Saya kira saddha juga harus diimbangi dg panna,yaitu hasil dari belajar & praktek Dhamma.Cuma bisakah saddha ini saya anggap sebagai 'kemelekatan' pada Pandangan Benar & pandangan2 yg bermanfaat membawa pencerahan bro?Sebagai lawan dari kemelekatan pada pandangan salah & pandangan2 yg tidak bermanfaat membawa pencerahan yg dpt menyebabkan kelahiran berulang.
Betul, menurut saya saddha yang benar muncul dari pemahaman atas kebenaran (yang didapat dari praktik kehidupan sehari-hari), sehingga kebenaran itu menjadi dasar dari keyakinan kita. Saddha yang ngaco itu tidak berdasarkan pada kebenaran, hanya kesenangan pada pandangan saja, maka cenderung pada percaya buta dan mudah menjurus pada fanatisisme.
Dg mempunyai saddha/'melekat' pd Buddha,Dhamma & Sangha justru membawa kebebasan.Kira2 bisa ngak begitu?
IMO, melekat pada "Buddha-Dhamma-Sangha" tidak akan membawa pada pembebasan, bahkan bisa membawa pada fanatisisme. Secara sederhana, pembebasan dimulai dari penyelidikan, maka timbul pengetahuan. Setelah ada pengetahuan, direalisasi, maka dicapailah kebebasan. Setelah melihat & mengalami sendiri kebebasan tersebut, maka timbullah keyakinan tak tergoyahkan itu.
Jadi jangan dibalik dimulai dari keyakinan tak tergoyahkan, lalu bisa mencapai pembebasan. Sederhananya, ketika kita mencapai Sotapatti, melihat sendiri kebenaran itu, barulah timbul keyakinan tak tergoyahkan pada Tiratana. Namun orang fanatik menggila pada doktrin Tiratana, tidak akan mengantarkan seseorang melihat kebenaran, apalagi mencapai pembebasan.
Kalau analogi sederhana, setelah seorang anak memahami "1+1=2" maka ia punya keyakinan tak tergoyahkan. Namun anak yang tidak mengerti, hanya hafalan mati "1+1=2", betapapun ia lekati dan pertahankan hafalan itu, tidak akan membuatnya mengerti.