Oleh Ratna Surya Widya, Dokter
Ketika berdinas di Rumah Sakit Jiwa di Magelang sekitar thn 1982, saya pernah terjebak dlm suatu situasi yg tidak enak, yaitu ditempatkan dlm suatu posisi di mana saya harus saling 'menyerang' dgn seorang karyawan senior dr profesi lain. Tiada hari tanpa rumor dan gosip yg membakar emosi, dan saya tdk tahu bagaimana harus keluar dr situasi tsb.
Pada suatu saat saya mendengar dr seorang Pandita senior yg bertempat di kota tsb yaitu Romo Samijo bhw nasehatnya yg diberikannya kpd Umat Buddha dalam soal hutang piutang sangat manjur. Beliau bercerita bhw ada seorang Umat bernama A pernah berhutang kpd B, ia berjanji akan membayar kembali hutang tsb setelah beberapa tahun kemudian. Setelah jatuh tempo B menagih hutang tsb kpd A, tetapi caranya mungkin agak kasar sehingga A merasa tersinggung dan tdk mau membayar meskipun uangnya ada utk membayar hutang itu. Berkali kali B menagih dan berkali kali pula A tdk mau membayar, segala cara sudah dipakai namun tdk berhasil.
Akhirnya B berjumpa dgn Romo Samijo dan menceritakan kesulitannya tsb. Oleh Romo Samijo ia dianjurkan utk mengirimkan getaran Metta kepada A dan menunggu hasilnya. Ternyata nasehat itu sangat manjur. Beberapa hari kemudian tanpa ditagih A membayar hutangnya kpd B berikut bunganya disertai pernyataan maaf! Saya pikir apa salahnya saya mencoba teknik tsb. Pd malam harinya sekitar pkl 12 malam di hadapan Altar Sang Buddha, saya berusaha mengirimkan getaran Metta kepada oknum yg 'bermusuhan' tsb. Dan ...... Keesokan harinya sekitar pk 8 pagi, tanpa diundang ia masuk ke kamar kerja saya, menghampiri saya dgn senyum di bibir, mengulurkan tangan utk bersalaman dan mengajak 'damai'. Luar biasa ..........
Sumber : Melangkah dalam Dhamma