Nanya om
perihal; air suci paritta
apa makna air paritta dalam prosesi perayaan tri suci waisak,kenapa seakan2 air paritta menjadi air sucinya buddhism?
Bukan air suci. Namun air paritta itu hanya sebagai simbolisasi dari berkah. Air paritta yang sering "disiram" dalam suatu seremonial Buddhis melambangkan berkah yang menyirami semua umat.
Pertama, Anda memiliki indria mata yang bisa melihat. Ada objeknya yaitu seorang wanita. Ada kondisi pendukung, yaitu cahaya dan tempat. Lalu indria mata mengadakan kontak dengan wanita.
Itu ketikan mod,dan ada yang mau saya pertanyakan lagi untuk lebih jelas.
Ketikan diatas itu sama aja dengan cerita lilin kemarinkan??kalau ga salah ingat,mata kita ini ada titik2nya yah?dimana jatuhnya tepat,maka kita bisa melihat.dan jika ada 1 faktor yang ga lengkap,makanya kita ga bs lihat.atau ada yg bs kita lihat padahal ga ada.spt fatamorgana atau jalan yang keliatan berair padahal tidak.
Mod,jangan2 setan/mahluk halus begitu juga yah???
Sebenarnya ada satu faktor lagi agar suatu objek dapat terlihat oleh indria mata, yaitu adanya perhatian. Misalnya Anda tidak mengarahkan perhatian ke suatu objek, Anda juga tidak bisa melihat suatu benda. Oleh karena itu, ada peribahasa yang berbunyi "gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, semut di seberang laut kelihatan".
Menurut Fisika, suatu objek bisa ditangkap oleh indria penglihatan bila titik fokus gambaran objek itu jatuh tepat di retina. Yang membuat jalan aspal terlihat berair / berminyak adalah karena adanya pembiasan. Sebab jalan aspal meradiasikan panas sinar matahari, sehingga udara di sekitar aspal itu memantulkan bayangan dan menyebabkan pembiasan. Indria mata kita menangkap hal ini dan membentuk persepsi bahwa jalan aspal itu berminyak, berair atau terlihat seperti mendidih.
Di dalam Tipitaka, tidak dijelaskan mengapa kita tidak bisa melihat penampakan makhluk halus, hantu atau dewa, maupun brahma. Tetapi memang dalam Tipitaka dikisahkan beberapa orang maupun bhikkhu yang bisa melihat dan berkomunikasi makhluk-makhluk itu. Suatu waktu, Sang Buddha juga pernah melakukan keajaiban di istana Raja Bimbisara agar semua orang bisa melihat hantu-hantu yang menunggu di luar dinding istana.
Menurut saya, makhluk halus, hantu, dewa dan brahma tidak bisa dilihat oleh penglihatan normal karena disebabkan oleh tingkat getaran atom dalam tubuh makhluk itu. Seperti yang mungkin sudah kita ketahui bersama, seluruh materi di dunia ini tersusun dari begitu banyak atom. Demikian pula setiap makhluk hidup tersusun dari begitu banyak atom. Atom yang saling berpadu disebut dengan molekul. Setiap atom terdiri dari proton, netron, dan elektron. Partikel-partikel elementer ini, bila dianalisa sampai ke akarnya pun hanya terdiri dari getaran-getaran.
Elektron bergerak mengelilingi inti atom (proton dan netron). Getaran ini berlangsung sangat cepat, sehingga suatu materi terlihat sebagai satu kesatuan padat. Seorang manusia yang bisa bergerak, berbicara, makan dan sebagainya inipun tersusun dari getaran yang sangat cepat ini. Kita melihatnya sebagai materi padat, padahal kenyataannya ia hanyalah kumpulan getaran-getaran. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa semua materi dan setiap makhluk hidup tersusun dari paduan atom-atom yang pada hakikatnya merupakan paduan dari berbagai getaran partikel elementer.
Mata manusia hanya bisa menangkap suatu materi dengan kecepatan getaran sekitar 300 juta meter per detik. Bila suatu "materi" bergerak dengan kecepatan getaran lebih atau kurang dari 300 juta meter per detik, maka tidak akan bisa ditangkap oleh indria mata manusia. Saya memiliki spekulasi kalau tubuh jasmani makhluk halus, hantu, dewa dan brahma tersusun dari getaran yang lebih atau kurang dari 300 juta per detik. Karena itulah mata manusia normal tidak bisa menangkap "penampakan" mereka. Namun bila manusia memiliki
range atau mengarahkan kemampuan penglihatannya untuk selaras dengan getaran tersebut, maka mata manusia bisa menangkap "penampakan" mereka.
Terkadang mungkin pula getaran makhluk-makhluk itu sedikit melambat atau menjadi lebih cepat, sehingga sesuai dengan satuan getaran yang bisa ditangkap oleh mata manusia. Selain itu, makhluk-makhluk itu memiliki alam kehidupannya masing-masing. Jadi wajar saja mereka tidak bisa ditemukan di alam kehidupan manusia ini. Beberapa jenis makhluk peta (hantu) memang kadang berkeliaran di alam manusia. Seperti halnya makhluk tiracchana (hewan) yang juga hidup berbaur dengan makhluk manussa (manusia).
Mungkin demikian...