tumbuh-tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut. Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka berkembang menjadi lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir: Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita. Sementara mereka bangga akan keindahan dirinya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (badalata) muncul dan cara tumbuhnya adalah seperti bambu. Tumbuhan ini memiliki warna, bau dan rasa; sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warnanya tumbuhan itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manisnya tumbuhan itu.
15.   Kemudian, Vasettha, mahluk-mahluk itu mulai makan tumbuhan menjalar tersebut. Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, dan hal itu berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini; maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita. Sementara mereka bangga akan keindahan dirinya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap. Dengan lenyapnya tumbuhan menjalar itu, mereka berkumpul bersama-sama meratapinya : "Kasihanilah kita, milik kita hilang! Demikian pula sekarang ini, bilamana orang-orang ditanya apa yang menyusahkannya, mereka menjawab : "Kasihanilah kita! Apa yang kita miliki telah hilang; yang sesungguhnya apa yang mereka ucapkan itu hanyalah mengikuti ucapan pada masa lampau, tanpa mengetahui makna daripada kata-kata itu."
16.   Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap bagi mahluk-mahluk itu, muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak dalam alam terbuka (akattha-pako), tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Bilamana pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, maka keesokan paginya padi itu telah tumbuh den masak kembali. Bilamana pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang; maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali; demikian terus-menerus padi itu muncul.

Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan tentang keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indria yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indria tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin (methuna).

Vasettha, ketika mahluk-mahluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin, maka sebagian melempari dengan pasir, sebagian melempari dengan abu, sebagian melempari dengan kotoran sapi, dengan berteriak: "Kurang ajar! Kurang ajar! Bagaimana seseorang dapat berbuat demikian kepada orang lain?" Demikian pula sekarang ini, apabila seorang laki-laki dari tempat lain menjemput mempelai wanita dan membawanya pergi, orang-orang akan melempari mereka dengan pasir, abu atau kotoran sapi; yang sesungguhnya apa yang mereka lakukan itu hanyalah mengikuti bentuk¬ bentuk masa lampau, tanpa mengetahui makna daripada perbuatan itu.
17.   Vasettha, apa yang pada waktu itu dipandang tidak sopan (adhamma sammata), sekarang dipandang sopan (dhamma-sammata). Pada waktu itu, mahluk-mahluk yang melakukan hubungan kelamin tidak diijinkan memasuki desa atau kota selama satu bulan penuh atau dua bulan. Dan pada waktu itu, oleh karena mahluk cepat sekali mencela perbuatan yang tidak sopan tersebut maka mereka mulai membuat rumah-rumah hanya untuk menyembunyikan perbuatan tidak sopan itu.

Vasettha, kemudian timbullah pikiran semacam ini dalam diri sebagian mahluk yang berwatak pemalas: "Mengapa aku harus melelahkan diriku dengan mengambil padi pada sore hari untuk makan malam, dan mengambil padi pada pagi hari untuk makan siang ? Bukankah sebaiknya aku mengambil padi yang cukup untuk makan malam dan makan siang sekaligus ?" Maka, setelah pergi, ia mengumpulkan padi yang cukup untuk dua kali makan.

Ketika mahluk-mahluk lain datang kepadanya dan berkata : "Sahabat yang baik, marilah kita pergi mengumpulkan padi" ia berkata : Tidak perlu, sahabat yang baik; aku telah mengambil padi untuk makan malam dan siang." Selanjutnya sebagian mahluk lain datang dan berkata kepadanya : "Sahabat yang baik, marilah kita pergi mengumpulkan padi"; ia berkata: "Tidak perlu, sahabat yang baik, aku telah mengambil padi untuk dua hari." Demikianlah, dalam cara yang sama mereka menyimpan padi yang cukup untuk empat hari dan selanjutnya untuk delapan hari.

Vasettha, sejak itu mahluk-mahluk tersebut mulai makan padi yang disimpan. Dedak mulai menutupi butir-butir padi yang bersih dan butir-butir padi dibungkus sekam. Padi yang telah dituai atau potongan-potongan batangnya tidak tumbuh kembali, sehingga terjadi masa menunggu. Dan batang-batang padi mulai tumbuh serumpun.
18.   Vasettha, kemudian mahluk-mahluk itu berkumpul bersama dan meratap dengan berkata : "Kebiasaan buruk telah muncul di kalangan kita. Dahulu kita hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa dan hidup dalam kemegahan. Kita hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.

Cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, muncullah bagi kita sari tanah dari dalam air, yang memiliki warna, bau dan rasa. Kita mulai membuat sari tanah itu menjadi gumpalan dan menikmatinya. Setelah kita berbuat demikian, maka cahaya tubuh kita lenyap. Ketika cahaya tersebut lenyap, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi mulai nampak; siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, musim-musim dan tahun-tahun pun nampak. Kita menikmati sari tanah tersebut, memakannya, hidup dengannya, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Tetapi sejak kelakuan buruk dan kebiasaan-kebiasaan tidak sopan menjadi umum di kalangan kita, lalu muncullah tumbuh-tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko), yang memiliki warna, bau dan rasa. Kita mulai menikmatinya, memakannya, hidup dengannya, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Tetapi sejak kelakuan buruk dan kebiasaan-kebiasaan tidak sopan menjadi umum di kalangan kita, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu lenyap. Ketika tumbuhan yang muncul dari tanah itu telah lenyap, lalu muncullah tumbuhan menjalar, yang memiliki warna, bau dan rasa. Kita mulai menikmatinya, memakannya dan hidup dengannya, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Tetapi sejak kelakuan buruk dan kebiasaan¬kebiasaan tidak sopan menjadi umum di kalangan kita, maka tumbuhan menjalar itu lenyap. Ketika tumbuhan menjalar telah lenyap, lalu muncullah padi yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam; harum dengan butir-butir yang bersih. Bilamana setiap malam kita memetik dan mengambilnya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus-menerus padi itu muncul. Kita menikmati padi ini, memakannya, hidup dengannya; dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Tetapi sejak kelakuan buruk dan kebiasaan-kebiasaan tidak sopan menjadi umum di kalangan kita, maka dedak telah menutupi butir padi yang bersih dan sekam juga telah membungkus butir-butir padi tersebut. Dan bilamana kita telah memetiknya, padi itu tidak langsung tumbuh kembali, sehingga terjadilah masa menunggu, dan batang-batang padi mulai tumbuh berumpun. Karena itu, sekarang ini marilah kita membagi ladang-ladang padi dengan membuat batas-batasnya."

Demikianlah mereka membagi ladang-ladang padi dan membuat batas di sekeliling ladang bagian mereka masing-masing.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:09:43 PM
19.   Kemudian, Vasettha, sebagian mahluk yang memiliki pembawaan sifat serakah (lolajatiko), yang sedang menjaga ladang bagiannya sendiri, lalu mencuri padi dari ladang orang lain dan memakannya. Mereka menangkap dan memegangnya erat-erat, dan berkata : "Sahabat yang baik, sesungguhnya engkau dalam hal ini telah berbuat jahat. Sewaktu sedang menjaga ladangmu sendiri, kau telah mencuri milik orang lain dan memakannya. Perhatikanlah baik-baik, jangan berbuat demikian lagi." Untuk kedua kalinya ia berbuat demikian dan juga untuk ketiga kalinya. Dan kembali mereka menangkapnya dan menasehatinya : Sebagian dari mereka memukulnya dengan tangan, sebagian melemparinya dengan bongkahan tanah dan sebagian memukulnya dengan tongkat.

Vasettha, demikianlah awal munculnya perbuatan mencuri; dan pemeriksaan, kebohongan dan hukuman pun menjadi dikenal.
20.   Vasettha, kemudian mahluk-mahluk itu berkumpul bersama dan meratap dengan berkata : "Perbuatan-perbuatan jahat telah muncul di kalangan kita, pencurian, pemeriksaan, kebohongan dan hukuman menjadi dikenal. Sebaiknya kita memilih salah seseorang di antara kita untuk mengadili mereka yang patut diadili, memeriksa mereka yang patut diperiksa, dan mengucilkan mereka yang harus dikucilkan. Dan untuk membalas jasanya, kita akan memberikan sebagian padi kita kepadanya."

Vasettha, kemudian mereka memilih salah seorang di antara mereka yang paling rupawan, paling disukai, paling menyenangkan, paling pandai, dengan berkata kepadanya: "Sahabat yang baik sebaiknya engkau mengadili orang yang patut diadili, memeriksa mereka yang patut diperiksa, mengucilkan mereka yang patut dikucilkan. Dan kita akan memberikan sebagian padi milik kita kepadamu."

Ia menyetujuinya dan berbuat demikian, dan mereka memberikan sebagian padi milik mereka kepadanya.
21.   Vasettha, dipilih oleh banyak orang adalah apa yang dimaksud dengan Maha Sammata; maka Maha Sammata (Pilihan Agung) merupakan ungkapan pertama yang muncul (bagi seorang yang dipilih oleh banyak orang). Penguasa ladang adalah apa yang dimaksud dengan Khattiya; maka Khattiya merupakan ungkapan kedua yang muncul. Ia membuat senang orang lain dengan Dhamma, (dengan melaksanakan prinsip kebenaran) adalah apa yang dimaksud dengan Raja; maka Raja merupakan ungkapan ketiga yang muncul.

Vasettha, demikianlah asal mula dari kelompok masyarakat Khattiya ini, yang dikenal sesuai dengan pernyataan permulaan pada masa lampau. Asal mula mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga, dan bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri dan bukan tidak diingini; dan hal itu terjadi sesuai dergan Dhamma (apa yang seharusnya demikian), bukan terjadi karena apa yang bukan-dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha, dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
22.   Vasettha, kemudian hal seperti berikut ini muncul pada diri orang-orang itu : "Perbuatan-perbuatan jahat telah muncul di kalangan kita, sehingga pencurian, pemerkosaan, kebohongan, hukuman dan pengucilan menjadi dikenal. Sekarang marilah kita menyingkirkan semua perbuatan jahat dan kebiasaan tidak sopan." Dan mereka melakukannya.

Vasettha, mereka yang menyingkirkan (bahenti) perbuatan-perbuatan jahat dan kebiasaan-kebiasaan tidak sopan adalah apa yang disebut dengan kata "brahmana"; demikianlah 'brahmana' merupakan ungkapan permulaan bagi mereka yang berbuat demikian. Mereka membuat pondok¬pondok dari daun (pannakuti) di hutan, dan bersamadhi di situ. Mereka hidup tanpa perapian, tanpa asap, tidak mempergunakan alu dan lumpang; mereka mengumpulkan makanan pada sore hari untuk makan malam dan pada pagi hari untuk makan siang; mereka mencari makanan dengan memasuki desa, kampung dan kota. Setelah memperoleh makanan, mereka kembah lagi ke pondok mereka dan bersamadhi.

Ketika orang-orang melihat hal ini, mereka berkata: "Orang-orang ini, setelah membuat pondok-pondok dari daun di hutan, lalu bersamadhi di situ. Mereka hidup tanpa perapian, tanpa asap, tidak mempergunakan alu dan lumpang; mereka mengumpulkan makanan pada sore hari untuk makan malam, dan mengumpulkan makanan pada pagi hari untuk makan siang; mereka mencari makanan dengan memasuki desa, kampung dan kota. Setelah memperoleh makanan mereka kembali ke pondok-pondok mereka dan bersamadhi.

Vasettha, mereka yang bersamadhi (jhayanti) inilah yang dimaksud dengan Jhayaka atau pelaksana samadhi; demikianlah kata jhayaka merupakan ungkapan kedua yang muncul.
23.   Vasettha, karena sebagian di antara mereka tidak tahan bersamadhi di pondok-pondok daun dalam hutan, maka mereka keluar dan tinggal di pinggir-pinggir desa-desa, kampung-kampung dan kota-kota, dan di sana mereka menulis buku (ganthe karonta). Dan ketika orang-orang melihat hal ini, mereka berkata: "Orang-orang ini, karena tidak tahan bersamadhi di pondok-pondok daun hutan, maka mereka keluar dan tinggal di pinggir desa-desa, kampung-kampung dan kota-kota, dan di sana mereka menulis buku. Mereka tidak bersamadhi (ajhayaka).

Vasettha, mereka yang tidak bersamadhi inilah yang dimaksud dengan "Ajhayaka"; demikianlah kata ajhayaka merupakan ungkapan-ungkapan ketiga yang timbul. Pada waktu itu mereka dipandang yang paling rendah, tetapi sekarang mereka menganggap diri merekalah yang paling tinggi.

Vasettha, demikianlah asal mula dari kelompok masyarakat brahmana ini, dikenal menurut pernyataan permulaan pada masa lampau. Asal mula mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri, dan bukan tidak diingini, dan hal itu terjadi sesuai dengan Dhamma (apa yang seharusnya memang demikian), bukan terjadi karena apa yang bukan dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha, dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
24.   Selanjutnya, Vasettha, terdapat juga sebagian orang lain yang menempuh hidup berkeluarga dan melakukan berbagai macam perdagangan. Mereka yang menempuh hidup berkeluarga dan melakukan berbagai macam perdagangan (vissa) inilah yang dimaksud dengan 'Vessa' (Kaum Pedagang). Demikianlah kata Vessa ini dipergunakan sebagai ungkapan bagi orang-orang tersebut.

Vasettha, demikianlah asal mula dari kelompok masyarakat vessa ini, yang dikenal sesuai dengan pernyataan permulaan pada masa lampau. Asal mula mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga, dan bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri, bukan tidak diingini; dan hal itu terjadi sesuai dengan dhamma (apa yang seharusnya demikian), bukan terjadi karena apa yang bukan dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha, dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.

Selanjutnya Vasettha, selebihnya dari orang-orang ini melakukan pekerjaan berburu. Mereka yang hidup dari hasil berburu dan perbuatan atau pekerjaan lain semacamnya inilah yang dimaksudkan dengan 'Sudda'. Demikianlah kata 'sudda''; ini dipergunakan sebagai ungkapan dari orang-orang tersebut.

Vasettha, demikianlah asal mula dari kelompok masyarakat sudda ini, yang dikenal sesuai dengan pernyataan permulaan pada masa lampau. Asal mula mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga, dan bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri, dan bukan tidak diingini; dan hal itu terjadi sesuai dengan dhamma (apa yang seharusnya demikian), bukan terjadi karena apa yang bukan dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
25.   Selanjutnya Vasettha pada suatu waktu, ketika terdapat beberapa orang khattiya memandang rendah cara hidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh hidup sebagai orang tak berumah tangga, dengan berkata: "Aku ingin menjadi pertapa."

Juga terdapat beberapa orang brahmana yang memandang rendah cara hidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan bermah tangga dan menempuh kehidupan sebagai orang tak berumah tangga, dengan berkata: "Aku ingin menjadi pertapa."

Juga, terdapat beberapa orang vessa yang memandang rendah cara hidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh hidup sebagai orang tak berumah tangga, dengan berkata : "Aku ingin menjadi seorang pertapa."

Juga, terdapat beberapa orang sudda yang memandang rendah hidupnya sendiri, mereka meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menempuh hidup tak berumah tangga, dengan berkata : "Aku ingin menjadi seorang pertapa."

Vasettha, dari empat kelompok masyarakat ini muncullah kelompol pertapa. Asal-usul mereka adalah dari kalangan orang-orang itu juga, dan bukan dari orang-orang lain; dari keinginan mereka sendiri, dan bukan tidak diingini; dan hal itu terjadi sesuai dengan Dhamma (apa yang seharusnya demikian), dan bukan terjadi karena apa yang bukan dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
26.   Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan jahat dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangan salah; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam siksaan (vinipata), dan alam neraka (niraya).

Juga, orang brahmana yang menempuh kehidupan jahat dalam perbutan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangan salah; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, mereka terlahir kembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam siksaan (vinipata), alam neraka (niraya).

Juga, orang vessa yang menempuh kehidupan jahat dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan-pandangan salah; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan¬perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam siksaan (vinipata), alam neraka (niraya).

Juga, orang sudda yang menempuh kehidupan salah dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; menganut pandangan-pandangan salah; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-¬perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam celaka (apaya), alam sengsara (duggati), alam siksaan (vinipata), alam neraka (niraya).
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:09:58 PM
27.   Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam bahagia (suggati), alam surga (sagga).

Juga, orang brahmana yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan¬perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya. Setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga.

Juga, orang vessa yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan¬perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga.

Juga, orang sudda yang menempuh kehidupan bajik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan benar; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka akan terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga.
28.   Vasettha, orang khattiya yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari), baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan campuran (vimissaditthiko); maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalam alam bahagia maupun alam sengsara.

Juga, seorang brahmana yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari), baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan campuran (vimissaditthiko); maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalam alam bahagia maupun alam sengsara.

Juga, seorang vessa yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari), baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran; yang menganut pandangan campuran (vimmissaditthiko); maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, ia terlahir kembali dalam alam bahagia maupun alam sengsara.

Juga, seorang sudda yang menempuh kehidupan ganda (dvaya kari) baik dan buruk dalam perbuatan, perkataan dan pikiran, yang menganut pandangan-pandangan campuran; maka sebagai akibat dari pandangan-pandangan dan perbuatan-perbuatan campurannya itu, pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, ia akan terlahir kembali dalam alam bahagia maupun alam sengsara.
29.   Vasettha, seorang khattiya yang hidup dengan perbuatan, perkataan dan pikiran terkendali, yang telah mengembangkan tujuh faktor untuk mencapai penerangan sempurna, maka ia akan mencapai pemusnahan total dari noda-noda batin (parinibbanena-parinibbati) dalam kehidupan sekarang ini.

Juga, seorang brahmana yang hidup dengan perbuatan, perkataan dan pikiran terkendali, yang telah mengembangkan tujuh faktor untuk mencapai penerangan sempurna (satta bodhipakkhiya dhamma), maka ia akan mencapai pemusnahan total dari noda-¬noda batin atau parinibbana dalam kehidupan sekarang ini juga.

Juga, seorang vessa yang hidup dengan perbuatan, perkataan dan pikiran terkendali, yang telah mengembangkan tujuh faktor untuk mencapai penerangan sempurna (satta bodhipakkhiya dhamma), maka ia akan mencapai pemusnahan total dari noda¬noda batin atau parinibbana dalam kehidupan sekarang ini juga.

Juga, seorang sudda yang hidup dengan perbuatan, perkataan dan pikiran terkendali, yang telah mengembangkan tujuh faktor untuk mencapai penerangan sempurna (satta bodhipakkhiya dhamma), maka ia akan mencapai pemusnahan total dari noda¬-noda batin atau parinibbana dalam kehidupan sekarang ini juga.
30.   Vasettha, siapapun dari keempat kelompok masyarakat ini menjadi seorang bhikkhu, arahat, orang yang telah mengalahkan noda-noda batin (jinasavo), telah mengerjakan apa yang harus dikerjakan (kata karaniyo), telah meletakkan beban (ohitabharo), telah mencapai kebebasan (anuppattasadattho), telah mematahkan ikatan kelahiran (parikakkhinabhavasannajano), telah terbebas karena memiliki pengetahuan (sammadannavimutto); maka dialah yang dinyatakan paling baik di antara mereka, berdasarkan kebenaran (dhamma) dan tidak atas dasar yang bukan dhamma (adhamma). Sesungguhnya, Vasettha, dhamma itu amat bermanfaat bagi umat manusia, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 June 2009, 06:10:20 PM
31.   Vasettha, syair ini telah diucapkan oleh Sanam Kumara, salah seorang dari para dewa Brahma :

"Khattiya adalah yang terbaik di antara kumpulan ini,
Yang mempertahankan garis keturunannya
Tetapi ia yang sempurna pengetahuan serta tindak tanduknya

Adalah yang terbaik di antara para dewa dan manusia."

Vasettha, syair ini telah diucapkan dengan baik dan bukannya diucapkan dengan tidak baik oleh Brahma Sanam Kumara, kata-kata yang baik bukan kata-kata yang buruk; penuh arti dan bukan kosong dari arti. Vasettha begitu pula aku menyatakan :
"Khattiya adalah yang terbaik di antara kumpulan ini
Yang mempertahankan garis keturunannya
Tetapi ia yang sempurna pengetahuan serta tindak tanduknya
Adalah yang terbaik di antara para dewa dan manusia."

Demikianlah sabda Sang Bhagava. Vasettha dan Bharadvaja merasa puas dan bersuka cita mendengar sabda Sang Bhagava itu.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Indra on 15 June 2009, 07:20:05 PM
AGANNA SUTTA (27)
Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya
Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991


lain kali, mod yg tidak cinta produk sendiri, akan didenda
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Hendra Susanto on 15 June 2009, 07:52:59 PM
:)) tadi gw juga mao gt :))
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Kokuzo on 15 June 2009, 10:34:35 PM
Masuk akal mana sih manusia dari monyet ato manusia dari tanah? :D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: vathena on 15 June 2009, 10:39:41 PM
masuk akal mana manusia yang berevolusi dari monyet atau manusia yang tringggg langsung muncul ?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 15 June 2009, 10:51:05 PM
Tp kenyataannya Sang Buddha tdk mengatakan manusia berasal dr monyet melainkan dr makhluk alam Brahma Abhassara yg mencicipi sari tanah kan? Dan perlahan2 bertambah padat dan semakin jelas bentuk tubuh dan perbedaan kelaminnya.
Teori Evolusi ckp masuk akal tp masih sebatas teori yg banyak celah dan 'missing link' kan?
Ada 1 teori lagi, ttg 'sinkronisasi'. Blm ckp jelas ttg ini. Apa pendapat forum? :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Kokuzo on 15 June 2009, 11:44:55 PM
^ Ya iya...
Di atas monyet masih ada monyet :hammer:

Ya makhluk alam abhassara itu yang setelah mencicipi sari tanah (KONON), bertambah padat dan semakin jelas bentuk tubuhnya <-- kita gak tau wujud deskripsi ini kaya gimana. Monyetkah? Manusia? Alien? Monster?

Segala sesuatu itu terus berubah sesuai dengan kondisi lingkungan...
Sampai saat ini ya teori evolusi menurut gw yang paling masuk akal, meski nggak sepenuhnya...

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: marcedes on 16 June 2009, 12:35:58 AM
ini diskusi tanpa ujung...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: adi lim on 16 June 2009, 06:35:26 AM
Dalam kitab suci Tipitaka menerangkan ada 31 alam kehidupan.
diantaranya ada Alam Brahma, Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Peta, Alam Binatang, Alam Neraka

Udah pasti dalam ajaran Buddha Manusia dan Binatang BERBEDA
Jadi teori Darwin tidak berlaku di ajaran Buddha

Kalau ada yang setuju & menyakini Teori Darwin benar, Silakan saja, itu hak mereka untuk berkeyakinan

 _/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 16 June 2009, 09:03:24 AM
Kalau ga salah simpanse sbg kerabat dekat manusia (menurut darwinisme) memiliki kemiripan sekitar 95% DNA dg manusia kan? Tapi dalam kenyataannya antara manusia dng simpanse adl berbeda. Ada kemungkinan kejadiannya bukan bertahap melalui evolusi monyet menjadi manusia melainkan bersamaan atau hampir bersamaan. kalau menurut sutta buddhisme, interpretasi demikian bisa ditemukan di Aganna Sutta yg dipost om Markos
Quote
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, dan hal itu berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini; maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 16 June 2009, 09:10:30 AM
AGANNA SUTTA (27)
Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya
Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991


lain kali, mod yg tidak cinta produk sendiri, akan didenda
:)) tadi gw juga mao gt :))

om bayar laaah.........  :D

lumayan dikasih kesempatan bisa dana buat DC lagi  ^-^
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: hatRed on 16 June 2009, 09:12:28 AM
Dalam kitab suci Tipitaka menerangkan ada 31 alam kehidupan.
diantaranya ada Alam Brahma, Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Peta, Alam Binatang, Alam Neraka

Udah pasti dalam ajaran Buddha Manusia dan Binatang BERBEDA
Jadi teori Darwin tidak berlaku di ajaran Buddha

Kalau ada yang setuju & menyakini Teori Darwin benar, Silakan saja, itu hak mereka untuk berkeyakinan

 _/\_

bagaimana tentang asal usul manusia menurut informasi sutta :-?

apakah manusia dan alam brahma itu berbeda atau sama?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 16 June 2009, 09:12:56 AM
Kalau ga salah simpanse sbg kerabat dekat manusia (menurut darwinisme) memiliki kemiripan sekitar 95% DNA dg manusia kan? Tapi dalam kenyataannya antara manusia dng simpanse adl berbeda. Ada kemungkinan kejadiannya bukan bertahap melalui evolusi monyet menjadi manusia melainkan bersamaan atau hampir bersamaan. kalau menurut sutta buddhisme, interpretasi demikian bisa ditemukan di Aganna Sutta yg dipost om Markos
Quote
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, dan hal itu berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini; maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir : Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita.


DNA hanya fisik, bahkan yang 100% sama misal hasil cloningan, secara buddhis bisa berbeda

misal yang 1 jadi manussa peta, yang 1 lagi manussa deva

daripada musingin asal usul manusia, mendingan kita semua berupaya utk jadi mahluk yg lebih baik _/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 16 June 2009, 09:13:59 AM
Dalam kitab suci Tipitaka menerangkan ada 31 alam kehidupan.
diantaranya ada Alam Brahma, Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Asura, Alam Peta, Alam Binatang, Alam Neraka

Udah pasti dalam ajaran Buddha Manusia dan Binatang BERBEDA
Jadi teori Darwin tidak berlaku di ajaran Buddha

Kalau ada yang setuju & menyakini Teori Darwin benar, Silakan saja, itu hak mereka untuk berkeyakinan

 _/\_

bagaimana tentang asal usul manusia menurut informasi sutta :-?

apakah manusia dan alam brahma itu berbeda atau sama?

Fisiknya berbeda tapi intinya sama2 mahluk hidup......

sama seperti jeruk dan apel.
Fisik berbeda tapi secara esensi, sama2 buah
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: wen78 on 16 June 2009, 09:34:29 AM
ini diskusi tanpa ujung...


sehati ;D

seperti seorang tukang kayu membuat sebuah roda kayu untuk gerobak kayunya. setiap bagian kayunya di susun 1 per 1 hingga menjadi sebuah roda yg akhirnya di amplas, didempul, & di cat hingga menjadi sebuah roda kayu.
si tukang kayunya aja mungkin kesulitan menentukan yg mana bagian awalnya, apalagi si pembelinya.

lebih baik menyadari kita berada dalam lingkaran sebuah roda drpd kita memusingkan awal sebuah roda ;D

 _/\_


:backtotopic:
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Kelana on 16 June 2009, 09:53:06 AM
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???

please share..

klo repost please delete n link yo.. thanks

Tidak ada jawabannya karena pertanyaannya salah.
Teori Darwin tidak pernah menyatakan manusia dari monyet.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dilbert on 16 June 2009, 10:18:38 AM
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???

please share..

klo repost please delete n link yo.. thanks

Tidak ada jawabannya karena pertanyaannya salah.
Teori Darwin tidak pernah menyatakan manusia dari monyet.

Setuju... om Kelana benar benar kritis dalam menyikapi pertanyaan...

GRP Sent...

 =D>
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: naviscope on 16 June 2009, 10:31:23 AM
Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan - HY

http://www.slideshare.net/bemuslim/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20-pertanyaan-presentation

disono dibahas tuntasssss.... ;D

teori evolusi tidak absah secara ILMIAH
teori evolusi tidak lain merupakan penipuan ilmiah paling hebat sepanjang sejarah  :-[
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dilbert on 16 June 2009, 01:02:56 PM
Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan - HY

http://www.slideshare.net/bemuslim/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20-pertanyaan-presentation

disono dibahas tuntasssss.... ;D

teori evolusi tidak absah secara ILMIAH
teori evolusi tidak lain merupakan penipuan ilmiah paling hebat sepanjang sejarah  :-[

Mengapa evolusi tidak absah secara ilmiah ? Secara ilmiah, dewasa ini sudah bisa dibuktikan bahwa perkembangan makhluk hidup itu terus terjadi dari waktu ke waktu. Jika makhluk hidup tingkat tinggi agak susah kita lihat perkembangannya, maka perkembangan pada makhluk hidup tingkat rendah semisal virus, bakteri dll, dari waktu ke waktu terjadi perubahan dalam struktur maupun genetika-nya... itu-lah yang disebut dengan evolusi...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 16 June 2009, 02:04:12 PM
^
yg dikasih bro navis kan tentangan teori evolusi dari kaum creationis. jd subyektif. apalagi argumen Harun Yahya kebanyakan didasarkan pd "Koran", membenarkan Koran dengan Koran. jd saya tdk benar2 bs menerima pemikirannya.
konon mengamati perubahan dan perkembangan makhluk hidup memang paling mudah diamati pd kehidupan tingkat rendah.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: naviscope on 16 June 2009, 02:16:46 PM
^
 :-[

cuma jd bahan pertimbangan bro, kalau ga bisa diterima, yo wis, gpp  ^-^

[at] dilbert
kamsudnya teori evolusi darwin bro, bukan evolusi yang lain nya....

[at] all
kalau manusia berasal dari monyet
berarti manusia bukan dari alam manussa donk, melainkan berasal dari alam binatang  :o :hammer:
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 16 June 2009, 02:25:33 PM
hmm itulah yg kita tidak tahu, tp ga tertutup kemungkinannya kan? dan kita cm bisa mengira2 di sini.. diskusi tanpa ujung? mungkin iya, tp itulah gunanya diskusi dan forum. ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Kokuzo on 16 June 2009, 03:07:56 PM
ALAM Manussa dan alam binatang... Apa yang membedakan..?
BENTUK manusia dan binatang, apa yang membedakan?

Kalo menurut gw cuma casingnya aja lah...

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Mr.Jhonz on 16 June 2009, 08:39:52 PM
Karena ini forum buddhis dan umur ajaran buddha jauh lebih tua dari umur darwin..
Jadi pertanyaan harus diganti menjadi
-->bagaimana pandangan darwin,tentang teori2 buddha-dhamma?? <--
:)) *becanda

sang buddha pernah bersabda banyaknya dhamma yg dibabarkannya hanya ibarat daun dalam gengaman tangannya,sedangkan dhamma yg tidak dibabarkannya ibarat banyaknya daun yg berada di hutan...

Jadi mungkin2 saja teori darwin benar,tapi jangan menjadi beban buat kita,logikanya
mau monyet kek,simpanse kek,yang penting sekarang ada yg mau/naksir ama kita 8) 8) jadi HIDUPLAH SAAT INI...

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: johan3000 on 16 June 2009, 09:32:34 PM
katanya

tiada awal...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: evlinn on 16 June 2009, 11:31:40 PM
tapi klo emg manusia brasal dari monyet,knp sampai skrang monyet sendiri pun masih ada?
masa evolusi setengah2? ;D ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Indra on 16 June 2009, 11:36:11 PM
kan ada monyet yg masih evolusi, EVlinn=EVolusi
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: evlinn on 17 June 2009, 12:17:15 AM
kan ada monyet yg masih evolusi, EVlinn=EVolusi

ihh jahat..lagi serius nehh.. :P
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 17 June 2009, 09:18:59 AM
ALAM Manussa dan alam binatang... Apa yang membedakan..?
BENTUK manusia dan binatang, apa yang membedakan?

Kalo menurut gw cuma casingnya aja lah...



Alam tiracchana termasuk salah satu dari 4 alam apaya. Mahluk yang lahir disana adalah Dugati Ahetuka Puggala

Sementara alam manusia sudah termasuk alam yg berbahagia (Sugati). Karena itu setidaknya yg lahir adalah Sugati Ahetuka Puggala, Dvihetuka sampai Tihetuka Puggala

Jadi tidak hanya casing namun secara kualitas "isinya" juga berbeda
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: naviscope on 17 June 2009, 09:34:43 AM
^
se7

kalau manusia berasal dari monyet
maka 31 alam kita kan uda ngecrosss alias sudah bentrok
alam manusia ama alam binatang kan jelas beda....
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: J.W on 17 June 2009, 09:41:13 AM
kan ada monyet yg masih evolusi, EVlinn=EVolusi

ihh jahat..lagi serius nehh.. :P
Evolution lebih tepat  ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Kokuzo on 17 June 2009, 09:47:15 AM
Alam tiracchana termasuk salah satu dari 4 alam apaya. Mahluk yang lahir disana adalah Dugati Ahetuka Puggala

Sementara alam manusia sudah termasuk alam yg berbahagia (Sugati). Karena itu setidaknya yg lahir adalah Sugati Ahetuka Puggala, Dvihetuka sampai Tihetuka Puggala

Jadi tidak hanya casing namun secara kualitas "isinya" juga berbeda

Iya ko Markos, emang maksud gw bukan casingnya aja...
ketika kualitas suatu makhluk pantas untuk terlahir di alam manussa, ketika di bumi, ya casingnya bentuk manusia kita sekarang. Dan kebetulan yang disebut monyet di bumi adalah seperti monyet yang kita kenal, maka suatu makhluk dengan kualitas 'monyet', casingnya di bumi ini adalah monyet.

Jadi kesimpulan maksud gw, monyet ato manusia hanya bentuk fisik di planet bumi. Evolusi mungkin saja terjadi dari primata berbulu sampai menjadi wujud manusia. Dan kebetulan di planet bumi, bentuk fisik seperti manusia (dan segala fungsional otak, organ, dan emosinya) adalah yang paling tepat sebagai 'casing' tingkat kesadaran makhluk alam manussa. CMIIW...

So, kayanya gak masalah deh cuma disebut nenek moyang monyet. Bahkan mungkin aja kita dulu emang pernah terlahir jadi monyet, bahkan hewan2 laen pada ratusan, ribuan, jutaan, kehidupan kita yang lalu... :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dilbert on 17 June 2009, 02:50:03 PM
katanya

tiada awal...

bukan tiada awal... tetapi awalnya tidak dapat diketahui (tidak dapat dibayangkan).
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: antidote on 17 June 2009, 07:53:56 PM
menurut saya, terori evolusi Darwin sangat masuk akal.
yg menyatakan manusia merupakan evolusi dari monyet, berarti belum memahami teori evolusi Darwin.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: tula on 18 June 2009, 10:15:59 AM
Teori Darwin tidak pernah menyatakan manusia dari monyet.

saya kutip dari wiki ... apa bener ini ringkasan dari teori nya darwin ?

Quote
Teori Darwin didasarkan pengamatan penting dan kesimpulan yang ditarik darinya.[3]

   1. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi. Jumlah keturunan yang dilahirkan lebih banyak dari keturunan yang bisa mencapai usia dewasa.
   2. Populasi kira-kira tetap berjumlah sama, dengan sedikit perubahan.
   3. Sumber makanan adalah terbatas, tetapi relatif stabil dalam jangka waktu lama.
   4. Oleh karena itu terjadi perjuangan secara implisit untuk bertahan hidup
   5. Pada spesies yang melakukan reproduksi secara seksual, biasanya tidak ada dua individu yang identik.
   6. Beberapa variasi dalam spesies secara langsung mempengaruhi kemampuan individu untuk bertahan dalam kondisi alam tertentu.
   7. Sebagian besar dari variasi ini bersifat turunan.
   8. Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki kemungkinan bertahan hidup yang yang lebih kecil dan kemungkinan akan lebih banyak melakukan reproduksi.
   9. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang dimilikinya kepada generasi berikutnya.
  10. Proses yang menyebabkan perubahan ini menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-menerus akan terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies baru.

saya masi lom nemuin teori om darwin yg singgung manusia secara focus, dan nyatain manusia dari monyet .. ada yg bisa kasi link dan ringkasannya ? (kalo berkenan)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 18 June 2009, 04:31:23 PM
tentang manusia dr nyemot dah perkembangan selanjutnya dari teori Darwin oleh penganut darwinisime belakangan. Teori Darwin scr langsung ngga nyinggung yg gitu sih..
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: tula on 18 June 2009, 05:45:14 PM
ou begono .. lah terus kok yg di tuduh me monyet2 kan manusia si darwin ? kasian banget dia hehehehehe ...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 18 June 2009, 05:50:33 PM
hmm.. ntah juga deh kenapa gt. tanya aja ama kaum creationist ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Chandra Rasmi on 03 July 2009, 05:53:21 PM
hmm..sori semuanya... baru s4 ol..
ni pertanyaan dari temen aye... dia baca jg kagak ngerti katanya.. hahaha,,,,
mmg sich rumit banget.. pertama aye juga jelasin seperti yang bro markos post...
tapi ktnya malah membingungkan.. hahaha...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: wiithink on 03 July 2009, 11:05:21 PM
menurut gw, teori darwin tuh salah banget.. masa gw di bilang mirip monkey.. gw mirip sama manohara huakakakaka
Title: .
Post by: Elin on 04 July 2009, 09:43:11 PM
^
:hammer:
wakakakak... ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Forte on 04 July 2009, 10:11:15 PM
menurut gw, teori darwin tuh salah banget.. masa gw di bilang mirip monkey.. gw mirip sama manohara huakakakaka
perasaan ini thread diskusi umum.. bukan thread kafe jongkok..
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 13 July 2009, 11:02:39 AM
Dalam buku Darwin, "On The Origin of Species" dijelaskan bahwa mahluk hidup beradaptasi untuk bersaing dan bertahan hidup, kemudian adaptasi itu diturunkan ke generasi berikutnya, sehingga terjadi diversifikasi spesies berdasarkan penyesuaian yang berbeda. Teori Darwin tidak mengarah hanya kepada kesimpulan "manusia asalnya dari monyet/kera", tetapi manusia dan kera memiliki penyesuaian yang sama, dan mungkin juga "nenek moyang" yang sama.

Kalau dalam dhamma, disebut manusia karena berakal budi (mengutamakan pikiran). Jadi sepertinya, bukan masalah fisiologis. Misalnya Buddha mengatakan dalam Aganna Sutta bahwa semasa awal kappa pengembangan, di mana bumi belum berotasi dan matahari & bulan masih belum kelihatan (menurut sains, bumi pada awal pembentukan tertutup gas yang tebal, sehingga dari permukaan bumi (yang hampir seluruhnya air), langit tidak terlihat), manusia sudah ada, tetapi mereka bertubuh cahaya, seperti Brahma Abhassara dan melayang di atas permukaan air. Ini tidak mengherankan karena memang mereka memang meninggal dari alam Abhassara tersebut. Dalam kisah-kisah Buddha masa lampau juga dikisahkan tinggi manusia berubah-ubah, dan kalau dibandingkan dengan dinosaurus, barangkali manusia zaman Buddha Vipassi dan T-Rex, ukurannya seperti manusia sekarang & anjing St. Benard.

Lalu kalau dilihat dari kemunduran mahluk (dari alam Abhassara turun ke alam manusia), manusia bisa berbentuk seperti Brahma Abhassara, maka (jika dilihat dari sudut pandang dhamma,) mungkin saja pada zaman meningkatnya mahluk (dari hewan, menjadi manusia), manusia pun berwujud cenderung seperti hewan.

Yang biasa jadi perdebatan hanyalah ego. Ada orang-orang yang bilang, "Emangnya lu mau dibilang keturunan monyet?" Ini perilaku ego yang tidak bisa menerima kenyataan. Bukan masalah mau atau tidak mau, tetapi masalah bisa atau tidak menerima kenyataan. Banyak manusia yang tidak senang dengan penggolongannya sebagai mamalia, tetapi pada kenyataannya manusia memang mamalia, bukan?



Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: hatRed on 13 July 2009, 11:49:13 AM
iya mama lia, si papa kemana ya :P

btw... ada yg tahu kenapa gak diketemukan fosil manusia yg raksasa itu?
apa karena manusia raksasa itu hidup pada jaman yg lebih lama lagi ???

seinget i manusia purba yg paling besar itu gigantropus ya?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 13 July 2009, 07:08:43 PM
 [at]  ^

Yg ada 'gigan'nya mah gigantisme, itu mah kelainan.
meganthropus palaeojavanicus. itu fosil yg diketemukan yg paling gede dari fosil2 laen yg ukurannya kerdil-kerdil.. ga ada tinggi pasti, sejauh yg diketemukan dr lebar dan tinggi rahangnya, diperkirakan tingginya skitar 2,1-2,4m. bisa aja cm seperti yao min yg kebetulan berbadan lbh tinggi dari chinese yg laen :P

masalah ga ketemu fosil manusia berukuran rakshasha mah banyak sebabnya kali.. yg jelas sih tanah itu terus bertambah tinggi dari waktu ke waktu. jadi bisa krn tertimbun jauuuhh di dalam tanah, dan bisa juga karena kurang adanya kondisi yg pas utk menjadi fosil.

Teori Darwin itu kontroversial banget dizamannya, apalagi gebetannya darwin orang yg agamis banget. mungkin karena berbagai pertimbangan, sehingga dia tidak menuliskan secara gamblang. tapi dari tulisannya, secara implisit dapat ditarik benang merah antara kera dan manusia. Karena itu kalo dibilang teori Darwin ga menyatakan kesamaan nenek moyang antara kera dan manusia, memang iya secara eksplisitnya.

Btw, Bro Kain, di Agganna sutta yakin memang itu manusia yg seperti mahluk Brahma Abhassara?
Quote
Lalu kalau dilihat dari kemunduran mahluk (dari alam Abhassara turun ke alam manusia), manusia bisa berbentuk seperti Brahma Abhassara, maka (jika dilihat dari sudut pandang dhamma,) mungkin saja pada zaman meningkatnya mahluk (dari hewan, menjadi manusia), manusia pun berwujud cenderung seperti hewan.
kalo soal ini sih yg keliatan secara fisik saat jumlah hewan berkurang dan jumlah manusia meningkat seperti sekarang ini, tampaknya secara fisik manusia tapi batin dan perilaku sikapnya cenderung seperti hewan.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: hatRed on 13 July 2009, 07:35:57 PM
kan giga lebih gede daripada mega :))
heheeheee... :P

yg bedain manusia sama hwan tuh moha-nya doank ya.... ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Jerry on 13 July 2009, 11:32:31 PM
 [at]  ^
ga tau yah kalo situ.. kalo saya sih banyak bedanya dari hewan, ga cm moha tapi juga secara fisiknya beda banget. kalo hatred mungkin cm moha.. alias fisik dll sama persis yah? :P

giganthropus lom ketemu.. ntar kali yah kalo ketemu yg 7 meteran hehehe :P
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Adhitthana on 14 July 2009, 12:50:58 AM
Gak percaya, kalo manusia berasal dari keturunan monyet  ;D, kata monyet disini bersifat alam binatang
Percaya, manusia selalu terjadi evolusi dari masa kemasa dan bisa saja saat berevolusi mirip dengan binatang

Kenapa tidak percaya manusia dari keturunan monyet (binatang), karena dalam 31 alam kehidupan
alam manusia dan alam binatang sudah ada tempatnya, walaupun bertempat tinggal yg sama ......  ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 14 July 2009, 09:41:00 AM
Btw, Bro Kain, di Agganna sutta yakin memang itu manusia yg seperti mahluk Brahma Abhassara?

dear xuvie

kalau saya boleh perjelas bhw dalam aganna sutta dengan jelas menyatakan bhw manusia-manusia (banyak, ga cuma 1) di bumi yg pertama2 muncul, berasal dari alam Brahma Abhassara

Alam Brahma adalah alam yg didapat setelah latihan konsentrasi yg cukup sehingga mencapai tingkatan jhana dimana sebelum meninggal, manusia akan berubah menjadi jhana-labhi (mahluk jhana) dan terlahir di alam brahma sesuai tingkat jhana yg diperolehnya

Jika mahluk brahma tidak latihan lagi di alamnya maka kualitas batinnya sedikit demi sedikit akan terus merosot dan jika sudah tidak "sesuai" dgn alamnya, dia akan meninggal

Jika mahluk brahma meninggal, dia TIDAK MUNGKIN masuk ke alam apaya, akan ke alam manusia atau alam dewa (tidak mgkn juga ke alam brahma yg lebih rendah) krn masih ada sisa2 kusala hetu di "mahluk" yg baru itu

Jadi jika berdasar Aganna Sutta yg dihubungkan dengan abhidhamma, tidaklah mungkin asal mula manusia berasal dari monyet/simpanse

semoga bs bermanfaat

metta
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 14 July 2009, 09:45:52 AM
hmm..sori semuanya... baru s4 ol..
ni pertanyaan dari temen aye... dia baca jg kagak ngerti katanya.. hahaha,,,,
mmg sich rumit banget.. pertama aye juga jelasin seperti yang bro markos post...
tapi ktnya malah membingungkan.. hahaha...

to bro chandra,

bisa dilihat penjelasan saya diatas mengenai ke-TIDAK MUNGKIN-an manusia pertama yg jika dilihat dari Aganna Sutta berasal dari alam brahma Abhassara, tapi lahir di dunia menjadi monyet/simpanse

penjelasan ini memang membingungkan krn persepsi org selama ini cenderung utk ke paham samawi, atau ke biologi yg hanya fisik saja (tidak ada biologi yg bahas mengenai batin loh)

Berbeda dengan buddhism yg melihat proses secara holistik, baik proses di fisik, serta yg lebih penting, proses di dalam batin mahluk

Nah tinggal tergantung teman anda deh, kalau masih nyambung ama samawi/biologi, yah cocoknya ama God sebagai Creator krn ga akan nyambung dijelasin dgn ala Buddhism
tp kalo dia mau berpikir terbuka, dia akan bisa melihat Buddhism sebagai logika dari proses kehidupan

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: K.K. on 14 July 2009, 10:01:33 AM
Btw, Bro Kain, di Agganna sutta yakin memang itu manusia yg seperti mahluk Brahma Abhassara?
Quote
Lalu kalau dilihat dari kemunduran mahluk (dari alam Abhassara turun ke alam manusia), manusia bisa berbentuk seperti Brahma Abhassara, maka (jika dilihat dari sudut pandang dhamma,) mungkin saja pada zaman meningkatnya mahluk (dari hewan, menjadi manusia), manusia pun berwujud cenderung seperti hewan.


10. ‘Akan tiba waktunya, Vàsettha, cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini menyusut. Pada saat  penyusutan, makhluk-makhluk sebagian besar terlahir di alam Brahmà âbhassara. Dan di sana mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama. Cepat atau lambat setelah rentang waktu yang panjang, ketika dunia ini mulai mengembang lagi.

Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’



Quote
kalo soal ini sih yg keliatan secara fisik saat jumlah hewan berkurang dan jumlah manusia meningkat seperti sekarang ini, tampaknya secara fisik manusia tapi batin dan perilaku sikapnya cenderung seperti hewan.

Kalau berspekulasi dari aganna sutta, jika mahluk manusia memang bisa berwujud cenderung seperti Brahma karena pengaruh kehidupan lampaunya, maka tidak menutup kemungkinan manusia bisa berwujud cenderung seperti hewan, juga karena pengaruh kehidupan lampaunya.
Mengenai bagaimana perubahannya, berapa waktu dan periode merosot dan berkembang, saya sama sekali tidak bisa spekulasi, karena terlalu jauh.

Banyak salah kaprah tentang manusia purba seolah-olah mereka hanya mirip manusia, tetapi tidak berbudaya dan ganas seperti hewan. Sebetulnya tidak juga. Neanderthal, misalnya, memiliki tulang hyoid yang berfungsi untuk menghasilkan jangkauan suara luas. Tulang ini yang memungkinkan manusia berlafal dan bicara. Pada penemuan sebelumnya, tulang hyoid pada fosil Neanderthal hancur, sehingga orang berpikir bahwa mereka tidak berbicara, hanya mengeluarkan suara-suara tertentu saja seperti hewan lain. Tetapi penemuan selanjutnya ternyata berbeda. Ada juga bukti-bukti luka mematikan yang mendapat perawatan, yang berarti mereka juga berbudaya. Boleh jadi mereka sederhana (tidak pakai komputer & internet) tetapi bukan berarti mereka tidak berakal.

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: vathena on 14 July 2009, 12:26:01 PM
langkah2 makhluk dari alam abhassara menjadi berbagai bentuk karena memakan sari tanah gimana yach ?
dan mewujud menjadi hewan2 gitu apa karena keserakahannya ?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 14 July 2009, 01:14:08 PM
langkah2 makhluk dari alam abhassara menjadi berbagai bentuk karena memakan sari tanah gimana yach ?
dan mewujud menjadi hewan2 gitu apa karena keserakahannya ?

Menurut saya, maksudnya?
Kalau dari wujud "cahaya" itu, berangsur-angsur berwujud padat. Hal itu disebabkan karena kemelekatan pada kenikmatan makanan. Kemudian mulai berkembang kecenderungan "pria" dan "wanita". Di alam Abhassara, Brahma dikatakan semuanya "pria", atau lebih tepatnya aseksual, karena tidak ada padanan "wanita"-nya. Tetapi ketika mulai melekat di alam manusia, berangsur-angsung kecenderungannya muncul. Menurut Kitab Komentar, hal ini disebabkan oleh kehidupan-kehidupan sebelumnya, sebelum mencapai alam Abhassara.

Kalau cenderung berwujud hewan itu, menurut spekulasi saya, bukan diversifikasi dari manusia "cahaya", tetapi ketika manusia sudah dalam batas moralitas minimal, maka cenderung seperti hewan. Ketika mereka meninggal pun, cenderung terlahir kembali di alam binatang. Namun seperti ada masanya mahluk merosot dari alam tinggi menuju manusia, ada juga masanya mahluk meningkat dari alam rendah menuju manusia. Pada masa itu, kemungkinan (sekali lagi, ini hanya spekulasi pribadi) fisiologis manusia cenderung mirip hewan. Lalu bersamaan dengan meningkatnya moralitas, maka fisiologis manusia, makin menjauhi bentuk hewan, menjadi indah dan kemudian merosot lagi. Demikian siklus berulang. 

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 14 July 2009, 07:58:32 PM
 [at] Om Markos
Yup terimakasih atas penjelasannya :)
Sudah baca Agganna Sutta, yg saya tanyakan pada Bro Kain, apakah memang makhluk2 tsb merujuk pada manusia? Dikatakan setelah meninggal dari alam Brahma Abhassara, makhluk2 tsb terlahir kembali di alam ini. Berarti makhluk2 tsb jelas bukan lagi makhluk Brahma Abhassara, tetapi belum pasti juga manusia bukan?
Di antara alam Brahma Abhassara dg manussa bhumi, setidaknya terdapat bbrp alam Brahma yg lebih rendah dan bbrp tingkat sugati bhumi.

Oya, mengenai kemunculan makhluk2 secara serempak dan bkn cm 1, cukup sesuai koq, dng teori Synchronicity.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 15 July 2009, 09:00:49 AM
[...] Berarti makhluk2 tsb jelas bukan lagi makhluk Brahma Abhassara, tetapi belum pasti juga manusia bukan?

Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’

Entah apa yang anda tafsirkan dengan "alam ini".
Untuk menambahkan, ketika itu Buddha berbincang-bincang dengan Vasettha dan Bharadvaja tentang kasta. Setahu saya, mereka di alam manusia.

Kemudian jika dibaca lebih lanjut, dikisahkan "evolusi" dari manusia "cahaya" menjadi padat, mempunyai jenis kelamin, sampai punya kepemilikan, dan akhirnya ada perbedaan pekerjaan, sehingga muncullah sistem "kasta". Sepertinya tidak ada dijelaskan mengenai perpindahan alam kelahiran.

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 July 2009, 09:19:19 AM
Yup, betul sekali bro Kai......

Saat itu Buddha sudah dengan jelas menyatakan mengenai kelahiran di alam manusia yg berhubungan dengan kasta

 [at] xuvie

mengenai Brahma : jika seorang brahma meninggal, dia TIDAK MUNGKIN terlahir di alam Brahma di bawahnya krn sudah sifat dari pencapaian jhana adalah jika dia sudah mencapai jhana yg lebih tinggi misal Jhana yg membuat dia terlahir di alam Abhassara, dia TIDAK MUNGKIN terlahir di alam brahma yg pencapaian jhana-nya lebih rendah

dan mengenai beberapa sugati bhumi lain yaitu 6 alam dewa , sudah jelas dijawab oleh bro Kai mengenai kondisi saat sutta itu diucapkan

semoga bisa memperjelas

metta
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 15 July 2009, 10:17:19 AM
Yup, betul sekali bro Kai......

Saat itu Buddha sudah dengan jelas menyatakan mengenai kelahiran di alam manusia yg berhubungan dengan kasta

Ya, dan beruntung sekali Buddha juga sekaligus menjelaskan tentang evolusi alam dari keadaan bumi yang tidak bisa melihat langit, zat organik pertama yang muncul di air, sampai pada evolusi manusia halus menuju kasar, aseksual menjadi seksual, dan hal-hal yang menyebabkan hal itu terjadi. 
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 15 July 2009, 01:23:48 PM
betul sekali bro Kai............

GRP utk anda.....
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: tula on 15 July 2009, 02:24:42 PM
moohon maap kalo salah ... mohon di koreksi ... agak2 ga nyantol tula

jadi kalo di urut kira2 ... setelah makluk cahaya itu memadat, berkelamin (manusia awal ?), terus beperkerjaan dll, terus meninggal, rebirth lagi .. sebagian yg rebirth itu jadi hewan kewan dsb itu ?

mohon bimbel nya ... :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 15 July 2009, 03:10:08 PM
moohon maap kalo salah ... mohon di koreksi ... agak2 ga nyantol tula

jadi kalo di urut kira2 ... setelah makluk cahaya itu memadat, berkelamin (manusia awal ?), terus beperkerjaan dll, terus meninggal, rebirth lagi .. sebagian yg rebirth itu jadi hewan kewan dsb itu ?

mohon bimbel nya ... :)

Kalau menurut Aganna Sutta, yang berbentuk cahaya itu hanya pada permulaan kappa pengembangan, yaitu bumi baru terbentuk. Untuk selanjutnya, sepertinya tidak bolak-balik ke bentuk cahaya, tetapi hanya berubah rentang waktu hidup, tinggi badan, dan keadaan fisik (banyaknya penyakit) sesuai dengan naik/turunnya moralitas.

Menurut spekulasi saya, ketika zaman moralitasnya sangat rendah, maka kebanyakan dari mereka terlahir di alam rendah (binatang). Ketika kekuatan kamma buruk mereka habis dan perlahan-lahan "naik" kembali ke alam manusia, maka mereka masih mempertahankan karakteristik mereka, di samping mereka sudah punya akal dan berpikir.

Teori kamma adalah hal yang kompleks. Bisa saja kita cari kemungkinan-kemungkinan lainnya, tapi tetap saja ujung-ujungnya berupa spekulasi juga, dan jelas tidak membawa pada perkembangan bathin. Yang saya post di sini adalah untuk menunjukkan bahwa dalam ajaran Buddha, secara garis besar, manusia itu "begini" karena ada sebabnya, berbeda dengan konsep agama lain yang mungkin sudah ada blue-print-nya dari Sang Pencipta sehingga evolusi adalah hal yang ditentang. Buddha tidak mengajarkan evolusi manusia (homo sapiens) berasal dari kera, tetapi perubahan fisiologis sesuai perubahan kondisi dan kamma setelah waktu yang sangat panjang, adalah sesuai dengan dhamma. Dengan demikian, teori evolusi tidak (atau setidaknya, belum) bertentangan dengan dhamma.



betul sekali bro Kai............

GRP utk anda.....

Thanx, bro Markos.

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: HokBen on 15 July 2009, 03:35:12 PM
apa itu berarti yg namanya mahluk "alam manusia" itu tidak harus berbentuk seperti kita sekarang ini?
tapi bisa berubah2 sesuai kondisi moralnya?

manusia purba yg moralnya meningkat akhirnya wujudnya ikut berevolusi menyesuaikan dengan peruabhan tingkat moral itu jadi kayak kita sekarang?

:outoftopic:
apa jaman itu mereka sudah kenal Dhamma yah? mungkin ajaran "Mata Pencaharian Benar" belum berlaku buat mahluk cahaya itu... apa coba mata pencaharian mereka... :D
:backtotopic:
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: K.K. on 15 July 2009, 03:56:56 PM
apa itu berarti yg namanya mahluk "alam manusia" itu tidak harus berbentuk seperti kita sekarang ini?
tapi bisa berubah2 sesuai kondisi moralnya?
Seperti bisa dibaca dalam riwayat Buddha masa lampau, tinggi mereka berbeda jauh dengan kita sekarang. Dengan beda tubuh begitu jauh, sepertinya makanannya juga berbeda. Karena makanan berbeda, cara hidup juga berbeda. Dengan begitu, perbedaan fisiologis sepertinya adalah hal yang mungkin.

Quote
manusia purba yg moralnya meningkat akhirnya wujudnya ikut berevolusi menyesuaikan dengan peruabhan tingkat moral itu jadi kayak kita sekarang?
Menurut saya, mungkin begitu.


Quote
apa jaman itu mereka sudah kenal Dhamma yah? mungkin ajaran "Mata Pencaharian Benar" belum berlaku buat mahluk cahaya itu... apa coba mata pencaharian mereka... :D

Pada saat mengembang ini, makhluk-makhluk dari alam Brahmà âbhassara, setelah meninggal dunia dari sana, sebagian besar terlahir kembali di alam ini. Di sini mereka berdiam, dengan ciptaan-pikiran, dengan kegembiraan sebagai makanan, bercahaya, melayang di angkasa, agung – dan mereka hidup demikian selama waktu yang sangat lama.’

Mereka tidak bermatapencaharian.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 15 July 2009, 08:21:35 PM
 [at]  Bro Kain

Mereka (Sang Buddha, Bharadvaja dan Vasettha) memang ada di alam manusia, tapi belum berarti 'alam ini' = alam manusia. Kata 'alam ini' tdk menyiratkan bahwa penghuninya pd masa itu adalah manusia. Kita berbagi alam ini bukan hanya dng sesama manusia saja bukan? Bbrp dugati bhumi dan bbrp sugati bhumi pun ada di 'alam ini' dan mungkin pula bbrp alam Brahma pun ada di 'alam ini' dengan dimensi yg berbeda. 
Dr bbrp sumber Sutta yg berbeda dan tulisan para scholar mengenai Buddhisme, kita dpt melihat bahwa setelah kehancuran alam semesta ini, saat itu, makhluk2 biasanya terlahir kembali di alam Brahma Abhassara (Brahmajala Sutta). Berarti kehancuran alam semesta tdk terjadi hingga 31 alam kehidupan, tetapi bersifat partial saja (mungkin sebatas sampai alam Brahma Appamanasubha yg dibawah alam Brahma Abhassara saja). dan setelah kekuatan yg mendukung kehidupannya di alam tsb habis, mereka pun terlahir kembali dan biasanya cenderung jatuh ke alam yg lebih rendah.
Perpindahan alam kelahiran berarti identik dng perpindahan bentuk kelahiran, setuju bukan? Bentuk kelahiran ada bbrp dan tentunya ada kelahiran secara spontan yg terjadi pada makhluk alam rendah dan alam tinggi. Ingat cerita Brahma Baka di Brahma-nimantanika Sutta yg bahkan tidak menyadari kelahiran kembalinya dari alam Brahma Abhassara yg lebih tinggi ke yg lebih rendah, saking 'spontan'nya.

 [at] Om Markos

Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta. Dan secara kebetulan di 1 thread sebelah Acek Ryu baru2 mempost sutta yg berhubungan dg hal ini (makasih pada Acek Ganteng Ryu) ;D
Quote
Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.

_/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: K.K. on 16 July 2009, 04:06:29 PM
[at]  Bro Kain

Mereka (Sang Buddha, Bharadvaja dan Vasettha) memang ada di alam manusia, tapi belum berarti 'alam ini' = alam manusia. Kata 'alam ini' tdk menyiratkan bahwa penghuninya pd masa itu adalah manusia. Kita berbagi alam ini bukan hanya dng sesama manusia saja bukan? Bbrp dugati bhumi dan bbrp sugati bhumi pun ada di 'alam ini' dan mungkin pula bbrp alam Brahma pun ada di 'alam ini' dengan dimensi yg berbeda. 
Dr bbrp sumber Sutta yg berbeda dan tulisan para scholar mengenai Buddhisme, kita dpt melihat bahwa setelah kehancuran alam semesta ini, saat itu, makhluk2 biasanya terlahir kembali di alam Brahma Abhassara (Brahmajala Sutta). Berarti kehancuran alam semesta tdk terjadi hingga 31 alam kehidupan, tetapi bersifat partial saja (mungkin sebatas sampai alam Brahma Appamanasubha yg dibawah alam Brahma Abhassara saja). dan setelah kekuatan yg mendukung kehidupannya di alam tsb habis, mereka pun terlahir kembali dan biasanya cenderung jatuh ke alam yg lebih rendah.

Perpindahan alam kelahiran berarti identik dng perpindahan bentuk kelahiran, setuju bukan? Bentuk kelahiran ada bbrp dan tentunya ada kelahiran secara spontan yg terjadi pada makhluk alam rendah dan alam tinggi. Ingat cerita Brahma Baka di Brahma-nimantanika Sutta yg bahkan tidak menyadari kelahiran kembalinya dari alam Brahma Abhassara yg lebih tinggi ke yg lebih rendah, saking 'spontan'nya.

Saya tidak terlalu improvisasi yang rumit-rumit. Kebetulan Buddha selalu menjelaskan dengan jelas jika seseorang pindah alam kelahiran.
Jadi ketika misalnya Buddha bercerita dalam Brahmajala Sutta bagaimana seseorang bisa memeluk pandangan semi-eternalisme, Buddha mengatakan dengan jelas perpindahan alamnya. Dari Abhassara, meninggal dari alam sana, terlahir di alam Brahma di bawahnya menjadi Maha-Brahma. Kemudian sebagian pengikutnya meninggal dari alam sana, dan terlahir di sini. Di sini, mereka mengembangkan meditasi, dst.

Dalam Aganna Sutta, Buddha hanya menyebutkan 1 kali perpindahan alam. Selanjutnya tidak disebutkan lagi kematian di alam satu, dan terlahir di alam lain, hanya menjelaskan perubahan kondisi yang akhirnya sampai pada pembentukan kasta dengan segala profesinya, yang kita tahu dengan pasti adalah karakteristik alam manusia.

Selain dari itu, Brahma Abhassara adalah mahluk dengan tubuh yang sama, dan pencerapan berbeda. Diversifikasi fisiologis mahluk alam Abhassara adalah tidak mungkin. Sedangkan alam Brahma di bawahnya, adalah mahluk dengan tubuh berbeda, namun pencerapannya sama. Dengan demikian, tidak dimungkinkan adanya diversifikasi berdasarkan gender (pria/wanita). Lalu apakah mereka terjatuh ke alam deva? Tidak juga. Di alam deva, gender juga terpisah dengan jelas, sedangkan dikatakan setelah terlahir di "alam sini", belum ada pria/wanita.

Jadi kembali lagi, itulah tafsiran saya bahwa "alam ini" adalah alam manusia.

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 16 July 2009, 05:39:35 PM
 [at]  Bro Kain
Sip. Penjelasan yg 'cukup' memuaskan. GRP +1 _/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: K.K. on 17 July 2009, 08:23:40 AM
[at]  Bro Kain
Sip. Penjelasan yg 'cukup' memuaskan. GRP +1 _/\_

Thanx, Bro xuvie.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gamebira on 23 July 2009, 02:06:41 PM
Teori Darwinnya sendiri khan masih open utk pengembangan selanjutnya, kita liat aja nanti. Sementara itu gimana kalo melanjutkan kita semua melanjutkan latihan masing2.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: markosprawira on 23 July 2009, 05:08:09 PM
[at] Om Markos

Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta. Dan secara kebetulan di 1 thread sebelah Acek Ryu baru2 mempost sutta yg berhubungan dg hal ini (makasih pada Acek Ganteng Ryu) ;D
Quote
Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah.

_/\_

Gini loh bro..... konsep dalam Garuka kamma ada beberapa dimana salah satunya adalah kusala garuka kamma yg lebih besar, menghancurkan kusala garuka kamma yg lebih kecil

kusala garuka kamma disini merujuk ke jhana sehingga dengan demikian, jika waktu di alam brahma yg lebih besar habis, dia sudah tidak bisa lahir lagi di alam brahma yg lebih rendah karena potensinya sudah tidak ada

Sori, saya liat di Brahma-nimantanika Sutta (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.049.than.html) tapi ga nemu yg anda rujuk diatas.

Berikut saya quote :
Quote
I have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Savatthi in Jeta's Grove, Anathapindika's monastery. There he addressed the monks, "Monks!"

"Yes, lord," the monks responded.

The Blessed One said: "On one occasion recently I was staying in Ukkattha in the Subhaga forest at the root of a royal sala tree. Now on that occasion an evil viewpoint had arisen to Baka-Brahma: 'This is constant. This is permanent. This is eternal. This is total. This is not subject to falling away — for this does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear.1 And there is no other, higher escape.'

"So I — having known with my awareness the train of thought in Baka Brahma's awareness — as a strong man would extend his flexed arm or flex his extended arm, vanished into the root of the royal sala tree in the Subhaga forest in Ukkattha and appeared in that brahma world. Baka Brahma saw me coming in the distance and, on seeing me, said, 'Come, good sir. You are well-come, good sir. It has been long, good sir, since you arranged to come here — for this, good sir, is constant. This is permanent. This is eternal. This is total. This is not subject to falling away — for here one does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear. And there is no other, higher escape.'

"When this was said, I told Baka Brahma, 'How immersed in ignorance is Baka Brahma! How immersed in ignorance is Baka Brahma!  — in that what is actually inconstant he calls "constant." What is actually impermanent he calls "permanent." What is actually non-eternal he calls "eternal." What is actually partial he calls "total." What is actually subject to falling away he calls "not subject to falling away." Where one takes birth, ages, dies, falls away, and reappears, he says, "For here one does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear." And there being another, higher escape, he says, "There is no other, higher escape."'

"Then Mara, the Evil One, taking possession of an attendant of the Brahma assembly, said to me, 'Monk! Monk! Don't attack him! Don't attack him! For this Brahma, monk, is the Great Brahma, the Conqueror, the Unconquered, the All-Seeing, All-Powerful, the Sovereign Lord, the Maker, Creator, Chief, Appointer and Ruler, Father of All That Have Been and Shall Be. There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world

who found fault with earth and were disgusted with earth,
who found fault with liquid and were disgusted with liquid,
who found fault with fire and were disgusted with fire,
who found fault with wind and were disgusted with wind,
who found fault with beings and were disgusted with beings,
who found fault with devas and were disgusted with devas,
who found fault with Pajapati and were disgusted with Pajapati,2
who found fault with Brahma and were disgusted with Brahma.
"'They, with the break-up of the body, with the cutting off of life, were established in a coarse body.3 There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world

who praised earth and were delighted with earth,
who praised liquid and were delighted with liquid,
who praised fire and were delighted with fire,
who praised wind and were delighted with wind,
who praised beings and were delighted with beings,
who praised devas and were delighted with devas,
who praised Pajapati and were delighted with Pajapati,
who praised Brahma and were delighted with Brahma.
"'They, with the break-up of the body, with the cutting off of life, were established in a refined body. So I tell you, monk, "Please, good sir, do only as Brahma says. Don't defy the word of Brahma. If you defy the word of Brahma, then — as a man, when the goddess of fortune approaches, chases her away with a stick, or as a man, falling into hell, loses hold of the earth with his hands and feet — that will be what you have accomplished. Please, good sir, do only as Brahma says. Don't defy the word of Brahma. Don't you see that Brahma's assembly has gathered?"' And so Mara the Evil One directed my attention to Brahma's assembly.

"When this was said, I told Mara the Evil One, 'I know you, Evil One. Don't assume, "He doesn't know me." You are Mara, Evil One. And Brahma, and Brahma's assembly, and the attendants of Brahma's assembly have all fallen into your hands. They have all fallen into your power. And you think, "This one, too, has come into my hands, has come under my control." But, Evil One, I have neither come into your hands nor have I come under your control.'

"When this was said, Baka Brahma told me, 'But, good sir, what is actually constant I call "constant." What is actually permanent I call "permanent." What is actually eternal I call "eternal." What is actually total I call "total." What is actually not subject to falling away I call "not subject to falling away." Where one does not take birth, age, die, fall away, or reappear, I say, "For this does not take birth, does not age, does not die, does not fall away, does not reappear." And there being no other, higher escape, I say, "There is no other, higher escape."

"'There were, monk, before your time, brahmans & contemplatives in the world whose ascetic practice lasted as long as your entire life span. They knew, when there was another, higher escape, that there was another, higher escape; or, when there was no other, higher escape, that there was no other, higher escape. So I tell you, monk, both that you will not find another, higher escape, and that, to that extent, you will reap your share of trouble & weariness. Monk, if you relish earth, you will lie close to me, lie within my domain, for me to banish and to do with as I like. If you relish liquid ... fire ... wind ... beings ... devas ... Pajapati ... brahma, you will lie close to me, lie within my domain, for me to banish and to do with as I like.'

"'I, too, know that, brahma. If I relish earth, I will lie close to you, lie within your domain, for you to banish and to do with as you like. If I relish liquid ... fire ... wind ... beings ... devas ... Pajapati ... brahma, I will lie close to you, lie within your domain, for you to banish and to do with as you like. Moreover, I discern your sphere, I discern your splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence."'

"'Well, monk, how do you discern my sphere, how do you discern my splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence"?'

"'As far as suns & moons revolve,
shining, illuminating the directions,
over a thousand-fold world
   your control holds sway.
There you know those above & below,
those with lust & those without,
the state of what is as it is,
the state of what becomes otherwise,
the coming & going of beings.
"'That, brahma, is how I discern your sphere, that is how I discern your splendor: "Baka Brahma has this much great power. Baka Brahma has this much great might. Baka Brahma has this much great influence." There are, brahma, bodies other than yours that you don't know, don't see, but that I know, I see. There is, brahma, the body named Abhassara (Radiant/Luminous) from which you fell away & reappeared here.4 From your having lived here so long, your memory of that has become muddled. That is why you don't know it, don't see it, but I know it, I see it. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.

"'There is, brahma, the body named Subhakinha (Beautiful Black/Refulgent Glory) ... the body named Vehapphala (Sky-fruit/Great Fruit), {the body named Abhibhu (Conqueror)}5 which you don't know, don't see, but that I know, I see. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be your inferior? I am actually superior to you.

"'Having directly known earth as earth, and having directly known the extent of what has not been experienced through the earthness of earth,6 I wasn't earth, I wasn't in earth, I wasn't coming from earth, I wasn't "Earth is mine." I didn't affirm earth.7 Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.

"'Having directly known liquid as liquid ... fire as fire ... wind as wind ... beings as beings ... devas as devas ... Pajapati as Pajapati ... brahma as brahma ... the radiant as radiant ... the beautiful black as the beautiful black ... the sky-fruit as the sky-fruit ... the conqueror as the conqueror ...

"'Having directly known the all as the all,8 and having directly known the extent of what has not been experienced through the allness of the all, I wasn't the all, I wasn't in the all, I wasn't coming forth from the all, I wasn't "The all is mine." I didn't affirm the all. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.'

"'If, good sir, you have directly known the extent of what has not been experienced through the allness of the all, may it not turn out to be actually vain and void for you.'

"'Consciousness without surface,
endless, radiant all around,has not been experienced through the earthness of earth ... the liquidity of liquid ... the fieriness of fire ... the windiness of wind ... the allness of the all.'9

"'Well then, good sir, I will disappear from you.'

"'Well then, brahma, disappear from me if you can.'

"Then Baka Brahma, [thinking,] 'I will disappear from Gotama the contemplative. I will disappear from Gotama the contemplative,' was not able to disappear from me. When this was said, I said to Baka Brahma, 'Well then, brahma, I will disappear from you.'

"'Well then, good sir, disappear from me if you can.'

"So then, monks, I fabricated a fabrication of psychic power to the extent that Brahma, the Brahma assembly, and the attendants of the Brahma assembly heard my voice but did not see me. Having disappeared, I recited this verse:

'Having seen
   danger
   right in becoming,
   and becoming
   searching for non-becoming,10
I didn't affirm
any kind of becoming,
or cling to any delight.'"Then in Brahma, the Brahma assembly, and the attendants of the Brahma assembly there arose a sense of amazement & awe: 'How amazing! How awesome! — The great power, the great might of Gotama the contemplative! Never before have we seen or heard of any other contemplative or brahman of such great power, such great might as that of this Gotama the contemplative, who went forth from a Sakyan clan! Living in a generation that so delights in becoming, so rejoices in becoming, is so fond of becoming, he has pulled out becoming by the root!'

"Then Mara, the Evil One, taking possession of an attendant of the Brahma assembly, said to me, 'If, good sir, this is what you discern, if this is what you have awakened to, do not lead (lay) disciples or those gone forth. Do not teach the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth. Do not yearn for (lay) disciples or those gone forth. There were, good sir, before your time, brahmans & contemplatives in the world who claimed to be worthy & rightly self-awakened. They led (lay) disciples & those gone forth. They taught the Dhamma to (lay) disciples & those gone forth. They yearned for (lay) disciples & those gone forth. Having led (lay) disciples & those gone forth, having taught the Dhamma to (lay) disciples & those gone forth, having yearned for (lay) disciples & those gone forth, they — on the break-up of the body, with the cutting off of life — were established in a coarse body.

"'There were, good sir, before your time, brahmans & contemplatives in the world who claimed to be worthy & rightly self-awakened. They did not lead (lay) disciples or those gone forth. They did not teach the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth. They did not yearn for (lay) disciples or those gone forth. Having not led (lay) disciples or those gone forth, having not taught the Dhamma to (lay) disciples or those gone forth, having not yearned for (lay) disciples or those gone forth, they — on the break-up of the body, with the cutting off of life — were established in a refined body.

"'So, monk, I tell you this: Please, good sir, be effortless. Abide committed to a pleasant abiding in the here-&-now — for it is skillful, good sir, that this not be taught. Don't instruct others.'

"When this was said, I told Mara the Evil One, 'I know you, Evil One. Don't assume, "He doesn't know me." You are Mara, Evil One. And it's not sympathetic to welfare that you speak thus to me. It's sympathetic to what is not welfare that you speak thus to me. You think this, Evil One: "Those to whom Gotama the contemplative will teach the Dhamma will defy my sovereignty. Without being rightly self-awakened, Evil One, your contemplatives & brahmans claimed to be rightly self-awakened. I, however, being rightly self-awakened claim to be rightly self-awakened. For when the Tathagata is teaching the Dhamma to his disciples, he is Such. When he is not teaching the Dhamma to his disciples, he is Such. When leading his disciples he is Such. When not leading his disciples he is Such. Why is that? The fermentations that defile, that lead to further becoming, that disturb, that ripen in stress, that tend to future birth, aging, & death: Those the Tathagata has abandoned, their root destroyed, like an uprooted palmyra tree, deprived of the conditions of development, not destined for future arising. Just as a palmyra tree with its crown cut off is incapable of growing again; so, too, the fermentations that defile, that lead to further becoming, that disturb, that ripen in stress, that tend to future birth, aging, & death: Those the Tathagata has abandoned, their root destroyed, like an uprooted palmyra tree, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.'"

Thus, because of the silencing of Mara, and because of the brahma's invitation, this discourse is entitled, "The Brahma Invitation."
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: N1AR on 26 July 2009, 12:11:06 PM
^ Ya iya...
Di atas monyet masih ada monyet :hammer:

Ya makhluk alam abhassara itu yang setelah mencicipi sari tanah (KONON), bertambah padat dan semakin jelas bentuk tubuhnya <-- kita gak tau wujud deskripsi ini kaya gimana. Monyetkah? Manusia? Alien? Monster?

Segala sesuatu itu terus berubah sesuai dengan kondisi lingkungan...
Sampai saat ini ya teori evolusi menurut gw yang paling masuk akal, meski nggak sepenuhnya...



kalau unsur kimia temasuk makhluk gak yah
atau cuma perumpamaan sang Buddha
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari mon
Post by: Jerry on 26 July 2009, 05:37:56 PM
[at] Om Markos

Kenapa tidak mungkin? Jika kekuatan Jhana tingkat tertentu yg mendukung kelahirannya habis, mungkin saja utk terlahir kembali ke alam dg kekuatan Jhana yg lebih rendah. Salah satunya ada di cerita Brahma Baka di Jayamangala Gatha atau Brahma-nimantanika Sutta.

Gini loh bro..... konsep dalam Garuka kamma ada beberapa dimana salah satunya adalah kusala garuka kamma yg lebih besar, menghancurkan kusala garuka kamma yg lebih kecil

kusala garuka kamma disini merujuk ke jhana sehingga dengan demikian, jika waktu di alam brahma yg lebih besar habis, dia sudah tidak bisa lahir lagi di alam brahma yg lebih rendah karena potensinya sudah tidak ada

Sori, saya liat di Brahma-nimantanika Sutta (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.049.than.html) tapi ga nemu yg anda rujuk diatas.

Berikut saya quote :
Quote

........
There are, brahma, bodies other than yours that you don't know, don't see, but that I know, I see. There is, brahma, the body named Abhassara (Radiant/Luminous) from which you fell away & reappeared here.4 From your having lived here so long, your memory of that has become muddled. That is why you don't know it, don't see it, but I know it, I see it. Thus I am not your mere equal in terms of direct knowing, so how could I be inferior? I am actually superior to you.


Itu yg saya maksud dengan kelahiran spontan dari alam yg lebih tinggi ke yg lebih rendah Om. :)
Krn spontan itulah makhluk tsb tdk menyadari dan mengetahui proses yg terjadi. Sama seperti kejadian pada Brahma Baka.

Soal, kekuatan Garuka amma lebih besar menghancurkan garuka kamma yg lebih kecil. Apakah itu hanya terjadi pada Garuka kamma yg bersifat kusala? Atau juga Akusala?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 05 March 2013, 03:53:06 PM
Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan - HY

http://www.slideshare.net/bemuslim/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20-pertanyaan-presentation

teori evolusi tidak absah secara ILMIAH
teori evolusi tidak lain merupakan penipuan ilmiah paling hebat sepanjang sejarah  :-[

Ini ada sanggahan untuk Harun Yahya (HY)

Tidak Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Jawaban (http://membantah-harunyahya.blogspot.com/search/label/Tidak%20runtuhnya%20teori%20evolusi%20dalam%2020%20jawaban)

___________________________

Lalu, manusia tidak berevolusi dari monyet...

Quote
Teori evolusi tak pernah menyatakan manusia sebagai keturunan monyet. Tidak Charles Darwin, tidak Richard Dawkins, atau evolusionis lain. Jika simpanse sebagai kerabat terdekat manusia yang masih eksis sekarang saja bukanlah moyang manusia, apalagi monyet yang bahkan tak termasuk keluarga kera besar?

Evolusi makhluk hidup itu bercabang, demikian pula evolusi primata.

Skema percabangan evolusi di atas menunjukkan saat dimana awalnya mereka memiliki 'moyang bersama', dan kemudian evolusi mereka terpisah, sehingga yang satu tidak menjadi moyang yang lain, melainkan kerabat. Sekali lagi, evolusi tidaklah linear, tidak ada ketentuan kalau satu makhluk harus merupakan moyangmakhluk lain.

Jadi semoga di ke depannya tidak ada lagi pertanyaan seperti 'kenapa monyet tidak berevolusi menjadi manusia?' - karena jawabannya amat jelas dan sederhana: mereka bukan moyang manusia, mereka takkan berevolusi menjadi manusia karena arah evolusi mereka berbeda.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 05 March 2013, 04:28:47 PM
Mungkin seperti susu yang dapat diolah menjadi mentega atau keju. Karena susu tidak sama dengan mentega, pernyataan ″Keju berasal dari mentega″ menjadi salah. :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 05 March 2013, 04:38:56 PM
Mungkin seperti susu yang dapat menjadi mentega dan keju. Susu tidak dapat dikatakan sebagai mentega sehingga pernyataan keju berasal dari mentega adalah salah. :)

Kl gt susu termasuk ke alam mana ya? kan bukan alam manusia jg bukan alam hewan kan?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 05 March 2013, 04:46:46 PM
Kl gt susu termasuk ke alam mana ya? kan bukan alam manusia jg bukan alam hewan kan?
Saya juga tak tau, cc. Mungkin peralihan *asbun*. ;D

Btw, postingan saya di atas saya rapikan. Jadi tidak acak-acakan.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 05 March 2013, 04:52:29 PM
Mungkin seperti susu yang dapat diolah menjadi mentega atau keju. Karena susu tidak sama dengan mentega, pernyataan ″Keju berasal dari mentega″ menjadi salah. :)

Pernyataan "keju berasal dari mentega" adalah salah, karena fakta itu sendiri salah.

Tidak ada kaitannya dengan 'susu sama atau tidak dengan mentega'.

Kl gt susu termasuk ke alam mana ya? kan bukan alam manusia jg bukan alam hewan kan?

M14ka, istilah "susu" dalam pernyataanmu itu, merujuk ke apa atau siapa?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gryn tea on 05 March 2013, 05:14:14 PM
Makhluk cahaya ?? Kyk peri az


Trz klo manusia purba itu termasuk manusia ap ra monyet z ??? Bgung
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 05 March 2013, 05:38:35 PM
 [at] dhammadinna, karena ada yang bilang manusia berevolusi dari monyet, padahal bukan dari monyet, tapi dari nenek moyangnya monyet yang juga adalah nenek moyangnya manusia. Disini susu = nenek moyang monyet/manusia, mentega = monyet, keju = manusia.

Mohon koreksinya jika ada salah. :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunya on 05 March 2013, 06:04:50 PM
[at] dhammadinna, karena ada yang bilang manusia berevolusi dari monyet, padahal bukan dari monyet, tapi dari nenek moyangnya monyet yang juga adalah nenek moyangnya manusia. Disini susu = nenek moyang monyet/manusia, mentega = monyet, keju = manusia.

Mohon koreksinya jika ada salah. :)

Buddhis harus berani mengkoreksi propaganda pseudo-scientist, dimana manusia berasal dari monyet. Propaganda ini selain menyudutkan Darwin dan teorinya juga mau menjustifikasi bahwa manusia tidak mungkin hasil evolusi dari makhluk lain.

Sains banyak menjadi korban karena bertentangan dengan agama.

Semoga tidak ada Galileo-Galileo lain di jaman ini atau ke depannya.  _/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: seniya on 05 March 2013, 06:49:46 PM
[at] dhammadinna, karena ada yang bilang manusia berevolusi dari monyet, padahal bukan dari monyet, tapi dari nenek moyangnya monyet yang juga adalah nenek moyangnya manusia. Disini susu = nenek moyang monyet/manusia, mentega = monyet, keju = manusia.

Mohon koreksinya jika ada salah. :)

Dari postingan wall FB seseorang:

Jika manusia berevolusi dari monyet, mengapa masih ada monyet? atau mengapa monyet tersebut tidak berevolusi menjadi manusia?

Manusia tidak berevolusi dari kera/monyet, melainkan monyet/kera dan manusia sama-sama berevolusi dari nenek moyang yang sama, yang hidup jutaan tahun yang lalu. Begitu juga dengan hewan-hewan dan tumbuhan lainnya, kita semua sama-sama berevolusi dari common ancestor (nenek moyang yang sama). Karena proses evolusi membutuhkan waktu miliaran tahun, maka waktu hidup kita yang hanya rata-rata 60 tahun ini terlalu pendek untuk dapat menyaksikan proses ini. Oleh karena itulah ilmuan pergi menggali fossil di seluruh dunia untuk menemukan tulang belulang nenek moyang kita yang sudah punah tersebut. Dari situlah di temukan bahwa pada lapisan-lapisan bumi yang lebih tua, terdapat fossil-fossil mahluk hidup yang telah punah, terlihat jelas transisi dari makhluk yang lebih sederhana (mikroorganisme) menuju yang lebih kompleks. Misalnya, pada lapisan bumi yang paling awal (cambrian dan pre-cambrian), tidak ada di temukan fossil-fossil makhluk hidup yang bertulang belakang, fossil2 makhluk hidup bertulang belakang di temukan pada lapisan2 bumi yang lebih muda. Fossil2 hewan bertulang belakang pun tidak langsung muncul semua, terdapat tahapan, pada lapisan bumi yang lebih tua, hanya di temukan fossil-fossil ikan, lalu menuju lapisan bumi yang lebih muda di temukan fossil reptil, lalu dinosaurus, mamalia, burung, dan kemudian manusia pada lapisan2 bumi yang termuda. Itulah mengapa Biologist ada yang mengatakan, "Jika ingin membuktikan teori evolusi itu salah, maka temukanlah fossil kelinci pada era cambrian - dimana hanya di temukan fossil invertebrata". Jika ada satu saja fossil yang di temukan pada urutan waktu geologis yang salah maka teori evolusi akan di akui salah. Tapi bukti ilmiah semakin hari semakin mendukung teori evolusi. Catatan fossil selalu membenarkan perubahan bertahap dari simple ke kompleks. Tetapi ini bukan berarti evolusi selalu meng-guide spesies dari yang lebih sederhana menjadi lebih kompleks, dalam beberapa kasus ini dapat terjadi sebaliknya.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gryn tea on 05 March 2013, 06:50:25 PM
So inti na gmn???
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gryn tea on 05 March 2013, 06:53:09 PM
Klo monyet n manusia dr nenek monyang yg sama

Bearti manusia jg termasuk monyet??

Monyet jg termasuk manusia???


N nenek monyang itu monyet ap manusia???
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 05 March 2013, 07:15:25 PM
 [at] ariyakumara, terima kasih atas informasinya, Om. _/\_

 [at] gryn, seperti perumpamaan susu di atas, mentega tidak sama dan tidak berubah menjadi keju, cc. :)

Lalu bagaimana dengan pertanyaan cc Miaka? Apakah nenek moyang manusia termasuk di alam MANUSSA atau alam TIRACCHANA? IMO, manussa. :)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: urban888 on 05 March 2013, 07:50:36 PM
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???

please share..

klo repost please delete n link yo.. thanks

human and apes is one brother in universe, so maybe monkey berevolusi jd manusha.....kaya di pilm Rise of the Planet of the Apes, iq chimpansenya lbh dr 100 kale bisa ngomong "no" "Caeser home"
yg pasti wujud kita sekarang adalah evolusi panjang dari makhluk bathin...makhluk cahaya....amoba....entah di future maybe wujud kita berubah jd alien kali ya  ;)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: aipiman on 05 March 2013, 08:34:42 PM
soal evolusi dalam pandangan agama buddha banyak dibahas di eka-cita 29: http://dhammacitta.org/perpustakaan/eka-citta-29/
teori evolusi itu sendiri sudah merupakan fakta, semua ilmuwan (khususnya dalam bidang biologi) menerimanya, dan jelas teori evolusi bukanlah: "manusia berasal dari kera", ini kuliah online buat yang mau belajar evolusi + genetika https://class.coursera.org/geneticsevolution-002/class/index
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 06 March 2013, 12:58:41 PM
Nenek moyang mamalia[1] dan nenek moyang manusia[2].
(http://cdni.wired.co.uk/620x413/k_n/mammal.jpg) (http://static.ddmcdn.com/gif/storymaker-early-human-ancestors-faces0-515x388.jpg)

Sumber: [1]http://www.wired.co.uk/news/archive/2013-02/08/mammal-ancestor (http://www.wired.co.uk/news/archive/2013-02/08/mammal-ancestor) [2]http://news.discovery.com/human/evolution/early-human-ancestors-faces.htm (http://news.discovery.com/human/evolution/early-human-ancestors-faces.htm)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 01:02:37 PM
^ ^ ^ kok dibedain? manusia kan termasuk mamalia..
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 06 March 2013, 01:18:34 PM
Nenek moyang mamalia juga nenek moyang manusia

Quote
Distant human ancestor was an insect-eating shrew-like creature

A reconstructed image of the ancestor of all placental mammals (including humans) has been published in the journal Science.


Species Hominidae termasuk alam manusia ato hewan ya?  ;D

Quote
family    Hominidae    Great apes (Humans, chimpanzees, bonobos, gorillas, and orangutans)    

(http://www.gafi4apes.org/wp-content/uploads/2009/04/great-apes1.jpg)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 06 March 2013, 01:48:58 PM
^ ^ ^ kok dibedain? manusia kan termasuk mamalia..

Iya ya, seharusnya ditulis ″nenek moyang manusia″ saja. Hehe... Terima kasih koreksinya, cc.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 02:28:37 PM
Species Hominidae termasuk alam manusia ato hewan ya?  ;D

Mas Wiki said:

Hominidae; juga dikenal sebagai kera besar, membentuk sebuah keluarga taksonomi dari primata, mengikutkan empat genera / genus yang masih ada: simpanse (Pan) dan bonobo, gorila (Gorilla), manusia (Homo), dan orangutan (Pongo).   

Note: Monyet tidak termasuk dalam hominidae.

Lalu, tentang manusia, dalam biologi urutan klasifikasinya begini:

Kingdom: Animalia
Phylum: Vertebrata
class: Mammalia
order: Primata
family: Hominidae
Genus: Homo
Species: sapiens

Jadi, manusia dan (misalnya) gorila, urutannya sama dari kingdom hingga family. Jadi, dalam bidang biologi, manusia dan gorila termasuk hewan ---> kingdom: Animalia.

Tapi kalo berbicara tentang 'alam' dalam Buddhism, yang terdiri dari 31 alam kehidupan, maka penggolongan manusia berbeda dengan binatang. Manusia di alam manusia (Manussa) sedangkan hewan di alam hewan (Tiracchana).
__________

Kenapa penggolongan manusia dalam biologi berbeda dengan Buddhism? Karena konteksnya berbeda.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 06 March 2013, 02:44:26 PM
Mas Wiki said:

Hominidae; juga dikenal sebagai kera besar, membentuk sebuah keluarga taksonomi dari primata, mengikutkan empat genera / genus yang masih ada: simpanse (Pan) dan bonobo, gorila (Gorilla), manusia (Homo), dan orangutan (Pongo).   

Note: Monyet tidak termasuk dalam hominidae.

Lalu, tentang manusia, dalam biologi urutan klasifikasinya begini:

Kingdom: Animalia
Phylum: Vertebrata
class: Mammalia
order: Primata
family: Hominidae
Genus: Homo
Species: sapiens

Jadi, manusia dan (misalnya) gorila, urutannya sama dari kingdom hingga family. Jadi, dalam bidang biologi, manusia dan gorila termasuk hewan ---> kingdom: Animalia.

Tapi kalo berbicara tentang 'alam' dalam Buddhism, yang terdiri dari 31 alam kehidupan, maka penggolongan manusia berbeda dengan binatang. Manusia di alam manusia (Manussa) sedangkan hewan di alam hewan (Tiracchana).
__________

Kenapa penggolongan manusia dalam biologi berbeda dengan Buddhism? Karena konteksnya berbeda.

Tadi sy baca dari http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_human_evolution (http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_human_evolution)

Disitu ditulis 15juta tahun yg lalu namanya homonidae, jd masuk ke family sih...Jadi bingung kl 15 juta tahun yang lalu tuh masuk alam mana, kl mis manusia bermutasi jadi zombie gt brarti brbh alam ato gmn ya?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 02:51:26 PM
^ ^ ^

oo... saya baru nangkep maksud pertanyaanmu....

Maksudmu, saat mulai split, ada yang mengarah ke manusia dan ada yang mengarah ke gorila, nah saat belum jelas identitasnya manusia apa gorila, itu dia sebenernya di alam mana gitu ya (dalam Buddhism) ?

Umm.. saya juga kurang tau... :D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 06 March 2013, 02:59:09 PM
^ ^ ^

oo... saya baru nangkep maksud pertanyaanmu....

Maksudmu, saat mulai split, ada yang mengarah ke manusia dan ada yang mengarah ke gorila, nah saat belum jelas identitasnya manusia apa gorila, itu dia sebenernya di alam mana gitu ya (dalam Buddhism) ?

Umm.. saya juga kurang tau... :D

Yup....That's it... Kalo ga salah awal terbentuknya semesta kan dari cahaya jadi padat kan, berarti tu jg evolusi ya dr alam arupa jadi alam rupa ya?  ;D
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 03:03:28 PM
oh ya, saya ketemu ini:

Menurut tradisi Theravada, alam digolongkan jadi 6 bagian: Sorga, Manusia, Asura, Peta, Binatang, Neraka. Sorga itu itu ada 26 (kalo menurut Mahayana ada 28, mungkin kawan dari Mahayana ada yang mau jelaskan?), yang terdiri dari 20 Alam Brahma (4 Arupa & 16 Rupa) dan 6 Sorga yang masih mengenal nafsu indriah.

Penggolongan ini dilakukan belakangan, jadi Buddha Gotama emang ga pernah ngomong2 bahwa alam itu ada sejumlah x. Biasanya cuma dikatakan seseorang akan terlahir di sini/situ. Seperti alam Asura sendiri awalnya tidak ditetapkan sebagai alam tersendiri karena mereka adalah penghuni Tavatimsa juga. Tavatimsa juga sebelum Sakka (Raja Dewa) yang sekarang terlahir di sana juga belom tentu namanya Tavatimsa (= 33 mahadewa, yang diambil dari jumlah pengikut Sakka sekarang berjumlah 33).

Adanya surga begitu banyak bukan karena 'ada' yang nentuin jumlahnya, namun karena setiap mahluk mempunyai akumulasi kamma yang beragam, maka keberadaan alamnya pun beragam. Alam Asannasatta termasuk dalam alam Brahma Jhana 4.

Ajaran Buddha ada BUKANLAH untuk membuktikan keberadaan alam-alam lain. Yang diajarkan adalah pengikisan noda bathin yang bisa dilakukan, dibuktikan dan dijalankan sekarang. Walaupun demikian, bukan tidak ada caranya untuk membuktikan. Dengan mengembangkan kekuatan bathin tertentu, itu mungkin saja dibuktikan. Tapi, sama seperti halnya Nibbana, itu harus dibuktikan sendiri. Tidak bisa minta orang lain menunjukkan. Itu sama saja seperti orang minta pembuktian bahwa makan bisa kenyang, tapi suruh orang lain yang makan. Itu tidak bisa terjadi.
Juga sebelum jauh2 ngomong Nibbana, harus punya pengertian benar dulu tentang Nibbana. Dalam Brahmajala Sutta ada dikatakan 5 pandangan (salah menurut Buddha) berkenaan dengan Nibbana. Pandangan orang lagi 'On' itu termasuk salah satunya. Jadi orang bisa sembarangan omong "Nibbana ada", "Nibbana tidak ada", "NIbbana seperti ini", "saya sudah merealisasikan", ga ada habis2nya.

Saya baru tau kalo penggolongan 31 alam kehidupan itu, bukan dari Sang Buddha.

Btw, sebenarnya entah di alam apa makhluk yang "sedang split" itu, tidak perlu kita golongkan manusia atau hewan... Evolusi itu berjalan, dari dulu bahkan hingga sekarang. Evolusi itu perlahan, jadi tidak kentara. Sulit menggolongkan secara pasti perubahan yang gradual itu.

Kalo perubahannya hanya sebatas fisik, masih mending. Tapi kalo perubahan dalam daya nalar / daya pikir / akal budi atau apalah sebutannya, yang membedakan manusia dengan hewan. IMHO, itu lebih kompleks lagi.

Bagaimana menurutmu?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 06 March 2013, 03:20:15 PM
^^^ Setuju sih ma quotenya.... di link ttg eka citta juga ditulis:

Quote
Agama Buddha tidak menganjurkan kepada kita untuk tenggelam dalam debat filosofis yang tidak berguna dan membuang waktu yang berharga. Lebih baik waktu tersebut dimanfaatkan untuk melatih pikiran yang pada gilirannya akan membawa kemajuan batin dalam pencapaian penerangan sempurna. Oleh karena itu, asal mula dari alam maupun manusia tidak dibahas dalam ajaran Buddha karena ketidakrelevanan dari topik tersebut dalam usaha kita dalam mencapai penerangan sempurna yang merupakan tujuan akhir dari agama Buddha.

Setelah kita menyelami teori evolusi dan pandangan agama Buddha terhadap teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa agama Buddha tidak berada dalam posisi mendukung maupun menolak teori evolusi tersebut. Sepanjang teori evolusi (maupun teori ilmu pengetahuan lainnya) tidak menghalangi umat Buddha dalam usahanya mencapai penerangan sempurna, maka umat Buddha dapat mengambil posisi yang kritis dalam proses pengembangan teori ilmu pengetahuan dan sains.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 06 March 2013, 03:22:12 PM
Penjelasannya bagus. Saya jadi setuju dengan cc. Jadi menurut postingan om Kainyn, apakah kalau manusia bermutasi menjadi zombie, maka dapat dikatakan "alam baru" telah tercipta akibat kumpulan kamma individu/kelompok tertentu? Atau alam baru memang selalu tercipta jika ada kondisi yang mendukungnya?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Sunyata on 06 March 2013, 03:28:18 PM
Jadi sekarang jika ada orang nanya ″Berapa alam yang ada dalam Buddhisme?″, jawabnya, ″Sang Buddha tidak pernah menyebutkan dengan pasti ada berapa alam″, gitu?
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 03:47:31 PM
Yup....That's it... Kalo ga salah awal terbentuknya semesta kan dari cahaya jadi padat kan, berarti tu jg evolusi ya dr alam arupa jadi alam rupa ya?  ;D

Tidak dikatakan bahwa terbentuknya semesta itu dari cahaya.

Tapi di DN 27 (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agganna_Sutta), ada suatu  masa di mana sebagian besar makhluk terlahir di alam brahma Abhassara (mereka bercahaya). Singkat cerita, muncul tanah yang lezat. Mereka memakan tanah ini, nanti lama-kelamaan cahaya tubuhnya lenyap dan tubuhnya menjadi kasar.

Apakah ini bisa disebut evolusi?

Quote
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi membahas tentang origin of species, yaitu asal-usul keanekaragaman makhluk. Dari kutipan di atas, keanekaragaman itu didasari oleh gen yang diwariskan. Kalo lebih lanjut, IMHO, ada pengaruh juga dari habitat/lingkungan.

Berdasarkan pengertian 'evolusi' tsb, maka brahma Abhassara yang hilang cahaya tubuhnya, dan tubuhnya menjadi lebih kasar, itu di luar lingkup bahasan evolusi, karena tidak ada pewarisan gen, dst.
________________________

Lalu dari tubuh halus (bercahaya) ke tubuh kasar (padat), itu bukan alam arupa menjadi rupa. Untuk definisi alam arupa dan rupa, coba lihat di sini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1657.0

Jadi sekarang jika ada orang nanya ″Berapa alam yang ada dalam Buddhisme?″, jawabnya, ″Sang Buddha tidak pernah menyebutkan dengan pasti ada berapa alam″, gitu?

bilang aja, Sang Buddha tidak menyebutkan berapa jumlah alam.

Penjelasannya bagus. Saya jadi setuju dengan cc. Jadi menurut postingan om Kainyn, apakah kalau manusia bermutasi menjadi zombie, maka dapat dikatakan "alam baru" telah tercipta akibat kumpulan kamma individu/kelompok tertentu? Atau alam baru memang selalu tercipta jika ada kondisi yang mendukungnya?

zombie makhluk fiktif kan? ga perlu dibahas deh kalo fiktif...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 06 March 2013, 04:27:22 PM
eh, maaf, ada yang salah.. barusan saya baca-baca lagi DN 27. Makhluk yang bercahaya yang saya maksudkan di atas itu, adalah makhluk yang meninggal dari alam brahma Abhassara. Jadi, bukan makhluk dari alam brahma Abhassara.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 06 March 2013, 04:49:01 PM
Tidak dikatakan bahwa terbentuknya semesta itu dari cahaya.

Tapi di DN 27 (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agganna_Sutta), ada suatu  masa di mana sebagian besar makhluk terlahir di alam brahma Abhassara (mereka bercahaya). Singkat cerita, muncul tanah yang lezat. Mereka memakan tanah ini, nanti lama-kelamaan cahaya tubuhnya lenyap dan tubuhnya menjadi kasar.

Apakah ini bisa disebut evolusi?

Evolusi membahas tentang origin of species, yaitu asal-usul keanekaragaman makhluk. Dari kutipan di atas, keanekaragaman itu didasari oleh gen yang diwariskan. Kalo lebih lanjut, IMHO, ada pengaruh juga dari habitat/lingkungan.

Berdasarkan pengertian 'evolusi' tsb, maka brahma Abhassara yang hilang cahaya tubuhnya, dan tubuhnya menjadi lebih kasar, itu di luar lingkup bahasan evolusi, karena tidak ada pewarisan gen, dst.
________________________

Lalu dari tubuh halus (bercahaya) ke tubuh kasar (padat), itu bukan alam arupa menjadi rupa. Untuk definisi alam arupa dan rupa, coba lihat di sini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1657.0

bilang aja, Sang Buddha tidak menyebutkan berapa jumlah alam.

zombie makhluk fiktif kan? ga perlu dibahas deh kalo fiktif...

Ah ia, tadi saya salah menyusun kata"....thanks koreksinya....

Kl dari cahaya ke bentuk kasar emang ga ada pewarisan gen sih... tapi sepertinya tu asal usul manusia ya bukan asal usul mammals karena cuma terdiri dari 4 kasta ‘Ada, Vāseṭṭha, empat kasta ini: Khattiya, Brāhmaṇa, pedagang dan pekerja.....’


kalo kutipan dari eka citta:
Quote
Selain itu, dalam kutipan di atas kita juga dapat menemukan pernyataan
mengenai perubahan karakteristik fisik dan evolusi yang terjadi pada
makhluk yang ada di bumi tersebut. Pernyataan inilah yang seringkali
diinterpretasikan sebagai bentuk teori evolusi dalam agama Buddha.
Akan tetapi, banyak juga para ahli yang menginterpretasikan kutipan
tersebut tidak dapat diartikan secara harfiah dan merupakan bentuk
perumpamaan dari kemelekatan. Kesimpulan ini dapat ditarik karena
sutta
tersebut tidak semata-mata bercerita dengan penciptaan dunia
dan proses kehidupan. Lebih dari pada itu, kutipan tersebut dapat juga
diartikan sebagai salah satu bentuk kemelekatan makhluk terhadap
kenikmatan keduniawian yang dinikmati oleh makhluk tersebut di bumi.
Pada gilirannya, kemelekatan tersebut akan menimbulkan penderitaan
dan mulainya proses tumimbal lahir yang terus menerus pada makhluk
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 07 March 2013, 08:01:52 AM
^ ^ ^

Yang quote dari eka-citta di atas, saya kurang setuju kalo disebutkan bahwa kutipan sutta itu hanya sekedar perumpamaan.

Saya lebih cenderung berpikir bahwa sutta itu tidak menceritakan secara detil proses evolusi makhluk hingga menjadi manusia. Makanya, sutta itu tidak bisa dijadikan patokan untuk membahas evolusi.

Jadi, kalo mau tau gimana prosesnya, kita serahkan saja ke sains...
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: dhammadinna on 07 March 2013, 08:36:41 AM
Kl dari cahaya ke bentuk kasar emang ga ada pewarisan gen sih... tapi sepertinya tu asal usul manusia ya bukan asal usul mammals karena cuma terdiri dari 4 kasta ‘Ada, Vāseṭṭha, empat kasta ini: Khattiya, Brāhmaṇa, pedagang dan pekerja.....’


saya anggap mammals, maksudmu secara umum adalah hewan ya... CMIIW

Memang sepertinya itu asal-usul terbentuknya species manusia. Tapi saya rasa sih belum tentu demikian, karena sang Buddha berbicara dalam konteks "proses munculnya kasta", maka tentu fokusnya ke manusia. Hewan tidak dibahas.

Entah apakah ada atau tidaknya percabangan dari evolusi "nenek moyang" makhluk, menjadi hewan (selain species manusia), tidak tau juga. Karena tidak dibahas.
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: M14ka on 07 March 2013, 10:30:15 AM
^ ^ ^

Yang quote dari eka-citta di atas, saya kurang setuju kalo disebutkan bahwa kutipan sutta itu hanya sekedar perumpamaan.

Saya lebih cenderung berpikir bahwa sutta itu tidak menceritakan secara detil proses evolusi makhluk hingga menjadi manusia. Makanya, sutta itu tidak bisa dijadikan patokan untuk membahas evolusi.

Jadi, kalo mau tau gimana prosesnya, kita serahkan saja ke sains...

Yup.... Setuju....

saya anggap mammals, maksudmu secara umum adalah hewan ya... CMIIW

Memang sepertinya itu asal-usul terbentuknya species manusia. Tapi saya rasa sih belum tentu demikian, karena sang Buddha berbicara dalam konteks "proses munculnya kasta", maka tentu fokusnya ke manusia. Hewan tidak dibahas.

Entah apakah ada atau tidaknya percabangan dari evolusi "nenek moyang" makhluk, menjadi hewan (selain species manusia), tidak tau juga. Karena tidak dibahas.


Oh ya,  betul juga....mungkin juga sebelum jadi manusia tu berbentuk mammals yang bercabang tapi ga dibahas krn fokus ke manusianya...

Karena ga dibahas kita serahin ke sains aja....  :))

Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gryn tea on 07 March 2013, 07:25:31 PM
http://www.facebook.com/korankita/posts/540850559270767:0
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: gryn tea on 07 March 2013, 07:27:48 PM
Gigi Monyet Jadi Petunjuk Manusia 'Hobbit' Flores

Keberadaan manusia hobbit di Flores, Nusa Tenggara Timur, masih menyimpan misteri. Namun, penelitian terbaru oleh tim ilmuwan Universitas Cambridge di Inggris berhasil menguak peran monyet terkecil di dunia yang bisa membantu mengungkap asal-usul Homo floresiensis, si manusia kerdil dari Flores.
Tengkorak manusia hobbit diketahui serupa dengan Homo erectus, hominin yang tubuhya lebih tinggi. Berdasarkan hal ini, salah satu teori menyatakan bahwa H. floresiensis, yang fosilnya ditemukan 10 tahun lalu, merupakan spesies kerdil yang berevolusi dari hominin yang lebih besar.
Namun, otak dan gigi manusia hobbit ternyata relatif lebih kecil untuk ukuran spesies kerdil. Proporsi otak dan gigi yang kurang pas ini memunculkan teori lain yang menyebutkan H. floresiensis bukanlah spesies baru, melainkan hanya variasi bentuk yang tidak biasa dari spesies manusia modern, Homo sapiens.
Kontroversi asal-usul manusia hobbit ini ternyata juga dijumpai pada monyet kerdil (Callithrixpygmaea). Peneliti dari Universitas Cambridge, Stephen Montgomery dan Nicholas Mundy, mengatakan monyet kerdil sebelumnya juga diajukan sebagai spesies baru. Namun, belakangan diketahui primata mungil itu memiliki gigi yang terlalu kecil untuk ukuran tengkoraknya.
"Kasus ini menunjuk pada terjadinya kekerdilan," kata Montgomery, Kamis, 7 Maret 2013. Kini, menggunakan pohon evolusi primata, Montgomery dan Mundy telah mengkonfirmasi bahwa monyet kerdil memang berevolusi dari nenek moyang yang lebih besar, lalu mengalami kekerdilan.
Lalu, mengapa giginya kecil? Menurut Montgomery, evolusi spesies kerdil biasanya melibatkan proses memperpendek waktu kehamilan dan pertumbuhan bayi. Namun, baru-baru ini muncul teori lain yang menyebutkan adanya rute yang tidak biasa: panjang kehamilan tetap sama, tetapi pertumbuhan janin melambat. "Hal ini dapat mempengaruhi ukuran otak dan gigi," ujarnya.
Pada kasus monyet kerdil, Montgomery dan Mundy menemukan bahwa masa kehamilan dan pertumbuhan bayi tidak berbeda jauh dengan spesies monyet kerabat dekat mereka. Ini menunjukkan monyet kerdil mengambil rute yang tidak biasa untuk berkembang menjadi primata bertubuh mungil. (tempo/7/3/13)
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: urban888 on 22 March 2013, 12:35:46 PM
temen** Bagaimana pandangan agama buddha , tentang teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet???

please share..

klo repost please delete n link yo.. thanks

Leluhur manusia berasal dari Benua Eropa dan kemubian bermigrasi menyebar ke tempat lain karena perbedaan iklim cuaca makanan dan pola hidup muncul berbagai ras  _/\_
Title: Re: Bgmn pandangan Agama Buddha, ttg teori darwin. Manusia dulu evolusi dari monyet
Post by: Gwi Cool on 18 November 2017, 02:47:44 PM
Orang itu sendiri yang bertumimbal lahir dari monyet kemudian bertumimbal lahir jadi manusia.
Klo monyet evolusi manusia, kenapa monyet sekarang malah gak bisa evolusi? digimon aja masih bisa evolusi.

Kebetulan saja monyet itu "gen" (wajah n bentuk) hampir sama dengan manusia, sebenarnya tidak. Monyet ya monyet, manusia = manusia. Ilmuan Darwin terlalu banyak nonton Digimon, patamon jadi angemon. JK :))