//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga  (Read 10456 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 2
« Reply #30 on: 14 September 2022, 09:32:30 PM »
Melakukan kontak tidak langsung: tubuh dengan apa yang terhubung dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh perempuan itu, jika ia menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh kedua perempuan itu, jika ia menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan dua pelanggaran serius. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh keduanya, jika ia menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan satu pelanggaran serius dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh perempuan itu, jika ia menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh kedua perempuan itu, jika ia menjamah benda-benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan dua pelanggaran serius. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh keduanya, jika ia menjamah benda-benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan satu pelanggaran serius dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Melakukan kontak tidak langsung: apa yang terhubung dengan tubuh dengan apa yang terhubung dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh perempuan itu, jika ia menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh kedua perempuan itu, jika ia menjamah benda-benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh keduanya, jika ia menjamah benda-benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Melakukan kontak tidak langsung: kontak dengan melepaskan

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh perempuan itu, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh kedua perempuan itu, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh keduanya, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh perempuan itu, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh kedua perempuan itu, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh keduanya, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang perempuan itu lepaskan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang dilepaskan oleh kedua perempuan itu, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang dilepaskan oleh keduanya, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Rangkaian berturut-turut tentang seorang bhikkhu selesai.

Orang lain melakukan kontak langsung dengan seorang bhikkhu: tubuh dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu melakukan kontak fisik dengan bhikkhu tersebut, tubuh dengan tubuh, jika perempuan itu menjamah bhikkhu tersebut, menepuknya ke bawah, menepuknya ke atas, menariknya turun, mengangkatnya, menariknya, mendorongnya, meremasnya, menekannya, memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu melakukan kontak fisik dengan bhikkhu tersebut, tubuh dengan tubuh, jika mereka menjamah bhikkhu tersebut, menepuknya ke bawah, menepuknya ke atas, menariknya turun, mengangkatnya, menariknya, mendorongnya, meremasnya, menekannya, memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka melakukan kontak fisik dengan bhikkhu tersebut, tubuh dengan tubuh, jika mereka menjamah bhikkhu tersebut ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Orang lain melakukan kontak tidak langsung dengan seorang bhikkhu: tubuh dengan apa yang terhubung dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika perempuan itu menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran serius. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran serius dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika perempuan itu menjamah bhikkhu tersebut ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah bhikkhu tersebut ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran serius. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah bhikkhu tersebut ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran serius dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Orang lain melakukan kontak tidak langsung dengan seorang bhikkhu: apa yang terhubung dengan tubuh dengan apa yang terhubung dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuhnya sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika perempuan itu menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh mereka sendiri, melakukan kontak fisik dengan sesuatu yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, jika mereka menjamah benda itu ... memegangnya, menyentuhnya, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Orang lain melakukan kontak tidak langsung dengan seorang bhikkhu: kontak dengan melepaskan

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang terhubung dengan tubuh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika perempuan itu, dengan sesuatu yang ia lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang bhikkhu tersebut lepaskan, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi tidak mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika kedua perempuan itu, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang dilepaskan oleh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi tidak mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika mereka berdua, dengan sesuatu yang mereka lepaskan, melakukan kontak fisik dengan apa yang dilepaskan oleh bhikkhu tersebut, dan bhikkhu itu, dengan bertujuan pada hubungan, melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi tidak mengalami sentuhan, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Permutasi bagian 2

Jika, dengan bertujuan pada hubungan, ia melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika, dengan bertujuan pada hubungan, ia melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi tidak mengalami sentuhan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Jika, dengan bertujuan pada hubungan, ia tidak melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Jika, dengan bertujuan pada hubungan, ia tidak melakukan usaha dengan tubuhnya dan tidak mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Jika, dengan bertujuan untuk melepaskan dirinya, ia melakukan usaha dengan tubuhnya dan mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Jika, dengan bertujuan untuk melepaskan dirinya, ia melakukan usaha dengan tubuhnya, tetapi tidak mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Jika, dengan bertujuan untuk melepaskan dirinya, ia tidak melakukan usaha dengan tubuhnya tetapi mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Jika, dengan bertujuan untuk melepaskan dirinya, ia tidak melakukan usaha dengan tubuhnya dan tidak mengalami sentuhan, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika tidak disengaja; jika ia tidak menyadari; jika ia tidak mengetahui; jika ia tidak menyetujui; jika ia gila; jika ia kehilangan akal sehat; jika ia dikuasai oleh kesakitan; jika ia adalah pelaku pertama.

Syair rangkuman studi kasus
"Ibu, putri, dan saudari,
Istri, dan makhluk halus perempuan, paṇḍaka;
Tertidur, mati, binatang betina,
Dan dengan boneka kayu.
Tentang gangguan, jembatan, jalan,
Pohon, dan perahu, dan tali;
Tongkat, mendorong dengan mangkuk,
Ketika memberi hormat, melakukan usaha tetapi tidak menjamah."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 2
« Reply #31 on: 14 September 2022, 09:33:55 PM »
Studi Kasus

Pada suatu ketika seorang bhikkhu menyentuh ibunya demi kasih sayang. Ia menjadi gelisah, dengan berpikir, "Sang Buddha telah menetapkan aturan latihan. Mungkinkah aku telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan?" Ia memberitahukan kepada Sang Buddha, yang berkata, "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu menyentuh putrinya demi kasih sayang ... saudarinya demi kasih sayang. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan mantan istrinya. Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan makhluk halus perempuan. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan seorang paṇḍaka. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan perempuan yang sedang tidur. Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan perempuan yang telah mati. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan seekor binatang betina. ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melakukan kontak fisik dengan boneka kayu. ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika sejumlah perempuan mengganggu seorang bhikkhu dengan menggandeng tangannya. Ia menjadi gelisah ... "Apakah engkau menyetujuinya, bhikkhu?"
"Tidak, Yang Mulia."
"Tidak ada pelanggaran jika seseorang tidak menyetujui."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu menggoyang jembatan di mana seorang perempuan sedang berdiri. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu melihat seorang perempuan datang dari arah berlawanan, dan karena bernafsu, ia menyenggolnya dengan bahunya. Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu mengguncang pohon di mana seorang perempuan sedang memanjatnya. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu mengguncang perahu di mana seorang perempuan telah menaikinya. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu menarik tali yang sedang dipegang oleh seorang perempuan. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu menarik tongkat yang sedang dipegang oleh seorang perempuan. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu mendorong seorang perempuan dengan mangkuknya. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu mengangkat kakinya ketika seorang perempuan sedang memberi hormat kepadanya. Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu, dengan berpikir, "Aku akan memegang seorang perempuan," mengerahkan dirinya, tetapi tidak melakukan kontak. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Aturan latihan tentang kontak fisik, yang kedua, selesai.


« Last Edit: 14 September 2022, 09:36:03 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 3
« Reply #32 on: 14 September 2022, 09:39:49 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 3. Aturan Latihan tentang Ucapan Tidak Senonoh

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu Yang Mulia Udāyī menetap di sebuah tempat kediaman indah di dalam hutan belantara. Saat itu sejumlah perempuan datang ke vihara untuk melihat tempat-tempat kediaman. Mereka mendekati Udāyī dan berkata, "Yang Mulia, kami ingin melihat tempat kediamanmu."

Kemudian, setelah memperlihatkan tempat kediamannya kepada mereka, ia memuji dan mencela bagian-bagian pribadi mereka; ia meminta dan memohon, bertanya dan menyelidiki, menjelaskan, mengajarkan, dan mencemooh bagian-bagian pribadi mereka. Perempuan-perempuan yang tidak tahu malu dan cabul bermain-main dengan Udāyī; mereka memanggilnya, tertawa bersamanya, dan menggodanya. Tetapi setelah pergi, mereka yang memiliki rasa malu mengeluh kepada para bhikkhu, "Para Mulia, ini tidak benar atau layak. Kami tidak ingin mendengar ucapan-ucapan demikian dari suami kami sendiri, apalagi dari Yang Mulia Udāyī."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Udāyī berbicara tidak senonoh kepada para perempuan?"
Mereka menegur Udāyī dalam berbagai cara dan memberitahukan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Udāyī, "Benarkah, Udāyī, bahwa engkau berbicara seperti ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya, "Tidaklah benar, orang dungu, tidaklah sepantasnya, tidaklah selayaknya bagi seorang monastik, tidak diperbolehkan, tidak boleh dilakukan. Bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Tidakkah Aku telah membabarkan banyak ajaran demi kebebasan dari nafsu, bukan demi nafsu ... demi diamnya demam kenikmatan indria? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan banyak orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan Akhir

'Jika seorang bhikkhu, dengan dikuasai oleh nafsu dan dengan pikiran menyimpang, mengucapkan kata-kata tidak senonoh kepada seorang perempuan, seperti seorang pemuda berbicara kepada seorang gadis muda dan merujuk pada hubungan seksual, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Seorang:

siapa pun ...

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap – bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Dikuasai oleh nafsu:

memiliki nafsu, merindukan, jatuh cinta pada.

Menyimpang:

Pikiran bernafsu adalah menyimpang; pikiran marah adalah menyimpang; pikiran bodoh adalah menyimpang. Tetapi dalam kasus ini "menyimpang" merujuk pada pikiran bernafsu.

Seorang perempuan:

seorang perempuan manusia, bukan makhluk halus perempuan, bukan hantu perempuan, bukan binatang betina. Ia memahami dan mampu membedakan ucapan baik dan buruk, apa yang sopan dan apa yang tidak senonoh.

Kata-kata tidak senonoh:

ucapan yang berhubungan dengan anus, vagina, atau hubungan seksual.

Mengucapkan:

perbuatan buruk adalah apa yang dimaksudkan.

Seperti seorang pemuda berbicara kepada seorang gadis muda:

seorang pemuda kepada seorang pemudi, seorang anak laki-laki kepada seorang anak perempuan, seorang laki-laki yang menikmati kenikmatan duniawi kepada seorang perempuan yang menikmati kenikmatan duniawi.

Merujuk pada hubungan seksual:

terhubung dengan tindakan seksual.

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, juga, disebut "pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".

Permutasi

Rangkuman

Dengan merujuk pada dua lubang tubuh pribadi, ia memuji, mencela, meminta, memohon, bertanya, menyelidiki, menjelaskan, mengajarkan, mencemooh.

Sub-definisi

Memuji:

meninggikan, memuliakan, memuji kedua lubang tubuh pribadi.

Mencela:

menghina, mencaci, mengecam kedua lubang tubuh pribadi.

Meminta:

dengan berkata, "Berikan kepadaku; engkau harus memberikan kepadaku."

Memohon:

dengan berkata, "Kapankah engkau akan menyenangkan ibumu?" "Kapankah engkau akan menyenangkan ayahmu?" "Kapankah engkau akan menyenangkan para dewa?" "Kapankah adanya kesempatan yang baik, waktu yang baik, momen yang baik?" "Kapankah aku akan melakukan hubungan seksual denganmu?"

Bertanya:

dengan berkata, "Bagaimanakah engkau memberikan kepada suamimu?" "Bagaimanakah engkau memberikan kepada kekasihmu?"

Menyelidiki:

dengan berkata, "Jadi engkau memberikan kepada suamimu seperti ini, dan kepada kekasihmu seperti ini?"

Menjelaskan:

ketika ditanya, ia berkata, "Berikan seperti ini. Jika engkau melakukan itu, maka engkau akan disayang dan menyenangkan suamimu."

Mengajarkan:

tanpa ditanya, ia berkata, "Berikan seperti ini. Jika engkau melakukan itu, maka engkau akan disayang dan menyenangkan suamimu."

Mencemooh:

dengan berkata, "Engkau tidak memiliki alat kelamin;" "Alat kelaminmu tidak lengkap;" "Engkau tidak menstruasi;" "Engkau menstruasi terus-menerus;" "Engkau selalu memakai pembalut menstruasi;" "Engkau mengompol;" "Alat kelaminmu turun;" "Engkau tidak memiliki organ seksual;" "Engkau seperti laki-laki;" "Engkau memiliki fistula;" "Engkau adalah seorang hermafrodit."

Pembabaran

Merujuk pada bagian pribadi dari seseorang atau binatang.

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada anus atau vagina perempuan itu, memuji, mencela, meminta, memohon, bertanya, menyelidiki, menjelaskan, mengajarkan, atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. ... ... (harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 2, dengan penyesuaian seperlunya.) ...

Merujuk pada bagian pribadi dari dua makhluk dari jenis yang sama

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada anus atau vagina kedua perempuan itu, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. ... (harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 2, dengan penyesuaian seperlunya.) ...

Merujuk pada bagian pribadi dari dua makhluk dari jenis berbeda

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada anus atau vagina kedua perempuan itu, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... (harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 2, dengan penyesuaian seperlunya.) ...

Merujuk pada bagian tubuh lainnya: di bawah tulang selangka dan di atas lutut

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh perempuan itu di bawah tulang selangka tetapi di atas lutut, selain daripada anus atau vagina, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh kedua perempuan itu di bawah tulang selangka tetapi di atas lutut, selain daripada anus atau vagina, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran serius. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh keduanya di bawah tulang selangka tetapi di atas lutut, selain daripada anus atau vagina, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran serius dan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Merujuk pada bagian tubuh lainnya: di atas tulang selangka atau di bawah lutut

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh perempuan itu di atas tulang selangka atau di bawah lutut, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh kedua perempuan itu di atas tulang selangka atau di bawah lutut, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada bagian tubuh keduanya di atas tulang selangka atau di bawah lutut, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Merujuk pada apa pun yang terhubung dengan tubuh

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada apa pun yang terhubung dengan tubuh perempuan itu, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada apa pun yang terhubung dengan tubuh keduanya, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu, dengan merujuk pada apa pun yang terhubung dengan tubuh keduanya, memuji, mencela ... atau mencemooh, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ...

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika ia bertujuan pada sesuatu yang bermanfaat; jika ia bertujuan membabarkan ajaran; jika ia bertujuan memberikan instruksi; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Syair rangkuman studi kasus

"Merah, kasar, tebal,
Kasar, panjang, tanam;
Aku harap jalan ini memiliki ujung,
Keyakinan, dengan pemberian, dengan bekerja."

Studi kasus

Pada suatu ketika seorang perempuan mengenakan jubah wol yang baru dicelup. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Saudari, apakah benda merah itu milikmu?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, ini adalah jubah wol yang baru dicelup." Ia menjadi gelisah dan berpikir, "Sang Buddha telah menetapkan aturan latihan. Mungkinkah aku telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan?" Ia memberitahu Sang Buddha, yang berkata, "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan mengenakan jubah wol kasar. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Saudari, apakah rambut kasar itu milikmu?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, ini adalah jubah wol kasar." Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan mengenakan jubah wol yang baru ditenun. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Saudari, apakah rambut tebal itu milikmu?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, ini adalah jubah wol yang baru ditenun." Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan mengenakan jubah wol kasar. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Saudari, apakah rambut kasar itu milikmu?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, ini adalah jubah wol kasar." Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan mengenakan jubah atas berbulu. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Saudari, apakah rambut panjang itu milikmu?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, ini adalah jubah atas berbulu." Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan sedang berjalan pulang setelah menanam di ladang. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Apakah engkau telah menanam, Saudari?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, Yang Mulia, tetapi galurnya masih belum ditutup." Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu melihat seorang pengembara perempuan mendekat dari arah berlawanan. Ia berkata kepadanya, "Saudari, aku harap jalan ini memiliki ujung?" Ia tidak memahami dan berkata, "Benar, teruslah berjalan," Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu berkata kepada seorang perempuan, "Engkau memiliki keyakinan, Saudari, tetapi engkau tidak memberikan kepada kami apa yang engkau berikan kepada suamimu."
"Apakah itu, Yang Mulia?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Terjadi pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bernafsu berkata kepada seorang perempuan, "Engkau memiliki keyakinan, Saudari, tetapi engkau tidak memberikan kepada kami pemberian tertinggi."
"Apakah itu, Yang Mulia?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Terjadi pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan sedang melakukan suatu pekerjaan. Seorang bhikkhu bernafsu berkata kepadanya, "Berdirilah, Saudari, aku akan bekerja" ... "Duduklah, Saudari, aku akan bekerja." ... "Berbaringlah, Saudari, aku akan bekerja." Perempuan itu tidak memahami. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Aturan latihan tentang ucapan tidak senonoh, yang ketiga, selesai.
« Last Edit: 16 September 2022, 08:47:15 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 4
« Reply #33 on: 14 September 2022, 09:40:39 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 4. Aturan Latihan tentang Pemuasan Keinginan Diri Sendiri

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu Yang Mulia Udāyī sedang bergaul dan mengunjungi sejumlah keluarga di Sāvatthī. Suatu pagi Udāyī mengenakan jubah, membawa mangkuk dan jubahnya, dan mendatangi rumah seorang janda cantik, di mana Udāyī duduk di tempat yang telah dipersiapkan. Kemudian ia mendekati Udāyī, bersujud, dan duduk. Dan Udāyī memberikan instruksi, menginspirasi, dan menggembirakannya dengan suatu ajaran. Kemudian ia berkata, "Yang Mulia, sudilah memberitahukan apa yang engkau butuhkan. Aku dapat memberikan kain-jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan."

"Tidaklah sulit bagi kami untuk mendapatkan benda-benda kebutuhan itu. Berikanlah apa yang sulit kami dapatkan."

"Apakah itu, Yang Mulia?"

"Hubungan seksual."

"Apakah diinginkan sekarang?"

"Ya."

Dengan berkata, "Kemarilah," ia masuk ke kamarnya, membuka pakaiannya, dan berbaring di atas tempat tidur. Udāyī mendatanginya dan meludah, "Siapakah yang ingin menyentuh bajingan busuk ini!" dan ia pergi.

Perempuan itu mengeluhkan dan mengkritiknya, "Para monastik Sakya ini adalah para penipu yang tidak tahu malu dan tidak bermoral. Mereka mengaku memiliki integritas, hidup selibat dan berperilaku baik, jujur, bermoral, dan baik. Tetapi mereka tidak memiliki karakter baik seorang monastik atau seorang brahmana. Mereka telah tersesat! Bagaimana mungkin petapa Udāyī meminta hubungan seksual dariku, tetapi kemudian meludah, 'Siapakah yang ingin menyentuh bajingan busuk ini!' dan pergi? Apa yang buruk padaku? Bagaimana aku berbau busuk? Bagaimanakah aku lebih rendah daripada siapa pun?"

Para perempuan lain juga mengkritiknya dengan cara serupa.

Para bhikkhu mendengar kritikan para perempuan itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Udāyī memuji pemuasan keinginannya sendiri di hadapan seorang perempuan?"

Para bhikkhu ini menegur Udāyī dalam berbagai cara dan kemudian memberitahukan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Udāyī: "Benarkah, Udāyī, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya, "Tidaklah benar, orang dungu, tidaklah sepantasnya, tidaklah selayaknya bagi seorang monastik, tidak diperbolehkan, tidak boleh dilakukan. Bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Tidakkah Aku telah membabarkan banyak ajaran demi kebebasan dari nafsu, bukan demi nafsu ... demi diamnya demam kenikmatan indria? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan banyak orang ... " ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan Akhir

'Jika seorang bhikkhu, dengan dikuasai oleh nafsu dan dengan pikiran menyimpang, mendorong seorang perempuan untuk memuaskan keinginannya sendiri, dengan berkata, "Saudari, ia memberikan pelayanan tertinggi, yang dengan cara ini melayani seorang seperti aku, yang bermoral, selibat, dan berkarakter baik," dan jika ini merujuk pada hubungan seksual, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Seorang:

siapa pun ...

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap – bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Dikuasai oleh nafsu:

memiliki nafsu, merindukan, jatuh cinta pada.

Menyimpang:

Pikiran bernafsu adalah menyimpang; pikiran marah adalah menyimpang; pikiran bodoh adalah menyimpang. Tetapi dalam kasus ini "menyimpang" merujuk pada pikiran bernafsu.

Seorang perempuan:

seorang perempuan manusia, bukan makhluk halus perempuan, bukan hantu perempuan, bukan binatang betina. Ia memahami dan mampu membedakan ucapan baik dan buruk, apa yang sopan dan apa yang tidak senonoh.

Seorang perempuan:

menyerupai seorang perempuan, mirip seorang perempuan.

Keinginannya sendiri:

keinginan indriawinya sendiri, demi dirinya sendiri, bertujuan pada dirinya sendiri, memuaskan dirinya sendiri.

Yang tertinggi:

ini adalah yang tertinggi, ini adalah yang terbaik, ini adalah yang terunggul, ini adalah yang terutama, ini adalah yang paling baik.

Ia:

seorang perempuan bangsawan, seorang perempuan brahmana, seorang perempuan pedagang, atau seorang perempuan pekerja.

Seorang sepertiku:

seorang laki-laki bangsawan, seorang laki-laki brahmana, seorang laki-laki pedagang, atau seorang laki-laki pekerja.

Yang bermoral:

seorang yang menghindari membunuh makhluk hidup, yang menghindari mencuri, yang menghindari berbohong.

Selibat:

yang menghindari hubungan seksual.

Berkarakter baik:

ia adalah seorang yang berkarakter baik karena moralitas itu dan karena selibat.

Dengan cara ini:

dengan hubungan seksual.

Memuaskan:

memberikan kenikmatan kepada.

Jika ini merujuk pada hubungan seksual:

jika berhubungan dengan tindakan seksual.

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, juga, disebut "satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".

Permutasi

Mendorong hubungan seksual kepada seseorang atau binatang

Itu adalah seorang perempuan, ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong perempuan itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Itu adalah seorang perempuan, tetapi ia tidak dapat memastikannya ... Itu adalah seorang perempuan, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang paṇḍaka ... Itu adalah seorang perempuan, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang laki-laki ... Itu adalah seorang perempuan, tetapi ia menyadarinya sebagai seekor binatang, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong perempuan itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran serius.

Itu adalah seorang paṇḍaka, ia menyadarinya sebagai seorang paṇḍaka, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong paṇḍaka itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran serius.

Itu adalah seorang paṇḍaka, tetapi ia tidak dapat memastikannya ... Itu adalah seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang laki-laki... Itu adalah seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadarinya sebagai seekor binatang ... Itu adalah seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong paṇḍaka itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Itu adalah seorang laki-laki ... ... (harus diuraikan seperti di atas dengan penyesuaian seperlunya) ... Itu adalah seekor binatang, ia menyadarinya sebagai seekor binatang ... Itu adalah seekor binatang, tetapi ia tidak dapat memastikannya ... Itu adalah seekor binatang, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang perempuan ... Itu adalah seekor binatang, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang paṇḍaka ... Itu adalah seekor binatang, tetapi ia menyadarinya sebagai seorang laki-laki, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong binatang itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Mendorong hubungan seksual pada dua makhluk berjenis sama

Itu adalah dua orang perempuan, ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong kedua perempuan itu untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. (harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 2 dengan penyesuaian seperlunya.)

Mendorong hubungan seksual pada dua makhluk berbeda jenis

Itu adalah seorang perempuan dan seorang paṇḍaka, tetapi ia menyadari keduanya sebagai perempuan, dan ia bernafsu. Jika bhikkhu itu mendorong keduanya untuk memuaskan keinginannya sendiri, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. (harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 2 dengan penyesuaian seperlunya.)

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika ia mengatakan, "Sokonglah kami dengan kain-jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan;" jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Syair rangkuman studi kasus

"Bagaimana seorang perempuan mandul, semoga ia memperoleh seorang anak,
Dan disayangi, semoga aku beruntung;
Apakah yang dapat kuberikan, bagaimanakah aku dapat menyokong,
Bagaimanakah agar aku memperoleh kelahiran kembali yang baik."

Studi Kasus

Pada suatu ketika seorang perempuan mandul berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah agar aku dapat hamil?"
"Baiklah, Saudari, berikanlah pemberian tertinggi."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan subur berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah agar aku dapat memperoleh seorang anak?"
"Baiklah, Saudari, berikanlah pemberian tertinggi."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah agar suamiku menyayangiku?"
"Baiklah, Saudari, berikanlah pemberian tertinggi."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah agar aku dapat lebih beruntung?"
"Baiklah, Saudari, berikanlah pemberian tertinggi."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, apakah yang dapat kuberikan kepadamu?"
"Pemberian tertinggi, Saudari."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah aku dapat menyokongmu?"
"Dengan pemberian tertinggi, Saudari."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Pada suatu ketika seorang perempuan berkata kepada seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarganya, "Yang Mulia, bagaimanakah agar aku dapat memperoleh kelahiran kembali yang baik?"
"Baiklah, Saudari, berikanlah pemberian tertinggi."
"Apakah itu?"
"Hubungan seksual." Ia menjadi gelisah ... "Engkau telah melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan."

Aturan latihan tentang pemuasan keinginan diri sendiri, yang keempat, selesai.
« Last Edit: 16 September 2022, 08:47:36 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 5
« Reply #34 on: 14 September 2022, 09:42:50 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 5. Aturan Latihan tentang Pencomblangan

Kisah Asal-mula

Sub-kisah pertama

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, Yang Mulia Udāyī sedang bergaul dan mengunjungi sejumlah keluarga di Sāvatthī.

Ketika Udāyī melihat seorang laki-laki muda tanpa istri atau seorang perempuan muda tanpa suami, ia akan memuji perempuan muda itu di hadapan orangtua si pemuda, "Gadis muda dari keluarga itu cantik, cerdas, terampil, dan rajin. Ia cocok untuk putramu." Mereka akan menjawab, "Mereka tidak mengenal siapa kami, Yang Mulia. Jika engkau bersedia membujuk mereka untuk menyerahkan gadis itu, kami akan mengambilnya untuk putra kami."
Dan ia memuji pemuda itu di hadapan orangtua si gadis, "Pemuda dari keluarga itu tampan, cerdas, terampil, dan rajin. Ia cocok untuk putrimu." Mereka akan menjawab, "Mereka tidak mengenal siapa kami, Yang Mulia, dan kami akan malu untuk berbicara kepada mereka untuk anak gadis kami. Tetapi jika engkau bersedia membujuk mereka untuk meminta kepada kami, maka kami akan menyerahkan anak gadis kami kepada pemuda itu." Dengan cara ini ia mengatur penerimaan pengantin, penyerahan pengantin, dan perkawinan.

Pada masa itu ada seorang mantan penghibur yang memiliki seorang putri yang cantik. Pada suatu ketika beberapa pengikut agama Ājīvaka datang dari desa lain dan berkata kepada perempuan penghibur itu, "Nyonya, sudilah menyerahkan anak gadismu kepada anak laki-laki kami."

"Aku tidak mengenal siapa kalian, Tuan-tuan, dan aku tidak akan menyerahkan putri tunggalku untuk dibawa ke desa lain."

Orang-orang bertanya kepada para pengikut Ājīvaka mengapa mereka datang. Mereka menjawab, "Kami datang untuk meminta kepada si perempuan penghibur agar memberikan putrinya kepada putra kami, tetapi ia menolak."

"Tetapi mengapa engkau meminta pada si perempuan penghibur? Engkau seharusnya berbicara dengan Yang Mulia Udāyī. Ia akan membujuknya."

Kemudian mereka mendatangi Udāyī dan berkata, "Yang Mulia, kami meminta si perempuan penghibur agar memberikan putrinya untuk putra kami, tetapi ia menolak. Sudikah engkau membujuknya untuk memberikan putrinya?"

Udāyī menyetujui. Segera setelah itu ia mendatangi si perempuan penghibur dan berkata, "Mengapa engkau tidak menyerahkan putrimu kepada mereka?"

"Aku tidak mengenal mereka, Yang Mulia, dan aku tidak akan memberikan putri tunggalku untuk dibawa ke desa lain."

"Berikanlah kepada mereka. Aku mengenal mereka."

"Jika engkau mengenal mereka. Aku akan menyerahkannya."

Kemudian ia menyerahkan putrinya kepada para pengikut Ājīvaka tersebut, dan mereka membawanya. Selama satu bulan mereka memperlakukannya seperti seorang menantu, tetapi setelah itu seperti seorang budak.

Gadis itu mengirim pesan kepada ibunya, mengatakan, "Ibu, aku tidak bahagia dan sengsara. Selama satu bulan mereka memperlakukan aku seperti seorang menantu, tetapi setelah itu seperti seorang budak. Datanglah, ibu, dan bawa aku pulang."

Segera setelah itu si perempuan penghibur mendatangi para Ājīvaka itu dan berkata, "Jangan memperlakukan anakku seperti budak; perlakukanlah ia dengan baik!"

Mereka menjawab, "Kami berurusan dengan si monastik, bukan dengan engkau. Pergilah! Kami tidak ingin mengenalmu." Karena diusir, ia pulang ke Sāvatthī.

Untuk kedua kalinya si gadis itu mengirim pesan yang sama kepada ibunya. Perempuan penghibur itu mendatangi Udāyī dan berkata, "Yang Mulia, anakku tidak bahagia dan sengsara. Mereka memperlakukannya seperti seorang menantu selama satu bulan, tetapi setelah itu seperti seorang budak. Sudilah memberitahu mereka agar memperlakukannya dengan baik."

Udāyī mendatangi para Ājīvaka dan berkata, "Jangan memperlakukan gadis ini seperti budak; perlakukanlah ia dengan baik."

Mereka menjawab, "Kami berurusan dengan si perempuan penghibur, bukan dengan engkau. Seorang monastik seharusnya tidak terlibat. Engkau seharusnya bersikap selayaknya seorang monastik. Pergilah! Kami tidak ingin mengenalmu." Karena diusir, ia pulang ke Sāvatthī.

Untuk ketiga kalinya gadis itu mengirim pesan yang sama kepada ibunya, dan untuk kedua kalinya perempuan penghibur itu mendatangi Udāyī dan mengatakan hal yang sama.

Ia menjawab, "Ketika aku pergi untuk pertama kali, mereka hanya mengusirku. Pergilah sendiri; aku tidak akan pergi."

Kemudian perempuan penghibur itu mengeluhkan dan mengkritiknya, "Semoga Yang Mulia Udāyī sengsara dan tidak bahagia, seperti halnya anakku yang sengsara dan tidak bahagia karena ibu mertuanya yang jahat, ayah mertuanya yang jahat, dan suaminya yang jahat."

Gadis itu juga mengeluhkan dan mengkritiknya dengan cara yang sama,

seperti juga perempuan-perempuan lainnya yang tidak bahagia dengan ibu mertua, ayah mertua, dan suami mereka.

Tetapi para perempuan yang bahagia dengan keluarga suami mereka mengharapkan kesejahteraannya, dengan berkata, "Semoga Yang Mulia Udāyī bahagia dan sejahtera, seperti halnya kami bahagia dan sejahtera karena ibu mertua kami, ayah mertua kami, dan suami kami yang baik."

Para bhikkhu mendengar bahwa beberapa perempuan mengkritiknya sedangkan yang lainnya mengharapkan kesejahteraannya. Dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Udāyī dapat bertindak sebagai seorang pencomblang?"

Mereka memberitahukan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Udāyī: "Benarkah, Udāyī, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau dapat melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan awal

'Jika seorang bhikkhu bertindak sebagai seorang pencomblang, menyampaikan niat seorang laki-laki kepada seorang perempuan atau niat seorang perempuan kepada seorang laki-laki, untuk perkawinan atau untuk suatu hubungan gelap, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.

Sub-kisah kedua

Tidak lama kemudian sejumlah berandal yang sedang bersenang-senang di sebuah taman mengirim seorang utusan kepada seorang pekerja seksual, dengan mengatakan, "Datanglah, mari kita bersenang-senang di taman."

Ia menjawab, "Tuan-tuan, aku tidak mengenal kalian. Aku kaya. Aku tidak ingin pergi ke luar kota."

Utusan itu kembali dengan pesan itu. Seseorang tertentu berkata kepada orang-orang itu, "Mengapakah kalian meminta si pekerja seksual? Kalian seharusnya berbicara dengan Yang Mulia Udāyī. Ia akan membujuknya."

Tetapi seorang umat Buddha awam berkata, "Tidak mungkin. Itu tidak diperbolehkan bagi para monastik Sakya. Ia tidak akan melakukannya." Dan mereka bertaruh apakah ia mau melakukannya atau tidak.

Para berandal itu kemudian mendatangi Udāyī dan berkata, "Yang Mulia, sewaktu kami sedang bersenang-senang di taman, kami mengutus seorang utusan kepada seorang pekerja seksual, memintanya untuk datang, tetapi ia menolak. Sudikah engkau membujuknya?"

Udāyī menyetujui. Kemudian ia mendatangi pekerja seksual tersebut dan berkata, "Mengapakah engkau tidak mendatangi orang-orang itu?"

Ia memberitahukan alasannya kepadanya.

"Pergilah. Aku mengenal mereka."

"Kalau engkau mengenal mereka, Yang Mulia, aku akan pergi." Dan orang-orang itu membawanya ke taman.

Kemudian umat awam itu mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Udāyī bertindak sebagai pencomblang untuk suatu hubungan gelap yang singkat?"

Para bhikkhu mendengarnya, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Udāyī dapat bertindak sebagai seorang pencomblang untuk suatu hubungan gelap yang singkat?"

Mereka menegur Udāyī dalam berbagai cara dan kemudian memberitahukan kepada Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Udāyī: "Benarkah, Udāyī, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau dapat melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ... " ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu bertindak sebagai seorang pencomblang, menyampaikan niat seorang laki-laki kepada seorang perempuan atau niat seorang perempuan kepada seorang laki-laki, untuk perkawinan atau untuk suatu hubungan gelap, bahkan walaupun hanya untuk waktu yang singkat, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Seorang:

siapa pun ...

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap – bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Bertindak sebagai seorang pencomblang:

diutus oleh seorang perempuan ia mendatangi seorang laki-laki, atau diutus seorang laki-laki ia mendatangi seorang perempuan.

Niat seorang laki-laki kepada seorang perempuan:

ia memberitahukan niat seorang laki-laki kepada seorang perempuan.

Niat seorang perempuan kepada seorang laki-laki:

ia memberitahukan niat seorang perempuan kepada seorang laki-laki.

Untuk perkawinan:

"Engkau harus menjadi istrinya."

Untuk suatu hubungan gelap:

"Engkau harus menjadi kekasih gelapnya."

Bahkan walaupun hanya untuk waktu yang singkat:

"Engkau akan menjalin hubungan singkat."

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, juga, disebut "satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".

Permutasi

Permutasi bagian 1

Ringkasan

Ada sepuluh jenis perempuan: yang dilindungi oleh ibunya, yang dilindungi oleh ayahnya, yang dilindungi oleh orangtuanya, yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya, yang dilindungi oleh saudara perempuannya, yang dilindungi oleh kerabatnya, yang dilindungi oleh keluarganya, yang dilindungi oleh agamanya, dilindungi perlindungan lainnya, yang dilindungi oleh ancaman hukuman.

Ada sepuluh jenis istri: istri belian, istri pilihan, istri melalui harta, istri melalui pakaian, istri melalui upacara mangkuk-air, istri melalui dibukanya alas kepala, istri budak, istri pelayan, istri tangkapan, istri sementara.

Definisi

Yang dilindungi oleh ibunya:

ibunya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh ayahnya:

ayahnya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh orangtuanya:

orangtuanya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya:

saudara laki-lakinya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh saudara perempuannya:

saudara perempuannya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh kerabatnya:

kerabatnya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh keluarganya:

keluarganya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi oleh agamanya:

teman-teman sekeyakinannya melindungi, menjaga, berkuasa, mengendalikan.

Yang dilindungi perlindungan lainnya:

bahkan selagi masih di dalam rahim, seseorang telah memilikinya, dengan berpikir, "Ia adalah milikku," dan demikian pula untuk seorang yang telah bertunangan.

Yang dilindungi oleh ancaman hukuman:

mereka yang menghukum akan menghukum siapa pun yang mendatanginya dengan hukuman pasti.

Istri belian:

setelah membelinya dengan uang, mereka hidup bersama.

Istri pilihan:

saling menyayangi satu sama lain, mereka hidup bersama.

Istri melalui harta:

setelah memberikan harta, mereka hidup bersama.

Istri melalui pakaian:

setelah memberikan pakaian, mereka hidup bersama.

Istri melalui upacara mangkuk-air:

setelah menyentuh semangkuk air, mereka hidup bersama.

Istri melalui dibukanya alas kepala:

setelah melepaskan alas kepala, mereka hidup bersama.

Istri budak:

ia adalah seorang budak dan seorang istri.

Istri pelayan:

ia adalah seorang pelayan dan seorang istri.

Istri tangkapan:

yang dimaksudkan adalah seorang yang dibawa kembali sebagai seorang tangkapan.

Istri sementara:

yang dimaksudkan adalah seorang istri untuk satu kesempatan.
« Last Edit: 16 September 2022, 08:47:58 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 5
« Reply #35 on: 14 September 2022, 09:45:39 PM »
Penjelasan

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang istri belian

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh kerabatnya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh keluarganya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh agamanya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan dua orang istri belian

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh orangtuanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya itu ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya itu dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh kerabatnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh keluarganya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh agamanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh kerabatnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh keluarganya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh agamanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi berkaitan dengan dasarnya secara ringkas selesai.

... Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh orangtuanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman itu dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh kerabatnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh keluarganya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh agamanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya, dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan tiga hingga sembilan orang istri belian

Bagian yang berdasarkan atas dua hal, tiga hal, hingga sembilan hal, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan sepuluh orang istri belian

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh kerabatnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh keluarganya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh agamanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi tentang istri-istri belian selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan jenis-jenis istri lainnya

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri pilihan dari laki-laki itu ... istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri melalui pakaian dari laki-laki itu ... istri melalui upacara mangkuk-air dari laki-laki itu ... istri melalui dibukanya alas kepala dari laki-laki itu ... istri budak dari laki-laki itu ... istri pelayan dari laki-laki itu ... istri tangkapan dari laki-laki itu ... istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang istri sementara

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi ayahnya dan katakan ... perempuan itu yang dilindungi oleh orangtuanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya ... perempuan itu yang dilindungi oleh kerabatnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh keluarganya ... perempuan itu yang dilindungi oleh agamanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan dua istri sementara

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh orangtuanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya ... perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan tiga hingga sembilan istri sementara

Bagian yang berdasarkan atas dua hal, dan seterusnya, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan sepuluh istri sementara

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh kerabatnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh keluarganya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh agamanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi tentang istri-istri sementara selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya: motif tunggal

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dari laki-laki itu,'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri pilihan dari laki-laki itu ... istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri melalui pakaian dari laki-laki itu ... istri melalui upacara mangkuk-air dari laki-laki itu ... istri melalui dibukanya alas kepala dari laki-laki itu ... istri budak dari laki-laki itu ... istri pelayan dari laki-laki itu ... istri tangkapan dari laki-laki itu ... istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya: kombinasi dua motif

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri pilihan dari laki-laki itu,'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri belian dan istri melalui pakaian dari laki-laki itu ... istri belian dan istri melalui upacara mangkuk-air dari laki-laki itu ... istri belian dan istri melalui dibukanya alas kepala dari laki-laki itu ... istri belian dan istri budak dari laki-laki itu ... istri belian dan istri pelayan dari laki-laki itu ... istri belian dan istri tangkapan dari laki-laki itu ... istri belian dan istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri pilihan dan istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri pilihan dan istri sementara dari laki-laki itu ... istri pilihan dan istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri sementara dan istri belian dari laki-laki itu ... istri sementara dan istri pilihan dari laki-laki itu ... istri sementara dan istri tangkapan dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya: kombinasi tiga hingga sembilan motif

Bagian yang berdasarkan atas dua hal, dan seterusnya, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya: sepuluh motif

Bagian ini adalah yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri pilihan dan istri melalui harta dan istri melalui pakaian dan istri melalui upacara mangkuk-air dan istri melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budak dan istri pelayan dan istri tangkapan dan istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi tentang seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya selesai.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 5
« Reply #36 on: 14 September 2022, 09:48:46 PM »
Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi dalam berbagai cara: motif tunggal

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ayahnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh orangtuanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya ... perempuan itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya ... perempuan itu yang dilindungi oleh kerabatnya ... perempuan itu yang dilindungi oleh keluarganya ... perempuan itu yang dilindungi oleh agamanya ... perempuan itu yang dilindungi oleh perlindungan lain ... perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman: motif tunggal

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri pilihan dari laki-laki itu ... istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri melalui pakaian dari laki-laki itu ... istri melalui upacara mangkuk-air dari laki-laki itu ... istri melalui dilepaskannya alas kepala dari laki-laki itu ... istri budak dari laki-laki itu ... istri pelayan dari laki-laki itu ... istri tangkapan dari laki-laki itu ... istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman: kombinasi dua motif

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri pilihan dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri belian dan istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri pilihan dan istri melalui harta dari laki-laki itu ... istri pilihan dan istri sementara dari laki-laki itu ... istri pilihan dan istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri sementara dan istri belian dari laki-laki itu ... istri sementara dan istri pilihan dari laki-laki itu ... istri sementara dan istri tangkapan dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman: kombinasi tiga hingga sembilan motif

Bagian yang berdasarkan atas dua hal, tiga hal, hingga sembilan hal harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Bertindak sebagai seorang pencomblang bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman: sepuluh motif

Bagian ini adalah yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dan istri pilihan dan istri melalui harta dan istri melalui pakaian dan istri melalui upacara mangkuk-air dan istri melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budak dan istri pelayan dan istri tangkapan dan istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi untuk seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman selesai.

Peningkatan bertahap atas istri dan motif

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri belian dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dan istri-istri pilihan dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dan istri-istri pilihan dan istri-istri melalui harta dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Dengan cara ini peningkatan dalam kedua hal dilakukan.

Seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada perempuan itu yang dilindungi oleh ibunya dan perempuan lain itu yang dilindungi oleh ayahnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh orangtuanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh saudara perempuannya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh kerabatnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh keluarganya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh agamanya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh perlindungan lainnya dan perempuan lainnya lagi itu yang dilindungi oleh ancaman hukuman, dan katakan, 'Sudilah menjadi istri-istri belian dan istri-istri pilihan dan istri-istri melalui harta dan istri-istri melalui pakaian dan istri-istri melalui upacara mangkuk-air dan istri-istri melalui dilepaskannya alas kepala dan istri-istri budak dan istri-istri pelayan dan istri-istri tangkapan dan istri-istri sementara dari laki-laki itu.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Peningkatan dalam kedua hal selesai.

Hubungan yang diatur untuk seorang laki-laki

Ibu dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Ayah dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Orangtua dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Saudara laki-laki dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Saudara perempuan dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Kerabat dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Keluarga dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ... Teman-teman sekeyakinan dari seorang laki-laki mengutus seorang bhikkhu ...

Harus diuraikan seperti pada rangkaian berturut-turut tentang seorang laki-laki.

Peningkatan dalam kedua hal harus diuraikan seperti sebelumnya.

Hubungan yang diatur oleh ibu: motif tunggal

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri pilihan.'" ... istri melalui harta.'" ... istri melalui pakaian.'" ... istri melalui upacara mangkuk-air.'" ... istri melalui dilepaskannya alas kepala.'" ... istri budak.'" ... istri pelayan.'" ... istri tangkapan.'" ... istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Hubungan yang diatur oleh ibu: kombinasi dua motif

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian dan istri pilihan.'" ... istri belian dan istri melalui harta.'" ... istri belian dan istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri pilihan dan istri melalui harta.'" ... istri pilihan dan istri sementara.'" ... istri pilihan dan istri belian.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri sementara dan istri belian.'" ... istri sementara dan istri pilihan.'" ... istri sementara dan istri tangkapan.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Hubungan yang diatur oleh ibu: kombinasi tiga hingga sembilan motif

Bagian-bagian yang berdasarkan atas dua hal, tiga hal, hingga sembilan hal harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Hubungan yang diatur oleh ibu: sepuluh motif

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Ibu dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian dan istri pilihan dan istri melalui harta dan istri melalui pakaian dan istri melalui upacara mangkuk-air dan istri melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budak dan istri pelayan dan istri tangkapan dan istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi tentang si ibu selesai.

Hubungan yang diatur oleh berbagai orang: motif tunggal

Ayah dari seorang perempuan yang dilindungi oleh ayahnya mengutus seorang bhikkhu ... Orangtua dari seorang perempuan yang dilindungi oleh orangtuanya mengutus seorang bhikkhu ... Saudara laki-laki dari seorang perempuan yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya mengutus seorang bhikkhu ... Saudara perempuan dari seorang perempuan yang dilindungi oleh saudara perempuannya mengutus seorang bhikkhu ... Kerabat dari seorang perempuan yang dilindungi oleh kerabatnya mengutus seorang bhikkhu ... Keluarga dari seorang perempuan yang dilindungi oleh keluarganya mengutus seorang bhikkhu ... Teman-teman sekeyakinan dari seorang perempuan yang dilindungi oleh agamanya mengutus seorang bhikkhu ... Pemilik dari seorang perempuan yang dilindungi oleh perlindungan lainnya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Hubungan yang diatur oleh seorang yang menghukum: motif tunggal

Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri pilihan.'" ... istri melalui harta.'" ... istri melalui pakaian.'" ... istri melalui upacara mangkuk-air.'" ... istri melalui dilepaskannya alas kepala.'" ... istri budak.'" ... istri pelayan.'" ... istri tangkapan.'" ... istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Hubungan yang diatur oleh seorang yang menghukum: dua motif

Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian dan istri pilihan.'" ... istri belian dan istri melalui harta.'" ... istri belian dan istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri pilihan dan istri melalui harta.'" ... istri pilihan dan istri sementara.'" ... istri pilihan dan istri belian.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri sementara dan istri belian.'" ... yang dapat menjadi istri sementara dan istri pilihan.'" ... yang dapat menjadi istri sementara dan istri tangkapan.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Hubungan yang diatur oleh seorang yang menghukum: tiga hingga sembilan motif

Bagian yang berdasarkan atas dua hal, tiga hal, hingga sembilan hal, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Hubungan yang diatur oleh seorang yang menghukum: sepuluh motif

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang yang menghukum sehubungan dengan seorang perempuan yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan, 'Aku memiliki seorang istri untukmu yang dapat menjadi istri belian dan istri pilihan dan istri melalui harta dan istri melalui pakaian dan istri melalui upacara mangkuk-air dan istri melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budak dan istri pelayan dan istri tangkapan dan istri sementara.'" Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi tentang seorang yang menghukum selesai.

Seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengambil inisiatif: motif tunggal

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri pilihannya." ... istrinya melalui harta." ... istrinya melalui pakaian." ... istrinya melalui upacara mangkuk-air." ... istrinya melalui dilepaskannya alas kepala." ... istri budaknya." ... istri pelayannya." ... istri tangkapannya." ... istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengambil inisiatif: dua motif

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya dan istri pilihannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya dan istri melalui harta." ... istri beliannya dan istri melalui pakaian." ... istri beliannya dan istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 5
« Reply #37 on: 14 September 2022, 09:50:26 PM »
Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri pilihannya dan istrinya melalui harta." ... istri pilihannya dan istri sementaranya." ... istri pilihannya dan istri beliannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri sementaranya dan istri beliannya." ... istri sementaranya dan istri pilihannya." ... istri sementaranya dan istri tangkapannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengambil insiatif: tiga hingga sembilan motif

Bagian-bagian yang berdasarkan atas dua hal, dan seterusnya, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya mengambil insiatif: sepuluh motif

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang yang dilindungi oleh ibunya mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya dan istri pilihannya dan istrinya melalui harta dan istrinya melalui pakaian dan istrinya melalui upacara mangkuk-air dan istrinya melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budaknya dan istri pelayannya dan istri tangkapannya dan istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi lebih jauh tentang seorang perempuan yang dilindungi oleh ibunya selesai.

Orang-orang yang dilindungi oleh berbagai orang mengambil inisiatif: motif tunggal

Seorang yang dilindungi oleh ayahnya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh orangtuanya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh saudara laki-lakinya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh saudara perempuannya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh kerabatnya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh keluarganya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh agamanya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh perlindungan lainnya mengutus seorang bhikkhu ... Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan mengatakan, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengambil inisiatif: motif tunggal

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri pilihannya." ... istrinya melalui harta." ... istrinya melalui pakaian." ... istrinya melalui upacara mangkuk-air." ... istrinya melalui dilepaskannya alas kepala." ... istri budaknya." ... istri pelayannya." ... istri tangkapannya." ... istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Penetapan langkah-langkah selesai.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengambil inisiatif: dua motif

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya dan istri pilihannya." ... istri beliannya dan istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang tidak berkaitan selesai.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri pilihan dan istrinya melalui harta." ... istri pilihannya dan istri sementaranya." ... istri pilihannya dan istri beliannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi yang berkaitan dengan dasar secara ringkas selesai.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri sementaranya dan istri beliannya." ... istri sementaranya dan istri pilihannya." ... istri sementaranya dan istri tangkapannya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Bagian yang berdasarkan atas satu hal selesai.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengambil inisiatif: tiga hingga sembilan motif

Bagian-bagian yang berdasarkan atas dua hal, dan seterusnya, harus diperlakukan dengan cara yang sama.

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengambil insiatif: sepuluh motif

Ini adalah bagian yang berdasarkan atas sepuluh hal:

Seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman mengutus seorang bhikkhu, dengan berkata, "Yang Mulia, pergilah kepada laki-laki itu dan katakan bahwa aku akan menjadi istri beliannya dan istri pilihannya dan istrinya melalui harta dan istrinya melalui pakaian dan istrinya melalui upacara mangkuk-air dan istrinya melalui dilepaskannya alas kepala dan istri budaknya dan istri pelayannya dan istri tangkapannya dan istri sementaranya." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Rangkaian permutasi lebih lanjut tentang seorang yang dilindungi oleh ancaman hukuman selesai.

Seluruh rangkaian permutasi berturut-turut selesai.

Permutasi bagian 2

Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan. Jika ia menerima tugas itu, dan mencari tahu jawaban, tetapi tidak melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. Jika ia menerima tugas itu, tetapi tidak mencari tahu jawaban, namun melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. Jika ia menerima tugas itu, tetapi tidak mencari tahu jawaban, juga tidak melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak menerima tugas itu, namun mencari tahu jawaban dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran serius. Jika ia tidak menerima tugas itu, namun mencari tahu jawaban, tetapi tidak melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak menerima tugas itu, juga tidak mencari tahu jawaban, namun melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak menerima tugas itu, juga tidak mencari tahu jawaban, dan tidak melaporkan kembali, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang laki-laki meminta kepada sejumlah bhikkhu, "Para Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika mereka semua menerima tugas itu, semuanya mencari tahu jawaban, dan semuanya melaporkan kembali, maka mereka semua melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada sejumlah bhikkhu, "Para Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika mereka semua menerima tugas itu, semuanya mencari tahu jawaban, tetapi hanya satu yang melaporkan kembali, maka mereka semua melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada sejumlah bhikkhu, "Para Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika mereka semua menerima tugas itu, tetapi hanya satu yang mencari tahu jawaban, namun semuanya melaporkan kembali, maka mereka semua melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada sejumlah bhikkhu, "Para Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika mereka semua menerima tugas itu, tetapi hanya satu yang mencari tahu jawaban, dan hanya satu yang melaporkan kembali, maka mereka semua melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, dan melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika ia menerima tugas itu, mencari tahu jawaban, tetapi menyuruh seorang murid untuk melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika ia menerima tugas itu, tetapi menyuruh seorang murid untuk mencari tahu jawaban, dan kemudian ia sendiri yang melaporkan kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang laki-laki meminta kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, cari tahulah tentang perempuan itu." Jika ia menerima tugas itu, tetapi menyuruh seorang murid untuk mencari tahu jawaban, dan murid itu kemudian melaporkan kembali atas inisiatifnya sendiri, maka mereka berdua melakukan satu pelanggaran serius.

Permutasi bagian 3

Jika ia memenuhi kesepakatan ketika ia pergi, tetapi tidak ketika ia kembali, maka ia melakukan pelanggaran serius.

Jika ia tidak memenuhi kesepakatan ketika ia pergi, tetapi menepatinya ketika ia kembali, maka ia melakukan pelanggaran serius.

Jika ia memenuhi kesepakatan baik ketika ia pergi maupun ketika ia kembali, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia tidak memenuhi kesepakatan ketika ia pergi maupun ketika ia kembali, maka tidak ada pelanggaran.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika ia pergi karena suatu urusan untuk Sangha, untuk altar, atau untuk seorang yang sakit; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Syair rangkuman studi kasus
"Tidur, dan mati, pergi,
Bukan seorang perempuan, seorang perempuan tanpa organ seksual;
Ia mendamaikan mereka setelah bertengkar,
Dan ia adalah seorang pencomblang untuk paṇḍaka."

Studi kasus

Pada suatu ketika seorang laki-laki berkata kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, sudilah mencari tahu tentang perempuan itu." Ketika bhikkhu itu pergi ke sana, ia bertanya kepada orang-orang, "Di manakah perempuan itu?"
"Ia sedang tidur, Yang Mulia."

Ia menjadi gelisah, dengan berpikir, "Sang Buddha telah menetapkan aturan latihan. Mungkinkah aku telah melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan?" Ia memberitahu Sang Buddha, yang berkata, "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang laki-laki berkata kepada seorang bhikkhu, "Yang Mulia, sudilah mencari tahu tentang perempuan itu." Ketika bhikkhu itu pergi ke sana, ia bertanya kepada orang-orang, "Di manakah perempuan itu?"
"Ia sudah mati, Yang Mulia." ... "Ia sedang pergi, Yang Mulia." ... "Itu bukan seorang perempuan, Yang Mulia." ... "Itu adalah seorang perempuan yang tidak memiliki organ seksual, Yang Mulia."
Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran perbuatan salah."

Pada suatu ketika seorang perempuan tertentu bertengkar dengan suaminya dan pulang ke rumah ibunya. Seorang bhikkhu yang bergaul dengan keluarga itu mendamaikan mereka. Ia menjadi gelisah ... "Apakah mereka bercerai, bhikkhu?"
"Tidak, Yang Mulia."
"Tidak ada pelanggaran jika mereka tidak bercerai."

Pada suatu ketika seorang bhikkhu bertindak sebagai seorang pencomblang untuk para paṇḍaka. Ia menjadi gelisah ... "Tidak ada pelanggaran yang mengharuskan penskorsan, tetapi terjadi pelanggaran serius."

Aturan latihan tentang pencomblangan, yang kelima, selesai.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 6
« Reply #38 on: 14 September 2022, 09:52:16 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 6. Aturan Latihan tentang Pembangunan Gubuk

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, taman suaka tupai. Pada saat itu para bhikkhu dari Āḷavī sedang membangun gubuk-gubuk dengan cara mengemis. Gubuk-gubuk itu ditujukan untuk diri mereka sendiri, tanpa pemilik yang mensponsori, dan ukurannya besar tidak sewajarnya. Dan karena gubuk-gubuk itu tidak pernah selesai, maka para bhikkhu terus mengemis dan meminta, "Sudilah memberikan seorang laki-laki, seorang pelayan, seekor lembu, sebuah gerobak, sebuah golok, sebuah parang, sebuah kapak, sebuah sekop, sebuah pahat; berilah tanaman rambat, bambu, buluh, rumput, lempung." Orang-orang merasa tertindas dengan segala pengemisan dan permintaan, sehingga ketika mereka melihat seorang bhikkhu mereka menjadi cemas dan takut. Mereka berbalik, mengambil jalan lain, melarikan diri, dan menutup pintu mereka. Mereka bahkan melarikan diri ketika mereka melihat sapi-sapi, menganggap bahwa itu adalah para bhikkhu.

Pada saat itu Yang Mulia Mahākassapa, setelah menuntaskan masa keberdiaman musim hujan di Rājagaha, melakukan perjalanan menuju Āḷavī. Ketika akhirnya ia tiba, ia menetap di Altar Aggāḷava. Suatu pagi Yang Mulia Mahākassapa mengenakan jubah, membawa mangkuk dan jubahnya, dan memasuki Āḷavī untuk menerima dana makanan. Ketika orang-orang melihatnya, mereka menjadi cemas dan takut. Mereka berbalik, mengambil jalan lain, melarikan diri, dan menutup pintu mereka. Setelah selesai menerima dana makanan dan telah memakan makanannya, Yang Mulia Mahākassapa pulang dan berkata kepada para bhikkhu:

"Dulu terdapat banyak dana makanan di Āḷavī, dan adalah mudah untuk memperoleh dana makanan. Tetapi sekarang terjadi kelangkaan, dan sulit untuk memperolehnya. Mengapakah demikian?" Para bhikkhu memberitahu Yang Mulia Mahākassapa apa yang telah terjadi.

Tidak lama kemudian Sang Buddha juga melakukan perjalanan menuju Āḷavī setelah menetap di Rājagaha selama yang Beliau kehendaki. Ketika akhirnya Beliau tiba, Beliau juga menetap di Altar Aggāḷava.

Kemudian Yang Mulia Mahākassapa menghadap Sang Buddha, bersujud, duduk, dan memberitahukan kepada Beliau apa yang telah terjadi.

Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai para bhikkhu Āḷavī: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa hal ini terjadi?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian bertindak seperti ini? Ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegur mereka, Beliau membabarkan suatu ajaran dan bercerita kepada para bhikkhu:

Jātaka

"Pada suatu masa, para bhikkhu, hiduplah dua petapa bersaudara di tepi sungai Gangga. Ketika itu raja naga Maṇikaṇṭha keluar dari Gangga dan mendatangi si petapa yang lebih muda. Ia melilitkan tubuhnya pada petapa itu sebanyak tujuh putaran dan membuka tudungnya di atas kepala si petapa. Kemudian, karena ketakutannya pada sang naga, si petapa muda menjadi kurus, lesu, dan pucat, dengan urat-urat menonjol di sekujur tubuhnya. Si petapa yang lebih tua melihatnya seperti ini dan bertanya kepadanya apa yang terjadi. Si petapa muda memberitahunya. Si petapa tua berkata, 'Jadi, engkau ingin naga itu pergi?'

'Ya.'

'Baiklah, apakah engkau melihat apa pun yang merupakan milik naga itu?'

'Aku melihat hiasan permata di lehernya.'

'Kalau begitu, mintalah permata itu kepada naga itu.'

Tidak lama kemudian sang raja naga sekali lagi keluar dari Gangga dan mendatangi petapa muda itu. Dan si petapa berkata kepadanya, 'Tuan, berikan aku permata itu. Aku menginginkan permata itu.' Sang naga berpikir, 'Bhikkhu itu meminta permata; ia menginginkan permata,' dan pergi dengan tergesa-gesa.

Sekali lagi sang naga keluar dari Gangga dan mendatangi petapa muda. Si petapa melihatnya datang dan berkata kepadanya, 'Tuan, berikan aku permata itu. Aku menginginkan permata itu.' Ketika sang raja naga mendengarnya, ia seketika berbalik.

Sekali lagi sang raja naga keluar dari Gangga. Si petapa muda melihatnya keluar dan berkata kepadanya, 'Tuan, berikan aku permata itu. Aku menginginkan permata itu.' Sang raja naga mengucapkan tiga bait ini kepada si petapa:

'Makanan dan minumanku berlimpah dan luhur,
Dan muncul berkat permata ini.
Aku tidak akan memberikannya kepadamu—engkau meminta terlalu banyak—
Juga aku tidak akan kembali ke pertapaanmu.
Bagaikan seorang pemuda memegang pedang yang diasah di atas batu,
Engkau menakuti aku, dengan meminta permata ini.
Aku tidak akan memberikannya kepadamu—engkau meminta terlalu banyak—
Juga aku tidak akan kembali ke pertapaanmu.

Dan raja naga Maṇikaṇṭha berpikir, 'Bhikkhu ini meminta permata ini; ia menginginkan permata ini,' dan ia pergi dan tidak kembali lagi.

Karena ia tidak lagi melihat naga indah itu, si petapa muda menjadi bertambah kurus, tambah lesu dan pucat, urat-uratnya menjadi semakin menonjol. Si petapa tua melihatnya seperti ini dan bertanya apa yang terjadi. Ia menjawab, 'Ini karena aku tidak lagi melihat naga indah itu.' Si petapa tua berkata kepadanya dalam syair ini:

'Seseorang seharusnya tidak meminta dari mereka yang ia harapkan menyayanginya;
Ia akan tidak disukai karena meminta terlalu banyak.
Ketika sang brahmana meminta permata dari sang naga,
Naga akan pergi dan tidak akan terlihat lagi.'
Seseorang akan tidak disukai bahkan oleh binatang, para bhikkhu, karena mengemis dan meminta, apalagi oleh manusia."

Kisah

"Pada suatu ketika, para bhikkhu, seorang bhikkhu tertentu menetap di sebuah hutan di lereng Himalaya. Tidak jauh dari hutan itu terdapat sebuah rawa-rawa rendah yang luas. Sekumpulan besar burung-burung akan mencari makan di rawa-rawa itu pada siang hari dan memasuki hutan untuk bertengger pada malam hari. Bhikkhu itu terganggu oleh suara kumpulan burung itu, maka ia mendatangiKu. Ia bersujud, duduk, dan Aku berkata kepadanya, 'Aku harap engkau dalam keadaan baik, bhikkhu, aku harap engkau bertahan. Aku harap engkau tidak lelah karena perjalanan. Dan darimanakah engkau datang?'

'Aku baik-baik saja, Yang Mulia, aku bertahan. Aku tidak lelah karena perjalanan.' Kemudian ia menjelaskan darimana ia datang, dengan menambahkan, 'Dari sanalah aku datang, Yang Mulia. Aku pergi karena aku terganggu oleh suara kumpulan burung itu.'

'Apakah engkau ingin kumpulan burung itu pergi?'

'Ya, Yang Mulia.'

'Baiklah, kembalilah ke hutan itu. Pada bagian pertama malam hari, berserulah tiga kali dan katakan, "Dengarkan aku, burung-burung yang baik. Aku menginginkan satu helai bulu dari setiap burung yang bertengger di hutan ini. Masing-masing dari kalian harus memberikan sehelai bulu kepadaku." Dan pada bagian pertengahan dan akhir malam hari lakukan hal yang sama.'

Bhikkhu itu kembali ke hutan dan melakukan apa yang diinstruksikan. Kumpulan burung itu berpikir, 'Bhikkhu ini meminta sehelai bulu; ia menginginkan sehelai bulu,' dan mereka pergi meninggalkan hutan itu dan tidak kembali lagi. Seseorang akan tidak disukai bahkan oleh binatang, para bhikkhu, karena mengemis dan meminta, apalagi oleh manusia."

"Ayah Raṭṭhapāla, para bhikkhu, pernah berkata kepada putranya dalam syair ini:

'Semua orang-orang ini, Raṭṭhāpāla,
Yang datang kepadaku dan meminta—
Aku bahkan tidak mengenal mereka.
Jadi mengapakah engkau tidak mengemis kepadaku?'
'Pengemis tidak disukai,
Dan demikian pula orang yang tidak memberikan ketika diminta.
Itulah sebabnya maka aku tidak meminta dari engkau;
Mohon jangan membenciku karena ini.'

Jika Raṭṭhapāla, yang berasal dari keluarga yang baik, dapat mengatakan ini kepada ayahnya sendiri, apalagi dari seseorang kepada orang lainnya.

Adalah sulit, para bhikkhu, bagi para perumah tangga untuk memperoleh dan melindungi kepemilikan mereka. Tetapi masih saja, orang-orang dungu, kalian mengemis dan meminta segala benda-benda ini. Ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Ketika seorang bhikkhu, dengan mengemis, membangun sebuah gubuk tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk diri sendiri, itu haruslah tidak lebih dari dua belas jengkal standar panjangnya dan lebarnya tujuh di dalam. Ia harus meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasi di mana tidak ada bahaya yang ditimbulkan dan memiliki ruang di segala sisi. Jika seorang bhikkhu, dengan mengemis, membangun sebuah gubuk di lokasi di mana bahaya akan ditimbulkan dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, atau ia tidak meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasinya, atau ia melebihi ukuran yang dibenarkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Dengan mengemis:

ia sendiri mengemis seorang laki-laki, seorang pelayan, seekor lembu, sebuah gerobak, sebuah golok, sebuah parang, sebuah kapak, sebuah sekop, sebuah pahat; tanaman rambat, bambu, buluh, rumput, lempung.

Sebuah gubuk:

diplester pada bagian dalam atau diplester pada bagian luar atau diplester pada bagian dalam dan luar.

Membangun:

membangunnya sendiri atau menyuruh untuk membangun.

Tanpa pemilik yang mensponsori:

tidak ada pemilik, apakah seorang perempuan atau laki-laki, apakah seorang umat awam atau seorang yang meninggalkan keduniawian.

Ditujukan untuk diri sendiri:

untuk digunakan sendiri.

Haruslah tidak lebih dari dua belas jengkal standar panjangnya:

ukuran luar.

Dan lebarnya tujuh di dalam:

ukuran dalam.

Ia harus meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasi:

Bhikkhu yang ingin membangun sebuah gubuk harus membersihkan lokasi. Kemudian ia harus mendatangi Sangha, menata jubah atasnya di satu bahunya, bersujud di kaki para bhikkhu senior, berjongkok pada tumitnya, merangkapkan tangan, dan berkata:
"Para Mulia, aku ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk diriku sendiri. Aku memohon kepada Sangha untuk memeriksa lokasi gubuk itu."

Ia harus mengajukan permohonannya untuk kedua dan ketiga kalinya. Jika seluruh Sangha mampu memeriksa lokasi itu, mereka semua harus pergi. Jika seluruh Sangha tidak mampu memeriksa lokasi, maka para bhikkhu itu yang kompeten dan mampu—yang mengetahui di mana bahaya akan timbul dan di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, yang mengetahui apa yang dimaksudkan dengan ruang di segala sisi dan ketiadaan ruang di segala sisi—harus dimohon dan kemudian ditunjuk.
"Dan para bhikkhu, mereka harus ditunjuk sebagai berikut. Seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha untuk memeriksa lokasi gubuk itu. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi gubuk bhikkhu ini. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha untuk memeriksa lokasi gubuk itu. Sangha menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi gubuk bhikkhu ini. Bhikkhu mana pun yang menyetujui penunjukan bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi gubuk bhikkhu ini mohon berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha telah menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi gubuk bhikkhu ini. Sangha menyetujui penunjukan ini oleh karena itu maka Sangha berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'

Bhikkhu yang ditunjuk harus pergi dan memeriksa lokasi gubuk untuk mencari tahu apakah bahaya akan timbul dan apakah tersedia ruang di segala sisi. Jika bahaya akan timbul atau tidak ada ruang di segala sisi, maka mereka harus mengatakan, 'Jangan bangun di sini.' Jika tidak ada bahaya yang akan timbul dan tersedia ruang di segala sisi, maka mereka harus memberitahu Sangha: 'Tidak ada bahaya yang akan timbul dan tersedia ruang di segala sisi.'

Bhikkhu yang ingin membangun gubuk kemudian harus menghadap Sangha, menata jubah atasnya di satu bahunya, bersujud di kaki para bhikkhu senior, berjongkok pada tumitnya, merangkapkan tangan, dan berkata:
'Para Mulia, aku ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk diriku sendiri. Aku memohon agar Sangha menyetujui lokasi untuk gubuk tersebut.'

Ia harus mengajukan permohonan untuk kedua dan ketiga kalinya. Kemudian seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:
''Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha agar menyetujui lokasi gubuk itu. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menyetujui lokasi gubuk bhikkhu ini. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah gubuk dengan mengemis, tanpa pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha agar menyetujui lokasi gubuk itu. Sangha menyetujui lokasi gubuk bhikkhu ini. Bhikkhu mana pun yang menyetujui disetujuinya lokasi gubuk bhikkhu ini mohon berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha telah menyetujui lokasi gubuk bhikkhu ini. Sangha menyetujui oleh karena itu maka Sangha berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"

Di mana bahaya akan timbul:

yaitu tempat tinggal semut-semut, rayap, tikus, ular, kalajengking, kelabang, gajah, kuda, singa, harimau, macan, beruang, atau dubuk, atau binatang lainnya; atau berbatasan dengan ladang gandum, ladang sayuran, tempat pemotongan, tempat eksekusi, tanah pemakaman, sebuah taman, tanah kerajaan, kandang gajah, kandang kuda, penjara, kedai minuman keras, rumah jagal, jalan raya, persimpangan jalan, aula pertemuan publik, atau jalan buntu—ini disebut "di mana bahaya akan timbul".

Yang tidak tersedia ruang di segala sisi:

tidaklah mungkin untuk mengitarinya dengan kereta bergandar, atau mengitarinya dengan membawa tangga—ini disebut "yang tidak tersedia ruang di segala sisi".

Di mana tidak ada bahaya yang akan timbul:

itu bukanlah tempat tinggal semut-semut, rayap, tikus, ular, kalajengking, kelabang ... tidak berbatasan dengan ... jalan buntu—ini disebut "di mana tidak ada bahaya yang akan timbul".

Yang tersedia ruang di segala sisi:

adalah mungkin untuk mengitarinya dengan kereta bergandar, atau mengitarinya dengan membawa tangga—ini disebut "yang tersedia ruang di segala sisi".

Dengan mengemis:

dengan dirinya sendiri mengemis seorang laki-laki, seorang pelayan ... lempung.

Sebuah gubuk:

yang diplester pada bagian dalam atau diplester pada bagian luar atau diplester pada bagian dalam dan luar.

Membangun:

membangunnya sendiri atau menyuruh untuk membangun.

Atau ia tidak meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasinya, atau ia melebihi ukuran yang dibenarkan:

jika lokasi gubuk belum disetujui melalui prosedur resmi yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman, atau jika ia membangun sebuah gubuk atau menyuruh membangun yang melebihi panjang atau lebar yang diperbolehkan bahkan lebih dari lebar sehelai rambut, maka atas usaha tersebut terjadi tindakan perbuatan salah. Ketika tersisa kepingan terakhir untuk menyelesaikan gubuk tersebut, maka ia melakukan pelanggaran serius. Ketika kepingan terakhir selesai, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, ini juga disebut "pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".
« Last Edit: 16 September 2022, 08:48:26 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 6
« Reply #39 on: 14 September 2022, 09:54:26 PM »
Permutasi

Permutasi bagian 1

Membangun sendiri

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Menunjuk orang lain untuk membangun

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Jika seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang lokasinya belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Pergi tanpa memberitahukan prosedur pembangunan yang benar

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk yang lokasinya telah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk yang lokasinya telah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk yang lokasinya telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk yang lokasinya belum disetujui, dengan melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun gubuk yang lokasinya telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun gubuk yang lokasinya sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 6
« Reply #40 on: 14 September 2022, 09:55:20 PM »

Pergi dan kemudian mendengar tentang prosedur pembangunan yang salah

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui dan di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya tidak akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi yang tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di mana tersedia ruang di segala sisi. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, dan mereka membangunnya di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun dengan ukuran yang benar dan di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. ... memberitahu mereka untuk membangun dengan ukuran yang benar dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun dengan ukuran yang benar. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. ... memberitahu mereka untuk membangun di mana tersedia ruang di segala sisi. ... Tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, dan di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. ... memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui dan dengan ukuran yang benar. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... memberitahu mereka untuk membangun di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. ... memberitahu mereka untuk membangun di mana tersedia ruang di segala sisi. ... Tidak ada pelanggaran.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 6
« Reply #41 on: 14 September 2022, 09:55:51 PM »
Pelanggaran-pelanggaran oleh pembangun yang ditunjuk

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang telah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan tiga pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang telah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan tiga pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang belum disetujui, yang melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan empat pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan tiga pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan tiga pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah gubuk di lokasi yang telah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Belum selesai ketika kembali

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk dengan melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi. Tidak ada pelanggaran.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang belum disetujui, dengan melebihi ukuran yang diperbolehkan, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan dua pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana bahaya akan timbul, dan tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka gubuk itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah gubuk untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah gubuk di lokasi yang sudah disetujui, dengan ukuran yang benar, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Tidak ada pelanggaran.

Permutasi bagian 2

Jika ia menyelesaikan apa yang ia mulai sendiri, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyuruh orang lain menyelesaikan apa yang ia mulai sendiri, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyelesaikan apa yang dimulai oleh orang lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyuruh orang lain menyelesaikan apa yang dimulai oleh orang lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika itu adalah tempat berteduh; jika itu adalah sebuah gua; jika itu adalah sebuah gubuk rumput; jika itu dibangun untuk orang lain; jika bukan merupakan tempat kediaman; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang membangun gubuk, yang keenam, selesai.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 7
« Reply #42 on: 14 September 2022, 09:58:29 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 7. Aturan Latihan tentang Pembangunan Tempat Kediaman

Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Kosambī di Vihara Ghosita, seorang perumah tangga yang merupakan penyokong Yang Mulia Channa berkata kepada Beliau, "Aku akan membangunkan sebuah tempat kediaman untukmu, Yang Mulia, jika engkau sudi mencarikan lokasi untuk itu."

Sewaktu Yang Mulia Channa sedang membersihkan lokasi untuk tempat kediaman itu, ia menebang sebatang pohon yang menjadi sebuah altar dan dipuja oleh desa, pemukiman, distrik, dan kerajaan. Orang-orang mengeluh dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya menebang pohon yang menjadi altar dan dipuja oleh desa, pemukiman, distrik, dan kerajaan? Mereka melukai kehidupan makhluk berindria-tunggal."

Para bhikkhu mendengar kritikan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik Yang Mulia Channa dengan cara yang sama.

Setelah menegur Yang mulia Channa dalam berbagai cara, mereka memberitahukan kepada Sang Buddha. Segera setelah itu Beliau mengumpulkan Sangha dan menanyai Channa: "Benarkah, Channa, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurmya ... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Orang-orang menganggap pepohonan memiliki kesadaran. Ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri, maka ia harus meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasi di mana tidak ada bahaya yang akan timbul dan memiliki ruang di segala sisi. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman besar di lokasi di mana bahaya akan timbul dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, atau ia tidak meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasinya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Sebuah tempat kediaman besar:

yang dimaksudkan adalah sebuah tempat kediaman dengan pemilik yang mensponsori.

Tempat kediaman:

yang diplester pada bagian dalam atau diplester pada bagian luarnya atau diplester pada bagian dalam dan luarnya.

Membangun:

membangun sendiri atau menyuruh orang lain untuk membangunnya.

Dengan pemilik yang mensponsori:

ada pemilik lain, apakah seorang perempuan atau seorang laki-laki, apakah awam ataupun yang telah meninggalkan keduniawian.

Ditujukan untuk dirinya sendiri:

untuk digunakan sendiri.

Ia harus meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasinya:

Bhikkhu yang hendak membangun sebuah tempat kediaman harus membersihkan lokasi, kemudian menghadap Sangha, menata jubah atasnya di satu bahunya, bersujud di kaki para bhikkhu senior, berjongkok pada tumitnya, merangkapkan tangan, dan berkata:

"Para Mulia, aku hendak membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk diriku sendiri. Aku memohon Sangha untuk memeriksa lokasi tempat kediaman itu."

Ia harus mengajukan permohonannya untuk kedua dan ketiga kalinya. Jika seluruh Sangha mampu memeriksa lokasi itu, mereka semua harus pergi. Jika seluruh Sangha tidak mampu memeriksa lokasi, maka para bhikkhu itu yang kompeten dan mampu—yang mengetahui di mana bahaya akan timbul dan di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, yang mengetahui apa yang dimaksudkan dengan ruang di segala sisi dan ketiadaan ruang di segala sisi—harus dimohon dan kemudian ditunjuk.

"Dan, para bhikkhu, mereka harus ditunjuk sebagai berikut. Seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha untuk memeriksa lokasi tempat kediaman itu. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha untuk memeriksa lokasi tempat kediaman itu. Sangha menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Bhikkhu mana pun yang menyetujui penunjukan bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi tempat kediaman bhikkhu ini mohon berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha telah menunjuk bhikkhu itu dan itu untuk memeriksa lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Sangha menyetujui penunjukan ini oleh karena itu maka Sangha berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'

Bhikkhu yang ditunjuk harus pergi dan memeriksa lokasi tempat kediaman untuk mencari tahu apakah bahaya akan timbul dan apakah tersedia ruang di segala sisi. Jika bahaya akan timbul atau tidak ada ruang di segala sisi, maka mereka harus mengatakan, 'Jangan bangun di sini.' Jika tidak ada bahaya yang akan timbul dan tersedia ruang di segala sisi, maka mereka harus memberitahu Sangha: 'Tidak ada bahaya yang akan timbul dan tersedia ruang di segala sisi.'

Bhikkhu yang ingin membangun tempat kediaman kemudian harus menghadap Sangha, menata jubah atasnya di satu bahunya, bersujud di kaki para bhikkhu senior, berjongkok pada tumitnya, merangkapkan tangan, dan berkata:

'Para Mulia, aku ingin membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk diriku sendiri. Aku memohon agar Sangha menyetujui lokasi untuk tempat kediaman tersebut.'

Ia harus mengajukan permohonan untuk kedua dan ketiga kalinya. Kemudian seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha agar menyetujui lokasi tempat kediaman itu. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menyetujui lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Bhikkhu ini ingin membangun sebuah tempat kediaman besar dengan pemilik yang mensponsori dan ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia memohon Sangha agar menyetujui lokasi tempat kediaman itu. Sangha menyetujui lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Bhikkhu mana pun yang menyetujui disetujuinya lokasi tempat kediaman bhikkhu ini mohon berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui harus berbicara.

Sangha telah menyetujui lokasi tempat kediaman bhikkhu ini. Sangha menyetujui oleh karena itu maka Sangha berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"

Di mana bahaya akan timbul:

yaitu tempat tinggal semut-semut, rayap, tikus, ular, kalajengking, kelabang, gajah, kuda, singa, harimau, macan, beruang, atau dubuk, atau binatang lainnya; atau berbatasan dengan ladang gandum, ladang sayuran, tempat pemotongan, tempat eksekusi, tanah pemakaman, sebuah taman, tanah kerajaan, kandang gajah, kandang kuda, penjara, kedai minuman keras, rumah jagal, jalan raya, persimpangan jalan, aula pertemuan publik, atau jalan buntu—ini disebut "di mana bahaya akan timbul".

Yang tidak tersedia ruang di segala sisi:

tidaklah mungkin untuk mengitarinya dengan kereta bergandar, atau mengitarinya dengan membawa tangga—ini disebut "yang tidak tersedia ruang di segala sisi".

Di mana tidak ada bahaya yang akan timbul:

itu bukanlah tempat tinggal semut-semut ... tidak berbatasan dengan ... jalan buntu—ini disebut "di mana tidak ada bahaya yang akan timbul".

Yang tersedia ruang di segala sisi:

adalah mungkin untuk mengitarinya dengan kereta bergandar, atau mengitarinya dengan membawa tangga—ini disebut "yang tersedia ruang di segala sisi".

Sebuah tempat kediaman besar:

yang dimaksudkan adalah sebuah tempat kediaman dengan pemilik yang mensponsori.

Tempat kediaman:

yang diplester pada bagian dalam atau diplester pada bagian luarnya atau diplester pada bagian dalam dan luarnya.

Membangun:

membangunnya sendiri atau menyuruh orang lain untuk membangunnya.

Atau ia tidak meminta para bhikkhu untuk menyetujui lokasinya:

jika lokasi tempat kediaman belum disetujui melalui prosedur resmi yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman, dan ia kemudian membangun sebuah tempat kediaman atau menyuruh membangun, maka atas usaha tersebut terjadi tindakan perbuatan salah. Ketika tersisa kepingan terakhir untuk menyelesaikan tempat kediaman tersebut, maka ia melakukan pelanggaran serius. Ketika kepingan terakhir selesai, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, ini juga disebut "pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".
« Last Edit: 16 September 2022, 08:49:10 AM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 7
« Reply #43 on: 14 September 2022, 09:58:57 PM »
Permutasi

Permutasi bagian 1

Membangun sendiri

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika seorang bhikkhu membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Menunjuk orang lain untuk membangun

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya. Jika mereka membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya. Jika mereka membangun sebuah tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Pergi tanpa memberitahukan prosedur pembangunan yang benar

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun tempat kediaman yang lokasinya belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi, tetapi ia tidak memberitahu mereka untuk membangun tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun tempat kediaman yang lokasinya sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Pergi dan kemudian mendengar tentang prosedur pembangunan yang salah

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... di lokasi yang sudah disetujui dan tidak ada bahaya yang akan timbul. ... di lokasi yang sudah disetujui dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... di lokasi yang sudah disetujui. Jika ia tidak pergi sendiri atau tidak mengirim pesan, maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, tetapi mereka membangunnya di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika ia mendengar tentang hal ini, ia sendiri harus pergi ke sana atau mengirim pesan, memberitahu mereka untuk membangun tempat kediaman di mana tidak ada bahaya yang akan timbul dan yang tersedia ruang di segala sisi. ... (Bagian ini harus diuraikan seperti pada Saṅghādisesa 6.) ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul. ... yang tersedia ruang di segala sisi. ... Tidak ada pelanggaran.

Pelanggaran-pelanggaran oleh pembangun yang ditunjuk

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang sudah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan tiga pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Ia memberitahu mereka untuk membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang telah disetujui, di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi. Jika mereka membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi, maka para pembangun melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi, maka tidak ada pelanggaran.

Belum selesai ketika kembali

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang belum disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka tempat kediaman itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan dan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Seorang bhikkhu menunjuk orang lain untuk membangun sebuah tempat kediaman untuknya dan kemudian pergi. Mereka membangun sebuah tempat kediaman di lokasi yang sudah disetujui, di mana bahaya akan timbul, dan yang tidak tersedia ruang di segala sisi. Jika masih belum selesai ketika ia kembali, maka tempat kediaman itu harus diberikan kepada orang lain, atau harus dihancurkan dan dibangun kembali. Jika ia tidak memberikannya kepada orang lain, atau tidak menghancurkan dan membangunnya kembali, maka ia melakukan dua pelanggaran perbuatan salah. ... di mana bahaya akan timbul, tetapi tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, tetapi tidak tersedia ruang di segala sisi ... maka ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. ... di mana tidak ada bahaya yang akan timbul, dan yang tersedia ruang di segala sisi ... tidak ada pelanggaran.

Permutasi bagian 2

Jika ia menyelesaikan apa yang ia mulai sendiri, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyuruh orang lain menyelesaikan apa yang ia mulai sendiri, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyelesaikan apa yang dimulai oleh orang lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Jika ia menyuruh orang lain menyelesaikan apa yang dimulai oleh orang lain, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: jika itu adalah tempat berteduh, sebuah gua, atau sebuah gubuk rumput; jika itu dibangun untuk orang lain; jika bukan merupakan tempat kediaman; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan tentang membangun tempat kediaman, yang ketujuh, selesai.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Saṅghādisesa 8
« Reply #44 on: 14 September 2022, 10:01:28 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penskorsan

Saṅghādisesa 8. Aturan Latihan tentang Kemarahan

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika, saat Sang Buddha sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, Yang Mulia Dabba orang Malla merealisasikan kesempurnaan pada usia tujuh tahun. Ia telah mencapai semua yang harus dicapai oleh seorang siswa dan tidak ada lagi yang harus dilakukan. Kemudian, sewaktu sedang merefleksikan di dalam kesendirian, ia berpikir, "Bagaimanakah aku dapat melayani Sangha?
Mengapa aku tidak membagikan tempat-tempat tinggal dan menjatah makanan?"

Pada malam harinya Dabba keluar dari keterasingan dan menghadap Sang Buddha. Ia bersujud, duduk, dan berkata, "Yang Mulia, sewaktu aku sedang merefleksikan di dalam kesendirian, terpikir olehku bahwa aku telah mencapai semua yang harus dicapai oleh seorang siswa, dan aku bertanya-tanya bagaimana aku dapat melayani Sangha. Aku berpikir, 'Mengapa aku tidak membagikan tempat-tempat tinggal dan menjatah makanan?'"
"Bagus, bagus, Dabba, silakan engkau melakukan itu."

"Baik."

Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan suatu ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu, Sangha harus menunjuk Dabba orang Malla sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan penjatah makanan. Dan ia harus ditunjuk sebagai berikut. Pertama-tama Dabba harus diminta. Kemudian seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:

'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menunjuk Yang Mulia Dabba orang Malla sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan penjatah makanan. Ini adalah usul.

Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Sangha menunjuk Yang Mulia Dabba orang Malla sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan penjatah makanan. Bhikkhu mana pun yang menyetujui penunjukan Yang Mulia Dabba sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan penjatah makanan harus berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.

Sangha telah menunjuk Yang Mulia Dabba orang Malla sebagai pembagi tempat-tempat tinggal dan penjatah makanan. Sangha menyetujui dan oleh karena itu berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"

Dabba membagi tempat-tempat tinggal kepada para bhikkhu menurut karakter mereka. Ia memberikan tempat tinggal di tempat yang sama bagi para bhikkhu yang adalah ahli dalam khotbah-khotbah, dengan berpikir, "Mereka akan bersama-sama mengulangi khotbah-khotbah." Dan ia melakukan hal yang sama bagi para ahli Hukum Monastik, dengan berpikir, "Mereka akan mendiskusikan Hukum Monastik;" bagi para pembabar, dengan berpikir, "Mereka akan mendiskusikan ajaran;" bagi para meditator, dengan berpikir, "Mereka tidak akan saling mengganggu satu sama lain;" dan bagi para penggosip dan yang menyukai olah raga, dengan berpikir, "Dengan cara ini bahkan para mulia ini akan menjadi bahagia."

Ketika para bhikkhu tiba pada malam hari, ia memasuki elemen api dan membagi tempat-tempat tinggal dengan bantuan api itu. Para bhikkhu bahkan sengaja tiba larut malam, berharap untuk melihat keajaiban kekuatan supernormal Dabba.

Mereka akan mendatangi Dabba dan berkata, "Yang Mulia Dabba, mohon berikan kami tempat tinggal."

"Di manakah kalian ingin tinggal?"

Mereka akan dengan sengaja mengusulkan tempat yang jauh: "Di Puncak Hering," "Di Tebing Perampok," "Di Batu Hitam di lereng Gunung Isigili," "Di Gua Sattapaṇṇi di lereng Gunung Vebhāra," "Di Hutan Sejuk di bukit di Kolam Ular," "Di Jurang Gotamaka," "Di Jurang Tinduka," "Di Jurang Tapoda," "Di Taman Tapoda," "Di Hutan Mangga Jīvaka," "Di taman rusa di Maddakucchi."

Kemudian Dabba akan memasuki elemen api, dan dengan tangannya bersinar, ia berjalan di depan para bhikkhu itu. Mereka mengikuti di belakangnya dengan bantuan api itu. Dan ia akan memberikan tempat-tempat tinggal kepada mereka: "Ini tempat tidur, ini bangku, ini adalah alas tidur, ini bantal, ini tempat buang air besar, ini tempat buang air kecil, ini air minum, ini air untuk mencuci, ini tongkat untuk berjalan; ini adalah kesepakatan Sangha sehubungan dengan waktu yang tepat untuk masuk dan waktu yang tepat untuk pergi." Kemudian Dabba kembali ke Hutan Bambu.

Pada saat itu para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka adalah bhikkhu yang baru ditahbiskan. Mereka memiliki sedikit jasa, hanya memperoleh tempat kediaman dan makanan yang rendah. Orang-orang Rājagaha cenderung memberikan dana makanan yang dipersiapkan secara khusus kepada para bhikkhu senior—minyak samin, minyak, dan kari-kari istimewa—tetapi kepada Mettiya dan Bhūmajaka mereka memberikan makanan biasa seperti bubur dan nasi basi.

Setelah makan, ketika mereka telah kembali dari perjalanan mengumpulkan dana makanan, mereka bertanya kepada para bhikkhu senior, "Apakah yang kalian peroleh di ruang makan?"

Beberapa berkata, "Kami memperoleh minyak samin, minyak, dan kari-kari istimewa."

Tetapi para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka berkata, "Kami tidak memperoleh apa pun selain makanan biasa berupa bubur dan nasi basi."

Pada masa itu terdapat seorang perumah tangga yang memberikan makanan rutin berupa makanan-makanan baik kepada empat bhikkhu. Ia memberikan persembahan ini di ruang makan bersama dengan istri-istri dan anak-anaknya. Beberapa di antara mereka mempersembahkan nasi, beberapa lainnya mempersembahkan kari kacang, beberapa lainnya lagi mempersembahkan minyak, dan beberapa mempersembahkan kari-kari istimewa.

Pada suatu ketika makanan yang harus dipersembahkan oleh perumah tangga ini pada keesokan harinya telah dijadwalkan untuk diterima oleh para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka. Saat itu perumah tangga itu datang ke vihara untuk suatu urusan. Ia menghadap Dabba, bersujud, dan duduk. Dan Dabba memberikan instruksi, menginspirasi, dan menggembirakannya dengan suatu ajaran. Setelah khotbah itu, ia bertanya kepada Dabba, "Yang Mulia, siapakah yang telah dijadwalkan untuk makan di rumah kami besok?"

"Mettiya dan Bhūmajaka."

Ia merasa kecewa, dan berpikir, "Mengapakah harus para bhikkhu jahat yang makan di rumah kami?" Setelah pulang ke rumahnya, ia memberitahu seorang budak perempuannya, "Bagi mereka yang datang untuk makan besok, persiapkan tempat duduk di pintu gerbang dan berikan mereka nasi basi dan bubur."

"Baik, Tuan."

Para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka berkata satu sama lain, "Kemarin kita dijadwalkan jatah makanan dari perumah tangga yang mempersembahkan makanan-makanan baik. Besok ia akan melayani kita bersama dengan istri-istri dan anak-anaknya. Beberapa di antara mereka akan mempersembahkan nasi kepada kita, beberapa lainnya mempersembahkan kari kacang, beberapa lainnya lagi mempersembahkan minyak, dan beberapa mempersembahkan kari-kari istimewa." Dan karena mereka bergairah, mereka tidak dapat tidur lelap malam itu.

Keesokan paginya mereka mengenakan jubah, membawa mangkuk dan jubah mereka, dan mendatangi rumah perumah tangga itu. Ketika si budak perempuan melihat mereka datang, ia mempersiapkan tempat duduk di pintu gerbang dan berkata kepada mereka, "Silakan duduk, Para Mulia."

Mereka berpikir, "Makanan pasti belum siap, karena kami diberikan tempat duduk di pintu gerbang."

Kemudian budak perempuan itu membawakan nasi basi dan bubur untuk mereka, dan berkata, "Silakan makan, Para Mulia."

"Tetapi, Saudari, kami datang untuk makanan rutin."

"Aku tahu. Tetapi kemarin aku diberitahu oleh kepala rumah tangga untuk melayani kalian seperti ini. Silakan makan."

Mereka berkata satu sama lain, "Kemarin perumah tangga ini datang ke vihara dan berbicara dengan Dabba. Pasti Dabba yang bertanggung jawab atas perpecahan antara perumah tangga dan kita." Dan karena mereka kecewa, mereka tidak memakan sebanyak yang mereka inginkan. Setelah makan mereka pulang ke vihara, meletakkan mangkuk dan jubah mereka, dan berjongkok pada tumit mereka di luar gerbang vihara, menggunakan jubah atas sebagai pengikat punggung dan lutut. Mereka berdiam diri dan merasa terhina, bahu mereka melorot dan kepala mereka menunduk, murung dan tak mampu berkata-kata.

Saat itu bhikkhunī Mettiyā mendatangi mereka dan berkata, "Salam hormat kepada kalian, Para Mulia." Tetapi mereka tidak menjawab. Untuk kedua kali dan ketiga kalinya ia mengatakan hal yang sama, tetapi mereka tetap tidak menjawab.

"Apakah aku telah berbuat salah? Mengapa kalian tidak menjawab?"

"Karena kami diperlakukan dengan sangat buruk oleh Dabba orang Malla, dan engkau tidak peduli."

"Tetapi apakah yang dapat kulakukan?"

"Jika engkau menginginkan, engkau dapat membuat Sang Buddha mengusir Dabba."

"Dan bagaimanakah aku dapat melakukan hal itu?"

"Pergilah menghadap Sang Buddha dan katakan, 'Yang Mulia, ini tidak selayaknya dan tidak sepantasnya. Terdapat ketakutan, kesusahan, dan penindasan pada daerah ini, yang mana seharusnya tidak ada. Dari mana seseorang dapat mengharapkan keamanan, terdapat ketidakamanan. Ini seperti seolah-olah air terbakar. Yang Mulia Dabba orang Malla telah memperkosa aku.'"

Dengan berkata, "Baiklah, Para Mulia," ia mendatangi Sang Buddha, bersujud, dan kemudian mengulangi apa yang ia diminta untuk mengatakan.

Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai Dabba: "Dabba, apakah engkau ingat melakukan apa yang dikatakan oleh bhikkhunī Mettiyā?"

"Yang Mulia, Engkau mengetahui seperti apa aku."

Untuk kedua kali dan ketiga kalinya Sang Buddha mengajukan pertanyaan yang sama dan memperoleh jawaban yang sama. Kemudian Beliau berkata, "Dabba, para Dabba tidak memberikan jawaban berkelit demikian. Jika engkau melakukannya, katakanlah demikian; jika tidak, maka katakan tidak."

"Sejak aku lahir, Yang Mulia, aku tidak ingat pernah melakukan hubungan seksual bahkan di dalam mimpi, apalagi ketika terjaga."

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu: "Baiklah, para bhikkhu, usirlah bhikkhunī Mettiyā, dan panggil para bhikkhu ini untuk mempertanggungjawabkan." Kemudian Sang Buddha bangkit dari dudukNya dan memasuki kediamanNya.

Ketika para bhikkhu telah mengusir bhikkhunī Mettiyā, para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka berkata kepada mereka, "Jangan mengusir bhikkhunī Mettiyā; ia tidak bersalah. Ia dipaksa oleh kami. Kami marah dan tidak senang, dan mencoba untuk membuat Dabba meninggalkan kehidupan monastik."

"Tetapi apakah kalian dengan tanpa dasar menuduh Yang Mulia Dabba melakukan pelanggaran yang mengharuskan pengusiran?"

"Benar."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu Mettiya dan Bhūmajaka dengan tanpa dasar menuduh Yang Mulia Dabba melakukan pelanggaran yang mengharuskan pengusiran?"

Mereka menegur para bhikkhu itu dalam berbagai cara dan kemudian memberitahukan kepada Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai para bhikkhu itu: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian dapat melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

'Jika seorang bhikkhu yang marah dan tidak senang dengan tanpa dasar menuduh seorang bhikkhu melakukan pelanggaran yang mengharuskan pengusiran, dengan tujuan untuk membuatnya meninggalkan kehidupan monastik, dan kemudian setelah beberapa lama, apakah ditanyai atau tidak, menjadi jelas bahwa persoalan hukum itu adalah tanpa dasar, dan ia mengakui niat buruknya, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan.'"

Definisi

Seorang:

siapa pun ...

Bhikkhu:

... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap – bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.

Seorang bhikkhu:

bhikkhu lainnya.

Marah:

kesal, tidak puas, jengkel, memiliki kebencian, bermusuhan.

Tidak senang:

karena kekesalan itu, kebencian itu, ketidakpuasan, dan kejengkelan itu, maka ia menjadi tidak senang.

Dengan tanpa dasar:

tidak terlihat, tidak terdengar, tidak dicurigai.

Dengan pelanggaran yang mengharuskan pengusiran:

dengan salah satu di antara empat.

Tuduhan:

menuduhnya atau membuatnya menjadi tertuduh.

Untuk membuatnya meninggalkan kehidupan monastik:

untuk membuatnya meninggalkan kebhikkhuan, meninggalkan status seorang monastik, meninggalkan moralitasnya, meninggalkan manfaat kehidupan monastik.

Dan kemudian setelah beberapa lama:

pada momen, pada saat, pada detik setelah ia menjatuhkan tuduhan.

Ia ditanyai:

ia ditanyai tentang dasar-dasar tuduhannya.

Tidak:

ia tidak berbicara dengan siapa pun.

Persoalan hukum:

ada empat jenis persoalan hukum: persoalan hukum yang muncul dari perselisihan, persoalan hukum yang muncul dari tuduhan, persoalan hukum yang muncul dari pelanggaran, persoalan hukum yang muncul dari urusan.

Dan ia mengakui niat buruknya:

"Apa yang kukatakan adalah kosong," "Apa yang kukatakan adalah salah," "Apa yang kukatakan adalah tidak nyata," "Aku mengatakannya tanpa mengetahuinya."

Ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penskorsan:

... Oleh karena itu, juga disebut "satu pelanggaran yang mengharuskan penskorsan".
« Last Edit: 16 September 2022, 08:49:52 AM by Indra »