Yang umum beredar tentang uraian pembunuhan (panatipata) adalah:
1. Ada makhluk hidup
2. Mengetahui adanya makhluk tersebut
3. Niat untuk membunuh
4. Tindakan membunuh dilakukan
5. Makhluk yang dimaksud mati oleh tindakan pembunuhan itu
NB: Referensinya lupa, kalau ada yang tahu mungkin bisa bantu
Yang ingin saya tanyakan apakah istilah "membunuh" ini mencakup semua tindakan sadar mengetahui konsekwensi 'jika saya lakukan tindakan ini, maka makhluk ini akan mati', ataukah ada pengecualian yang berdasarkan faktor lain?
IMO. Apa yang kita sebut membunuh adalah tindakan, usaha aktif menghilangkan, memadamkan energi vital / hidup.
Jadi kriteria pembunuhan (proses membunuh) adalah:
1. Adanya makhluk hidup
2. Mengetahui adanya makhluk tersebut
3. Niat untuk
menghilangkan, memadamkan energi vital / hidup makhluk tersebut4. Tindakan, usaha
aktif menghilangkan, memadamkan energi vital / hidup.
5. Makhluk yang dimaksud mati atau hilang energi vital / hidupnya oleh tindakan aktif tersebut.
Dalam kasus film di atas, pastor tersebut tidak melakukan pembunuhan karena tidak melakukan tindakan aktif menghilangkan energi vital (no.4), ia hanya menunjuk ini yang pantas mati dan itu yang tidak. Apakah hanya karena ditunjuk seseorang akan mati (no.5)? Tidak, ia mati karena tindakan yang lainnya. Lagi pula ada kemungkinan apa yang ditunjuk olehnya tidak dilaksanakan oleh pengeksekusi (jika di dalam kehidupan nyata).
Jadi yang dimaksud membunuh adalah tindakan itu sendiri yang dapat menghilangkan energi hidup, bukan tindakan yang mengundang tindakan lain yang baru dapat menghilangkan energi hidup.
Apakah pastor tersebut menerima karma buruk? Ya jika ia menentukan pilihannya berdasarkan ketidaksukaan (kebencian) pada kelompok manusia tertentu.
IMO, hasil dari niat dan perbuatan buruk dalam hal ini membunuh terlepas dari motivasi. Sebaik apapun motivasi dibalik niat dan perbuatan buruk tetap niat dan perbuatan buruk tersebut menghasilkan hal yang buruk. Sebagai contoh, dalam kepustakaan Mahayana, Upaya Kausalya Sutra (cmiiw), dikisahkan Bodhisattva sebagai seorang nahkoda berusaha menyelamatkan 500 pedagang dengan terpaksa membunuh perompak yang mengancam keselamatan 500 pedagang tersebut. Di akhir kisah Bodhisattva dilahirkan di neraka akibat membunuh tersebut. Ini mengisyaratkan bahwa motivasi baik apapun tidak mempengaruhi hasil dari perbuatan buruk.
Demikian