//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?  (Read 26877 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #45 on: 27 October 2010, 11:17:00 PM »
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #46 on: 27 October 2010, 11:22:23 PM »
samaneri panna, postingan yang belum sampai 30 menit, bisa didelete oleh sendiri. caranya klik removed di bagian kanan atas postingan kita (tepatnya di samping pilihan 'quote' dan 'thak you'. _/\_
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #47 on: 27 October 2010, 11:39:00 PM »
samaneri panna, postingan yang belum sampai 30 menit, bisa didelete oleh sendiri. caranya klik removed di bagian kanan atas postingan kita (tepatnya di samping pilihan 'quote' dan 'thak you'. _/\_

ups udah ga ada sis moon....mgk dah lewat dari 30 menit....hehehe...

jadinya minta tolong mod aja deh....sy click aja ke mod...

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #48 on: 27 October 2010, 11:44:02 PM »
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

hehe... ;D

Batara Indra saya mah baca komentar musti perlu waktu....kecuali yg member ahli Pali disini mau bantu sy....sayang beliau baru sibuk thesis....nah ada satu lagi yg setara dg ke2 ahli tsb, itu wong cilik....mrk selevel tuh kuliahnya....sama2 skrg Mphil....ayo donk sis Wong Cilik....bantu baca ke atthakathanya Cakkavatti Sutta dan Mahasudassana Sutta...

mettacittena,

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #49 on: 28 October 2010, 12:44:20 PM »
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

Interpretasi saya terhadap kutipan dari Mahāsudassana Sutta (DN 17) adalah:
1. Sang Buddha mengatakan pernah terlahir 8 kali di Kusinara.
2. Pada kelahirannya yang ke-7 di Kusinara, beliau terlahir sebagai Cakkavati
3. Pada kelahirannya yang ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta yang kemudian menjadi Buddha

Oleh karena itu, Sang Buddha mengatakan setelah kelahirannya yang ke-8, beliau tidak akan terlahir lagi di mana2 lagi :)

8 kelahiran di tempat yang sama tidak berarti kelahiran tersebut berurutan. Bisa saja, terlahir di tempat lain lagi, setelah itu (mungkin setelah beberapa kali kelahiran) baru terlahir di sana lagi. Dan dari sini tidak dikatakan kalau waktu Sang Buddha terlahir sebagai cakkavati, beliau telah menjadi sotapanna. Konteks 7 kelahiran di sini tidak sama dengan konteks seorang sotapanna yang akan terlahir kembali paling banyak 7 kali lagi sebelum mencapai Arahat.

Untuk Cakkavatti = Dhammanusari? Saya rasa tidak juga :) Berikut kutipan dari Cakkavati-sihanada Sutta yang Samaneri highlight:

Quote
Tetapi, apakah, Baginda, tugas-tugas seorang raja pemutar-roda Ariya?” “Yaitu, anakku: engkau bergantung pada Dhamma, menghormati-Nya, menghargai-Nya, menyayangi-Nya, menyembah-Nya, dan memuja-Nya, menjadikan Dhamma sebagai lencana dan spandukmu, mengakui Dhamma sebagai gurumu, engkau harus menjaga, menangkis, dan melindungi sesuai Dhamma, rumah tanggamu, pasukanmu, penduduk desa dan kota, para petapa dan Brahmana, binatang-binatang liar dan burung-burung.8 Jangan biarkan kejahatan menyerang kerajaanmu, dan bagi mereka yang membutuhkan, berikan barang-barang kebutuhan mereka. Dan petapa dan Brahmana mana pun dalam kerajaanmu yang meninggalkan kehidupan indriawi dan menjalani praktik kesabaran dan kelembutan, masing-masing menjinakkan diri mereka, masing-masing menenangkan diri mereka, dan masing-masing berusaha untuk mengakhiri keserakahan, dari waktu ke waktu engkau harus mengunjungi dan berkonsultasi dengan mereka sehubungan dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut dicela dan apa yang tanpa cela, apa yang harus diikuti dan apa yang tidak boleh diikuti, dan perbuatan apa yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan kemalangan dan penderitaan, dan apa yang menghasilkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Setelah mendengarkan mereka, engkau harus menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan.9 Itu, anakku, adalah tugas seorang raja pemutar-roda Ariya.”’

Kalau tidak salah, Samaneri menginterpretasikan seorang Cakkavati adalah seorang dhammanusari berdasarkan kalimat yang berwarna biru di atas. Menurut saya, kalimat di atas berarti seorang cakkavati memimpin rakyatnya berpegang pada nilai2 Dhamma, dengan kata lain raja tersebut bermoral tinggi, adil, dan bijaksana sesuai Dhamma. Tetapi tidak berarti beliau adalah seorang dhammanusari :) Menurut saya, seseorang disebut dhammanusari apabila praktik spiritualnya telah memasuki tahapan realisasi Dhamma dengan kebijaksanaan dan sudah dekat sekali untuk memasuki arus sebagai sotapanna. Berikut kutipannya dari Okkanti Samyutta (SN 25)

Quote
“Seseorang yang baginya ajaran-ajaran ini diterima demikian setelah direnungkan hingga tingkat yang mencukupi dengan kebijaksanaan disebut seorang Penganut-Dhamma,2 seorang yang memasuki jalan pasti kebenaran, memasuki wilayah orang-orang mulia, melampaui wilayah kaum duniawi. Ia tidak mampu melakukan perbuatan yang karenanya dapat mengakibatkannya terlahir kembali di alam neraka, di alam binatang, atau di alam setan; ia tidak dapat meninggal dunia tanpa menembus buah Memasuki-arus.

Buat saya, tidak semua orang yang hidup sesuai dengan Dhamma sudah menjadi dhammanusari. Analogi nya, bisa saja seorang puttujana yang menjalankan pancasila dengan benar dan sebaik2nya, hidup sesuai dengan nilai2 Buddhis, senantiasa menumbuhkan kebijaksanaan dalam mempelajari Dhamma, tetapi belum menjadi seorang dhammanusari karena pemahaman terhadap anicca, dukkha, dan anatta belum mencapai tahap realisasi, tetapi masih teoretis dengan sedikit praktik. Para praktisi seperti ini, mungkin setelah meninggal terlahir sebagai dewa (atau manusia) tetapi belum merealisasikan sotapanna.

Demikian pendapat saya, semoga semua makhluk berbahagia _/\_

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #50 on: 28 October 2010, 12:56:44 PM »
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

Interpretasi saya terhadap kutipan dari Mahāsudassana Sutta (DN 17) adalah:
1. Sang Buddha mengatakan pernah terlahir 8 kali di Kusinara.
2. Pada kelahirannya yang ke-7 di Kusinara, beliau terlahir sebagai Cakkavati
3. Pada kelahirannya yang ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta yang kemudian menjadi Buddha

Oleh karena itu, Sang Buddha mengatakan setelah kelahirannya yang ke-8, beliau tidak akan terlahir lagi di mana2 lagi :)



 [at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #51 on: 28 October 2010, 01:00:24 PM »
[at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara


Ooopps ralat ... maksud saya, 8 kali meninggal di Kusinara :)

Quote
Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

Saat beliau meninggal yang ke-7 kali di Kusinara, beliau meninggal sebagai cakkavati.

Saat beliau akan meninggal di sana untuk yang ke-8 kali (yaitu sebagai Sang Buddha), beliau tidak melihat ada kelahiran lagi di mana pun juga.

Terima kasih koreksinya Bro Indra _/\_

Mettacittena,
Luis
« Last Edit: 28 October 2010, 01:03:45 PM by luis »
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #52 on: 28 October 2010, 01:05:03 PM »
[at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara


Ooopps ralat ... maksud saya, 8 kali meninggal di Kusinara :)

Quote
Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

Saat beliau meninggal yang ke-7 kali di Kusinara, beliau meninggal sebagai cakkavati.

Saat beliau akan meninggal di sana untuk yang ke-8 kali (yaitu sebagai Sang Buddha), beliau tidak melihat ada kelahiran lagi di mana pun juga.

Terima kasih koreksinya Bro Indra _/\_

Mettacittena,
Luis

meskipun begitu, tetap saja kalimat "untuk ke delapan kalinya" itu kontradiksi dengan fakta

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #53 on: 28 October 2010, 01:07:13 PM »
 [at]  Indra

Kontradiksinya di mana ya?

Ada 8 kehidupan di mana beliau meninggalkan badan jasmaninya di Kusinara. Delapan kehidupan ini tidak harus berurutan, bisa saja di antara kehidupan yang ke-7 dan ke-8, beliau telah terlahir dahulu di tempat2 lain.

Di kehidupan ke-7, beliau menjadi cakkavati dan kemudian meninggal di Kusinara.

Di kehidupan ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta, kemudian menjadi Buddha, dan parinibbana di Kusinara.

Jadi menurut saya tidak ada kontradiksi di sini.

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #54 on: 28 October 2010, 01:11:47 PM »
[at]  Indra

Kontradiksinya di mana ya?

Ada 8 kehidupan di mana beliau meninggalkan badan jasmaninya di Kusinara. Delapan kehidupan ini tidak harus berurutan, bisa saja di antara kehidupan yang ke-7 dan ke-8, beliau telah terlahir dahulu di tempat2 lain.

Di kehidupan ke-7, beliau menjadi cakkavati dan kemudian meninggal di Kusinara.

Di kehidupan ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta, kemudian menjadi Buddha, dan parinibbana di Kusinara.

Jadi menurut saya tidak ada kontradiksi di sini.

Mettacittena,
Luis

"di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’" saya memahami kalimat ini bahwa Beliau hanya meninggalkan jasmani (mati) sebanyak 7 kali di Kusinara, tidak akan sampai 8 kali. Tetapi kenyataannya, dengan Parinibbana berarti 8 kali di Kusinara

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #55 on: 28 October 2010, 01:14:01 PM »
Oh I see, kalau baca kalimat lengkapnya:

Quote
Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya

Sang Buddha tidak melihat kelahiran baru lagi (baik itu di alam manusia, dewa, brahma) setelah beliau meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kalinya. Jadi beliau akan meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kali, hanya saja setelahnya beliau tidak melihat kelahiran baru lagi.
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #56 on: 28 October 2010, 01:16:05 PM »
Oh I see, kalau baca kalimat lengkapnya:

Quote
Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya

Sang Buddha tidak melihat kelahiran baru lagi (baik itu di alam manusia, dewa, brahma) setelah beliau meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kalinya. Jadi beliau akan meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kali, hanya saja setelahnya beliau tidak melihat kelahiran baru lagi.

benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #57 on: 28 October 2010, 01:19:31 PM »
benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?

Kalau saya rasa sih tepat "ke delapan kalinya".

Kehidupan ke-1: di akhir kehidupannya meninggal untuk pertama kalinya di kusinara.
Kehidupan ke-2: di akhir kehidupannya meninggal untuk kedua kalinya di kusinara.
.
.
.
kehidupan ke-7 sebagai Cakkavati: di di akhir kehidupannya meninggal untuk ketujuh kalinya di kusinara.
kehidupan ke-8 sebagai Pangeran Siddharta: di di akhir kehidupannya meninggal untuk kedelapan kalinya di kusinara.
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #58 on: 28 October 2010, 01:23:07 PM »
benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?

Kalau saya rasa sih tepat "ke delapan kalinya".

Kehidupan ke-1: di akhir kehidupannya meninggal untuk pertama kalinya di kusinara.
Kehidupan ke-2: di akhir kehidupannya meninggal untuk kedua kalinya di kusinara.
.
.
.
kehidupan ke-7 sebagai Cakkavati: di di akhir kehidupannya meninggal untuk ketujuh kalinya di kusinara.
kehidupan ke-8 sebagai Pangeran Siddharta: di di akhir kehidupannya meninggal untuk kedelapan kalinya di kusinara.

"aku tidak melihat tempat manapun .... di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
secara singkat dapat di katakan, "aku tidak akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
« Reply #59 on: 28 October 2010, 01:27:35 PM »
"aku tidak melihat tempat manapun .... di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
secara singkat dapat di katakan, "aku tidak akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."

Oh ... menurut saya yang dimaksud "tempat" di sini bukan "tempat untuk meninggal", tetapi "tempat untuk pergi setelah meninggal". Di awal kisah jelas Sang Buddha sudah mengatakan memilih Kusinara sebagai tempat untuk meninggal :)
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.