//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 590318 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #405 on: 25 January 2010, 10:16:40 AM »
mau tanya tadi meditasi
ada tanda2 kayak gini :
- tubuh seperti ditekan sampai gepeng
- tubuh bergetar hebat kayak digoncang gempa
- keluar air mata
ini maksudnya apa yah

Maaf, Bro platinum, saya bukan pakar meditasi, jadi salah alamat :) Coba ditanyakan di board meditasi saja.

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #406 on: 25 January 2010, 10:22:38 AM »
mau tanya tadi meditasi
ada tanda2 kayak gini :
- tubuh seperti ditekan sampai gepeng
- tubuh bergetar hebat kayak digoncang gempa
- keluar air mata
ini maksudnya apa yah
klo menurut saya yang no 1 & 2 hanya permainan pikiran kita seakan2 seperti itu saya sendiri pernah mengalami seakan2 kaki lumpuh karena tidak merasa lagi tapi ga da yg lumpuh karena meditasi jadi hanya perasaan.
no.3. itu memang mata akan mengeluarkan air mata ketika memejamkan mata dan mengantuk, mungkin anda menggantuk ketika meditasi
saya bukan ahli meditasi hanya berbagi pengalaman saja
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #407 on: 25 January 2010, 10:37:23 AM »
mau tanya tadi meditasi
ada tanda2 kayak gini :
- tubuh seperti ditekan sampai gepeng
- tubuh bergetar hebat kayak digoncang gempa
- keluar air mata
ini maksudnya apa yah

kalo menurut buku essential of visudhimagga karangan Dr.Mohn, ini termasuk piti...
cm berdasarkan pengalaman untuk pemula biasanya cuma perasaan aja...krn kita baru belajar meditasi sering terasa hal gini kayak badan membesar ato mengecil dan juga badan bergoyang... saran saya sih di sadari aja dan jgn diikuti sensasi ini... ini akan cepat berlalu dengan sendirinya...

Kl sampai keluar air mata mgkn kita terlalu memaksa untuk fokus juga bisa terjadi menurut pengalaman saya... tp ada orang yang mengalami ketenangan yang dalam juga bisa mengeluarkan air mata krn bathinnya berbahagia dengan ketenangan tersebut...

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #408 on: 12 February 2010, 10:58:03 PM »
Om,mau tanya pendapat om lg,

tadi liat kick Andy,topiknya 'korban peradilan sesat'.
Mengenai orang2 yg di paksa mengakui kejahatan yg tidak di lakukannya,dalam prosesnya hukumnya para korban di intimidasi baik fisik maupun psikis oleh oknum2 penyidik untuk (*di paksa)mengakui kejahatan yg tidak di lakukannya,

pertanyannya;
sebagai umat buddha yg bijak,apa yg harus di lakukan jika di kondisikan sebagai "korban" peradilan sesat?
A. Mengaku,karena disiska terus menerus
B. Tidak mengaku,walaupun taruhannya nyawa karena di pukuli terus.

*nb,para korban biasanya rakyat jelata,yg buta soal hukum
*liat contoh kasus Astrori di jombang.

Thank
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #409 on: 13 February 2010, 01:43:02 PM »
Om,mau tanya pendapat om lg,

tadi liat kick Andy,topiknya 'korban peradilan sesat'.
Mengenai orang2 yg di paksa mengakui kejahatan yg tidak di lakukannya,dalam prosesnya hukumnya para korban di intimidasi baik fisik maupun psikis oleh oknum2 penyidik untuk (*di paksa)mengakui kejahatan yg tidak di lakukannya,

pertanyannya;
sebagai umat buddha yg bijak,apa yg harus di lakukan jika di kondisikan sebagai "korban" peradilan sesat?
A. Mengaku,karena disiska terus menerus
B. Tidak mengaku,walaupun taruhannya nyawa karena di pukuli terus.

*nb,para korban biasanya rakyat jelata,yg buta soal hukum
*liat contoh kasus Astrori di jombang.

Thank

Wah, kalau sampai seperti itu sih, sepertinya apa pun juga sudah salah. Sama seperti dulu waktu jaman "Witch-hunting", ada cara yang super efektif. Seseorang yang dicurigai sebagai praktisi sihir (apakah wajahnya kurang cantik, di rumahnya ada kucing hitam, menyimpan tanaman obat, atau apa pun alasannya), akan diinterogasi. Caranya adalah diikat pada batu super gede, lalu diceburkan ke sungai. Kalau bisa lolos, berarti penyihir dan akan dibakar hidup-hidup. Kalau tidak bisa lolos, alias mati tenggelam, yah berarti bukan penyihir. Gampang 'kan?! ;D
Nah, kalau sudah begitu, apakah pilihan kita ada pengaruhnya?

Jawabannya saya pikir tergantung masing-masing aja. "Tenggelam" atau "dibakar". Tetapi apapun keputusan yang diambil, selalu menyadari bahwa itu adalah akibat dari masa lampau, dan jaga agar jangan timbul pikiran yang tidak baik.


Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #410 on: 13 February 2010, 10:19:58 PM »
;D serem bener cerita om,

ok,kalo yg di hadapi seperti kasus astrori Jombang?
Dgn ancaman hukumnya penjara belasan tahun(kasusnya beda ama witch hunting)
apakah lebih baik memilih hidup tapi di cap pembunuh,ato memilih tidak mengaku tapi nyawa terancam akibat di siksa.
Thank sebelumnya

btw,selamet tahun baru imlek om ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #411 on: 15 February 2010, 08:22:31 PM »
;D serem bener cerita om,

ok,kalo yg di hadapi seperti kasus astrori Jombang?
Dgn ancaman hukumnya penjara belasan tahun(kasusnya beda ama witch hunting)
apakah lebih baik memilih hidup tapi di cap pembunuh,ato memilih tidak mengaku tapi nyawa terancam akibat di siksa.
Thank sebelumnya

btw,selamet tahun baru imlek om ;D

Kasus itu juga saya pikir kembali lagi ke pilihan masing-masing. Mungkin ada yang memiliki idealisme tidak akan mengaku walaupun harus mati, maka dia tidak akan mengaku. Ada juga mungkin yang berpikiran lain, misalnya dengan memilih "hidup" maka masih ada harapan baginya atau keluarganya. Untuk hal-hal seperti ini, harus orang yang menjalani yang menilai, dan juga subjektif nilainya. Jadi tidak ada "yang lebih baik", yang ada hanyalah pilihan dan alasan orang menempuh pilihan tersebut.

Selamat Tahun Baru Imlek juga, Mr.Jhonz!


Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #412 on: 15 February 2010, 09:12:40 PM »
Thank penjelasannya om.. _/\_
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #413 on: 18 March 2010, 07:28:44 PM »
Om mau tanya lg dunk..

Kita tahu perkembangan dunia dalam berbagai bidang sudah sangat maju(modern),dari bidang teknologi sampai budaya sudah mengalami evolusi yg dahsyat.
Alat2 yg diciptakan untuk memanjakan panca indra sudah tidak terhitung lagi jumlahnya,
Pertanyaannya; *apakah etis disatu sisi kita berusaha menlenyapkan LMD,di sisi lain kita terhanyut dgn gaya hidup pemuasan panca indra?
*Apakah bisa kita melenyapkan LMD,jika [di satu sisi]masih menikmati peralatan2 pemuas panca indra?
*segitu dulu om ;D

Thank,
bagaimana pandangan om2 yg lain?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #414 on: 18 March 2010, 08:11:36 PM »
duh pertanyaan kayak gini coba dibalik yah di tanyakan kebalikan nya nih jaman dah maju penyebaran dhamma( buku dhamma dimana mana), internet, forum buddhis, ada tv (daai tv), dvd, retreat  dll tapi kok arahat nya ada berapa banyak yah?
« Last Edit: 18 March 2010, 08:13:25 PM by daimond »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #415 on: 19 March 2010, 11:05:00 AM »
Om mau tanya lg dunk..

Kita tahu perkembangan dunia dalam berbagai bidang sudah sangat maju(modern),dari bidang teknologi sampai budaya sudah mengalami evolusi yg dahsyat.
Alat2 yg diciptakan untuk memanjakan panca indra sudah tidak terhitung lagi jumlahnya,
Pertanyaannya; *apakah etis disatu sisi kita berusaha menlenyapkan LMD,di sisi lain kita terhanyut dgn gaya hidup pemuasan panca indra?
*Apakah bisa kita melenyapkan LMD,jika [di satu sisi]masih menikmati peralatan2 pemuas panca indra?
*segitu dulu om ;D

Thank,
bagaimana pandangan om2 yg lain?
Kalau mengenai etis atau tidak, saya pikir tidak relevan karena ini hubungannya dengan pribadi masing-masing. Mungkin saya lebih melihat dari sudut manfaatnya. Selama kita ada usaha untuk mengikis LDM yang didasari pandangan benar, maka selalu lebih baik. Apakah walaupun kita masih menikmati kesenangan indera, usah mengikis LDM bermanfaat? Ya, selalu bermanfaat.

Dalam hal orang yang menikmati kesenangan indera, yang tidak berpandangan benar, tidak mengetahui akibat dari pemuasan tersebut yang akhirnya membawa pada keinginan yang lebih besar, ketidakpuasan yang lebih besar yang tidak ada habisnya. Maka ia terus menerus mencari dan mengembangkan keinginan tersebut.
Bagi yang berpandangan benar, mengetahui penderitaan yang akan dialami jika keinginan terus bertambah, maka akan timbul penahanan diri. Sedikit atau banyaknya penahanan diri yang timbul itu memang relatif, tergantung dari kematangan bathin masing-masing, namun tetap saja berarti bermanfaat dan merupakan latihan juga. 

Lalu apakah kita bisa melenyapkan LDM sementara masih menikmati kesenangan itu?
Karena saya pun belum melenyapkan LDM, jadi no comment. :) Tapi coba kita pikir dari sisi lain. Ada kelompok yang disebut petapa penyiksa diri yang melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan panca indera. Apakah kemudian dengan cara itu LDM mereka berkurang?

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #416 on: 19 March 2010, 07:25:27 PM »
Lalu apakah kita bisa melenyapkan LDM sementara masih menikmati kesenangan itu?
Karena saya pun belum melenyapkan LDM, jadi no comment. :) Tapi coba kita pikir dari sisi lain. Ada kelompok yang disebut petapa penyiksa diri yang melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan panca indera. Apakah kemudian dengan cara itu LDM mereka berkurang?

menurut pendapat pribadi om apakah mungkin ada orang yg dapat melenyapkan LMD sementara orang tersebut masih menikmati kesenagan inderanya? ;D
Soal petapa penyiska diri,sy berpendapat; "para bhikku yg dihutan aja¤ ada yg ga bisa melnyapkan LMD,apalagi kita yg dikota(yg dari bangun tidur sudah dimanjakan indranya)"
Sy makin bingung om...

Thank sebelumnya ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #417 on: 20 March 2010, 10:43:33 AM »
menurut pendapat pribadi om apakah mungkin ada orang yg dapat melenyapkan LMD sementara orang tersebut masih menikmati kesenagan inderanya? ;D
Menurut saya, ini rumit, tapi saya coba berikan point-point menurut pendapat saya.
Yang sering dapat kita lihat adalah hanya sepotong kecil kehidupan seseorang saja. Contohnya kita lihat kisah semua Bodhisatta yang pada bagian awal kehidupannya menikmati semua kesenangan duniawi yang ada, namun sebentar saja bertapa, langsung mencapai Kebuddhaan. Bodhisatta Gotama di masa kita ini memang memerlukan waktu 6 tahun, namun itu adalah kasus "khusus".
Bodhisatta Kassapa hidup menikmati kesenangan duniawi selama 2000 tahun, kemudian meninggalkannya dan dalam 7 hari langsung mencapai Kebuddhaan.

Kadang kita lihat kok menikmati kesenangan indera begitu lama, tetapi kok bisa langsung mengikis LDM? Itu karena kita "mengabaikan" latihan mereka yang MINIMAL 4 Asankhyeyya + 100.000 Kappa.

Contoh lainnya yang lebih "ekstrem" adalah kisah dalam Dhammapada Atthakatha 142, tentang seorang menteri bernama Santati yang berjasa dan diberikan semua kesenangan duniawi oleh raja. Ia menikmatinya selama 7 hari-7 malam. Keesokan harinya ia bertemu Buddha Gotama, dan pada hari itu juga ia mencapai Arahat dan parinibbana di hadapan Buddha.

Nah, jadi kembali ke pertanyaannya, saya bilang bisa saja JIKA ia memang telah memiliki kematangan bathin yang diperoleh dari latihan moralitas dan pandangan terang. Jika ditanya apakah latihan moralitas dan pandangan terang didukung kondisi menikmati atau menghindari kesenangan indera, maka saya katakan latihan memperoleh kematangan bathin didukung oleh menghindari kesenangan indera, bukan dengan memuaskan kesenangan indera. Namun apakah padamnya LDM tergantung pada keadaan pada saat itu masih menikmati kesenangan indera atau tidak, saya rasa tidak.


Quote
Soal petapa penyiska diri,sy berpendapat; "para bhikku yg dihutan aja¤ ada yg ga bisa melnyapkan LMD,apalagi kita yg dikota(yg dari bangun tidur sudah dimanjakan indranya)"
Sy makin bingung om...
Nah, mengenai hal ini, saya pikir itu karena bawaan dari kamma lampau yang berbeda, maka kita kecocokan latihannya juga berbeda. Jika ada orang yang menjadi bhikkhu hutan karena "gengsi", lalu kehidupan kebhikkhuan itu hanya membuatnya menderita, susah meditasi karena takut dipagut ular atau bertemu hantu, apakah menjadi bhikkhu hutan begitu mendukung atau menghambat kemajuan? Sebaliknya kalau orang menjadi perumahtangga tetapi selalu melatih puas diri, biarpun di tengah fasilitas pemuasan indera tetap menahan diri, bukankah kemajuannya adalah mungkin?

Buddha bukanlah guru ekstrem, tetapi yang membimbing berdasarkan keterkondisan orang tersebut. Jika memang seseorang cocok menjadi bhikkhu, maka Buddha akan mendukung kondisinya agar jadi bhikkhu. Contohnya adalah sepupunya, Nanda (yang kemudian dibawa ke Tavatimsa melihat bidadari) yang "diculik" pada hari perkawinannya untuk jadi bhikkhu. Sebaliknya jika memang cocok dan bisa berkembang dalam kehidupan perumahtangga, Buddha tidak mengajak atau menganjurkan masuk kebhikkhuan. Misalnya Ayahnya, Suddhodana yang juga akhirnya mencapai Arahatta dalam kondisi sebagai perumah-tangga.

Saya pikir kita tidak perlu bingung. Metode praktek dhamma tidak akan pernah bisa diteorikan ke dalam 1 pakem mutlak. Apapun keterkondisian kita, tetap selalu berlatih menyadari fenomena itu.


Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #418 on: 21 March 2010, 06:28:37 AM »
Thankk om
sy pelajarin dulu.._/\_
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #419 on: 03 May 2010, 10:00:01 PM »
Om,mau tanya pendapat om lg ;D
Di buddhism selalu ditekankan panna dan mempraktikan JALAN TENGAH
Lalu,bagaimana dengan praktek "keras" bhikkhu dhutanga?
*mereka terkenal keras dalam berlatih,menghadapi rasa takut dgn berlatih di tempat2 berbahaya(seperti sarang2 harimau,ditepi jurang,di gua2 yg banyak setannya)
*mereka rela mati demi dhamma(*maksudnya,demi melatih diri mereka rela mengorbankan nyawa)
mereka tidak takut akan malaria,bahkan [kadang] ketika terserang malaria mereka lebih memilh memakai dhamma sebagi obatnya(perenungan),daripada obat konvensional..

Bagaimana menurut om dan teman2 lain??
Apakah di buddhism ada istilah "rela mati demi latihan dhamma"?

Thank sebelumnya
« Last Edit: 03 May 2010, 10:03:03 PM by Mr.Jhonz »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

 

anything