Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: Reenzia on 28 January 2009, 11:45:23 AM
-
berikut artikel yang saia copas dari materi matakuliah, saia paste disini mungkin untuk sedikit menggambarkan apa yang dirasakan Tuhan "bila" Dia memang benar-benar ada dan nyata
Bersama seorang teman lain, kami mengunjungi sebuah pameran dunia agama-agama. Pameran ini diikuti oleh agama Yahudi, kr****n dan Islam. Persaingan erat sangat terasa, disertai berbagai propaganda yang sungguh-sungguh keras. Dari bagian agama Yahudi diterima informasi bahwa Allah berbelas kasih, dan orang-orang Yahudi adalah bangsa terpilih. Pada bagian agama kr****n diwartakan bahwa Allah adalah kasih. Di luar gereja tidak ada keselamatan. Hanya anggota-anggota gereja saja yang terbebas dari bahaya keterkutukan kekal. Pada bagian agama Islam diperoleh informasi bahwa Allah Mahabesar dan Mulia, dan Muhammad satu-satunya Nabi. Keselamatan diperoleh apabila mendengarkan Muhammad, satu-satunya utusan Allah. Ketika kami keluar dari pelataran pameran, saya bertanya kepada temanku, “Apakah sikapmu terhadap Allah?” Dia menjawab, “Allah terlalu keras kepala, fanatik dan sadis”. Pada satu kesempatan lain ketika kami sudah di rumah, saya bertanya kepada Allah, “Apakah sikap-Mu terhadap hal-hal itu, Tuhan? Apakah Engkau tidak tahu bahwa manusia telah menyalahgunakan Engkau sejak berabad-abad lamanya?” Allah berkata, “Aku tidak mengorganisir pameran itu. Untuk ke sana saja Aku sendiri sebenarnya sangat malu”.
-
Buat perenungan mungkin baik untuk sucikan hati dan pikiran.
Pertanyaannya yang harus kita jawab sendiri dengan jujur dari cerita ini adalah 'terus ini kenyataannya kata cerita siapa?' yang berarti mengandung kecenderungan (khayalan) pikiran tendensius (yang dibuat-buat) siapa yang sempurna?
seperti banyak pada topik tulisan-tulisan perdebatan-perdebatan lain yang sejenis, kenyataannya apa dan siap yang dibela atau menunjuk pada keakuan diri siapa? dan yang terutama untuk tujuan apa? apa yang melandasinya? dan apa yang berguna? dan mewakili pikiran siapa yang merasa bijaksana? (kenyataannya loh! bila dilihat dari dilandasi oleh 3 sila 8 jalan utama : konsentrasi, pikiran, perhatian yang benar)
good hope and love
-
Udah pada bosen yak? =))
-
ga juga tuh. atau saya yang bosen karena itu-itu saja alias diam ditempat alias ga ada yang baru lagi yang gres, yang dapat naik kelas. atau mungkin sudah dibatasi atau mungkin kalau sudah terusir. Coba periksa pengetahuan kebijaksanaan dari tahun ke tahun dari setiap diskusi-diskusi, peningkatan pencerahan yang lebih tinggi kebijaksanaan kebenaran apa yang didapat (dalam kehidupan) dalam hubungannya dengan pencerahan kebebasan diri? ya.. kan... paling-paling keakuan, teori/kekhayalan imaginasi pikiran atau bahkan mengarah lebih lagi (melekat) kepada kekepercayaan takhayul bergantung mengandalkan diluar diri.
Saya jujur loh, gak rugi koq he3x!
good hope and love
-
Capek, deh... :whistle:
Kalau harus berdebat mana agama yang benar???
Semua agama tersebut menyatakan ajarannya "kebenaran" dan mengganggap yang lain "salah"???
Saya sempat berpikir "Agama mana yang harus saya percaya???"
Ah, dari pada pusing-pusing pikirin agama mana yang benar, habisin waktu pula, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi pemikir bebas :))
Dan ajaran Buddha telah memberikan sebuah kedamaian di dalam hati saya. Ajaran Buddha menurutku adalah ajaran yang memberikan kebebasan berpikir. pokoknya luar biasa deh.... Entah kenapa ketika setiap saya mempelajari Buddha Dharma, saya merasakan hidup baru penuh dengan semangat.... :) Dari pada berdebat, bukankah lebih baik melakukan EHIPASSIKO ???
[admin: pls jgn add link ke site pribadi di kata2x postingan, menjebak]
-
^
spammer :P
-
:hammer: oit
tersingung nih '''''''[Y_Y!