coba kalau orang itu sering baca liamkeng maka pasti beda ngomongnya, gak akan bilang percuma karena dia akan melihat amitaba dan sukawati
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23918.msg438492.html#msg438492
Tulisan yang ambigu.
Jika Anda pernah membuktikan pernyataan Anda di atas silakan bicara, jika tidak orang akan memulti-interpretasikan apa yang Anda tulis.
Bagi saya semua percuma, karena karma yang bekerja. Obat (dokter maupun herbalis), baca paritta, liam keng, mantera tertentu, air suci tertentu, jampi-jampi, minyak urap, dsb... semua hanya faktor luar yang dilihat makhluk awam. Yang sebenarnya adalah karma dari makhluk yang bersangkutan. Semua metode pengobatan duniawi adalah sunya karena bukan faktor penentu satu-satunya.
Saya pribadi sering berurusan dengan hal-hal demikian, dan semua perangkat spiritual tersebut (mantera, paritta, doa, dlsb) tidak akan berguna bila dihadapkan pada kasus dimana karma orang tersebut berat. Makhluk halus yang didoakan pun demikian, tidak mempan bila memang sebab-sebab karmanya tidak mendukung upaya yang sedang kita lakukan tersebut (pelimpahan, pemindahan, pengusiran, dsb).
Jika ada seseorang meyakini benar-benar bahwa paritta dan semua perangkat spiritual tersebut bekerja, berarti mungkin ia sudah mengabaikan perbuatan yang pernah ia lakukan, dan berpendapat bahwa ritual bisa menyelamatkan dia atau makhluk lain. Padahal Buddha sendiri menekankan pada perbuatan (baik dan nyata) bukan percaya bahwa ritual (termasuk baca doa/paritta) bisa menyelamatkan seseorang atau suatu makhluk.
Demikian semoga jelas. Semoga semua berbahagia.