membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...
salam...
dear dilbert,
kebijaksanaan secara lengkapnya adalah :
~ Suttamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh dari belajar dan membaca)
~ Cintamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui pemahaman dan pengalaman)
~ Bhavanamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui meditasi)
jadi sangat benar apa yang anda sebut diatas bahwa juga adalah pengalaman pribadi, yang akan membawa kebijaksanaan bagi pribadi yang bersangkutan
Dear markos,
Andai kebijaksanaan itu tidak menimbulkan "asumsi2" yang menyesatkan dan ketidak berkenaannya ybs untuk mengklarifikasi/memberikan penjelasan tentang bagian2 yang ditanyakan..
Salam hangat,
Riky
dear Riky,
Budha sebagai manusia yang sempurna baik pengetahuan dan tindak tanduknya saja, masih juga tidak bisa mencerahkan semua orang
karena itu, wajar jika kebijaksanaan ko fabian yang selaras dengan Tipitaka pun, masih menimbulkan asumsi yang berbeda-beda
mengenai ko fabian yang tidak menjawab, saya rasa itu sudah pernah dijelaskan ko fabian di depan, namun anda tetap merasa itu bukan jawaban......
so, kembali itu asumsi anda, namun saya sih berasumsi ko fabian sudah menjawab.......
kembali saya katakan:
Selama kita menjadi putthujhana, selalu ada kebenaran relatif (Pannati Dhamma) yang benar menurut persepsi masing-masing.
Itu yang pernah saya sebut dengan "setiap org kecocokan masing2" Terima kasih atas sarannya saudaraku markos,tetapi saya jarang sekali membaca hal2 tersebut,bisakah anda memberikan terjemahannya kepada saya ke gmail saya?
Oleh karena waktu saya yang sangat sempit juga...
Jika saya boleh katakan, selaras dengan 3 kebijaksanaan diatas, kebijaksanaan pertama didapat dari bnyk membaca
dengan banyak membaca, ada orang yang tertarik untuk mempraktekkan dalam hidupnya, sehingga pengalamannya akan bertambah, yang sekaligus akan menambah kebijaksanaannya
Selain itu, ada juga yang sekaligus mempraktekkan Bhavana, untuk dapat melihat bagaimana kondisi batinnya, dimana ini akan memadukan dengan kebijaksanaan yang didapat dari sutta dan pengalaman hidupnya
Disini sutta akan sangat berguna pada waktu Bhavana dan hasilnya berbeda.
Mengapa demikian? Karena pengalaman praktek dan Bhavana setiap orang pasti berbeda-beda karena masih terpengaruh Lobha, Dosa dan Moha.
Bahkan Buddha yang kondisi batinnya sudah matang pada waktu bertemu Buddha Dipankara, yang memungkinkan beliau untuk dapat langsung mencapai arahat saja, masih membutuhkan 4 assankheya kappa lagi untuk menyempurnakan paraminya
Buddha saja masih harus lahir dalam alam2 menyedihkan.
Jadi Sutta dalam hal ini Tipitaka, adalah kumpulan pengalaman beliau setelah sekian lama berjalan di lautan kehidupan, yang notabene sudah dibuktikan oleh entah berapa banyak orang dengan pencapaian arahat
Bahkan dalam kodifikasi Tipitaka saja, itu dilakukan dalam Konsili yang dihadiri oleh 10.000 orang Arahat, sehingga bisa membuahkan Tipitaka yang ada saat ini
Jadi jika ada yang menyebutkan bahwa ada orang yang bisa menyempurnakan ajaran Buddha, silahkan bro riky melihat kembali Dhammanussati
Svakkhato bhagavata Dhammo (Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagava)
Sanditthiko akaliko (untuk direalisasikan oleh diri kita secara langsung dan sekarang juga)
ehipassiko (dapat diuji dan dibuktikan)
opanayiko (untuk dikembangkan dalam batin kita)
paccattam veditabbo vinnuhi ti (untuk dicapai oleh para bijaksana dalam batin masing2)Juga jika ada orang yang hanya menggunakan sebagian Tipitaka saja dan menganggap yang lainnya adalah salah karena mempunyai pengalaman yang berbeda, silahkan bro riky bandingkan saja, mau percaya dengan Tipitaka yang sudah bermanfaat pada sedemikian banyak pencapaian arahat, atau pada 1 orang yang pengalamannya berbeda???
Jika anda jarang membaca hal sebagaimana saya sarankan, salah satunya anda bisa baca dari komik Bodhi terbitan Ehipassiko Foundation.
Ada juga buku Anatta, dimana isinya mengenai paham2 "sesat" mengenai Atta, ada sekitar 62 paham........ banyak yang mirip Buddhism seperti Nigantha, namun ternyata akhirnya menjurus ke Atman/Brahman
Semoga bisa bermanfaat yah.........