//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika Umat Budhis  (Read 57131 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #210 on: 09 July 2010, 08:32:29 PM »
gw tepati janji gw bro deva..
hanya saja gw minta bro sopan aja..
gak ada keinginan u/ ikut campur lg.. apa lagi kepikiran untuk mancing2 bro emosi dan agar diban.

cuma itu aja.. jadi silakan bro deva19 renungkan.. apakah gw ada ganggu bro hari ini ?

kayaknya seperti usul samanera dhammasiri, mungkin baiknya samanera dhammasiri yang bertukar pikiran dulu dengan bro deva19 sesuai dengan ketentuan rule yang berlaku .. kita hanya menonton saja dulu.. gak perlu berkomentar.. biarkan selesai.. mudah2an bro deva19 bisa puas..

« Last Edit: 09 July 2010, 08:36:03 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #211 on: 09 July 2010, 09:08:54 PM »
ah ente yang g****k...sini gua buktiin....

Quote
Muhammad itu yang tidak mencapai kesucian tertinggi

. Muhammad adalah yang memiliki LDM [2]

. Setiap yang memiliki LDM adalah yang tidak mencapai kesucian tertinggi

lalu

. Muhammad adalah yang memiliki istri 4
.setiap yang memiliki istri 4 adalah yang memiliki LDM

atau simplenya
. Muhammad adalah yang memiliki LDM
. Muhammad adalah yang memiliki istri
= Setiap yang memiliki istri adalah yang memiliki LDM

Ini logika umat Buddha, lalu anda bertanya darimana  "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM" dan bertanya premis-premisnya

Jawaban sudah diberikan di sepanjang thread ini, singkatnya:

premis2nya:
1. Yang memiliki istri berhubungan seks
2. Seks dilakukan atas dasar nafsu duniawi
3. Nafsu adalah salah satu bentuk Lobha, salah satu dari LDM
4. Jadi, Yang memiliki istri masih memiliki LDM (kecuali kalau tidak berhubungan seks lagi)



Lalu bro deva19 menjawab dengan argumentasi:
1. "sang Budha memiliki istri"
2. 'dan ini tidak harus ditafsirkan "semua  pembunuhan tercela" atau "semua hubungan seks harus dijauhi"
3. "semua arahat" itu berbeda dengan "semua yang tercerahkan".
4. dari mana asal-usul keyakinan bahwa seseorang yang telah tercerahkan sempurna itu tidak akan/tidak bisa/tidak boleh mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya?
5. "ketika seseorang melakukan hubungan seks, sesungguhnya ia keluar dari wilayah ilahiah. Maka selama hubungan seks tersebut berlangsung ia akan berperilaku seperti orang gila, kehilangan rasa malu, ..dst. Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah."

Saya coba jawab:
1. Pada saat itu, meninggalkan rumah tangga menjadi pertapa sudah sama dengan perceraian
2. apa di Al-Quran ayat-ayatnya pakai kata "semua" supaya gak ada salah tafsir?

3. benar sekali, karena Zen Buddhism mengenal "pencerahan parsial". Orang-orang tercerahkan belum tentu sudah mencapai arahat, orang-orang yang mencapai pencerahan belum tentu mencapai arahat, mungkin baru sampai sotapanna, sakadagami, anagami.
Tapi kalau kita bicara konteks Nibbana, yang mencapai nibbana adalah seorang arahat.

Arahat juga berbeda dengan Buddha. Tibetan Buddhism selalu menekankan: Buddha, yang telah mencapai pencerahan yang lengkap dan sempurna, dengan kata lain pencerahannya Arahat biasa kurang lengkap dan sempurna dengan Buddha.

4. Secara nafsunya sudah padam, tidak bisa mendiferensiasi kecantikan, kemolekan, kesexyan, tidak memerlukan lagi kebahagiaan lain karena sudah mencapai kebahagiaan tertinggi, dengan kata lain otaknya IMPOTEN.
Quote
Inilah yang kusebut manusia yang telah tenang. Yaitu manusia yang tidak mengejar kesenangan, yang tidak memiliki ikatan apa pun, yang telah melampaui tarikan kemelekatan.

5. Dengan kata lain keadaan pencerahan itu bisa hilang? Bisa turun tingkat?
Hal ini pernah dibahas dalam Zen Buddhism, tapi hanya untuk pencerahan parsial, yang lebih rendah dari Sotapanna. Sotapanna sudah tidak bisa turun tingkat, sudah teguh.
Ini membuktikan perbedaan doktrin agama anda dengan agama saya, karena di agama saya tidak bisa "membuang keilahian" ketika sudah mencapai tingkat tertinggi. Kalau udah arahat ya mentok Final gak bisa turun atau dikesampingkan


Sekarang kita bahas logikanya Deva19. Logikanya aristoteles sih aku gak ngerti, tapi masalahnya di premis-premis awal deva19

1. Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi. (yang dimaksud kesucian tertinggi di sini, dalam keyakinan mereka berarti kesucian yang dicapai oleh sang Budha. Dengan demikian, saya telah menyatakan bahwa kesucian Nabi Muhammad setingkat dengan kesucian yang dicapai oleh sang Budha. )

Muhammad mencapai kesucian tertinggi karena…
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana sedangkan…
setiap yang mencapai nibbana adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi

masalahnya disini apa definisi kesucian tertinggi menurut agama Buddha? Jelas, Kesucian tertinggi = Nibbana. Sehingga, ini adalah circular logic (logika muter-muter), yang mana bisa dibalik seperti ini:

Muhammad mencapai nibbana karena…
muhammad adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi sedangkan…
setiap yang mencapai kesucian tertinggi adalah yang telah mencapai nibbana


lalu saya bertanya lagi, darimana premis "Muhammad mencapai Nibbana" ?

dia jawab:
Quote
karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

dari sini timbul lagi pertanyaan, darimana premis "setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana" ?

Sehingga masalahnya bukan terletak di sistem logika aristoteles yang usang, tapi dari otaknya bro Deva19 yang terus menerus memberikan premis yang gak jelas asal usulnya. Kalau mau dirunut:

- Muhammad mencapai kesucian tertinggi, karena
- Muhammad mencapai Nibbana, karena
- Muhammad telah bertajalli Allah, Sedangkan…setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana

Kalau aku tanya lagi darimana premis "setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana", bisa-bisa dia keluarin premis baru.....gak selesai-selesai
Btw, apa bisa disimpulkan bahwa Muhammad mencapai kesucian tertinggi karena Muhammad telah bertajalli Allah? (A=B, B=C, maka A=C) 


Kemudian, muncul juga kesimpulan lain, bahwa :
setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana
Musa telah  bertajalili Allah
Musa mencapai Nibbana
Yesus telah  bertajalili Allah, Yesus juga mencapai Nibbana

apa iya?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #212 on: 09 July 2010, 09:26:19 PM »
bro xeno.. sabar juga ya..
saat ini bro deva lagi istirahat..
dan ada baiknya walau apa yang dia posting tidak sesuai dengan pemikiran kita, kita tetep berusaha sabar antri bertanya.. biar bro deva19 nya juga gak merasa dikeroyok / gimana gitu..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #213 on: 09 July 2010, 09:29:08 PM »
oh gitu ya...
ya udah saya juga facebookan dulu...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #214 on: 09 July 2010, 09:32:37 PM »
ampunn dah gw...
udah ke pancing emosi lagi...   maaf teman-teman! saya khilaf...  bro forte, bro febian... saya mohon maaf!

Dalam logika Buddhist itu disebut kehilangan kendali pikiran...
sebabnya latihanpengendalian pikirannya belum mencapai tahap yg dpt diaplikatifkan dlm forum.

jadi gak ada tuh "kepancing emosi"...(atau menyalahan org lain) .. yg ada pengendalian pikiran belum baik
itu aja... =))

 _/\_ :P
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #215 on: 09 July 2010, 10:12:53 PM »
geblek ni si febian. gw lebih menyukai orang yang bilang gw g****k, dari pada orang yang gak jujur kayak si febian ini. orang kasar yang suka marah-marah, tapi jujur, menyatakan diri apa adanya, itu jauh lebih baik dari pada orang bodoh tapi so pintar. he.. febian, ente itu ibarat mau ngejelasin pelajara matematika kelas 1 SD ke dosen kalkulus, mana yang loe jelasin ngaco lagi...

mana yang loe maksud logika India? ini :

Quote from: Febian
semua mahluk punya persepsi     
Ini adalah logical fallacy menurut Buddhis. Ini tak akan klop dengan logika India / buddhist, karena:

sebagian mahluk juga tak punya persepsi
Sebagian mahluk juga punya dan tak punya persepsi
sebagian mahluk juga bukan tak punya tetapi juga bukan bukan tak punya persepsi.

sudah saya bilang, yang disebut logika india itu sudah ada di dalam logika aristoteles, namanya sorite. tapi contoh yang loe tulis itu bukan logika India, tapi filsafat India. ngarti kagak luh?

apalagi syllogisme yang terakhir itu ngaco berat. sebab di dalam hukum logika, suatu keterangan yang sama-sama partial tidak bisa dan tidak boleh melahirka kesimpulan apapun,

Bro Deva, anda menganggap diri pintar, bahkan membaca referensi bahasa Inggris saja tidak bisa?
Sudah saya katakan nanti anda pelajari dulu link yang saya berikan baru kita diskusi lagi ok?

Bila perlu belajar dulu bahasa Inggris, jangan menuduh orang menipu karena anda sendiri tak mengerti bahasa Inggris.

A adalah B
B adalah C
maka A adalah C

ini tidak sejalan dengan logika buddhis, perhatikan dibawah ini.

ini sillogisme Aristoteles:

semua A memiliki B   Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B) major premise
C tidak memiliki B     kursi (C) tidak memiliki persepsi (B)                  minor premis
maka C bukan A      maka kursi (C) bukan mahluk hidup (A)             konklusi

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Mahluk asannasatta (D) tak memiliki persepsi (B)
mahluk asannasatta (D) bukan mahluk hidup (A)? ini contoh yang tidak sejalan dengan logika Buddhis karena mahluk asannasatta adalah mahluk hidup juga.

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Seorang Ariya yang sedang dalam keadaan pemadaman total (E) tak memiliki persepsi (nonB) tapi juga memiliki persepsi (B) (dalam keadaan bangun dari keadaan itu)
Ariya yang sedang dalam keadaan total (E) bukan A? Ini jelas salah karena Ariya (E) juga adalah mahluk hidup.

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Seorang mahluk nevasannanasannayatana tak memiliki persepsi (non B) tapi juga bukan-bukan persepsi (no-non B)
Mahluk nevasannanasannayatana (F) bukan mahluk hidup (A)? ini lagi -lagi tak bisa dimasukkan dalam syllogisme Aristoteles.

Silahkan berbingung ria, karena Buddhis dan Islam memang beda.

Demikian juga logika Buddhis dengan logika Aristoteles berbeda. Karena dalam logika Aristoteles hanya ada empat tipe yaitu a,e,i, dan o.
Jadi bila semua A adalah B maka ditulis AaB
tidak ada A yang B maka ditulis AeB
Beberapa A adalah B maka ditulis AiB
Beberapa A bukan B maka ditulis AoB

Dalam logika Buddhis :

ada beberapa A adalah B                (ini ditulis AiB) dalam sistem sillogisme

ada beberapa A adalah bukan B      (ini ditulis AoB) dalam sistem sillogisme

ada beberapa A adalah B dan juga bukan B.                  Ini tidak bisa ditulis dalam sillogisme karena ini adalah logika india (Indian logic) yang tak ada dalam silogisme Aristoteles.

ada beberapa A bukan B dan juga bukan-bukan B.       Juga yang ini coba dicarikan rumus silogismenya, ini adalah contoh Indian logic lainnya. 

silahkan baca link yang saya berikan. Oh iya untuk mengingatkan..... mana ayatnya?

_/\_


« Last Edit: 09 July 2010, 10:27:04 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #216 on: 09 July 2010, 10:27:52 PM »
Quote from: reenzia
memang tidak sepatutnya itu...karena dg melakukan hubungan seks bukan berarti tak bisa mencapai pencerahan sempurna...TAPI JIKA MASIH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PASTI BELUM MENCAPAI PENERANGAN SEMPURNA…

nah… betul sekali.  sepertinya Reezia lebih cepat menyadari kebenaran logika yang saya sampaikan.

Dan inilah yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, sahabat dan menantu Rasulullah, "ketika seseorang melakukan hubungan seks, sesungguhnya ia keluar dari wilayah ilahiah. Maka selama hubungan seks tersebut berlangsung ia akan berperilaku seperti orang gila, kehilangan rasa malu, ..dst. Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah."

mandi janabah di sini, bukan soal upacara ritual untuk membuat kekotoran badan yang dihasilkan dari perilaku seksual, akan tetapi perilaku batin yang harus dilakukan untuk mengembalikan kesucian. Hal ini dapat dilihat dalam buku Mikraj Ruhani karya tulis seorang ulama Besar Iran, ayatullah Imam Khomaeni.

Quote from: Reenzia
intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA

berarti… anda belum pernah membaca sabda sang Budha yang kira-kira maknanya, "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi."

betul sekali !! tapi coba anda pikirkan, seorang yg telah mencapai pencerahan apa masih perlu berhubungan dg hal duniawi walaupun batinnya tak tersentuh?

apa mungkin seorang Tathagatha sengaja menyentuhkan diri dg hal duniawi?

anda berkata seperti itu, saya jadi membayangkan seorang yang mengaku pertapa tapi melakukan seks
tapi ketika ditanya dy berkata bahwa yg melakukan hubungan seks hanya tubuhnya bkn batinnya
tubuh ini bukan aku, so biarkan dy melakukan apa yg dia mau, mw seks kek, mw bunuh org kek, mw berbohong, tapi batin ku tetap tak tersentuh =))

menurut anda, kalo seorang yg telah mencapai pencerahan tp melakukan seks, apa alasannya? coba jelaskan...pasti tak cm sekedar "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi" kan?

jika benar karena itu, saya melihatnya sebagai alasan klise 'org suci' yg masih ingin merasakan kenikmatan dunia...klo emg terlepas, dy gk pnya alasan lgi untuk bersentuhan bukan?

tp jika anda setuju dg apa yg saya katakan, anda setuju jika sy mengatakan bahwa seorng suci tidak akan dg sengaja menyentuhkan dirinya pada hal hal duniawi?

anjing bertingkah laku selayaknya anjing
manusia bertingkah laku selayaknya manusia
demikian pula org suci, bertingkah laku selayaknya org suci

bukannya tidak ada org yg bertingkah laku selayaknya dia yg seharusnya
tapi itu berarti ia tidak menampilkan dia apa adanya, apa org suci melakukan hal itu?

entah itu org suci yg cuma pura2 bertingkah laku selayaknya org suci
ato
atau apakah mungkin ada org suci yg bertingkah laku selayaknya org kotor????

coba bedakan landasan sikap Buddha dan landasan sikap org suci:
-- org yg memilih jalan lurus/suci/baik tapi tanpa tujuan nibana, landasannya berusaha tak melanggar 'perintah' dan tujuannya terlahir di surga

-- org yg mencapai penerangan sempurna, segala tingkah lakunya berlandaskan lepas dr LDM, pancasila, metta dll [yg lebih ngerti tlg ditambahin] dan tujuannya nibbana

ngerti kan bedanya?

Quote
Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah

hahaha...no komeng dah...tp menurut sy, bersih batin tak bs dibersihkan dg cara membersihkan fisik
lagian karma tak bs "dibersihkan"
« Last Edit: 09 July 2010, 11:00:13 PM by Reenzia »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #217 on: 09 July 2010, 10:29:24 PM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #218 on: 09 July 2010, 10:37:17 PM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #219 on: 09 July 2010, 10:39:29 PM »
trus apakah Muhammad berperang demi mempertahankan kelangsungan hidup?

saya hanya copas spoiler berikut dari hasil searching "Apa itu Allah" & "Siapa itu Allah"... tapi ini yg saya dapat...
klarifikasi plz?
boleh post ini ga ya?: ShowHide

Quote
Qur'an:9:5 "Fight and kill the disbelievers wherever you find them, take them captive, harass them, lie in wait and ambush them using every stratagem of war."
Qur'an:9:112 "The Believers fight in Allah's Cause, they slay and are slain, kill and are killed."
Qur'an:9:29 "Fight those who do not believe until they all surrender, paying the protective tax in submission."

Qur'an:8:39 "So fight them until there is no more Fitnah and all submit to the religion of Allah alone."
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #220 on: 09 July 2010, 10:42:17 PM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
jika demikian halnya, kesimpulannya adalah pencerahan di Buddhist dan Islam berbeda. udah sangat jelas sekali.
klarifikasi?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #221 on: 10 July 2010, 05:30:06 AM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
appamadena sampadetha

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #222 on: 10 July 2010, 05:59:18 AM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
yah intinya tetap beda lah...

Nibbana bukan bertemu sesuatu ataupun bertemu seseorang (mahkluk).
Nibbana justru adalah padam

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #223 on: 11 July 2010, 05:59:16 AM »
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
yah intinya tetap beda lah...

Nibbana bukan bertemu sesuatu ataupun bertemu seseorang (mahkluk).
Nibbana justru adalah padam


Kan menurut OKNUM, makanya OKNUM berkeyakinan Muhammad mencapai Nibbana dan setingkat dengan Buddha. Gitu bro..
appamadena sampadetha

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #224 on: 13 July 2010, 01:55:40 PM »
udah gak rame lagi disini, tutup aja threadnya.

my closing statement:
Quote
Para bhikkhu itulah sebabnya maka saya nyatakan bahwa Tathagata karena telah melenyapkan, terbebas dan 'melenyapkan semua keinginan' (tanha khaya) dan 'tanpa nafsu' (viraga), sempurna kesadarannya dengan mencapai 'penerangan agung tertinggi' (anuttaram sammasambodhi).

Mulapariyaya Sutta
Sutta Pitaka Majjhima Nikaya
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra