JPo: Berkenankah Sayadaw menguraikan
ākāsa-dhātu (elemen angkasa) ?
Sayadaw: ākāsa-dhātu (elemen angkasa) membentuk suatu batas diantara
rūpa-kalāpas. Dan hanya ketika yogi dapat menganalisa suatu batasan tersebut yogi dapat menganalisa
rūpa-kalāpas. Hanya ketika yogi telah menganalisa
rūpa-kalāpas, yogi dapat menembusi materialitas yang paling hakiki, dan anlisa dari berbagai macam elemen tersebut yang membentuk
rūpa-kalāpas, sebagai contoh, unsur tanah, air, api dan angin, warna, bau dan rasa.
Tanpa pengetahuan secara langsung tersebut, seseorang tidak dapat memahami materialitas, dalam kasus ini, seseorang tidak dapat mengembangkan
vipassanā dengan baik, dan dalam hal ini seseorang tidak dapat mencapai
Nibbāna.
Itulah mengapa seseorang perlu mengembangkan konsentrasi yang baik (
samādhi). Dengan konsentrasi, Sang Buddha berarti selalu mendekati konsentrasi dan penguasaan dari setiap
jhāna dengan baik - pertama tama adalah 4
jhāna bermaterial dan 4
jhāna tanpa materi.
Di Pa-Auk, kami biasanya mengajari para yogi untuk mengembangkan
jhāna dengan
ānāpānassati (perhatian terhadap nafas) dan kemudian kami mengajarkan mereka untuk menggunakan
ānāpānassati jhāna untuk mengembangkan semua objek dari meditasi samatha yang diajarkan Sang Buddha, sebagai contoh, empat kediaman luhur seperti cinta kasih dan kasih sayang.
JPo: Bagaimanakah seseorang yogi mengetahui bahwa dia telah mencapai suatu tingkatan kemahiran dalam konsentrasi? Sebuah tingkatan dalam
jhāna?
Sayadaw: Ini yang kami namakan penguasaan secara tepat dari
jhāna jhāna. Ini membutuhkan latihan secara sistematis dibawah pengawasan seorang guru yang berkualitas. Sebagai contoh, untuk melatih perhatian terhadap nafas, seorang yogi perlu untuk berkonsentrasi pada nafas "masuk" dan "keluar" yang menyentuh bibir atas atau sekitar lubang hidung.
Kemudian yogi perlu untuk mengetahui apakah nafasnya panjang atau pendek. Kemudian yogi perlu mengetahui awal, tengah dan akhir dari nafas. Hanya itu saja, tidak ada yang lain.
Sekali seorang yogi dapat mengetahui nafas "masuk" dan "keluar" dengan cara demikian dan tidak ada objek lain, selama jangka waktu yang lama, mungkin akan timbul
nimitta, yang berarti tanda.
Nimitta adalah gambaran batin yang muncul karena konsentrasi seseorang, dikarenakan persepsi seseorang terhadap nafas. Dengan latihan lebih jauh, akhirnya
objek nafas dan nimitta akan menyatu. Tidak ada perbedaan.
Kemudian, sekali yogi dapat duduk selama dua atau tiga jam secara terus menerus selama berhari hari tanpa mengalihkan ke objek yang lain, mungkin kita bisa katakan bahwa yogi tersebut telah mencapai
jhāna. Kemudian,
menurut instruksi dari Sang Buddha,
yogi perlu untuk mempelajari bagaimana menganalisa apa yang disebut dengan faktor jhāna. Yogi perlu untuk mempelajari bagaimana melakukannya dengan mudah, dan ini yang dinamakan penguasaan (keahlian) dalam
jhāna.
Kemudian belajar bagaimana mengembangkan
jhāna kedua dan keahlian pada
jhāna (kedua) dan begitu selanjutnya sampai jhāna tidak bermateri (
arupa jhāna). Kembali lagi, banyak orang asia dan barat mengeluh, dan berkata bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan
nimitta didalam
sutta. Lagi, ini adalah benar. Sang Buddha tidak mengajarkannya secara detail didalam
sutta sutta. Tetapi Sang Buddha menyebutkan pancaran cahaya dari konsentrasi pikiran dalam banyak
sutta - ketika Sang Buddha menjelaskan latihan pendahuluan untuk
vipassanā.
JPo: Seberapa pentingkah untuk dapat melihat
nimitta ?
Sayadaw: Jika Anda ingin pergi ke Pa-Auk, Anda memerlukan sebuah visa. Tanpa visa, yang berwenang tidak akan mengijinkan Anda memasuki Myanmar.
Dengan cara yang sama,
nimitta adalah sebuah visa untuk konsentrasi yang dalam, jhānas. Tanpa adanya konsentrasi yang mendalam, seseorang tidak dapat secara penuh mengetahui mentalitas (batin) dan materialitas secara hakiki, yang berarti seseorang tidak dapat mencapai pengetahuan
vipassanā, yang berarti seseorang tidak dapat mencapai
Nibbāna. Setelah itu, Anda dapat menentukan sendiri seberapa pentingnya untuk melihat nimitta.
JPo: Berapa lama seorang pemula untuk tinggal dipusat meditasi untuk instruksi awal dan praktek ?
Sayadaw: Itu tergantung pada masing masing individu. Beberapa orang tinggal untuk jangka waktu yang pendek, beberapa orang diantaraya tinggal dalam waktu lama dan beberapa yogi tinggal bertahun tahun. Beberapa hanya ingin mencoba sebentar, beberapa ingin mencoba lebih dan beberapa ingin untuk mencapai
Nibbāna.
Seberapa cepat kesuksesan seseorang bergantung pada
pāramī-nya, latihan kemoralan, konsentrasi dan kebijaksanaan yang telah dilakukan pada kehidupannya yang lampau - dan kualitas dari latihan yang dijalininya sekarang. Seberapa jauh seseorang ingin pergi, bergantung juga pada
pāramī orang tersebut. Hanya karena
pāramī mereka, beberapa yogi asing, ditahbiskan sebagai sayalay atau bhikkhu dan tinggal bertahun tahun. Yogi asing biasanya mendapatkan visa di kedutaan besar Myanmar di negara asal mereka atau dinegara lain. Mereka dapat memperpanjang visa. Kami memiliki sukarelawan yang menangani urusan administrasi seperti ini.
JPo: Satu pertanyaan terakhir, apakah ada biaya ?
Sayadaw: Pemerintah Myanmar melakukan pembayaran visa meditasi menggunakan US dollars, dan untuk perpanjangan visa selama satu tahun. Yang lain tidak dikenakan biaya. Untuk tinggal didalam lingkungan vihara tidak dipungut biaya. Beberapa pengunjung memberikan dana, tetapi itu semua terserah. Makanan, tempat tinggal, instruksi meditasi dan lain lain diberikan secara gratis - itulah cara Sang Buddha. Untuk kesejahteraan dan kebahagiaan semua mahluk.
JPo: Terima kasih Sayadaw.
dikutip dan diterjemahkan dari:
http://www.pamc.org.sg/index.php?option=com_content&view=article&id=26%3Ameditation-at-pa-auk-tawya-meditation-centre&catid=16%3Aarticle-sharing&Itemid=47&lang=en