Hal-hal 'sesat' begini tidak perlu dipraktekkan, cukup renungkan konsepnya aja
tp kan kata org, practice makes perfect, suhu..
Itu karena perbandingannya ga seimbang.
Kalau pacar cuma 1, maka kehilangannya berarti kehilangan kesempatan pacaran dari Senin sampai Minggu. Padanannya adalah kehilangan 7 pacar sekaligus, sehingga sama juga ga punya pacar dari Senin sampai Minggu.
Hari Senin, tidak ditemani si Senin, lalu memikirkan 6 lainnya juga hilang. Hari Selasa, tidak ditemani si Selasa, lalu memikirkan 6 lainnya juga hilang. Nah, coba enak mana kehilangan 1 ato kehilangan 7?
Kalo perasaan betul bisa terbagi, seharusnya kehilangan 1 dan kehilangan 7 x 1/7, sama aja, bukan? Tapi tidak begitu, dengan 7 orang, ada 7 macam kenangan, 7 kelompok kesenangan & kesedihan, dan otomatis 7 macam kemelekatan.
yg namanya kehilangan ga da yg enak, suhu.. kecuali kehilangan masalah, hehe.
pacaran jg ga hrs tiap kok, suhu..yg penting kualitasnya. tp ga menolak klo kuantitas (wkt) diperbanyak, haha.
7 mcm rasa, jatuh cinta nano nano rasanya..klo pas putus cinta bersamaan jg, jd apa ya? hmmm serasa kiamat kali? wkwk.
Belom tentu main2, bisa aja serius sama 7-7-nya.
Asal siap aja merasakan 7x patah hati.
ga bs lah suhu, saya kan type setia
pacar 1 cukup.
tp masa seseorg bisa punya perasaan mandiri trhdp 7 pacar pada saat bersamaan? dr kmrn ga abis pikir, walau cuman perumpamaan.
apa krn kesenangan, kesedihan dan kemelekatan yg berbeda?
tp bukankah tak ada hamba yg bs setia ama lebih dr 1 majikan..klo ada lebih dr 1 majikan, pst berat sebelah. bs jd yg satu bener2 setia, satu lagi jd spy doank *kebanyakan nonton film*
Kalo memberi dan melihat sebagai investasi, itu namanya masih pamrih. Biarpun kita sudah investasikan satu dunia pada dia, ga membuatnya jadi immortal, toh akan kehilangan juga.
Walaupun secara umum kita bisa bilang "pacar saya", sebetulnya ga ada yang bisa kita 'miliki'. Bayangkan, pikiran & perasaan sendiri aja tidak bisa kita miliki, tidak bisa kita kendalikan, "saya mau saya berpikiran/berperasaan begini," apalagi mengendalikan, "saya mau DIA berpikiran/berperasaan begini," lebih tidak mungkin lagi. Melihat yang bukan milik sebagai milik, tidak melihat kebenaran apa adanya, inilah yang membuat kita menderita.
tp klo cintanya masi "piya", pst qta mengharapkan sst donk dr pasangan. katakanlah mengharapkan bisa bersama menyongsong masa dpn yg cerah..nah ga dgn omong doank, tp pake tindakan. bukankah tindakan yg dilakukan trmsk invest? invest ke cowok ini scr ekslusif.. krn qta berharap hubungan long term, bkn short term. klo ga mengharapkan sst, ga akan ada penderitaan wkt hrs berpisah. kecuali metta, gw sayang dia apa adanya, cinta gak harus memiliki, semoga dia berbahagia dgn istrinya, bla bla bla..gw blom mencapai tingkat itu, haha.
apa saya masi sesat? hehe.
ga ada yg qta miliki? even katakan "suami kita" or "anak kita" sob sob sob *nangis di pojokan"
Melihat yang bukan milik sebagai milik, tidak melihat kebenaran apa adanya <-- spt apa suhu?
kenapa2 apa yg manusia lakukan pd akhirnya hrs kehilangan jg? knp hrs tidak kekal?