Cerita ini diangkat dari kisah nyata sebuah keluarga Spanyol yang menetap di Jepang dan berlibur ke salah satu daerah bekas tsunami. Melalui film ini, mereka ingin berbagi pengalaman mereka. Secara tersirat, film ini mungkin jg ingin menyampaikan pesan kepada penonton, yaitu ingin turut membantu mempertemukan korban tsunami yang terpisah dengan keluarganya. Misalnya org yang meminjamkan telepon selulernya ke Henry, yang sampai akhir filmnya belum juga menemukan istri dan anaknya.
Di samping itu ada beberapa moral cerita yang menarik untuk disimak.
1. Ketidakegoisan di tengah keterbatasan dan situasi terhimpit: ketika adegan salah satu korban tsunami yang meminjamkan telepon seluler kepada Henry, padahal telepon selulernya sudah tidak bisa bertahan lama dan dia juga harus berjaga-jaga mana tau ada kabar keluarganya. Ketika Maria menemui balita (Daniel) di tengah perjalanan dan meminta Lucas untuk membawa serta padahal mereka belom tentu bisa terus selamat. Ketika mereka di rumah sakit dan Lucas disuruh membantu di rumah sakitnya daripada terus menunggui Maria.
2. Menghargai hidup: berapa banyak orang yang terus berjuang agar bisa bertahan hidup. Ingin hidup tapi tidak mampu melawan bencana. Kita tidak boleh menyia-nyiakan hidup kita sekarang, dan jangan mudah putus asa karena masalah yang datang. Semua ada jalan keluarnya. Dan hendaknya kita isi hidup dengan hal-hal positif.
3. Semangat hidup yang kuat: Seperti tagline film ini: “Nothing is more powerful than the human spirit”. Semangat hidup dan juang manusia yang tinggi, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Naomi menjiwai peran Maria dengan sangat-sangat baik. Impressive. Dia menampilkan salah satu peran terbaik sepanjang sejarah perfilmannya. Dia mendapatkan nominasi film kategori aktris terbaik berkat film ini. Naluri sebagai ibu dan hidup sebagai dokter membuat dia (Maria) terus bertahan dengan sisa tenaganya. Dia berusaha menyelamatkan anaknya dan harus menelan kenyataan pahit bahwa hanya Lucas yang dia punya sekarang. Ketika mencapai daratan, barulah Maria sadari luka-luka di sekujur tubuhnya. Tetapi dia tidak menyerah dan terus mencari jalan keluar dengan penjagaan Lucas. Bisa kita lihat keterikatan emosi ibu dan anak begitu kuat dalam dalam dampingan satu sama lain. Tak luput juga jiwa kemanusiaan yang terpancar sepanjang perjalanan dan koneksi dgn org lain. Perjuangan hidup demi dia, keluarga dan kemanusiaan.
Ewan juga membawakan peran ini dengan baik. Terus mencari keluarganya di tengah bencana tanpa putus asa. Yakin bahwa dia akan menemukan keluarganya. Salah satu heartbreaking moment adalah ketika dia menelpon ke rumah untuk mengabari orang tuanya, tangis merebak seketika dia mendengar suara hangat orang tuanya dan memberitakan bahwa Maria dan Lucas terpisah dari dia.
Tom sebagai salah satu actor cilik memberikan penampilan yang luar biasa. Anak kecil yang biasanya cuek dan tidak takut apa-apa, didera ketakutan luar biasa tak kala mengalami tsunami di depan mata, memorakmorandakan segalanya dan memisahkan dia dengan ayah dan adik2nya. Di tengah bencana ini, dapat kita lihat bagaimana usahanya menjadi penjaga bagi ibunya yang terluka dan Daniel. Mencari makanan dan jalan keluar dengan tenaga tersisa. Bagaimana dia belajar, membantu dan menjadi dewasa dari hari ke hari.
Efek visual dari film ini juga pas sekali. Adegan tsunami terlihat realistis dan tidak berlebihan manakala disandingkan dengan efek visual yang “Wah” dari disaster film sejenisnya. Alami dan tanpa kesan dibuat-buat. Film ini mengangkat perjuangan para tokohnya dan kisah hidup keluarga kecil ini menjadi pusat perhatian para penonton. Emosi kita ikut terbawa. Panik tak kala tsunami datang, bagaimana orang-orang bisa menyelamatkan diri. Sedih ketika melihat Henry sekeluarga terpisah. Senang ketika melihat semuanya saling bahu membahu dan masi ada setetes kemanusiaan di situasi sulit ini. Lega ketika Daniel yang hilang muncul, bertemu kembali dengan ayahnya dan tampak begitu bahagia. Semuanya mengalir begitu saja.