//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD bukan Buddhisme ?  (Read 151694 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #450 on: 02 September 2008, 10:49:44 AM »
"Kesepakatan internasional" itu cuma angan-anggan di kepala Willi. .. Yang jelas vipassana Goenka sudah go international. ... "Buddhism without belief"-nya Stephen Batchelor sudah go international ... Kalau mau digunakan "standar" DC pasti tidak akan lulus ujian, dan dikategorikan "bukan Buddhisme". :)
...

Kesepakatan itu saya rasa memang ada, Pak Hudoyo, bukan hanya "angan-angan di kepala Willi". Hanya saja, menurut saya, memang standar itu adalah untuk organisasi supaya teratur. Kalau memang kembali ke pikiran dan kekotoran Bathin, tidak ada satu standard (yang adalah terlalu sempit) untuk mengayomi seluruh manusia secara tepat. Karena itulah setiap hari Buddha khotbah selama 45 tahun tidak berhenti, bukan menerapkan satu standard yang pasti cocok untuk semua orang.

Meditasi, ataupun teknik seperti pengobatan alternatif, selama tidak menganut doktrin tertentu, seharusnya tidak dianggap sebagai aliran baru.


Kalau mau dipakai untuk mengatur organisasi, seperti WFB, World Buddhist Sangha dsb silakan ... tapi kalau mau diterapkan pada member perorangan dari suatu forum diskusi yang sangat heterogen, ... yah hasilnya seperti ini. ... Di luar organisasi-organisasi Buddhis, khazanah dunia Buddhis jauh lebih luas.

« Last Edit: 02 September 2008, 10:55:58 AM by hudoyo »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #451 on: 02 September 2008, 10:54:31 AM »
YANG MERUPAKAN AJARAN SANG BUDDHA

 

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa

”Ada kemungkinan, bahwa di antara kalian ada yang berpikir: `Berakhirlah kata-kata Sang Guru; kita tidak mempunyai seorang Guru lagi.` Tetapi, Ananda, hendaknya tidak berpikir demikian. Sebab apa yang telah Aku ajarkan sebagai Dhamma dan Vinaya, Ananda, itulah kelak yang menjadi Guru-mu, ketika Aku pergi.”
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)


Dewasa ini banyak di antara kita yang dibingungkan oleh kehadiran kelompok-kelompok yang mengajarkan suatu ajaran dengan mengatasnamakan Buddhisme. Banyak pertanyaan yang dilontarkan seperti : Apakah kelompok ini adalah salah satu aliran Buddhisme ? Apakah aliran ini merupakan aliran sesat ? Apakah ajaran ini merupakan ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha ? Dan sebagainya.

Dari kebingungan tersebut timbul sebuah pertanyaan : Bagaimana kita membedakan mana yang merupakan ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha dengan yang bukan ? Apakah Sang Buddha pernah memberikan petunjuk untuk menangani masalah ini ? Jawabannya ya, Sang Buddha telah memberikan petunjuk untuk menangani masalah ini.

Di bumi ini tidak ada Guru lain seperti Sang Buddha. Sang Buddha adalah Guru yang penuh dengan ketelitian, memiliki kecermatan, dan pandangan luas ke depan. Di saat-saat menjelang Parnibbana, sebelum Ia Parinibbana, Ia sudah mempersiapkan, dan memastikan secara benar kesiapan, keutuhan apa yang telah Ia temukan dan ia rintis yaitu keberadaan Dhamma, Vinaya, dan Sangha. Beliau mengatakan bahwa yang menggantian Beliau setelah Ia tiada bukanlah salah satu siswa UtamaNya, bukan Y.A Maha Kasappa yang ahli dalam latihan, bukan Y.A Upali yang ahli dalam Vinaya, dan bukan juga Ananda yang merupakan Bendahara Dhamma. Tetapi yang menggantikan Beliau sebagai Guru bagi para siswaNya adalah Dhamma (ajaran) dan Vinaya (tata tertib). Selain untuk menghindari perselisihan , hal ini ditetapkan juga untuk menghindari pengkultusan individu di masa yang akan datang yang akan menimbulkan kemelekatan pada diri seseorang, dan ini akan mengganggu pencapaian seseorang.

Dengan demikian setelah Sang Buddha parinibbana sampai sekarang tidak ada pengganti diriNya selain Dhamma dan Vinaya.

Lebih jauh seseorang mungkin akan bertanya, ”Bagaimana kita mengetahui dan memastikan bahwa Dhamma dan Vinaya yang kita pelajari sekarang adalah Dhamma dan Vinaya yang di ajarkan oleh Sang Buddha?” Pertanyaan kritis ini sangat penting karena akan menepis kepercayaan membuta terhadap suatu ajaran.

Jauh sebelum Sang Buddha Parinibbana, Ia juga telah memberikan batasan mengenai apa-apa saja yang termasuk dalam Dhamma dan Vinaya. Hal ini berguna untuk membedakan mana yang merupakan ajaran Sang Buddha dan mana yang bukan, yang mana Dhamma dan yang mana Vinaya.

Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`”

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`”

Begitu juga dalam SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”

Dari petunjuk Sang Buddha berupa kriteria Dhamma dan Vinaya dalam Gotami Sutta maupun SatthuSasana Sutta kita bisa melihat, menganalisa, meneliti secara hati-hati terhadap berbagai macam ajaran yang kita temui dewasa ini, sehingga kita bisa menemukan mana yang bukan ajaran Sang Buddha (yang menyimpang dari ajaran Sang Buddha), mana yang tidak. Misalnya ketika kita menemukan sebuah ajaran yang mengajarkan untuk membunuh dengan alasan tertentu, kita bisa menjadikan penjelasan Sang Budda mengenai apa itu Dhamma dan Vinaya sebagai panduan. Setelah kita menganalisanya, kita dapat mengetahui bahwa membunuh itu menuju pada nafsu dan tidak menuju pada pelepasan, maka ajaran yang mengajarkan untuk membunuh tersebut bukan merupakan Dhamma dan Vinaya, bukan ajaran Sang Buddha. Dan kita perlu menghindarinya.

Dari apa yang disampaikan di atas, semoga kebingungan kita akan pembedaan antara mana yang merupakan ajaran Sang Guru Buddha atau bukan, yang merupakan Dhamma dan Vinaya atau bukan, serta yang merupakan aliran Buddhisme atau bukan, dapat kita ketahui dan pahami.

Semoga semua makhluk bebas dari penderitaan.


Disusun oleh: Bhagavant.com
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #452 on: 02 September 2008, 10:56:36 AM »
Om nyana dah jelas parinibana sutta tuh ditolak sebagai kata2 sang Buddha :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #453 on: 02 September 2008, 10:57:58 AM »
YANG MERUPAKAN AJARAN SANG BUDDHA

 

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa

”Ada kemungkinan, bahwa di antara kalian ada yang berpikir: `Berakhirlah kata-kata Sang Guru; kita tidak mempunyai seorang Guru lagi.` Tetapi, Ananda, hendaknya tidak berpikir demikian. Sebab apa yang telah Aku ajarkan sebagai Dhamma dan Vinaya, Ananda, itulah kelak yang menjadi Guru-mu, ketika Aku pergi.”
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)


Dewasa ini banyak di antara kita yang dibingungkan oleh kehadiran kelompok-kelompok yang mengajarkan suatu ajaran dengan mengatasnamakan Buddhisme. Banyak pertanyaan yang dilontarkan seperti : Apakah kelompok ini adalah salah satu aliran Buddhisme ? Apakah aliran ini merupakan aliran sesat ? Apakah ajaran ini merupakan ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha ? Dan sebagainya.

Dari kebingungan tersebut timbul sebuah pertanyaan : Bagaimana kita membedakan mana yang merupakan ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha dengan yang bukan ? Apakah Sang Buddha pernah memberikan petunjuk untuk menangani masalah ini ? Jawabannya ya, Sang Buddha telah memberikan petunjuk untuk menangani masalah ini.

Di bumi ini tidak ada Guru lain seperti Sang Buddha. Sang Buddha adalah Guru yang penuh dengan ketelitian, memiliki kecermatan, dan pandangan luas ke depan. Di saat-saat menjelang Parnibbana, sebelum Ia Parinibbana, Ia sudah mempersiapkan, dan memastikan secara benar kesiapan, keutuhan apa yang telah Ia temukan dan ia rintis yaitu keberadaan Dhamma, Vinaya, dan Sangha. Beliau mengatakan bahwa yang menggantian Beliau setelah Ia tiada bukanlah salah satu siswa UtamaNya, bukan Y.A Maha Kasappa yang ahli dalam latihan, bukan Y.A Upali yang ahli dalam Vinaya, dan bukan juga Ananda yang merupakan Bendahara Dhamma. Tetapi yang menggantikan Beliau sebagai Guru bagi para siswaNya adalah Dhamma (ajaran) dan Vinaya (tata tertib). Selain untuk menghindari perselisihan , hal ini ditetapkan juga untuk menghindari pengkultusan individu di masa yang akan datang yang akan menimbulkan kemelekatan pada diri seseorang, dan ini akan mengganggu pencapaian seseorang.

Dengan demikian setelah Sang Buddha parinibbana sampai sekarang tidak ada pengganti diriNya selain Dhamma dan Vinaya.

Lebih jauh seseorang mungkin akan bertanya, ”Bagaimana kita mengetahui dan memastikan bahwa Dhamma dan Vinaya yang kita pelajari sekarang adalah Dhamma dan Vinaya yang di ajarkan oleh Sang Buddha?” Pertanyaan kritis ini sangat penting karena akan menepis kepercayaan membuta terhadap suatu ajaran.

Jauh sebelum Sang Buddha Parinibbana, Ia juga telah memberikan batasan mengenai apa-apa saja yang termasuk dalam Dhamma dan Vinaya. Hal ini berguna untuk membedakan mana yang merupakan ajaran Sang Buddha dan mana yang bukan, yang mana Dhamma dan yang mana Vinaya.

Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`”

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`


Begitu juga dalam SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”


Dari petunjuk Sang Buddha berupa kriteria Dhamma dan Vinaya dalam Gotami Sutta maupun SatthuSasana Sutta kita bisa melihat, menganalisa, meneliti secara hati-hati terhadap berbagai macam ajaran yang kita temui dewasa ini, sehingga kita bisa menemukan mana yang bukan ajaran Sang Buddha (yang menyimpang dari ajaran Sang Buddha), mana yang tidak. Misalnya ketika kita menemukan sebuah ajaran yang mengajarkan untuk membunuh dengan alasan tertentu, kita bisa menjadikan penjelasan Sang Budda mengenai apa itu Dhamma dan Vinaya sebagai panduan. Setelah kita menganalisanya, kita dapat mengetahui bahwa membunuh itu menuju pada nafsu dan tidak menuju pada pelepasan, maka ajaran yang mengajarkan untuk membunuh tersebut bukan merupakan Dhamma dan Vinaya, bukan ajaran Sang Buddha. Dan kita perlu menghindarinya.

Dari apa yang disampaikan di atas, semoga kebingungan kita akan pembedaan antara mana yang merupakan ajaran Sang Guru Buddha atau bukan, yang merupakan Dhamma dan Vinaya atau bukan, serta yang merupakan aliran Buddhisme atau bukan, dapat kita ketahui dan pahami.

Semoga semua makhluk bebas dari penderitaan.


Disusun oleh: Bhagavant.com


berdasarkan artikel ini... jelas MMD adalah Buddhism

baca yang di bold

 _/\_

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #454 on: 02 September 2008, 11:01:46 AM »
mau melanjutkan dg acuan ini? semua setuju?

Quote
Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`”

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`”

Begitu juga dalam SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #455 on: 02 September 2008, 11:05:41 AM »
mau melanjutkan dg acuan ini? semua setuju?




keputusan rapat sudah keluar ...

mau di lanjut ?

siap bongkar pasang, jika ternyata di forum ini banyak yang tidak sesuai dengan acuan diatas ?

 _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #456 on: 02 September 2008, 11:06:48 AM »
Setujuu, lihat gimana apakah benar prakteknya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
ANDI CAHYA - untuk johan3000
« Reply #457 on: 02 September 2008, 11:07:43 AM »
Quote from: johan
Bagi yg udah pernah mengikutin retreat MMD 3 hari (tp bukan asuhan Bp Hudoyo) di wihara, Bila ingin berlatih lagi dirumah kira2 cara/jadwal apakah yg cocok utk seorang yg kerja kantoran (waktu senggang sabtu dan minggu)?
Bagaimana mengetahui tanda2 latihannya udah benar? dan dapatkah latihan tsb menjadi berbahaya bila tidak diawasin oleh guru MMD lagi?

Apakah orang yg maju dalam latihan MMD akan menjadi orang yg baik? (walaupun dia kurang mengerti ajaran2 agamanya/agama lain)

thanks sebelumnya!

-alooo om johan3000!!!!!
-woooo... setiap hari menjalankan MMD asikk tuh :D
-jadi kalau ada waktu senggang hari sabtu atau hari minggu, lakukan MMD seperti di vihara :D dari mulai bangun tidur sampai tidur lagih.. mengamati semua nya.. suara, pikiran, gerakan tubuh.. dll dll dll... dan di barengin sama meditasi duduk terus kalo udah nda tahan, meditasi jalan, terus duduk lagih seharian :D jadwalnya bikin ajah sendiri, terus pake reminder dari hp biar ngga perlu mikir kapan harus makan..
-jangan lupa kong kalikong dulu sama orang rumah.. bilang hari ini akan puasa berkomunikasi.. jadi ngga akan di ganggu, atau di ajak ngobrol :D
------------------------------------
-nahhh... kalau hari-hari biasa... ini yang asikkk.. mencoba mengaplikasikan MMD pada kegiatan langsung kehidupan sehari-hari :D hehehehe...
-waktu makan lagih makan.. mengamati diri.. terus waktu ngobrol pun sama orang lain.. masih mengamati diri.. semuanya di lakukan seperti biasa, tapi dengan mengamati / menyadari semuanya semaksimal mungkin :D
-waktu bekerja.. ya bekerja.. amati seluruhnya.. amati hal-hal kecil.. bagaimana diri ini bereaksi :D
-lakukan se kreatif mungkin.. kalau ngga bisa / mengganggu pekerjaan.. ya mulai lah mengamati dari hal-hal yang tidak membutuhkan fokus pikiran.. seperti lagih mandi..
-plus.. kalau hari biasa.. sebelum tidur.. lakukan dulu meditasi duduk.. terserah berapa lama.. sekuatnya.. tapi kalau bisa setiap hari secapai apapun.. lakukan dulu meditasi duduk.. mengamati diri sebelum tidur.. mengamati pikiran.. hehehehe...
-----------------------------
-wah.. tidak ada latihan yang benar atau salah.. yang penting DO IT..
-saya rasa, kalau MMD dilakukan hanya sehari dua hari.. dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari tidak akan berakibat buruk.. bagaimana mungkin? MMD tidak melakukan apapun yang aneh-aneh.. hanya mengamati diri.. mengenali diri..
-bagaimana mungkin mengenali diri bisa menjadi sesuatu yang berbahaya? ehehehe...
-MMD itu artinya berkenalan dengan diri sendiri :D mengenali sikap dari pikiran.. mengenali reaksi diri kita terhadap sesuatu..
-lagi pula.. khan ada om semar disini :D :D kalau ada kebingungan.. atau hal-hal yang bikin hati tidak tenang.. thread ini selalu terbuka buat om.. wooooo..... bisa tanya-tanya :D
-----------------------------------
-saya, ngga tau ya.. bisa jadi baik atau lebih baik.. atau tidak :D MMD itu hanya meditasi untuk mengenal diri sendiri... hehehe.. tidak bikin orang jadi kaya, atau shakti.. atau tercerahkan :D hanya menyadari diri..
-orang sadar itu bukan orang baik.. karena banyak orang baik ternyata bukan orang yang sadar dan hidupnya hanya dimanfaatkan oleh orang lain..
-walaupun pada kenyataannya orang sadar itu pada baik-baik.. tapi orang sadar melakukan sesuatu bukan karena hal ini baik atau hal itu buruk.. tapi ia hanya menyadari semua implikasi dari perbuatannya (menyadari karmanya), menyadari penyebab perbuatannya..dan akibat dari perbuatannya... dan beranjak dari kesadaran itulah ia melakukan sesuatu..
-contoh:
+ada seorang anak jalanan mengemis uang pada saya.. saya menolak, karena saya menyadari bahwa bila saya memberikan uang pada anak jalanan.. justru hal tersebut malah bikin anak-anak itu semakin lama berada dijalanan.. dan mungkin akan menjadi anak jalanan dalam waktu yang sangat lama...
-disini saya mungkin disebut pelit.. dan tidak berperasan sosial.. hehehe... mo gimana lagih..
+dilain kesempatan.. saya melihat anak jalanan.. bermuka lesu.. meminta uang pada saya.. dan karena saya ada waktu.. saya tidak berikan uang.. tapi saya ajak makan, di warteg terdekat!
-di kesempatan ini.. wah.. akan terlihat, saya ini orang yang sangat dermawan.. sangat baik.. begitu care.. tapi.. saya melakukan hal tersebut pun bukan karena saya orang baik.. saya hanya menyadari.. anak itu sekarang lapar... dan saat ini masih jarang ada orang ngajak anak2 ke warteg, sehingga tidak akan berakibat perusakan mental dari anak2 tersebut.
-di satu hari saya menjadi orang pelit.. di hari lain.. saya menjadi orang baik.. tapi saya, bukan orang pelit.. bukan juga orang yang baik.. saya hanya orang agak sadar :D hehehehe....
--------------------------------
-wah... mungkin segitu om :D tanya-tanya sama senior MMD lain ajah disini atau sama para sepuh kalo ada yang kurang jelas.. atau ada yang ngaco dari tulisan saya...
-hehehe.. diatas cuma pendapat nubie yang baru beberapa bulan belajar MMD.. (dan banyak omong) jadi jangan terlalu di pikirin yach.. hehehehe...

Madman,

« Last Edit: 02 September 2008, 11:15:57 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #458 on: 02 September 2008, 11:09:01 AM »
Om nyana dah jelas parinibana sutta tuh ditolak sebagai kata2 sang Buddha :))

ngaco lagi, ngaco lagi ... :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #459 on: 02 September 2008, 11:09:46 AM »
...jika ternyata di forum ini banyak yang tidak sesuai dengan acuan diatas ?

Karena tidak semua orang menyikapi ajaran Buddha dengan cara yang sama.



Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #460 on: 02 September 2008, 11:10:59 AM »
mau melanjutkan dg acuan ini? semua setuju?

Quote
Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`”

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`”

Begitu juga dalam SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”

Acuan ini tentunya kan untuk diterapkan pada diri sendiri ... bukan dipakai untuk mengukur orang lain, bagaimana bisa.
Tentu saja setuju. :)

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #461 on: 02 September 2008, 11:16:37 AM »
...jika ternyata di forum ini banyak yang tidak sesuai dengan acuan diatas ?

Karena tidak semua orang menyikapi ajaran Buddha dengan cara yang sama.



Walau tidak dengan cara yang sama apakah keputusan sepihak itu dibenarkan?

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #462 on: 02 September 2008, 11:17:35 AM »
Quote from: johan
Bagi yg udah pernah mengikutin retreat MMD 3 hari (tp bukan asuhan Bp Hudoyo) di wihara, ...

Retret MMD 3 hari yang bukan diasuh oleh saya itu diasuh oleh siapa ya? :)

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #463 on: 02 September 2008, 11:22:52 AM »
Quote from: johan
Apakah orang yg maju dalam latihan MMD akan menjadi orang yg baik? (walaupun dia kurang mengerti ajaran2 agamanya/agama lain)
thanks sebelumnya!

"Baik" itu apa yah? ...
Saya rasa, orang yang tidak beragama, yang ateis pun bisa jadi orang "baik" kalau menjalankan MMD dalam kehidupan sehari-hari, seperti disarankan oleh Madman di atas.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #464 on: 02 September 2008, 11:25:13 AM »
Walau tidak dengan cara yang sama apakah keputusan sepihak itu dibenarkan?

Kalo menurut pendapat saya, tidak sesederhana benar atau salah. Menyikapi hal dalam masyarakat berbeda dengan menyikapi bathin/spiritual pribadi.


 

anything