//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 590331 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Trick or Treat

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #600 on: 28 June 2011, 05:46:40 PM »
untuk poin 5 : maksudnya proses saat Buddha Gotama belum mencapai pencerahan... (maap kl bkn bingung hehe)

untuk poin 7 : yg saya baca Samma SamBuddha itu Buddha no.1 dan ada 5 (tp hrs cr lagi link nya) yg terkahir adalah Buddha Mateya

untuk spoiernya : dr situs yg sama.. dibahas katanya saat manusia mencapai usia terendah barulah sang Buddha yg Baru muncul jika Mateya adalah yg terakhir maka terjadilah kesudahan bumi CMIIW

Trmksh.  :) :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #601 on: 30 June 2011, 09:24:42 AM »
untuk poin 5 : maksudnya proses saat Buddha Gotama belum mencapai pencerahan... (maap kl bkn bingung hehe)
Untuk kemudahan, saya berikan penjelasan istilah sedikit.
Kalau kita merujuk pada "Gotama" yang belum jadi Buddha, biasa digunakan istilah 'bodhisatta'. Kalau untuk yang sudah mencapai pencerahan sempurna, baru disebut 'Buddha'.

Mungkin maksudnya proses dari orang yang bukan siapa-siapa sampai jadi seorang Buddha Gotama?
Saya coba rangkum dengan sangat singkat.

Dari kisah 'orang miskin yang menjual kayu & daun untuk hidup', ia naik kapal dan terkena badai. Ia berjuang di laut dengan membawa ibunya selama 3 hari-3 malam. Akhirnya mereka selamat dan bodhisatta bertekad akan 'membawa orang lain juga selamat dari bahaya'. Di beberapa kehidupan berikut, ia terlahir sebagai raja dan suatu ketika ia melihat gajah kerajaan yang terlatih menjadi tidak terkendali karena dikuasai nafsu indriah, menginginkan gajah betina. Ia menyadari bahayanya nafsu keinginan. Ia bertekad akan 'membantu orang lain bebas dari nafsu keinginan juga'. Di beberapa kehidupan lagi, ia hidup sebagai petapa di mana Bodhisatta Metteya adalah murid utamanya. Suatu ketika ia melihat seekor harimau betina yang lemah dan kelaparan. Bodhisatta Gotama berpikir bahwa bisa saja anak-anak harimau itu dimakan sendiri oleh induknya. Ia juga berpikir bahwa ia harus melakukan pengorbanan besar untuk mencapai tujuannya (mencapai kesempurnaan). Ia menyuruh muridnya mencari makanan sisa, lalu setelah mereka pergi, ia melompat mengorbankan dirinya agar menjadi makanan harimau betina tersebut.

Perbuatan-perbuatan ini mengkondisikannya dalam kehidupan-kehidupan berikutnya untuk bertemu dengan para Samma Sambuddha. Buddha Purana-Dipankara adalah Buddha pertama di mana Bodhisatta menyatakan tekadnya untuk menjadi seorang Samma-Sambuddha. Waktu itu, ia adalah saudari tiri (ya, Bodhisatta dalam kehidupan ini adalah wanita) dari petapa bernama Pacchima-Dipankara, yang pada saat itu menerima ramalan pasti. Buddha Purana-Dipankhara memberikan ramalan bahwa setelah 16 Asankhyeyya + 100.000 kappa, Pacchima-Dipankhara akan menjadi seorang Buddha bernama Dipankhara dan saudari tirinya akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankhara tersebut. Singkat cerita, 16 Asankhyeyya + 100.000 kappa berlalu di mana Bodhisatta bertemu dengan 512 Samma Sambuddha dan menyatakan tekadnya.

Setelah waktu tersebut berlalu, maka terlahirlah Bodhisatta sebagai Petapa Sumedha dan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankhara seperti telah diramalkan. Setelah itu, Bodhisatta menjalani latihan untuk mencapai 10 kesempurnaan selama 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa yang dalam kurun waktu tersebut, bertemu dengan 24 Buddha (dari Buddha Dipankhara sampai terakhir Buddha Kassapa). Setelah lengkap latihannya, maka ia terakhir terlahir sebagai Pangeran Siddhatta dan menjadi Buddha Gotama pada masa kita ini.


Quote
untuk poin 7 : yg saya baca Samma SamBuddha itu Buddha no.1 dan ada 5 (tp hrs cr lagi link nya) yg terkahir adalah Buddha Mateya
Samma Sambuddha adalah jenis dari seseorang yang mencapai pencerahan, jadi bukan merujuk pada satu persona.
Dalam Kappa ini, dikatakan 5 Samma Sambuddha muncul: Kakusandha, Konagamana, Kassapa, dan masa kita Gotama. Satu yang belum muncul adalah Metteyya.


Quote
untuk spoiernya : dr situs yg sama.. dibahas katanya saat manusia mencapai usia terendah barulah sang Buddha yg Baru muncul jika Mateya adalah yg terakhir maka terjadilah kesudahan bumi CMIIW

Trmksh.  :) :)
Setelah manusia mencapai usia terendah, baru manusia 'bertobat' dan usia manusia memanjang kembali. Pada saat usia rata-rata manusia 80.000 tahun, barulah Bodhisatta Metteyya lahir. Kalau tidak salah ingat, seorang Buddha tidak akan muncul di mana usia rata-rata manusia kurang dari 100 tahun atau lebih dari 100.000 tahun. Kurang dari 100 tahun berarti kondisi dan moralitas manusia kurang mendukung untuk memahami Ajaran Buddha; lebih dari 100.000 tahun juga sulit memahami dukkha karena usia yang terlampau panjang dan kehidupan yang bahagia.

Setelah era Buddha Metteyya, baru dikatakan dimulai periode kehancuran galaksi ini, di mana nanti 7 'matahari' akan muncul dan membakar bumi. Tetapi ini pun bukanlah akhir dari segalanya karena setelah periode kehancuran ini berakhir, dimulai lagi periode pembentukan lagi. Semua proses berlangsung bukan hanya 1-2 abad, tapi dalam hitungan trilyunan tahun.
« Last Edit: 30 June 2011, 09:29:13 AM by Kainyn_Kutho »

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #602 on: 30 June 2011, 10:48:58 AM »
Maaf tanya2 ya om Kainyn ;D
kalau cahaya yang semakin menyilaukan saat meditasi itu apaan ya? ;D. Soalnya uda 2 hari cahaya silau itu muncul dalam meditasi saya. Karena pertamanya tidak silau jadi saya masih bisa memusatkan pikiran pada keluar masuk napas. Tapi lama2 makin silau, dan karena terlalu silau (padahal tutup mata dan dikamar juga gak ada lampu) jadi saya hentikan meditasi saya ;D. Maaf kalo ada salah kata ya om. Terima kasih ;D.

Saya coba jawab ya krn saya juga cuma dari hasil mendengar....

Cahaya yang terang ketika konsentrasi sudah mendalam itu dinamakan nimmita... ketika cahaya terang ini muncul tetap konsentrasi pada napas aja..dan lama kelamaan cahaya terang ini akan mengkristal didepan hidung.... kalo sudah mengkristal baru mengalihkan perhatian ke cahaya terang tersebut untuk absorrbtion....dgn demikian bisa mencapai Jhana.... Untuk cahaya terang ini dpt di baca disini:

http://www.what-buddha-taught.net/Books10/Pa_Auk_Sayadaw-Light_of_Wisdom.pdf

dan untuk detailnya bisa dengar disini:

http://www.cakkavala.org/res/eDharma/Anapanasati_II-Concentration.mp3

Semoga membantu

Offline Trick or Treat

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #603 on: 30 June 2011, 12:10:53 PM »
Thx.. Bro Kainyn

untuk bodhisatta Gotama... berarti dia jg ttp menerima karma dlm tumimbal lahir ya? dan itu diakumulasi seiring proses dia mjd Buddha bgt?
dan untuk yg kiamat itu.. yg saya baca katanya bisa terbentuk kembali di bumi / galaksi lain.. benarkah?

Pertanyaan lainnya:
1. Apakah serial Film serial Kera Sakti itu bagian dr ajaran Buddha?
2. Apakah benar ada siluman? golongan manakah mereka?
3. Bisakah siluman mjd setara dng dewa (dr Filmnya)
4. Apakah benar ada Dewa langit, bumi dkk? Apakah maksudnya Dewa penguasa teritorial langit-bumi? apa fungsi-tugasnya?
5. Siapa yg menetapkan mereka mjd dewa? Siapa Dewa utamanya sebelum para dewa lainnya ada?
6. dlm seri Kera sakti, dikatakan juga ada seorang dewi menciptakan bumi... apakah ini ajaran menyimpang?

Thx.  _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #604 on: 30 June 2011, 01:33:52 PM »
untuk bodhisatta Gotama... berarti dia jg ttp menerima karma dlm tumimbal lahir ya?
Bukan hanya bodhisatta, Buddha pun masih menerima akibat dari karma masa lalu, maka kita lihat dalam kehidupan terakhirnya, masih sering mendapat berbagai masalah. Bedanya, seorang Buddha tidak menanam karma yang baru.

Quote
dan itu diakumulasi seiring proses dia mjd Buddha bgt?
Ya, betul, bisa memiliki kemampuan demikian adalah akumulasi dari latihan dan kebajikan yang sudah tidak terhitung lagi banyaknya. Maka itu jangan menganggap 'Buddha' adalah orang yang terpilih, beruntung, atau bagaimana, tapi dimengerti bahwa semua kemuliaan dan kesempurnaannya adalah hasil dari perjuangannya sendiri yang tidak kenal lelah, dalam kurun waktu yang sulit terpikirkan lamanya.


Quote
dan untuk yg kiamat itu.. yg saya baca katanya bisa terbentuk kembali di bumi / galaksi lain.. benarkah
Betul, jika sesuai kammanya sesosok makhluk akan lahir di alam manusia, tapi di satu galaksi sedang mengalami masa kehancuran, maka bisa saja ia terlahir di alam manusia galaksi lain, yang sesuai dengan kammanya.


Quote
Pertanyaan lainnya:1. Apakah serial Film serial Kera Sakti itu bagian dr ajaran Buddha?
Bukan, itu adalah adaptasi dari novel fiksi. Tokoh Tong Sam Cong-nya memang ada, ia mencari kitab suci di India karena Tripitaka yang beredar di masanya tidak lengkap. Tapi karakter lain dan kejadian-kejadiannya sepertinya hanya 'bumbu' saja.


Quote
2. Apakah benar ada siluman? golongan manakah mereka?
Kalau ini masih kurang jelas karena tidak ada penjelasannya. "Siluman" yang pernah saya dengar ada 2 jenis: yang pertama adalah manusia yang menggunakan ilmu kebathinan, dan ke dua adalah memang hewan yang memiliki kesaktian (apakah sebagai sisa kamma masa lalu, atau mungkin memang mengembangkannya lewat samadhi).


Quote
3. Bisakah siluman mjd setara dng dewa (dr Filmnya)
Ini saya kurang tahu, tapi setahu saya tetap tidak. Bisa saja ia setara setelah tumimbal lahir menjadi dewa karena kebaikannya.

Quote
4. Apakah benar ada Dewa langit, bumi dkk? Apakah maksudnya Dewa penguasa teritorial langit-bumi? apa fungsi-tugasnya?
Benar ada atau tidaknya saya belum buktikan sendiri, tapi kalau menurut dhamma, memang ada. Sepertinya mereka memang menjalani kehidupan saja sebagaimana kita hidup, masing-masing dengan tugasnya sendiri dalam kehidupan sosialnya. Bedanya, mereka ada di dimensi berbeda dan memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari manusia. (Mungkin perbandingannya seperti hewan : manusia = manusia : dewa.)


Quote
5. Siapa yg menetapkan mereka mjd dewa? Siapa Dewa utamanya sebelum para dewa lainnya ada?
Makhluk terlahir menjadi dewa atau apapun adalah sesuai dengan kammanya. Bagaimana seseorang menjadi pemimpin dewa juga juga adalah sesuai kammanya. Misalnya sekarang ini dipercaya Sakka (penguasa Tavatimsa) adalah bekas manusia bernama Magha dari marga Kosiya. Ia bersama 33 temannya melakukan kebajikan yang sangat besar sehingga ia terlahir menjadi penguasa sorga bersama 33 temannya, maka sorga tersebut dikenal dengan Tavatimsa (tavati = 33).

Untuk perbandingan sederhana, sama saja seperti di alam manusia, seseorang terlahir menjadi anak raja, meneruskan tahta ayahnya. Tidak ada yang mengaturnya, tapi ia lahir sesuai kammanya.

Quote
6. dlm seri Kera sakti, dikatakan juga ada seorang dewi menciptakan bumi... apakah ini ajaran menyimpang?
Dalam dhamma yang saya pelajari, tidak ada dewi demikian. Alam semesta berproses sesuai hukum alam, demikian pula terbentuk dan hancurnya bumi. Tidak ada pencipta/penghancur di sini.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #605 on: 30 June 2011, 04:48:40 PM »
Tanya;
bodhisattva metteya belum jadi buddha tapi kenapa alirannya sudah ada ya, om?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #606 on: 30 June 2011, 04:53:07 PM »
Tanya;
bodhisattva metteya belum jadi buddha tapi kenapa alirannya sudah ada ya, om?
Jawaban dari itu sama saja seperti kalau saya tanya: film bioskop Transformers baru ada 2, dan akan keluar yang ke 3. Kenapa kalau lapak DVD bisa ketemu 'Transformers 4"?


Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #607 on: 30 June 2011, 04:54:52 PM »
Tanya;
bodhisattva metteya belum jadi buddha tapi kenapa alirannya sudah ada ya, om?

nih baca:

http://dhammacitta.org/perpustakaan/bagaimana-saya-melepaskan-diri-dari-yi-kuan-tao/



Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #608 on: 30 June 2011, 05:00:13 PM »
Bro Kainyn, apakah perpisahan adalah dukkha atau keinginan untuk terus bersamanya yang adalah dukkha ?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #609 on: 30 June 2011, 05:50:38 PM »
Bro Kainyn, apakah perpisahan adalah dukkha atau keinginan untuk terus bersamanya yang adalah dukkha ?

Perpisahan bukanlah dukkha, kemelekatan/keinginan untuk terus bersama seseorang yang menyebabkan perpisahan itu menimbulkan perasaan tidak menyenangkan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #610 on: 30 June 2011, 11:53:18 PM »
Bro Kainyn, apakah perpisahan adalah dukkha atau keinginan untuk terus bersamanya yang adalah dukkha ?


menurut Dhammacakkappavatana Sutta, "perpisahan dengan yg dicinta adalah dukkha"

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #611 on: 01 July 2011, 08:24:01 AM »
menurut Dhammacakkappavatana Sutta, "perpisahan dengan yg dicinta adalah dukkha"
Demikianlah mencintai menimbulkan dukkha ketika ada perpisahan, membenci menimbulkan dukkha ketika ada pertemuan.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #612 on: 01 July 2011, 10:03:37 AM »
Belajar dari diskusi di atas,

Berpisah dengan yang dicintai adalah dukkha (ingin tetap bersama yg dicinta)
Berpisah dengan yg dibenci adalah sukha (ingin berpisah dengan yg dibenci)

Jadi, bukan perpisahan yang menyebabkan dukkha, tetapi keinginan yang menyebabkan dukkha.
Tapi.... sebelum ada rasa ingin (baik berpisah atau bertemu)......rasa cinta atau benci timbul duluan....berarti perasaan mendahului keinginan.......
Jadi inget paticca samuppada.......,bisa jadi karena hal inilah dijelaskan tentang perlunya pandangan terang....perasaan disadari sebagai perasaan agar tidak berkembang menjadi keinginan........ timbulnya keinginan dihadang dengan pengetahuan jernih tentang perasaan...... sehingga tidak berlanjut pada ratap tangis.....
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #613 on: 01 July 2011, 10:30:00 AM »
Belajar dari diskusi di atas,

Berpisah dengan yang dicintai adalah dukkha (ingin tetap bersama yg dicinta)
Berpisah dengan yg dibenci adalah sukha (ingin berpisah dengan yg dibenci)
Betul, menurut saya begitu. Pertemuan dan perpisahan adalah fenomena yang wajar. Saat kita tidak melekat pada apapun, maka segala fenomena yang 'mendatangi' kita, tidak lagi menyebabkan kebahagiaan maupun penderitaan.


Quote
Jadi, bukan perpisahan yang menyebabkan dukkha, tetapi keinginan yang menyebabkan dukkha.
Tapi.... sebelum ada rasa ingin (baik berpisah atau bertemu)......rasa cinta atau benci timbul duluan....berarti perasaan mendahului keinginan.......
Jadi inget paticca samuppada.......,bisa jadi karena hal inilah dijelaskan tentang perlunya pandangan terang....perasaan disadari sebagai perasaan agar tidak berkembang menjadi keinginan........ timbulnya keinginan dihadang dengan pengetahuan jernih tentang perasaan...... sehingga tidak berlanjut pada ratap tangis.....
Paticca samuppada ini adalah sebuah rantai yang terjadi terus-menerus dan sangat rumit, bukan satu rangkaian proses sederhana. Misalnya ketika indera bertemu objek, maka timbullah perasaan. Namun sebetulnya dalam kenyataannya, bagaimana perasaan itu timbul juga telah dipengaruhi kemelekatan.

Secara sederhana: kontak (indera & objek) -> perasaan -> keinginan -> kemelekatan
Secara nyata: kontak (indera & objek) telah dipengaruhi kemelekatan, maka perasaan yang timbul bisa sangat bervariasi.


Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #614 on: 01 July 2011, 10:44:14 AM »
Betul, menurut saya begitu. Pertemuan dan perpisahan adalah fenomena yang wajar. Saat kita tidak melekat pada apapun, maka segala fenomena yang 'mendatangi' kita, tidak lagi menyebabkan kebahagiaan maupun penderitaan.

Paticca samuppada ini adalah sebuah rantai yang terjadi terus-menerus dan sangat rumit, bukan satu rangkaian proses sederhana. Misalnya ketika indera bertemu objek, maka timbullah perasaan. Namun sebetulnya dalam kenyataannya, bagaimana perasaan itu timbul juga telah dipengaruhi kemelekatan.

Secara sederhana: kontak (indera & objek) -> perasaan -> keinginan -> kemelekatan
Secara nyata: kontak (indera & objek) telah dipengaruhi kemelekatan, maka perasaan yang timbul bisa sangat bervariasi.



Keknya yang "nyata" justru yang sederhana deh,.... pada saat kontak belum timbul kemelekatan, karena kemelekatan timbul sesudah ada keinginan. Tapi hal ini hanya bisa kita buktikan lewat bhavana..... paccatam. Ajahn Chah mengingatkan kejadiannya sangat cepat bagaikan orang yg jatuh dari atas pohon, ....gedubrak.... kita hanya merasakan rasa sakitnya...padahal sebenarnya melewati beberapa dahan dan ranting sebelum sampai ke permukaan tanah.
yaa... gitu deh