//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT  (Read 12394 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« on: 01 April 2012, 09:27:20 AM »
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #1 on: 01 April 2012, 10:20:54 AM »
Kalau belum arahat. Pembahasan ini ujung2nya ya spekulasi. Jawaban akan bergulir jadi bagaimana arahat menurut pikiran masing2.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #2 on: 01 April 2012, 11:37:15 AM »
ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #3 on: 01 April 2012, 12:04:46 PM »
seorang maha arahat mengira tata krama tidak ada lagi setelah mencapai pencerahan..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #4 on: 01 April 2012, 12:30:28 PM »
ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?

maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #5 on: 01 April 2012, 12:31:13 PM »
Kalau belum arahat. Pembahasan ini ujung2nya ya spekulasi. Jawaban akan bergulir jadi bagaimana arahat menurut pikiran masing2.

saya menghargai pendapat anda
 _/\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #6 on: 01 April 2012, 12:34:39 PM »
seorang maha arahat mengira tata krama tidak ada lagi setelah mencapai pencerahan..
heran?
apakah anda tidak mampu menjawab pertanyaan thread ini
apakah anda tidak mengerti pertanyaan thread ini

kenapa anda memilih, menjawab seperti tulisan anda
saya terus terang rada bingung dengan kamu dan beberapa member disini
suatu pertanyaan simple dalam thread malah di jawab "dibelokan" pada person
apakah serendah ini kebijaksanaan dan kedewasaan member furum buddhis?

nanti di jawab lagi dengan OOT, bukan menjawab pertanyaan thread
kalau tidak mau menjawab, mbok ya di skip aja kenapa sih???

heran, di bilang bodo tersingung ngak di bilang bodo tulisanya kayak gini :-?

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #7 on: 01 April 2012, 12:49:12 PM »
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.

Kisah Sariputta Thera

Yang Ariya Sariputta lahir dari orangtua brahmana dari desa Upatissa; sehingga ia diberi nama Upatissa. Ibunya bernama Sari. Teman dekatnya adalah Kolita, seorang brahmana muda, anak dari Moggali. Kedua anak muda ini sedang mencari ajaran yang benar, yang akan mengantar mereka menuju kebebasan dari lingkaran kelahiran kembali. Keduanya mempunyai keinginan yang kuat untuk memasuki kelompok religius.

Pertama-tama, mereka pergi kepada Sanjaya, tetapi mereka tidak puas dengan ajarannya. Kemudian mereka mengembara ke seluruh Jambudipa mencari seorang guru yang dapat menunjukkan mereka jalan menuju ke keadaan tanpa kematian. Tetapi pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Setelah beberapa waktu, mereka berpisah dengan kesepakatan bahwa siapa yang menemukan dhamma sejati terlebih dahulu akan memberitahu yang lain.

Pada suatu saat Sang Buddha tiba di Rajagaha, dengan rombonganpara bhikkhu, termasuk Assaji Thera, salah satu dari lima bhikkhu pertama (Pancavaggi). Ketika Assaji Thera sedang berjalan menerima dana makanan, Upatissa melihat sang thera, ia sangat terkesan dengan wajah dan penampilan thera yang mulia. Sehingga Upatissa dengan penuh hormat mendekati sang thera dan bertanya siapakah gurunya, ajaran apakah yang diajarkannya, dan juga mohon secara singkat mengajarkan ajarannya kepada dirinya.

Assaji Thera menjawab Upatissa tentang kedatangan Sang Buddha dan perjalananNya di Vihara Veluvana dekat Rajagaha. Sang thera juga mengutip satu bait yang terdapat dalam ‘Empat Kebenaran Mulia’.

Syair itu demikian :

Ye dhamma hetupppa bhava
tesam hetum tathagato aha
tesanca yo nirodho
evam vadi maha samano


Yang berarti :

Sang Tathagata telah menjelaskan sebab dan juga terhentinya semua fenomena yang muncul dari suatu sebab. Ini adalah ajaran yang telah disampaikan oleh pertapa Agung.

Ketika saat pertengahan syair ini diucapkan, Upatissa mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Seperti telah dijanjikan bersama, Upatissa pergi menemui temannya Kolita untuk memberitahukan bahwa ia telah menemukan Dhamma sejati. Kemudian dua sahabat tersebut, disertai dengan dua ratus lima puluh pengikutnya, pergi menemui Sang Buddha yang waktu itu berada di Rajagaha. Ketika mereka tiba di Vihara Veluvana, mereka mohon izin untuk memasuki pasamuan bhikkhu, dan keduanya, Upatissa dan Kolita, beserta dua ratus lima puluh pengikutnya, diterima sebagai bhikkhu. Upatissa, anak dari Sari, dan Kolita, anak dari Moggali, kemudian dikenal sebagai Sariputta dan Moggallana.

Segera setelah penerimaan mereka dalam pasamuan bhikkhu, Sang Buddha menjelaskan Dhamma secara terperinci kepada mereka. Moggallana dan Sariputta mencapai tingkat kesucian Arahat masing-masing pada akhir hari ke tujuh dan hari ke lima belas.

Y.A.Sariputta selalu mengingat bahwa ia telah dapat bertemu dengan Sang Buddha, dan mencapai keadaan tanpa kematian melalui Y.A.Assaji. Jadi, ia selalu menghormat dengan cara membungkukkan badan dimana gurunya berada dan selalu tidur dengan kepala menghadap ke arah yang sama.

Bhikkhu-bhikkhu lain yang tinggal bersamanya di Vihara Jetavana salah mengartikan tindakannya dan berkata kepada Sang Buddha, “Bhante! Y.A.Sariputta masih menyembah ke bermacam-macam arah Timur, Selatan, Barat, Utara, Atas, dan Bawah, seperti yang dilakukannya sebagai seorang brahmana muda. Nampaknya ia belum meninggalkan kepercayaan lamanya.”

Sang Buddha memanggil Yang Ariya Sariputta dan, Sariputta menjelaskan pada Sang Buddha bahwa ia hanya menghormat dengan membungkukkan badan kepada gurunya, Y.A.Assaji, dan ia tidak menyembah ke bermacam-macam arah. Sang Buddha puas dengan penjelasan yang diberikan oleh Y.A. Sariputta dan berkata kepada bhikkhu-bhikkhu yang lain, “Para bhikkhu! Sariputta tidak menyembah ke bermacam-macam arah. Ia hanya menghormat dengan membungkukkan badan kepada gurunya, karena melalui dialah ia dapat mencapai ‘Keadaan Tanpa Kematian’. Adalah hal yang benar dan tepat baginya untuk menghormat kepada guru seperti itu.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan Dhammapada syair 392 berikut :

Apabila melalui orang lain seseorang dapat mengenal Dhamma
sebagaimana yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha,
maka hendaklah ia menghormati orang tersebut,
seperti seorang brahmana menghormati api sucinya.

"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #8 on: 01 April 2012, 12:53:47 PM »
heran?
apakah anda tidak mampu menjawab pertanyaan thread ini
apakah anda tidak mengerti pertanyaan thread ini

kenapa anda memilih, menjawab seperti tulisan anda
saya terus terang rada bingung dengan kamu dan beberapa member disini
suatu pertanyaan simple dalam thread malah di jawab "dibelokan" pada person
apakah serendah ini kebijaksanaan dan kedewasaan member furum buddhis?

nanti di jawab lagi dengan OOT, bukan menjawab pertanyaan thread
kalau tidak mau menjawab, mbok ya di skip aja kenapa sih???

heran, di bilang bodo tersingung ngak di bilang bodo tulisanya kayak gini :-?
sebenarnya yang bodoh sapa neh??
wkwkwkw...

saya tanya saja, biar clear..
ketika sang buddha ditanya oleh orang lain, pernahkan beliau menjawabnya sebagai "aku"??
misalnya ketika ditanya, "siapakah yang menyebarkan dhamma??"
apakah sang buddha akan menjawab "aku" atau "bukan aku"??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #9 on: 01 April 2012, 12:55:19 PM »
untuk menjawab pertanyaannya..perlu di ketahui apa itu kemelekatan ??
apa effeknya bagi batin??..jika objek yg menjadi kemelekatan itu ada, mendekat, menjauh dan tidak ada...
krn kemelekatan erat hubungannya dgn batin...
...

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #10 on: 01 April 2012, 01:35:44 PM »

sudah diberi jawaban, apakah jawaban kami mengindikasikan kemelekatan ?

apakah ketika Anda (choa) berpakaian mengandung dan memiliki kemelekatan untuk berpakaian ?
kami berharap Anda tidak memiliki kemelekatan.



ibarat "young boy" memberikan hormat kepada orang yang lebih tua/dituakan/sepuh pada saat "young boy" mendapatkan kesempatan lebih baik.
tentunya ini ada tata kramanya, istilah-nya: menghormat kepada yang lebih senior (nuwun sewu, unggah ungguh, permisi dulu).


kalau "young boy" tanpa permisi terlebih dahulu, itu tidak sopan yah...
dulu kami sekolah diajarkan hal sperti ini dan didalam dhamma juga ada tata kramanya.
Apakah sekarang hal ini sudah tidak berlaku lagi ? Atau yang mempunyai pengetahuan, praktek & pengalaman yang lebih "Superior" bisa melewatkan hal ini begitu saja ?

maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #11 on: 01 April 2012, 01:51:07 PM »
harus di ingat arahat, banyak arahat mampu membebaskan dirinya dengan bantuan pengetahuan dhamma dari sang Buddha; bukan berati arahat serba bisa, dalam beberapa hal bila kita melihat ada keterbatasan pencapaian dalam hal hal tertentu pada setiap murid murid sang Buddha.

misalnya ada murid arahat yang hanya berpindapata pada kaum fakir miskin saja dengan maksud agar kaum yang penuh derita ini terbantu, kemudian Buddha mengingat kan untuk tidak pilih pilih.

Bila membaca sutta banyak tah kisah kisah keterbatasan seorang arahat.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #12 on: 01 April 2012, 04:01:20 PM »
Arahat tidak ada kemelekatan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #13 on: 01 April 2012, 07:27:36 PM »
untuk menjawab pertanyaannya..perlu di ketahui apa itu kemelekatan ??
apa effeknya bagi batin??..jika objek yg menjadi kemelekatan itu ada, mendekat, menjauh dan tidak ada...
krn kemelekatan erat hubungannya dgn batin...
tindakan para arahat yg menghormat para arahat senior atau guru mereka
sehingga mereka mencapai kesucian yang sama

ini pertanyaan saya apakah "masih" termasuk kemelekatan yg di lakukukan para arahat
atau merupakan kemelekatan di dalam bathin

jawabanya simple, ya atau tidak seperti sair dhammapada yang di kutip ariyakumara

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT
« Reply #14 on: 01 April 2012, 07:28:33 PM »
sudah diberi jawaban, apakah jawaban kami mengindikasikan kemelekatan ?

apakah ketika Anda (choa) berpakaian mengandung dan memiliki kemelekatan untuk berpakaian ?
kami berharap Anda tidak memiliki kemelekatan.


maaf, bisa dikategorikan sebagai apa?
apakah kemelekatan atau tidak

sorry bro, ini "hanya" sebuah diskusi, kalau sudah menjawab
it is OKE,