Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Kalyanadhammo on 13 July 2007, 08:54:12 AM

Title: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 13 July 2007, 08:54:12 AM
Karena belum dipecah saya lanjut.  ;D ;D ;D

 [at] morpheus
Dhamma ada dimana2 dan dapat dilihat dari sekeliling kita.
Coba gunakan logika anda maka anda akan paham.
Saya rasa anda salah memahami penjelasan saya soal pukul balas pukul.
Oleh karena itu dengarkan baik2.
Jika anda memukul seseorang seseorang maka kemungkinan besar orang tersebut akan memukul anda kembali.
Jika anda menanam bibit jagung maka anda akan mendapatkan jagung.
Sama seperti karma jika anda menanam sesuatu maka itu yang akan anda terima. Bukan pada kejadian ini hal ini hukum karma dapat dilihat dengan jelas. Anda tidak perlu memikirkan hal yang terlalu rumit sampai karma masa lampau, dll kerena kita masih belum mampu untuk melihat.
Soal dewa ada atau bukan itu tidak penting. Saya juga tidak peduli dewa itu ada atau tidak.
Tapi yang saya dengar meditasi samatha dapat mempunyai kemampuan untuk melihat dewa.
Kalau soal katakan itu pada sains ya tentu saja katakan saja mereka pasti akan mencoba untuk membuktikannya.
Ingat ketika orang mengatakan aura itu ada, tenaga dalam itu ada dan thai chi dapat menyembuhkan penyakit.
Lalu apa yang dilakukan orang sains. Mereka mencari orang2 tersebut dan melakukan penelitian dan sekarang sudah ada foto krilian yang sudah dapat memfoto aura, mendeteksi gelombang energi panas dari tenaga dalam dan Thai Chi dapat dijelaskan kenapa dapat menyembuhkan. Jadi katakan saja pada mereka dan mereka pasti akan berusaha membuktikannya. Mungkin saja nanti ada yang anda katakan itu menjadi kenyataan ada yang namanya teropong dewa, dll. ;D ;D
Kalau soal dengan rajin berdoa yang rajin dan khusuk memang jadi lebih tenang tapi karena konsentrasi dan itu tidak membuktikan Tuhan.

Kalau soal buku sd, smp, smu kenapa tidak dimasukan itu ada coba baca buku agama.  ;D ;D ;D

Saya katakan bukan ilmiah tapi analisa.
Untuk itu diperlukannya otak dan keinginan untuk mengunakannya.
Mari kita bicarakan kembali soal Bumi itu bulat.
Pada pertama ilmuwan itu melihat gejala alam dan melakukan analisa.
Apa pada saat itu ada buku yang membahas tentang bumi itu bulat, ada bukti ilmiah dan ada thesis doktornya?
Pada saat itu tidak ada sama sekali yang membahas bumi itu bulat hanya hasil hipotesa.
Kemudian baru ada beberapa orang yang membuktikannya.
Jadi dalam keyakinan buddhis.
Mendengar sesuatu => Analisa (ingat untuk ini tidak butuh lab hanya otak) => Mulai Percaya => Pembuktian => Yakin.
Dalam agama samawi dan banyak buddhis aliran lain melakukan pemotongan dari mendengar sesuatu => Yakin.
Jika anda mempunyai masalah misalkan rumah tangga anda tentu tidak akan mencari dokumen, thesis atau buku sd, smp, dan smu anda akan berpikir kenapa itu terjadi dan bagaiman cara menyelesaikannya.

Kalau soal rebirth sudah ada yang melakukan testing di barat dan dalam kasus2 riponche itu ada pembuktiannya.
Kalau soal Nibana tergantung pengertian anda soal Nibana. Kalau anda maksud alam surga lain tentu tidak bisa di analisa dan dibuktikan. Tapi dalam Theravada Nibana dikatakan adalah kondisi dimana pikiran tidak melekat.
Jadi jika anda berpikir jika anda menganalisa jika anda tidak melekat pada barang yang anda miliki dan barang itu hilang apa anda akan menderita tentu jika anda analisa anda akan tau.


Saya rasa anda berasal dari aliran lain yang mempunyai kepercayaan tanpa melakukan analisa terlebih dahulu.

regards.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sumedho on 13 July 2007, 09:32:56 AM
Topik ini merupakan pecahan dari diskusi thread ini

http://www.dhammacitta.org/forum/index.php/topic,68.0.html

Silahkan dilanjutkan.

 _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 13 July 2007, 09:58:46 AM

bang kalyana, apa yg anda sebutkan di atas bukan sesuatu yg bisa diterima secara ilmiah ataupun bisa disebut sebagai "bukti". apakah anda pikir dunia sains bisa menerima jawaban "bisa anda buktikan sendiri kalo anda meditasi samatha", "coba pukul, nanti balas dipukul", dsb. itu kan sama aja jawaban orang samawi, "tuhan bisa anda buktikan sendiri. coba kamu berdoa yg rajin dan khusuk" ;D

kalo pengen disebut sebagai "ilmiah" ataupun "bukti", ada kriterianya seperti bisa terukur di lingkungan yg dikontrol secara konsisten. apakah ada karma yg bisa diukur dengan alat2 ukur? apakah karma bisa diliat dengan melakukan beberapa langkah di lab? apakah deva bisa diliat dengan x-ray ataupun alat2 ukur lainnya? apakah tavatimsa terfoto dari teropong hubble?
…………..
sekali lagi saya gak memperdebatkan prinsip buddhis mengenai ehipassiko, gak ada paksaan untuk menerima, dll. point saya cuman bahwa teori2 dan doktrin2 di agama buddha itu gak bisa dikatakan ilmiah ataupun faktual. bahas dan katakan saja itu adalah filosofis atau teologis.

Membahas mengenai science, ilmiah, bukti dan sebagainya ada baiknya membaca ulasan dari Bhante Brahmavamso tentang Buddhism The only real science
http://www.budsas.org/ebud/ebdha264.htm atau
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=96
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 13 July 2007, 10:35:45 AM
Dhamma ada dimana2 dan dapat dilihat dari sekeliling kita.
Coba gunakan logika anda maka anda akan paham.
Saya rasa anda salah memahami penjelasan saya soal pukul balas pukul.
Oleh karena itu dengarkan baik2.
Jika anda memukul seseorang seseorang maka kemungkinan besar orang tersebut akan memukul anda kembali.
Jika anda menanam bibit jagung maka anda akan mendapatkan jagung.
Sama seperti karma jika anda menanam sesuatu maka itu yang akan anda terima. Bukan pada kejadian ini hal ini hukum karma dapat dilihat dengan jelas. Anda tidak perlu memikirkan hal yang terlalu rumit sampai karma masa lampau, dll kerena kita masih belum mampu untuk melihat.
Soal dewa ada atau bukan itu tidak penting. Saya juga tidak peduli dewa itu ada atau tidak.
bang kalyana, yg anda sebut sebagai "logika" di atas tidak lain adalah belief ;D

saya mengerti anda mencoba menerangkan dasar pemikiran buddhis dan prinsip ehipassiko, tapi sasaran dan point saya bukan lah itu. point saya adalah buddhis gak perlu mengaku bahwa agamanya itu ilmiah atau lebih masuk akal. di mata sains, agama buddha itu sami mawon dengan agama lain, alias gak terbukti secara ilmiah / sains. buddhisme menyediakan solusi untuk masalah2 batiniah, bukan menyediakan solusi2, dokumen2 ataupun tesis2 ilmiah.

sekali lagi saya bilang kalo emang hukum karma itu bisa di reproduksi secara konsisten di dalam lingkungan yg terkontrol, maka hukum karma udah masuk buku fisika / ipa anak2 smp ama sma. kan terobosan besar tuh kalo bisa dibuktikan secara ilmiah? kenyataannya gak kan?


Quote from: Kalyanadhammo
Ingat ketika orang mengatakan aura itu ada, tenaga dalam itu ada dan thai chi dapat menyembuhkan penyakit.
Lalu apa yang dilakukan orang sains. Mereka mencari orang2 tersebut dan melakukan penelitian dan sekarang sudah ada foto krilian yang sudah dapat memfoto aura, mendeteksi gelombang energi panas dari tenaga dalam dan Thai Chi dapat dijelaskan kenapa dapat menyembuhkan. Jadi katakan saja pada mereka dan mereka pasti akan berusaha membuktikannya. Mungkin saja nanti ada yang anda katakan itu menjadi kenyataan ada yang namanya teropong dewa, dll. ;D ;D
foto aura yg ada dipasaran hanyalah simulasi komputer. foto kirlian sampai sekarang masih diperdebatkan apakah benar2 merekam aura ataukah hanya uap air dan listrik dari tubuh. saat ini posisi sains masih tidak menerima yg anda sebut sebagai "bukti" itu.

sekarang kembali ke buddhis. jadi apakah ada jurnal ilmiah yg membuktikan belief yg ada di agama buddha? ;D

Quote from: Kalyanadhammo
Kalau soal dengan rajin berdoa yang rajin dan khusuk memang jadi lebih tenang tapi karena konsentrasi dan itu tidak membuktikan Tuhan.
anda betul, tapi demikian juga dengan "analisa" suatu musibah akibat karma. mungkin itu rasa bersalah, mungkin itu psikologis, mungkin kebetulan... tidak membuktikan adanya hukum karma. kita sebagai buddhis cuman percaya (bukan tahu) bahwa itu adalah hasil karma. apakah beda?

Quote from: Kalyanadhammo
Saya katakan bukan ilmiah tapi analisa.
saya gak mengecam analisa anda. emang pernah saya mengecam atau menjelek2kan belief agama buddha? point saya adalah yg anda sebut sebagai analisa itu tidak diterima secara ilmiah dan tidak punya bukti secara ilmiah, karenanya gak perlu kita merasa lebih ilmiah ataupun lebih masuk akal daripada belief lain. itu aja.

Quote from: Kalyanadhammo
Mari kita bicarakan kembali soal Bumi itu bulat.
Pada pertama ilmuwan itu melihat gejala alam dan melakukan analisa.
Apa pada saat itu ada buku yang membahas tentang bumi itu bulat, ada bukti ilmiah dan ada thesis doktornya?
ada dong. copernicus, kepler dan galileo mengeluarkan jurnal2 dan tulisan2 ilmiah mengenai bulatnya bumi dan heliocentris, ditambah catatan sejarah bikinan columbus, dan lain2nya. blom lagi alat2 ukur jaman sekarang sudah bisa membuktikan bumi bulat plus fotonya.

sekarang mari kembali ke belief agama buddha. apakah semua ada buktinya?

Quote from: Kalyanadhammo
Mendengar sesuatu => Analisa (ingat untuk ini tidak butuh lab hanya otak) => Mulai Percaya => Pembuktian => Yakin.
Dalam agama samawi dan banyak buddhis aliran lain melakukan pemotongan dari mendengar sesuatu => Yakin.
sekali lagi, saya tidak mempermasalahkan prinsip ehipassiko ataupun cara berpikir buddhis.
jangan salah mengerti dengan point saya sejak awal.

bisakah saya simpulkan dari tulisan anda di atas bahwa sampai saat ini belief agama buddha cuman bisa dianalisa (alias dipikir2in sendiri). blom ada buktinya, karenanya blom bisa dikatakan ilmiah. tul gak? ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 13 July 2007, 10:44:31 AM
Membahas mengenai science, ilmiah, bukti dan sebagainya ada baiknya membaca ulasan dari Bhante Brahmavamso tentang Buddhism The only real science
http://www.budsas.org/ebud/ebdha264.htm atau
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=96
tentu saja saya ingat tulisan ajahn brahm  yg saya post sendiri di ffi beberapa tahun silam  ;)

tapi disini ajahn brahm bertolak dari anggapan bahwa kita tidak perlu pake belief2 yg tidak bisa dibuktikan. jadi kalo tavatimsa tidak bisa dibuktikan, maka gak perlu percaya bahkan perlu dichallange. saya bertolak dari prinsip yg sama. kalo memang itu tidak bisa dibuktikan, jangan malu2 menyebutnya sebagai belief, jangan pake kata2 ilmiah atau fakta.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: El Sol on 13 July 2007, 10:58:48 AM
Quote from: Morpheus
tentu saja saya ingat tulisan ajahn brahm  yg saya post sendiri di ffi beberapa tahun silam  Wink

tapi disini ajahn brahm bertolak dari anggapan bahwa kita tidak perlu pake belief2 yg tidak bisa dibuktikan. jadi kalo tavatimsa tidak bisa dibuktikan, maka gak perlu percaya bahkan perlu dichallange. saya bertolak dari prinsip yg sama. kalo memang itu tidak bisa dibuktikan, jangan malu2 menyebutnya sebagai belief, jangan pake kata2 ilmiah atau fakta.
gw ganti Tavatimsa jadi Dewa ajah yak biar lebih gampang..

Dewa itu menurut loe ada gk? apakah berdasarkan belief? oh itu kalo loe emank iyah kale yak!! but kalo bagi gw Dewa itu dah gw buktikan! emank gw gk pernah liat sendiri kalo dewa itu ada...but gw pernah liat ada orang yg kemasukan Dewa..dan Science skarang mengenal kata "trance" itu memang skarang tidak bisa dibuktikan BUT, itu karena Science kita sekarang kurang maju!! Sang Buddha menurut gw lebih sempura dibandingkan SCIENCE! masih banyak hukum2 seperti Kamma dll masih tidak bisa diterima oleh SCIENCE..but itu bukan dikarenakan hukum2 tersebut bertolak belakang dengan science dan akal sehat..tapi hanya masih tidak bisa dibuktikan..gara2? science kita kurang maju! get it now?

belief itu kayak orang karesten ama orang2 selam..perang yg jelas2 gk bener tetep ajah dijalankan..karena Tuhan say so! itulah yg gw anggap sebagai BELIEF=BLIND FAITH
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 13 July 2007, 11:28:50 AM
Wah semakin memanas. Lanjut...  ;D ;D ;D

 [at] Morpheus
Tampaknya pengertian belief kita tidak sepaham.
Dalam Buddhis belief yang dimaksud adalah kepercayaan yang mempunyai dasar dan kepercayaan yang terbukti.
Jadi ada 2. jika belum terbukti harus ada dasarnya.
Kita kembali dalam konteks sutra yang pada topik sebelumnya. Anda mengatakan anda percaya sutra tersebut tapi apa dasar anda mempercayainya?
Jika hanya percaya begitu saja tanpa berdasar itu belief yang sama dengan agama samawi.
Jadi yang saya debatkan adalah belief yang anda yakini seperti agama samawi.  :)

Tentu anda sadar bahwa sains/ilmiah bukan hanya IPA (Fisika, IPA, Matematika, kimia, dll).
Dalam sains ada sosiologi, psikologi, tata negara, dll.
Apakah ada alat yang dapat membuktikan sosiologi, psikologi, tata negara, dll?
Tapi setelah melakukan pengamatan, meneliti barulah ditarik kesimpulan.
Sehingga ada ilmu2 diatas.
Apa anda katakan ilmu tersebut tidak valid dan tidak terbukti karena tidak ada alat yang membuktikannya?
Apakah anda mengatakan bahwa ilmu2 itu tidak diakui dalam masyarakat karena dari hasil penelitian itu terbukti.

Kembali soal Bumi.  ;D
Pada saat orang pertama kali menemukan teori tersebut dia tidak mempunyai bukti, dokumen bahkan dokumen tersebut dia sendiri yang membuatnya dan pada zaman dulu memang ada foto?  ;D
Tapi dia punya dasar.
Kalau seperti itu Buddhis juga ada dokumen yaitu tipitaka ;D
Mungkin sudah ada yang membuat thesis tentang agama Buddha. (Jurusan Teologi)
Jadi kenapa anda bilang tidak ada?

Foto Krilian menurut penelitian itu menangkap gelombang magnetik / listrik yang ada dalam tubuh.
Dan menterjemahkannya kedalam tubuh. Jadi dapat diketahui bahwa sebenarnya tubuh manusia memiliki gelombang2 dengan frekuensi yang berbeda.

Jika kita makan gorengan terus dan tidak makan yang bergizi hampir pasti anda pasti akan sakit.
Apakah anda dapat mengatakan bahwa jika kita makan gorengan setiap hari maka kita akan tambah sehat.
Jadi ada karma yang dapat dilihat secara langsung meskipun tidak semua

Jadi saya tidak mengatakan Buddhis agama sains & ilmiah atau buddhis tidak mempunyai belief.
Belief itu ada tapi harus ada dasar dari belief itu.
Kembali ke kasus sutta. pada sutta tersebut anda menyebutkan anda percaya sutra tersebut tapi anda tidak menyebutkan dasar dari analisa anda ini lah belief agama samawi yang membabi buta bukan belief seorang buddhis.
Kalau anda mengatakan anda tidak percaya adanya dewa karena tidak tidak ada dasarnya.
maka anda berpikir sebagai seorang Buddhis.
Jadi samakan pandangan dulu tentang apa yang dimaksud belief dan sains.  :)

regards.  _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 13 July 2007, 12:22:59 PM
Dewa itu menurut loe ada gk? apakah berdasarkan belief? oh itu kalo loe emank iyah kale yak!! but kalo bagi gw Dewa itu dah gw buktikan! emank gw gk pernah liat sendiri kalo dewa itu ada...but gw pernah liat ada orang yg kemasukan Dewa..dan Science skarang mengenal kata "trance" itu memang skarang tidak bisa dibuktikan BUT, itu karena Science kita sekarang kurang maju!! Sang Buddha menurut gw lebih sempura dibandingkan SCIENCE! masih banyak hukum2 seperti Kamma dll masih tidak bisa diterima oleh SCIENCE..but itu bukan dikarenakan hukum2 tersebut bertolak belakang dengan science dan akal sehat..tapi hanya masih tidak bisa dibuktikan..gara2? science kita kurang maju! get it now?
bang sol, kayaknya ada yg perlu diluruskan dulu:
1. saya gak bilang buddhisme itu inferior atau lebih jelek ketimbang sains
2. saya cuman mengatakan kehebatan buddhisme itu gak perlu meminjam persetujuan sains dengan mengatakan agama buddha itu ilmiah lah, fakta lah atau ada bukti2 lah. buddhisme adalah problem solving buat batin.

yg saya mau lihat cukup hanyalah kejujuran seperti anda di atas yg mengakui bahwa belief2 itu "masih tidak bisa dibuktikan" ,karena memang blom bisa dibuktikan. itu aja...

belief itu kayak orang karesten ama orang2 selam..perang yg jelas2 gk bener tetep ajah dijalankan..karena Tuhan say so! itulah yg gw anggap sebagai BELIEF=BLIND FAITH
topiknya jadi lebar kalo dibawa ke sana...
definisi anda juga beda...
belief adalah kepercayaan... percaya sesuatu itu benar karena ada satu otoritas yg mengatakan itu benar... otoritas itu bisa buku, guru, orang tua, website, dll. saya yakin 99.999999% buddhis itu gak bener2 tahu adanya nibbana, tapi buddhis kan percaya nibbana. apakah itu bukan belief? cuman yg 0.000001% itu aja yg udah gak punya belief, melainkan tahu sendiri. tul gak? belief != tahu
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: El Sol on 13 July 2007, 12:31:36 PM
 [at] morpheus
ah..maaf salah tafsir yg loe tulis...^^

faith->experience it-> belief

bukankah begitu? definisi belief loe kayakne ketuker ama faith deh...

I have faith on Nibbana..bukan berarti gw believe 100% kalo Nibbana itu ada..maybe just 30% ato 50%...kalo blind faith dah langsung 100%..bener gk seh? CMIIW(correct me if i'm wrong)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 13 July 2007, 12:41:58 PM
Jika hanya percaya begitu saja tanpa berdasar itu belief yang sama dengan agama samawi.
Jadi yang saya debatkan adalah belief yang anda yakini seperti agama samawi.  :)
jadi apa dasarnya belief yg ada di buddhis?

Tentu anda sadar bahwa sains/ilmiah bukan hanya IPA (Fisika, IPA, Matematika, kimia, dll).
Dalam sains ada sosiologi, psikologi, tata negara, dll.
Apakah ada alat yang dapat membuktikan sosiologi, psikologi, tata negara, dll?
Tapi setelah melakukan pengamatan, meneliti barulah ditarik kesimpulan.
Sehingga ada ilmu2 diatas.
Apa anda katakan ilmu tersebut tidak valid dan tidak terbukti karena tidak ada alat yang membuktikannya?
Apakah anda mengatakan bahwa ilmu2 itu tidak diakui dalam masyarakat karena dari hasil penelitian itu terbukti.
lho, karena yg namanya tavatimsa, nibbana dan karma itu domainnya adalah fisika, maka tentu saja parameter2nya haruslah diukur secara fisik.

untuk hal2 yg domainnya sosial, juga harus dibuktikan dengan riset, sample, percobaan, statistik, dll.

sekarang kembali ke belief agama buddha, mana ukuran parameter2nya nibbana dan hukum karma?

tentu saja ada praktek2 buddhisme yg sudah terbukti, diukur secara ilmiah dengan riset dan sample yg teliti seperti meditasi bikin orang hepi: http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3047291.stm

tapi kita baru bisa mengklaim agama buddha itu masuk akal dan ilmiah kalo semua beliefnya sudah terbukti. kenyataannya nggak kan?

Kembali soal Bumi.  ;D
Pada saat orang pertama kali menemukan teori tersebut dia tidak mempunyai bukti, dokumen bahkan dokumen tersebut dia sendiri yang membuatnya dan pada zaman dulu memang ada foto?  ;D
Tapi dia punya dasar.
Kalau seperti itu Buddhis juga ada dokumen yaitu tipitaka ;D
Mungkin sudah ada yang membuat thesis tentang agama Buddha. (Jurusan Teologi)
Jadi kenapa anda bilang tidak ada?
wah, apa sih sebenernya tujuan sains membuat dokumen2 itu?
apakah sih kriterianya suatu teori itu dikatakan sains?

seperti yg saya bilang diawal2, kalo suatu teori itu dikatakan sains maka teori itu harus bisa diukur dan direproduksi di lingkungan yg terkontrol. seperti dokumen2nya galileo, copernicus atau colombus, 10 kali anda mengulangi hal yg sama seperti yg tertera di dokumennya, maka 10 kali anda akan mendapatkan efek yg sama. 10 kali anda berlayar mengikuti dokumennya columbus, maka 10 kali juga anda akan sampai ke tempat yg sama seperti yg ada di dokumennya columbus. 10 kali anda bikin susunan teorpong dengan beberapa lensa, maka 10 kali juga anda akan mendapatkan teropong yg sama.

nah, sekarang untuk hukum karma. apakah ada dokumennya kalo anda melakukan x, maka anda akan mendapatkan y yg sama. kalo dokumen itu bisa mereproduksi hal yg sama secara konsisten 10 kali, maka itu namanya ilmiah. tapi gak bisa kan? hukum karma itu gak tau kapan berbuahnya, gak tau seberapa besar efeknya. tul gak?

tanggapan saya mengenai yg lainnya adalah senada.

ps. kapan saya pernah bilang percaya sutra tadi?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 13 July 2007, 01:17:34 PM
Hmm, Lanjut...  ;D

Tentu saja pikiran sendiri, Masa orang lain.  :)
Bedanya jika seorang Buddhis disarankan untuk menganalisa dulu apa yang didapatnya.
Sedangkan dalam agama samawi jika dikatakan oleh kitab suci maka itu sudah mutlak.

Sejak kapan Buddhis masuk kedalam fisika?
Sains tampaknya lebih ke sains yang kedua yang saya sebutkan.

Misalkan anda menanam satu buah bibit jagung apakah anda dapat mengukur berapa jagung yang akan anda dapatkan? tentu tidak bukan ada faktor2 lain yang mempengaruhi jumlah jagung yang diperoleh.
Sama seperti hukum karma bukan? Ini membuktikan hukum seperti itu memang ada.

Banyak dalil2 ilmiah yang tidak terbukti dan bahkan ada yang salah. Jadi anda tidak dapat mengklaim bahwa jika suda terbukti baru masuk sains.
Ingat asal mula bumi, umur bumi. apakah sains tahu persis berapa umur bumi. Hanya menduga berdasarkan analisa2 yang ada.

Begitulah seharusnya berpikir. Segala sesuatu harus ditelaah dahulu baru kita boleh mempercayai atau tidak.

Sorry soal sutta itu kurang membaca.  ;D ;D
Yang saya tangkap dari pembicaraan anda soal belief.
Sepertinya belief yang tanpa ada dasar apapun.

regards.  _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 13 July 2007, 01:51:24 PM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 13 July 2007, 03:34:47 PM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D

Buset.. Ini Ehipassiko yang dengan dampak mengerikan..   >:D

Sama saja dengan kalau gak percaya racun serangga mematikan..   ???
coba saja minum  ~o)
dan lihat responnya..  :whistle:
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 13 July 2007, 11:52:33 PM
Quote
jadi apa dasarnya belief yg ada di buddhis?

Quote
tapi kita baru bisa mengklaim agama buddha itu masuk akal dan ilmiah kalo semua beliefnya sudah terbukti. kenyataannya nggak kan?

bukankah 4 kesunyataan mulia dapat dibuktikan??
bukankah Jalan mulia berunsur 8 dapat dibuktikan??


Quote
seperti yg saya bilang diawal2, kalo suatu teori itu dikatakan sains maka teori itu harus bisa diukur dan direproduksi di lingkungan yg terkontrol. seperti dokumen2nya galileo, copernicus atau colombus, 10 kali anda mengulangi hal yg sama seperti yg tertera di dokumennya, maka 10 kali anda akan mendapatkan efek yg sama. 10 kali anda berlayar mengikuti dokumennya columbus, maka 10 kali juga anda akan sampai ke tempat yg sama seperti yg ada di dokumennya columbus. 10 kali anda bikin susunan teorpong dengan beberapa lensa, maka 10 kali juga anda akan mendapatkan teropong yg sama.

Apabila anda melempar dadu 10 kali dengan cara yang sama apa akan keluar angka yang sama??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Hendra Susanto on 14 July 2007, 12:55:21 AM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D

 =)) =)) =)) =))
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 14 July 2007, 01:54:41 PM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D

buset ini pembuktian yg cukup ekstrem  ;D

misalkan kita melanggar lampu merah, trus kita ditabrak oleh kendaraan lain dari sisi lain atau kita di tilang polisi, terbuang duit n waktu, apakah ini salah satu bentuk hukum kamma ? ataukah karena salah satu bentuk keteledoran/kelalaian diri sendiri ?  ???

jika tidak salah kamma/karma yg berbuah pada diri seseorang terbentuk bukan cuma dari 1 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan satu sama lain, jika demikian berarti pelanggaran terhadap trafik light/lampu merah (1 sebab) bukan bentuk dari hukum kamma, apakah demikian ? trus dari puluhan/ratusan (mungkin) yg melanggar trafik light/lampu merah, tapi tidak semua yg mengalami dampaknya (ditabrak oleh kendaraan lain/ditilang polisi) apakah itu karena hoki atau kamma/karma baik yg berbuah ?  :whistle:

jika kita jitak kepala teman kita, jg ada kemungkinan mereka tidak marah (mungkin dianggap bercanda, jd belum tentu marah), apakah hukum kamma/karma tidak berlaku mutlak dalam hal itu ?

mohon pencerahan   ^:)^


misalkan ada kasus, ada nenek2 jatuh dari tangga didepan dhammasala, tapi untungnya hanya memar dan luka kecil dikaki, tanggan dan kening.

pertanyaannya :
apakah itu kamma/karma buruk nenek tersebut sedang berbuah ? tapi untungnya nenek2 tersebut cuma memar dan luka kecil, apakah berarti masih ada kamma/karma baiknya yg berbuah ?

ataukah memang kamma/karma buruk nenek tersebut berbuahnya kecil, cuma sampai mengakibatkan nenek tersebut memar dan luka kecil, jadi tidak ada kamma/karma baik yg berbuah pada saat itu ?

ataukah ada kemungkinan lainnya ? susah untuk kita mengetahui secara pasti hal itu, tapi kita berspekulasi/bermain-main dengan hukum kamma/karma tersebut.

mohon sharingnya mengenai pembuktian dhamma  _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 15 July 2007, 12:24:25 AM
Bila seseorang berkata, bahwa hanya apa yang diperbuat itulah yang diperolehnya, maka bila hal itu benar, maka menuntut kehidupan suci tidaklah berarti sebab tak ada kesempatan untuk mengatasi penderitaan, Tapi Bila seseorang berkata, bahwa bila seorang berbuat demi apa yang akan diperoleh lau itulah yang diperolehnya, maka menuntut kehidupan suci adalah berarti ada kesempatan untuk menghancurkan penderitaan, contohnya, Suatu kejahatan kecil dilakukan seseorang, tindakan itu bisa berbuah pada kehidupan ini atau sama sekali tidak berbuah.
Contohnya anda memasukkan sejumput garam kedalam gelas kecil anda pasti tidak akan bisa meminumnya karena rasanya asin, tapi coba anda taruh di sungai pasti garam itu tidak akan terasa.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 15 July 2007, 10:26:14 AM
Tentu saja pikiran sendiri, Masa orang lain.  :)
Bedanya jika seorang Buddhis disarankan untuk menganalisa dulu apa yang didapatnya.
Sedangkan dalam agama samawi jika dikatakan oleh kitab suci maka itu sudah mutlak.
energi saya habis kalo anda berputar2 ke tempat yg sama   :??

sekali lagi, point saya bukanlah prinsip buddhis yg menganalisa duluan baru percaya, dibandingkan samawi.

anda bilang sendiri basisnya tidak lain adalah "dipikir2 sendiri". apakah dunia ilmiah bisa menerima bukti "dipikir2 sendiri"?

point saya adalah: yg namanya karma, nibbana, tavatimsa dan asura, di mata sains semua teori itu adalah tidak terbuktikan karenanya tidak ilmiah... please jangan balik2 lagi ke ehipassiko dan cara berpikir buddhis. kalo memang menurut anda karma dan nibbana adalah ilmiah, please copykan saja dokumen, jurnal ilmiah, hasil experiment dan kesimpulannya.


Sejak kapan Buddhis masuk kedalam fisika?
Sains tampaknya lebih ke sains yang kedua yang saya sebutkan.
yg namanya pembuktian karma atau tavatimsa itu adalah hukum alam, tentu saja domainnya adalah fisika. ok lah kalo anda mau ilmu sosial, tolong sebutkan papernya, experimennya, samplenya dan kesimpulannya tavatimsa atau asura.

Misalkan anda menanam satu buah bibit jagung apakah anda dapat mengukur berapa jagung yang akan anda dapatkan? tentu tidak bukan ada faktor2 lain yang mempengaruhi jumlah jagung yang diperoleh.
Sama seperti hukum karma bukan? Ini membuktikan hukum seperti itu memang ada.
kesimpulan itu namanya melompat2, tanpa bukti yg tercatat, tau2 ada kesimpulan :)

saya teringat anekdot pembuktian tuhan:
ARGUMENT FROM MIRACLES (I)
(1) My aunt had cancer.
(2) The doctors gave her all these horrible treatments.
(3) My aunt prayed to God and now she doesn't have cancer.
(4) Therefore, God exists.

ARGUMENT FROM INTIMIDATION
(1) See this bonfire?
(2) Therefore, God exists.

COSMOLOGICAL ARGUMENT, a.k.a. FIRST CAUSE ARGUMENT (I)
(1) If I say something must have a cause, it has a cause.
(2) I say the universe must have a cause.
(3) Therefore, the universe has a cause.
(4) Therefore, God exists.

 ;D ;D ;D

sekarang teori anda:
1. jagung buahnya bisa 3 atau 4 atau 5 biji
2. ada faktor2 lain yg mempengaruhi jumlah buahnya
3. therefore karma exists

 ;D ;D

bandingkan dengan experiment "jagung" mendel dibawah:
http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel


Banyak dalil2 ilmiah yang tidak terbukti dan bahkan ada yang salah. Jadi anda tidak dapat mengklaim bahwa jika suda terbukti baru masuk sains.
Ingat asal mula bumi, umur bumi. apakah sains tahu persis berapa umur bumi. Hanya menduga berdasarkan analisa2 yang ada.
hah? saya kaget mendengar ini dari seorang buddhis.
argumen ini berkali2 dikeluarkan oleh orang samawi ;D

mari kita lihat bukti2 umur bumi:
http://www.talkorigins.org/faqs/faq-age-of-earth.html

ini bukan analisa, melainkan sudah ada bukti2 yg valid yg saling menguatkan satu sama lain.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 15 July 2007, 10:30:22 AM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D
penyataan ngawur2an, jawabannya juga ngawur2nya:
sample 1: si A, temen anda orangnya penakut dan badannya kecil. begitu dijitak, dia diem aja, malah takut.
sample 2: si B, temen anda orangnya pemarah dan badannya kayak ade rai. anda dibales jitak 10 x
sample 3: si C, orangnya gak suka konfrontasi, diem aja malah menjauh
sample 4: si D, orangnya kasar suka maen jitak2an. begitu dijitak, dia merasa itu sebagai keakraban, malah ketawa2.

jadi mana bukti ilmiah karmanya?  ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 15 July 2007, 10:32:13 AM
ataukah ada kemungkinan lainnya ? susah untuk kita mengetahui secara pasti hal itu, tapi kita berspekulasi/bermain-main dengan hukum kamma/karma tersebut.
nah, kejujuran seperti ini yg kita butuhkan...
jawaban jujurnya: tidak tahu!
karenanya kita gak bisa bilang kalo karma itu ilmiah! ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 15 July 2007, 11:01:35 AM
Apabila anda melempar dadu 10 kali dengan cara yang sama apa akan keluar angka yang sama??
kata kuncinya bukan "sama", melainkan "terdokumentasi".
dokumen2 ilmiah bisa meramalkan hasil experiment anda selama anda mengikuti variable2 yg ada di dokumen tersebut.

fenomena dadu bisa "diramalkan" oleh teori probabilistik...
kalo anda melempar dadu 600 kali, kemungkinan anda akan mendapatkan masing2 mata dadu seratus kali, plus minus errornya sedikit.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 15 July 2007, 01:15:12 PM
saya pernah nonton kalau ga salah einstein pernah berkata "apakah tuhan sedang bermain dadu?" ketika dia meneliti apa ya lupa lagi.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 15 July 2007, 01:16:53 PM
Jadi kalau ada Tuhan apa ketika dia mencobai manusia dia jg sedang main dadu?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 16 July 2007, 10:56:02 AM
Jadi kalau ada Tuhan apa ketika dia mencobai manusia dia jg sedang main dadu?

bisa jadi, tuhan mengalami syndrome jahat sesaat, kemudian setelah manusia itu meminta ampun (entah dia salah atau tidak, pokoknya ngalami penderitaan karena dicobai) baru tuhan mengalami syndrome baik sesaat menjadi penolong yg maha baik...  ^-^

dadu nya digunakan untuk memunculkan nilai random, sehingga siapa pun pasti akan di cobai  :))
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 16 July 2007, 02:09:20 PM
Hmm, Lanjut...  ;D ;D ;D ;D

Quote from: Morpheus
anda bilang sendiri basisnya tidak lain adalah "dipikir2 sendiri". apakah dunia ilmiah bisa menerima bukti "dipikir2 sendiri"?
Ya. Itu namanya teori.
Banyak ilmuwan mengemukakan teori atas dasar pemikiran sendiri.
Contoh: Ilmuwan bernama dolton (Kalau tidak salah)
Mengemukakan pendapatnya tentang teori atom. pada saat itu belum ada bukti.
dan pada saat itu belum ada alat yang bisa membuktikan teorinya tersebut jadi hanya pendapat
dan buat pikirnya sendiri.
Sekitar 10 tahun kemudian terbukti dari 5 teori yang dibuktikan 3 terbukti benar dan 2 salah.
Jadi ilmiah dapat menerima bukti hasil pemikiran selama orang tersebut mempunyai argumen yang kuat.
Quote from: Morpheus
yg namanya pembuktian karma atau tavatimsa itu adalah hukum alam, tentu saja domainnya adalah fisika. ok lah kalo anda mau ilmu sosial, tolong sebutkan papernya, experimennya, samplenya dan kesimpulannya tavatimsa atau asura.
Disini anda salah. Hukum alam tidak hanya fisika. Hukum alam itu sangat luas.
Jika anda mengatakan hukum alam hanya fisika maka anda hanya orang yang berpikir sempit.
Quote from: morpheus
ARGUMENT FROM MIRACLES (I)
(1) My aunt had cancer.
(2) The doctors gave her all these horrible treatments.
(3) My aunt prayed to God and now she doesn't have cancer.
(4) Therefore, God exists.

ARGUMENT FROM INTIMIDATION
(1) See this bonfire?
(2) Therefore, God exists.

COSMOLOGICAL ARGUMENT, a.k.a. FIRST CAUSE ARGUMENT (I)
(1) If I say something must have a cause, it has a cause.
(2) I say the universe must have a cause.
(3) Therefore, the universe has a cause.
(4) Therefore, God exists.
Kemungkinan diatas masih terlalu umum karena masih banyak kemungkinan lain.
Tidak ada hubungan antara ada alam ada karena ada sebab, kemudian nyambung ke Tuhan.
Ingat bibinya ke dokterm, Bon fire tidak ada hubungan dengan Tuhan.
Dalam prinsip jagung terlihat hukum bahwa jika kita menanam sesuatu itu lah yang kita dapatkan.
Prinsip ini terlihat lebih jelas dari pada teori anda yang sama sekali tidak nyambung.

Quote
hah? saya kaget mendengar ini dari seorang buddhis.
argumen ini berkali2 dikeluarkan oleh orang samawi Grin
Seperti teori diatas setelah mendengar sesuatu dia pikirkan jika dia pikir itu masuk akal maka dia memberikan 30 - 50 % kepercayaan, apakah bisa salah tentu saja bisa. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan pembuktian. (Saya tidak bicara soal ehipasiko jadi jangan dibawa2)

Sorry websitenya di block jadi tidak bisa lihat.
Tapi menurut yang saya dengar bukti tersebut berdasarkan penelitian umur dari batu.
Anda tidak mungkin tau secara nyata kecuali anda menyaksikan bumi itu terbentuk dan masih hidup sampai saat ini. Jadi penelitian tersebut hanya kesimpulan dari ilmuwan itu sendiri bedasarkan fakta2 yang ada.

Mungkin cuma salah paham.
Tapi dari pembicaraan anda diatas menyatakan bahwa kepercayaan buddhis sama dengan kepercayaan agama samawi. dimana sesuatu yang ditulis dalam kitab suci dipercayai 100%.
tanpa dipikirkan atau berusaha di buktikan. Seorang manusia punya otak oleh karena itu kita harus mengunakan otak kita untuk berpikir jangan percaya sesuatu membabi buta.
Sebenarnya itulah pangkal perdebatan ini.

regards.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 16 July 2007, 03:27:30 PM
Ya. Itu namanya teori.
Banyak ilmuwan mengemukakan teori atas dasar pemikiran sendiri.
...
Jadi ilmiah dapat menerima bukti hasil pemikiran selama orang tersebut mempunyai argumen yang kuat.
jadi kenapa yg namanya "teori" karma itu gak pernah terdengar di forum2 science?

Disini anda salah. Hukum alam tidak hanya fisika. Hukum alam itu sangat luas.
Jika anda mengatakan hukum alam hanya fisika maka anda hanya orang yang berpikir sempit.
susah juga ngejelasinnya  ::)

http://en.wikipedia.org/wiki/Physics
Physics (Greek: ????? (phúsis), "nature" and ?????? (phusiké), "knowledge of nature") is the branch of science concerned with discovering and characterizing universal laws that govern such things as matter, energy, space, and time. Discoveries in physics resonate throughout the natural sciences, and physics has been described as the "fundamental science" because other fields such as chemistry and biology investigate systems whose properties depend on the laws of physics.

jadi kalo misalnya anda berhasil membuktikan adanya alam / dimensi tavatimsa, tentu saja domainnya adalah physics, bukan ekonomi, bukan kimia, bukan politik, bukan computer science, bukan yg lain2... di sini saya berbicara mengenai domain.

yg namanya hukum alam, apa aja yg terjadi dialam itu klasifikasinya adalah fisika. sekali lagi saya berbicara mengenai domain. saya gak mengatakan seluruh fenomena di dunia ini sudah dijelaskan oleh text book fisika.

kalo begini terus, energi saya udah bakal habis. kayaknya saya perlu minum hemaviton  #:-S


Kemungkinan diatas masih terlalu umum karena masih banyak kemungkinan lain.
Tidak ada hubungan antara ada alam ada karena ada sebab, kemudian nyambung ke Tuhan.
Ingat bibinya ke dokterm, Bon fire tidak ada hubungan dengan Tuhan.

Dalam prinsip jagung terlihat hukum bahwa jika kita menanam sesuatu itu lah yang kita dapatkan.
Prinsip ini terlihat lebih jelas dari pada teori anda yang sama sekali tidak nyambung.
:o ini juga anda tanggapi? ini kan sarkasme?!?!?
maksud saya mengeluarkan anekdot di atas untuk menggambarkan kesimpulan yg meloncat2...

*nyari2 hemaviton*

Tapi menurut yang saya dengar bukti tersebut berdasarkan penelitian umur dari batu.
Anda tidak mungkin tau secara nyata kecuali anda menyaksikan bumi itu terbentuk dan masih hidup sampai saat ini. Jadi penelitian tersebut hanya kesimpulan dari ilmuwan itu sendiri bedasarkan fakta2 yang ada.
bukti2 itu dari bidang geologi, radioaktif, atmosfit, dll, semua menunjukkan arah umur bumi yg sama.

science != menyaksikan secara nyata.
gak menyaksikan secara nyata pun bisa diakui science.
saya udah berkali2 ngomong soal instrumen, pengukur, dokumen, blablabla.

Tapi dari pembicaraan anda diatas menyatakan bahwa kepercayaan buddhis sama dengan kepercayaan agama samawi. dimana sesuatu yang ditulis dalam kitab suci dipercayai 100%.
tanpa dipikirkan atau berusaha di buktikan. Seorang manusia punya otak oleh karena itu kita harus mengunakan otak kita untuk berpikir jangan percaya sesuatu membabi buta.
Sebenarnya itulah pangkal perdebatan ini.
anda menciptakan sendiri kata2 yg tidak pernah saya ucapkan sejak awal diskusi ini. saya tidak pernah ngomong buddhis itu 100% percaya buta pada kitab suci. dan ini berkali2 saya sangkal, tapi balik2nya lagi ke prinsip buddhis tidak langsung percaya, blablablabla...

pangkalnya adalah bahwa yg namanya kepercayaan apapun labelnya tetaplah kepercayaan. tidak ada kepercayaan yg lebih logis ataupun lebih ilmiah ketimbang kepercayaan lainnya...

kalo suatu kepercayaan itu sudah terbukti melalui riset, experiment dan proses2 ilmiah, maka kepercayaan itu tidak lagi disebut kepercayaan, melainkan pengetahuan ;D

contohnya, mengenai meditasi bisa bikin orang lebih bahagia itu bukan lagi kepercayaan, melainkan udah menjadi pengetahuan (baca link bbc yg saya post sebelumnya). namun yg namanya nibbana, tavatimsa, asura, dll sampai saat ini statusnya adalah kepercayaan. karenanya, nibbana dan tavatimsa tidak berhak untuk disebut ilmiah.

saya sudahi aja post saya di topik ini.
saya udah gak ada tenaga dan hemevitonnya blom ketemu
kamsiah ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 12:11:34 AM
pembuktian karma ada ato tidak sama saja seperti orang kr****n membuktikan tuhan ada atau tidak...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 17 July 2007, 09:14:13 AM
pembuktian karma ada ato tidak sama saja seperti orang kr****n membuktikan tuhan ada atau tidak...
akhirnya ada yg bisa mengerti daku.. muah muah muah muah  :-* :-* :-* :-*
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 17 July 2007, 09:20:00 AM
pembuktian karma ada ato tidak sama saja seperti orang kr****n membuktikan tuhan ada atau tidak...

beda... kamma/karma memang tidak dapat dilihat cara kerjanya untuk manusia biasa, tapi bukan berarti tidak ada atau tidak bisa dicapai (kemampuan untuk dapat melihat cara kerjanya)

anak kecil (TK/SD) susah untuk membuktikan bahwa rumus Integral itu ada atau tidak, tapi bukan berarti rumus Integral itu tidak ada atau tidak bisa dipelajari. hanya saja anak kecil tersebut belum bisa mencapai dan mengerjakan rumus Integral, walau ia telah mempelajari mathematik, masih terbatas kemampuan nya.

beda hal nya dengan tuhan ada atau tidak ada... apa tuhan itu ada ? contoh yg tersimple dinyatakan bahwa alam semesta diciptakan ini cuma bumi, bintang, matahari dan bulan (baca deh kitab agama Samawi) secara langsung (jd seketika) dalam beberapa hari proses penyempurnaan... ilmu pengetahuan telah membuktikan hal lainnya, bahwa ada seseuatu yg berproses dalam pembentukan alam semesta dan bintang2 yg bertebaran adalah matahari dari suatu galaxy yg berarti ada kemungkinan adanya planet seperti bumi, dimana terdapat mahluk hidup... itu telah mematahkan konsep tuhan sebagai personal/individu
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 10:06:08 AM
kalo orang 'bertuhan' ditanya pembuktian tuhan, maka dia juga bisa mengambil contoh integral tersebut...

perbedaannya ada pada :
melihat dari sisi Karma lebih banyak memberi jawaban yang masuk akal atas fenomena dan realita di dunia ini. sedangkan melihat dari sisi tuhan, MENURUT SAYA jarang bisa memberi jawaban masuk akal dan memuaskan, malah kadang jawabannya memunculkan pertanyaan lain lagi, seperti "rencana tuhan" - so apakah rencana tuhan itu? "hanya tuhan yang tahu" - kenapa harus hanya dia yang tau? dll....

nah masalah keduanya ada atau tidak, terbukti atau tidak, itu sama aja.
yang ada kita hanya bisa melihat relevansi mereka dengan kehidupan sekarang.
mana yang lebih masuk akal? mana yang lebih layak dipercayai mnurut Anda....???
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 18 July 2007, 11:31:34 AM
Hmm, Lanjut  ;D ;D ;D ;D

Ngomong2 kalau bisa jangan terlalu panjang balasnya report dan susah.  :)
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

   1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
   2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
   3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
   4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
Disana tidak dikatakan itu fisika bukan? Jadi selama memenuhi unsur2 diatas dapat orang menganggap sebagai ilmiah sah2 saja. Termasuk agama samawi jika memenuhi.

Baca: http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
disana fisika hanya sebagian dari ilmu alam ada ilmu alam yang lain.

Contoh yang anda kemukakan yang pertama sudah tidak valid. Ilmuwan sudah membuktikannya dan tidak setiap orang yang berdoa itu sembuh jadi apa hubungannya dengan Tuhan?
Contoh kedua mungkin valid jika 100 th yang lalu karena sekarang hal seperti itu sudah wajar seperti pelangi sudah dapat dijelaskan atau mungkin perlu cek mata.  ;D ;D

Contoh ke tiga baru cukup menarik. pada kesimpulan god its exists itu tidak nyambung seharusnya   Alam semesta ada karena sebab. Jika anda menyebutnya Tuhan tergantung pada pengertian Tuhan. Jika Tuhan sebagai sebuah Mahluk yang maha XXX maka perkataan itu sudah dapat disanggah.

Nah anda sudah mengatakan bahwa tidak diakui secara nyata pun bisa dianggap ilmiah.
Umur Mumy saja tidak ada yang tau kapan tanggal lahirnya apalagi bumi. Paling cuma bilang umur bumi xxx tahun tapi karena adanya prediksi dan eksperimen hal tersebut diakui sebagai ilmiah.
Selama persyaratan diatas terpenuhi itu dapat dikatakan ilmiah.

Saya rasa anda sudah memahami perbedaannya kepercayaan Buddhis dan yang lainnya jadi untuk apa anda tanya dengan saya perbedaannya.
Memang tapi setelah di analisa(Dipikirkan) baru dipercaya akan mempunyai keakuratan yang lebih tinggi dari pada hanya mengunakan perasaan.

Kalau soal2 tavatimsa, asura, dan alam lainnya memang tidak dapat dipikirkan jadi kalau tidak dapat dipercaya ya terserah.
tapi Nibana masih dapat di prediksi karena pengertian Buddhis Nibana itu bukan alam gaib atau alam surga jadi masih dalam jangkauan.

kalau Tuhan sebagai Mahluk yang XXX sudah disangkal sendiri oleh kitab sucinya jadi sudah terbukti.

Jangan Menyerah begitu saja. Forum akan semakin ramai jika ada perdebatan bukan begitu?
Kalau pendapat sama semua bukan tidak menarik?

regards
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sumedho on 18 July 2007, 11:34:24 AM
"Pembelajaran Terjadi Karena ada Perbedaan" TM
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 18 July 2007, 11:38:11 AM
Quote
Ngomong2 kalau bisa jangan terlalu panjang balasnya report dan susah.  Smiley
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.

 :-t  wah, gajah di seberang pulau tampak, semut di pelupuk mata tidak tampak  ^-^

Quote
"Pembelajaran Terjadi Karena ada Perbedaan" TM

set dah ada TM-nya...  :??

saya juga punya kk...

"Perbedaan akan menimbulkan pembelajaran" TM - 7th  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sumedho on 18 July 2007, 11:40:33 AM
 :)) anak DKV emang kreatip   (*)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 18 July 2007, 11:47:35 AM
loh, masih ngomongin 3 macam argumen itu? ngerti sarkasme gak bang?  :o :o :o

http://en.wikipedia.org/wiki/Sarcasm
Sarcasm from Greek ????????? (sarkasmos), 'mockery, sarcasm' is sneering, jesting, or mocking at a person, situation or thing. It is strongly associated with irony, with some definitions classifying it as a type of verbal irony intended to insult or wound[1] — stating the opposite of the intended meaning, e.g. using "that's fantastic" to mean "that's awful".

It is used mostly in a humorous manner, and is expressed through vocal intonations such as over-emphasizing the actual statement or particular words. Use of sarcasm is sometimes viewed as an expression of concealed anger[2], annoyance and/or ignorance.

perdebatan bisa menarik kalo saling mengerti yg diomongin. saya kehabisan energi menjelasin sesuatu yg gak esensial kayak di atas...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 18 July 2007, 01:00:05 PM
Hehehe,

Yup, Benar juga sebenarnya mau pendek tapi pas terakhir lihat jadi panjang.   :??
Secara pribadi saya tidak mau ikut campur tentang pendapat pribadi.
Hasil akhir terserah pendapat pribadi dan tidak ada maksud menghina.  :)
Tapi forum kelihatan lebih seru kalau ada perbedaan pendapat makanya saya lanjutkan terus.  ;D ;D ;D
Sama seperti sepak bola kalau gak ada event ya membosankan.  ;D ;D ;D
Lagi pula sekalian meningkatkan jumlah posting.  :)) :)) :))

regards.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 18 July 2007, 01:12:52 PM
ada event juga membosankan...

hanya melihat 22 orang aneh kejar"an satu buah bola, eh ketika dah dapet malah ditendang lagi... bukankah itu aneh...  :P
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 18 July 2007, 01:27:58 PM
Bukan event seperti itu.
Kalau sepak bola pada saat mau merebut bola yang satu nyundul bola yang satu mau nendang bola.
Cukup menegangkan bukan kalau bola gak kena wah bisa kena kepala orang.  >:D
Ada lagi event dimana kungfu terlibat itu baru menarik.  >:D  ;D ;D ;D

regards.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 18 July 2007, 07:42:52 PM
Belief tidak sama dengan percaya, tidak sama dengan iman. Percaya dan Iman tidak memerlukan bukti apapun.
Belief = keyakinan. Dan keyakinan diperlukan bukti.

Logika tidak identik dengan sains.

Bhante Brahmavamso menjelaskan bahwa sains modern kadang kala mengingkari patokan-patokan yang ia tetapkan sendiri. Dan pengukur dalam sains kadang kala berubah-ubah. Sains modern sampai sekarang belum bisa menetapkan ukuran mengenai kematian. (adanya kasus orang yang telah dinyatakan mati secara medis tetapi bangkit lagi)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 18 July 2007, 09:15:08 PM
Belief tidak sama dengan percaya, tidak sama dengan iman. Percaya dan Iman tidak memerlukan bukti apapun.
Belief = keyakinan. Dan keyakinan diperlukan bukti.



mengapa percaya dan iman tidak bisa dibuktikan atau tidak memerlukan bukti ?
mengapa belief/keyakinan perlu dibuktikan ?



Logika tidak identik dengan sains.

Bhante Brahmavamso menjelaskan bahwa sains modern kadang kala mengingkari patokan-patokan yang ia tetapkan sendiri. Dan pengukur dalam sains kadang kala berubah-ubah. Sains modern sampai sekarang belum bisa menetapkan ukuran mengenai kematian. (adanya kasus orang yang telah dinyatakan mati secara medis tetapi bangkit lagi)


Apakah Buddhism identik dengan logika ? karena kecendrungan lebih ke arah penalaran manusia terhadap suatu hal.

Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 18 July 2007, 10:02:29 PM
mengapa percaya dan iman tidak bisa dibuktikan atau tidak memerlukan bukti ?
mengapa belief/keyakinan perlu dibuktikan ?

Sdr. Dhanuttono, saya tidak mengatakan percaya dan iman tidak bisa dibuktikan, tetapi tidak memerlukan bukti. Karena percaya dan iman tidak terdapat penyelidikan lebih lanjut dan bukti sebagai hasilnya. Contoh: ketika teman kita mengatakan bahwa tadi ia melihat kecelakaan kereta api dan setelah mendengar kisahnya kita langsung meng-iya-kan dan menerimanya, menganggapnya sebagai benar apa adanya, tanpa penyelidikan lebih lanjut maka kita disebut percaya padanya. Ini disebut rasa percaya atau iman.

Berbeda dengan keyakinan. Setelah mendengar kisah dari teman tersebut, kemudian kita menindaklanjuti dengan menyelidiki apakah benar atau tidak, melihat ada atau tidak kecelakaan tersebut, dls. Dan baru kemudian setelah ada fakta bahwa misalnya ada kereta api yang menabrak truk, dan kita baru meng-iya-kan dan menerimanya, maka ini disebut keyakinan. Keyakinan adalah sesuatu yang pasti, jadi butuh hal-hal yang sebenarnya terjadi, misalnya fakta.

Apakah Buddhism identik dengan logika ? karena kecendrungan lebih ke arah penalaran manusia terhadap suatu hal.

Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ?

Apakah Buddhism identik dengan logika ? tidak juga.
Seperti yang anda katakan bahwa merupakan kecendrungan lebih ke arah penalaran manusia terhadap suatu hal. Dalam pandangan saya, ketika manusia sudah mengetahui hakikat segala fenomena, maka semuanya menjadi logis bagi dirinya, sesuai dengan nalarnya. Tapi bagi mereka yang belum mengetahui hakikat segala fenomena maka ada beberapa fenomena yang tidak masuk akal bagi dirinya.

Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ? Saya rasa tidak keduanya. Buddhisme dan sains adalah saling melengkapi.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 18 July 2007, 10:54:48 PM

Sdr. Dhanuttono, saya tidak mengatakan percaya dan iman tidak bisa dibuktikan, tetapi tidak memerlukan bukti. Karena percaya dan iman tidak terdapat penyelidikan lebih lanjut dan bukti sebagai hasilnya. Contoh: ketika teman kita mengatakan bahwa tadi ia melihat kecelakaan kereta api dan setelah mendengar kisahnya kita langsung meng-iya-kan dan menerimanya, menganggapnya sebagai benar apa adanya, tanpa penyelidikan lebih lanjut maka kita disebut percaya padanya. Ini disebut rasa percaya atau iman.

Berbeda dengan keyakinan. Setelah mendengar kisah dari teman tersebut, kemudian kita menindaklanjuti dengan menyelidiki apakah benar atau tidak, melihat ada atau tidak kecelakaan tersebut, dls. Dan baru kemudian setelah ada fakta bahwa misalnya ada kereta api yang menabrak truk, dan kita baru meng-iya-kan dan menerimanya, maka ini disebut keyakinan. Keyakinan adalah sesuatu yang pasti, jadi butuh hal-hal yang sebenarnya terjadi, misalnya fakta.


percaya atau iman, merupakan hal yg menggugah perasaan dan pikiran kita ketika kita di hadapkan pada suatu hal/kejadian dan menuntut kita untuk menerimanya.

keyakinan, merupakan hasil dari suatu proses pembuktian lebih lanjut atas suatu hal/kejadian secara sistematis/logis dan tidak menuntut kita untuk menerimanya.

nah, Buddhism sendiri menuntut kita ke arah mana ? jika jawabannya adalah keyakinan, maka ada hal didalam Buddhism sendiri yg tidak bisa kita buktikan/tindak lanjuti secara sistematis/logis dan bagaimana cara kita untuk melewati/menghadapi batasan tersebut ?

mohon sharingnya  _/\_



Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ? Saya rasa tidak keduanya. Buddhisme dan sains adalah saling melengkapi.


wah jawaban yg mantap   ^:)^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: tula on 18 July 2007, 11:27:22 PM
wuiw topic ini keren banget :D .. sip sip .... 1 topic yg bikin aku baca dari siang sampe malam di dhammacitta :D

mau ikutan nimburung dikit neh ...
kalo mengenai deva dll
Quote from: elsol
Dewa itu menurut loe ada gk? apakah berdasarkan belief? oh itu kalo loe emank iyah kale yak!! but kalo bagi gw Dewa itu dah gw buktikan! emank gw gk pernah liat sendiri kalo dewa itu ada..

hmmm kalo dari pendapat seperti ini agak sulit diterima jg ..
di tetangga2 jg banyak yg bilang ..si a bisa bahasa malaekat ... dia lagi kongkow ama si malaekat Xxx (emang ada malaikat xxx xixixixixixixi kerja nya mbokep molo ntar kekekekekeke), kecuali tula rasain sendiri liat itu deva ..

Quote from: morpheus

anda betul, tapi demikian juga dengan "analisa" suatu musibah akibat karma. mungkin itu rasa bersalah, mungkin itu psikologis, mungkin kebetulan... tidak membuktikan adanya hukum karma. kita sebagai buddhis cuman percaya (bukan tahu) bahwa itu adalah hasil karma. apakah beda?


------------------------

sekali lagi, saya tidak mempermasalahkan prinsip ehipassiko ataupun cara berpikir buddhis.
jangan salah mengerti dengan point saya sejak awal.

bisakah saya simpulkan dari tulisan anda di atas bahwa sampai saat ini belief agama buddha cuman bisa dianalisa (alias dipikir2in sendiri). blom ada buktinya, karenanya blom bisa dikatakan ilmiah. tul gak


kalo mengenai hukum karma ini ..kita isa pake pemikiran seperti ini kira2 ...
lo tau E=mc^2 ? rumusnya einstein ? apa kah rumus itu uda bisa di buktikan secara nyata ? jgn sulit2 buktiken ... c^2 aja masi terlalu sulit utk di terapkan di dunia ini ... tp apakah kamu percaya bahwa rumus yg diajarken oleh einstein ini ? bahkan di sekul2 pasti diajarkan ?

kondisi skrg masi lom memungkinkan utk membuktikan rumus ini .... tp who knows 100 th lagi ? begitu pulalah hukum karma ..skrg ini kondisi masi belon memungkinkan utk pembuktian ... tp setidaknya menurut tula ini hukum karma jau lebih masuk akal dan adil dari pada hukum surga neroko

menurut aku .. betul .. sampe skrg karma masi cuman percaya karena emang masi lom bisa di buktikan sama seperti rumus di atas ...
tp percaya nya ga asal percaya gitu ... (ya opo sih ngomong nya)

kira2 seperti yg dikatakan Kalyanadhammo (sulit banget nulis ini :()
Quote
Kembali soal Bumi.  Grin
Pada saat orang pertama kali menemukan teori tersebut dia tidak mempunyai bukti, dokumen bahkan dokumen tersebut dia sendiri yang membuatnya dan pada zaman dulu memang ada foto?  Grin
Tapi dia punya dasar.
Kalau seperti itu Buddhis juga ada dokumen yaitu tipitaka

kenapa ya kok kapal nya semakin jau dari bibir pantai makin cuman keliatan bendera atasnya doank (bumi bulet)
kenapa ya kok yg baru2 lair cacat, mokat, yg baik ikut mokat dll (contoh2 yg biasa di pake utk menerangkan ke tetangga)


CMIIW ... IMO dari seorang yg cuman baca2 doank
tolong di benerin kalo ada pandangan tula yg salah .....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 19 July 2007, 11:14:21 AM
Belief tidak sama dengan percaya, tidak sama dengan iman. Percaya dan Iman tidak memerlukan bukti apapun.
Belief = keyakinan. Dan keyakinan diperlukan bukti.

Logika tidak identik dengan sains.

Bhante Brahmavamso menjelaskan bahwa sains modern kadang kala mengingkari patokan-patokan yang ia tetapkan sendiri. Dan pengukur dalam sains kadang kala berubah-ubah. Sains modern sampai sekarang belum bisa menetapkan ukuran mengenai kematian. (adanya kasus orang yang telah dinyatakan mati secara medis tetapi bangkit lagi)

eh, bang kelana, ini post buat saya?
saya gak tau bagian mana yg anda tanggapi...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 19 July 2007, 12:03:24 PM
huehueheu... coba buktikan siapa sih suppliernya emas perak berlian di alam dewata....  ;D
kalo bisa dibuktikan oleh para ilmuwan, maka saya sembah tuh ilmuwan !!!!

mengapa percaya dan iman tidak bisa dibuktikan atau tidak memerlukan bukti ?
mengapa belief/keyakinan perlu dibuktikan ?

Sdr. Dhanuttono, saya tidak mengatakan percaya dan iman tidak bisa dibuktikan, tetapi tidak memerlukan bukti. Karena percaya dan iman tidak terdapat penyelidikan lebih lanjut dan bukti sebagai hasilnya. Contoh: ketika teman kita mengatakan bahwa tadi ia melihat kecelakaan kereta api dan setelah mendengar kisahnya kita langsung meng-iya-kan dan menerimanya, menganggapnya sebagai benar apa adanya, tanpa penyelidikan lebih lanjut maka kita disebut percaya padanya. Ini disebut rasa percaya atau iman.

Berbeda dengan keyakinan. Setelah mendengar kisah dari teman tersebut, kemudian kita menindaklanjuti dengan menyelidiki apakah benar atau tidak, melihat ada atau tidak kecelakaan tersebut, dls. Dan baru kemudian setelah ada fakta bahwa misalnya ada kereta api yang menabrak truk, dan kita baru meng-iya-kan dan menerimanya, maka ini disebut keyakinan. Keyakinan adalah sesuatu yang pasti, jadi butuh hal-hal yang sebenarnya terjadi, misalnya fakta.

Apakah Buddhism identik dengan logika ? karena kecendrungan lebih ke arah penalaran manusia terhadap suatu hal.

Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ?

Apakah Buddhism identik dengan logika ? tidak juga.
Seperti yang anda katakan bahwa merupakan kecendrungan lebih ke arah penalaran manusia terhadap suatu hal. Dalam pandangan saya, ketika manusia sudah mengetahui hakikat segala fenomena, maka semuanya menjadi logis bagi dirinya, sesuai dengan nalarnya. Tapi bagi mereka yang belum mengetahui hakikat segala fenomena maka ada beberapa fenomena yang tidak masuk akal bagi dirinya.

Apakah Buddhism mencakupi science ? atau sebaliknya Apakah Science mencakupi Buddhism ? Saya rasa tidak keduanya. Buddhisme dan sains adalah saling melengkapi.

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 19 July 2007, 12:13:23 PM
huehueheu... coba buktikan siapa sih suppliernya emas perak berlian di alam dewata....  ;D
kalo bisa dibuktikan oleh para ilmuwan, maka saya sembah tuh ilmuwan !!!!


kalo ga salah toko di alam dewata  ^-^  hahaha....
jangan disembah tuh ilmuwan, nti tuhan marah loh... menyembah selain ke dirinya...  :))
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 19 July 2007, 12:14:22 PM
Ini disebut rasa percaya atau iman.
...
Berbeda dengan keyakinan.
..
Keyakinan adalah sesuatu yang pasti, jadi butuh hal-hal yang sebenarnya terjadi, misalnya fakta.
istilah kita beda ;D
bagi saya, belief = iman = percaya = yakin = faith
percaya != tahu atau know
;D

saya suka pembedaan istilah:
believing the path
knowing the path
walking the path

patipati, pariyati, pativeda
;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 19 July 2007, 12:31:15 PM
kalo mengenai hukum karma ini ..kita isa pake pemikiran seperti ini kira2 ...
lo tau E=mc^2 ? rumusnya einstein ? apa kah rumus itu uda bisa di buktikan secara nyata ? jgn sulit2 buktiken ... c^2 aja masi terlalu sulit utk di terapkan di dunia ini ... tp apakah kamu percaya bahwa rumus yg diajarken oleh einstein ini ? bahkan di sekul2 pasti diajarkan ?
rumus itu udah terbukti sewaktu bom hiroshima dan nagasaki meledak...

begitu pulalah hukum karma ..skrg ini kondisi masi belon memungkinkan utk pembuktian ...
...
menurut aku .. betul .. sampe skrg karma masi cuman percaya karena emang masi lom bisa di buktikan sama seperti rumus di atas ...
tp percaya nya ga asal percaya gitu ... (ya opo sih ngomong nya)
bedanya, pada sains, mereka mendasarkan teorinya pada suatu fenomena dan teori2 sebelumnya yg sudah terbukti. sedangkanya agama menerima suatu kebenaran, dengan dasar.... itu ada di buku sucinya hehehe...


kenapa ya kok yg baru2 lair cacat, mokat, yg baik ikut mokat dll (contoh2 yg biasa di pake utk menerangkan ke tetangga)
alasan seperti itu masih gak bisa diterima di kalangan ilmiah...

kalangan ilmiah biasanya mendasarkan penilaiannya pada prinsip occam's razor, yg mengatakan penjelasan yg paling sederhana itu biasanya yg paling benar...

jadi misalnya tula samar2 melihat dua mahluk kecil ijo matanya gede, maka sains cenderung mengambil kesimpulan tula salah liat atau kena ilusi optik atau halusinasi, ketimbang tula melihat alien dari planet xyz, kecuali ada fakta2 baru.

jadi dalam kasus bayi lahir cacat dan yg baik mati duluan, sains cenderung mengambil kesimpulan yg paling sederhana, yaitu karma itu gak ada, yg ada hanyalah sebab2 fisik (pembuahan yg gak sempurna, kekurangan hormon anu, nutrisi yg gak seimbang, dll) dan semuanya hanyalah kebetulan.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 19 July 2007, 12:51:12 PM
Kalau iman : hujan berasal dari mana? Dari Tuhan (habis perkara) kalau keyakinan: hujan berasal dari mana : oh ada hukum sebab akibat (air laut menguap dll dll dan baru yakin sebab akibat, bukan iman yg membabi buta.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kalyanadhammo on 19 July 2007, 03:48:02 PM
 [at] Morpheus
Cust for confirmation
Biasanya untuk Kalangan ilmiah mereka tidak mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Biasanya mereka bereksperimen terlebih dahulu baru mengambil kesimpulan.
Bahkan ilmuwan masih ada yang tetap meneliti alien, penyembuhan dengan doa, dll.

regards.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 19 July 2007, 04:01:36 PM
bang kalyana, maafkan keterbatasan kata2 saya untuk menerangkan occam's razor.
bisa dibaca di sini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Occam's_Razor
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: tula on 21 July 2007, 09:32:54 PM
kalo mengenai hukum karma ini ..kita isa pake pemikiran seperti ini kira2 ...
lo tau E=mc^2 ? rumusnya einstein ? apa kah rumus itu uda bisa di buktikan secara nyata ? jgn sulit2 buktiken ... c^2 aja masi terlalu sulit utk di terapkan di dunia ini ... tp apakah kamu percaya bahwa rumus yg diajarken oleh einstein ini ? bahkan di sekul2 pasti diajarkan ?
rumus itu udah terbukti sewaktu bom hiroshima dan nagasaki meledak...

bener2 .. tula salah .. ngawur  :( maap .. kali aja tulisan tula itu bikin kesalah pahaman ... thank a lot morpheus ...
ini pernyataan yg menguatkan pendapat lo
Code: [Select]
The mass–energy equivalence formula was used in the development of the atomic bomb.
The mass–energy equivalence formula AKA     E = mc2

taken from : http://en.wikipedia.org/wiki/Mass-energy_equivalence


Quote
begitu pulalah hukum karma ..skrg ini kondisi masi belon memungkinkan utk pembuktian ...
...
menurut aku .. betul .. sampe skrg karma masi cuman percaya karena emang masi lom bisa di buktikan sama seperti rumus di atas ...
tp percaya nya ga asal percaya gitu ... (ya opo sih ngomong nya)
bedanya, pada sains, mereka mendasarkan teorinya pada suatu fenomena dan teori2 sebelumnya yg sudah terbukti. sedangkanya agama menerima suatu kebenaran, dengan dasar.... itu ada di buku sucinya hehehe...


bearti pas bom itu blom meledak rumus E = mc2 masi bukan sains ya ? ....
berarti waktunya lo para aliran ttt :p meninggalkan kekoar2 an aliran itu paling sains minded ? xixixixixixii .. sip2 ... mesti belajar scientology aja neh ...

Quote
kenapa ya kok yg baru2 lair cacat, mokat, yg baik ikut mokat dll (contoh2 yg biasa di pake utk menerangkan ke tetangga)
alasan seperti itu masih gak bisa diterima di kalangan ilmiah...

kalangan ilmiah biasanya mendasarkan penilaiannya pada prinsip occam's razor, yg mengatakan penjelasan yg paling sederhana itu biasanya yg paling benar...

jadi misalnya tula samar2 melihat dua mahluk kecil ijo matanya gede, maka sains cenderung mengambil kesimpulan tula salah liat atau kena ilusi optik atau halusinasi, ketimbang tula melihat alien dari planet xyz, kecuali ada fakta2 baru.

jadi dalam kasus bayi lahir cacat dan yg baik mati duluan, sains cenderung mengambil kesimpulan yg paling sederhana, yaitu karma itu gak ada, yg ada hanyalah sebab2 fisik (pembuahan yg gak sempurna, kekurangan hormon anu, nutrisi yg gak seimbang, dll) dan semuanya hanyalah kebetulan.


ok .. thankx ya bos morph .. waktunya utk melihat2 ajaran lainnya .. cari2 yg lebih scient neh ^^ ..... selama ini aku telah salah persepsi ....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 23 July 2007, 11:32:15 AM
Untuk langsung membuktikan hukum kamma secara sederhana, kayaknya simpel deh.. ayo coba anda jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat.. lalu liat respon apa yg terjadi disana
 ^-^

Ini bakal jadi riset yg nyata dan mudah :D
jika kita jitak kepala teman kita, jg ada kemungkinan mereka tidak marah (mungkin dianggap bercanda, jd belum tentu marah), apakah hukum kamma/karma tidak berlaku mutlak dalam hal itu ?

Lah kan disitu tertulis "jitak teman anda dengan niat yg teramat sangat" teman kita sudah pasti tidak menganggap kita bercanda, kalo masih dianggap becanda.. wahh teman anda mesti bisa jadi kelinci percobaan ilmu pengetahuan di pentagon  :))  , kecuali "menjitak teman anda tanpa sengaja"
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 26 July 2007, 04:11:35 PM
Kita kembali ke topik utama.
Sorry sebelumnya karena saya tidak konsen pada topik ini sehingga ada pertanyaan yang tidak saya jawab.


tentu saja saya ingat tulisan ajahn brahm  yg saya post sendiri di ffi beberapa tahun silam  ;)
tapi disini ajahn brahm bertolak dari anggapan bahwa kita tidak perlu pake belief2 yg tidak bisa dibuktikan. jadi kalo tavatimsa tidak bisa dibuktikan, maka gak perlu percaya bahkan perlu dichallange. saya bertolak dari prinsip yg sama. kalo memang itu tidak bisa dibuktikan, jangan malu2 menyebutnya sebagai belief, jangan pake kata2 ilmiah atau fakta.

Tergantung dalam konteks apa kita berbicara Sdr. Morp. Topik ini diangkat berasal dari subforum studi sutta/sutra yang perlu mengesampingkan adanya percaya (iman). Dan jika kita berbicara diluar studi dan mengenai pembuktian, maka perlu dipertanyakan bukti/fakta apa yang diinginkan? Alat apa yang digunakan dalam pembuktian?
Ketika seseorang ingin mengungkapkan bukti/fakta yang tidak bisa diukur oleh alat yang sifatnya materi, bagaimana kita mengakomodasikannya?
Sains yang kita tahu belum cukup memiliki alat untuk mengakomodasi hal-hal diluar materi. Jadi jika kita ingin Pembuktian dalam Buddhisme, maka kita tidak bisa HANYA menggunakan alat yang digunakan sains fisik.

Buddhisme dikatakan ilmiah (bersifat ilmu – KBBI)) bukan HANYA karena pembuktian melalui sains, tetapi karena menggunakan metode-metode tertentu untuk menjelaskan fenomena tertentu . Tapi ketika dikatakan apakah Buddhisme = sains (hal yang berhubungan dengan fisik semata), ya jelas tidak. Plus, bagaimana kita menerjemahkan kata sains itu sendiri.

Jadi jika diminta untuk membuktikan tavatimsa dengan ukuran sains fisik, ya tidak akan bisa, sampai tua.

Dan mengenai masalah yang belum (saya tidak  ingin mengatakan “tidak”) bisa dibuktikan dalam Buddhisme, saya tidak mengatakannya sebagai iman (bagi anda belief). Karena yang namanya iman (faith), sekali terbukti salah, maka akan meruntuhkan segalanya. Berbeda dengan apa yang belum terbuktikan dalam Buddhisme.

Quote
istilah kita beda
bagi saya, belief = iman = percaya = yakin = faith
percaya != tahu atau know

ya, nampaknya berbeda.

belief = conviction of the truth of some statement or the reality of some being or phenomenon especially when based on examination of evidence
faith=firm belief in something for which there is no proof
(Merriam Webster)
Ini dasar saya.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 26 July 2007, 05:39:37 PM
huehuehue.. kalau karma jawabnya: hujan darimana? iya dari karmamu ... habis perkara.. hahahah.. :D .. sama aja bro... percaya pada hukum karma membabibuta apa bedanya dengan percaya pada tuhan membabi buta???
Kalau iman : hujan berasal dari mana? Dari Tuhan (habis perkara) kalau keyakinan: hujan berasal dari mana : oh ada hukum sebab akibat (air laut menguap dll dll dan baru yakin sebab akibat, bukan iman yg membabi buta.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 26 July 2007, 05:43:47 PM
lalu bagaimana menjawab siapa supplier emas perak berlian di alam dewa? koq percaya ada dewa? koq percaya ada nibbana? sudah dibuktikan belum? pakai metode apa? atau cuma dari baca buku saja?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 07:28:04 PM
hujan sudah jelas bkan hasil karma bro...
hujan diatur oleh salah satu panca niyama, demikian juga karma...

bukan percaya pada Karma, but percaya apa itu karma...
bahasa simpelnya mungkin bisa disebut sebab-akibat... apa yang di dunia ini ga da sebab akibatnya?
ga usah jauh" bisa diliat dari kenyataan sehari"... segala sesuatu ada penyebabnya kan... dan itu merupakan lingkaran yang tidak terputus.

sedangkan kalo tuhan (yang mungkin lebih dikenal sebagai pencipta dunia), ok lets say segala sesuatu harus ada penyebabnya... but kenapa link-nya harus putus di tuhan? apakah/siapakah penyebab tuhan? nah dalam hal ini bisa dikaitkan dengan bencana yang KONON katanya akibat kemarahan tuhan, bukankah maha pengasih? kenapa tega membunuh ribuan, bahkan jutaan orang?

itu yang ga masuk akal buat gw, dan memilih LEBIH percaya hukum Karma...
bukan karena bisa dibuktikan atu absolut benar, tetapi karena LEBIH masuk akal dan 'nyambung' dengan fenomena alam ini...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 26 July 2007, 07:32:06 PM
Sebagai tambahan.. katanya ada 24 Hukum yang berperan di dalam semesta ini.
Tapi lupa apa2 saja.. Ada yang bisa men-share-kan dan menjelaskannya di sini ?
 ^:)^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 26 July 2007, 10:43:15 PM
bukankah niyama  itu termasuk karma (hukum sebab-akibat)  juga ya? karma (hukum sebab-akibat) bersama?
rasanya satu-satunya yang membedakan agama Buddha dengan agama ber-Tuhan itu cuma satu saja: agama Buddha menjanjikan kita untuk menjadi Tuhan, sedangkan agama ber-Tuhan tidak memungkinkan kita untuk menjadi Tuhan


hujan sudah jelas bkan hasil karma bro...
hujan diatur oleh salah satu panca niyama, demikian juga karma...

bukan percaya pada Karma, but percaya apa itu karma...
bahasa simpelnya mungkin bisa disebut sebab-akibat... apa yang di dunia ini ga da sebab akibatnya?
ga usah jauh" bisa diliat dari kenyataan sehari"... segala sesuatu ada penyebabnya kan... dan itu merupakan lingkaran yang tidak terputus.

sedangkan kalo tuhan (yang mungkin lebih dikenal sebagai pencipta dunia), ok lets say segala sesuatu harus ada penyebabnya... but kenapa link-nya harus putus di tuhan? apakah/siapakah penyebab tuhan? nah dalam hal ini bisa dikaitkan dengan bencana yang KONON katanya akibat kemarahan tuhan, bukankah maha pengasih? kenapa tega membunuh ribuan, bahkan jutaan orang?

itu yang ga masuk akal buat gw, dan memilih LEBIH percaya hukum Karma...
bukan karena bisa dibuktikan atu absolut benar, tetapi karena LEBIH masuk akal dan 'nyambung' dengan fenomena alam ini...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 26 July 2007, 10:46:46 PM
bukankah niyama  itu termasuk karma (hukum sebab-akibat)  juga ya? karma (hukum sebab-akibat) bersama?
rasanya satu-satunya yang membedakan agama Buddha dengan agama ber-Tuhan itu cuma satu saja: agama Buddha menjanjikan kita untuk menjadi Tuhan, sedangkan agama ber-Tuhan tidak memungkinkan kita untuk menjadi Tuhan

Bisa tahu alasan mengapa Anda bisa berpikiran demikian ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 26 July 2007, 10:52:11 PM
rasanya satu-satunya yang membedakan agama Buddha dengan agama ber-Tuhan itu cuma satu saja: agama Buddha menjanjikan kita untuk menjadi Tuhan, sedangkan agama ber-Tuhan tidak memungkinkan kita untuk menjadi Tuhan
owe gak setuju...
tapi terangkan dulu pendapat anda...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 26 July 2007, 10:53:51 PM
rasanya satu-satunya yang membedakan agama Buddha dengan agama ber-Tuhan itu cuma satu saja: agama Buddha menjanjikan kita untuk menjadi Tuhan, sedangkan agama ber-Tuhan tidak memungkinkan kita untuk menjadi Tuhan
owe gak setuju...
tapi terangkan dulu pendapat anda...
Untuk pertama kalinya.. Kita sepaham..
Perlu dirayakan nih.. :>- Kan pei  ~o)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 11:07:48 PM
Quote
bukankah niyama  itu termasuk karma (hukum sebab-akibat)  juga ya?

hm... bukankah karma yang diatur oleh kammaniyama?
CMIIW
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 26 July 2007, 11:19:03 PM
lalu bagaimana menjawab siapa supplier emas perak berlian di alam dewa? koq percaya ada dewa?
 
Siapa supplier emas perak berlian di alam dewa? Memang ada supplier emas perak berlian di alam dewa? Saya baru dengar. Karena saya baru dengar, saya belum bisa mengatakan benar atau salah, percaya atau tidak, ada bukti atau tidak.

Quote
koq percaya ada nibbana? sudah dibuktikan belum? pakai metode apa? atau cuma dari baca buku saja?
Anda percaya bahwa garam itu asin? Sudah dibuktikan belum? Pakai metode apa? Pakai lidah sendiri atau orang lain?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 10:17:23 AM
garam itu asin saya sudah membuktikan, terus kalau nibbana ada atau tidak? itu sama saja dengan menanyakan apakah Tuhan itu ada atau tidak?

lalu bagaimana menjawab siapa supplier emas perak berlian di alam dewa? koq percaya ada dewa?
 
Siapa supplier emas perak berlian di alam dewa? Memang ada supplier emas perak berlian di alam dewa? Saya baru dengar. Karena saya baru dengar, saya belum bisa mengatakan benar atau salah, percaya atau tidak, ada bukti atau tidak.

Quote
koq percaya ada nibbana? sudah dibuktikan belum? pakai metode apa? atau cuma dari baca buku saja?
Anda percaya bahwa garam itu asin? Sudah dibuktikan belum? Pakai metode apa? Pakai lidah sendiri atau orang lain?

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 27 July 2007, 10:20:06 AM
garam itu asin saya sudah membuktikan, terus kalau nibbana ada atau tidak? itu sama saja dengan menanyakan apakah Tuhan itu ada atau tidak?

Anda belum menjawab: Pakai metode apa? Pakai lidah sendiri atau orang lain?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 10:25:30 AM
cuma satu saja, agama Buddha mengajarkan kita untuk menjadi seperti Sang Buddha, sedangkan di agama samawi tidak mungkin kita untuk menjadi Allah Bapa...

rasanya satu-satunya yang membedakan agama Buddha dengan agama ber-Tuhan itu cuma satu saja: agama Buddha menjanjikan kita untuk menjadi Tuhan, sedangkan agama ber-Tuhan tidak memungkinkan kita untuk menjadi Tuhan
owe gak setuju...
tapi terangkan dulu pendapat anda...
Untuk pertama kalinya.. Kita sepaham..
Perlu dirayakan nih.. :>- Kan pei  ~o)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 10:26:03 AM
pakai lidah sendiri dong. kamu punya lidah juga kan? nah sekarang jawab buktinya nibbana ada atau tidak mana?
garam itu asin saya sudah membuktikan, terus kalau nibbana ada atau tidak? itu sama saja dengan menanyakan apakah Tuhan itu ada atau tidak?

Anda belum menjawab: Pakai metode apa? Pakai lidah sendiri atau orang lain?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 10:26:29 AM
buktinya nibbana ada itu pake lidah sendiri atau lidah orang lain?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 10:28:28 AM
terus anda juga belum menjawab siapa supplier emas perak berlian di alam dewa. sebab kalau tidak bisa dijawab secara logis, maka alam dewa itu juga bohong-bohongan, karena tidak ada bukti....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 10:57:17 AM
Quote
cuma satu saja, agama Buddha mengajarkan kita untuk menjadi seperti Sang Buddha, sedangkan di agama samawi tidak mungkin kita untuk menjadi Allah Bapa...

ni masih ga setuju gw....
coba ada tertulis dimana??

Quote
pakai lidah sendiri dong. kamu punya lidah juga kan? nah sekarang jawab buktinya nibbana ada atau tidak mana?

jika Kelana mengklaim dia udah mencicipi Nibbana, dan menjabarkan lengkap rasanya lewat kata", apakah Anda percaya?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 27 July 2007, 11:04:11 AM
jika Kelana mengklaim dia udah mencicipi Nibbana, dan menjabarkan lengkap rasanya lewat kata", apakah Anda percaya?

Jadi tergelitik untuk ikut bertanya..
Jika begitu, siapa yang dipercaya dari semua pemuka agama? dan apa alasan untuk percaya ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 27 July 2007, 11:06:54 AM
sodara2, om2, tante2, bapak2 dan ibu2 yg berbahagia,
tolong postnya jangan males2an pake satu atau dua baris dong. terangin yg agak panjangan dikit.

saya liat diskusinya udah rada kacau. masing2 bicara satu dua baris dengan dasar persepsi yg berbeda...

terima kasih ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 27 July 2007, 11:21:28 AM
Thanks atas peringatannya  Sdr. Morpheus.

Maksud saya begini menanggapai postnya Sdr. Dharmakara yang "tidak percaya" Nibbana

Mungkin lebih gampangnya saya ganti ilustrasi lah supaya bisa seirama dengan post Sdr. Kelana

Misalkan Anda dihidangkan suatu makanan.
Bisakah Anda mengatakan makanan itu asin atau tidak bila Anda belum mencoba memakannya ?
Tapi Anda bersikeras makanan itu manis

Sama halnya dengan Nibbana
Bisakah Anda merealisasikan Nibbana bila Anda belum mencoba untuk memulainya ?
Tapi Anda bersikeras bahwa Nibbana itu tidak ada.

Dari post Anda, saya menangkap Anda penentang konsep pemakaian "lidah orang lain"

Jadi makanya saya bertanya, mengapa Anda bisa beragama ?
Siapa pemuka agama yang Anda percaya ? Dan mengapa Anda bisa percaya ?
Pernah bertemu dalam kehidupan ini juga tidak..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 11:30:19 AM
Quote
Jadi tergelitik untuk ikut bertanya..
Jika begitu, siapa yang dipercaya dari semua pemuka agama? dan apa alasan untuk percaya ?

Saya pribadi : tidak ada sampai saya membuktikan sendiri kata" mereka...

Untuk masalah Nibbana terbukti atau tidak, ambil contoh lagi pake makanan (laper neh  (:$), lets say J.co deh... Anda belum pernah mencicipi J.co, tapi orang bilang enak... percaya? lets say NO... nah kalo ga percaya enak, silakan coba, counternya ada di Mall X, lantai x... yah anggap lagi Anda masih ga percaya J.co enak, but Anda teratrik sedikit dan pergi ke Mall X, ketika dari jauh ngeliat counternya, kok rame ya... n tampilannya meyakinkan... Anda berjalan mendekat, wanginya kecium (bayangin wangi J.co gimana)... nah, stop... setelah cium wanginya.... apakah mungkin benar rasa J.co enak? Anda belum nyicipin lho...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 27 July 2007, 11:34:08 AM
Nibbana bukan tempat, tp kondisi : terhentinya keserakahan, kebencian dan kegelapan batin. Nah bukankan semua orang bisa merealisasikannya.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 27 July 2007, 01:07:41 PM
Tergantung dalam konteks apa kita berbicara Sdr. Morp. Topik ini diangkat berasal dari subforum studi sutta/sutra yang perlu mengesampingkan adanya percaya (iman). Dan jika kita berbicara diluar studi dan mengenai pembuktian, maka perlu dipertanyakan bukti/fakta apa yang diinginkan? Alat apa yang digunakan dalam pembuktian?
Ketika seseorang ingin mengungkapkan bukti/fakta yang tidak bisa diukur oleh alat yang sifatnya materi, bagaimana kita mengakomodasikannya?
Sains yang kita tahu belum cukup memiliki alat untuk mengakomodasi hal-hal diluar materi. Jadi jika kita ingin Pembuktian dalam Buddhisme, maka kita tidak bisa HANYA menggunakan alat yang digunakan sains fisik.

Buddhisme dikatakan ilmiah (bersifat ilmu – KBBI)) bukan HANYA karena pembuktian melalui sains, tetapi karena menggunakan metode-metode tertentu untuk menjelaskan fenomena tertentu . Tapi ketika dikatakan apakah Buddhisme = sains (hal yang berhubungan dengan fisik semata), ya jelas tidak. Plus, bagaimana kita menerjemahkan kata sains itu sendiri.

Jadi jika diminta untuk membuktikan tavatimsa dengan ukuran sains fisik, ya tidak akan bisa, sampai tua.
bang kelana, sebenernya perbedaan kita terletak pada definisi 'ilmiah' (scientific).

singkatnya, sesuatu bersifat scientific apabila didasarkan pada metode ilmiah (scientific method) dan metode ilmiah ini menekankan pada bukti2 empiris dan terukur.
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_method

kenapa dunia sains sangat menekankan pada bukti2 empiris dan terukur?
karena bukti2 empiris dan terukurlah yg bisa benar2 meyakinkan dan mampu diformulasikan dan direproduksi secara konsisten.

buddhis boleh saja mengatakan teori2 buddhis sangat canggih dan tidak ada satu instrumen sains pun yg mampu mengukurnya dan suatu saat itu akan bisa dibuktikan, namun anda juga perlu mengerti, ribuan kepercayaan dan tahayul lainnya juga mengatakan hal yg sama.

misalkan saja saya memiliki kepercayaan bahwa ada satu buah durian berevolusi antara planet mars dan venus, karena kecilnya, tidak ada satu instrumenpun yg bisa melacak dan mengukur keberadaan buah durian ini. dunia scientific tidak akan bisa menerima kepercayaan ini, seberapa pun yakinnya saya akan keberadaan durian ini.

nah, di mata sains, kepercayaan buddhis itu sama statusnya dengan kepercayaan buah durian tadi... sains gak membeda2kan karena sains selalu berusaha untuk objektif...


Dan mengenai masalah yang belum (saya tidak  ingin mengatakan “tidak”) bisa dibuktikan dalam Buddhisme, saya tidak mengatakannya sebagai iman (bagi anda belief). Karena yang namanya iman (faith), sekali terbukti salah, maka akan meruntuhkan segalanya. Berbeda dengan apa yang belum terbuktikan dalam Buddhisme.
saya mikir itulah definisi anda mengenai iman... dan definisi saya berbeda...

supaya tidak berlarut2, saya pikir kita membicarakan hal yg sama.
perbedaannya hanyalah ada di definisi.
kesimpulan saya:
* kepercayaan buddhis tidaklah ilmiah (ilmiah dalam arti didapat dengan metode ilmiah yg berbasis bukti2 empiris dan terukur)
* yg dinamakan "bisa dibuktikan oleh diri sendiri" atau "dilogikakan dengan mikir2" itu bukanlah bukti2 empiris dan terukur, dan karenanya dunia scientific tidak (atau kalo anda suka, kita pake kata "belum") bisa menerimanya
* dimata science, buddhisme lebih cocok untuk dikotakkan ke dalam filosofi

sekali lagi posisi saya disini bukan untuk menyatakan bahwa buddhisme itu inferior dibandingkan science ataupun untuk menjelek2kan buddhisme...

saya setuju buddhisme itu indah, menerangkan lebih banyak dan menyeluruh ketimbang sains... tapi tetaplah tidak ilmiah dan bukan sains. itu aja.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 27 July 2007, 03:03:57 PM
bang kelana, sebenernya perbedaan kita terletak pada definisi 'ilmiah' (scientific).

singkatnya, sesuatu bersifat scientific apabila didasarkan pada metode ilmiah (scientific method) dan metode ilmiah ini menekankan pada bukti2 empiris dan terukur.
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_method

kenapa dunia sains sangat menekankan pada bukti2 empiris dan terukur?
karena bukti2 empiris dan terukurlah yg bisa benar2 meyakinkan dan mampu diformulasikan dan direproduksi secara konsisten.

buddhis boleh saja mengatakan teori2 buddhis sangat canggih dan tidak ada satu instrumen sains pun yg mampu mengukurnya dan suatu saat itu akan bisa dibuktikan, namun anda juga perlu mengerti, ribuan kepercayaan dan tahayul lainnya juga mengatakan hal yg sama.

misalkan saja saya memiliki kepercayaan bahwa ada satu buah durian berevolusi antara planet mars dan venus, karena kecilnya, tidak ada satu instrumenpun yg bisa melacak dan mengukur keberadaan buah durian ini. dunia scientific tidak akan bisa menerima kepercayaan ini, seberapa pun yakinnya saya akan keberadaan durian ini.

nah, di mata sains, kepercayaan buddhis itu sama statusnya dengan kepercayaan buah durian tadi... sains gak membeda2kan karena sains selalu berusaha untuk objektif...

Nampaknya benar bahwa perbedaan kita terletak pada definisi 'ilmiah' (scientific), karena saya menganggap “ilmiah” berarti bersifat ilmu, bukan identik dengan sains fisik.

Ya kalau hanya perbedaan definisi ya...case close. 8->  Yang terpenting kita sudah tahu maksud masing-masing.  8->


Dan mengenai masalah yang belum (saya tidak  ingin mengatakan “tidak”) bisa dibuktikan dalam Buddhisme, saya tidak mengatakannya sebagai iman (bagi anda belief). Karena yang namanya iman (faith), sekali terbukti salah, maka akan meruntuhkan segalanya. Berbeda dengan apa yang belum terbuktikan dalam Buddhisme.

saya mikir itulah definisi anda mengenai iman... dan definisi saya berbeda...

supaya tidak berlarut2, saya pikir kita membicarakan hal yg sama.
perbedaannya hanyalah ada di definisi.
kesimpulan saya:
* kepercayaan buddhis tidaklah ilmiah (ilmiah dalam arti didapat dengan metode ilmiah yg berbasis bukti2 empiris dan terukur)
* yg dinamakan "bisa dibuktikan oleh diri sendiri" atau "dilogikakan dengan mikir2" itu bukanlah bukti2 empiris dan terukur, dan karenanya dunia scientific tidak (atau kalo anda suka, kita pake kata "belum") bisa menerimanya
* dimata science, buddhisme lebih cocok untuk dikotakkan ke dalam filosofi

 

Sekarang giliran kesimpulan saya:
•   Buddhisme mengandung hal-hal yang ilmiah (bersifat ilmu) tetapi ia bukanlah identik dengan science fisik. Ia memiliki sistem, metode tersendiri.
•   Dengan demikian Pembuktian dalam Buddhisme (sesuai dengan topik) tidaklah bisa hanya menggunakan bukti empiris dan terukur dalam koridor science fisik.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: markosprawira on 27 July 2007, 03:19:41 PM
Anak TK diajari bahwa hujan adalah ciptaan X, dan itu harus diterima....
Naek ke SD, anak mulai diajari tentang IPA, tapi tetap hujan adalah ciptaan X
di SMP, mulai diterangkan mengenai siklus air... dari hujan, air tanah sampai menguap dan menjadi hujan lagi
Di SMA, malah lebih detail digambarkan bagaimana komposisi air dari H2O, bagaimana reaksinya sampai terjadi hujan asam dan sebagainya

demikian juga pembuktian...... anak TK jika dibilang air itu terdiri dari 2 molekul H dan 1 molekul O, dia pasti ga akan mau terima.....
kenapa demikian???
yah memang kapasitasnya belum sampe kesana.....

Demikian juga Nibbana.
Jika ingin dibuktikan, kita harus "sekolah" dulu sampe bisa mengerti dan membuktikan "Nibbana"
jika tidak demikian, sama aja kaya menggunakan otak anak TK, untuk mengerti pelajaran anak SMA

Jika terus berkeras untuk tetap menggunakan otak anak TK, yah selamanya ga akan bisa memahami pelajaran anak SMA

kalau pinjam iklan salah satu rokok:
Menjadi Tua Itu Pasti
Menjadi Dewasa, Itu Pilihan......

semoga ini bisa menginspirasikan kita untuk tidak terjebak pada konsep2 dan terus berjuang pada upaya pengikisan dosa, lobha dan moha....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kelana on 27 July 2007, 03:25:19 PM
pakai lidah sendiri dong. kamu punya lidah juga kan? nah sekarang jawab buktinya nibbana ada atau tidak mana?

Nah, begitu juga nibbana, harus kita rasakan sendiri. Dan karena nibbana bukanlah fisik tetapi kondisi pikiran, bagaimana saya memberikan bukti fisik kepada anda? Apakah saya harus membelah kepala saya agar anda bisa lihat apa pikiran saya? Kalau setelah itu anda bisa lihat it's OK, tapi kalau tidak (karena pikiran bukanlah fisik) ya sia-sia lah saya mati ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: davit_c on 27 July 2007, 03:50:56 PM
Saya pikir, "katanya" Sang Buddha mengatakan kalau Nibbana itu ada... dan "katanya" Beliau telah merealisasikan Nibbana... "katanya" Sang Buddha telah memberitahukan caranya/jalan merealisasikan Nibbana...
lalu apakah yang menjadi permasalahan sekarang bagaimana menjelaskan dan membuktikan Nibbana?

Hehehe... ini seperti kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi, tapi kita bertengkar tentang seperti "apa sih tempat itu?" "apakah tempat itu benar2 ada?" dan kita hanya diam ditempat tanpa mau berjalan menurut petunjuk orang yg pernah pergi ke tempat itu...
Lalu ada pertanyaan lagi... "jika kita berjalan menurut petunjuk orang itu dan ternyata tempat itu tidak ada bukankah perjalanannya menjadi sia2?"
Akan tetapi menurut saya, Sang Buddha menunjukkan jalan yang indah dimana selama kita berjalan ke tempat tersebut kita dapat melihat kenyataan2... terlepas dari ada tidaknya Nibbana yang ditunjukkan oleh Sang Buddha, perjalanan itu sendiri bukanlah hal yang sia2... :)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 04:41:18 PM
coba dijelaskan secara logika .. kondisi pikiran bagaimana tuh..? terus kalau di alam dewa penghuninya pakai perhiasan dari emas dan berlian itu siapa suppliernya.? kalau makhluk di alam petta lehernya cuma selebar jarum koq tidak patah.. logikanya mana?
bisa dibuktikan tidak? banyak hal dalam agama Buddha yang tidak bisa dibuktikan apalagi dipikir secara logika

pakai lidah sendiri dong. kamu punya lidah juga kan? nah sekarang jawab buktinya nibbana ada atau tidak mana?

Nah, begitu juga nibbana, harus kita rasakan sendiri. Dan karena nibbana bukanlah fisik tetapi kondisi pikiran, bagaimana saya memberikan bukti fisik kepada anda? Apakah saya harus membelah kepala saya agar anda bisa lihat apa pikiran saya? Kalau setelah itu anda bisa lihat it's OK, tapi kalau tidak (karena pikiran bukanlah fisik) ya sia-sia lah saya mati ^-^

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 27 July 2007, 04:46:01 PM
coba dijelaskan secara logika .. kondisi pikiran bagaimana tuh..? terus kalau di alam dewa penghuninya pakai perhiasan dari emas dan berlian itu siapa suppliernya.? kalau makhluk di alam petta lehernya cuma selebar jarum koq tidak patah.. logikanya mana?
bisa dibuktikan tidak? banyak hal dalam agama Buddha yang tidak bisa dibuktikan apalagi dipikir secara logika

Sebelum dijawab.. Sdr. Dharmakara.
Saya ingin bertanya. Anda tentu tahu rasa cuka..
Bisa Anda menjelaskan rasa cuka secara logika..
Apakah Anda bisa menguraikan kata2 yang tepat untuk
menguraikan rasa cuka secara keseluruhan?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 04:49:42 PM
masih jauh sekali... untuk membuktikan agama Buddha secara ilmiah.. sangat-sangat jauh.... hampir tidak mungkin..
kalau sekarang ada hubungan dengan ilmiah itu juga sangat sedikit.. kalau tidak ada cara pembuktian secara ilmiah. mau dengan cara apakah untuk membuktikan, pakai metode apa? buktinya alam dewa, alam petta, alam neraka tidak bisa dibuktikan.... ???

Sekarang giliran kesimpulan saya:
•   Buddhisme mengandung hal-hal yang ilmiah (bersifat ilmu) tetapi ia bukanlah identik dengan science fisik. Ia memiliki sistem, metode tersendiri.
•   Dengan demikian Pembuktian dalam Buddhisme (sesuai dengan topik) tidaklah bisa hanya menggunakan bukti empiris dan terukur dalam koridor science fisik.

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 04:51:12 PM
tidak pernah ada logika dan pembuktian ........ karena topik yang ingin saya angkat adalah : IMAN...


coba dijelaskan secara logika .. kondisi pikiran bagaimana tuh..? terus kalau di alam dewa penghuninya pakai perhiasan dari emas dan berlian itu siapa suppliernya.? kalau makhluk di alam petta lehernya cuma selebar jarum koq tidak patah.. logikanya mana?
bisa dibuktikan tidak? banyak hal dalam agama Buddha yang tidak bisa dibuktikan apalagi dipikir secara logika

Sebelum dijawab.. Sdr. Dharmakara.
Saya ingin bertanya. Anda tentu tahu rasa cuka..
Bisa Anda menjelaskan rasa cuka secara logika..
Apakah Anda bisa menguraikan kata2 yang tepat untuk
menguraikan rasa cuka secara keseluruhan?

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 04:53:57 PM
pada awalnya belajar agama Buddha memang terdapat logika-logika... namun logika dan pembuktian itu ada ujungnya. ada suatu tahap dimana agama Buddha tidak dapat dilogika dan dibuktikan, sebelum seseorang mencapai tingkat arahat.. impossible untuk membuktikan semuanya...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 27 July 2007, 06:50:42 PM
tidak pernah ada logika dan pembuktian ........ karena topik yang ingin saya angkat adalah : IMAN...


coba dijelaskan secara logika .. kondisi pikiran bagaimana tuh..? terus kalau di alam dewa penghuninya pakai perhiasan dari emas dan berlian itu siapa suppliernya.? kalau makhluk di alam petta lehernya cuma selebar jarum koq tidak patah.. logikanya mana?
bisa dibuktikan tidak? banyak hal dalam agama Buddha yang tidak bisa dibuktikan apalagi dipikir secara logika

Sebelum dijawab.. Sdr. Dharmakara.
Saya ingin bertanya. Anda tentu tahu rasa cuka..
Bisa Anda menjelaskan rasa cuka secara logika..
Apakah Anda bisa menguraikan kata2 yang tepat untuk
menguraikan rasa cuka secara keseluruhan?


Bukan juga begitu. Kadang tidak ada kata yang tepat untuk menjelaskannya.
Makanya saya tadi meminta Anda untuk menganalogikan perkataan Anda "Jari Menunjuk Bulan" ke Post ini.. Karena apa ? Karena inilah keterbatasan kata2..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 07:12:13 PM
Quote
coba dijelaskan secara logika .. kondisi pikiran bagaimana tuh..? terus kalau di alam dewa penghuninya pakai perhiasan dari emas dan berlian itu siapa suppliernya.? kalau makhluk di alam petta lehernya cuma selebar jarum koq tidak patah.. logikanya mana?
bisa dibuktikan tidak? banyak hal dalam agama Buddha yang tidak bisa dibuktikan apalagi dipikir secara logika

walah, kok dimasalahkan emas dan berlian, leher selebar jarum....
yang mau dipermasalahkan sebenarnya adalah alamnya itu... ada yang pernah liat Dewa? kalo ada, ya sudah... Ada yang pernah liat setan? kalo ada, ya sudah... mengenai emas dsb, tanya aja ma Dewa... Sang Buddha ga pernah mengajarkan bahwa Dewa memakai perhiasan adalah logis/benar... Atau makhluk alam Peta berleher kecil adalah logis/benar... Di Sutta tertulis ada 31 alam... Nah, kita liat sendiri banyak sekali kejadian katanya orang melihat setan, dewa, berarti mank bener alam kehidupan ada lebih dari 1 terlepas dari bentuk mereka dan aksesoris mereka seperti apa. Anda mengambil contoh terlalu jauh....

Quote
masih jauh sekali... untuk membuktikan agama Buddha secara ilmiah.. sangat-sangat jauh.... hampir tidak mungkin..
kalau sekarang ada hubungan dengan ilmiah itu juga sangat sedikit.. kalau tidak ada cara pembuktian secara ilmiah. mau dengan cara apakah untuk membuktikan, pakai metode apa? buktinya alam dewa, alam petta, alam neraka tidak bisa dibuktikan.... Huh?

bukan tidak mungkin. tapi belum memungkinan...
hal yang belum dibuktikan belum tentu tidak logis (setidaknya tidak logis untuk saat ini), dan hal yang logis, belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya juga... contoh deh : film Jurassic Park, sangat logis bukan penjelasan bagaimana mereka menghidupkan kembali dinosaurus, tapi jika logika itu dipake, apakah dapat menciptakan dinosaurus lagi?

Quote
pada awalnya belajar agama Buddha memang terdapat logika-logika... namun logika dan pembuktian itu ada ujungnya. ada suatu tahap dimana agama Buddha tidak dapat dilogika dan dibuktikan, sebelum seseorang mencapai tingkat arahat.. impossible untuk membuktikan semuanya...

sekali lagi, bukan tidak dapat dibuktikan... hanya Anda, kita, belum mampu membuktikan...

Anda mungkin bilang, belum terbukti kenapa Saya percaya? iman buta donk.....
nope. gw ga percaya kok, apalagi mengimaninya... gw yakin semua yang disini juga gitu... kalo pada percaya, ya udah... justru karena kita tidak percaya, kita semua ada disini untuk membuktikannya sendiri... mungkin Anda bertanya lagi kalo seandainya ajaran Buddha bullshit semua, mau kita sampe mampus ga ada pembuktian sedikit pun dari ini semua bagaimana? gw pikir semua yang disini yang berani memilih agama Buddha udah berani terima resikonya  :P

saya sendiri memilih agama Buddha bukan karena logis, benar, masuk akal, dll.....
tapi karena dikaitkan dengan kenyataan kehidupan ini sekarang, bisa dibilang agama Buddha yang paling bisa menjawab... (mungkin ini yang disebut logis, logis terhadap kenyataan, bukan logis terhadap isi" Sutta itu sendiri)...

yah.... just my stupid humble opinion....
 :)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 28 July 2007, 10:01:06 AM
pada awalnya belajar agama Buddha memang terdapat logika-logika... namun logika dan pembuktian itu ada ujungnya. ada suatu tahap dimana agama Buddha tidak dapat dilogika dan dibuktikan, sebelum seseorang mencapai tingkat arahat.. impossible untuk membuktikan semuanya...
imposible membuktikan semuanya?? apa anda tidak salah???

kalo saya bukan arahat tapi sering membuktikan buah karma yg langsung berbuah pada kehidupan ini.. contoh yg saya atau kita  sering temui :
- dulu sering menghindar dari yg namanya wanita.. belakangan jadi sering di jauhi wanita
- dulu sering berhutang sama orang.. kini sering ditagih hutang sama orang..
- dulu suka jahat sama orang.... kini orang jarang mau berteman..
- dulu kita sering bicara jahat sama orang... kini orang tidak senang mendengarkan kita

Apakah itu bukan buah karma.. ya itulah contoh akibat yg nyata dirasakan jika kita melakukan perbuatan dengan sadar/sengaja/dengan niat..
jadi apakah masih semua tidak bisa dibuktikan??

Jika hanya menggunakan "PERCAYA" tapi tidak memahami/mempraktekan ya sampai kapan pun tidak akan bisa membuktikan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 28 July 2007, 11:14:45 AM
pada awalnya belajar agama Buddha memang terdapat logika-logika...
namun logika dan pembuktian itu ada ujungnya.

ada suatu tahap dimana agama Buddha tidak dapat dilogika dan dibuktikan,
sebelum seseorang mencapai tingkat arahat.. impossible untuk membuktikan semuanya...
Benar adanya tidak seluruhnya mampu kita tangkap dengan keterbatasan logika dan pemahaman kita,

Namun...
Logika yg menurut anda ngawur, Silahkan dikulik kembali...
Adakah faedahnya logika tersebut bagi anda...

Jikalau ada... maka...
Jikalau tidak ada... maka...

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 12:35:26 AM
walah, kok dimasalahkan emas dan berlian, leher selebar jarum....
yang mau dipermasalahkan sebenarnya adalah alamnya itu... ada yang pernah liat Dewa? kalo ada, ya sudah... Ada yang pernah liat setan? kalo ada, ya sudah... mengenai emas dsb, tanya aja ma Dewa... Sang Buddha ga pernah mengajarkan bahwa Dewa memakai perhiasan adalah logis/benar... Atau makhluk alam Peta berleher kecil adalah logis/benar... Di Sutta tertulis ada 31 alam... Nah, kita liat sendiri banyak sekali kejadian katanya orang melihat setan, dewa, berarti mank bener alam kehidupan ada lebih dari 1 terlepas dari bentuk mereka dan aksesoris mereka seperti apa. Anda mengambil contoh terlalu jauh....
benar.. apa itu yang tertulis di Sutta adalah kebenaran, masa bodoh dengan pembuktian dan logika. !!! itu adalah iman !!!  sebagai perbandingan, ada juga kejadian orang melihat setan ,hantu, para dewa, tapi umat Buddha mengatakan bahwa itu salah dan halusinasi... :o... aneh juga ya..???


bukan tidak mungkin. tapi belum memungkinan...
hal yang belum dibuktikan belum tentu tidak logis (setidaknya tidak logis untuk saat ini), dan hal yang logis, belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya juga... contoh deh : film Jurassic Park, sangat logis bukan penjelasan bagaimana mereka menghidupkan kembali dinosaurus, tapi jika logika itu dipake, apakah dapat menciptakan dinosaurus lagi?
bentuk dinosaurus itu juga hasil tebak-tebakan ilmuwan.. susah sekali membuktikannya secara sempurna. walaupun bukti-bukti tulang dinosaurus sudah ditemukan... logika tidak menyelesaikan semuanya...


sekali lagi, bukan tidak dapat dibuktikan... hanya Anda, kita, belum mampu membuktikan...

Anda mungkin bilang, belum terbukti kenapa Saya percaya? iman buta donk.....
nope. gw ga percaya kok, apalagi mengimaninya... gw yakin semua yang disini juga gitu... kalo pada percaya, ya udah... justru karena kita tidak percaya, kita semua ada disini untuk membuktikannya sendiri... mungkin Anda bertanya lagi kalo seandainya ajaran Buddha bullshit semua, mau kita sampe mampus ga ada pembuktian sedikit pun dari ini semua bagaimana? gw pikir semua yang disini yang berani memilih agama Buddha udah berani terima resikonya  :P

saya sendiri memilih agama Buddha bukan karena logis, benar, masuk akal, dll.....
tapi karena dikaitkan dengan kenyataan kehidupan ini sekarang, bisa dibilang agama Buddha yang paling bisa menjawab... (mungkin ini yang disebut logis, logis terhadap kenyataan, bukan logis terhadap isi" Sutta itu sendiri)...

yah.... just my stupid humble opinion....
 :)
percaya adanya nibbana tanpa bisa membuktikan dan menjabarkan secara logis.... boleh disebut sebagai: umat buddha mengimani adanya nibbana....  apa bedanya seperti umat kr****n mengimani adanya Tuhan.... lantas apa yang salah dengan mengimani? ... cuma sedikit koq dari ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam..  nibbana tidak termasuk suatu ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam.  Pembuktian metode umat awam ada batasnya, logika umat awam juga ada batasnya. Sedangkan Nibbana diluar batas tersebut

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 12:42:09 AM
saya kira kita sedang mencoba melogika dan membuktikan apa yang belum pernah kita rasakan dan alami: nibbana.....  apakah mungkin kita melakukan hal ini??? di-imani saja deh...

Bukan juga begitu. Kadang tidak ada kata yang tepat untuk menjelaskannya.
Makanya saya tadi meminta Anda untuk menganalogikan perkataan Anda "Jari Menunjuk Bulan" ke Post ini.. Karena apa ? Karena inilah keterbatasan kata2..

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 12:46:15 AM
iya.. sebagai seorang non-arahat.. kita tidak bisa membuktikan banyak hal.. sayang sekali...
cuma sebatas inilah kemampuan logika dan pembuktian.... sisanya:
pembuktian dan logika di agama Buddha == TEBAK-TEBAKAN dalam menafsirkan isi Sutta dan ajaran Buddha

pada awalnya belajar agama Buddha memang terdapat logika-logika... namun logika dan pembuktian itu ada ujungnya. ada suatu tahap dimana agama Buddha tidak dapat dilogika dan dibuktikan, sebelum seseorang mencapai tingkat arahat.. impossible untuk membuktikan semuanya...
imposible membuktikan semuanya?? apa anda tidak salah???

kalo saya bukan arahat tapi sering membuktikan buah karma yg langsung berbuah pada kehidupan ini.. contoh yg saya atau kita  sering temui :
- dulu sering menghindar dari yg namanya wanita.. belakangan jadi sering di jauhi wanita
- dulu sering berhutang sama orang.. kini sering ditagih hutang sama orang..
- dulu suka jahat sama orang.... kini orang jarang mau berteman..
- dulu kita sering bicara jahat sama orang... kini orang tidak senang mendengarkan kita

Apakah itu bukan buah karma.. ya itulah contoh akibat yg nyata dirasakan jika kita melakukan perbuatan dengan sadar/sengaja/dengan niat..
jadi apakah masih semua tidak bisa dibuktikan??

Jika hanya menggunakan "PERCAYA" tapi tidak memahami/mempraktekan ya sampai kapan pun tidak akan bisa membuktikan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 12:50:29 AM
kalau tidak peraya coba saja buktikan hukum karma:
 Hugh Hefner, pemilik majalah playboy  =P~ =P~ =P~
di-mansionnya dia tinggal bersama kira2 80 cewek cantik.. =P~ =P~ =P~
tiap hari nge-sex dengan wanita muda cantik-cantik...
oh oh..... hukum karma apa yang menyebabkan dia mendapatkan mansion yang mewah dan dikelilingi cewek-cewek cantik   =P~ =P~ =P~ serta menjadi seorang kaya raya...

ada yang bisa menjelaskan secara logis bagaimana proses hukum karma hugh hefner ???
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 29 July 2007, 12:58:33 AM
Dharmakara, Jikalau ada penjelasan Logis mengenai Sebab mengapa Hugh Hefner tersbut bisa menjadi demikian,
Apakah faedahnya bagi anda ?

atau... anda sedang berniad mengikuti jejaknya ?

jikalau memang benar begitu adanya...
Saya sebaiknya tidak membeberkan...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:35:06 AM
kemenyan.. heuheueheuehu.. tentu saja berfaedah dong.. kamu ingin tidak suatu hari bisa seperti hugh hefner..  >:D >:D >:D >:D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:36:00 AM
just joking...  =)) =)) =)) =)) =))
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 29 July 2007, 01:38:47 AM
Tidak...
Anda hanya menilik satu sisi glamour nya...

Namun anda tidak menilik sisi sengsaranya...
Coba anda kumpulkan 10 Kesenangan dari Hugh Hefner,
dan 10 Kesengsaraan dari Hugh Hefner

dan bandingkan dengan 10 Kesenangan dan Kesengsaraan yg anda miliki
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 29 July 2007, 08:38:04 AM
Dalam tradisi agama lain, seseorang akan diselamatkan oleh iman, karena iman adalah bukti kesetiaan sepenuhnya kepada Tuhan, dan oleh karenanya Tuhan akan menjawabnya dlm bentuk keselamatan padanya. Nah apakah sdr dhammakara memandang iman umat Buddhist seperti itu? Secara nalar iman adalah penerimaan doktrin2 yg harus dipatuhi dan di iyakan tanpa pembuktian. Contoh agama samawi percaya Tuhannya menciptakan dalam 6 hari, mereka mengimaninya dan bila ada bukti yg lain apa mereka masih akan percaya? (ya pasti percaya karena tertulis dalam kitabnya jadi pasti benar). Nah apakah umat Buddha seperti itu?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 10:25:42 AM
Quote
benar.. apa itu yang tertulis di Sutta adalah kebenaran, masa bodoh dengan pembuktian dan logika. !!! itu adalah iman !!!  sebagai perbandingan, ada juga kejadian orang melihat setan ,hantu, para dewa, tapi umat Buddha mengatakan bahwa itu salah dan halusinasi... Shocked... aneh juga ya..Huh?

Bro, maap, kapan umat Buddhis mengklaim penglihatan Dewa dan Setan selalu adalah salah dan halusinasi? tolong dikoreksi...
Di Sutta tidak terdapat kebenaran, tetapi tentang kebenaran... Apa itu kebenaran sesungguhnya seharusnya kita yang menemukannya sendiri, dan setiap orang mampu menemukannya...

Quote
bentuk dinosaurus itu juga hasil tebak-tebakan ilmuwan.. susah sekali membuktikannya secara sempurna. walaupun bukti-bukti tulang dinosaurus sudah ditemukan... logika tidak menyelesaikan semuanya...

logika memang tidak menyelesaikan. tapi setidaknya bisa memberikan sedikit gambaran/petunjuk, yang kebenarannya dapat ditemukan sendiri sedikit demi sedikit dalam pencarian itu...

Quote
percaya adanya nibbana tanpa bisa membuktikan dan menjabarkan secara logis.... boleh disebut sebagai: umat buddha mengimani adanya nibbana....  apa bedanya seperti umat kr****n mengimani adanya Tuhan.... lantas apa yang salah dengan mengimani? ... cuma sedikit koq dari ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam..  nibbana tidak termasuk suatu ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam.  Pembuktian metode umat awam ada batasnya, logika umat awam juga ada batasnya. Sedangkan Nibbana diluar batas tersebut

menjabarkan Nibbana secara logis? kenapa tidak?
coba Anda pikir" lagi NIbbana itu apa....

apa salahnya dengan mengimani?
tidak ada salahnya. tapi apakah ada gunanya hanya mengimani? jika yang diimani itu tidak benar bagaimana? memang kita belum bisa membuktikan, tetapi bukankah kita sekarang sedan mencoba kesana?
Nibbana sama sekali TIDAK berada di luar batas kemampuan manusia. Pernah liat orang yang baek banget? Orang yang ketemu masalah apapun tetap tenang? Orang yang tahan ga ngeseks seumur hidup? Orang yang bijaksana? Orang yang tidak pernah jahat? Orang yang selalu keliatan bahagia?

Quote
saya kira kita sedang mencoba melogika dan membuktikan apa yang belum pernah kita rasakan dan alami: nibbana.....  apakah mungkin kita melakukan hal ini??? di-imani saja deh...

Nibbana itu terlepas dari ada atau tidaknya, di Sutta tertulis tentang cara pencapaiannya...
Ambil contoh agama X, terlepas dari ada tidaknya tuhan, di kitab tertulis cara menemuinya...
mana yang lebih mungkin dicapai menurut Anda? menurut Anda kita bisa tidak?

Quote
ya.. sebagai seorang non-arahat.. kita tidak bisa membuktikan banyak hal.. sayang sekali...
cuma sebatas inilah kemampuan logika dan pembuktian.... sisanya:
pembuktian dan logika di agama Buddha == TEBAK-TEBAKAN dalam menafsirkan isi Sutta dan ajaran Buddha

terus? mau nyerah?  ^-^ mank dulu para Arahat pertama kali belajra langsung membuktikan semuanya?
ingat lagi tujuan ajaran Buddha. Tujuan ajaran Buddha bukan untuk membuktikan isi Sutta.
Tujuan kita adalah melepaskan diri dari samsara...
nah, dalam pencapaian ini, apakah masih kurang jelas caranya dibabarkan oleh Sang Buddha? masih perlukah maen tebak"an? dalam perjalanan kita inilah bukti" Sutta akan kita ketahui sendiri...
bukan mempecayai/mengimani/apapun itu, let say dalam perjalanan ke tempat A. ada orang bilang di tengah jalan sebelah kanan nanti ada toko X. ini ga perlu dipercaya, yah cukup diingat saja KATANYA ada toko X disana... nah seandainya Anda lewat, dan melihat toko X, "oh, emank ada"... kalo ternyata tidak ada, "oh dia bohong"... nah ada tidaknya toko X apakah menghalangi kita sampai ke tempat A?

Quote
Dalam tradisi agama lain, seseorang akan diselamatkan oleh iman, karena iman adalah bukti kesetiaan sepenuhnya kepada Tuhan, dan oleh karenanya Tuhan akan menjawabnya dlm bentuk keselamatan padanya. Nah apakah sdr dhammakara memandang iman umat Buddhist seperti itu? Secara nalar iman adalah penerimaan doktrin2 yg harus dipatuhi dan di iyakan tanpa pembuktian. Contoh agama samawi percaya Tuhannya menciptakan dalam 6 hari, mereka mengimaninya dan bila ada bukti yg lain apa mereka masih akan percaya? (ya pasti percaya karena tertulis dalam kitabnya jadi pasti benar). Nah apakah umat Buddha seperti itu?

betul... coba Anda renungkan lagi...
disini terlihat Anda sangat memaksakan bahwa ajaran Budha adalah mengimani. Sedangkan Beliau sendiri nggak menganjurkan kita untuk demikian...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 12:40:24 PM
benar.. apa itu yang tertulis di Sutta adalah kebenaran, masa bodoh dengan pembuktian dan logika. !!! itu adalah iman !!!  sebagai perbandingan, ada juga kejadian orang melihat setan ,hantu, para dewa, tapi umat Buddha mengatakan bahwa itu salah dan halusinasi... :o... aneh juga ya..???


wait... apa yg tertulis di Sutta adalah kebenaran dan sayangnya hal itu bs dibuktikan dan sesuai logika, berarti hal tersebut bukan iman bukan ?

contoh : saya bisa membuktikan Integral lipat banyak itu ada dan buku yg menjelaskan tentang integral lipat banyak itu benar. tapi bagi seorang anak SD/SMP tidak akan pernah bs membuktikan rumus integral lipat banyak, betul ? nah apakah wajar anak SD/SMP itu mengklaim integral tersebut tidak dapat dibuktikan dan hanya teori kosong yg terpaksa dipercaya karena pelajaran (penjelasan terhadap iman), tapi nyatanya teori itu ada dan bisa dibuktikan...

melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi

 

bentuk dinosaurus itu juga hasil tebak-tebakan ilmuwan.. susah sekali membuktikannya secara sempurna. walaupun bukti-bukti tulang dinosaurus sudah ditemukan... logika tidak menyelesaikan semuanya...

wait, jika anda mengatakan bahwa dinosaurus itu adalah hasil tebak-tebakan ilmuwan, maka saya bs donk mengatakan bahwa cerita konyol dari agama Samawi adalah hasil tebak-tebakan ato dogeng, kenapa ? tidak ada bukti dan logika atas cerita tersebut kacau, wong yg ada bukti aja belum pastikan, betul ?


percaya adanya nibbana tanpa bisa membuktikan dan menjabarkan secara logis.... boleh disebut sebagai: umat buddha mengimani adanya nibbana....  apa bedanya seperti umat kr****n mengimani adanya Tuhan.... lantas apa yang salah dengan mengimani? ... cuma sedikit koq dari ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam..  nibbana tidak termasuk suatu ajaran Buddha yang bisa dilogika dan dibuktikan oleh umat awam.  Pembuktian metode umat awam ada batasnya, logika umat awam juga ada batasnya. Sedangkan Nibbana diluar batas tersebut

tepat ! Nibbana diluar batas logika umat awam, tapi tidak untuk umat yg telah dapat merealisasinya, anda tentunya harus melihat kenyataan yg ada, betul ? umat Buddha tidak mengimani Nibbana, Nibbana hanya teori yg menjadi tujuan dari umat Buddha yg bisa dicapai dan dibuktikan, cuma itu...

beda dengan sistem agama Nasrani yg meng-halalkan adanya si Tuhan, walau belum dibuktikan ato anda bisa memberikan bukti atas keberadaan Tuhan ? trus anda bertanya "lantas apa yang salah dengan mengimani?" [kata-kata ini lazim keluar dari pikiran dan mulut orang kr****n, apakah anda termasuk didalamnya ?] tidak ada yg salah, silakan jika anda mau, trus kenapa anda menuntut hal yg serupa ada didalam Buddhism walau sebenarnya tidak demikian ?

contoh simple:
seseorang datang pada dhanuttono dan dharmakara, setelah itu orang tersebut bercerita adanya kota X yg indah...

dhanuttono tidak menerima keberadaan itu secara langsung, tapi mencari tau informasi mengenai hal tersebut [apakah sudah ada orang yg pernah datang/sampai ke kota tersebut selain orang yg menceritakan tentang kota tersebut] dan berusaha untuk membuktikan keberadaan kota tersebut dengan mendatangi kota X

tapi si dharmakara, karena ia kenal dengan orang tersebut, ia mempercayainya mentah2 keberadaan kota tersebut, tanpa harus cape2 membuktikan sendiri, ia yakin dengan ucapan orang yg menceritakan kota X walau sebenarnya orang tersebut jg mendengar dr orang lain mengenai kota X

nah anda bs membedakan antara iman ato tidak, iman bs dilihat dicontoh ke dua, tapi tidak dicontoh pertama...

contoh apa dari ajaran Buddhism apa yg tidak bisa dibuktikan dan dilogikakan ? ayuks sharing dunk...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 12:43:44 PM
kemenyan.. heuheueheuehu.. tentu saja berfaedah dong.. kamu ingin tidak suatu hari bisa seperti hugh hefner..  >:D >:D >:D >:D

oh tentu tidak, kami tau batasan bagaimana hidup yg baik dan benar, jika anda ingin suatu hari bisa seperti itu, silakan... toh jangan samakan keinginan yg buruk dari diri anda itu ke orang lain, betul ?

misalkan anda setiap kali melihat wanita, walaupun berpakaian lengkap, anda sudah berpikir yg macam2 [pikiran kotor muncul] berhubung anda laki2 begitu jg saya, trus dengan santainya anda mengatakan kepada saya, bro dhanuttono km jg berpikir macam2 jg toh ? nah... anda tau dari mana saya mikir macam2, sedangkan saya sendiri tidak memikirkan, apakah anda bisa membaca pikiran saya atau main teori tebak2kan ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 29 July 2007, 12:48:44 PM
Ayo CAYO
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 29 July 2007, 01:00:31 PM
sniff sniff sniff
hmm....bau domba...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 01:08:08 PM
kalau tidak peraya coba saja buktikan hukum karma:
 Hugh Hefner, pemilik majalah playboy  =P~ =P~ =P~
di-mansionnya dia tinggal bersama kira2 80 cewek cantik.. =P~ =P~ =P~
tiap hari nge-sex dengan wanita muda cantik-cantik...
oh oh..... hukum karma apa yang menyebabkan dia mendapatkan mansion yang mewah dan dikelilingi cewek-cewek cantik   =P~ =P~ =P~ serta menjadi seorang kaya raya...

ada yang bisa menjelaskan secara logis bagaimana proses hukum karma hugh hefner ???

wait perlu dipertegas disini, hukum Kamma/Karma cuma 1 yaitu hukum sebab-akibat, so tidak ada jenis hukum Kamma/karma lainnya dan Kamma/Karma bukan kutukan/balasan/ancaman atas sesuatu, karena pandangan umum orang Kamma/Karma itu sebagai balasan/kutukan/ancaman dari suatu perbuatan buruk.

Kamma/Karma berarti perbuatan, Kamma/Karma bisa baik atau buruk, tergantung jenis perbuatan yg dilakukan, Kamma/Karma yg terjadi bukan cuma dari 1 atau 2 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan. Kamma/Karma berlaku untuk setiap mahluk apa pun tanpa kecuali, tidak ada batasan kecuali terhadap orang yg telah memotong alur kehidupan.

hugh hefner memiliki kekayaan yg begitu banyak adalah buah dari perbuatan bajik dia, sama hal nya dengan orang2 kaya lainnya dan itu bukan berkah/rejeki dari Mr. T... kenapa dia dikelilingi oleh wanita2 cantik ? itu adalah perbuatan dia sendiri, kemana ia mau mengarahkan perbuatan dia, karena ia merasa mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bersenang2 dengan wanita.

sama hal nya dengan orang yg kaya, karena ia mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bermain judi, itu adalah pilihan dia sendiri, tidak ada Kamma/Karma yg mengatur apa yg akan dilakukan oleh seseorang ! apa yg akan dilakukan seseorang adalah bersumber dari niat dan pikiran dia sendiri, semua keputusan tergantung pada diri dia sendiri.

perbuatan buruk/amoral yg dilakukan seseorang dalam hidupnya berdasarkan keputusan dia sendiri, tidak ada yg mengatur/mengkondisikan dia untuk masuk kedalam pilihannya dia, Kamma/Karma tidak mengatur seseorang untuk masuk kedalam pilihan dia, sehingga ia menggunakan kekayaannya dengan salah yaitu menikmati nafsu indra-nya dengan para wanita bukan disebabkan karena Kamma/Karma tapi murni pillihan dia sendiri, bandingkan dengan konsep agama Nasrani, bahwa kekayaan berasal dari Mr. T dan Mr. T telah mengatur hidup hugh hefner, so berarti Mr. T lah yg mengkondisikan terjadinya perbuatan nista yg dilakukan oleh hugh hefner, betul ? jangan sangkut pautkan dengan Kamma/Karma dunk, silakan anda tanya lah pada Mr. T

setiap perbuatan buruk/amoral yg ia lakukan yg jg merupakan pilihan dia sendiri, baik yg ia sadari penuh atau tidak sadari, memiliki konsekuensi sendiri yg akan ia tanggung, ibarat ia menanam bibit dengan kualitas yg buruk, setelah ia menikmati hasil panen sebelumnya...


selingan : entah ada yg pernah dengar ini atau tidak (CMIIW)
saya jadi teringat satu cerita yg diceritakan oleh seorang guru bahasa inggris sekolah Katholik, yg pernah kuliah di jkt pada awal tahun 80'an, pada awal tahun 80'an ada sebuah gereja kr****n dimana memiliki pandangan yg berbeda dari yg lain, pendetanya mengajarkan Kasih yg luar biasa spektakuler, yaitu menebar kasih dengan cara hubungan intim, jadi si pendeta cukup puas, mengingat umat wanita byk, ya bayangi aja sendiri...

yg parahnya lagi ia jg mengajarkan ke keluarga umat", sehingga terjadi p*n*staan yg biadab, dimana anak laki bisa berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya, ayah bisa dengan anak perempuannya, umat laki2 bisa melakukan hubungan dengan istri orang [tentunya yg seumat digereja donk, kalo ga begitu, bisa kacau digebuki orang] semua itu adalah bentuk per-wujud-tan ajaran Kasih dari Mr. Y

pilihan yg diambil oleh umat dan pendeta tersebut apakah udah diatur oleh Mr. T ? kalo "ya" bisa kacau tuh  ^-^ kalo sesuai uraian saya diatas, Kamma/Karma tidak ada hubungan dengan pilihan yg diambil seseorang yg dilandasi oleh niat dan pikiran pribadi yg dituangkan dalam bentuk perbuatan... karena murni pilihan pribadi seseorang !
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 01:14:22 PM
tai_kucing
selamattttttt dataaaaaaaaaang!!!!!!
tolong perkenalkan diri di tred perkenalan  ^-^

 _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 01:25:06 PM
saya kira kita sedang mencoba melogika dan membuktikan apa yang belum pernah kita rasakan dan alami: nibbana.....  apakah mungkin kita melakukan hal ini??? di-imani saja deh...

kenapa harus mengimani bung ? kalo jalan untuk membuktikan Nibbana itu tersedia dan pintu gerbangnya terbuka lebar ? gratis pula... intinya kan bisa dibuktikan ? betul...

beda dunk, proses mengimani Mr. T dari agama Nasrani, bersyarat tp berani pasang label terbuka untuk siapa saja, asal... [tit...tit... * belum lulus badan sensor *] trus ga boleh dan ga bisa dibuktikan lagi... parah...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 01:33:23 PM
sabar sudara"ku seiman...

jangan dijudge Dharmakara adalah seorang K, belum tentu, mungkin dia eks-K, lagi transisi, belum paham benar dasar ajaran Buddha... jadi masih menggunakan metode saat di K dalam memahami Buddhisme... dan menganggap Buddhisme adalah logika, semuanya bisa dilogikakan, dan ketika tidak mampu dilogikakan, kita harus menyerah dan mengimani, bukannya terus mencari dan menemukan kebenaran sebenarnya... maybe... jangan diattack dulu... dimana" perang tuh ga enak  :)

Bhante Upaseno udah ada ngebahas masalah logika dan Dhamma di topik sebelah. silahkan Bro Kara baca lebih lanjut...  :)

tai_kucing
emank bener neh ni nick kerasa bau banget. kayanya bukan bau domba deh, tapi bau ee' kuciang  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 29 July 2007, 01:53:55 PM
Ada tai kucing di sini? Ohh I miss u tai kucing!! Tapi sebaiknya sdr dharma memberikan penjelasan dia sebagai umat mana, yg percaya imanisasi atau bukan.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 01:59:23 PM
gw pikir jawabannya udah bisa kita liat sendiri...
ya gw seh mikirnya paling dia ada kekeliruan menanggapi Buddhism seperti agam samawi...
di Buddhism segala yang dikitab harus dipercaya dulu baru dibuktikan...
jadi yang belum dibuktikan sendiri akan menjadi iman...
bro Kara, anggap aja hal" yang belum terbukti oleh diri sendiri itu sebagai pengetahuan, bukan iman...
apa salahnya kita mengetahui ada yang namanya Nibbana, terlepas benar tidaknya itu...
kalo mengimani hal tersebut berarti menganggap hal tersebut benar padahal belum membuktikan sendiri, padahal Sang Buddha tidak menganjurkan demikian....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 29 July 2007, 03:24:56 PM
bro Kara, anggap aja hal" yang belum terbukti oleh diri sendiri itu sebagai pengetahuan, bukan iman...
wah, kalo pake kata "pengetahuan", menurut saya itu keliru buesaaar... ;D

gini, gini, sebelom mengeroyok dharmakara rame2, mendingan samakan persepsi dulu, apa itu iman, apa itu kepercayaan, apa itu keyakinan, apa itu pengetahuan...

nah, kalo udah didefinisikan, baru mikir2 sebaiknya nibbana itu dimasupin ke kotak yg mana? iman kah? kepercayaan kah? pengetahuan kah?
hayo, berantemnya diteruskan...

 >:D >:D >:D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sumedho on 29 July 2007, 04:52:44 PM
 [at] tai_kucing:
 :-w katanya kgk pake nick itu kalo join.....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 05:03:48 PM
Quote
wah, kalo pake kata "pengetahuan", menurut saya itu keliru buesaaar... Grin

pengetahuan disini juga maksudnya bukan pengetahuan yang udah benar...
but kita sekedar mengetahui dalam Buddhism ada tentang 31 alam... cukup... terlepas dari benar tidaknya... yah seperti halnya (mungkin) kita semua tau Yesus lahir dari perawan Maria. cukup... terlepas dari benar tidaknya....
kata apa donk tepatnya Us? maklum pelajaran bahasa Indonesia kebanyakan ngobrol...  ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 10:02:24 PM
bro Kara, anggap aja hal" yang belum terbukti oleh diri sendiri itu sebagai pengetahuan, bukan iman...
wah, kalo pake kata "pengetahuan", menurut saya itu keliru buesaaar... ;D

gini, gini, sebelom mengeroyok dharmakara rame2, mendingan samakan persepsi dulu, apa itu iman, apa itu kepercayaan, apa itu keyakinan, apa itu pengetahuan...

nah, kalo udah didefinisikan, baru mikir2 sebaiknya nibbana itu dimasupin ke kotak yg mana? iman kah? kepercayaan kah? pengetahuan kah?
hayo, berantemnya diteruskan...

 >:D >:D >:D

betul tuh, boleh jg ide bro Mor, ayo kita giring pelan2 nih Dharmakara... entar keliatan koq  ^-^ abis berani bawa tanah ke kolam, ya kecemplung [tenggelam] dan tidak berarti tuh tanah, cm jd kotoran didasar kolam [gw koq sekarang jd sering pake istilah Zen gini ya ?  :))]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 29 July 2007, 10:11:44 PM
eee... maksud saya bukan itu... saya cuman pengen diskusinya lebih terarah, karena saya liat diskusi ini cenderung menjadi perang gerilya... lebih baik kalo postingnya gak males2an, terangin yg lebih panjang, mulai dari definisinya, trus kenapa sesuatu lebih cocok dikotakkan ke suatu kotak... kan lebih bagus kalo semuanya bisa mendapatkan manfaat...

saya pikir sih bang dharmakara mungkin juga punya point tersendiri, cuman mungkin orangnya males...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 29 July 2007, 10:28:18 PM
eee... maksud saya bukan itu... saya cuman pengen diskusinya lebih terarah, karena saya liat diskusi ini cenderung menjadi perang gerilya... lebih baik kalo postingnya gak males2an, terangin yg lebih panjang, mulai dari definisinya, trus kenapa sesuatu lebih cocok dikotakkan ke suatu kotak... kan lebih bagus kalo semuanya bisa mendapatkan manfaat...

betul... i do... [sambil ngacung"kan jempol tuh, see page 7] kalo ada yg salah dari penjelasan ane mohon koreksi, dr pd nunggu-in jawaban si dharmakara [kalo ini diharapkan balasan/tangapan]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:44:33 AM
sambung lagi nih. .ada artikel bagus tentang science

THE MYTH OF MAGICAL SCIENCE
Modern science is an amazing phenomenon, and people naturally wonder how it works. You'd think that science itself would provide the answer, but scientific studies of how science, in general, works are quite unusual. Many scientists and observers have published their views on the question, but the various accounts disagree widely and rarely even refer to evidence. All in all, we've been offered quite an array of different answers to this question, some of them more or less accurate and some of them ridiculous. 

One cluster of largely mistaken views is now commonly believed to be the simple truth about how science develops new knowledge. Our schools and media foster these beliefs -- I call them The Myth of Magical Science. A brief summary of the main points would go something like this: 

(1) Scientific Knowledge is a new type of knowledge, superior to common sense and all other types of non-scientific beliefs.

(2) Scientific Knowledge can only be discovered by highly trained professional scientists.

(3) Scientists obtain Scientific Knowledge by following The Scientific Method, a uniquely powerful tool for understanding Reality.

Do these points seem obvious? Have you ever seen them presented as ideas or theories or beliefs about science that might be incorrect? Probably not. They are part of the background of beliefs that are assumed by almost all of us.

The question of how scientific work proceeds and why it is so successful is hardly ever presented as a question at all. It is presented as a cut-and-dried formula for scientific research and training, as if scientific research were well understood. 

Later on this page we point out some of the problems with each of the three main points of the Myth of Magical Science:

No Special Method is Required
 
No Special Type of Knowledge is Produced
 
Who Really Creates Scientific Knowledge?

After giving up the notions that science is a special type of knowledge developed by special people using a special method, we'll be left with an important question unanswered -- What is it about science that makes it seem so special? I'll discuss that briefly in another section of this page:

So What IS Special about Science?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 30 July 2007, 12:53:00 AM
Translate donk...
Englite gw Sembelite
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 01:45:50 AM
NO SPECIAL TYPE OF KNOWLEDGE IS PRODUCED

We are discussing the common belief that scientific knowledge is a special, superior type of knowledge, made possible by a special method. We just concluded that there is no special method which is unique to science. The next point is that scientific knowledge is not particularly special, either.

Part 1 of the Myth of Magical Science goes something like this: 

Scientific Knowledge is a new type of knowledge, superior to common sense and all other types of nonscientific beliefs.

When I say that scientific knowledge is not special, I do not mean that it is not superior in content to much of what went before. I mean that it is not a superior kind of knowledge. While scientific knowledge may be superior in various ways, it is not fundamentally a different type of knowledge from ordinary knowledge.

The improvement in content from a pre-scientific understanding of some aspect of the natural world, to a scientific understanding of that topic, is not necessarily a different kind of improvement, than the change in content from a scientific understanding of some domain to a later, improved, scientific understanding. 

Scientific knowledge may be a different kind of knowledge, if the previous view was not based on careful thinking about evidence, but it may not be a different kind of knowledge. 

For example, certain religious ideas are considered to be knowledge by the people who hold them, knowledge of a superior sort that can only be provided by divine revelation, knowledge justified by pure faith alone. If that is knowledge, it is certainly a different kind of knowledge than what scientists develop using observable evidence and logic and experimentation -- but observation and logic and even experimentation are found in most human activities.

Careful examination of and involvement with and thinking about any phenomenon, over a long period of time, as with a farmer's awareness of the effects of the seasons on her crops, can yield understanding that is no different in kind from much of the scientific understanding of that phenomenon.

When a new science emerges out of the background of common-sense belief and practical detail in a particular area, the scientists do not begin by re-examining all that background knowledge to make sure it comes up to some scientific standard of quality and reliability. They take for granted these generally respected beliefs and methods as they focus on whatever it is that they are interested in.

Our understanding of ourselves and our world, and our understanding of science itself, retains an unknown quantity of pre-scientific beliefs and practices which have never been studied scientifically and are assumed to be more or less true and workable.

For the most part, this background knowledge is adequately true and workable: Our ancestors, human and non human, have had hundreds of millions of years of biological and social evolution for working on getting these things right. Aspects of the background knowledge that get exposed as the cause of some failure or inconsistency are replaced, refined, or noted as suspect. From that perspective, science is merely continuing a project that began at the first dawning of awareness.

One final point on this theme: In stressing the extent to which most scientific knowledge is not some new special kind of knowledge, I do not mean to imply that there are no new kinds of knowledge, superior as could be, that have been developed by science -- knowledge the like of which was never seen before science created that new way of knowing. I am merely saying that scientific knowledge does not, in general, consist entirely of any such delightfully fancy new type of knowledge.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 01:49:21 AM
NO SPECIAL METHOD IS REQUIREDThe scientist has no other method than doing his damnedest.
-- P.W. Bridgman


I stated Part 3 of the Myth of Magical Science like this: 

Scientists obtain Scientific Knowledge by following The Scientific Method, a uniquely powerful tool for understanding Reality.

Much of the discussion in the literature of the philosophy of science turns around the problem of distinguishing scientific knowledge acquisition from other ways of acquiring knowledge. The philosophers assumed that science is special and were trying to understand exactly how it is special. We could summarize the task they set themselves as two questions: What is the nature of the special method scientists use, and how is it different from and superior to other ways of gaining knowledge?

Any theorist who wants to take this project seriously as a way to come up with an explanation of how science works finds herself in a very difficult position: A special method is required, which must be able to account for all of scientific progress. Furthermore, it must be shown that when what scientists do looks like what happens in non-scientific knowledge acquisition, it really isn't.

A scientist approaching the problem of understanding how science works, and why it has been so amazingly productive, might start out quite differently. Since science is one of the ways that human beings use for learning about themselves and their world, our scientist would examine what we know about other types of thinking and learning. She would certainly include the learning skills that the philosophers of science were trying to exclude -- methods of learning that human beings share with other animals, for example, and the development of ordinary "common-sense" knowledge by human beings. She would be very interested in the question of how scientists use these types of learning and thinking in their work. 

For example, one of the most basic forms of learning is learning about something by paying attention to it, without manipulating it in any way. Animals learn this way all the time, and so do scientists. Then there are ways that people learn that are available only to human beings, for example learning about something by reading and thinking about descriptions of what other people have learned before. Obviously, scientists do that a lot, too. A great many other many methods for learning and thinking are used by both scientists and non-scientists.

It is possible that scientists may also learn in ways that non-scientists never use, but that remains to be seen. If we ask our scientist of science, she would say that that is an empirical question. Until we have some well developed evidence showing that scientific knowledge acquisition is somehow special, it is certainly inappropriate to assume that it must be different from other ways of acquiring knowledge. 

Even if special methods of learning and thinking that are unique to science do exist, they are certainly not what most scientists use, most of the time. What is required for scientific progress is mainly ordinary curiosity, ordinary awareness, ordinary learning, ordinary reasoning, and fairly ordinary communication. Of course scientists work hard to develop and use precise technical terms for many of the things they talk about, but so do lawyers and golfers and cooks. It would be quite surprising to our scientist of science if she discovered that scientists regularly use an entirely unique type of technicality in their professional jargon.

I'm certainly not claiming that we understand all these ordinary cognitive functions; I am merely saying that we have, so far, no compelling reason to suppose that the curiosity, awareness, thinking, learning and communicating involved in science are different from their ordinary counterparts. One scholar stated the issue quite clearly:
  I spent many years trying to distinguish fruitfully between one or more scientific methods, and various methods used by historians, lawyers, medical doctors, people in general, etc. I used to teach courses in history of science, and occasionally philosophy of science for a philosophy department. I was never able to find a convincing set of arguments which showed that the methods of scientists differed in some fundamental way from methods used in other fields. That is, logical reasoning was of the same nature throughout, uses of precedent and past experience were of the same nature, uses of observation, evidence and (when available) experiment were of the same nature, and so on.
 
Gordon Fisher -- (Full text no longer available on the Web)


Scientists generally use, in their work, the same types of cognition as regular folks. Furthermore, there is also no unique method, used by all scientists, that could reasonably be called "The Scientific Method." In his book Reflections of a Physicist, Percy W. Bridgman addressed the issue from the perspective of the scientist:
  Scientific method is something talked about by people standing on the outside and wondering how the scientist manages to do it....

What appears to [the working scientist] as the essence of the situation is that he is not consciously following any prescribed course of action, but feels complete freedom to utilize any method or device whatever which in the particular situation before him seems likely to yield the correct answer. In his attack on his specific problem he suffers no inhibitions of precedent or authority, but is completely free to adopt any course that his ingenuity is capable of suggesting to him. No one standing on the outside can predict what the individual scientist will do or what method he will follow. In short, science is what scientists do, and there are as many scientific methods as there are individual scientists.
 Percy W. Bridgman -- "On Scientific Method"


In summary, scientists actually use quite a lot of methods: There is no single method that all scientists use, and most of the methods they do use are not all that special -- they're used in a lot of other professions, methods like "trial and error," for example. 

Furthermore, the so called "Scientific Method" that students are taught, the "hypothetico-deductive method," can't be followed, because it's not really a method at all -- it's an failed attempt to give a logical analysis of how empirical knowledge depends on evidence. When people take it as a method and try to follow it, it leads to serious problems. These are somewhat involved topics that I've decided to put on a separate page: 

The Myth of the Magical "Scientific Method"

I call it "The Magical Scientific Method" because it was supposed to provide a fail-safe route to empirically valid knowledge, but it never worked as promised. The program failed partly because the logical analysis was incorrect -- but the main problem was that science just isn't that simple. As in the Sherlock Holmes stories, there's just no predicting what astonishing observations and inferences we humans will come up with next.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 01:51:06 AM
WHO REALLY CREATES SCIENTIFIC KNOWLEDGE?

So maybe there is no new method, unique to science, that scientists have to use to make any progress; and maybe scientific knowledge is not a special separate kind of knowledge, either; but surely scientists are the people who create scientific knowledge. Right?

Part 2 of the Myth of Magical Science goes something like this: 

Scientific Knowledge can only be developed by professional scientists.

It's just not that simple. We're not particularly talking about the old story of science being done in big projects and the gals with the Ph.D.s getting all the credit, either. This discussion is not about who gets credit for anything -- it's about what actually happens in the creation of what we call scientific knowledge.

Two aspects of this problem are easy to understand, once you think about them. The first concerns the initial creation or development or discovery of a particular fact or principle; the second concerns the dissemination of this new knowledge.

Regarding the first aspect, remember what we discussed in the preceding section about background knowledge?
"Our understanding of ourselves and our world, and our understanding of science itself, retains an unknown quantity of pre-scientific beliefs and practices which have never been studied scientifically and are assumed to be true and workable."
That background knowledge was not created by scientists: 
"Our ancestors, human and non human, have had hundreds of millions of years of biological and social (cultural) evolution for working on getting these things right."
That is not the end of it, though. New "background knowledge" is being created all the time. I don't know if we are still evolving biologically (probably we are) but we are certainly still evolving socially and culturally.

If you look at the history of science, you'll see that the advancement of knowledge was always a dance between the non-scientists and the scientists who were both interested in some particular aspect of the natural world. One favorite example is the way that artists and the scientists played off of each other's discoveries about light and color and perspective and so on. 

This is still going on today, not just between engineers and mathematicians and scientists, but between all the people who are really interested in anything and scientists. Here's another historical example: The woman who developed the beginnings of modern descriptive statistics was neither a scientist nor a mathematician -- she was a nurse. Her name was Florence Nightingale, and she planted the roots of modern nursing while she was inventing statistics, showing that the British Army was losing more soldiers to unsanitary hospital conditions than to enemy fire.

The second aspect concerns the dissemination of new knowledge, whatever it's origins may have been. Science is a communal function. Obviously, when we talk about scientific understanding of some particular phenomenon or principle, we mean more than that someone discovered it or developed an understanding of it: We mean that they discussed it with their colleagues, who may have helped to refine it in various ways; we mean that they published it professionally, so that any interested scientist could get a shot at it; but we mean more even than all that.

At this point the community of people who are participating in understanding this particular slab of science is still mostly confined to members of various research teams -- scientists, in a somewhat broad sense of the word. We may wonder just how broad: Is a secretary, who points out that a particular way of expressing a key point is ambiguous, a scientist? Lets say that he is -- that any member of the research team is a scientist in this broad sense of the term. Even with such a broad definition of the term "scientist," the process of developing a scientific understanding of a phenomenon or principle extends beyond the community of scientists per se.

Even if we were only interested in scientists, scientists in the narrowest possible sense of the word, and their understanding of a scientific principle, we still would have to consider where the next generation of scientists is going to come from. They are going to be people who have learned about the discoveries and the still unanswered questions in that particular discipline, and have divided to devote quite a lot of time to learning more about it. So anyone who contributes to helping people understand that discipline is training scientists or improving the training of scientists, and thus participating in developing the scientific understanding of that particular phenomenon or principle.

We are talking about teachers, of course, but also science writers and librarians and people who produce PBS videos and on and on, as far as you would care to go. But this section is already quite long, so let's leave it at that for now. (This topic seems to want it's own page.)

For now, let's consider just one example to bring this down to earth a bit: The original proof of a new mathematical principle is sometimes so complicated and long that even the person or team that proved it cannot really understand it completely. Once a proof is completed, though, people are inspired to study it, clarify it and simplify it. It may drop from a hundred pages or more, to fifty and then to twenty or so, and finally to five or ten pages that could be understood by a dedicated high school student. As I see it, everybody involved contributed to the development of that particular slab of knowledge.

As more and more people gain access to high quality information about science, this process becomes more and more efficient. Who knows what effect the World Wide Web will have, as it fosters discussion (and participation) by any interested people, and makes self training in practically any discipline steadily easier.

In this brave new world, science will be the business of anyone who cares to devote time and resources to working on it; and the professional scientist may take her rightful place as the facilitator of the general public devotion to improved understanding.

You can already see this happening. Some students are begining as early as junior high school to do research projects that are considered, by scientists specializing in research on their chosen topics, to be valuable contributions to scientific understanding. For example, consider some of the entrants in the Science Talent Search.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 02:08:40 AM
saya rasa bedanya agama Buddha dan samawi cuma pada satu kata "pembuktian".... di agama samawi seseorang ditutup matanya untuk tidak membuktikan iman, sedangkan diagama buddha ditantang untuk membuktikan iman...

gw pikir jawabannya udah bisa kita liat sendiri...
ya gw seh mikirnya paling dia ada kekeliruan menanggapi Buddhism seperti agam samawi...
di Buddhism segala yang dikitab harus dipercaya dulu baru dibuktikan...
jadi yang belum dibuktikan sendiri akan menjadi iman...
bro Kara, anggap aja hal" yang belum terbukti oleh diri sendiri itu sebagai pengetahuan, bukan iman...
apa salahnya kita mengetahui ada yang namanya Nibbana, terlepas benar tidaknya itu...
kalo mengimani hal tersebut berarti menganggap hal tersebut benar padahal belum membuktikan sendiri, padahal Sang Buddha tidak menganjurkan demikian....
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 02:21:01 AM
iya integral lipat tiga itu bagi anak SD juga merupakan IMAN.. sedangkan bagi para ahli matematika hal itu adalah wajar ... demikian juga dengan iman tentang nibbana. bagi orang yang sudah mencapai arahat , maka nibbana adalah wajar, sedangkan bagi yang belum mencapainya nibbana adalah IMAN.


wait... apa yg tertulis di Sutta adalah kebenaran dan sayangnya hal itu bs dibuktikan dan sesuai logika, berarti hal tersebut bukan iman bukan ?

contoh : saya bisa membuktikan Integral lipat banyak itu ada dan buku yg menjelaskan tentang integral lipat banyak itu benar. tapi bagi seorang anak SD/SMP tidak akan pernah bs membuktikan rumus integral lipat banyak, betul ? nah apakah wajar anak SD/SMP itu mengklaim integral tersebut tidak dapat dibuktikan dan hanya teori kosong yg terpaksa dipercaya karena pelajaran (penjelasan terhadap iman), tapi nyatanya teori itu ada dan bisa dibuktikan...

melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi

iya benar maksudnya bentuk dinosaurus itu juga masih tebak-tebakan. ilmuwan menebak warna kulitnya, bentuk dagingnya, bentuk matanya, bentuk telinganya, berdasarkan tulang yang ditemukan. tebakan itu bisa saja salah.... jadi masih tidak bisa dikatakan bahwa bentuk dinosaurus sekarang itu sudah 100% benar. agama samawi. iya jelas sekali menutup matauntuk membuktikan kegaiban-kegaiban  yang ada.

wait, jika anda mengatakan bahwa dinosaurus itu adalah hasil tebak-tebakan ilmuwan, maka saya bs donk mengatakan bahwa cerita konyol dari agama Samawi adalah hasil tebak-tebakan ato dogeng, kenapa ? tidak ada bukti dan logika atas cerita tersebut kacau, wong yg ada bukti aja belum pastikan, betul ?

pada awalnya tetap saja harus ada iman, percaya tentang adanya nibbana. setelah percaya tentang adanya nibbana. lalu berusaha membuktikannya... tapi . .membuktikan nibbana itu masih sangat jauuuhhhh... sekali....

tepat ! Nibbana diluar batas logika umat awam, tapi tidak untuk umat yg telah dapat merealisasinya, anda tentunya harus melihat kenyataan yg ada, betul ? umat Buddha tidak mengimani Nibbana, Nibbana hanya teori yg menjadi tujuan dari umat Buddha yg bisa dicapai dan dibuktikan, cuma itu...

beda dengan sistem agama Nasrani yg meng-halalkan adanya si Tuhan, walau belum dibuktikan ato anda bisa memberikan bukti atas keberadaan Tuhan ? trus anda bertanya "lantas apa yang salah dengan mengimani?" [kata-kata ini lazim keluar dari pikiran dan mulut orang kr****n, apakah anda termasuk didalamnya ?] tidak ada yg salah, silakan jika anda mau, trus kenapa anda menuntut hal yg serupa ada didalam Buddhism walau sebenarnya tidak demikian ?

contoh simple:
seseorang datang pada dhanuttono dan dharmakara, setelah itu orang tersebut bercerita adanya kota X yg indah...

dhanuttono tidak menerima keberadaan itu secara langsung, tapi mencari tau informasi mengenai hal tersebut [apakah sudah ada orang yg pernah datang/sampai ke kota tersebut selain orang yg menceritakan tentang kota tersebut] dan berusaha untuk membuktikan keberadaan kota tersebut dengan mendatangi kota X

tapi si dharmakara, karena ia kenal dengan orang tersebut, ia mempercayainya mentah2 keberadaan kota tersebut, tanpa harus cape2 membuktikan sendiri, ia yakin dengan ucapan orang yg menceritakan kota X walau sebenarnya orang tersebut jg mendengar dr orang lain mengenai kota X

nah anda bs membedakan antara iman ato tidak, iman bs dilihat dicontoh ke dua, tapi tidak dicontoh pertama...

contoh apa dari ajaran Buddhism apa yg tidak bisa dibuktikan dan dilogikakan ? ayuks sharing dunk...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 06:55:29 AM
Bang, anda tau tdk apa itu Nibana? Coba anda terangkan pendapat anda tentang Nibana?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 07:55:32 AM
Ya saya rasa perlu penyamaan konsep Sdr. Dharmakara dengan rekan sedhamma di sini.
Jadi bisa menjadi diskusi yang baik. Jadi menurut Sdr. Dharmakara, Nibbana itu apa. Apa yang Anda bingung soal Buddhism, coba diuraikan dengan jelas, sehingga bisa dibahas ramai2..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 30 July 2007, 08:55:10 AM
Ya saya rasa perlu penyamaan konsep Sdr. Dharmakara dengan rekan sedhamma di sini.
Jadi bisa menjadi diskusi yang baik. Jadi menurut Sdr. Dharmakara, Nibbana itu apa. Apa yang Anda bingung soal Buddhism, coba diuraikan dengan jelas, sehingga bisa dibahas ramai2..


Jangan-jangan menurut rekan Dharmakara nibanna itu adalah alam/surga  ??? trus IMAN yg dimaksud rekan Dharmakara juga semoga bukan berarti "kuasa" Tuhan  8)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 09:05:35 AM
Ya saya rasa perlu penyamaan konsep Sdr. Dharmakara dengan rekan sedhamma di sini.
Jadi bisa menjadi diskusi yang baik. Jadi menurut Sdr. Dharmakara, Nibbana itu apa. Apa yang Anda bingung soal Buddhism, coba diuraikan dengan jelas, sehingga bisa dibahas ramai2..
Jangan-jangan menurut rekan Dharmakara nibanna itu adalah alam/surga  ??? trus IMAN yg dimaksud rekan Dharmakara juga semoga bukan berarti "kuasa" Tuhan  8)

TTM aja.. Tunggu Tanggal Mainnya..
Tunggu Sdr. Dharmakara online dan menjelaskan semuanya.. Jadi jelas apa yang mau dibahas..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: davit_c on 30 July 2007, 10:25:55 AM
Iman itu apa sih? :)
Saddha itu juga apa sih? :)
Apakah Iman = Saddha?
Kyknya benar apa yg dibilang sama Morpheus... definisinya dulu...

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 10:35:15 AM
Quote
saya rasa bedanya agama Buddha dan samawi cuma pada satu kata "pembuktian".... di agama samawi seseorang ditutup matanya untuk tidak membuktikan iman, sedangkan diagama buddha ditantang untuk membuktikan iman...

ini gw ga setuju banget... sebelum komen lagi,mending disamain dulu persepsi definisi iman itu...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 30 July 2007, 10:44:59 AM
Quote
saya rasa bedanya agama Buddha dan samawi cuma pada satu kata "pembuktian".... di agama samawi seseorang ditutup matanya untuk tidak membuktikan iman, sedangkan diagama buddha ditantang untuk membuktikan iman...

ini gw ga setuju banget... sebelum komen lagi,mending disamain dulu persepsi definisi iman itu...

betul sekali.. samain dulu supaya ga bingung.. soalnya iman ini kurang baku dipake dalam buddhism (^_^) ngeri salah maksud sesungguhnya
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 10:47:50 AM
Mari kita samakan suara : a a a a a a a a a
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:15:52 PM
iman --> percaya pada sesuatu yang tidak mampu/ belum  dibuktikan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 12:25:16 PM
umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha,
umat Kristiani akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama kr****n
umat Islam akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Islam
.....dst.....dst...


Quote
melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 12:39:59 PM
tidak mampu dan belum mampu beda lho...

Quote
umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha,

oh ya? kapan yah ada yang seperti ini?
setau gw cuma di agama K yang begini neh... segala sesuatu di luar keyakinana mereka adalah perbuatan iblis...
cuma masalah melihat setan... jelas" diajarkan ada lebih dari satu alam... mana pernah segala sesuatu hal di luar Buddhism disebut halusinasi ato perbuatan setan, apalagi salah...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 12:47:47 PM
Harap lebih memperjelas tujuan/maksud dari kalimat Anda. Anda harus sadari bahwa Anda baru mulai mendalami Dhamma. Jadi supaya tidak ada kesalahan dalam intepretasi dan diskusi ini jadi simpang siur. Jadi harap Anda tidak memulai gaya bahasa Zen dulu..

Ibarat Anda anak burung yang baru belajar mengepakkan sayap ya harus sadar Anda anak burung jangan langsung main loncat dan mencoba terbang..

umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha,
umat Kristiani akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama kr****n
umat Islam akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Islam
.....dst.....dst...


Quote
melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 12:56:23 PM
Dan tambahan.. Tolong jelasin menurut Anda, Nibbana itu apa.. Iman itu apa.
Jadi kami tahu penjelasan apa yang tepat yang harus diberikan kepada Anda

Seperti yang saya katakan tadi. Andai Anda anak burung ya harus berciap2 lah kalau lapar.
Jadi kami bisa memberikan Anda cacing di saat yang tepat..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 12:56:36 PM
Saudara2 ku seiman sebaiknya kt tanya dulu saudara kara disini sbg agama apa! Supaya bs nyambung nich.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 01:36:57 PM
Quote
Saudara2 ku seiman sebaiknya kt tanya dulu saudara kara disini sbg agama apa! Supaya bs nyambung nich.

ga penting sebenarnya sdr Kara nih agama apa...
dari pola pikirnya terlihat bukan pola pikir Buddhis pada umumnya...
dia berada disini at least punya ketertarikan dengan Buddhism, terlepas dari untuk mempelajarinya atau menjatuhkannya... ngga masalah, malah bikin diskusi semakin menarik kan?  ^-^

tapi ya itu tadi, nunggu dijawab dulu pertanyaan camod ko Hedi Kurniadi...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 01:38:38 PM
tapi ya itu tadi, nunggu dijawab dulu pertanyaan camod ko Hedi Kurniadi...

Ada member baru ya Hedi Kurnadi  :whistle:  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 02:11:59 PM
Oh, salah nulis, ko Hedi Kasmaran...  :whistle:

maap  ^:)^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 02:30:50 PM
Oh, salah nulis, ko Hedi Kasmaran...  :whistle:

maap  ^:)^


haha... ternyata ada jg yg berani nulis gtu "Hedi Kasmaran"  ^-^  dulu udah pernah kepikir, tapi takut terjadi hal yg tidak diinginkan [marah maksudnya  >:D] n nambah Kamma buruk, jd dipendam aja, eh malah diwakili 7th  :D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 02:34:37 PM
 >:D >:D >:D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 02:47:49 PM
kalo marah berarti batinnya belum seimbang...
masa marah cuma gara" tulisan "ran"  :P
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 30 July 2007, 02:49:44 PM
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.

(Digha Nikaya 25; Patika Vagga;Udumbarika-Sihanada Sutta)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 02:54:17 PM
iya integral lipat tiga itu bagi anak SD juga merupakan IMAN.. sedangkan bagi para ahli matematika hal itu adalah wajar ... demikian juga dengan iman tentang nibbana. bagi orang yang sudah mencapai arahat , maka nibbana adalah wajar, sedangkan bagi yang belum mencapainya nibbana adalah IMAN.


ehm... menurut bung Dharmakara, IMAN itu apa sih ? bisa dibuktikan ato tidak ?

contoh lain lg : saya meng-IMAN-ni Superman, berarti bisa dikatakan Superman itu bener" ada ? bagi orang yg belum pernah pegi planet krypton, Superman itu jd IMAN ? jd kalo ada orang yg bs pegi ke planet krypton, berarti Superman itu wajar dan ada/bs dibuktikan ?

bandingkan contoh integral : anak SD/SMP mengetahui [bukan meng-IMAN-ni] teori integral lipat banyak itu ada, tapi BELUM bisa dibuktikan oleh dia untuk saat ini [karena terbatasnya kemampuan dia], tapi bagi seorang sarjana Teknik, integral lipat byk BISA dia buktikan, betul ?

apakah anak SD/SMP yg belum bisa membuktikan teori Integral dan cm mengetahui meng-IMAN-ni teori itu ? hati-hati sampe anak itu jd profesor dia ga bs buktikan tuh... kalo bung Dharmakara bilang itu bs dibuktikan, boleh donk gw minta dibuktikan tuh Mr. T yg anda bawa" untuk menunjukan apa itu IMAN


agama samawi. iya jelas sekali menutup mata untuk membuktikan kegaiban-kegaiban  yang ada.


ehm... bukan menutup mata, tapi memang tidak ada [bisa nangkap kalimat itu ?]... trus apa yg mau dibuktikan ?
 


pada awalnya tetap saja harus ada iman, percaya tentang adanya nibbana. setelah percaya tentang adanya nibbana. lalu berusaha membuktikannya... tapi . .membuktikan nibbana itu masih sangat jauuuhhhh... sekali....

bung anda tau Buddhism ? jika anda tau tentang Buddhism, tentu anda tidak akan pernah berpikir dan menulis begitu, kenapa ? didalam Buddhism, jika anda percaya begitu saja pada teori itu, anda akan melekat pada teori itu, itu malah menjadi rintangan/hambatan anda mencapainya. so tidak perlu untuk mempercayai/skip aja teori itu dalam praktek, simple bukan ?

anda mau ke Malang via Surabaya, anda belum brangkat ke Malang tapi anda sibuk membayang"-kan/memikirkan kota Malang, anda percaya buta kota Malang itu ada [walau anda belum pernah kesana] trus anda jg ga bergerak", apakah anda bisa nyampe kota Malang ? wong anda sibuk ngurusi pikiran dan khayalan anda, tidak bergerak"

bandingkan, anda mau ke Malang via Surabaya, anda ga perlu membayang"-kan kota Malang [cuex la], anda tidak perlu percaya kota Malang itu ada [karena memang belum pernah kesana, paling mentok pun baca buku ato tau dr orang yg pernah ke Malang], tapi hal penting yg perlu anda lakukan adalah, perhatikan jalan [pake peta dan kompas jika perlu] dan rambu", apakah anda bisa nyampe ? bisa ! setelah itu anda akan sendirinya tau dengan jelas, oh ini kota Malang !

makanya saya mengatakan, Nibbana itu teori, bukan untuk di percaya [ato pake istilah anda, bukan untuk di-iman-ni] jalan yg ditunjukan untuk mencapai ke sana sudah di babarkan, pintu terbuka lebar, jalankan saja... jika perlu buang teori Nibbana itu, ga penting koq, itu cm icon Buddhism aja...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sumedho on 30 July 2007, 03:00:36 PM
Quote
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.
(Digha Nikaya 25; Patika Vagga;Udumbarika-Sihanada Sutta)
Guru gue tuh yg ngomong gituh  8)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 03:06:03 PM
umat Kristiani akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama kr****n
umat Islam akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Islam
.....dst.....dst...


anda yakin bahwa Buddhism mengatakan demikian "umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha"

saya yakin Buddhism tidak akan berpikir demikian, kenapa ? karena didalam Buddhism di-akui adanya mahluk alam rendah seperti setan dan hantu, jika seorang Buddhist bisa melihatnya, itu tidak salah, malah sip tuh... dan juga bukan halusinasi...

begitu pula umat agama lain yg bisa melihat mahluk alam rendah seperti setan dan hantu, tidak ada penolakan bagi Buddhism, malah itu bs membantu menyatakan bahwa benar didalam Buddhism diuraikan adanya mahluk alam rendah, tidak ada vonis salah atas hal itu dan juga bukan halusinasi, jika memang benar" bisa melihat, bukan mengaku" bs melihat tp sebenarnya tidak bs melihat [ini pembohongan namanya]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 03:09:19 PM
Mantab yg gurunya guru! :) jangan di reply dulu dong. Kasian. Biar dia jabarkan pendapat dia tentang nibana, karma, iman yg di ketahuinya.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 03:10:37 PM
iman --> percaya pada sesuatu yang tidak mampu/ belum  dibuktikan


disini harus dijelaskan iman itu percaya pada sesuatu yg tidak mampu dibuktikan atau yg belum mampu dibuktikan ? itu ada 2 pernyataan dan memiliki arti yg berbeda...

tidak mampu dibuktikan berarti tidak bisa dibuktikan.
belum mampu dibuktikan berarti belum bisa dibuktikan [untuk sementara waktu], tapi bisa dibuktikan !

yg mana nih yg anda maksud ?  :-? ato anda sendiri tidak tau apa arti iman itu ?  :-w
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 30 July 2007, 03:12:23 PM
kalo bedanya kepercayaan ama iman apa?
kalo nibbana itu kepercayaan atau iman? ataukah dua2nya? ataukan bukan dua2nya? kalo bukan dua2nya, apa dong?

 >:D

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 03:33:19 PM
Nibbana itu cuma satu kata yang terdiri dari 7 huruf...  :whistle:
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 03:56:48 PM
wah yg ini nih tipe2 ngeyel, suka ambil kesimpulan sendiri
yg pura2 ga baca kl di counter
tetep kekeh dgn copasnya sendiri, padahal uda dibantah
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 30 July 2007, 04:02:57 PM
jadi bau.... donk...
bau apa ya... ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:08:30 PM
iya2.. begitulah kenyataannya bro.. kalau saya membicarakan mengenai medium-medium taoist di kelenteng-kelenteng yang bisa melihat hantu dan dewa.... beberapa rekan budhist mengatakan mereka mengalami halusinasi...

Harap lebih memperjelas tujuan/maksud dari kalimat Anda. Anda harus sadari bahwa Anda baru mulai mendalami Dhamma. Jadi supaya tidak ada kesalahan dalam intepretasi dan diskusi ini jadi simpang siur. Jadi harap Anda tidak memulai gaya bahasa Zen dulu..

Ibarat Anda anak burung yang baru belajar mengepakkan sayap ya harus sadar Anda anak burung jangan langsung main loncat dan mencoba terbang..

umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha,
umat Kristiani akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama kr****n
umat Islam akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Islam
.....dst.....dst...


Quote
melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:12:23 PM
Sekarang pertanyaan saya ..
Dari kata beberapa bisa tidak menjadi perwakilan dari kata seluruh ?
Jika Anda mengatakan SEBAGIAN BESAR itu masih bisa diterima..

Harap Anda renungkan kembali lagi.. Anda berpegangan dari kata "beberapa" untuk melihat sesuatu.. Sangat disayangkan..

iya2.. begitulah kenyataannya bro.. kalau saya membicarakan mengenai medium-medium taoist di kelenteng-kelenteng yang bisa melihat hantu dan dewa.... beberapa rekan budhist mengatakan mereka mengalami halusinasi...

Harap lebih memperjelas tujuan/maksud dari kalimat Anda. Anda harus sadari bahwa Anda baru mulai mendalami Dhamma. Jadi supaya tidak ada kesalahan dalam intepretasi dan diskusi ini jadi simpang siur. Jadi harap Anda tidak memulai gaya bahasa Zen dulu..

Ibarat Anda anak burung yang baru belajar mengepakkan sayap ya harus sadar Anda anak burung jangan langsung main loncat dan mencoba terbang..

umat Buddha akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Buddha,
umat Kristiani akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama kr****n
umat Islam akan meng-klaim bahwa melihat setan hantu itu salah dan halusinasi  apabila orang yang melihat setan atau hantu itu bukan orang beragama Islam
.....dst.....dst...


Quote
melihat setan ,hantu, para dewa saya yakin umat Buddha tidak akan pernah meng-klaim itu salah dan halusinasi, karena hal seperti itu ada didalam Buddhism, tapi kalo anda berbicara umat agama Samawi terutama umat agama Nasrani, mereka akan berkomentar seperti apa yg anda katakan... yaitu salah dan halusinasi
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:14:13 PM
 iman mengacu  pada sesuatu yang belum dibuktikan.. dengan menggunakan pola pikir dan teknologi sekarang juga tidak bisa dibuktikan..

iman --> percaya pada sesuatu yang tidak mampu/ belum  dibuktikan


disini harus dijelaskan iman itu percaya pada sesuatu yg tidak mampu dibuktikan atau yg belum mampu dibuktikan ? itu ada 2 pernyataan dan memiliki arti yg berbeda...

tidak mampu dibuktikan berarti tidak bisa dibuktikan.
belum mampu dibuktikan berarti belum bisa dibuktikan [untuk sementara waktu], tapi bisa dibuktikan !

yg mana nih yg anda maksud ?  :-? ato anda sendiri tidak tau apa arti iman itu ?  :-w
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:17:52 PM
jadi musti gimana sebaiknya??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:19:31 PM
iya2.. begitulah kenyataannya bro.. kalau saya membicarakan mengenai medium-medium taoist di kelenteng-kelenteng yang bisa melihat hantu dan dewa.... beberapa rekan budhist mengatakan mereka mengalami halusinasi...

hati-hati dengan permainan kata, beberapa apa menyatakan keseluruhan ? apakah tindakan 1-2 orang dapat mewakilkan keseluruhan ? gawat donk kalo gitu... anda bawa nama institusi ato agama apa nih ? karena ke-ngeyel-an anda, bisa ga saya langsung salahkan institusi ato agama anda juga ngeyel ?

sudah saya jelaskan, di Buddhism, dapat melihat mahluk halus bukan salah dan juga bukan halusinasi, selama orang itu benar" dapat melihatnya, bukan menipu [1ST], jika dapat melihat mahluk alam Deva, apakah benar itu mahluk alam Deva [2nd] bisa aja itu mahluk alam lain  :whistle:

tapi intinya tidak ada penolakan atas hal itu, tapi anda bisa menemukan penolakan tersebut diagama Samawi
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:21:38 PM
ini mengacu pada "sebagian besar", demikian kesimpulan saya setelah mengamati diskusi di milis SP...

Sekarang pertanyaan saya ..
Dari kata beberapa bisa tidak menjadi perwakilan dari kata seluruh ?
Jika Anda mengatakan SEBAGIAN BESAR itu masih bisa diterima..

Harap Anda renungkan kembali lagi.. Anda berpegangan dari kata "beberapa" untuk melihat sesuatu.. Sangat disayangkan..

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:23:52 PM
iman mengacu  pada sesuatu yang belum dibuktikan.. dengan menggunakan pola pikir dan teknologi sekarang juga tidak bisa dibuktikan..

contohnya ape ? ini harus ditegaskan dulu, anda sekarang mengatakan bahwa belum bisa dibuktikan, pada dipostingan anda sebelumnya tertulis tidak bisa dibuktikan... mana yg benar ?

trus apakah ada efek/akibat dari kata IMAN itu ? misal nih ya, gw ga ber-IMAN, gw masuk neraka, walau gw berbuat baik, itu tak ada artinya, tapi kalo gw ber-IMAN, gw masuk surga, apa pun perbuatan gw...

ada kemungkinan ga, iman yg belum bisa dibuktikan itu dapat dibuktikan ? apakah ada sudah yg bisa membuktikan iman yg belum bisa anda buktikan ? misalkan rekan yg seiman dengan anda... jd seharusnya gimana kita menanggapi tentang IMAN itu

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:25:18 PM
Maaf.. Jika saya mengatakan Anda anak kecil.
Jawab sendiri..
Milis SP itu sebagian besar dari Buddhism ?
Apakah Fair mengambil sampel Milis SP saja ?

Anda pernah bersekolah bukan? Bisa membedakan sebagian besar bukan ?
Tolong lebih dewasa dalam menjawab.
Karena Anda mempermalukan diri Anda sendiri di forum

ini mengacu pada "sebagian besar", demikian kesimpulan saya setelah mengamati diskusi di milis SP...

Sekarang pertanyaan saya ..
Dari kata beberapa bisa tidak menjadi perwakilan dari kata seluruh ?
Jika Anda mengatakan SEBAGIAN BESAR itu masih bisa diterima..

Harap Anda renungkan kembali lagi.. Anda berpegangan dari kata "beberapa" untuk melihat sesuatu.. Sangat disayangkan..

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:27:41 PM
Dan tambahan.. Tolong jelasin menurut Anda, Nibbana itu apa.. Iman itu apa.
Jadi kami tahu penjelasan apa yang tepat yang harus diberikan kepada Anda

Seperti yang saya katakan tadi. Andai Anda anak burung ya harus berciap2 lah kalau lapar.
Jadi kami bisa memberikan Anda cacing di saat yang tepat..

Tolong jangan lari dari pertanyaan saya ini.. Harap dijawab..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:28:11 PM
anda tidak memahami bahwa segala sesuatu yang tidak dapat dibuktikan dengan teknologi dan pola pikir jaman sekarang dan belum dapat dibuktikan ini termasuk iman..
efeknya iman jelas sekali. tanpa iman tentang adanya hukum karma, nibbana, 31 alam, dsb... tentu manusia akan bermalas-malasan belajar dharma, suka merampok, memperkosa, demi kenikmatan pribadi.. apa ini perlu penjelasan juga?

iman mengacu  pada sesuatu yang belum dibuktikan.. dengan menggunakan pola pikir dan teknologi sekarang juga tidak bisa dibuktikan..

contohnya ape ? ini harus ditegaskan dulu, anda sekarang mengatakan bahwa belum bisa dibuktikan, pada dipostingan anda sebelumnya tertulis tidak bisa dibuktikan... mana yg benar ?

trus apakah ada efek/akibat dari kata IMAN itu ? misal nih ya, gw ga ber-IMAN, gw masuk neraka, walau gw berbuat baik, itu tak ada artinya, tapi kalo gw ber-IMAN, gw masuk surga, apa pun perbuatan gw...

ada kemungkinan ga, iman yg belum bisa dibuktikan itu dapat dibuktikan ? apakah ada sudah yg bisa membuktikan iman yg belum bisa anda buktikan ? misalkan rekan yg seiman dengan anda... jd seharusnya gimana kita menanggapi tentang IMAN itu


Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:29:28 PM
wah yg ini nih tipe2 ngeyel, suka ambil kesimpulan sendiri
yg pura2 ga baca kl di counter
tetep kekeh dgn copasnya sendiri, padahal uda dibantah


ini mengacu pada "sebagian besar", demikian kesimpulan saya setelah mengamati diskusi di milis SP...


wk wk wk wk
sapa yg edit ID gw nih??!!!!  >:( >:(
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:30:15 PM
saya sudah berkali-kali menerangkan tentang iman.. entah kenapa ada pertanyaan seperti ini lagi ya?
nibbana jelas sekali tidak dapat dibuktikan, karena pada posting sebelumnya ada seseorang yang mengacu bahwa nibbana adalah pikiran...

Dan tambahan.. Tolong jelasin menurut Anda, Nibbana itu apa.. Iman itu apa.
Jadi kami tahu penjelasan apa yang tepat yang harus diberikan kepada Anda

Seperti yang saya katakan tadi. Andai Anda anak burung ya harus berciap2 lah kalau lapar.
Jadi kami bisa memberikan Anda cacing di saat yang tepat..

Tolong jangan lari dari pertanyaan saya ini.. Harap dijawab..

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 30 July 2007, 04:31:54 PM
anda tidak memahami bahwa segala sesuatu yang tidak dapat dibuktikan dengan teknologi dan pola pikir jaman sekarang dan belum dapat dibuktikan ini termasuk iman..
efeknya iman jelas sekali. tanpa iman tentang adanya hukum karma, nibbana, 31 alam, dsb... tentu manusia akan bermalas-malasan belajar dharma, suka merampok, memperkosa, demi kenikmatan pribadi.. apa ini perlu penjelasan juga?
wah, ini keleru berat bang...

tanpa iman, dunia justru menjadi jauh lebih indah... percaya gak?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:32:14 PM
saya sudah berkali-kali menerangkan tentang iman.. entah kenapa ada pertanyaan seperti ini lagi ya?
nibbana jelas sekali tidak dapat dibuktikan, karena pada posting sebelumnya ada seseorang yang mengacu bahwa nibbana adalah pikiran...

Dan tambahan.. Tolong jelasin menurut Anda, Nibbana itu apa.. Iman itu apa.
Jadi kami tahu penjelasan apa yang tepat yang harus diberikan kepada Anda

Seperti yang saya katakan tadi. Andai Anda anak burung ya harus berciap2 lah kalau lapar.
Jadi kami bisa memberikan Anda cacing di saat yang tepat..

Tolong jangan lari dari pertanyaan saya ini.. Harap dijawab..


Silakan quotekan statement Anda : Iman yang Anda definiskan jika Anda pernah menerangkan berkali2..
Dan Anda belum menjawab Nibbana itu apa.. SAYA TIDAK TANYA POSTINGAN ORANG LAIN. Tapi murni dari pendapat Anda sendiri.. Jangan bertele2 dengan mengatakan Nibbana tidak dapat dibuktikan. Silakan jelaskan pendapat Anda. Anda bukan anak kecil bukan ? Jika Anda memang anak kecil. Ya tentu saya menggunakan bahasa anak kecil dan lebih mengalah pada anak kecil seperti Anda.

Silakan.. Mohon petunjuknya..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:33:57 PM
jadi menurut saudara dhamakara yg terhormat
nibbana itu apa? pikiran?alam?dunia?surga?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:35:31 PM
 [at] hedi
saya sudah menjawab nibbana adalah bentuk pikiran...( sesuai dengan posting seseorang di thread ini)
anda juga belum menjawab bagaimana karma yang dilakukan hugh hefner
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:36:36 PM
saya sudah berkali-kali menerangkan tentang iman.. entah kenapa ada pertanyaan seperti ini lagi ya?
nibbana jelas sekali tidak dapat dibuktikan, karena pada posting sebelumnya ada seseorang yang mengacu bahwa nibbana adalah pikiran...

berkali-kali pula saya menerangkan bahwa TIDAK ada IMAN didalam Buddhism, entah kenapa ada pernyataan sebaliknya masih muncul ?

Nibbana bisa dibuktikan oleh mereka yg telah bisa merealisasi, Nibbana belum bisa dibuktikan oleh mereka yg belum bisa merealisasi, kalo masih belum bisa merealisasi, ga usah percaya Nibbana, kalo ga percaya Nibbana, ga masuk neraka/ga ada ancaman apa pun... simple bukan ?

Nibbana bukan berdasarkan pikiran orang yg belum merealisasi Nibbana, tapi Nibbana bisa berdasarkan pikiran orang yg telah merealisasi Nibbana...

Integral bukan didasarkan pada pikiran anak SD/SMP yg belum bisa membuktikan Integral, tapi Integral bisa didasarkan pada pikiran sarjana teknik yg telah bisa membuktikan Integral...

masih ga ngerti ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:38:36 PM
huahahahahawakakakakak
seseorangnya sapa??coba di quote, jgn sembunyi dibelakang org lain ahh
ga baik....setuju sm pendapat org laen....
ga punya pendapat sendiri, kayak robot aja
aya aya wae..wk wk wk wk
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:40:12 PM
Apakah Anda tipe orang yang hanya bisa mengambil PENDAPAT ORANG LAIN ?
Saya sudah menjawabnya.. Jika Anda tetap tidak mengerti dan BUTA.
Maaf.. saya bukan dokter MATA..

[at] hedi
saya sudah menjawab nibbana adalah bentuk pikiran...( sesuai dengan posting seseorang di thread ini)
anda juga belum menjawab bagaimana karma yang dilakukan hugh hefner
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:40:28 PM
[at] hedi
saya sudah menjawab nibbana adalah bentuk pikiran...( sesuai dengan posting seseorang di thread ini)
anda juga belum menjawab bagaimana karma yang dilakukan hugh hefner

sudah saya jawab.. masa belum dibaca sih ?  :-w

Quote
wait perlu dipertegas disini, hukum Kamma/Karma cuma 1 yaitu hukum sebab-akibat, so tidak ada jenis hukum Kamma/karma lainnya dan Kamma/Karma bukan kutukan/balasan/ancaman atas sesuatu, karena pandangan umum orang Kamma/Karma itu sebagai balasan/kutukan/ancaman dari suatu perbuatan buruk.

Kamma/Karma berarti perbuatan, Kamma/Karma bisa baik atau buruk, tergantung jenis perbuatan yg dilakukan, Kamma/Karma yg terjadi bukan cuma dari 1 atau 2 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan. Kamma/Karma berlaku untuk setiap mahluk apa pun tanpa kecuali, tidak ada batasan kecuali terhadap orang yg telah memotong alur kehidupan.

hugh hefner memiliki kekayaan yg begitu banyak adalah buah dari perbuatan bajik dia, sama hal nya dengan orang2 kaya lainnya dan itu bukan berkah/rejeki dari Mr. T... kenapa dia dikelilingi oleh wanita2 cantik ? itu adalah perbuatan dia sendiri, kemana ia mau mengarahkan perbuatan dia, karena ia merasa mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bersenang2 dengan wanita.

sama hal nya dengan orang yg kaya, karena ia mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bermain judi, itu adalah pilihan dia sendiri, tidak ada Kamma/Karma yg mengatur apa yg akan dilakukan oleh seseorang ! apa yg akan dilakukan seseorang adalah bersumber dari niat dan pikiran dia sendiri, semua keputusan tergantung pada diri dia sendiri.

perbuatan buruk/amoral yg dilakukan seseorang dalam hidupnya berdasarkan keputusan dia sendiri, tidak ada yg mengatur/mengkondisikan dia untuk masuk kedalam pilihannya dia, Kamma/Karma tidak mengatur seseorang untuk masuk kedalam pilihan dia, sehingga ia menggunakan kekayaannya dengan salah yaitu menikmati nafsu indra-nya dengan para wanita bukan disebabkan karena Kamma/Karma tapi murni pillihan dia sendiri, bandingkan dengan konsep agama Nasrani, bahwa kekayaan berasal dari Mr. T dan Mr. T telah mengatur hidup hugh hefner, so berarti Mr. T lah yg mengkondisikan terjadinya perbuatan nista yg dilakukan oleh hugh hefner, betul ? jangan sangkut pautkan dengan Kamma/Karma dunk, silakan anda tanya lah pada Mr. T

setiap perbuatan buruk/amoral yg ia lakukan yg jg merupakan pilihan dia sendiri, baik yg ia sadari penuh atau tidak sadari, memiliki konsekuensi sendiri yg akan ia tanggung, ibarat ia menanam bibit dengan kualitas yg buruk, setelah ia menikmati hasil panen sebelumnya...


selingan : entah ada yg pernah dengar ini atau tidak (CMIIW)
saya jadi teringat satu cerita yg diceritakan oleh seorang guru bahasa inggris sekolah Katholik, yg pernah kuliah di jkt pada awal tahun 80'an, pada awal tahun 80'an ada sebuah gereja kr****n dimana memiliki pandangan yg berbeda dari yg lain, pendetanya mengajarkan Kasih yg luar biasa spektakuler, yaitu menebar kasih dengan cara hubungan intim, jadi si pendeta cukup puas, mengingat umat wanita byk, ya bayangi aja sendiri...

yg parahnya lagi ia jg mengajarkan ke keluarga umat", sehingga terjadi p*n*staan yg biadab, dimana anak laki bisa berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya, ayah bisa dengan anak perempuannya, umat laki2 bisa melakukan hubungan dengan istri orang [tentunya yg seumat digereja donk, kalo ga begitu, bisa kacau digebuki orang] semua itu adalah bentuk per-wujud-tan ajaran Kasih dari Mr. Y

pilihan yg diambil oleh umat dan pendeta tersebut apakah udah diatur oleh Mr. T ? kalo "ya" bisa kacau tuh   kalo sesuai uraian saya diatas, Kamma/Karma tidak ada hubungan dengan pilihan yg diambil seseorang yg dilandasi oleh niat dan pikiran pribadi yg dituangkan dalam bentuk perbuatan... karena murni pilihan pribadi seseorang !
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:41:14 PM

berkali-kali pula saya menerangkan bahwa TIDAK ada IMAN didalam Buddhism, entah kenapa ada pernyataan sebaliknya masih muncul ?

Nibbana bisa dibuktikan oleh mereka yg telah bisa merealisasi, Nibbana belum bisa dibuktikan oleh mereka yg belum bisa merealisasi, kalo masih belum bisa merealisasi, ga usah percaya Nibbana, kalo ga percaya Nibbana, ga masuk neraka/ga ada ancaman apa pun... simple bukan ?

Nibbana bukan berdasarkan pikiran orang yg belum merealisasi Nibbana, tapi Nibbana bisa berdasarkan pikiran orang yg telah merealisasi Nibbana...

Integral bukan didasarkan pada pikiran anak SD/SMP yg belum bisa membuktikan Integral, tapi Integral bisa didasarkan pada pikiran sarjana teknik yg telah bisa membuktikan Integral...

masih ga ngerti ?

ini yg gw bilang ngeyel
aya aya wae wk wk wk wk
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:41:49 PM
Ok..
Coba kita buktikan bahwa Anda plagiat murni dari pendapat orang atau tidak..

Nibbana itu bentuk pikiran seperti apa ?
Silakan jelaskan..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 04:42:42 PM

sudah saya jawab.. masa belum dibaca sih ?  :-w

ini yg gw bilang jurus pura2 ga baca
aya aya wae wk wk wk wk
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 04:42:59 PM
harusnya jawab pake pemahaman sendiri...
kalo ngambil jawaban orang lain berarti belum ngerti. belum ngerti apa itu nibbana kenapa ngototin kudu diimani? aneh" aja...

cape deeeeeeeeeeee............  (:$
tidur ah...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:43:07 PM
wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??
saya sudah berkali-kali menerangkan tentang iman.. entah kenapa ada pertanyaan seperti ini lagi ya?
nibbana jelas sekali tidak dapat dibuktikan, karena pada posting sebelumnya ada seseorang yang mengacu bahwa nibbana adalah pikiran...

berkali-kali pula saya menerangkan bahwa TIDAK ada IMAN didalam Buddhism, entah kenapa ada pernyataan sebaliknya masih muncul ?

Nibbana bisa dibuktikan oleh mereka yg telah bisa merealisasi, Nibbana belum bisa dibuktikan oleh mereka yg belum bisa merealisasi, kalo masih belum bisa merealisasi, ga usah percaya Nibbana, kalo ga percaya Nibbana, ga masuk neraka/ga ada ancaman apa pun... simple bukan ?

Nibbana bukan berdasarkan pikiran orang yg belum merealisasi Nibbana, tapi Nibbana bisa berdasarkan pikiran orang yg telah merealisasi Nibbana...

Integral bukan didasarkan pada pikiran anak SD/SMP yg belum bisa membuktikan Integral, tapi Integral bisa didasarkan pada pikiran sarjana teknik yg telah bisa membuktikan Integral...

masih ga ngerti ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:44:39 PM
ini jawaban tebak-tebakan tentang hukum karma.. tidak menjelaskan apa yang dilakukan oleh hugh hefner sehingga dia mendapatkan keadaan seperti sekarang...
[at] hedi
saya sudah menjawab nibbana adalah bentuk pikiran...( sesuai dengan posting seseorang di thread ini)
anda juga belum menjawab bagaimana karma yang dilakukan hugh hefner

sudah saya jawab.. masa belum dibaca sih ?  :-w

Quote
wait perlu dipertegas disini, hukum Kamma/Karma cuma 1 yaitu hukum sebab-akibat, so tidak ada jenis hukum Kamma/karma lainnya dan Kamma/Karma bukan kutukan/balasan/ancaman atas sesuatu, karena pandangan umum orang Kamma/Karma itu sebagai balasan/kutukan/ancaman dari suatu perbuatan buruk.

Kamma/Karma berarti perbuatan, Kamma/Karma bisa baik atau buruk, tergantung jenis perbuatan yg dilakukan, Kamma/Karma yg terjadi bukan cuma dari 1 atau 2 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan. Kamma/Karma berlaku untuk setiap mahluk apa pun tanpa kecuali, tidak ada batasan kecuali terhadap orang yg telah memotong alur kehidupan.

hugh hefner memiliki kekayaan yg begitu banyak adalah buah dari perbuatan bajik dia, sama hal nya dengan orang2 kaya lainnya dan itu bukan berkah/rejeki dari Mr. T... kenapa dia dikelilingi oleh wanita2 cantik ? itu adalah perbuatan dia sendiri, kemana ia mau mengarahkan perbuatan dia, karena ia merasa mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bersenang2 dengan wanita.

sama hal nya dengan orang yg kaya, karena ia mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bermain judi, itu adalah pilihan dia sendiri, tidak ada Kamma/Karma yg mengatur apa yg akan dilakukan oleh seseorang ! apa yg akan dilakukan seseorang adalah bersumber dari niat dan pikiran dia sendiri, semua keputusan tergantung pada diri dia sendiri.

perbuatan buruk/amoral yg dilakukan seseorang dalam hidupnya berdasarkan keputusan dia sendiri, tidak ada yg mengatur/mengkondisikan dia untuk masuk kedalam pilihannya dia, Kamma/Karma tidak mengatur seseorang untuk masuk kedalam pilihan dia, sehingga ia menggunakan kekayaannya dengan salah yaitu menikmati nafsu indra-nya dengan para wanita bukan disebabkan karena Kamma/Karma tapi murni pillihan dia sendiri, bandingkan dengan konsep agama Nasrani, bahwa kekayaan berasal dari Mr. T dan Mr. T telah mengatur hidup hugh hefner, so berarti Mr. T lah yg mengkondisikan terjadinya perbuatan nista yg dilakukan oleh hugh hefner, betul ? jangan sangkut pautkan dengan Kamma/Karma dunk, silakan anda tanya lah pada Mr. T

setiap perbuatan buruk/amoral yg ia lakukan yg jg merupakan pilihan dia sendiri, baik yg ia sadari penuh atau tidak sadari, memiliki konsekuensi sendiri yg akan ia tanggung, ibarat ia menanam bibit dengan kualitas yg buruk, setelah ia menikmati hasil panen sebelumnya...


selingan : entah ada yg pernah dengar ini atau tidak (CMIIW)
saya jadi teringat satu cerita yg diceritakan oleh seorang guru bahasa inggris sekolah Katholik, yg pernah kuliah di jkt pada awal tahun 80'an, pada awal tahun 80'an ada sebuah gereja kr****n dimana memiliki pandangan yg berbeda dari yg lain, pendetanya mengajarkan Kasih yg luar biasa spektakuler, yaitu menebar kasih dengan cara hubungan intim, jadi si pendeta cukup puas, mengingat umat wanita byk, ya bayangi aja sendiri...

yg parahnya lagi ia jg mengajarkan ke keluarga umat", sehingga terjadi p*n*staan yg biadab, dimana anak laki bisa berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya, ayah bisa dengan anak perempuannya, umat laki2 bisa melakukan hubungan dengan istri orang [tentunya yg seumat digereja donk, kalo ga begitu, bisa kacau digebuki orang] semua itu adalah bentuk per-wujud-tan ajaran Kasih dari Mr. Y

pilihan yg diambil oleh umat dan pendeta tersebut apakah udah diatur oleh Mr. T ? kalo "ya" bisa kacau tuh   kalo sesuai uraian saya diatas, Kamma/Karma tidak ada hubungan dengan pilihan yg diambil seseorang yg dilandasi oleh niat dan pikiran pribadi yg dituangkan dalam bentuk perbuatan... karena murni pilihan pribadi seseorang !
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 04:47:02 PM
Quote
ini jawaban tebak-tebakan tentang hukum karma.. tidak menjelaskan apa yang dilakukan oleh hugh hefner sehingga dia mendapatkan keadaan seperti sekarang...

lah mau tau jelas nanya ke Hefner langsung boss...
kita disini mana tau detil kehidupan dia kaya apa...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:47:19 PM
Ada tipe orang BUTA yang menggunakan lampion supaya orang tidak menabraknya.
Sehingga tidak sadar bahwa api lampion sudah padam tetapi tidak tahu..

Anda sadar Sdr. Dharmakara ?

Bisa tidak Anda mengerti sendiri apa yang Anda tanyakan ?

Anda sendiri tidak tahu apa itu Nibbana
Anda sendiri tidak tahu apa itu Iman
Tapi menggunakan kedua kata itu dalam bertanya..

Silakan direnungkan..

wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 04:48:43 PM
Anda sendiri tidak tahu.. tapi bisa berkomentar..
Anda menggali lubang kubur Anda sendiri..

Pertanyaan saya. Darimana Anda tahu JAWABAN itu TEBAK2AN ?
Tolong dijawab.
ini jawaban tebak-tebakan tentang hukum karma.. tidak menjelaskan apa yang dilakukan oleh hugh hefner sehingga dia mendapatkan keadaan seperti sekarang...
[at] hedi
saya sudah menjawab nibbana adalah bentuk pikiran...( sesuai dengan posting seseorang di thread ini)
anda juga belum menjawab bagaimana karma yang dilakukan hugh hefner

sudah saya jawab.. masa belum dibaca sih ?  :-w

Quote
wait perlu dipertegas disini, hukum Kamma/Karma cuma 1 yaitu hukum sebab-akibat, so tidak ada jenis hukum Kamma/karma lainnya dan Kamma/Karma bukan kutukan/balasan/ancaman atas sesuatu, karena pandangan umum orang Kamma/Karma itu sebagai balasan/kutukan/ancaman dari suatu perbuatan buruk.

Kamma/Karma berarti perbuatan, Kamma/Karma bisa baik atau buruk, tergantung jenis perbuatan yg dilakukan, Kamma/Karma yg terjadi bukan cuma dari 1 atau 2 sebab, tapi dari beberapa sebab yg saling berhubungan. Kamma/Karma berlaku untuk setiap mahluk apa pun tanpa kecuali, tidak ada batasan kecuali terhadap orang yg telah memotong alur kehidupan.

hugh hefner memiliki kekayaan yg begitu banyak adalah buah dari perbuatan bajik dia, sama hal nya dengan orang2 kaya lainnya dan itu bukan berkah/rejeki dari Mr. T... kenapa dia dikelilingi oleh wanita2 cantik ? itu adalah perbuatan dia sendiri, kemana ia mau mengarahkan perbuatan dia, karena ia merasa mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bersenang2 dengan wanita.

sama hal nya dengan orang yg kaya, karena ia mampu berfoya2 dengan kekayaan yg ia miliki, ia memilih untuk bermain judi, itu adalah pilihan dia sendiri, tidak ada Kamma/Karma yg mengatur apa yg akan dilakukan oleh seseorang ! apa yg akan dilakukan seseorang adalah bersumber dari niat dan pikiran dia sendiri, semua keputusan tergantung pada diri dia sendiri.

perbuatan buruk/amoral yg dilakukan seseorang dalam hidupnya berdasarkan keputusan dia sendiri, tidak ada yg mengatur/mengkondisikan dia untuk masuk kedalam pilihannya dia, Kamma/Karma tidak mengatur seseorang untuk masuk kedalam pilihan dia, sehingga ia menggunakan kekayaannya dengan salah yaitu menikmati nafsu indra-nya dengan para wanita bukan disebabkan karena Kamma/Karma tapi murni pillihan dia sendiri, bandingkan dengan konsep agama Nasrani, bahwa kekayaan berasal dari Mr. T dan Mr. T telah mengatur hidup hugh hefner, so berarti Mr. T lah yg mengkondisikan terjadinya perbuatan nista yg dilakukan oleh hugh hefner, betul ? jangan sangkut pautkan dengan Kamma/Karma dunk, silakan anda tanya lah pada Mr. T

setiap perbuatan buruk/amoral yg ia lakukan yg jg merupakan pilihan dia sendiri, baik yg ia sadari penuh atau tidak sadari, memiliki konsekuensi sendiri yg akan ia tanggung, ibarat ia menanam bibit dengan kualitas yg buruk, setelah ia menikmati hasil panen sebelumnya...


selingan : entah ada yg pernah dengar ini atau tidak (CMIIW)
saya jadi teringat satu cerita yg diceritakan oleh seorang guru bahasa inggris sekolah Katholik, yg pernah kuliah di jkt pada awal tahun 80'an, pada awal tahun 80'an ada sebuah gereja kr****n dimana memiliki pandangan yg berbeda dari yg lain, pendetanya mengajarkan Kasih yg luar biasa spektakuler, yaitu menebar kasih dengan cara hubungan intim, jadi si pendeta cukup puas, mengingat umat wanita byk, ya bayangi aja sendiri...

yg parahnya lagi ia jg mengajarkan ke keluarga umat", sehingga terjadi p*n*staan yg biadab, dimana anak laki bisa berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya, ayah bisa dengan anak perempuannya, umat laki2 bisa melakukan hubungan dengan istri orang [tentunya yg seumat digereja donk, kalo ga begitu, bisa kacau digebuki orang] semua itu adalah bentuk per-wujud-tan ajaran Kasih dari Mr. Y

pilihan yg diambil oleh umat dan pendeta tersebut apakah udah diatur oleh Mr. T ? kalo "ya" bisa kacau tuh   kalo sesuai uraian saya diatas, Kamma/Karma tidak ada hubungan dengan pilihan yg diambil seseorang yg dilandasi oleh niat dan pikiran pribadi yg dituangkan dalam bentuk perbuatan... karena murni pilihan pribadi seseorang !
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 30 July 2007, 04:49:31 PM
lama2 jadi thread sampah nih... ::)
saya jadi cheerleader aja dah, bersama 7th n ta*

kendi kasmaran & panu vs lamakaratan ronde kedua...

menurut lamakaratan, iman adalah sesuatu yg dipercaya dan tidak bisa dibuktikan...

gimana menurut kendi dan panu? apakah iman dan kepercayaan itu? apa bedanya?
teori2 buddhis (nibbana, karma, etc) termasuk imankah? kepercayaankah? atau bukan dua2nya? lalu apa?

teng! ronde kedua di mulai!!!

 ;D ;D ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:50:47 PM
kalau begitu tolong dijelaskan apa itu nibbana dan apa itu iman menurut versi anda..
Ada tipe orang BUTA yang menggunakan lampion supaya orang tidak menabraknya.
Sehingga tidak sadar bahwa api lampion sudah padam tetapi tidak tahu..

Anda sadar Sdr. Dharmakara ?

Bisa tidak Anda mengerti sendiri apa yang Anda tanyakan ?

Anda sendiri tidak tahu apa itu Nibbana
Anda sendiri tidak tahu apa itu Iman
Tapi menggunakan kedua kata itu dalam bertanya..

Silakan direnungkan..

wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:51:36 PM
jelas saja tebak-tebakan, karena tidak menjelaskan secara logis bagaimana hukum karma hugh hefner...
Anda sendiri tidak tahu.. tapi bisa berkomentar..
Anda menggali lubang kubur Anda sendiri..

Pertanyaan saya. Darimana Anda tahu JAWABAN itu TEBAK2AN ?
Tolong dijawab.

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:53:54 PM
jelas saja tebak-tebakan, karena tidak menjelaskan secara logis bagaimana hukum karma hugh hefner...
Anda sendiri tidak tahu.. tapi bisa berkomentar..
Anda menggali lubang kubur Anda sendiri..

Pertanyaan saya. Darimana Anda tahu JAWABAN itu TEBAK2AN ?
Tolong dijawab.


bung, wise dikit, pake otak anda la, apakah judi itu bagian dari Kamma/Karma ? seseorang dapat bermain judi karena Kamma/karma yg menyebabkan ia berjudi ato itu pilihan dia sendiri ?

jika anda berdebat dimillis ini apakah udah diatur semua tindakan mu itu ? ato kah itu pilihan anda sendiri ? mohon jawabannya dulu deh...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 04:56:14 PM
ya lalu bagaimana hukum karma hugh hefner? karma apa yang dia lakukan?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 04:56:37 PM
Iya neh udah kacau... coba difokusin lagi dulu...
bahasnya 1 per 1...
handicap match...

ada 3 wasitnya....


sip! Fight!


Quote
jelas saja tebak-tebakan, karena tidak menjelaskan secara logis bagaimana hukum karma hugh hefner...

uda gw bilang tanya langsung ke orangnya dia ngapaen aja bisa kaya...
tanya ke ko Kasmaran ya pasti tebak"an... wong dia bukan Hefner... aneh" aja...
tebak"an gw, kurang baik apalagi dia bugilin cewe" buat difoto buat muasin mata dan nafsu co" yang ga kesampean liat cewe bugil langsung? maknay bisa kaya, dapet karma baek karena itu...  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 04:58:20 PM
ini jawaban tebak-tebakan tentang hukum karma.. tidak menjelaskan apa yang dilakukan oleh hugh hefner sehingga dia mendapatkan keadaan seperti sekarang...

apakah anda menuntut jawaban bahwa wanita" seksi itu sebagai akibat dari Kamma dia ? seperti kalo di agama I, berbuat baik biar dapat bidadari di surga sono ? kalo di agama K, itu pemberian dari Mr. T/Mr. Y yg memberikan wanita itu ?

kalo anda melakukan diskusi ini apakah bagian dari rencana si Mr. T/Mr. Y ? ato itu upah dari Kamma anda sebelumnya ? ataukah itu pilihan yg anda buat sendiri ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 05:00:45 PM
ya lalu bagaimana hukum karma hugh hefner? karma apa yang dia lakukan?

jawab pertanyaan gw dunk... koq lari trus.. tapi nuntut jawaban yg sama seperti yg ada dibenak anda, apakah yg ada dibenak anda itu adalah kebenaran ? bisa anda berikan jaminan ?

apa yg akan ia lakukan dalam hidupnya bukan Kamma ! jelas sampai sana ? itu adalah pilihan dia sendiri karena ia memiliki materi/kekayaan [ini baru Kamma]

sekarang jawab pertanyaan saya atau kengeyelan anda dalam diskusi [ini kan perbuatan anda] berarti ada karma yg mengatur ? jika ya, karma apa yg mengatur kengeyelan anda ? mohon dijawab
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:01:14 PM
saya bukan penyembah Y dan bukan penyembah T...
ini jawaban tebak-tebakan: siapa tau gara-gara memuaskan nafsu para cowok, maka hugh hefner mendapat karma baik??  >:D >:D >:D >:D >:D

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ta*_kucing on 30 July 2007, 05:02:34 PM
wah gw kenal nih jurus ngeyel sm jurus pura2 ga baca
tipikal banget...
aya aya wae wk wk wk wk
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:02:47 PM
Mengapa Anda putar balik ?
Anda bisa menjawab atau tidak.. Jujur saja.

Saya tidak mau menjawab sebelum Anda mengaku bahwa Anda benar2 tidak tahu..
Karena saya tidak suka pendapat saya diplagiat seperti yang Anda lakukan.

Jadi jawab. Anda bisa menjawab atau tidak ? Jangan bertele2..

kalau begitu tolong dijelaskan apa itu nibbana dan apa itu iman menurut versi anda..
Ada tipe orang BUTA yang menggunakan lampion supaya orang tidak menabraknya.
Sehingga tidak sadar bahwa api lampion sudah padam tetapi tidak tahu..

Anda sadar Sdr. Dharmakara ?

Bisa tidak Anda mengerti sendiri apa yang Anda tanyakan ?

Anda sendiri tidak tahu apa itu Nibbana
Anda sendiri tidak tahu apa itu Iman
Tapi menggunakan kedua kata itu dalam bertanya..

Silakan direnungkan..

wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 05:04:40 PM
Wah cape gua bc quote lebih banyak dari pada jawabannya! nonton lagi ah. Kaya di epce nih.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 30 July 2007, 05:06:36 PM
Quote
saya bukan penyembah Y dan bukan penyembah T...
ini jawaban tebak-tebakan: siapa tau gara-gara memuaskan nafsu para cowok, maka hugh hefner mendapat karma baik??  Evil Evil Evil Evil Evil

ya elah, an udah aye tebak duluan di atas...
tukang nyontek neh...   (:$

inget juga kehidupan bukan cuma sekali...
dan karma ga selalu berbuah pada kehidupan ini juga. ada karma yang berbuah pada kehidupan mendatang... KONON katanya begitu...


Gw juga mikirnya gitu Cing... temennye bukan neh?  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 05:07:51 PM
saya bukan penyembah Y dan bukan penyembah T...
ini jawaban tebak-tebakan: siapa tau gara-gara memuaskan nafsu para cowok, maka hugh hefner mendapat karma baik??  >:D >:D >:D >:D >:D


haha... ok lah kita stop kan aja kalo anda punya pandangan seperti itu, kaya-nya cape deh diskusi ma orang tipe gini...

ga jawab pertanyaan saya malah ngaburkan diskusi...

jika sesuai dengan tulisan anda, berarti anda ngeyel dengan pendapat anda tentang IMAN didalamm Buddhism itu sebagai akibat Karma bermulut besar yg pernah anda lakukan sebelumnya ? trus jika anda bermain judi [foya"] itu karena Karma dulu suka menabung ?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:09:46 PM
Sekarang begini saja..
Karena Sdr. Dharmakara yang tidak percaya Nibbana dan terus menerus menekankan iman..

Silakan jelaskan apa itu iman.. dan apa pendapatnya mengenai Nibbana.
Pusing kalau Sdr. Dharmakara bertele2 saja. Hanya bisa menyalahkan
Tetapi ketika ditanya, menggunakan ilmu ngeles.. jadi kesannya seperti anak kecil.

Jika Anda tidak bisa jawab. Tolong jujur.. Itu saja.
Ini post saya terakhir bila Anda tetap ngeles, saya tidak akan menggubris Anda.
Ibarat Anjing menggonggong Kafilah berlalu..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:19:53 PM
saya sudah menjawabnya berkali-kali:
iman--> sesuatu yang belum/tidak bisa dibuktikan dengan teknologi dan pola pikir sekarang
nibbana--> tujuan akhir umat Buddha, ada dipikiran...
nibbana tidak bisa dibuktikan apabila seseorang belum mencapai arahat

nah sekarang bagaimana dengan pendapat bro Hedi tentang iman dan nibbana?
lalu tolong jelaskan juga tentang hugh hefner!

Mengapa Anda putar balik ?
Anda bisa menjawab atau tidak.. Jujur saja.

Saya tidak mau menjawab sebelum Anda mengaku bahwa Anda benar2 tidak tahu..
Karena saya tidak suka pendapat saya diplagiat seperti yang Anda lakukan.

Jadi jawab. Anda bisa menjawab atau tidak ? Jangan bertele2..

kalau begitu tolong dijelaskan apa itu nibbana dan apa itu iman menurut versi anda..
Ada tipe orang BUTA yang menggunakan lampion supaya orang tidak menabraknya.
Sehingga tidak sadar bahwa api lampion sudah padam tetapi tidak tahu..

Anda sadar Sdr. Dharmakara ?

Bisa tidak Anda mengerti sendiri apa yang Anda tanyakan ?

Anda sendiri tidak tahu apa itu Nibbana
Anda sendiri tidak tahu apa itu Iman
Tapi menggunakan kedua kata itu dalam bertanya..

Silakan direnungkan..

wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:26:50 PM
point saya yang sangat penting disini adalah: hukum karma, nibbana, 31 alam kehidupan --> tidak mungkin dibuktikan tanpa mencapai tingkat kesucian tertentu. kalau belum mencapai tingkat kesucian maka 3 hal tersebut adalah iman
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:27:35 PM
Saya masih ingin bertanya.. sehingga saya bisa memberikan jawaban yang tepat..
Jadi sebelum saya menjawab..
saya ingin tanya apa itu bukti ?
Tolong Anda definisikan dulu.
Apakah harus mengalami sendiri baru dikatakan bukti?

Bila iya, Anda tentu juga tidak percaya hasil penelitian orang2,
karena tentu Anda tidak pernah bisa sempat melakukan semua penelitian orang2 itu bukan ?

Jadi tolong definisikan dulu apa itu BUKTI..

saya sudah menjawabnya berkali-kali:
iman--> sesuatu yang belum/tidak bisa dibuktikan dengan teknologi dan pola pikir sekarang
nibbana--> tujuan akhir umat Buddha, ada dipikiran...
nibbana tidak bisa dibuktikan apabila seseorang belum mencapai arahat

nah sekarang bagaimana dengan pendapat bro Hedi tentang iman dan nibbana?
lalu tolong jelaskan juga tentang hugh hefner!

Mengapa Anda putar balik ?
Anda bisa menjawab atau tidak.. Jujur saja.

Saya tidak mau menjawab sebelum Anda mengaku bahwa Anda benar2 tidak tahu..
Karena saya tidak suka pendapat saya diplagiat seperti yang Anda lakukan.

Jadi jawab. Anda bisa menjawab atau tidak ? Jangan bertele2..

kalau begitu tolong dijelaskan apa itu nibbana dan apa itu iman menurut versi anda..
Ada tipe orang BUTA yang menggunakan lampion supaya orang tidak menabraknya.
Sehingga tidak sadar bahwa api lampion sudah padam tetapi tidak tahu..

Anda sadar Sdr. Dharmakara ?

Bisa tidak Anda mengerti sendiri apa yang Anda tanyakan ?

Anda sendiri tidak tahu apa itu Nibbana
Anda sendiri tidak tahu apa itu Iman
Tapi menggunakan kedua kata itu dalam bertanya..

Silakan direnungkan..

wah.. nibbana bukan iman? hukum karma bukan iman? 31 alam kehidupan juga bukan iman? lalu apakah anda sudah merealisasikan ke 3 hal tersebut, sehingga anda bisa menyatakan bukan iman??

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:28:32 PM
Ok. Saya paham maksud Anda.. Dan kita pelan2 saja.. jangan terburu2.. Slow but sure..
Tolong jawab dulu pertanyaan saya. Dan saya akan membawa Anda menuju yang Anda ingin tahu semampu saya..

point saya yang sangat penting disini adalah: hukum karma, nibbana, 31 alam kehidupan --> tidak mungkin dibuktikan tanpa mencapai tingkat kesucian tertentu. kalau belum mencapai tingkat kesucian maka 3 hal tersebut adalah iman
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 05:33:19 PM
Wah camod mulai unjuk gigi nih!
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:34:34 PM
artikel dari sdr morpheus sudah menjawab apa itu bukti secaara logis dan scientific. "bila suatu formula dilakukan 10 kali percobaan maka akan menghasilkan 10 kali hasil yang sama maka itu adalah bukti scientific dan logis"...

lantas apakah hukum karma memiliki sifat tersebut? 10 kali dilakukan "foto bugil" oleh  hugh hefner?? apa yang terjadi..??


Saya masih ingin bertanya.. sehingga saya bisa memberikan jawaban yang tepat..
Jadi sebelum saya menjawab..
saya ingin tanya apa itu bukti ?
Tolong Anda definisikan dulu.
Apakah harus mengalami sendiri baru dikatakan bukti?

Bila iya, Anda tentu juga tidak percaya hasil penelitian orang2,
karena tentu Anda tidak pernah bisa sempat melakukan semua penelitian orang2 itu bukan ?

Jadi tolong definisikan dulu apa itu BUKTI..


Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 05:36:32 PM
Wah camod mulai unjuk gigi nih!

 =D> ayo cayo... tunjukan gigi mu  ^-^ ryu, kita jd penonton aja deh... kayaknya lebih asik kalo terarah kita percayakan kepada 1 orang... trus jangan kasih komentar pendek" biarkan mereka selesai-kan dulu deh... deal ?  :D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:37:57 PM
Sdr. Dharmakara. Sadar. Anda anak burung yang belajar mengepak.. Jangan berpikir terbang..
Saya perlu mengetahui kedalaman pemahaman Anda. Tolong jangan bertele2 dengan membawa pendapat si A lah. Pendapat si B lah. Anda percaya dengan diri Anda sendiri bukan ?

Silakan jawab. Apa itu bukti menurut pendapat Anda. Jika Anda mengeles lagi. Saya benar2 tidak mau menanggapi Anda. Silakan Anda bergonggong ria di forum ini. Saya tidak akan peduli.
Apakah Anda mau diperlakukan seperti itu hanya Anda yang menentukan..

artikel dari sdr morpheus sudah menjawab apa itu bukti secaara logis dan scientific. "bila suatu formula dilakukan 10 kali percobaan maka akan menghasilkan 10 kali hasil yang sama maka itu adalah bukti scientific dan logis"...

lantas apakah hukum karma memiliki sifat tersebut? 10 kali dilakukan "foto bugil" oleh  hugh hefner?? apa yang terjadi..??


Saya masih ingin bertanya.. sehingga saya bisa memberikan jawaban yang tepat..
Jadi sebelum saya menjawab..
saya ingin tanya apa itu bukti ?
Tolong Anda definisikan dulu.
Apakah harus mengalami sendiri baru dikatakan bukti?

Bila iya, Anda tentu juga tidak percaya hasil penelitian orang2,
karena tentu Anda tidak pernah bisa sempat melakukan semua penelitian orang2 itu bukan ?

Jadi tolong definisikan dulu apa itu BUKTI..


Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 30 July 2007, 05:41:21 PM
Deal.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:43:14 PM
 [at] hedi..
cape deh.. sudah baca artkel gue kan tentang scientific...?
hedi.. bukti itu bila ada seseorang yang sudah mengalaminya .. itu namanya bukti....
lalu apakah anda sudah mengalami nibbana? 31 alam kehidupan? hukum karma?

kayaknya yang bertele-tele itu anda deh..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 05:43:34 PM
lagi pula anda tidak menjawab hukum karma hugh hefner..??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 05:59:06 PM
Maaf.. Ini post saya yang terakhir..
Saya tidak akan membalas Anda lagi.

Sekarang begini. Contoh simpel saja.
Anda berbicara mengenai scientific dan segala macam.
Apakah Anda telah melakukan riset tentang penelitian yang mereka lakukan ?
Belum kan ? Terus kenapa Anda percaya itu benar ?
Karena apa ? Karena ada jurnal sebagai BUKTI.
Anda tidak perlu mengadakan penelitian serupa karena sudah ada jurnal2 penelitian
orang lain sebagai BUKTI.

Ok. Sekarang saya contohkan 1 contoh saja. Hukum Karma
Sekarang sudah ada penelitian mengenai Past Lives. PENELITIAN melalui Hipnoterapi.
Penelitian Ilmiah oleh Prof. Dr. Ian Stevenson, Bruce G.
Silakan baca buku2 nya.

Saya bawa sedikit contoh, ada kasus di mana seorang ibu menderita sakit liver
Setelah diopname tidak ada kelainan pada hatinya.
Tetapi setelah diregresi kehidupan masa lalu, ternyata pada masa kehidupan
lalu, ibu tersebut pernah disiksa di bagian hati dan menjadi trauma.
Dan ketika bertumimbal lahir ke kehidupan berikutnya perasaan itu masih dibawa.

Dan setelah disadarkan bahwa semua itu telah berlalu, ibu tersebut juga sembuh.

Ini penelitian. Dan saya tidak mengada2. Silakan baca buku atau google. Jangan malas.
Jika Anda menganggap saya ngeles ya apa boleh buat.

Dan jika Anda tidak percaya lakukanlah experimen sederhana.
Ambil pisau yang tajam, dan tusukkan pada dada Anda tepat di jantung sampai darah keluar
Maka Anda akan mati. Itu pertanda adanya Hukum Karma walau extrim.
Dengan sebab Anda menusuk jantung, dan akibatnya Anda mati.

Jadi jika Anda ingin bertanya kebenaran Hukum Karma, coba dulu experiment tersebut.
Simpel kan. Kalau tidak ada hukum karma tentu Anda tidak mati.

Saya sudah capek berdiskusi dengan anak kecil seperti Anda.


[at] hedi..
cape deh.. sudah baca artkel gue kan tentang scientific...?
hedi.. bukti itu bila ada seseorang yang sudah mengalaminya .. itu namanya bukti....
lalu apakah anda sudah mengalami nibbana? 31 alam kehidupan? hukum karma?

kayaknya yang bertele-tele itu anda deh..

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 30 July 2007, 06:08:24 PM
lagi pula anda tidak menjawab hukum karma hugh hefner..??

hahaha.... kalo menurut bung Dharmakara sendiri gimana ? bisa jawab pake Kamma, bisa pake iman, bisa pake embel" Mr.T/Mr. Y

NB: karena berhubung anda tidak menjawab pertanyaan bro Hedi, dia tidak melanjutkan diskusi dengan anda... tapi kira" kita boleh donk tau pendapat anda tentang si bos playboy tersebut... :D kita tunggu jawaban anda...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 06:09:35 PM
bukti-bukti tentang hukum karma masih sangat sedikit. tidak bisa menggeneralisasi semua hukum karma berdasarkan bukti yang cuma sedikit itu. apakah kalau ada seseorang menderita sakit liver, lalu secara kebetulan di-hipnoterapi itu mewakili semua pembuktian hukum karma? apakah sakit liver itu mewakili hukum karma hugh hefner??

masih sangat sedikit bukti tentang hukum karma. bahkan yang diajarkan oleh Buddha sangat banyak yang tidak bisa dibuktikan...  pembuktian dalam agama Buddha masih sangat-sangat jauh.......


Quote
Ok. Sekarang saya contohkan 1 contoh saja. Hukum Karma
Sekarang sudah ada penelitian mengenai Past Lives. PENELITIAN melalui Hipnoterapi.
Penelitian Ilmiah oleh Prof. Dr. Ian Stevenson, Bruce G.
Silakan baca buku2 nya.

Saya bawa sedikit contoh, ada kasus di mana seorang ibu menderita sakit liver
Setelah diopname tidak ada kelainan pada hatinya.
Tetapi setelah diregresi kehidupan masa lalu, ternyata pada masa kehidupan
lalu, ibu tersebut pernah disiksa di bagian hati dan menjadi trauma.
Dan ketika bertumimbal lahir ke kehidupan berikutnya perasaan itu masih dibawa.

Dan setelah disadarkan bahwa semua itu telah berlalu, ibu tersebut juga sembuh.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 06:12:50 PM
iya2.. begini gampang saja, kalo jawaban pake logika dan tebak-tebakan:
karena hugh hefner memuaskan nafsu para lelaki (membawa kebahagiaan), maka hugh hefner memperoleh karma baik...  >:D >:D >:D >:D >:D >:D >:D >:D

tapi kalau secara imani:
saya beriman bahwa hugh hefner dulu telah melakukan karma baik yang besar, sehingga dia memperoleh kehidupan nikmat seperti sekarang ini...

lagi pula anda tidak menjawab hukum karma hugh hefner..??

hahaha.... kalo menurut bung Dharmakara sendiri gimana ? bisa jawab pake Kamma, bisa pake iman, bisa pake embel" Mr.T/Mr. Y

NB: karena berhubung anda tidak menjawab pertanyaan bro Hedi, dia tidak melanjutkan diskusi dengan anda... tapi kira" kita boleh donk tau pendapat anda tentang si bos playboy tersebut... :D kita tunggu jawaban anda...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 06:14:09 PM
Silakan baca bukunya.. dan searching di google
Baca bukti penelitiannya.. Banyak buktinya.
Dan saya juga tidak tahu parameter banyak / sedikit nya yang bisa memuaskan Anda

Tapi dengan ada mengatakan
bukti-bukti tentang hukum karma masih sangat sedikit. tidak bisa MENGGENERALISASI SEMUA hukum karma berdasarkan bukti yang cuma sedikit itu.

Secara tersirat ANDA SUDAH YAKIN ADANYA HUKUM KARMA

Jika tidak percaya dan lebih yakin jika melakukannya sendiri
Ambil pisau dan lakukanlah.
Kenapa masih bertele2.

Untuk selanjutnya
TERSERAH ANDA MAU POSTING APA.

Peribahasa : Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu..

bukti-bukti tentang hukum karma masih sangat sedikit. tidak bisa menggeneralisasi semua hukum karma berdasarkan bukti yang cuma sedikit itu. apakah kalau ada seseorang menderita sakit liver, lalu secara kebetulan di-hipnoterapi itu mewakili semua pembuktian hukum karma? apakah sakit liver itu mewakili hukum karma hugh hefner??

masih sangat sedikit bukti tentang hukum karma. bahkan yang diajarkan oleh Buddha sangat banyak yang tidak bisa dibuktikan...  pembuktian dalam agama Buddha masih sangat-sangat jauh.......


Quote
Ok. Sekarang saya contohkan 1 contoh saja. Hukum Karma
Sekarang sudah ada penelitian mengenai Past Lives. PENELITIAN melalui Hipnoterapi.
Penelitian Ilmiah oleh Prof. Dr. Ian Stevenson, Bruce G.
Silakan baca buku2 nya.

Saya bawa sedikit contoh, ada kasus di mana seorang ibu menderita sakit liver
Setelah diopname tidak ada kelainan pada hatinya.
Tetapi setelah diregresi kehidupan masa lalu, ternyata pada masa kehidupan
lalu, ibu tersebut pernah disiksa di bagian hati dan menjadi trauma.
Dan ketika bertumimbal lahir ke kehidupan berikutnya perasaan itu masih dibawa.

Dan setelah disadarkan bahwa semua itu telah berlalu, ibu tersebut juga sembuh.

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 06:20:37 PM
yesss... akhirnya ada yang memahamiku...  :-* :-* :-* :-* :-* :-*

Quote
saya bukan penyembah Y dan bukan penyembah T...
ini jawaban tebak-tebakan: siapa tau gara-gara memuaskan nafsu para cowok, maka hugh hefner mendapat karma baik??  Evil Evil Evil Evil Evil

ya elah, an udah aye tebak duluan di atas...
tukang nyontek neh...   (:$

inget juga kehidupan bukan cuma sekali...
dan karma ga selalu berbuah pada kehidupan ini juga. ada karma yang berbuah pada kehidupan mendatang... KONON katanya begitu...


Gw juga mikirnya gitu Cing... temennye bukan neh?  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 30 July 2007, 06:24:09 PM
iya memang saya yakin dan mengimani hukum karma.. jelas sekali... walaupun tidak bisa dibuktikan dan dilogika !!!
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 30 July 2007, 06:25:43 PM
Ya udah d.. I give up.. Capek jelasin  ^:)^ ^:)^ ^:)^

Udah.. Next topic lagi ya Bro kita bersuai lagi.. Senang diskusi dengan Anda walau kita beda pendapat..

iya memang saya yakin dan mengimani hukum karma.. jelas sekali... walaupun tidak bisa dibuktikan dan dilogika !!!
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 30 July 2007, 10:16:57 PM
Ok. Sekarang saya contohkan 1 contoh saja. Hukum Karma
Sekarang sudah ada penelitian mengenai Past Lives. PENELITIAN melalui Hipnoterapi.
Penelitian Ilmiah oleh Prof. Dr. Ian Stevenson, Bruce G.
Silakan baca buku2 nya.
sebenernya diskusi saya ditopik ini sudah selesai dengan kesimpulan saya dan bang kelana, tapi ngeliat posting2 ini saya jadi pengen nimbrung...

sebenernya buku itu masih blom bisa diterima sebagai bukti2 yg ilmiah (scientific) yg empiris dan terukur, makanya dr ian cuma berani memakai kata 'suggestive' (komplitnya: "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation"). sudah tentu dr ian sendiri menghindari menjadi cemoohan rekan2 ilmuan lainnya dengan berhati2 sekali sampai menggunakan kata "suggestive".

sekali lagi saya bilang, kalo memang bukti2 empiris dan terukur reinkarnasi ataupun hukum karma itu ada, maka reinkarnasi dan hukum karma sudah masuk buku2 text book anak smp - sma.

Saya bawa sedikit contoh, ada kasus di mana seorang ibu menderita sakit liver
Setelah diopname tidak ada kelainan pada hatinya.
Tetapi setelah diregresi kehidupan masa lalu, ternyata pada masa kehidupan
lalu, ibu tersebut pernah disiksa di bagian hati dan menjadi trauma.
Dan ketika bertumimbal lahir ke kehidupan berikutnya perasaan itu masih dibawa.

Dan setelah disadarkan bahwa semua itu telah berlalu, ibu tersebut juga sembuh.
inipun masih blom bisa dianggap bukti2 ilmiah yg empiris dan terukur, paling banyak ilmuan cuman bisa memasukkannya di kotak 'anomali'...

bang, banyak sekali di dunia ini yg diklaim sebagai keajaiban, dll. tiap2 agama punya yg namanya keajaiban dan semuanya selalu didasarkan pada kepercayaannya masing2. kalo yg sembuh kr****n, maka mereka klaim sembuh berkat sentuhan tuhan. kalo mereka muslim, maka mereka klaim sembuh berkat allah. kalo mereka percaya dukun, maka mereka klaim sembuhnya berkat pertolongan 'orang pintar'. kalo mereka percaya kelenteng, maka mereka klaim 'hu' atau dewanya yg menolong mereka. ada ratusan kesaksian mengenai mereka yg sembuh setelah pergi ke lourdes. ada ratusan kesaksian mengenai mereka yg sembuh setelah pergi ke putuosan (tempatnya guan yin). ada ratusan kesaksian mengenai mereka yg sembuh setelah pulang dari mekkah.

yg mana yg benar? scientis gak bisa tau, kecuali ada bukti2 ilmiah yg empiris dan terukur. sekali lagi science cenderung mengambil penjelasan yg paling sederhana (occam razor).

sampai di sini bisa dilihat bahwa agama2 (termasuk buddhis) masih sampai dalam taraf 'kepercayaan' (atau iman), belum bisa dikatakan terbukti. kalo salah satu dari anda ada yg bisa mempertunjukkan keajaiban yg konsisten dan bisa direproduksi di lingkungan yg terukur entah itu karma, tavatimsa, iddhi ataupun 31 alam kehidupan, mari ikut saya ke amrik menemui james randi untuk mengambil 1 juta dollar. komisi saya cukup 50%.
http://www.randi.org/research/index.html

;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 31 July 2007, 05:50:48 AM
lagi pula anda tidak menjawab hukum karma hugh hefner..??
duh... masih si boss playboy yah... ?
Penasaran buanget sama si boss playboy ?

Ya udah... negh gw jawab...
Percaya sukur... kaga percaya sukur...

"HH. berkondisi untuk menjadi boss playboy"

kondisi yg bagaimana ?
1. Memanfaatkan Kesempatan sewaktu tidak ada majalah dewasa yg populer
2. Lingkungan (peraturan) yg mendukung adanya majalah dewasa
3. Relasi yang kuat
4. Pandai merayu perempuan dan laki-laki untuk dijadikan relasi
5. Punya modal (ataupun relasi)
6. etc... etc... etc...

1~5 saling berhubungan satu sama lain...

Itulah Hukum Kamma...
Apa Sebab yg dia tanam sampai bisa punya Relasi kuat ?
Relasi yg mau menjadi editor, investor, fotografer, model, dll...

Mungkin dia menanamkan "Keramahan",
atau juga... menyebarkan "Ketakutan"

untuk lebih jelasnya sebaiknya hubungi H.H.
Namun... pasti dan tentunya...
Ada sebab yg tertanam, sehingga kondisi berakibat seperti apa dia sekarang
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Predator on 31 July 2007, 09:28:47 AM
yesss... akhirnya ada yang memahamiku...  :-* :-* :-* :-* :-* :-*

Quote
saya bukan penyembah Y dan bukan penyembah T...
ini jawaban tebak-tebakan: siapa tau gara-gara memuaskan nafsu para cowok, maka hugh hefner mendapat karma baik??  Evil Evil Evil Evil Evil

ya elah, an udah aye tebak duluan di atas...
tukang nyontek neh...   (:$

inget juga kehidupan bukan cuma sekali...
dan karma ga selalu berbuah pada kehidupan ini juga. ada karma yang berbuah pada kehidupan mendatang... KONON katanya begitu...


Gw juga mikirnya gitu Cing... temennye bukan neh?  ^-^
There is thus a classification of Kamma with reference to its time of operation:--

1. Ditthadhammavedaniya Kamma (Immediately Effective Kamma)
2. Upapajjavedaniya Kamma (Subsequently Effective Kamma)
3. Apar?pariyavedaniya Kamma (Indefinitely Effective Kamma) and
4. Ahosi Kamma (Ineffective Kamma)

There is another classification of Kamma according to function (kicca):

1. Janaka Kamma  (Reproductive Kamma),
2. Upatthambaka Kamma  (Supportive Kamma),
3. Upap?daka kamma  (Counteractive Kamma),
4. Upagh?taka kamma  (Destructive Kamma).

The following classification is according to the priority of effect (vip?kad?navasena):

1. Garuka Kamma,
2. ?sanna Kamma,
3. ?cinna Kamma, and
4. Katatt? Kamma.

Sumber : http://www.budsas.org/ebud/budtch/budteach20.htm  nah dari sumber ini anda analisa sendiri dan pelajari hal-hal apa yg terlah anda alami dan apakah masih relefan dengan kamma

rekan dhammakara anda mengatakan Kamma ga bisa dibuktikan.. ayo silahkan kita coba.. dengan sadar anda menjelaskan pandangan salah maka buah dari perbuatan anda bisa membuat orang malas diskusi dengan anda.. ga percaya dan ga bisa dibuktikan?? mau coba??  8) ayo silahkan..
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 10:32:40 AM
He took it too hard boy...

Ga bisakah berpikir simple aja karma adalah hukum sebab dan akibat...

gw kemaren dah tanya apakah ada suatu perbuatan tanpa sebab dan tanpa akibat di dunia ini?
itu cukup menjelaskan teori hukum karma bisa dibuktikan...

ndak digubris aku  :??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 31 July 2007, 10:38:12 AM
Ndak.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 10:51:17 AM
sorry... not u mr.Hadoken, move over...  [-X
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 31 July 2007, 11:03:37 AM
Who? ? ?  [at]  [at]  [at]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 31 July 2007, 11:24:00 AM
Kamma/Karma bisa dibuktikan, jd ada yg belum bisa dibuktikan, inti dari Kamma/Karma sendiri adalah perbuatan yg memiliki reaksi sebab-akibat...

Kamma/Karma yg bisa dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan kita melempar (sebab) HP 5110 [nge-tren ini dibawah thn 2000  ;D] ke kepala orang yg tidak kita kenal, orang itu akan marah (akibat). kita malas belajar (sebab) akhirnya ujian kita jeblok dapat 0 (akibat)

tapi ada Kamma/Karma yg belum bisa dibuktikan, karena membutuhkan kemampuan lebih [kemampuan bathin dan ga perlu jd arahat dulu koq], misalkan mengapa seseorang dapat terlahir menjadi kaya raya ? mengapa seseorang bisa terlahir di alam binatang ? (dari teori" yg ada kita bisa menjawab, tapi kita tidak mengetahui secara pasti dan tidak bisa membuktikan, mungkin ini yg dikatakan Dharmakara, cukup imani aja) ya kalo kondisinya sesusah itu dan diluar kemampuan kita, yg paling gampang ya "SKIP" aja, toh ga ada ruginya jg buat kita, tapi tetap kan bisa dibuktikan oleh mereka yg mampu, jd kita tidak berspekulasi di hal tersebut.

ada hal yg menarik di cerita bos playboy, apakah dengan menggunakan kekayaannya (ada kemampuan dia disana) untuk bersenang" dengan wanita adalah bagian dari Kamma/Karma ? ini susah dijawab, karena kita belum memiliki kemampuan tersebut, tapi pertanyaan telah dilontarkan... gimana nih  ???

gw sempat berpikir, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" dengan para wanita... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" berjudi... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" main golf... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk beli lapangan tembak, pistol [berapa gde itu tanah, trus disumbangkan ke kepolisian lg, bokap teman saya ada yg kaya gini] jd bisa menyalurkan hobi... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk berbisnis yg lain [memperluas jaringan bisnis]... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk kegiatan sosial...

apakah semua pilihan yg diambil oleh para orang kaya itu sudah ditentukan oleh perbuatan" masa lampau dia [red: Kamma/Karma] jika demikian apa bedanya dengan takdir ? apakah kita bisa katakan, bahwa apa pun yg akan kita buat, bukan pilihan kita, tapi telah diatur/digariskan/ditentukan...

mohon sharingnya  _/\_ [kecuali terhadap penganut IMAN]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 11:34:46 AM
Quote
apakah semua pilihan yg diambil oleh para orang kaya itu sudah ditentukan oleh perbuatan" masa lampau dia [red: Kamma/Karma] jika demikian apa bedanya dengan takdir ? apakah kita bisa katakan, bahwa apa pun yg akan kita buat, bukan pilihan kita, tapi telah diatur/digariskan/ditentukan...

diatur dan ditentukan oleh siapa sehingga dia mendapat karma demikian?

kalo takdir ditentukan oleh?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 31 July 2007, 11:35:43 AM
Bila demikian, tuan yg terhormat, seseorang membunuh, mencuri, dan berzinah disebabkan kamma lampau, mereka yg mendasarkan segala sesuatu pd kamma lampau sebagai unsur penentu akan kehilangan keinginan dan usaha untuk berbuat ini dan tak berbuat itu.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 31 July 2007, 11:41:41 AM
Bila demikian, tuan yg terhormat, seseorang membunuh, mencuri, dan berzinah disebabkan kamma lampau, mereka yg mendasarkan segala sesuatu pd kamma lampau sebagai unsur penentu akan kehilangan keinginan dan usaha untuk berbuat ini dan tak berbuat itu.

yups, kira" kita memiliki pertanyaan yg sama...

kita gunakan contoh yg nyerempet" ma bos playboy itu lagi deh... tuh kasus jkt Mei 98, ketika para preman jadi liar n haus s*ks, trus dia memperkosa amoy", kalo kita ngikuti logika Dharmakara, berarti preman itu menikmati Kamma/Karma baiknya, memperoleh kesenangan/kenikmatan betul ? ini baru yg namanya asal-asal-an ato tebak"kan, INGAT tidak semua bisa kita arahkan ke Kamma/Karma

manusia hidup memiliki kemampuan untuk menentukan atau bisa disebut kemampuan memilih, apa yg akan ia perbuat adalah pilihan, apa yg akan ia perbuat bukan ditentukan oleh Kamma/Karma...

justru ka chow, kalo semua sudah diatur/ditentukan, membunuh, mencuri, berdusta, berzinah semua bukan pilihan kita sebagai pelaku, berarti kalo kita udah di design menjadi buruk [contoh kasus memperkosa diatas] berarti kita tidak pernah memiliki kesempatan untuk berbuat baik !

kenapa ? karena Kamma/Karma kita udah mengatur kita untuk berbuat buruk dan itu pasti serta tidak dapat diubah... wah gawat dan ka chow donk... begitu jg dengan pengertian takdir, maka tidak salah kalo dulu ada kalimat "Takdir memang kejam" ya bayangi aja sendiri, dunia telah mengatur peran setiap manusia didalamnya...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 11:58:59 AM
gelas garamnya kan masih bisa ditambah airnya dalam Buddhism, manusia sangat" mempunyai free will... jadi meski nimbun garam seberapa banyak pun di kehidupan lampau, takaran itu bukan harga mati, masih bisa ditambah garam ato air lagi...

sedangkan takdir? silahkan duduk diam menunggu jalannya rencana...  ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 31 July 2007, 12:13:20 PM
gelas garamnya kan masih bisa ditambah airnya dalam Buddhism, manusia sangat" mempunyai free will... jadi meski nimbun garam seberapa banyak pun di kehidupan lampau, takaran itu bukan harga mati, masih bisa ditambah garam ato air lagi...

sedangkan takdir? silahkan duduk diam menunggu jalannya rencana...  ;D

ehm... gimana mau nambah air ke kolam garam? sedangkan kita dikondiskan oleh Kamma/Karma untuk berbuat jahat trus, kapan bisa berbuat baik trus ? nah loh... [mikir grak  ???]

apakah yg akan kita lakukan, yg menjadi keputusan atas pilihan kita : telah dikondisikan oleh Kamma/Karma ? kalo jawabannya adalah "ya" maka ga ada beda ma takdir, kecuali beda pelakunya aja, takdir dilakukan Mr. T kalo Kamma/Karma telah kita design di masa lalu... tetap aja sama n jd ka chow, menodai konsep Kamma/Karma  #-o

kalo diam n duduk nunggu, bakal sama aja... kita kan ga mungkin terlepas dari Kamma/Karma, betul ? jd kita telah dikondisikan membunuh, mencuri, berzinah, berbohong... kita ga bisa menghindar, berarti itu yg akan dan pasti kita lakukan... betul ? itu jika ada yg mengatakan bahwa apa yg akan kita lakukan telah dikondisikan oleh Kamma/Karma...

sama halnya dengan bos playboy dan preman yg memperkosa amoy" tragedi Mei 98, mereka menikmati kenikmatan s*ks, karena telah dikondisikan oleh Kamma/Karma untuk memetik buah Kamma/Karma baiknya dunk ? ka chow... ka chow...  #-o
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 12:22:49 PM
yakh, si boss...
aye kan kaga bilang karma masa lalu itu absolut menentukan kehidupan sekarang...
tadi pan ente nanya kalo karma masa lalu ditentukan sapa, ya dari perbuatan sendiri... takdir ya KONON katanya dari sang pencipta...

karena kita punya pikiran dan KESADARAN, aka semestinya bisa nambah air ke dalam gelas...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 12:46:42 PM
hueheuheuehue..... kalo gitu si Hugh Hefner berbuat karma baik tidak ya??
lagi pula anda tidak menjawab hukum karma hugh hefner..??
duh... masih si boss playboy yah... ?
Penasaran buanget sama si boss playboy ?

Ya udah... negh gw jawab...
Percaya sukur... kaga percaya sukur...

"HH. berkondisi untuk menjadi boss playboy"

kondisi yg bagaimana ?
1. Memanfaatkan Kesempatan sewaktu tidak ada majalah dewasa yg populer
2. Lingkungan (peraturan) yg mendukung adanya majalah dewasa
3. Relasi yang kuat
4. Pandai merayu perempuan dan laki-laki untuk dijadikan relasi
5. Punya modal (ataupun relasi)
6. etc... etc... etc...

1~5 saling berhubungan satu sama lain...

Itulah Hukum Kamma...
Apa Sebab yg dia tanam sampai bisa punya Relasi kuat ?
Relasi yg mau menjadi editor, investor, fotografer, model, dll...

Mungkin dia menanamkan "Keramahan",
atau juga... menyebarkan "Ketakutan"

untuk lebih jelasnya sebaiknya hubungi H.H.
Namun... pasti dan tentunya...
Ada sebab yg tertanam, sehingga kondisi berakibat seperti apa dia sekarang
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 12:48:42 PM
iya2.. nih.. gimana nih.. tolong dilogika dong.. bagaimana nih si hugh hefner bikin karma baik tidak ya?? apa gara2 dia suka memuaskan nafsu cowok sehingga vipaka-nya adalah bersenang2 dengan banyak cewek dan kaya raya?? ...  >:D >:D >:D >:D >:D  >:D >:D >:D >:D

Bila demikian, tuan yg terhormat, seseorang membunuh, mencuri, dan berzinah disebabkan kamma lampau, mereka yg mendasarkan segala sesuatu pd kamma lampau sebagai unsur penentu akan kehilangan keinginan dan usaha untuk berbuat ini dan tak berbuat itu.

yups, kira" kita memiliki pertanyaan yg sama...

kita gunakan contoh yg nyerempet" ma bos playboy itu lagi deh... tuh kasus jkt Mei 98, ketika para preman jadi liar n haus s*ks, trus dia memperkosa amoy", kalo kita ngikuti logika Dharmakara, berarti preman itu menikmati Kamma/Karma baiknya, memperoleh kesenangan/kenikmatan betul ? ini baru yg namanya asal-asal-an ato tebak"kan, INGAT tidak semua bisa kita arahkan ke Kamma/Karma

manusia hidup memiliki kemampuan untuk menentukan atau bisa disebut kemampuan memilih, apa yg akan ia perbuat adalah pilihan, apa yg akan ia perbuat bukan ditentukan oleh Kamma/Karma...

justru ka chow, kalo semua sudah diatur/ditentukan, membunuh, mencuri, berdusta, berzinah semua bukan pilihan kita sebagai pelaku, berarti kalo kita udah di design menjadi buruk [contoh kasus memperkosa diatas] berarti kita tidak pernah memiliki kesempatan untuk berbuat baik !

kenapa ? karena Kamma/Karma kita udah mengatur kita untuk berbuat buruk dan itu pasti serta tidak dapat diubah... wah gawat dan ka chow donk... begitu jg dengan pengertian takdir, maka tidak salah kalo dulu ada kalimat "Takdir memang kejam" ya bayangi aja sendiri, dunia telah mengatur peran setiap manusia didalamnya...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 12:54:36 PM
iya benar.. karena sebab  hugh hefner hobbi "memuaskan" dan "membahagiakan" kaum adam maka akibatnya: kehidupannya "terpuaskan" dan "terbahagiakan".. kaya raya... punya mansion berisi cewek2 muda dan cantik.. kalau begitu kesimpulannya hugh hefner berbuat karma baik...  >:D >:D >:D >:D >:D >:D


He took it too hard boy...

Ga bisakah berpikir simple aja karma adalah hukum sebab dan akibat...

gw kemaren dah tanya apakah ada suatu perbuatan tanpa sebab dan tanpa akibat di dunia ini?
itu cukup menjelaskan teori hukum karma bisa dibuktikan...

ndak digubris aku  :??
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 31 July 2007, 12:55:25 PM
hueheuheuehue..... kalo gitu si Hugh Hefner berbuat karma baik tidak ya??
Tidak ada apapun yg baik...
Tidak ada apapun yg jahat...

Semua tergantung dari mana anda menilai...
Bijaklah dalam bertindak...

Jikalau menurut anda mengumbar Nafsu Sex adalah baik,
Maka silahkan...
Tiada ada siapapun berhak melarang anda,

Karena anda sedang menanam sebab yg menurut anda baik...
Namun...
Jangan kecewa kalau ternyata suatu saat anda juga mendapatkan kebaikan yg serupa
contoh... Kerabat anda sendiri yg menjadi korban Nafsu Sex

--

Saya pribadi memilih untuk tidak menanam sebab apapun...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 12:56:21 PM
Quote
iya2.. nih.. gimana nih.. tolong dilogika dong.. bagaimana nih si hugh hefner bikin karma baik tidak ya?? apa gara2 dia suka memuaskan nafsu cowok sehingga vipaka-nya adalah bersenang2 dengan banyak cewek dan kaya raya?? ...  Evil Evil Evil Evil Evil  Evil Evil Evil Evil

dilogikakan? maksudnya ditebak"? kok doyan maen tebak"an seh... udah dari kemaren suruh nanya langsung ke Hugh Hefner nya elo kaga mau... mana tau diundang ke mansionnya, karma baek lo berbuah lho  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 01:03:15 PM
akhirnya ada orang yang sadar bahwa melogika hukum karma itu tidak ada bedanya dengan maen tebak-tebakan...  :-* :-* :-*
Quote
iya2.. nih.. gimana nih.. tolong dilogika dong.. bagaimana nih si hugh hefner bikin karma baik tidak ya?? apa gara2 dia suka memuaskan nafsu cowok sehingga vipaka-nya adalah bersenang2 dengan banyak cewek dan kaya raya?? ...  Evil Evil Evil Evil Evil  Evil Evil Evil Evil

dilogikakan? maksudnya ditebak"? kok doyan maen tebak"an seh... udah dari kemaren suruh nanya langsung ke Hugh Hefner nya elo kaga mau... mana tau diundang ke mansionnya, karma baek lo berbuah lho  ^-^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 01:05:57 PM
sebentar.. tolong dipertimbangkan:
1. ada orang yang suka mencuri walaupun dia berkecukupan secara ekonomi (kleptomania)
2. ada orang yang memang memiliki watak suka berkelahi, dan pemarah,
3. setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda dan hobi yang berbeda-beda pula...
...dst.....

nah seberapa besar free will itu???

gelas garamnya kan masih bisa ditambah airnya dalam Buddhism, manusia sangat" mempunyai free will... jadi meski nimbun garam seberapa banyak pun di kehidupan lampau, takaran itu bukan harga mati, masih bisa ditambah garam ato air lagi...

sedangkan takdir? silahkan duduk diam menunggu jalannya rencana...  ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 01:21:19 PM
Quote
akhirnya ada orang yang sadar bahwa melogika hukum karma itu tidak ada bedanya dengan maen tebak-tebakan...  Kiss Kiss Kiss

lo nanya tentang Hugh Hefner uda jelas tebak"an... kecuali ada yang bener" kenal dan tau kehidupan Hefner dsini

nanya yang realistis dikit boss...

gw da bilang ga usah susah", hukum karma = hukum sebab akibat
gw nanya lagi deh, (mungkin terlewat ama loe)...

ada ga perbuatan di dunia ini yang tanpa sebab atau akibat?
kalo ada sebutkan...
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 01:28:33 PM
Quote
sebentar.. tolong dipertimbangkan:
1. ada orang yang suka mencuri walaupun dia berkecukupan secara ekonomi (kleptomania)
2. ada orang yang memang memiliki watak suka berkelahi, dan pemarah,
3. setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda dan hobi yang berbeda-beda pula...
...dst.....

nah seberapa besar free will itu???

seberapa besar pastinya, saya jujur tidak tau...
tapi selama masih sanggup berbuat apa yang baik bagi diri sendiri dan orang lain, ya lakukan saja semaksimal mungkin...

maap... maksudnya 3 pernyataan itu kaitannya dengan free will apa ya... mohon diperjelas biar kaga salah" lagi mengingat kejadian beberapa hari ini...  :P
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 01:33:25 PM
iya2... emang semua terjadi karena sebab dan akibat.. tapi yang bener-bener kita tahu itu cuma akibatnya saja.... sedangkan sebab itu sendiri masih gelap.... kalau kita mencari penyebab dari segala sesuatu baik dari segi logis maupun pembuktian: pada awalnya "tebak-tebak"-an.... bisa benar bisa tidak...
lantas bila ada seseorang sudah menemukan penyebab dari segala sesuatu... apakah kita perlu re-invent the wheel? mencari lagi dan membuktikan lagi? karena itu beriman kepada seseorang yang sudah menemukan penyebab dari segala sesuatu adalah penting.

Kata Sang Buddha: "seperti seseorang yang terkena panah beracun lalu bertanya siapa yang memanah saya, berasal dari suku mana, dsb...dsb.... , racun itu akan membunuh dahulu sebelum pertanyaan itu terjawab..."


Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 01:35:02 PM
saya kuatir yang anda sebut dengan "free will" itu tidak benar-benar "free will" karena masih dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut... kira-kira berapa banyak keputusan yang kita hasilkan yang bisa disebut "free will" tanpa dipengaruhi faktor-faktor ini ???

Quote
sebentar.. tolong dipertimbangkan:
1. ada orang yang suka mencuri walaupun dia berkecukupan secara ekonomi (kleptomania)
2. ada orang yang memang memiliki watak suka berkelahi, dan pemarah,
3. setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda dan hobi yang berbeda-beda pula...
...dst.....

nah seberapa besar free will itu???

seberapa besar pastinya, saya jujur tidak tau...
tapi selama masih sanggup berbuat apa yang baik bagi diri sendiri dan orang lain, ya lakukan saja semaksimal mungkin...

maap... maksudnya 3 pernyataan itu kaitannya dengan free will apa ya... mohon diperjelas biar kaga salah" lagi mengingat kejadian beberapa hari ini...  :P
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 31 July 2007, 01:42:29 PM
Wah jadinya fightnya sm sapa nih? Hedi dah nyerah!
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 31 July 2007, 02:02:54 PM
seberapa besar faktor" itu berpengaruh ya tergantung gimana usaha lo sendiri...
semua keputusan adalah free-will, berhasil tidaknya dipengaruhi faktor" itu... dampak dari faktor" itu juga ditentukan oleh besar/kecilnya usaha sendiri... menurut gw seh gitu... menurut anda gimane?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 31 July 2007, 02:30:30 PM
bung dharmakara, jujur deh, lu tau Hukum Kamma ? [jujur deh, demi kebaikan lu sendiri, semoga berdusta tidak dihalalkan], lu tau Buddhism ?

nah kalo dah jawab itu diatas :
tuh bos playboy kenapa bisa kaya n banyak cewe disekitar dia ?
kenapa ada orang kaya, kenapa ada orang miskin ?
kenapa ada orang yg berjudi ? kenapa ada orang membunuh ? [intinya berbuat kejahatan] apakah karena free will ?



* koq pengen mancing ikan lele di sungai ya, dah lama ga makan ikan seh, sekali-kali boleh toh, belum vege nih * [ada yg ngerti maksud kata" Zen gw ga  :D]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 03:16:39 PM
waduh.. sayang bro. .saya gak jelas juga mengenai hukum karma... yang saya tau sih pokoknya hukum karma itu ada. dan saya beriman pada hukum karma... mohon maap kalo tebakan saya tentang hukum karma hugh hefner agak ngawur...    ;D ;D ;D

bung dharmakara, jujur deh, lu tau Hukum Kamma ? [jujur deh, demi kebaikan lu sendiri, semoga berdusta tidak dihalalkan], lu tau Buddhism ?

nah kalo dah jawab itu diatas :
tuh bos playboy kenapa bisa kaya n banyak cewe disekitar dia ?
kenapa ada orang kaya, kenapa ada orang miskin ?
kenapa ada orang yg berjudi ? kenapa ada orang membunuh ? [intinya berbuat kejahatan] apakah karena free will ?



* koq pengen mancing ikan lele di sungai ya, dah lama ga makan ikan seh, sekali-kali boleh toh, belum vege nih * [ada yg ngerti maksud kata" Zen gw ga  :D]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 31 July 2007, 04:08:13 PM
Dharmakara: adalah pilihan anda untuk mengimani sesuatu...
Namun jauh lebih baik kalau anda bisa membuktikan dan menyakini kebenarannya
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 31 July 2007, 05:29:05 PM
kepengennya saya juga memahami dan membuktikan hukum karma, nibbana, 31 alam kehidupan, dll... tapi apa daya bro. tak mampu nih.. :(  kalo mau membuktikan mau pake metode apa? sudah lihat artikel gue tentang science kan?... itu metode science juga tidak membuktikan apapun tentang kebenaran, mereka juga sering me-revisi penemuan mereka..  :( :( ada cara pembuktian tidak sih?

Dharmakara: adalah pilihan anda untuk mengimani sesuatu...
Namun jauh lebih baik kalau anda bisa membuktikan dan menyakini kebenarannya
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 31 July 2007, 10:23:46 PM
Kalau pembuktian tentang ke-31 alam... rasanya berat...
Kaga terpeleset ke-alam yg lebih rendah aja udah boleh senang...
Apa lage ngerasain semuanya sekaligus...

Hukum Kamma masih bisa di buktikan..
Itu kaga se-Extreme yg elo kira...
Kamma bukan hanya berbuah dikehidupan mendatang...
Kamma juga bisa berbuah sekarang...

Ga percaya ?
Coba sentil kuping elo...
Sakit ? nah... coba jelasin apa yg menyebabkan terjadinya akibat sakit..
Itu contoh gampang Hukum Kamma...

Jangan memperumit diri dengan kerumitan yg gak bisa dimengerti...
Kalau menurut elo kerumitan itu berfaedah dan bermanfaat buat Hidup elo...
Silahkan ikuti...
Kalao kaga... Jangan Ikuti...

Ga susah khan... ?

Tapi Kalao elo menta pembuktian Scientific...
Gue angkat tangan...

Ntar kalao gw udah mencapai Kebuddhaan gw terangin ke elo secara scientific...
atau... mungkin justru gue yg bakalan nunggu pencerahan dari elo...

Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 01 August 2007, 12:57:30 AM
dari cerita bos playboy, tentunya banyak kondisi-kondisi dan sebab yang menjadikan si hugh hefner itu jadi gemar mengkoleksi cewek-cewek cantik, misalnya:

lingkungan pergaulan dari kecil yang bebas dan freesex,
karma berupa bakat alam hugh hefner untuk merayu cewek-cewek,
karma hugh hefner sehingga majalahnya laris,
karma yang dihasilkan hugh hefner dalam memuaskan kaum adam  (>:D >:D >:D),
karma kebiasaan hugh hefner yang gemar mengkoleksi cewek
dengan mengkoleksi cewek cantik tentu akan menunjang bisnisnya..  >:D >:D >:D
..... dst......

dimanakah "free will"?? apakah yang disebut "free will" itu benar-benar lepas dari pengaruh karma??




ada hal yg menarik di cerita bos playboy, apakah dengan menggunakan kekayaannya (ada kemampuan dia disana) untuk bersenang" dengan wanita adalah bagian dari Kamma/Karma ? ini susah dijawab, karena kita belum memiliki kemampuan tersebut, tapi pertanyaan telah dilontarkan... gimana nih  ???

gw sempat berpikir, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" dengan para wanita... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" berjudi... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk bersenang" main golf... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk beli lapangan tembak, pistol [berapa gde itu tanah, trus disumbangkan ke kepolisian lg, bokap teman saya ada yg kaya gini] jd bisa menyalurkan hobi... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk berbisnis yg lain [memperluas jaringan bisnis]... bisa jg, kekayaan yg digunakan untuk kegiatan sosial...

apakah semua pilihan yg diambil oleh para orang kaya itu sudah ditentukan oleh perbuatan" masa lampau dia [red: Kamma/Karma] jika demikian apa bedanya dengan takdir ? apakah kita bisa katakan, bahwa apa pun yg akan kita buat, bukan pilihan kita, tapi telah diatur/digariskan/ditentukan...

mohon sharingnya  _/\_ [kecuali terhadap penganut IMAN]
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 01 August 2007, 01:13:20 AM
aduh, tetep getol ngebahas hefner yah?

hm... pola pikir loe tuh.......

kemaren loe ributin karma ga bisa dibuktiin, sekarang muncul yang namanya "freewill", loe keliatan getol mau matahin si "freewill" ini pake kemutlakan karma...

k, balik ke Hefner, hm... cobalah berpikir dikit, dunia ini bukan cuma dihuni Hefner... karma bukan milik Hefner semua... kesuksesan dia bukan cuma karena dia dan karmanya, ingat ada berbagai faktor luar yang menunjang keberhasilan dia... lets say anda sebagai penggemar berat majalah playboy, coba lihat dari sisi itu kalo anda berusaha bilang kesuksesan Hefner karena karma... Dia sukses, karena produknya laku, produknya laku karena ada yang beli, kalo Anda sebagai pembeli, sebutkan alasan anda membeli playboy? karma?  :)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 01 August 2007, 06:19:01 AM
Kaga usah jauh2. Coba aja bung kara nyobain kaya HH disini apa bisa!
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 01 August 2007, 11:24:07 AM
kalau  kepengen sukses seperti hugh hefner , maka hukum karma hugh hefner harus diteliti habis dong   ;D
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 01 August 2007, 11:51:28 AM
Kaga usah. Gini aja lo maen cewe banyakan, trus siapa tau aja lo bs ngerasain apa yg HH alami. (mo poligami jg boleh)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 01 August 2007, 11:53:11 AM
yg perlu dipikirin: apa enak jadi hugh hefner?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: ryu on 01 August 2007, 11:56:28 AM
ada yg berpikir enak ada yg tdk.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: morpheus on 01 August 2007, 11:58:33 AM
dari kacamata buddhis, enak gak jadi hugh hefner?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 01 August 2007, 12:15:32 PM
Quote
kalau  kepengen sukses seperti hugh hefner , maka hukum karma hugh hefner harus diteliti habis dong   Grin

Bill Gates bisa seperti sekarang dia teliti karma sapa?
Hefner bisa keya sekarang dia teliti karma siapa?
Triumph bisa kaya sekrang dia teliti karma sapa?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 01 August 2007, 01:58:27 PM
kalau  kepengen sukses seperti hugh hefner , maka hukum karma hugh hefner harus diteliti habis dong   ;D

mohon tuntunannya, bagaimana cara meneliti habis kesuksesan hugh hefner, baik yg kasat mata, maupun yg tidak, apa ada faktor X yg menentukan hugh hefner demikian ? tulung uraikan menurut Dharmakara....  ^:)^

apa beda freewill dibandingkan Kamma/Karma menurut Dharmakara ?
selain freewill dan Kamma/Karma apakah ada faktor X yg menentukan hidup manusia ? misalkan menjadi seperti hugh hefner, kenapa ia menjadi sukses dibidang dia ? mohon sharingnya bung Dharmakara....  ^:)^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Fei Lun Hai on 02 August 2007, 02:23:26 PM
Mendingan diskusinya udahan aja deh. Banyak ngomong panjang lebar tetep aja ga nemu titik terangnya. Yg ada cuma saling debat yg makin ga karuan (maaf kl perkataan saya kurang berkenan  ^:)^ ). Mendingan mendiskusikan topik yg lebih berguna bagi kehidupan kita sehari-hari.

Masalah iman tergantung pribadi masing2. Bagi yg percaya silahkan mempercayainya & bagi yg ga percaya tidak usah mempercayainya. Jadi ga usah repot2 ngurusin orang lain percaya atau tidak. Ga usah mikirin karmanya Hefner tapi pikirin aja karma sendiri apakah karma kita sudah baik atau belum. Karma seseorang tergantung pada dirinya sendiri. Jadi kalau ingin bahagia lakukanlah karma baik yg dilandasi oleh cetana sendiri. Buat apa meniru orang lain?

Apakah menjadi masalah besar jika agama buddha itu ilmiah atau tidak? Yg menjadi masalah bukanlah ilmiah atau tidak ilmiahnya suatu agama tetapi apakah agama itu membawa kemajuan dalam diri kita atau tidak.  _/\_
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Forte on 02 August 2007, 02:35:42 PM
Mendingan diskusinya udahan aja deh. Banyak ngomong panjang lebar tetep aja ga nemu titik terangnya. Yg ada cuma saling debat yg makin ga karuan (maaf kl perkataan saya kurang berkenan  ^:)^ ). Mendingan mendiskusikan topik yg lebih berguna bagi kehidupan kita sehari-hari.

Masalah iman tergantung pribadi masing2. Bagi yg percaya silahkan mempercayainya & bagi yg ga percaya tidak usah mempercayainya. Jadi ga usah repot2 ngurusin orang lain percaya atau tidak. Ga usah mikirin karmanya Hefner tapi pikirin aja karma sendiri apakah karma kita sudah baik atau belum. Karma seseorang tergantung pada dirinya sendiri. Jadi kalau ingin bahagia lakukanlah karma baik yg dilandasi oleh cetana sendiri. Buat apa meniru orang lain?

Apakah menjadi masalah besar jika agama buddha itu ilmiah atau tidak? Yg menjadi masalah bukanlah ilmiah atau tidak ilmiahnya suatu agama tetapi apakah agama itu membawa kemajuan dalam diri kita atau tidak.  _/\_
Hidup Bro Maitri..  =D> =D>
Ini untuk Anda..   [at] };-
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Kokuzo on 02 August 2007, 02:53:34 PM
  [at] };-
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Muten Roshi on 02 August 2007, 04:52:55 PM
hehe.. mungkin ada faktor X nya kali.. ya.. minta bantuan ama MBah dukun.. Ki Joko Bodo di kaki gunung kelud, kavling #18, no 15, rumah hadap sebelah selatan, rt 1 rw 9, kelurahan Kemenyan.... silahkan datang dan berkonsultasi pada Ki Joko Bodo..  =)) =)) =)) =))

kalau  kepengen sukses seperti hugh hefner , maka hukum karma hugh hefner harus diteliti habis dong   ;D

mohon tuntunannya, bagaimana cara meneliti habis kesuksesan hugh hefner, baik yg kasat mata, maupun yg tidak, apa ada faktor X yg menentukan hugh hefner demikian ? tulung uraikan menurut Dharmakara....  ^:)^

apa beda freewill dibandingkan Kamma/Karma menurut Dharmakara ?
selain freewill dan Kamma/Karma apakah ada faktor X yg menentukan hidup manusia ? misalkan menjadi seperti hugh hefner, kenapa ia menjadi sukses dibidang dia ? mohon sharingnya bung Dharmakara....  ^:)^
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 02 August 2007, 10:17:27 PM
 ??? ??? ???
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 02 August 2007, 11:04:31 PM
??? ??? ???

pusing ya mbah ? sama.... emang aneh kita adapi orang lulusn SLB... ya kaya gitu itu tuh....  =))
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 05 August 2007, 02:39:53 AM
Namo Buddhaya,

Saya hanya sekedar menambahkan. Mengenai nibanna/ nirvana - pembebasan dari dukkha, saya bukannya percaya atau tidak percaya, tetapi bagi saya konsepnya adalah masuk akal. Berdasarkan pengalaman hidup saya penderitaan terjadi karena kemelekatan yang diwujudkan dalam penerimaan atau penolakan bagi sesuatu. Dengan kata lain kita memiliki keinginan (bahasa Buddhisnya: tanha) untuk selama mungkin berada dalam kondisi menyenangkan dan menolak kondisi yang menurut kita tidak menyenangkan. Oleh karena itu, agar kita terbebas dari dukkha adalah dengan mengikis keinginan tadi. Ini sesuatu yang masuk akal, terlepas dari nibanna itu ada atau tidak ada. Saya ingin mobil Mercedes Benz tapi apa daya uang tak sampai - timbul dukkha. Oleh karena itu, agar tiada dukkha harus mengikis keinginan memiliki mobil Mercedes Benz. Ini sesuatu yang logis. Jadi saya menerima nibanna sebagai sesuatu yang logis.
Tetapi saya setuju dan mengakui bahwa banyak hal dalam Buddhisme yang tidak dapat dibuktikan dengan sains, seperti alam2 kehidupan tak kasat mata dan hukum karma sendiri.

Banyak orang jahat hidup bahagia - seperti Dr. Joseph Mengele
Banyak orang baik hidup menderita - seperti Raoul Wallenberg yang telah menyelamatkan jutaan nyawa dalam PD II, tetapi harus mati mengenaskan sebagai tawanan perang Rusia.

Kita sebagai orang Buddhis hanya dapat memberikan jawaban, bahwa barangkali hal itu disebabkan karma masa lampau. Tetapi jawaban ini harus kita akui hanya sebagai "alat" untuk menjawab pertanyaan di atas, yakni agar "kita dapat memberikan suatu jawaban" (berapologetika). Benarkah karma masa lampau ada? Kita tidak tahu secara pasti. Jawaban itu hanya kita peroleh dari buku yang disebut kitab suci atau perkataan para guru agama Buddha.

Saya juga tidak percaya atau percaya pada hukum karma, hanya menurut saya hukum karma adalah suatu mekanisme kontrol bagi kemoralan di tengah masyarakat, serta menjawab mengapa beberapa orang menderita sedangkan yang lainnya bahagia. Dalam hal ini terlepas dari benar dan tidaknya hukum karma, ajaran semacam itu bermanfaat karena dapat mengendalikan moralitas di tengah masyarakat. Jadi hukum karma bukan tahayul, karena saya mempergunakan istilah tahayul dalam artian negatif; yakni sesuatu yang tidak mempunyai nilai moral apapun tetapi diyakini dan dipraktekkan oleh masyarakat. Contohnya adalah larangan menggunting rambut di malam hari. Pada zaman dahulu ini bukan tahayul, karena penerangan masih belum baik, sehingga berbahaya menggunakan benda tajam (baca: gunting) di malam hari. Tetapi karena penerangan zaman sekarang sudah baik, maka hal itu kini menjadi tahayul dan tidak perlu dipraktikkan atau diyakini lagi. Jadi semua saya kembalikan pada azas manfaatnya.

Saya paham maksud Bro Dharmakara, yang kalau saya tidak salah tangkap adalah mengajak kita untuk melihat ajaran Buddha dalam perspektif yang lebih luas lagi, sebagaimana halnya Bro. Morpheus. Kita tidak perlu malu bila banyak ajaran Buddha yang tidak atau belum dapat dibuktikan oleh sains, karena memang demikianlah adanya. Menolak kenyataan adalah juga dukkha. Demikian semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada kata yang kurang berkenan.

Metta,

Tan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 05 August 2007, 02:44:37 AM
Mendingan diskusinya udahan aja deh. Banyak ngomong panjang lebar tetep aja ga nemu titik terangnya. Yg ada cuma saling debat yg makin ga karuan (maaf kl perkataan saya kurang berkenan  ^:)^ ). Mendingan mendiskusikan topik yg lebih berguna bagi kehidupan kita sehari-hari.

Masalah iman tergantung pribadi masing2. Bagi yg percaya silahkan mempercayainya & bagi yg ga percaya tidak usah mempercayainya. Jadi ga usah repot2 ngurusin orang lain percaya atau tidak. Ga usah mikirin karmanya Hefner tapi pikirin aja karma sendiri apakah karma kita sudah baik atau belum. Karma seseorang tergantung pada dirinya sendiri. Jadi kalau ingin bahagia lakukanlah karma baik yg dilandasi oleh cetana sendiri. Buat apa meniru orang lain?

Apakah menjadi masalah besar jika agama buddha itu ilmiah atau tidak? Yg menjadi masalah bukanlah ilmiah atau tidak ilmiahnya suatu agama tetapi apakah agama itu membawa kemajuan dalam diri kita atau tidak.  _/\_

TAN:

Benar sekali. Pertanyaan yang lebih penting adalah: Apakah agama Buddha itu dapat menjadikan kita orang yang welas asih terhadap sesama, toleran, sanggup menghargai sesama manusia, dan merealisasi kemajuan batin. Kalau Buddhadharma justru menjadikan kita "cuo huo ru mo" maka hal itu justru akan berbalik menjadi adharmik. Mohon maaf kalau ada kata yang salah atau kurang berkenan.

Metta,

Tan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 05 August 2007, 03:06:57 AM
Persamaan dan perbedaan iman terhadap makhluk adikuasa dalam agama non-Buddhis dan keyakinan terhadap hukum karma dalam agama Buddha

PERBEDAAN

Bila kita tidak percaya pada makhluk adikuasa akan masuk neraka

Bila kita tidak percaya terhadap hukum karma maka belum tentu masuk neraka --> ini membutuhkan catatan tambahan sebagai berikut:

Orang yang tidak percaya hukum karma ada dua kemungkinan (menurut konsep Buddhis):

1.Orang yang tidak percaya hukum karma, lalu berbuat semaunya sendiri, sepeti melakukan garukka kamma akan masuk neraka
2.Orang yang tidak percaya hukum karma, tetapi tetap berbuat kebaikan karena sadar bahwa kebaikan memang sudah sepatutnya dilakukan, akan tetap terlahir di alam bahagia.

Jadi dalam Buddhisme bukan percaya atau tidak percayanya yang ditekankan, melainkan konsekuensi atau tidak seseorang.

Sebagai tambahan, dalam agama non Buddhis sendiri juga ada ajaran bahwa, seseorang yang percaya pada makhluk adikuasa, tetapi tetap berbuat jahat akan tetap masuk neraka. Lalu bila demikian bukankah percaya atau tidak percaya itu menjadi tidak berlaku lagi? Jawaban mereka: orang yang sungguh2 percaya pada makhluk adikuasa pasti akan hidup dalam kebajikan atau berusaha hidup dalam kebajikan. Pendek kata, pada akhirnya mereka juga mengajarkan bahwa perbuatan adalah penting. Hanya saja mereka mengajarkan bahwa orang yang tidak percaya pada makhluk adikuasa, tetapi berbuat kebajikan akan tetap masuk neraka--> ini perbedaan paling krusial dan mencerminkan intoleransi (semoga umat Buddha tidak terjebak pula pada hal2 semacam itu).

PERSAMAAN

Sama-sama tidak atau belum dapat dibuktikan oleh sains. Karma dan keberadaan makhluk adikuasa adalah sama-sama suatu "konsep." Sebagai contoh bila kita bertanya pada umat agama non Buddhis: "Mengapa makhluk adikuasa itu ada." Maka jawaban yang akan diberikan adalah: "Karena ia memang ada." Bila kita bertanya pada umat agama Buddha: "Mengapa hukum karma itu ada." Maka jawaban yang kita berikan adalah: "Karena memang demikian adanya." Sebenarnya kedua jawaban, baik yang diberikan oleh umat Buddha dan non-Buddhis sama-sama bukan jawaban definitif. Tetapi sebagai umat Buddha kita menerima adanya hukum karma berdasarkan konsep yang kita ketahui dari kitab suci ataupun perkataan guru-guru Buddhis. Ini tidak berbeda pula dengan umat agama non-Buddhis yang menerima keberadaan makhluk adikuasa berdasarkan kitab suci atau perkataan guru-guru agama mereka. Tidak satupun yang dapat membuktikan bahwa hukum karma maupun makhluk adikuasa adalah sesuatu yang mutlak ada. Seseorang pada kehidupan sekarang miskin. Kita menduga bahwa orang itu pada kehidupan lampaunya kikir. Tetapi pertanyaannya: "apakah kita BENAR-BENAR tahu bahwa orang itu pada kehidupan lampaunya merupakan orang kikir?" Jawabannya adalah "Tidak." Kita hanya dapat menduga saja berdasarkan konsep yang kita terima dari kitab suci dan perkataan guru2 Buddhis.

Demikian dulu sharing dari saya. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan.

Metta,

Tan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Upaseno on 05 August 2007, 10:43:16 PM
dari kacamata buddhis, enak gak jadi hugh hefner?
What do you think?
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 06 August 2007, 12:07:08 AM
dari kacamata buddhis, enak gak jadi hugh hefner?
What do you think?

menurut saya, itu hanya kenikmatan semu [kenikmatan semasa idup doank], bs dikatakan ia hanya menikmati makanan basi, tapi ia masa bodo dengan apa yg akan ia makan selanjutnya.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 06 August 2007, 12:22:24 AM
dari kacamata buddhis, enak gak jadi hugh hefner?
What do you think?

TAN:

Ya benar saya setuju. Dalam Alagadupamma Sutta Sang Buddha menyatakan bahwa kesenangan ragawi lebih banyak mendatangkan penderitaan ketimbang kebahagiaan. Dari sudut pandang Dao, terlalu banyak berhubungan seks berarti membocorkan sperma, sehingga susah untuk kultivasi diri. Selain itu, dari segi kesehatan baik jasmani dan mental juga tidak baik. Apakah Hugh Heffner bahagia? Belum tentu. Karena bisa saja ia berlaku seperti itu untuk menutupi ketidak-bahagiaannya.

Metta,

Tan

menurut saya, itu hanya kenikmatan semu [kenikmatan semasa idup doank], bs dikatakan ia hanya menikmati makanan basi, tapi ia masa bodo dengan apa yg akan ia makan selanjutnya.
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: dipasena on 06 August 2007, 12:31:57 AM
bro momod, OOT sedikit ya...

bro Tan, kayaknya salah make quote tuh, perhatikan aja tanda [qu0te]...[/qu0te], nah tulisan orang lain ada didalam quote, nah kalo kita mau insert Komentar, bisa diluar batas itu, bisa sebelumnya [qu0te] atau sesudahnya [/qu0te]


NB: perhatikan tanda slash (/)
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 06 August 2007, 12:37:15 AM
bro momod, OOT sedikit ya...

bro Tan, kayaknya salah make quote tuh, perhatikan aja tanda [qu0te]...[/qu0te], nah tulisan orang lain ada didalam quote, nah kalo kita mau insert Komentar, bisa diluar batas itu, bisa sebelumnya [qu0te] atau sesudahnya [/qu0te]


NB: perhatikan tanda slash (/)

TAN:

Iya tuh ada kesalahan teknis sedikit. Thanks.

Metta,

Tan
Title: Re: Pembuktian dalam Buddhisme
Post by: Tan on 06 August 2007, 12:46:47 AM
Ada cerita sedikit mengenai orang yang suka mengedarkan gambar porno.

Di Hongkong ada pasangan suami istri yang gemar mengedarkan film2 porno. Mereka memiliki seorang anak gadis yang terbelakang mental. Suatu kali mereka mendapati bahwa anak gadisnya itu hamil. Mereka bingung bagaimana mungkin anak gadis mereka yang tidak pernah berhubungan dengan pria bisa hamil seperti itu. Ternyata setelah diusut, salah seorang kawan mereka bertandang ke rumah mereka saat pasangan suami istri itu sedang tidak ada di rumah. Ia lalu melihat tumpukan videa porno dan menyetelnya. Karena terangsang maka ia akhirnya melampiaskannya pada anak gadis orang itu yang terbelakang mental, dimana hal ini terjadi beberapa kali.

Saya tidak tahu apakah itu merupakan akibat kamma atau bukan, tetapi yang pasti berdasarkan contoh di atas mengedarkan sesuatu yang bertentangan dengan moralitas bukan tindakan yang baik, karena berpotensi merugikan diri sendiri (misalnya dipenjara) atau bagi yang punya anak jelas sekali pengaruhnya tidak baik. Suami istri itu menyesal pun sudah terlambat. Jadi saya melihat bahwa kamma sebenarnya erat hubungannya dengan sila. Sila atau aturan moralitas dibuat pasti ada sebabnya, dan bila dilanggar lebih banyak merugikannya ketimbang menguntungkannya.

Buddhadharma mengajarkan bahwa hawa nafsu keinginan bila dipuaskan akan menuntut lebih banyak gratifikasi. Ini adalah hukum psikologi yang nyata. Oleh karena itu, dalam Buddhisme Tantrayana kita mempersembahkan permata pengabul keinginan, dalam artian kita melepas tanha. Permata pengabul keinginan meskipun didambakan setiap orang, jelas tidak dapat membuat manusia bahagia, karena keinginan itu tidak ada batasnya. Bila satu keinginan terkabul, maka sudah menunggu sederetan keinginan lainnya. Apakah manusia akan berbahagia? Jawabnya tidak pernah!

Memotong tanha berarti memotong dukkha, inilah intisari Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan Buddha di Taman Rusa. Inilah sumbangsih Buddhisme bagi dunia.

Metta,

Tan