//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika Umat Budhis  (Read 57170 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #150 on: 09 July 2010, 07:35:56 AM »
kacamata keawaman

Quote from: william
Setiap detik dalam hidup kita, kita selalu dihadapkan kepada pilihan, kiri atau kanan, jalan atau berhenti, ambil atau tidak, terkadang dua pilihan, terkadang banyak pilihan. Namun tidak pernah tanpa pilihan. Hidup adalah memilih dan memutuskan.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274945.html#msg274945

apakah anda tahu suatu kondisi dimana orang dapat bertindak tanpa memilih?

Quote from: william
Orang yg bunuh diri, selalu mempunyai pilihan untuk terus hidup atau membunuh dirinya.
Apalagi soal istri, kita selalu mempunyai pilihan: mengambil si wanita sebagai istri atau mengambil kemungkinan2 lainnya.

itu mungkin karena anda mengukurnya dengan keadaan batin umat awam, sementara anda tidak mengetahui apa yang terjadi pada batin orang-orang suci, karena mungkin anda belum pernah memasuki kesucian itu sendiri.

Quote from: wiliam
Apalagi seseorang seperti Muhammad yg sangat powerful, tidak ada yg bisa memaksa Beliau untuk mengambil banyak wanita menjadi istri. Beliau yg memutuskan sendiri. Beliau bahkan pada masa2 itu berkuasa untuk membuat banyak peraturan.

Quote from: kutho
Dari logika sederhana ini kita bisa melihat jalan yang mereka lalui adalah bukan jalan yang sama. Dengan berbedanya jalan, maka hasil yang diharapkan pun tidaklah sama.

memang demikian, bila kita memandangnya dari kaca mata keawaman.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #151 on: 09 July 2010, 07:36:15 AM »
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #152 on: 09 July 2010, 07:36:26 AM »
Quote from: kutho
Pertama-tama, pencapaian kesucian seseorang, hanya diketahui secara pasti oleh dirinya dan seorang Samma Sambuddha. Sehingga pernyataan Muhammad telah mencapai nibbana tentunya tidak lebih dari dugaan pribadi.

ya. Dan seperti itu pula pengetahuan kita tentang sang Budha yang telah merealisasi nibbana. Itu hanya dugaan saja.

Adapun dugaan itu ada yang logic dan ada yang tidak logic. Untuk bisa disebut logic atau tidak, bukan perasaan kita ukurannya, tapi ada norma-norma yang mengaturnya, yaitu seperti yang telah saya jelaskan.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #153 on: 09 July 2010, 07:36:45 AM »
Quote from: kutho
Buddha
-tidak terikat istri dan harta
-tidak membalas pedang dengan pedang, bertahan seperti gajah bertahan dari hujan panah

sang Budha memiliki istri

beliau tidak membalas pedang dengan pedang, karena beliau bukan seorang pemimpin negara, tetapi seorang petapa. Bedakan dengan Muhammad, yang seorang raja dan ksatria.

Lihat semua negara zaman sekarang ini, tidak ada satu pun negeri yang tidak mempersiapkan militer perang dan mempersenjati mereka dengan senjata untuk membunuh. Ini merupakan bukti bahwa membela diri merupakan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri lagi. Bahkan negeri yang penduduknya beragama budha sekalipun, sama memiliki militer. Negeri Tibet, yang pemimpi spiritualnya orang mulia seperti Dalai Lama sekalipun, mengizinkan pasukannya militernya untuk maju ke medan jurit, untuk mempertahankan tanah airnya.

Diceritakan bahwa sang Budha tidak pernah menganjurkan peperangan. Tentu saja. Hanya orang bodoh yang menganjurkan peperangan. Tetapi yang diajarkan muhammad adalah membela diri, mempertahankan hak hidup dan hak beragama.

O ya, saya ingat, karena besarnya konspirasi tentang kejahatan muhammad, pasti kalian akan menyangkal dan menyatakan bahwa muhammad lah yang mendahului perang, muhammad mengharuskan membunuh semua non muslim kendatipun tidak perang. Tak perlu dibahas ulang, semua konspirasi seprti itu sudah ada organsisi khusus yang melakukannya, yaitu FFI. Dan saya sudah menjawab semuanya di sana.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #154 on: 09 July 2010, 07:37:01 AM »
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #155 on: 09 July 2010, 07:37:19 AM »
Quote from: febian
Syllogisme dalam sejarah logika

Artikel utama: sejarah logika
Syllogisme mendominasi pemikiran filosfis barat hingga jaman pencerahan di abad ke 17. pada saat itu, Sir Francis Bacon menolak ide syllogism dan logika deduktif dengan bersikeras bahwa hal itu salah dan tak logis. Bacon menwarkan pendekatan yang lebih induktif dalam hal itu eksperimen dilakukan dan aksioma disimpulkan dari hasil observasi yang didapatkan.
 
pada abad ke 19, modifikasi terhadap syllogisme dilakukan dengan menambahkan disjunktif ("A atau B") dan pernyataan kondisional ("jika A maka B").  Pernyataan Kant yang terkenal bahwa logika adalah ilmu yang komplit, dan bahwa logika Aristoteles lebih atau kurang mencakup semua hal yang perlu diketahui mengenai logika.

Walaupun ada berbagai sistem logika alternatif seperti logika Avicennian atau logika India di berbagai tempat, pendapat Kant tetap teguh tanpa ada yang sanggup menentangnya di Barat, hingga tahun 1879 ketika Frege mempublikasikan "Begriffsschrift" (skrip konsep)nya. Ini memperkenalkan kalkulus, sebuah metode yang merepresentasikan pernyataan kategori - dan pernyataan-pernyataan lain yang juga tidak tersedia dalam syllogisme - dengan menggunakan variabel dan kuantifikasi

Ini mendorong perkembangan pesat logika sentensial. dan predikat orde pertama subsuming penalaran logika silogisme (first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning) selama 2000 tahun, secara tiba-tiba dianggap kuno oleh banyak orang. Sistem Aritoteles di dunia modern diterangkan dalam dunia akademis terutama sebagai pengantar dan studi historis.

Satu pengecualian yang perlu dicatat dalam penyerahan/relegasi modern, adalah penggunaan yang berlanjut hukum-hukum rumit logika Aristoteles, sebagaimana yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas, dalam persamuan Curia Romawi terhadap doktrin kepercayaan, dan pengadilan rasul dari Rota Romawi.

saya sudah membaca cukup banyak artikel yang kontra terhadap logika dari berbagai kelompok agama, terutama dari kelompok kr****n dan Islam. Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang besar pengaruhnya di seluruh dunia, beliau telah menjelek-jelekan logika aristoteles, menentang dan mengharamkannya. Saya tahu dari berbagai riwayat dari zaman ke zaman, bagaimana usaha orang-orang yang ingin menghentikan penyebaran logika ini. Sejauh ini usaha mereka cukup berhasil.

Tetapi, sejauh penyelidikan saya terhadap mereka dan argumentasi mereka yang menentang logika dapat diketahui bahwa semua orang yang menentang logika tersebut adalah mereka yang salah faham dengan logika itu sendiri. Mirip orang non budhis salah faham terhadap ajaran Budha yang menganggap agama budha sama seperti atheisme materialistik, atau salah faham dengan menganggap tuhan umat budha adalah patung budha. Lalu mereka membuat berbagai komentar miring tentang agama Budha. Demikian pula halnya dengan para pengkritik logika, tak satupun ditemukan diantara mereka yang benar-benar faham logika. Kendatipun ada diantara mereka berasal dari ilmuwan yang beraliran empirisme, seperti Galileo.

Logika Aristoteles sudah sempurna sejak ditemukannya sejak 400 tahun SM. Ia tidak bertambah dan berkurang sedikitpun. Walaupun kemudian banyak bermunculan nama-nama logika baru, tapi semua itu tak lain hanyalah modifikasi dari logika Aristoteles saja, dan sebagainnya tidak berhubungan sama sekali dengan logika Aristoteles, walaupun itu dinamakan logika juga seperti logika kalkulus. Itu tidak ada sangkut pautnya dengan logika Aristoteles, sehingga tak perlu dipermasalahkan bila memang logika yang terdapat di alam kalkulus tersebut tidak terdapat di dalam logika Aristoteles. Sama halnya dengan logika induktif. Semua metoda logika induktif itu tidak terdapat di dalam logika Aristoteles (deduktif). Keduanya memang berbeda, memiliki wilayah masing-masing dan tak perlu dicampur adukan.

Contoh lainnya adalah Logika India dimana setiap figure nya terdiri dari 5 kalimat. Hal itu dianggap logika unik produk India yang tidak terdapat dalam Logika Arsitoteles. Padahal mereka yang berpendapat demikian, menandakan tidak tahu menahu soal logika Aristoteles. Karena di dalam Logika Aristoteles tersebut sudah tercakup Logika India. Hanya saja di dalam Logika Aristoteles, Logika India itu disebut dengan Sorite.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #156 on: 09 July 2010, 07:37:56 AM »
Quote
[4] 1.8. ‘“Menghindari pembunuhan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi8 pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, penuh belas kasih, bergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathàgata. “Menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi mengambil apa yang tidak diberikan, hidup murni, menerima apa yang diberikan, menunggu apa yang diberikan, tanpa mencuri. Menghindari ketidaksucian, Petapa Gotama hidup jauh darinya, jauh dari praktik kehidupan sosial hubungan seksual. 9”’

9Brahmacariyà. adalah cara hidup suci yang tertinggi, yaitu hidup selibat. Dighanikaya-Atthakata menunjukkan bahwa hal ini termasuk menjauhi segala bentuk perilaku erotis selain hubungan seksual.

DN 1.1.9
Brahmajàla Sutta
Digha Nikaya, Sutta Pitaka

dan ini tidak harus ditafsirkan "semua  pembunuhan tercela" atau "semua hubungan seks harus dijauhi".

Sang Budha telah menganjurkan kita untuk menjauhi pembunuhan. Tetapi beliau tidak mengajari kita untuk berpikir bahwa semua bentuk pembunuhan tercela sifatnya.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #157 on: 09 July 2010, 07:47:35 AM »
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #158 on: 09 July 2010, 07:54:17 AM »
Quote from: febian
Syllogisme dalam sejarah logika

Artikel utama: sejarah logika
Syllogisme mendominasi pemikiran filosfis barat hingga jaman pencerahan di abad ke 17. pada saat itu, Sir Francis Bacon menolak ide syllogism dan logika deduktif dengan bersikeras bahwa hal itu salah dan tak logis. Bacon menwarkan pendekatan yang lebih induktif dalam hal itu eksperimen dilakukan dan aksioma disimpulkan dari hasil observasi yang didapatkan.
 
pada abad ke 19, modifikasi terhadap syllogisme dilakukan dengan menambahkan disjunktif ("A atau B") dan pernyataan kondisional ("jika A maka B").  Pernyataan Kant yang terkenal bahwa logika adalah ilmu yang komplit, dan bahwa logika Aristoteles lebih atau kurang mencakup semua hal yang perlu diketahui mengenai logika.

Walaupun ada berbagai sistem logika alternatif seperti logika Avicennian atau logika India di berbagai tempat, pendapat Kant tetap teguh tanpa ada yang sanggup menentangnya di Barat, hingga tahun 1879 ketika Frege mempublikasikan "Begriffsschrift" (skrip konsep)nya. Ini memperkenalkan kalkulus, sebuah metode yang merepresentasikan pernyataan kategori - dan pernyataan-pernyataan lain yang juga tidak tersedia dalam syllogisme - dengan menggunakan variabel dan kuantifikasi

Ini mendorong perkembangan pesat logika sentensial. dan predikat orde pertama subsuming penalaran logika silogisme (first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning) selama 2000 tahun, secara tiba-tiba dianggap kuno oleh banyak orang. Sistem Aritoteles di dunia modern diterangkan dalam dunia akademis terutama sebagai pengantar dan studi historis.

Satu pengecualian yang perlu dicatat dalam penyerahan/relegasi modern, adalah penggunaan yang berlanjut hukum-hukum rumit logika Aristoteles, sebagaimana yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas, dalam persamuan Curia Romawi terhadap doktrin kepercayaan, dan pengadilan rasul dari Rota Romawi.

saya sudah membaca cukup banyak artikel yang kontra terhadap logika dari berbagai kelompok agama, terutama dari kelompok kr****n dan Islam. Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang besar pengaruhnya di seluruh dunia, beliau telah menjelek-jelekan logika aristoteles, menentang dan mengharamkannya. Saya tahu dari berbagai riwayat dari zaman ke zaman, bagaimana usaha orang-orang yang ingin menghentikan penyebaran logika ini. Sejauh ini usaha mereka cukup berhasil.

Tetapi, sejauh penyelidikan saya terhadap mereka dan argumentasi mereka yang menentang logika dapat diketahui bahwa semua orang yang menentang logika tersebut adalah mereka yang salah faham dengan logika itu sendiri. Mirip orang non budhis salah faham terhadap ajaran Budha yang menganggap agama budha sama seperti atheisme materialistik, atau salah faham dengan menganggap tuhan umat budha adalah patung budha. Lalu mereka membuat berbagai komentar miring tentang agama Budha. Demikian pula halnya dengan para pengkritik logika, tak satupun ditemukan diantara mereka yang benar-benar faham logika. Kendatipun ada diantara mereka berasal dari ilmuwan yang beraliran empirisme, seperti Galileo.

Logika Aristoteles sudah sempurna sejak ditemukannya sejak 400 tahun SM. Ia tidak bertambah dan berkurang sedikitpun. Walaupun kemudian banyak bermunculan nama-nama logika baru, tapi semua itu tak lain hanyalah modifikasi dari logika Aristoteles saja, dan sebagainnya tidak berhubungan sama sekali dengan logika Aristoteles, walaupun itu dinamakan logika juga seperti logika kalkulus. Itu tidak ada sangkut pautnya dengan logika Aristoteles, sehingga tak perlu dipermasalahkan bila memang logika yang terdapat di alam kalkulus tersebut tidak terdapat di dalam logika Aristoteles. Sama halnya dengan logika induktif. Semua metoda logika induktif itu tidak terdapat di dalam logika Aristoteles (deduktif). Keduanya memang berbeda, memiliki wilayah masing-masing dan tak perlu dicampur adukan.

Contoh lainnya adalah Logika India dimana setiap figure nya terdiri dari 5 kalimat. Hal itu dianggap logika unik produk India yang tidak terdapat dalam Logika Arsitoteles. Padahal mereka yang berpendapat demikian, menandakan tidak tahu menahu soal logika Aristoteles. Karena di dalam Logika Aristoteles tersebut sudah tercakup Logika India. Hanya saja di dalam Logika Aristoteles, Logika India itu disebut dengan Sorite.

Bro deva yang baik, Bila saya melihat artikel di wikipedia tersebut yang menulis artikel adalah para ahli logika, dan saya tidak melihat ada bias, tak tersirat sentimen agama disana. Coba lihat daftar referensinya.

Atau apakah saya melihat bahwa bro Deva sendiri yang agaknya agak tidak sependapat/alergi dengan pendapat para ahli tersebut?

Coba baca juga kesalahan-kesalahan logika syllogistic berikut:

http://en.wikipedia.org/wiki/Syllogistic_fallacy

 _/\_
« Last Edit: 09 July 2010, 07:59:01 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #159 on: 09 July 2010, 08:12:29 AM »
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #160 on: 09 July 2010, 08:13:47 AM »
Quote from: febian
Bro deva yang baik, Bila saya melihat artikel di wikipedia tersebut yang menulis artikel adalah para ahli logika, dan saya tidak melihat ada bias, tak tersirat sentimen agama disana. Coba lihat daftar referensinya.

Atau apakah saya melihat bahwa bro Deva sendiri yang agaknya agak tidak sependapat/alergi dengan pendapat para ahli tersebut?

Coba baca juga kesalahan-kesalahan logika syllogistic berikut:

http://en.wikipedia.org/wiki/Syllogistic_fallacy

saya agak kesulitan membacanya dalam bahasa inggris. lebih baik, anda jelaskan di sini satu saja dari 19 rumus logika itu, mana yang bisa dianggap salah?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #161 on: 09 July 2010, 08:49:39 AM »
Quote from: Reenzia
intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA

berarti… anda belum pernah membaca sabda sang Budha yang kira-kira maknanya, "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi."

Dari perbincangan quote diatas dapat saya simpulkan, bahwa anda bermaksud mengatakan bahwa: Nabi M, mengambil istri2 dan melakukan hubungan seksual dengan istri2nya, tapi masih bisalah Beliau dianggap suci, karena pembenaran ayat diatas (yg dibold). Nabi M melakukan hubungan badan, tetapi batinnya tidak.

Benarkah begitu?

Jika iya, saya akan mengulas soal ayat tsb.

Dalam Buddhisme, ada yg namanya Kamma, yakni NIAT, cara kerjanya kira2: Indera kita menerima kondisi2 sekitar yg masuk, menyukai atau tidak menyukai-nya dan kemudian direspon balik.

Jika SUKA, maka respon baliknya akan dilandasi LOBHA
Jika TIDAK SUKA maka respon baliknya akan dilandasi DOSA
Jika TIDAK KEDUANYA (BATIN SEIMBANG) maka tidak ada respon balik, melainkan seperlunya.

Kembali ke hubungan seksual, batin yg melandasinya adalah TANHA (Lobha) yg berkobar2. Hubungan seksual merupakan salah satu KEMELEKATAN yg paling kuat dan sulit diatasi oleh praktisi. Kenapa? Alasannya karena Hubungan seksual melibatkan pemuasan ke6 landasan indera: penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, pengecap dan pikiran.

Selama seseorang masih belum dapat mengatasi hasrat seksual, maka praktik pengembangan batinnya akan tersendat-sendat.

Kembali ke ayat diatas:
sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi
Seseorang yg memahami dasar2 Buddhisme, memahami sebab dukkha, akan dapat mengerti ayat ini dan tidak terdistorsi seperti pemahaman Deva19, bahwa "bisa saja berhubungan seksual asal batin tidak terpengaruh."

Bagi seorang pria, diperlukan hasrat seksual untuk dapat 'bangun' dan melakukan hub. seksual. Tidak terkecuali seorang nabi, sekalipun. Menurut sudut pandang Buddhisme, tidaklah dapat dia/orang2 membenarkan perbuatan tsb dengan mengatakan 'dilakukan tanpa hasrat'.

Makna sebenarnya ayat ini adalah: sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi
Seorang suci , meskipun masih menerima kondisi2 dunia (melihat, mendengar, mengecap, dll) dan menerima akibat2 dunia (sakit, tua, luka, dsbnya) namun dia tidak dukkha (menderita, tidak puas, stress) oleh akibat2 yg diterimanya tsb.

Jadi, pemaknaannya jangan salah dimengerti menjadi: "bebas melakukan perbuatan seksual, pembunuhan, penipuan, dll asal tanpa hasrat batin". Pemahaman begini akan sangat berbahaya.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #162 on: 09 July 2010, 09:34:22 AM »
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".

"setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana."  --> kok nambah premis yg gak jelas asal-usulnya?
ini mungkin cuma dugaan bro deva.

bertajalili = menampakkan diri --> ini adalah konsep agama samawi dimana Tuhan menampakkan dirinya, dan terjadi misalnya kepada Musa, Elia, dan Yesus.

Nibbana mempunyai banyak penjelasan, tetapi agak sulit dihubungkan dengan "bertemu muka dengan Tuhan", walaupun bisa saja sih kalau dipakai arti kiasan. Tetapi... orang yang mencapai Nibbana sudah tidak mungkin lagi berhubungan seksual.
mari kita bahas....

1. Nibbana adalah hancurnya ego
Tidak ada lagi aku, milikku, tubuhku. Seorang awam akan selalu mencari kebahagiaan dengan cara mementingkan diri sendiri, dari sumber-sumber eksternal. Tapi Arahat sudah tidak mementingkan diri sendiri dan tidak mencari kebahagiaan dari eksternal. Sehingga seorang arahat tidak lagi mencari kesenangan duniawi seperti makanan enak, tempat tidur empuk, pakaian bagus, dll. Apalagi kenikmatan seksual, arahat sudah tidak peduli dengan itu semua

2. Nibbana adalah hancurnya LDM
sudah dijelaskan di posting oleh teman2 lain:
Quote
kesucian dalam buddhism, yaitu manusia yg telah dapat melenyapkan LDM

kita ulas dikit, apa kaitan orang yg memiliki istri dengan LDM, mungkin ini harus dijawab oleh mereka yg telah menikah. orang yg telah menikah, hampir setiap malam dalam seminggu pasti akan memuaskan keinginan birahi nya disitu muncul keinginan untuk memuaskan diri nya, ketika muncul kepuasan di dalam dirinya, maka timbul rasa ingin mengulangi nya lagi pada saat itu atau di waktu mendatang, disitu telah muncul keserakahan (Lobha) yaitu kepuasan yg ingin trus di nikmati secara berulang.

itu posisi baru 1 istri, karena terlena dengan kecantikan seorang wanita dan adanya keinginan untuk memuaskan hasrat birahi, maka muncul keinginan untuk memiliki banyak istri/wanita agar rasa puas yg didapat lebih banyak dan mungkin dapat mengurangi rasa bosan terhadap aktifitas sex pada seorang wanita, disitu muncul lagi keserakahan (Lobha), tidak puas dengan hanya 1 wantia untuk memuaskan nafsu birahi...

jika keserakhan itu semakin di pupuk, maka muncul keinginan yg lebih besar, yaitu ketika hasrat birahi muncul maka harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan/kegelisahan/marah/jengkel sehingga pada saat itu muncul rasa kebencian (Dosa)

3. Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi
Kalau udah bahagia FULL, ngapain lagi nyari kebahagiaan yg lebih rendah?
Seperti Ajahn Brahm bilang, "meditasi lebih nikmat daripada berhubungan seks"

4. Nibbana adalah pemahaman akan sunyata (kekosongan)
Sunyata adalah pemahaman bahwa segala objek di dunia ini tak ada inti, kosong, terdiri dari faktor-faktor yang berkondisi. Seorang arahat akan melihat semua fenomena adalah kosong.
Seorang arahat laki-laki ketika melihat seorang wanita cantik tidak melihat seorang "wanita cantik", tapi seorang "manusia berjenis kelamin perempuan bernama A", karena dia sudah tidak membeda-bedakan "cantik" dan "tidak cantik". Tidak ada lagi "sexy" dan "tidak sexy". Lebih ekstrim lagi, seorang arahat mungkin akan bilang bahwa yang tadi dilihatnya adalah "tengkorak terbungkus daging yang penuh dengan darah dan nanah yang berjalan"

Sekarang anda mengerti kenapa Arahat itu impoten? Siapa juga yang mau berhubungan seks dengan mayat berjalan yang tidak  sexy?

edit: setelah dipikir lagi.... yang gak mau berhubungan seks dengan mayat gak sexy itu saya yang masih belum arahat.
Arahat tidak bisa berhubungan seks karena sudah tidak bereaksi terhadap rangsangan "sexy" "cantik" "aduhai". Ereksi itu kan rangsangannya dari otak, dan otak merasa terangsang berdasarkan persepsi individu tersebut, makanya rangsangan untuk tiap individu berbeda.
Untuk arahat yg sudah gak membeda-bedakan, apa masih bisa dirangsang?
« Last Edit: 09 July 2010, 09:43:25 AM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #163 on: 09 July 2010, 10:04:35 AM »
PURABHEDA SUTTA



Sifat-sifat Seorang Muni

1.    Seseorang bertanya kepada Sang Buddha, 'Tuan Gotama, saya ingin bertanya tentang manusia sempurna. Ada yang dapat disebut 'orang yang sudah tenang' -- dapatkah Engkau menjelaskan bagaimana dia melihat segala sesuatu dan bagaimana dia berperilaku?'

2.    'Orang yang sudah tenang, yang telah memadamkan semua nafsu keinginannya sebelum tubuhnya hancur dan hilang, yang tidak peduli bagaimana hal-hal bermula atau bagaimana hal-hal itu akan berakhir, serta tidak melekat dengan apa yang tejadi di antaranya: orang itu tidak lagi memiliki rasa 'lebih suka'.

3.    Dia tidak memiliki kemarahan, ketakutan maupun kesombongan. Tak ada sesuatu pun yang mengganggu ketenangannya dan tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyebab untuk penyesalan. Dia adalah manusia bijaksana yang terkendali ucapannya.

4.    Dia tidak merindukan masa depan dan tidak menyesali masa lampau; tidak ada pandangan maupun opini yang memimpinnya. Dia dapat melihat dan tidak melekat pada dunia kesan-indera yang menyesatkan.

5.    Dia tidak menyembunyikan apa pun dan tidak ada sesuatu pun yang dia kukuhi erat-erat. Tanpa ketamakan maupun keirihatian, dia tetap tidak menonjolkan diri; dia tidak merendahkan dan menghina orang lain.

6.    Dia bukanlah manusia yang memikirkan diri sendiri, atau manusia yang kecanduan kenikmatan; dia adalah manusia yang lembut dan waspada, tanpa keyakinan buta; dia tidak menunjukkan kebencian [terhadap apa pun].

7.    Dia bukanlah orang yang bekerja karena menginginkan sesuatu; sekalipun tidak mendapatkan apa-apa sama sekali, dia tetap tidak tergoyahkan; tak ada keserakahan untuk membangun nafsu guna mencicipi kesenangan-kesenangan baru.

8.    Kewaspadaannya membuat dia terus-menerus berada dalam keseimbangan pikiran, di mana kecongkakan tidak mungkin ada. Terhadap dunia di sekitarnya; dia tidak membuat perbandingan sebagai 'lebih tinggi', 'lebih rendah' atau 'setara'.

9.    Karena memahami Hal-hal Sebagaimana Adanya, dia terbebas dari ketergantungan dan tidak ada apa pun yang dia andalkan. Baginya tidak ada lagi nafsu keinginan untuk hidup atau tidak hidup.

10.    Inilah yang kusebut manusia yang telah tenang. Yaitu manusia yang tidak mengejar kesenangan, yang tidak memiliki ikatan apa pun, yang telah melampaui tarikan kemelekatan.

11.    Dia adalah manusia tanpa anak, manusia tanpa harta kekayaan, tanpa ladang, tanpa ternak -- manusia yang tidak memiliki apa pun di dalam dirinya yang dilekatinya sebagai miliknya, serta tidak ada satu pun di dalam dirinya yang di tolaknya sebagai bukan miliknya.    

12.    Dia adalah manusia yang dapat menerima kritik-kritik salah dari orang lain, pandita dan pertapa lain namun tetap tak terganggu dan tak tergoyah oleh kata-kata mereka.

13.    Dia adalah manusia tanpa ketamakan dan tanpa rasa memiliki; dia adalah manusia yang -- karena bijaksana-tidak menganggap dirinya 'lebih tinggi', 'lebih rendah' atau 'setara'. Dia adalah manusia yang tidak memasuki spekulasi, manusia yang terbebas dari spekulasi.    

14.    Dia adalah manusia yang tidak mempunyai apa pun yang dapat disebutnya sebagai miliknya, dan dia tidak menangis karena tidak memiliki apa pun. Dia tenang, karena tidak memegang pandangan-pandangan spekulatif.

**jika muhamad sudah berprilaku seperti diatas maka dapat dikatakan muhamad telah sempurna dalam kacamata buddhsim :)
« Last Edit: 09 July 2010, 10:07:50 AM by Mr.Jhonz »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Logika Umat Budhis
« Reply #164 on: 09 July 2010, 10:27:35 AM »
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".

Bro Deva19,

Tidak dapat kita berdisksi dengan memakai 2 sudut pandang.

Jika ingin bediskusi apakah Muhammad telah suci, berdasarkan sudut pandang Islam, maka harus dibahas HANYA melalu sudut pandang Islam, dengan menggunakan ayat2 dalam Alqur'an

Jika ingin membahas apakah Muhammad telah suci menurut sudut pandang Buddhisme, maka kita HANYA menggunakan ayat2 dalam Tipitaka.

Tidak dapat kita membahas dengan mencomot bolak-balik ayat dari kedua Kitab, karena memang dasar2nya sudah berbeda.

Mohon dipastikan dulu ingin dibahas dari sudut pandang mana.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)