polygami di agama Buddha

[Muten Roshi]

mohon petunjuk para sesepuh , bagaimana tentang poligami di agama Buddha? dilarang-kah? melanggar sila-kah? 

[Sumedho]

buddha sih tidak melarang, melanggar sila juga tidak

Ikut aturan setempat dan orang2x yg terlibat dipoligami itu mau atau tidak.

Tetapi dalam acuan pengembangan batin, itu sih tidak sejalan.

[El Sol]

tiada larangan dalam agama Buddha...yg ada hanyalah Sila..Poligami tidak melanggar sila..tetapi..

seperti yg Ko Sumedho bilank..kalo tempat, kebudayaan dan pemerintah mengijinkan..silahkan ajah...

[El Sol]

Sorry OOT..ini muten roshi...Dharmakara yak? kok bisa ganti nick seh ><:

[Muten Roshi]

 [at] elsol,
gue ganti nick name, soalnya nama dharmakara terlalu berat.. heheh..   

[Kelana]

Tidak melanggar sila tapi melanggar Dhamma.

[Muten Roshi]

eh.. koq mendadak jadi teringat sama seorang tokoh agama Buddha yang terkena kasus belakangan ini gara-gara ber-polygami,  berarti sebenarnya dia sama sekali tidak bersalah dan tidak melanggar sila dong?  gimana nih pendapat rekan2 dhammacita?

[Sumedho]

masalahnya apakah istri pertamanya tahu dan setuju ? kalau tidak yah artinya sudah melukai dan "berhianat" dari istri pertama.
Apakah aturan setempat boleh ? setahu saya sih peraturan kalau mau menikah yah harus single.

[indavadi]

 [at] medho
wah bro kalau istri pertama tahu dan setuju berarti boleh dong ya? ntar tak siapin dolo deh proposal untuk istri tua hehehe.
 Say No To Polygami, Say Yes To Selingkuh 
Dalam agama Buddha sich kayaknya ga ada diucapkan secara pasti deh, tapi intinya polygami tuh buat susah aja hehehe, kalau emang mau ganti selera ya nyari pelampiasan aja, tapi jgn dibawa jadi permanen dong bener ga? (sesat nih ajaran)

[Sumedho]

 [at] Indavadi:
Kalau beginian aja cepet deh

Inti dari pernikahan adalah perjanjian antara 2 mahluk. Nah kalau perjanjiannya berbeda, urusan masing2x.

Masalahnya, siapa yang mau pasangannya punya istri/suami lagi ?

[indavadi]

 [at] medho
wakakakaka soalnya kan jarang2 tuh bisa buat proposal nikah lagi ke istri tua.

Ya soal ini mending diserahkan kepada yang sudah menikah deh, soalnya yang masih jomblo masih susah memberikan pendapat hehehehe

[Muten Roshi]

 [at] medho
jadi teringat ama pemilik ayam bakar wong solo, yang memenangkan polygami award. hehehe...    gimana nih? istrinya sih boleh2 aja suami kawin lagi, pokoknya kan bisa cukupin sandang pangan .. 

untuk rekan-rekan yang ber-gender female , kasih masukan dong..

[Sumedho]

 [at] muten:
matre donk 

[langitbiru]

kl baca sih, memang ga dilarang...

hanya saja sbg buddhis, kita berusaha untuk mengurangi lobha, dosa, moha.
dan nambah pasangan artinya menambah lobha dlm hidup, blm lagi kl istri2nya ga cocok, nambah dosa deh 

hidup ber2 aja dah ribet, pake acara nambah2 pasangan mah namanya nyari masalah 

[dipasena]

inti dari orang yg ingin memiliki pasangan lebih dari 1 hanya lah ketamakan/keserakahan untuk memuaskan hawa nafsu dia sendiri dan gengsi, walau pun memiliki pasangan yg banyak tidak menyatakan ia mencintai semua nya, diantara semua itu hanya 1 yg benar" ia cintai, selebihnya hanya untuk pemuasan hawa nafsu dan gengsi.

pasangan 1 aja ga abis" di nikmati ber-2 boro" mau nambah pasangan lg, tapi ya dasar manusia yg selalu ga puas dengan yg dimiliki, ngeliat cw cakep dikit dah berbinar" matanya, ngeliat co tampan/gagah/sikapnya baik/sopan dah luluh hatinya...

poligami tidak pernah dilarang didalam Buddhism jika ia mau silakan, itu hak seseorang menjadi manusia, begitu jg dengan poliandri tidak pernah dilarang didalam Buddhism...

pertanyaannya apakah bener kita berbahagia ketika memiliki pasangan lebih dari 1 ? apakah memberikan manfaat bagi kehidupan kita ? yg ada juga muncul keserakan/ketamakan untuk memiliki dan memiliki lagi, apakah cuma untuk pemuasan hawa nafsu dan memenuhi gengsi kita ? untungnya bagi kita apa ?

kembali ke kita untuk dapat berpikir bijak dalam mengambil keputusan untuk memiliki pasangan lebih dari 1, sebagai seorang Buddhist kita justru dianjurkan untuk mengikis ketamakan terhadap hawa nafsu, jangan melekat pada hal yg bersifat sementara demikian.

pelanggaran sila tidak akan terjadi jika hubungan itu diresmikan dan disahkan/disetujui oleh keluarga/orang", karena ia tidak melakukan per-zinah-an/selingkuh, yg ada juga Adhamma selah satunya adalah memupuk keserakahan terhadap hawa nafsu.