//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 229351 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #330 on: 26 November 2008, 09:57:33 AM »
Titipan dari Yumi:

101
“Kapankah mereka akan datang atas kemauan mereka sendiri untuk megambil benda-benda milikku tanpa meminta?;

497
Pintu dan jendela utamanya disesuaikan untuk musim dingin dan musim panas, bebarapa terbuat

500
Sang Bodhistta Pangeran menjawab, “Jangan takut,

541
seekor gajah Gandha memiliki tenaga sebesar ssepuluh

573
Di antara pada dewa yang berkomentar. Mereka

619
Dan àra yang jahat dan keji yang menderita hinaan kekalahan,

2366
maka muncullah tindakan-rindakan yang pernah ia lakukan di

2367
Tiga jenis aktivias kehendak adalah penyebab munculnya


Untuk hal 101:
“Kapankah mereka akan datang atas kemauan mereka sendiri untuk megambil benda-benda milikku tanpa meminta?;”, apakah ini artinya "mereka datang sendiri dan mengambil barang tanpa meminta (karena memang sudah disediakan untuk didanakan)", ataukah seharusnya “Kapankah mereka akan datang atas kemauan mereka sendiri untuk megambil benda-benda milikku tanpa diminta?;”, yang berarti "mereka datang (dan mengambil) tanpa perlu diminta datang"?


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #331 on: 27 November 2008, 10:53:33 PM »
namun hendaknya janganlah dianggap bahwa "avijja" yg menjadi asal mula suatu mahluk yah.... ini yg sering disalah artikan bhw karena avijja menjadi rantai pertama, maka itulah asal muasalnya manusia/mahluk yg pertama

terus jgn pula diartikan bhw karena marana/kematian merupakan rantai ke-12 maka kematian lah yg menyebabkan avijja.....

ini adalah rantai yg kompleks utk dapat diuraikan sehingga untuk pemula tidak direkomendasi untuk membaca rantai ini secara harafiah....

semoga bermanfaat.........

 _/\_ Ko Markos, trs asal mulanya apa dunk ya?


dear yumi,

pls hati2 yah.......

pada saat kita berkata "asal mula", itu berarti kita sudah terjebak pada konsep Causa Prima....

bahwa segala sesuatu itu, pasti ada "awalnya"..

namun saat ini, saya hanya ingin menambahkan bhw Moha membuat kita tidak bisamembedakan mana yg benar dan mana yg salah.
Ini membuat kita melakukan hal yg salah, dan menjauhi hal yg benar.....

PAda waktu Moha terkuak, maka kita akan melakukan hal yg benar dan tidak akan melakukan hal yg salah

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua

Offline candle

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 6
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #332 on: 28 November 2008, 10:18:59 AM »
 _/\_ bukunya bagus sekali, tetapi setelah saya baca postingan banyak sekali kesalahan-kesalahan ketik,  bagaimana kerja editor ya?  :-? katanya editor seluruh indonesia? kok banyak salah ya? hmmm :-?
pendapat saya untuk proyek selanjutnya jika masih ada, lebih baik editornya diganti, cari yang lebih berkonsentrasi dalam bekerja dan juga lebih bertanggung jawab. Terima kasih

 _/\_

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #333 on: 28 November 2008, 03:51:15 PM »
_/\_ bukunya bagus sekali, tetapi setelah saya baca postingan banyak sekali kesalahan-kesalahan ketik,  bagaimana kerja editor ya?  :-? katanya editor seluruh indonesia? kok banyak salah ya? hmmm :-?
pendapat saya untuk proyek selanjutnya jika masih ada, lebih baik editornya diganti, cari yang lebih berkonsentrasi dalam bekerja dan juga lebih bertanggung jawab. Terima kasih

 _/\_
postingan itu adalah hasil ketikan manusia, di buku sudah OK! sebelum melihat dengan jelas, jangan salahkan pihak editor nya.
Terima kasih
Smile Forever :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #334 on: 28 November 2008, 04:34:18 PM »
1601
Akhir dari kejijikan terhadap tubuh hidup ini.
-> Ini tidak jelas judul atau bagian kalimat mana. Jika judul, seharusnya tidak menggunakan titik. Kemudian kalimatnya juga rancu karena di sini diajarkan tentang kejijikan terhadap tubuh, berarti jika dikatakan "akhir dari kejijikan" berarti "awal dari menyukai", jadi tidak cocok dengan isinya.


1603
memahami dengan benar melalui ¤àta-pari¤à, “benda-benda yang terdapat […] dan lain-lain (yang tidak disebutkan secara langsung di dalam Kitab).[”]


1604
Buddha mengucapkan: ”Sutvàna Buddha-vacanaÿ idha.”[)]


1605
(viñÑàna), demikian


1606
untuk mengecam, mereka yang tidak memiliki


1607
(Dengan meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain) tidak ada alasan lain selain melihat Empat Kebenaran dalam sudut pandang yang sebenarnya.
-> Kalimat ini juga tidak jelas dan berkesan "melihat Empat Kebenaran sebenarnya adalah alasan meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain".


maka seseorang memuji diri sendiri dan meremehkan orang lain.)[)]


1608
Nanda, adik perempuan dari Thera ânanda,
Abhiråpanandà, putri pangeran Sakya bernama Khemaka,
Janapada-Kalyànã Nandà, tunangan Pangeran Nandà.
-> Kalau saya tidak salah, bagi nama-nama yang sama, untuk wanita menggunakan "ā", sedangkan lelaki menggunakan "a" (tanpa macron).


1610
[(]Putri-Ku Abhiråpanandà! Bagaikan sebuah lumbung untuk menyimpan hasil panen dibangun dengan mendirikan tiang-tiang, dengan mengikatnya dengan rotan, dan dengan memolesnya dengan tanah, demikian pula)



(Putri-Ku Abhiråpanandà! […] dungu sangat menyenangi (tubuh ini).[)]


1617
Meskipun ia kelaparan[,] ia tidak berniat


1619
[(]Itu benar! Dengan [...], lapar adalah yang paling parah.)



1622
Gadis itu sekarang menjadi serba salah, “Aku ingin mendengarkan [...] atau haruskah aku menggulung kain itu terlebih dahulu dan menyerahkannya kepada ayahku?["] Kemudian ia memutuskan,


Si gadis menggulung kain itu, meletakkannya di dalam keranjang, dan, dalam perjalanannya menuju


1625
Di antara tidak terhitung banyaknya makhluk duniawi[,] hanya sedikit yang memiliki kecerdasan


1626
Saat penenun itu melihat putrinya terbaring tewas, dengan tubuh berlumuran darah. Si penenun itu merasa sangat sedih.
-> Saat penenun itu melihat putrinya terbaring tewas dengan tubuh berlumuran darah, si penenun itu merasa sangat sedih.

Offline candle

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 6
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #335 on: 28 November 2008, 07:46:37 PM »
_/\_ bukunya bagus sekali, tetapi setelah saya baca postingan banyak sekali kesalahan-kesalahan ketik,  bagaimana kerja editor ya?  :-? katanya editor seluruh indonesia? kok banyak salah ya? hmmm :-?
pendapat saya untuk proyek selanjutnya jika masih ada, lebih baik editornya diganti, cari yang lebih berkonsentrasi dalam bekerja dan juga lebih bertanggung jawab. Terima kasih

 _/\_
postingan itu adalah hasil ketikan manusia, di buku sudah OK! sebelum melihat dengan jelas, jangan salahkan pihak editor nya.
Terima kasih

maaf sebelumnya jika saya menyalahkan pihak editor, tetapi walaupun saya belum melihat bukunya, sudah jelas-jelas banyak yang posting tentang kesalahan ketik, ini adalah tugas seorang editor, coba dilihat lagi bukunya kalo sudah ok, kalau sudah ok kenapa banyak yang posting tentang kesalahan? terima kasih  _/\_

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #336 on: 28 November 2008, 10:39:41 PM »
Kehendak jahat yang mengarah ke alam sengsara apàya
dengan kesadaran kelahiran kembali yang bersesuaian di dalam alam indria dan alam materi halus,
diikuti oleh kesadaran hasil yang bersesuaian.

Kehendak baik yang mengarah pada 7 alam bahagia, yaitu, alam manusia dan 6 alam dewa.
9 jenis kesadaran yang menghubungkan dengan kelahiran muncul pada saat kelahiran kembali,
dan pada tahap terjadinya kelahiran kembali,
16 jenis kesadaran hasil yang baik muncul dalam alam indria dan alam materi halus.

Kehendak baik yang berhubungan dengan alam materi halus
mengarah kepada 15 alam materi halus
di mana kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran kembali
yang diikuti oleh kesadaran hasil dari alam materi halus
muncul.

Kehendak baik yang berhubungan dengan alam tanpa materi, jenis kehendak yang tidak tergoyahkan,
mengarah kepada 4 alam tanpa materi
di mana kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran kembali
yang diikuti oleh kesadaran hasil dari alam tanpa materi
muncul.


~RAPB 2, pp. 2365-2366~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Sankhara
« Reply #337 on: 28 November 2008, 10:54:53 PM »
Sehubungan dengan kehendak baik dan jahat yang memunculkan kesadaran hasil yang bersesuaian,
4 tahap dorongan (samangità) harus dipahami sebagai berikut:

(i) Ketika suatu perbuatan, baik atau buruk, dilakukan,
kehendak yang bersesuaian muncul untuk memberikan akibat, sebagai kehendak baik atau kehendak buruk.
Ini adalah kehendak pada saat kemunculannya.
Tindakan yang didorong oleh kehendak yang bersesuaian (cetanà samangita).

(ii) Setelah melewati 3 tahap kesadaran, yaitu, 3 momen-pikiran,
kehendak lenyap.
Namun, bukan berarti (seperti kesadaran hasil lainnya) lenyap secara total,
akan tetapi menyisakan potensi kamma yang akan muncul kemudian jika situasi memungkinkan sebagai kesadaran hasil.
Potensi kamma ini tersembunyi selama kehidupan demi kehidupan hingga habis masa berlakunya.
Fenomena batin memiliki potensi kamma ini disebut dorongan kamma (kamma samangità).

(iii) Saat waktunya tiba bagi potensi kamma dari perbuatan masa lampau, apakah baik atau jahat,
maka muncullah tindakan-tindakan yang pernah ia lakukan di depan pintu indria yang bersesuaian dari si pelaku,
atau sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan itu seperti bangunan atau alatnya, dan lain-lain, atau tanda-tanda dari kehidupan berikut.
(Kecuali bagi para Arahanta, pandangan ini selalu muncul pada seorang yang sedang sekarat dalam bentuk yang cukup jelas yang dapat ia kenali.)
kemunculan tiga tanda-tanda pada saat-saat menjelang kematian ini disebut dorongan kelahiran berikut (upathàna samangita).

(iv) Selanjutnya, ia meninggal dunia
dan muncullah kesadaran yang berhubungan dengan kelahiran,
yang diikuti dengan (pada tahap terjadinya kehidupan baru) kesadaran hasil yang sesuai dengan perbuatan masa lampau.
Kesadaran hasil ini berfungsi sebagai kelompok-kelompok batin (bhavanga) dan selalu hadir selama kehidupan berlangsung saat tidak adanya proses-pikiran lain yang muncul.
Munculnya kesadaran kelahiran kembali dan kesadaran hasil ini disebut dorongan hasil (vipàka samangità).

Vipàka bukan lain adalah matangnya potensi kamma atau kamma samangità menjadi kesadaran tertentu dalam pengertian sesungguhnya.
Dapat dilihat bahwa kesadaran hasil dimulai dari aktivitas kehendak atau dorongan kehendak.
Oleh karena itu Buddha menyatakan secara singkat bahwa
“bergantung pada aktivitas kehendak, 6 jenis kesadaran muncul.”

~RAPB 2, pp. 2366-2367~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Sankhara paccaya vinnanam
« Reply #338 on: 28 November 2008, 11:14:20 PM »
3 jenis aktivitas kehendak adalah penyebab munculnya kehidupan baru.
[…] mereka adalah modal bagi terbentuknya kehidupan baru.

Melalui proses alami ‘dorongan’, yaitu, 4 samangità, yang telah dijelaskan di atas,
sebuah kehendak atas hasil yang bersesuaian.

Dalam kehidupan baru di mana kesadaran hasil muncul,
kesadaran ini menguasai total sepanjang kehidupan tersebut.
Penyair menyebutnya, “Majikannya,”
karena ini adalah faktor utama dari semua fenomena batin,
seperti halnya unsur panas yang merupakan faktor utama dari semua fenomena fisik.

Kesadaran hasil, terdiri dari 6 jenis, yaitu,
kesadaran mata, kesadaran telinga, kesadaran hidung, kesadaran lidah, kesadaran badan, dan kesadaran pikiran,
karena terdapat 6 pintu indria, yaitu, mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran.

Kesadaran mata adalah kesadaran tertinggi di pintu mata,
kesadaran telinga adalah kesadaran tertinggi di pintu telinga,
kesadaran hidung adalah kesadaran tertinggi di pintu hidung,
kesadaran lidah adalah kesadaran tertinggi di pintu lidah,
kesadaran badan adalah kesadaran tertinggi di pintu badan,
dan kesadaran pikiran adalah kesadaran tertinggi di pintu pikiran.

Keunggulan 6 jenis kesadaran ini dapat dimengerti sebagai berikut.

Ambil kesadaran-mata sebagai contoh.

Ketika seorang pangeran yang berkuasa muncul,
ia memiliki pengikut, tahta dan segala perlengkapannya di bawah kekuasaannya,
demikian pula saat kesadaran tertentu muncul,
7 kelompok batin muncul bersamaan dengannya
yang memungkinkannya berfungsi dengan benar,
melayaninya bagaikan para pengikut pangeran.

Landasan-mata atau pintu-mata adalah bagaikan singgasana pangeran.
Kepekaan-mata adalah bagaikan perlengkapan pangeran.
Bagaikan pangeran yang menjadi penguasa tertinggi di antara para pengikut dan perlengkapannya,
demikian pula kesadaran-mata menikmati sepenuhnya objek-objek terlihat.
Prinsip yang sama berlaku pada (lima) jenis kesadaran lainnya.



Aktivitas harian seseorang, jika dianalisis dalam makna tertinggi,
terdiri atas hanya 6 jenis kesadaran-indria,
yaitu, melihat, mendengar, mengecap, mencium, menyentuh, dan berpikir atau mengenali.
Itulah sebabnya semua aktivitas fisik, ucapan, dan pikiran yang dilakukan sepanjang hari adalah berada dalam wilayah 6 jenis kesadaran ini.

Karena semua aktivitas manusia sepanjang hari, bulan dan tahun dari kehidupannya didominasi oleh 6 jenis kesadaran ini,
maka muncullah miskonsepsi atas identitas diri seperti, aku, dia, manusia, dewa
dan gagasan-gagasan diri seperti “Aku melihat,” “Aku mendengar,” “Aku mencium,” “Aku menyentuh,” “Aku mengenali,” atau “Dia melihat,” “Dia mendengar,” dst.

Ketika miskonsepsi ini muncul, maka individu tersebut sedang mengarah menuju kehidupan berikutnya di 4 alam sengsara apàya.
Semua ini adalah karena 6 jenis kesadaran tadi.


~RAPB 2, pp. 2367-2368~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline mitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 55
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #339 on: 28 November 2008, 11:30:38 PM »
3 jenis aktivitas kehendak adalah penyebab munculnya kehidupan baru.
[…]

7 kelompok batin muncul bersamaan dengannya
yang memungkinkannya berfungsi dengan benar,
melayaninya bagaikan para pengikut pangeran.

~RAPB 2, pp. 2367-2368~
maksudnya...?
gak ngerti nih??

Offline mitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 55
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #340 on: 28 November 2008, 11:40:57 PM »
3 jenis aktivitas itu apa aja??

trs 7 kelompok batin itu apa aja?

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #341 on: 29 November 2008, 12:09:32 AM »
3 jenis aktivitas itu apa aja??

maksudnya aktivitas kehendak (sankhara). di postingan sebelumnya uda pernah ada, wan.

Perbuatan jahat didorong oleh kehendak jahat yang disebut apunnàbhi sankhàra.
Perbuatan baik yang mengarah ke 7 alam bahagia dan 4 alam materi halus didorong oleh kehendak baik yang disebut punnàbhisankhàra.
Kehendak dalam 4 jenis perbuatan baik yang mengarah kepada 4 alam brahmà tanpa materi disebut ànenjàbhisankhàrà.
Oleh karena itu Buddha menyatakan bahwa dengan Kebodohan sebagai kondisi, muncullah 3 jenis akivitas kehendak perbuatan baik perbuatan jahat.


~RAPB 2, pp. 2361-2362~

trs 7 kelompok batin itu apa aja?

ini saya quote dari postingan c lily yg Cetasika.

a)   Sabbacittasadharana cetasika 7 : 7 cetasika yg terdapat di semua jenis citta

1.   Phassa = kontak. Istilah kontak ini bukan berarti kontak secara fisik. Kontak merupakan factor batin yg pekerjaannya seperti sebuah pilar yg bertindak sebagai pendukung yg kuat untuk struktur gedung secara keseluruhan. Manifestasinya bersamaan dengan landasan, objek dan kesadaran. Walaupun disebutkan pertama kali, bukan berarti kontak ini adalah yg pertama. Pembahasan kontak pertama kali ini hanya untuk kepentingan pengajaran, tidak ada hubungannya dengan urutan kemunculannya.

2.   Vedana = perasaan. Perasaan merupakan padanan kata yg lebih tepat untuk vendana dibandingkan dengan sensasi seperti yg sering dijumpai. Seperti halnya kontak, perasaan merupakan sebuah kekayaan penting bagi setiap kesadaran. Perasaan dpt berwujud menyenangkan dan bukan menyenangkan juga bukan tidak menyenangkan / netral. Perasaan merupakan factor batin yg merasakan objek ketika objek itu kontak dengan indera.

3.   Sanna = pencerapan / persepsi. Arti kata sanna sangat bervariasi tergantung konteks pembahasannya. Untuk menghindari kebingungan, sebaiknya digunakan istilah khusus ug digunakan di dalam hubungan ini sebagai factor batin yg universal. Karakteristik utama dari sanna ini adalah kognisi atas objek dengan cara menandai, seperti bitu, hitam, dan sebagainya. Proseduralnya mirip rekognisi seorang tukang kayu terhadap jenis kayu tertentu dengan tanda-tanda yg dibuatnya, mirip seorang ahli batuan yg dapat membedakan berbagai jenis permata dengan tanda-tandanya. Antara sanna, vinnana dan panna dapat di umpamakan dengan seorang anak kecil, seorang dewasa dan seorang dewasa ahli kimia di dlm melihat uang logam. Bagi seorang anak kecil, ia hanya berpersepsi akan sebuah uang logam. Orang dewasa melihatnya dengan mengetahui nilai uang itu, dan bagi ahli kimia, iapun melihatnya bahwa uang ini terdiri dari bahan kimia logam-logam tertentu.

4.   Cetana = kehendak, merupakan faktor batin yg berfungsi di dalam koordinasi dan akumulasi. Cetana mengkoordinasikan faktor-faktor batin yg berhubungan dengannya dlm berespons terhadap objek. Seperti seorang ahli tukang kayu yg memenuhi tugasnya dan mengatur pekerjaan orang lainnya, demikian pula, cetana memenuhi fungsinya dan mengatur fungsi faktor batin lain yg berhubungan dengannya. Cetana memegang peranan penting di dlm semua jenis aksi, baik moral maupun immoral. Di dalam kondisi lokiya, cetana merupakan faktor batin yg signifikan sedangkan di lokuttara, panna yg signifikan.

5.   Ekaggata = konsentrasi terhadap satu objek, merupakan faktor batin yg mengkonsentrasikan batin terhadap satu objek. Faktor batin ini membuat kokoh batin di dlm mengalami objek.

6.   Jivitindriya = penghidup batin, merupakan faktor batin yg melebur kehidupan ke dlm factor-faktor batin yg berhubungan dengannya. Walaupun cetana menentukan aktivitas dari semua faktor batin, jivitindriya yg menginfusi kehidupan ke dlm cetana dan faktor batin lainnya.

7.   Manasikara = perhatian, adalah faktor batin yg mengarahkan faktor batin lainnya kepada objek secara spontan.


http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=422.0
« Last Edit: 29 November 2008, 12:24:39 AM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #342 on: 29 November 2008, 08:34:42 AM »
maaf sebelumnya jika saya menyalahkan pihak editor, tetapi walaupun saya belum melihat bukunya, sudah jelas-jelas banyak yang posting tentang kesalahan ketik, ini adalah tugas seorang editor, coba dilihat lagi bukunya kalo sudah ok, kalau sudah ok kenapa banyak yang posting tentang kesalahan? terima kasih  _/\_

Sebetulnya kalau baru cetakan pertama, kesalahan cetak dalam buku itu memang lumrah, bahkan kadang di ensiklopedia berbahasa asing pun, masih ada kesalahan cetak walaupun sangat sendikit.

Banyaknya kesalahan cetak dalam RAPB barangkali karena deadline-nya terlalu singkat; juga merupakan terjemahan, jadi mungkin arti dan istilahnya rancu.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #343 on: 29 November 2008, 11:04:35 AM »
1627
Suatu malam[,] saat ia sedang menyaksikan keramaian jalan-jalan melalui jendela[,] ia melihat Kukkuñamitta


1629
tidak dapat menembakkannya.) bukan hanya ia tidak mampu menembakkan anak panahnya,


1630
mereka menyusul ayah[nya], masing-masing


1636
dua jenis cinta, taõhà-pema dam mettà-pema,


1640
dengan jahat oleh orang lain dan mengalami banyak penderitaan,[.] [P]enderitaan yang manakah


kekayaannya? (tidak ada yang


1644
seratus ribu kappa yang lalu agar menjadi pelayan tetap[,] tercapai pada hari itu.


1651
Kemudian raja bertanya, “Seekor gajah jinak diperlukan, Ratuku. Apa yang harus kita lakukan? Sudahkah engkau menyiapkan lima ratus gajah?” ”Ya, aku sudah menyiapkan, Raja. Tetapi semua gajah-gajah itu belum dijinakkan. Bagaikan angin verambha mereka akan menjadi liar saat melihat para bhikkhu.” “Aku tahu, Raja, mengenai di mana harus menempatkan si gajah liar agar ia mau memegang payung dengan belalainya.” “Di manakah tempatnya?“ “Di dekat Yang Mulia Aïgulimàla,” jawab ratu.
-> Dari keseluruhan cerita, sepertinya dari 500 gajah liar, yang belum jinak hanya satu. Mungkin seharusnya:
"Tetapi belum semua gajah dijinakkan" atau "Tetapi satu gajah belum dijinakkan"
"Bagaikan angin verambha ia akan menjadi liar saat melihat para bhikkhu"


1658
“Oh! Betapa mengherankan!, jangan berkata seperti itu.[!]

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #344 on: 30 November 2008, 02:46:45 AM »
_/\_ bukunya bagus sekali, tetapi setelah saya baca postingan banyak sekali kesalahan-kesalahan ketik,  bagaimana kerja editor ya?  :-? katanya editor seluruh indonesia? kok banyak salah ya? hmmm :-?
pendapat saya untuk proyek selanjutnya jika masih ada, lebih baik editornya diganti, cari yang lebih berkonsentrasi dalam bekerja dan juga lebih bertanggung jawab. Terima kasih

 _/\_
postingan itu adalah hasil ketikan manusia, di buku sudah OK! sebelum melihat dengan jelas, jangan salahkan pihak editor nya.
Terima kasih

maaf sebelumnya jika saya menyalahkan pihak editor, tetapi walaupun saya belum melihat bukunya, sudah jelas-jelas banyak yang posting tentang kesalahan ketik, ini adalah tugas seorang editor, coba dilihat lagi bukunya kalo sudah ok, kalau sudah ok kenapa banyak yang posting tentang kesalahan? terima kasih  _/\_

pagi bos,

namanya juga orang tidak luput dari kesalahan