//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika aneh umat Buddha  (Read 87440 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #180 on: 23 September 2008, 09:41:21 AM »

membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...

salam...

dear dilbert,

kebijaksanaan secara lengkapnya adalah :
~ Suttamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh dari belajar dan membaca)
~ Cintamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui pemahaman dan pengalaman)
~ Bhavanamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui meditasi)

jadi sangat benar apa yang anda sebut diatas bahwa juga adalah pengalaman pribadi, yang akan membawa kebijaksanaan bagi pribadi yang bersangkutan  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #181 on: 23 September 2008, 10:13:18 AM »
Quote
Dari yang saya pernah tahu mengenai ko fabian, dia bukan lah org yang sombong atau yang mengganggap org lain lebih rendah walaupun memang pengetahuan ko fabian sudah dalam.

Dia berkenan menjawab jika memang org yang bertanya memang beritikad untuk berdiskusi, bukan untuk berdebat/yang membuta dengan hanya berdasar pengalaman semata

Saya memang tidak kenal fabian c. Semoga demikian adanya.

 _/\_

dear Kai,

Sekarang udah dikonfirmasi langsung oleh ko fabian khan???  ;)
Entah apa yang dikonfirmasi kan oleh saudara fabian malahan terlihat melarikan diri dari tanggung jawab.. :)

Quote
Hal serupa juga sebenarnya saya rasakan pada waktu berbincang dengan beberapa member yang "ngeyel" karena sudah memegang konsep yang menyimpang dari Tipitaka, semata karena pengalamannya berbeda
Wow..atas dasar apa anda berbicara seperti yang saya boldkan diatas? :)

Quote
Banyak yang berasumsi bahwa "berpedoman pada Tipitaka" adalah salah, karena ini menandakan kemelekatan.
Karena itu, maka Tipitaka harus ditinggalkan
Maaf sekali,saya tidak pernah berkata bahwa "ini benar,ini salah" "ini yang harus diikuti,ini yang harus ditinggalkan"... :)
Dan saya tegaskan sekali lagi kepada anda,saya tidak pernah berasumsi bahwa berpedoman pada Tipitaka adalah salah
Perlu anda ingat bahwa ajaran SB adalah "Dukkha dan pemberhentian dukkha",dimana SB mengajarkan untuk belajar TIPITAKA?
Saya rasa anda tahu "isi" tipitaka itu apa bukan?
Bukankah tipitaka berisi semua ajaran Bhagava selama 45 tahun dia mengajar dan mungkin juga ajaran2 para murid2nya(Arahat) benarkah begitu adanya?:)

Quote
Ini seperti menyalahkan orang yang berpedoman pada peta, sehingga peta harus "dibuang".
Namun mari kita kaji bersama, apakah benar orang yang berpedoman pada peta itu melekat pada "peta"?
Ataukah kita membutuhkan arah yang ditunjukkan oleh peta itu sehingga jika memang kita sudah "memahami" arah, maka peta tersebut sudah "tidak dibutuhkan" lagi?
Pahami dulu diri anda sendiri,dan jangan terlalu banyak berspekulasi tentang tulisan orang lain,anda tidak akan pernah memahami batin orang lain.. :)

Quote
Hal yang sama juga seyogyanya kita terapkan pada "individu/guru"
Misalnya Ada yang mengkultuskan individu/guru tertentu apalagi individu/guru tersebut sudah "terkenal" sehingga apapun yang dikatakan individu/guru itu, selalu dibenarkan oleh pengikutnya.
Padahal yang seharusnya dilihat, adalah "kebenaran" yang diberitahukan oleh guru itu
Menurut anda,diri anda sendiri bagaimana?Apa yang anda lihat dan cari sampai saat ini selama anda masih bernafas dan ketika anda membaca balasan posting saya ini?
Coba tanyakan pada diri anda sendiri dahulu sebelum membalas posting saya yang 1 ini.. :)

Quote
Itulah yang dianjurkan oleh Buddha kepada Upali, untuk ehipassiko/membuktikan dahulu ajaran Beliau, sebelum Upali menjadi pengikutnya
Hendaknya ini juga dilakukan oleh kita semua, untuk melihat dari kebenaran, bukan dari individunya semata
semoga bisa bermanfaat yah  _/\_
Dan apa yang dilakukan oleh saudara fabian dkk,apakah sama dengan yang anda katakan diatas?:)
_/\_

Salam,
Riky

Dear Riky,

Selama kita menjadi putthujhana, selalu ada kebenaran relatif (Pannati Dhamma) yang benar menurut persepsi masing-masing.

Itu yang pernah saya sebut dengan "setiap org kecocokan masing2" 

cuma jika saya boleh saran, coba anda baca2 mengenai paham "Brahman" atau "Atman" dari Nigantha Nataputtha, juga bandingkan dengan JK dan MMD

Lalu bandingkan lagi dengan paham ANATTA dalam Buddhism

semoga bisa bermanfaat yah _/\_

sesuatu yang sudah berbeda sudut pandang, hendaknya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #182 on: 23 September 2008, 10:51:39 AM »

Saudara Markos Prawira yang baik,

Terima kasih atas pembelaan anda, memang banyak orang yang salah sangka mengapa saya tidak menanggapi postingan-postingan terakhir, karena saya menilai hal ini sudah tidak bermanfaat, karena lama kelamaan kalau saya terlibat terus dalam perdebatan ini, akan menyia-nyiakan waktu saja.
Saya yakin anda tahu bahwa semua tulisan saya hanya ingin menerangkan bahwa kita sering timbul prasangka, inilah sebabnya rumor lebih cepat menyebar daripada fakta.

Menurut saya tidak perlu saya memperpanjang debat, karena nanti saya akan dituduh tak tahu diri yang mau menang sendiri, bisanya cuma berdebat.
Tentu anda juga bisa merasakan bahwa debat sering-sering hanya menambah kekotoran batin. Lebih baik menyudahi debat yang tak berkesudahan.

Kebenaran sebaik apapun akan ditolak oleh orang yang memang sudah bertekad untuk mendebat.

Mungkin perumpamaan saya berikut ini yang pernah saya postingkan di salah satu forum bisa menjadi pertimbangan pemikiran kita semua, betapa sia-sianya berdebat, bila yang dicari hanya PEMBENARAN, BUKAN MENCARI KEBENARAN. Dan kita cenderung mudah sekali terjebak pada hal itu.

Perumpamaannya demikian, harap diingat bahwa ini cuma perumpamaan:

Ada cerita mengenai orang kampung (umpamanya namanya si Mamat) yang suatu ketika pergi kekota untuk mencari kerja  Ia terkenal karena staminanya. Selama di kota ia suka sekali mengikuti kegiatan pencinta alam, dan ia terkenal diantara para koleganya.sebagai yang paling hebat dalam memanjat gunung. (karena ia di desa sering memanjat bukit).

Suatu ketika bos perusahaan tempatnya bekerja memiliki ide, dalam rangka promosi, perusahaan Ia mensponsori pendakian gunung Jayawijaya. Tentu tidak sulit ditebak bahwa salah satu orang yang dipilih untuk ikut dalam team  penaklukkan Puncak jayawijaya yang di pakai adalah si Mamat.
Singkatnya Mamat bersama dengan team yang lain pergi mEmanjat gunung. Dilengkapi dengan berbagai peralatan modern yang ada sekarang ini.

Dengan cermat Mamat mencatat semua pengalaman yang dia lakukan, treknya, suasananya, pokoknya arsipnya lengkap sekali. (karena Mamat memang sudah berpengalaman dalam mendaki gunung.

Setelah pulang kembali ke kotanya, suatu hari Mamat kembali ke desanya.
Di desanya Amat bertemu dengan teman mainnya sejak kecil (umpamanya namanya adalah Pailul). Lalu Amat menceritakan pengalamannya yang menegangkan mendaki puncak Jayawijaya kepada Pailul.

“Pada akhir ceritanya Pailul nyeletuk: oh ya...? ah nggak mungkin... mana ada gunung yang puncaknya diselimuti es...”

Lalu Mamat memperlihatkan petanya dan juga catatan pendakiannya kepada Pailul. Dengan berharap Pailul percaya apa yang diutarakannya.

Lalu Pailul setelah melihat peta dan catatan pendakian Mamat lalu bertanya kepada Mamat, “di Petanya tidak disebutkan kalau puncaknya diselimuti es kan...? itukan cuma peta..? kalau boleh saya tahu siapa yang menyusun catatan pendakian ini...? kamu kan...?”

Dengan sabar Mamat mengeluarkan foto-foto yang ia ambil ketika bersama timnya mendaki puncak Jayawijaya, termasuk foto ketika ia telah berhasil mengibarkan bendera perusahaannya di puncak Jayawijaya.

Lalu Pailul berkomentar,”Maaf saya sih pernah lihat foto si Oneng tetangga diujung gang, kenal kan...? sedang berjabatan tangan sama Pere..siden, juga si Bajuri suaminya, dia juga sedang salaman sama bintang pilem Rocky”, katanya sih dikerjain pake kompu...., kompu apa yah lupa, pokoknya dikerjain alat yang namanya ada kompunya...”

Dalam usahanya yang terakhir untuk menyadarkan si Pailul, Mamat lalu memperlihatkan videonya yang diambil selama mendaki puncak Jayawijaya.

Lalu Pailul bertanya kepada Mamat, “ini filmnya apa memang benar...?”

Mamat menjawab, “tentu saja, saya bikin videonya langsung...”

Lalu Pailul menjwab, “kalau memang video ini benar, maka Batman sama Superman juga benar dong.........”

                                  ------------- (end of story) ------------

Dari perumpamaan ini kita bisa menyimak beberapa hal,
Bila seseorang telah memiliki praduga, maka sulit mengubah praduga tersebut. Sebaik apapun fakta yang disodorkan.

Bila seseorang telah mengambil sikap tak percaya terhadap Tipitaka, tak ada seorangpun yang dapat mengubahnya menjadi percaya, walaupun pengetahuannya sendiri belum sampai kesitu.
Sutta yang sebenarnya lebih banyak memuat pengalaman praktek meditasi Sang Buddha dan para Arahat, bagi orang yang tidak mendalami meditasi maka sutta hanya merupakan teori.... seperti perumpamaan diatas.

Terima kasih kepada saudara Markos dan juga teman-teman netter yang telah meluangkan waktu membaca ini, dan saya rasa lebih bermanfaat bila saya lebih meluangkan waktu saya yang tersita, untuk meditasi. Saya rasa itulah yang terbaik.

((( Semoga kita semua berbahagia, dan bebas dari penderitaan )))

fabian





Seorang Mamat yg BAIK terhadap Pailul (teman baik sejak kecil)...
akan tidak putus asa membuat Pailul mengerti... walaupun itu kelihatanya
selalu dibantah dan spt tidak mungkin dijelasin....

maka Mamat yg BAIK (HATI) akan mengajak Pailul ke gunung yg meliputin ES tsb...

Pailul.. eh nanti ultah kamu gw ingin ngajak kamu ke kota main2... kamu pasti senang..
begitu juga saya... karna kita teman yg paling lama... kita akan makan es cream
(jadi secara rahasia.... Pailul diajak ke gunung Es tsb)!

Apakah Amat termasuk teman yg BAIK?
« Last Edit: 23 September 2008, 10:57:02 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #183 on: 23 September 2008, 12:45:28 PM »
Quote
Dari perumpamaan ini kita bisa menyimak beberapa hal,
Bila seseorang telah memiliki praduga, maka sulit mengubah praduga tersebut. Sebaik apapun fakta yang disodorkan.

Bila seseorang telah mengambil sikap tak percaya terhadap Tipitaka, tak ada seorangpun yang dapat mengubahnya menjadi percaya, walaupun pengetahuannya sendiri belum sampai kesitu.
Sutta yang sebenarnya lebih banyak memuat pengalaman praktek meditasi Sang Buddha dan para Arahat, bagi orang yang tidak mendalami meditasi maka sutta hanya merupakan teori.... seperti perumpamaan diatas.

Terima kasih kepada saudara Markos dan juga teman-teman netter yang telah meluangkan waktu membaca ini, dan saya rasa lebih bermanfaat bila saya lebih meluangkan waktu saya yang tersita, untuk meditasi. Saya rasa itulah yang terbaik.

((( Semoga kita semua berbahagia, dan bebas dari penderitaan )))

fabian





Seorang Mamat yg BAIK terhadap Pailul (teman baik sejak kecil)...
akan tidak putus asa membuat Pailul mengerti... walaupun itu kelihatanya
selalu dibantah dan spt tidak mungkin dijelasin....

maka Mamat yg BAIK (HATI) akan mengajak Pailul ke gunung yg meliputin ES tsb...

Pailul.. eh nanti ultah kamu gw ingin ngajak kamu ke kota main2... kamu pasti senang..
begitu juga saya... karna kita teman yg paling lama... kita akan makan es cream
(jadi secara rahasia.... Pailul diajak ke gunung Es tsb)!

Apakah Amat termasuk teman yg BAIK?

Dan kalau melanjutkan andai2nya :

setelah Mamat mengajak Pailul ke Gunung Es, kemudian Pailul menjawab: Apakah menurut kamu ini Jayawijaya...? apakah memang benar ini Jayawijaya? kok nggak ada tulisannya ya...?

kadang kita harus tahu, kapan kita sudah "melekat" pada perbuatan baik bro........ 

Disini sudah jelas apa yang dituliskan oleh ko fabian _/\_
« Last Edit: 23 September 2008, 12:47:07 PM by markosprawira »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #184 on: 23 September 2008, 02:06:42 PM »
Quote
Menurut anda sendiri om?
Menurut saya pribadi tulisan om fabian menyesatkan,maka dari itu saya meminta penjelasan dari saudara fabian,tapi mungkin dia sibuk atau memang tak berkenan menjelaskan kepada saya?
Entahlah...Yang penting saya sudah meminta sebanyak 3 kali dan menurut saya itu sudah lebih dari cukup,pernahkah saudara melihat didalam sutta ada permintaaan lebih dari 3 kali kepada Buddha Shakyamuni?
Quote
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"
Gua rasa tulisan ***** diatas ini IQ , EQ, SQ nya super jongkok sekali. Makanya kalau belajar meditasi jangan sama *************** :))
Mungkin benar om bond,bahwa iq saya "super jongkok" sekali..Tapi saya heran kenapa pertanyaan orang yang "super jongkok" iq nya tidak bisa dijawab oleh orang yang dianggap sebagai "seekor naga"? :)
Kenapa sekarang sang naga malah bersembunyi dibalik guanya?
Masak sang naga "kalah" dengan anak kecil yang "super jongkok" iqnya? :)
Atau mungkin pengendalian diri anda membawa anda menjadi manusia super pintar iqnya?
Jadi silakan toh,gantikan sang naga yang menjawab pertanyaan saya jika anda merasa mampu,jangan hanya bisa berbicara saja... :)
_/\_

Salam,
Riky

Justru sang naga sangat bijak, karena dia tahu betul, sekalipun dia jawab elu, elu ngak bakalan ngerti. Sekalipun gua mampu jawab pertanyaan elu. apa elu sanggup mengerti :)) karena elu uda mengaku sendiri anak kecil yg IQ super jongkok, jadi belajar yg bener yak, ntar kalo uda bener baru di jawab :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #185 on: 23 September 2008, 09:50:13 PM »
Quote
Menurut anda sendiri om?
Menurut saya pribadi tulisan om fabian menyesatkan,maka dari itu saya meminta penjelasan dari saudara fabian,tapi mungkin dia sibuk atau memang tak berkenan menjelaskan kepada saya?
Entahlah...Yang penting saya sudah meminta sebanyak 3 kali dan menurut saya itu sudah lebih dari cukup,pernahkah saudara melihat didalam sutta ada permintaaan lebih dari 3 kali kepada Buddha Shakyamuni?
Quote
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"
Gua rasa tulisan ***** diatas ini IQ , EQ, SQ nya super jongkok sekali. Makanya kalau belajar meditasi jangan sama *************** :))
Mungkin benar om bond,bahwa iq saya "super jongkok" sekali..Tapi saya heran kenapa pertanyaan orang yang "super jongkok" iq nya tidak bisa dijawab oleh orang yang dianggap sebagai "seekor naga"? :)
Kenapa sekarang sang naga malah bersembunyi dibalik guanya?
Masak sang naga "kalah" dengan anak kecil yang "super jongkok" iqnya? :)
Atau mungkin pengendalian diri anda membawa anda menjadi manusia super pintar iqnya?
Jadi silakan toh,gantikan sang naga yang menjawab pertanyaan saya jika anda merasa mampu,jangan hanya bisa berbicara saja... :)
_/\_

Salam,
Riky

Justru sang naga sangat bijak, karena dia tahu betul, sekalipun dia jawab elu, elu ngak bakalan ngerti. Sekalipun gua mampu jawab pertanyaan elu. apa elu sanggup mengerti :)) karena elu uda mengaku sendiri anak kecil yg IQ super jongkok, jadi belajar yg bener yak, ntar kalo uda bener baru di jawab :))
hehe,berati sama dong dengan kasus saya,jika saya asumsikan saya adalah orang yang bijak dan anda adalah orang yang bodoh setengah mati?Pantesan jawaban2 saya selama ini tidak ada yang dimengerti oleh anda...Sama saran saya,jadi belajar yang benar juga yak,tar kalau udah hebat "pengendalian diri" anda baru cari saya lagi kembali... :))
_/\_

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #186 on: 23 September 2008, 09:56:01 PM »
Siapa yang mengagung2kannya?:)
Tidak ada yang perlu diagungkan didalam dunia ini,bukankah begitu?
Saya sebagai member hanya memberikan saran kepada saudara fabian,yang terlihat terlalu fanatik terhadap Tipitaka,entah sudah sampai mana tingkatan batin,saya tidak tahu,tapi terlihat sangat fanatik,saya mengasumsikan bahkan apa yang dibicarakannya hanya kutipan2 dari sutta belaka bukan berdasarkan pengalaman pribadi... :)


membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga ? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...

salam...

Uhm..jika anda mengasumsikan saya sebagai praktisi meditasi terkenal maka sungguh bodohnya engkau saudaraku,..."Tidak ada yang perlu ditinggikan atau direndahkan didunia ini,yang perlu adalah meragukan hal tersebut sampai diehipassiko oleh diri sendiri oleh karena itu lah SB berkata EHIPASSIKO,OPANIYAKO,PACCATAM"
_/\_

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #187 on: 23 September 2008, 09:57:51 PM »

membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...

salam...

dear dilbert,

kebijaksanaan secara lengkapnya adalah :
~ Suttamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh dari belajar dan membaca)
~ Cintamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui pemahaman dan pengalaman)
~ Bhavanamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui meditasi)

jadi sangat benar apa yang anda sebut diatas bahwa juga adalah pengalaman pribadi, yang akan membawa kebijaksanaan bagi pribadi yang bersangkutan  _/\_
_/\_
Dear markos,
Andai kebijaksanaan itu tidak menimbulkan "asumsi2" yang menyesatkan dan ketidak berkenaannya ybs untuk mengklarifikasi/memberikan penjelasan tentang bagian2 yang ditanyakan.. :)

_/\_
Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #188 on: 23 September 2008, 10:01:46 PM »
Quote
Dari yang saya pernah tahu mengenai ko fabian, dia bukan lah org yang sombong atau yang mengganggap org lain lebih rendah walaupun memang pengetahuan ko fabian sudah dalam.

Dia berkenan menjawab jika memang org yang bertanya memang beritikad untuk berdiskusi, bukan untuk berdebat/yang membuta dengan hanya berdasar pengalaman semata

Saya memang tidak kenal fabian c. Semoga demikian adanya.

 _/\_

dear Kai,

Sekarang udah dikonfirmasi langsung oleh ko fabian khan???  ;)
Entah apa yang dikonfirmasi kan oleh saudara fabian malahan terlihat melarikan diri dari tanggung jawab.. :)

Quote
Hal serupa juga sebenarnya saya rasakan pada waktu berbincang dengan beberapa member yang "ngeyel" karena sudah memegang konsep yang menyimpang dari Tipitaka, semata karena pengalamannya berbeda
Wow..atas dasar apa anda berbicara seperti yang saya boldkan diatas? :)

Quote
Banyak yang berasumsi bahwa "berpedoman pada Tipitaka" adalah salah, karena ini menandakan kemelekatan.
Karena itu, maka Tipitaka harus ditinggalkan
Maaf sekali,saya tidak pernah berkata bahwa "ini benar,ini salah" "ini yang harus diikuti,ini yang harus ditinggalkan"... :)
Dan saya tegaskan sekali lagi kepada anda,saya tidak pernah berasumsi bahwa berpedoman pada Tipitaka adalah salah
Perlu anda ingat bahwa ajaran SB adalah "Dukkha dan pemberhentian dukkha",dimana SB mengajarkan untuk belajar TIPITAKA?
Saya rasa anda tahu "isi" tipitaka itu apa bukan?
Bukankah tipitaka berisi semua ajaran Bhagava selama 45 tahun dia mengajar dan mungkin juga ajaran2 para murid2nya(Arahat) benarkah begitu adanya?:)

Quote
Ini seperti menyalahkan orang yang berpedoman pada peta, sehingga peta harus "dibuang".
Namun mari kita kaji bersama, apakah benar orang yang berpedoman pada peta itu melekat pada "peta"?
Ataukah kita membutuhkan arah yang ditunjukkan oleh peta itu sehingga jika memang kita sudah "memahami" arah, maka peta tersebut sudah "tidak dibutuhkan" lagi?
Pahami dulu diri anda sendiri,dan jangan terlalu banyak berspekulasi tentang tulisan orang lain,anda tidak akan pernah memahami batin orang lain.. :)

Quote
Hal yang sama juga seyogyanya kita terapkan pada "individu/guru"
Misalnya Ada yang mengkultuskan individu/guru tertentu apalagi individu/guru tersebut sudah "terkenal" sehingga apapun yang dikatakan individu/guru itu, selalu dibenarkan oleh pengikutnya.
Padahal yang seharusnya dilihat, adalah "kebenaran" yang diberitahukan oleh guru itu
Menurut anda,diri anda sendiri bagaimana?Apa yang anda lihat dan cari sampai saat ini selama anda masih bernafas dan ketika anda membaca balasan posting saya ini?
Coba tanyakan pada diri anda sendiri dahulu sebelum membalas posting saya yang 1 ini.. :)

Quote
Itulah yang dianjurkan oleh Buddha kepada Upali, untuk ehipassiko/membuktikan dahulu ajaran Beliau, sebelum Upali menjadi pengikutnya
Hendaknya ini juga dilakukan oleh kita semua, untuk melihat dari kebenaran, bukan dari individunya semata
semoga bisa bermanfaat yah  _/\_
Dan apa yang dilakukan oleh saudara fabian dkk,apakah sama dengan yang anda katakan diatas?:)
_/\_

Salam,
Riky

Dear Riky,

Selama kita menjadi putthujhana, selalu ada kebenaran relatif (Pannati Dhamma) yang benar menurut persepsi masing-masing.
Itu yang pernah saya sebut dengan "setiap org kecocokan masing2"
Setuju saudara markos...
Tetapi ada baiknya jika "kebenaran" tersebut bisa dijelaskan jika ditanyakan karena bisa mengundang "asumsi2" yang menyesatkan bukan? :)
 
Quote
cuma jika saya boleh saran, coba anda baca2 mengenai paham "Brahman" atau "Atman" dari Nigantha Nataputtha, juga bandingkan dengan JK dan MMD

Lalu bandingkan lagi dengan paham ANATTA dalam Buddhism

semoga bisa bermanfaat yah _/\_

sesuatu yang sudah berbeda sudut pandang, hendaknya
Terima kasih atas sarannya saudaraku markos,tetapi saya jarang sekali membaca hal2 tersebut,bisakah anda memberikan terjemahannya kepada saya ke gmail saya?
Oleh karena waktu saya yang sangat sempit juga... :)
_/\_

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #189 on: 23 September 2008, 10:55:43 PM »
Uhm..jika anda mengasumsikan saya sebagai praktisi meditasi terkenal maka sungguh bodohnya engkau saudaraku,..."Tidak ada yang perlu ditinggikan atau direndahkan didunia ini,yang perlu adalah meragukan hal tersebut sampai diehipassiko oleh diri sendiri oleh karena itu lah SB berkata EHIPASSIKO,OPANIYAKO,PACCATAM"
_/\_

Salam hangat,
Riky

anda sangat betul sekali mengatakan ehiphassiko... sampai-sampai begitu salah mengagung-agungkan hanya praktek meditasi dan "merendahkan" pihak yg hanya mempelajari sutta. EHIPHASSIKO itu melihat kedalam buat pribadi masing-masing... tiada urusan dengan orang lain.

dan satu hal lagi, TIDAK ADA DALAM TULISAN SAYA EKSPLISIT MAUPUN IMPLISIT MENYATAKAN ANDA ITU SEORANG MEDITASI TERKENAL. ALIH ALIH SAYA KATAKAN BAHWA TIDAK ADA SEORANG MEDITATOR TERKENAL YANG BERKELAKUAN NEGATIF SEPERTI ITU... KAYAKNYA CUKUP JELAS.

SALAM
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #190 on: 24 September 2008, 09:09:37 AM »

membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...

salam...

dear dilbert,

kebijaksanaan secara lengkapnya adalah :
~ Suttamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh dari belajar dan membaca)
~ Cintamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui pemahaman dan pengalaman)
~ Bhavanamayapanna (kebijaksanaan yg diperoleh melalui meditasi)

jadi sangat benar apa yang anda sebut diatas bahwa juga adalah pengalaman pribadi, yang akan membawa kebijaksanaan bagi pribadi yang bersangkutan  _/\_
_/\_
Dear markos,
Andai kebijaksanaan itu tidak menimbulkan "asumsi2" yang menyesatkan dan ketidak berkenaannya ybs untuk mengklarifikasi/memberikan penjelasan tentang bagian2 yang ditanyakan.. :)

_/\_
Salam hangat,
Riky

dear Riky,

Budha sebagai manusia yang sempurna baik pengetahuan dan tindak tanduknya saja, masih juga tidak bisa mencerahkan semua orang

karena itu, wajar jika kebijaksanaan ko fabian yang selaras dengan Tipitaka pun, masih menimbulkan asumsi yang berbeda-beda

mengenai ko fabian yang tidak menjawab, saya rasa itu sudah pernah dijelaskan ko fabian di depan, namun anda tetap merasa itu bukan jawaban......

so, kembali itu asumsi anda, namun saya sih berasumsi ko fabian sudah menjawab.......

kembali saya katakan:
Selama kita menjadi putthujhana, selalu ada kebenaran relatif (Pannati Dhamma) yang benar menurut persepsi masing-masing.
Itu yang pernah saya sebut dengan "setiap org kecocokan masing2"


Terima kasih atas sarannya saudaraku markos,tetapi saya jarang sekali membaca hal2 tersebut,bisakah anda memberikan terjemahannya kepada saya ke gmail saya?
Oleh karena waktu saya yang sangat sempit juga...

Jika saya boleh katakan, selaras dengan 3 kebijaksanaan diatas, kebijaksanaan pertama didapat dari bnyk membaca

dengan banyak membaca, ada orang yang tertarik untuk mempraktekkan dalam hidupnya, sehingga pengalamannya akan bertambah, yang sekaligus akan menambah kebijaksanaannya

Selain itu, ada juga yang sekaligus mempraktekkan Bhavana, untuk dapat melihat bagaimana kondisi batinnya, dimana ini akan memadukan dengan kebijaksanaan yang didapat dari sutta dan pengalaman hidupnya

Disini sutta akan sangat berguna pada waktu Bhavana dan hasilnya berbeda.

Mengapa demikian? Karena pengalaman praktek dan Bhavana setiap orang pasti berbeda-beda karena masih terpengaruh Lobha, Dosa dan Moha.

Bahkan Buddha yang kondisi batinnya sudah matang pada waktu bertemu Buddha Dipankara, yang memungkinkan beliau untuk dapat langsung mencapai arahat saja, masih membutuhkan 4 assankheya kappa lagi untuk menyempurnakan paraminya
Buddha saja masih harus lahir dalam alam2 menyedihkan.

Jadi Sutta dalam hal ini Tipitaka, adalah kumpulan pengalaman beliau setelah sekian lama berjalan di lautan kehidupan, yang notabene sudah dibuktikan oleh entah berapa banyak orang dengan pencapaian arahat

Bahkan dalam kodifikasi Tipitaka saja, itu dilakukan dalam Konsili yang dihadiri oleh 10.000 orang Arahat, sehingga bisa membuahkan Tipitaka yang ada saat ini

Jadi jika ada yang menyebutkan bahwa ada orang yang bisa menyempurnakan ajaran Buddha, silahkan bro riky melihat kembali Dhammanussati

Svakkhato bhagavata Dhammo (Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagava)
Sanditthiko akaliko (untuk direalisasikan oleh diri kita secara langsung dan sekarang juga)
ehipassiko (dapat diuji dan dibuktikan)
opanayiko (untuk dikembangkan dalam batin kita)
paccattam veditabbo vinnuhi ti (untuk dicapai oleh para bijaksana dalam batin masing2)



Juga jika ada orang yang hanya menggunakan sebagian Tipitaka saja dan menganggap yang lainnya adalah salah karena mempunyai pengalaman yang berbeda, silahkan bro riky bandingkan saja, mau percaya dengan Tipitaka yang sudah bermanfaat pada sedemikian banyak pencapaian arahat, atau pada 1 orang yang pengalamannya berbeda???

Jika anda jarang membaca hal sebagaimana saya sarankan, salah satunya anda bisa baca dari komik Bodhi terbitan Ehipassiko Foundation.

Ada juga buku Anatta, dimana isinya mengenai paham2 "sesat" mengenai Atta, ada sekitar 62 paham........ banyak yang mirip Buddhism seperti Nigantha, namun ternyata akhirnya menjurus ke Atman/Brahman

Semoga bisa bermanfaat yah.........  _/\_

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #191 on: 24 September 2008, 12:14:48 PM »
Quote
Budha sebagai manusia yang sempurna baik pengetahuan dan tindak tanduknya saja, masih juga tidak bisa mencerahkan semua orang

protes nih, bro !

Buddha adalah makhluk agung yang sempurna dalam welas asih dan kebijaksanaannya..

sempurna dalam welas asih, berarti tidak membeda-bedakan, mana yg dekat atau tidak dengan Beliau.
contohnya : dlm pernyataan Beliau ketika Devadatta sakit keras, bahwa Kasih Beliau terhadap Rahula dan Devadatta adalah sama.
dan berkat pernyataan kebenaran tersebut, Devadatta sembuh dari sakitnya.

sempurna dalam kebijaksanaan, berarti Beliau mahir dalam berbagai cara dalam membimbing semua makhluk dalam membebaskan diri dari penderitaan dan meraih kebahagiaan.

kita masih belum tercerahkan, bukan karena Sang Buddha tidak sempurna, melainkan karena kita yang belum sempurna dalam mempraktekkan Dharma yang Beliau ajarkan [jujur aje, saya iya]. Karena Guru Buddha tidak bisa mentransfer kualitas2 baik yang sempurna ke dalam diri kita, mencuci karma2 buruk kita,  dsb. Beliau menolong semua makhluk dengan mengajarkan Dharma. PR kita yang belum selesai2 jadi zaman bahula ampe sekarang yang musti jadi perhatian kita.. TANYA KENAPA??
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #192 on: 24 September 2008, 01:07:58 PM »
Quote
Budha sebagai manusia yang sempurna baik pengetahuan dan tindak tanduknya saja, masih juga tidak bisa mencerahkan semua orang

protes nih, bro !

Buddha adalah makhluk agung yang sempurna dalam welas asih dan kebijaksanaannya..

sempurna dalam welas asih, berarti tidak membeda-bedakan, mana yg dekat atau tidak dengan Beliau.
contohnya : dlm pernyataan Beliau ketika Devadatta sakit keras, bahwa Kasih Beliau terhadap Rahula dan Devadatta adalah sama.
dan berkat pernyataan kebenaran tersebut, Devadatta sembuh dari sakitnya.

sempurna dalam kebijaksanaan, berarti Beliau mahir dalam berbagai cara dalam membimbing semua makhluk dalam membebaskan diri dari penderitaan dan meraih kebahagiaan.

kita masih belum tercerahkan, bukan karena Sang Buddha tidak sempurna, melainkan karena kita yang belum sempurna dalam mempraktekkan Dharma yang Beliau ajarkan [jujur aje, saya iya]. Karena Guru Buddha tidak bisa mentransfer kualitas2 baik yang sempurna ke dalam diri kita, mencuci karma2 buruk kita,  dsb. Beliau menolong semua makhluk dengan mengajarkan Dharma. PR kita yang belum selesai2 jadi zaman bahula ampe sekarang yang musti jadi perhatian kita.. TANYA KENAPA??
 _/\_


By : Zen

Dear bro Zen,

anumodana atas masukan anda........ saya sebenarnya ingin menyatakan bahwa pada jaman Buddha saja, masih banyak orang yang tidak tercerahkan.

kenapa demikian? karena kondisi batin mereka yang belum matang.......

ini disebabkan apa yang anda sebut "kita yang belum sempurna dalam mempraktekkan Dharma yang Beliau ajarkan" atau jika boleh saya sebut dengan Tipitaka

semoga diskusi seperti ini bisa berkembang  _/\_

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #193 on: 25 September 2008, 03:07:39 PM »
Kpd YTH saudara Tesla,

Quote
Dhamma bukanlah Sutta.
mengatakan dhamma adalah sutta adalah fanatisme theravada.
sutta mungkin memuat uraian dhamma.
tapi dhamma tidak hanya dalam sutta.
kebenaran ada di mana-mana. di dalam mesjid, gereja, pura, dsb...

tolong diperjelas maksud diatas...

dhamma = kebenaran??
 
baik klo memang begitu kenapa engak disebutkan dhamma islam, dhamma kr****n, dhamma hindu??

tp yg disebutkan adalah dhamma sang buddha, bukan dhamma muhamad, dhamma yesus, dll??



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #194 on: 25 September 2008, 03:39:38 PM »
Kpd YTH saudara Tesla,

Quote
Dhamma bukanlah Sutta.
mengatakan dhamma adalah sutta adalah fanatisme theravada.
sutta mungkin memuat uraian dhamma.
tapi dhamma tidak hanya dalam sutta.
kebenaran ada di mana-mana. di dalam mesjid, gereja, pura, dsb...

tolong diperjelas maksud diatas...

dhamma = kebenaran??
 
baik klo memang begitu kenapa engak disebutkan dhamma islam, dhamma kr****n, dhamma hindu??

tp yg disebutkan adalah dhamma sang buddha, bukan dhamma muhamad, dhamma yesus, dll??


dhamma = kebenaran bukan milik siapa2
bukan milik Sang Buddha, bukan milik Muhammad, dll
soal penamaan Dhamma Buddha, Dhamma kr****n, Dhamma Muhamad, dll saya rasa tidak mempengaruhi dhamma (kebenaran) itu sendiri...

menurut saya, dhamma yg diajarkan sang Buddha utk kita lihat, bisa kita temui dimana saja
semua yg kita lihat bersifat tidak tetap
semua yg kita dengar bersifat tidak tetap
dst...

apa yg kita lihat tadi (0.00...1 detik yg lalu) sudah hilang :)
yg kita lihat sekarang sudah berbeda lagi...
semua selalu berubah...

anicca... anicca... anicca...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything