//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - senasana

Pages: [1]
1
Kesempatan Berbuat Baik / Nasib Pak Tri Penyayang Binatang
« on: 01 July 2009, 06:43:52 AM »
Teman2, apakah memungkinkan Dhammacitta peduli untuk turut membantu nasib pak Tri...
Beliau adalah seorang penyayang binatang yang merawat sejumlah anjing dan kucing liar agar mendapatkan perawatan yg memadai.
utk jelasnya bisa dilihat disini
http://adopsianjing.com/index.php/2009/06/pak-tri-penyayang-binatang/

2
Diskusi Umum / Spiritualitas dan Materialisme
« on: 09 August 2007, 07:14:30 AM »
oleh Lama Thubten Yeshe

penerjemah : Hendy Hanusin

 
            Orang-orang sering bicara tentang spiritualitas dan materialisme, tapi apa makna sejati dua istilah ini? Anda akan menemukan bahwa sebagai individu, setiap diri kita mempunyai pandangan berbeda.

            Beberapa beranggapan dua hal itu bertentangan, dua ekstrem yang tidak dapat bersatu. Yang lain berpikir anda tidak dapat menjalani kehidupan spiritual sambil hidup di tengah-tengah masyarakat materialistis, sehingga untuk mengerjakannya anda terpaksa harus meninggalkan semua kenikmatan benda-benda materi. Lalu ada juga yang berpikir pencari spiritual adalah mereka yang terbuang dari masyarakat karena tidak dapat sukses di dunia materi. Yang lain berpikir, “Aku seorang rasional, aku tidak percaya apa pun,” mengganggap orang-orang religius adalah mereka yang hanya percaya dengan bodoh dan membuta.

            Beberapa orang, terutama yang dibesarkan di lingkungan materialistis, menjadi tertarik pada agama Buddha atau agama lain pada waktu mereka mendengar tentangnya. Tanpa pengertian atau bahkan memeriksa apakah sesuai dengan batin pikiran mereka, mereka segera memegang erat-erat agama sebagai sesuatu yang “luar biasa”! Ini sangat berbahaya dan sama sekali bukan sikap batin spiritual.

            Agama bukan hanya beberapa ide intelektual kering tapi lebih merupakan filosofi dasar hidup anda: anda mendengar sebuah ajaran yang kelihatan masuk akal, menemukan lewat pengalaman bahwa itu membawa dampak positif pada batin psikologi anda, mencicipi cita rasa sejati darinya lewat praktek latihan, dan mengadopsinya sebagai jalan spiritual pribadi anda. Itulah cara benar untuk masuk jalan spiritual.

            Contohnya bila setelah bertemu agama Buddha pertama kalinya, anda berpikir itu mengandung ide-ide hebat dan segera mencoba untuk membuat perubahan radikal dalam hidup anda, anda tidak membuat kemajuan apa-apa. Anda harus menerapkannya setahap demi setahap. Untuk mewujudkan Dharma anda harus melihat situasi mendasar anda sendiri, apa diri anda sekarang, dan mencoba berubah secara bertahap, memeriksa setiap langkah dalam kemajuan spiritual anda.

            Jadi mengapa kita mempunyai banyak sudut pandang berbeda tentang apa itu spiritualitas dan materialisme? Karena kita mempunyai pengalaman masing-masing yang berbeda dan berpikir dengan pola pikir yang berbeda.

            Untuk mengikuti jalan spiritual, anda tidak perlu meninggalkan benda-benda materi tidak juga berarti menjalani hidup materialistis, anda tidak dapat menjalankan praktek spiritual. Kenyataannya bahkan bila anda benar-benar materialistis, bila anda memeriksa dengan cermat batin anda, anda akan menemukan bahwa telah ada sebuah bagian dari batin pikiran anda yang mengalir ke arah spiritual. Ini mungkin bukan intelektualisasi, ini mungkin bukan filosofi sadar anda, anda mungkin bahkan menyatakan,”Saya bukan seorang yang percaya, I am not a believer,” tapi jauh di lubuk hati anda, terdapat sebuah aliran energi spiritual yang terus menerus mengalir.

            Dari sudut pandang toleransi beragama, dunia dewasa ini merupakan suatu tempat yang jauh lebih baik daripada seratus tahun lalu. Orang-orang yang berpandangan ekstrem; mereka yang religius takut pada mereka yang non-religius dan sebaliknya; setiap orang merasa sangat tidak aman. Ini semua dikarenakan salah memahami dan terutama di masa lampau, tapi beberapa orang masih tetap berpandangan seperti ini. Tentu, seperti telah saya katakan, banyak orang merasa bahwa gaya hidup spiritual dan material benar-benar tidak sejalan. Itu tidak benar.

            Maka, ambillah jalan tengah sebanyak yang anda sanggup; hindari sikap-sikap ekstrem. Bila praktek spiritual dan tuntutan hidup anda sehari-hari tidak harmonis, ini berarti ada sesuatu yang salah dengan cara anda berlatih. Praktek latihan anda seharusnya memuaskan batin pikiran yang tidak puas sambil memberikan solusi untuk problem-problem hidup sehari-hari. Bila tidak, periksalah dengan hati-hati untuk melihat apakah anda benar-benar mengerti tentang praktek religius anda.

            Setiap hal yang diajarkan Buddha adalah supaya kita menembus hakikat keberadaan kita untuk menyadari hakikat batin pikiran manusia. Tapi Beliau tidak pernah berkata kita harus “percaya” apa yang dikatakan Beliau hanya karena Beliau telah mengatakannya. Beliau memberi kita semangat untuk memahami makna sabda-sabda Beliau. Tanpa pengertian seperti itu, seluruh perjalanan spiritual anda hanyalah sebuah fantasi, mimpi, halusinasi: bila sebuah pertanyaan skeptis muncul dari keragu-raguan maka seluruh kehidupan spiritual anda ambruk seperti ambruknya susunan kartu yang menyerupai rumah.

            Maka letakkan semuanya bersama-sama. Nikmati kehidupan material anda sebanyak yang anda bisa, tapi pada saat yang bersamaan, pahami hakikat kedua hal bahwa anda menikmati dan pikiran menikmati, dan bagaimana kedua hal itu berhubungan. Bila anda memahami semuanya ini secara mendalam, itulah agama. Bila semua apa yang dilihat pikiran sempit anda hanyalah bersifat eksternal dan anda tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam batin pikiran anda, itulah pandangan materialistis. Ini bukanlah kesalahan benda-benda materi, tapi cara pandang anda.

            Anda tidak dapat mencurahkan hidup anda hanya pada satu obyek: “Bunga ini begitu indah itu membuat hidup saya berarti. Bila bunga ini mati, saya tidak dapat hidup.” Itu dungu, bukan? Maksud saya, bunga itu hanyalah sebuah contoh; kita melakukan hal ini dengan orang lain dan semua jenis hal-hal lainnya, tapi beginilah yang disebut pandangan ekstrem dari pikiran materialistis. Sebuah pendekatan yang lebih realistis adalah, “Ya, bunga itu indah, tapi tidak kekal; hari ini hidup, besok mati. Tapi kepuasan saya tidak tergantung pada bunga itu dan saya tidak dilahirkan sebagai manusia hanya untuk menikmati bunga.”

            Apa pun yang anda pahami dari agama atau Buddhadharma, atau bahkan konsep filosofi sederhana, seharusnya diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari anda. Kemudian anda dapat bereksperimen; apakah kepuasan datang dari pikiran anda sendiri atau tidak? Itu cukup. Anda tidak perlu membuat perubahan ekstrem pada hidup anda untuk belajar bahwa ketidakpuasan itu diciptakan batin pikiran anda sendiri. Anda tidak perlu tiba-tiba memutuskan hubungan dengan dunia. Anda dapat menjalani kehidupan normal sambil mengamati hakikat ketidakpuasan batin. Pendekatan ini lebih realistis dan praktis, dan terjamin untuk memberi anda sebuah jawaban.

            Sebaliknya, anda menerima beberapa gagasan ekstrem, secara intelektual mencoba menghentikan sesuatu, dan semua yang didapat mengacaukan kehidupan anda. Supaya tubuh manusia ini eksis, anda harus makan; anda tidak bisa menjadi seorang pertapa ekstrem dalam satu malam. Lihatlah kenyataan; tidak perlu membuat perubahan radikal. Berubahlah di dalam; ubahlah cara anda melihat semua hal, daripada sekedar berhalusinasi.

            Kita juga harus menerima fakta bahwa setiap hal terus-menerus berubah. Banyak dari kita mempunyai konsep baku tentang bagaimana seharusnya semua hal itu terjadi dan menderita ketika mereka tidak abadi seperti khayalan kita. Buddha mengajarkan kita untuk membebaskan diri kita dari jenis kemelekatan ini—bukan dengan emosional menolak tapi lebih dengan jalan tengah, antara dua ekstrem. Bila anda mengarahkan bentuk-bentuk pikiran dengan bijaksana dalam ruang keharmonisan, anda akan menemukan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup ini.

 

Ajaran ini berasal dari Lama Yeshe Wisdom Archive dan edisi Mandala bulan Maret-April 1997.

3
Studi Sutta/Sutra / Proses Penerjemahan Sutta2
« on: 20 July 2007, 12:55:36 PM »
teman2
saya mo tanya.. sebenarnya bagaimana sih proses penerjemahan Sutta2 yang sudah berbahasa Indonesia itu..?
apakah berasal dari Sutta2 berbahasa Inggris, atau memang dari Sutta2 yg asli (berbahasa Pali) ?

Menurut saya proses penerjemahan sudah barang tentu akan menimbulkan pergeseran makna dari yg sebenarnya dan kita semua tahu bahwa bahasa Pali sudah digolongkan "barang langka", lalu bagaimana membuktikan bahwa Sutta2 terjemahan itu masih membawa nilai2 yg sesungguhnya? :??

4
Perkenalan / Selamat buat Dhammacitta & salam kenal semua...
« on: 10 July 2007, 11:53:23 AM »
Selamat buat Dhammacitta yg baru saja berbenah diri dengan penampilan baru
semoga semakin rameeeeeeeeeee........
& salam kenal semua...

Pages: [1]
anything