Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: Deva19 on 06 July 2010, 10:10:48 AM

Title: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 10:10:48 AM
di forum Budhis, saya membuat statement bahwa Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi. Seluruh umat Budhis yang ada di forum tersebut menyangkalnya. Bahwa menurut mereka, mustahil Nabi Muhammad mencapai tingkat kesucian tertinggi. [1]

Bagaimana logika mereka ?

Begini :

. Muhammad itu yang tidak mencapai kesucian tertinggi [1a]

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki LDM [2]

sedangkan …

. Setiap yang memiliki LDM adalah yang tidak mencapai kesucian tertinggi

Logika tersebut benar dalam logika level 1. pada level 2, mengapa mereka mengatakan Muhammad masih memiliki LDM? Jawaban mereka :

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki istri 4

sedangkan…

.setiap yang memiliki istri 4 adalah yang memiliki LDM

Logika tersebut benar. Pada level 2. tetapi, menurut mereka intinya bukan terletak pada term "beristri 4". Karena menurut mereka, "memiliki 1 istri saja sudah merupakan loba, maka apalagi 4 istri". Dengan demikian maka logikanya perlu di konversi ke dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :

. Muhammad adalah yang memiliki LDM

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki istri

sedangkan…

. Setiap yang memiliki istri adalah yang memiliki LDM

Logika level 2 tersebut benar. Pada level 3, mari kita pertanyakan kebenaran premis  mayornya. Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!

Jika premis-premisnya telah dikemukakan, maka kita akan mengujikan dengan Hukum Logika. Jika Logika pada level 3 ini terbukti tidak benar, maka semoga anda meninggalkan keyakinan yang tidak berdasar tersebut. Jika Logika pada level 3 tersebut benar,maka kita akan masuk pada pengujikan logika level 4. [3]


CK :

1. yang dimaksud kesucian tertinggi di sini, dalam keyakinan mereka berarti kesucian yang dicapai oleh sang Budha. Dengan demikian, saya telah menyatakan bahwa kesucian Nabi Muhammad setingkat dengan kesucian yang dicapai oleh sang Budha.

1a. Kalimat ini asalnya berbentuk E, tetapi telah dikonversi ke dalam bentuk A, dengan menambahkan kan kata "yang" pada predicate nya.

2. LDM = Loba, Dosa dan Moha. Loba = Keserakahan. Dosa = kebencian. Moha = Kebodohan spiritual.

3. ini adalah contoh teknik pengujian kebenaran melalui teknik berpikir logic terstruktur yang disebut dengan Piramida Logika. Piramida Logika tersebut terdiri dari piramida-piramida logika mulai dari level 1 hingga 4. setiap level terdiri dari 1 syllogisme.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: czhang on 06 July 2010, 10:26:48 AM
Stau saya.
lobha=melekat pda objek yg menyngkan.(kec. Punya istri, tp tidak mlakukan hub. Sex)
?.?.? Syapa ya yg bilang, kalau masuk surga dpet 72 bidadari, dan syahwat tidak pnah redup.
Smuanya mengandung nafsu...
Kalau tingkat ksuciannya tinggi, dia bisa melongok k alam diatas manusia..
catumaharajika aja lum bsa..
Dosa=menolak objek yg tdak mnyngkan.
-lihat saja sikapnya thadap kaum pagan..
Atau org2 yg menentang ajarannya.. Apa hkumannya..
Moha=cndrung ikut2an(ikut2an kata2 allah yg dia sndri tdak twu bnar pa salah, yg pnting percaya kalau allah slalu bnar)

sbnarnya contoh2nya tdak hanya yg d sbutkan d atas..
Mungkit sodara sodari se Dhamma dapat membantu saya..
Terima kasih..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 06 July 2010, 10:30:09 AM
Ini mah cocoknya di kafe jongkok
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Ruenis on 06 July 2010, 10:48:53 AM
^^,Hehehe.

kenapa harus beristri?
lobha(keserakahan) Terlihat jelas ketika seseorang mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis,apalagi sampai 4 orang istri.jika memang Nabi itu telah mencapai tingkat kesucian,apa alasan beliau mencari istri?
kenapa juga beliau masing membeda-bedakan umat manusia dengan istilah 'kafir',dan apa alasan2 yang mendukung bahwa Nabi itu terlihat telah mencapai kesucian tertinggi?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 10:51:51 AM
ternyata umat budhis tidak mau diskusi secara logika dan tidak mau belajar logika.
Stau saya.
lobha=melekat pda objek yg menyngkan.(kec. Punya istri, tp tidak mlakukan hub. Sex)
?.?.? Syapa ya yg bilang, kalau masuk surga dpet 72 bidadari, dan syahwat tidak pnah redup.
Smuanya mengandung nafsu...
Kalau tingkat ksuciannya tinggi, dia bisa melongok k alam diatas manusia..
catumaharajika aja lum bsa..
Dosa=menolak objek yg tdak mnyngkan.
-lihat saja sikapnya thadap kaum pagan..
Atau org2 yg menentang ajarannya.. Apa hkumannya..
Moha=cndrung ikut2an(ikut2an kata2 allah yg dia sndri tdak twu bnar pa salah, yg pnting percaya kalau allah slalu bnar)

sbnarnya contoh2nya tdak hanya yg d sbutkan d atas..
Mungkit sodara sodari se Dhamma dapat membantu saya..
Terima kasih..

anda belum menjelaskan premis-premisnya. apa premis dari statement ini ==> "setiap yang memilik istri pasti masih memiliki LDM".

anda telah membuat kesimpulan dari ajaran sang Budha. bagaimana cara menyimpulkan tersebut, haruslah jelas prosesnya. apapun yang anda simpulkan, itu tidak boleh keluar dari 19 rumus logika. jika keluar dari rumus tersebut, maka kesimpulan anda disebut "tidak logis" dan "kesimpulan yang salah".

berikut ini adalah 19 rumus logika :

Pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Setiap A adalah C

Rumus ini disebut AAA

Kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
Kesimpulan : Setiap A bukan C

(AEE)

Ketiga

Sebagian A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Sebagian A adalah C

IAI

Keempat

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

Kelima

Setiap A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

AEE

Keenam

Setiap A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

EAE

Ketujuh

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

kedelapan

Sebagian A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Sebagian A adalah B

OAO

kesembilan

Setiap A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

kesepuluh

Setiap A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

kesebelas

Setiap A adalah B
Sebagian A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedua belas

Setiap A adalah B
Sebagian A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AOO

ketiga belas

Sebagian A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian  B adalah C

IAI

keempat belas

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

IEO

kelima belas

Setiap A adalah B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

keenam belas

Setiap A adalah B
Sebagian C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

ketujuh belas

Setiap A adalah B
Sebagian C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedelapan belas

Setiap A bukan B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

EAE

kesembilan belas

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

silahkan uji kebenaran kesimpulan anda dengan salah satu dari 19 rumus tersebut!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 06 July 2010, 10:54:27 AM
salah kamar nichh... masuk ke board buddhis dgn kepercayaan lain...

 [at]  deva

pertanyaan saya 1: apakah logika bs dikaitkan dengan iman?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 10:55:44 AM
^^,Hehehe.

kenapa harus beristri?
lobha(keserakahan) Terlihat jelas ketika seseorang mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis,apalagi sampai 4 orang istri.jika memang Nabi itu telah mencapai tingkat kesucian,apa alasan beliau mencari istri?
kenapa juga beliau masing membeda-bedakan umat manusia dengan istilah 'kafir',dan apa alasan2 yang mendukung bahwa Nabi itu terlihat telah mencapai kesucian tertinggi?


oleh karena itu, memiliki istri 4 atau beristri 1 tidak dapat dijadikan argumentasi yang valid dari ketidak sucian muhammad, karena seperti yang telah anda fahami bahwa dari term "memiliki istri 4" dan "memiliki istri 1" ada inti dari keduanya. apa itu?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 10:57:04 AM
salah kamar nichh... masuk ke board buddhis dgn kepercayaan lain...

 [at]  deva

pertanyaan saya 1: apakah logika bs dikaitkan dengan iman?

bisa, yaitu iman yang dinyatakan dalam bahasa dan yang muncul dari suatu kesimpulan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 06 July 2010, 10:57:56 AM
salah kamar nichh... masuk ke board buddhis dgn kepercayaan lain...

 [at]  deva

pertanyaan saya 1: apakah logika bs dikaitkan dengan iman?

bisa, yaitu iman yang dinyatakan dalam bahasa dan yang muncul dari suatu kesimpulan.

klo begitu, iman = persepsi?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 11:02:24 AM
Quote from: hendra
klo begitu, iman = persepsi?

kenapa?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 06 July 2010, 11:03:42 AM
Quote from: hendra
klo begitu, iman = persepsi?

kenapa?

pertanyaan jawab dengan jawaban toh...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Ruenis on 06 July 2010, 11:17:00 AM
Seseorang yang menjalani hidup dengan lawan jenis sudah pasti memiliki kemelekatan dan nafsu pada lawan jenis,disini saja sudah terlihat adanya Lobha dan Moha(ketidak tahuan dari tidak pernah puasnya keinginan rendah),atau mungkin ada seseorang yang telah mencapai kesucian tertinggi repot2 menikah?apalagi sampai 4 istri dan yang pernah saya dengar dengan seorang anak gadis berusia 9 thn?
atau siapapun bisa mengklaim bahwa beliau memiliki cinta Kasih yang sangat luar biasa dengan memberikan hukuman potong tangan pada pencuri?ktika kehilangan tangan pencuri itu tak dapat berkerja dan terpaksa mencuri lagi,namun karena cinta kasih yang maha dahsyat maka beliau memberi hukuman potong kdua kaki pencuri itu.

stiap orang bisa asal berpendapat agar apa yang diyakinin terlihat benar,betul?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dhammasiri on 06 July 2010, 11:19:11 AM
Tidak semua logika itu benar. Contoh; satu tetes air ditambah satu tetes air, tidak menjadi dua tetes air. Demikian pula kalau kita mengambil contoh lain, misalnya:
1. Burung gagak di Sri Lanka berwarna hitam
2. Burung gagak di India berwarna hitam
3. Burung gagak di Indonesia juga berwarna hitam
Dalam ilmu logika, kesimpulan yang akan diambil adalah semua burung gagak berwarna hitam, tetapi di lewel kenyataan, ada juga burung gagak yang berwarna putih.
Contoh lain lagi. Dalam Tipitaka disebutkan bahwa:
1. Visakha mencapai kesucian Sotapanna setelah mendengarkan khotbah Dhamma dari Sang Buddha.
2. Bahiya Darucciriya bahkan mencapai kesucian arahat setelah mendengarkan khotbah singkat dari Sang Buddha.
3. Untuk dapat dikatakan mencapai kesucian Sotapanna seseorang perlu mengikis sakkāyadiṭṭhi, Vicikiccha, Sīlabbataparamassa.
Seorang bhikkhu yang membaca fakta ini kemudian berargumentasi:
1. Saya telah membaca Tipitaka sebanyak tujuh kali
2. Saya juga percaya atta itu tidak ada, saya tidak punya keraguan terhadap Tiratana, saya juga tidak percaya ritual dapat menjadi jembatan untuk mencapai kesucian.
Dia kemudian berkesimpulan: Kalau begitu, saya juga telah mencapai kesucian Sotapanna
Kalau theori logika yang dipergunakan, tidak ada salahnya bhikkhu itu mengklain seperti itu, tetapi kalau di level kenyataan, belum tentu dia mencapai kesucian. Karena itu, banyak kritik yang telah dilontarkan kepada bhikkhu tersebut.
Saya tidak mengerti apa itu logika piramida, tetapi apa yang ingin saya sampaikan hanyalah bahwa tidak semua logika itu dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenaran. Di level logika itu benar, tetapi di level kenyataan itu tidak benar.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 11:26:19 AM
saran saya

bagusnya semua thread dari deva19 dimerge saja menjadi 1 dengan judul TANYA JAWAB LOGIKA VERSI DEVA19
jadi yang mau berdiskusi sesuai selera deva19 dipersilahkan ke sana saja.. daripada bro deva19 memenuhi forum dengan thread2 yang serupa..

dan tambahan buat bro deva19

anda benar2 orang yang tidak mau belajar.. kenapa saya katakan demikian..
dari awal anda berteori ria mengenai logika.. namun berapa kali diingatkan penulisan yang benar adalah BUDDHA, bukan BUDHA.. namun hal ini tetap tidak diperhatikan oleh anda..

intinya apa.. anda hanya SIBUK MEMENUHI EGO ANDA untuk PAMER ILMU LOGIKA ANDA.. dan menutup diri untuk BELAJAR..

RENUNGKANLAH ITU..
ORANG TIDAK PERNAH BISA MENJADI BESAR JIKA TIDAK PERNAH BISA BELAJAR.

Dan saya pribadi lebih mementingkan KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA YANG SIFATNYA UNIVERSAL daripada KEBENARAN MENURUT VERSI LOGIKA, KEBENARAN VERSI ILMIAH dll

Jadi wasting time membahas sesuatu hanya untuk kebenaran sepihak
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 11:29:38 AM
kalau saya pribadi.. tidak perlu panjang lebar..
cukup jawab pertanyaan saya kemarin :

1. kalau nyawa dibayar dengan nyawa di mana ajaran metta dan karuna yang sesuai dengan buddhisme ?
2. memberi hak wanita untuk menikah.. ? apakah muhammad gak berperasaan dan gak memikirkan perasaan istri2 yang terdahulu.. apa istrinya tidak cemburu dimadu ?
3. kenapa bro tidak mengikuti jejak nabi anda dengan menikah lebih dari 1 x ? kan itu suatu perbuatan baik yang bisa merealisasi nibbana.. cari saja 1 gelandangan wanita dan nikahilah.. prove it bro.. jangan berteori :D

nb : kasih tau no. pak nur hidayat.. mertua bro.. nanti gw telpin kalau bro segan memberitahu kabar baik ini.. :D

1. kalau si A berhutang uang 1 juta rupiah pada si B. apa yang harus diputuskan oleh seorang hakim yang adil ketika urusan diperkarakan? memutuskan bahwa si B harus mengembalikan uang sejumlah uang yang telah dipinjamnya tidak cukup adil? ataukah hakim harus berkata, "kalo uang harus dibayar uang, kalo sejuta harus dibayar sejuta, mana rasa kasih sayang dari si A?" apa perkataan seperti itu disebut adil?

dalam soal nyawa, sama lah juga. orang yang membunuh, itu berhutang nyawa.

2. cemburu pasti ada. tapi keadilan bukan soal memanjakan seorang istri pencemburu.

3. maka itu, bro, berbuat baik seperti itu tidak mudah. suatu hal yang berat. oleh karena itu, orang yang mampu berpoligami dianggap berapahala besar (mampu menimpun parami yang banyak).

he..he... yang namanya Kyai, apalagi yang fanatik pada Islam. bisa jadi bangga kalo anaknya dipoligami.

teman saya, seorang mubaligh, punya istri 4 dimana ketiga istri mudahnya dicarikan oleh istri pertama dan ibu mertuanya.

kalau malam-malam, mereka semua pergi ke mesjid. teman saya menjadi imam shalat. dan ke 4 istrinya shalat, menjadi makmum di belakagn suaminya. seusai shalat, mereka berempat, saling berangkulan sebagai simbol dari pernyataan "aku mengasihi anda". fenomena seperti itu sudah biasa dilihat oleh muslim.

tetapi, di luar sana, ada orang yang berpoligami atas dasar nafsu keinginan mereka, tidak memenui syarat atau standar keIslaman, maka akibatnya, peperangan terjadi di dalam keluarga.

1. saya hargai pendapat anda.. namun saya beritahu anda.. ada di dalam dhammapada berbunyi : kebencian tidak akan berakhir jika dibalas dengan kebencian.. tapi dari postingan anda.. jelas hal ini tidak berlaku..
maka dengan ini jelas sudah bahwa Nabi Muhammad tidak mungkin bisa memperoleh kesucian versi Buddhisme (Nibbana)

2. poligami itu hanya alasan saja.. memang gampang mencari logika untuk itu.. namun cobalah jawab statement saya berikut :

a. kalau poligami itu mutlak, mengapa nabi muhammad tidak mengawini semua wanita arab pada masa itu ? menikahi semua wanita arab tentunya include yang cacat, gila, gelandangan dll
hal ini tentu lebih menghargai martabat wanita bukan ? kenapa nabi anda memilih wanita normal ?
jika nabi anda pilih2 wanita.. otomatis jawaban untuk hargai martabat wanita sudah gugur dengan sendirinya.. karena ternyata sudah terbungkus dengan nafsu..

b. untuk memberi kehormatan kepada seorang wanita, saya rasa cukup memberi status adik angkat nabi.. pasti orang akan sangat menaruh hormat.. tidak perlu berpoligami

c. saya bisa memahami kalau nabi menikahi khadijah yang janda, tapi aisyah berumur 9 tahun masih kecil.. bisa saja ketemu true love yang lebih baik.. kenapa nabi tidak memberi kesempatan ?

d. kalau untuk menafkahi wanita.. saya rasa nabi bisa tiap bulan memberinya uang tanpa harus ada ikatan pernikahan

e. jika nabi menjadi teladan anda.. kenapa anda tidak menikahi gelandangan wanita seperti yang saya tanyakan sebelumnya.. toh anda berbuat baik dengan memberi dia kehormatan.. dan bukan menjadi urusan anda kalau istri anda cemburu.. cobalah praktekkan.. jangan berteori..
begitu banyak wanita cacat baik itu buta, tuli, gila, bisa anda nikahi dan anda rawat jika anda mau..

f. anda bisa sadar berbuat baik itu tidak mudah.. namun anda tidak sadar anda mencampurkan ajaran buddhisme dan islam itu bukan merupakan perbuatan baik..
semoga ini bisa anda renungkan.. dan lebih baik anda mencari cara agar bisa menikahi banyak wanita agar pahala anda besar daripada mencampurkan ajaran buddhisme dan islam di sini bukan ?

silakan..


Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 06 July 2010, 11:37:53 AM
saran saya

bagusnya semua thread dari deva19 dimerge saja menjadi 1 dengan judul TANYA JAWAB LOGIKA VERSI DEVA19
jadi yang mau berdiskusi sesuai selera deva19 dipersilahkan ke sana saja.. daripada bro deva19 memenuhi forum dengan thread2 yang serupa..


setuju bro Forte..... usulan judul...

Manfaat Q/A Logika versi Deva19


 _/\_ :x :x

apapun logikanya... jalan masih tetap banyak berlubang....yg dpt mematikan...
 :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(

lebih bagus lagi.................

pemecahan segalaH masalah dgn ramuan Logika Deva19............
 ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

setuju bro Forte, kelihatannya jongkok2 lebih santai pikirnya.... sambil bisa plesetan gitu.. :)) :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 11:39:42 AM
btw.. saya gak melihat manfaatnya.. terlalu terhormat dipindahin ke buddhisme dan kepercayaan lain2.. lebih setuju jika dipindahin ke KAFE JONGKOK saja..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dipasena on 06 July 2010, 12:09:35 PM
seseorang mencapai kesucian akan terlihat dr prilaku nya... kita bahas yg level ringan2 aja n bole di test logika nya...

kesucian dalam islam, yaitu manusia yg menerima wahyu allah, menyatakan ke manusia tentang allah dan wahyu nya, kemudian diangkat menjadi nabi dalam persepsi umum masyarakat (sapa yg menyatakan tentang tuhan berarti orang itu adalah utusan tuhan)

kesucian dalam buddhism, yaitu manusia yg telah dapat melenyapkan LDM

kita ulas dikit, apa kaitan orang yg memiliki istri dengan LDM, mungkin ini harus dijawab oleh mereka yg telah menikah. orang yg telah menikah, hampir setiap malam dalam seminggu pasti akan memuaskan keinginan birahi nya disitu muncul keinginan untuk memuaskan diri nya, ketika muncul kepuasan di dalam dirinya, maka timbul rasa ingin mengulangi nya lagi pada saat itu atau di waktu mendatang, disitu telah muncul keserakahan (Lobha) yaitu kepuasan yg ingin trus di nikmati secara berulang.

itu posisi baru 1 istri, karena terlena dengan kecantikan seorang wanita dan adanya keinginan untuk memuaskan hasrat birahi, maka muncul keinginan untuk memiliki banyak istri/wanita agar rasa puas yg didapat lebih banyak dan mungkin dapat mengurangi rasa bosan terhadap aktifitas sex pada seorang wanita, disitu muncul lagi keserakahan (Lobha), tidak puas dengan hanya 1 wantia untuk memuaskan nafsu birahi...

jika keserakhan itu semakin di pupuk, maka muncul keinginan yg lebih besar, yaitu ketika hasrat birahi muncul maka harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan/kegelisahan/marah/jengkel sehingga pada saat itu muncul rasa kebencian (Dosa)

itu hubungan suami istri dengan kondisi 1 atau banyak istri dalam hal memuaskan keinginan nafsu birahi.

dalam diri seseorang masih muncul rasa keserakahan untuk menguasai wilayah lain terlebih dengan cara berperang (ada proses membunuh/menyiksa manusia lain) termasuk dalam Lobha

keinginan untuk menyebarkan dan memaksakan menganut agama, jika tidak mau menerima ajaran agama itu maka akan dikucilkan (dengan mengatakan kafir) atau mungkin di bunuh... termasuk dalam Lobha dan Dosa

nah apakah uraian sederhana itu bs dianalisa dengan konsep logika ? jika ya, apakah ada salah, apakah ada benar ? jika salah, dimana posisi salah nya, jika benar, dimana posisi benar nya ?

jadi sah-sah aja jika ada 1 kelompok mengklaim kesucian dari sudut pandang mereka, tp tidak perlu di campur adukan dengan sistem kesucian dari kelompok lain, karena pasti tidak akan menemukan kecocokan...

bagaimana logika buddhist itu ? logika buddhsit lebih kearah logika sistematis, bukan logika berdasarkan persepsi/mencerap sesuatu yg dibantu dengan daya imajinasi ketika ada pendapat yg diterima dari sistem heuristik.

logika sistematik adalah suatu logika yg berurutan, layaknya kita menaiki anak tangga, tidak mungkin kita bs langsung di puncak tangga tanpa melewati "step by step" dr anak tangga. logika buddhist bisa saja "stuck" dalam suatu alur sistematik dikarena terbatasnya kemampuan dalam menalar, ini dapat di ibaratkan anak SD yg ingin langsung memperlajari sistem integral lipat banyak yg notabene adalah pelajaran sarjana.

logika berdasarkan persepsi/pencerapan merupakan suatu logika yg bs melompat dari satu titik ke titik lain tanpa memperdulikan urutan/bukti yg ada dimana dibutuhkan daya imajinasi yg kuat agar bisa membawa suatu gambaran hasil imajinasi menjadi suatu kenyataan dalam pikiran nya, walau sebenarnya diri nya tidak mengetahui secara pasti akan kebenaran/kenyataan nya... namun logika ini bisa diperkuat secara terus menerus diberikan pandangan dari sistem heuristik.

contoh sistem heuristik, aa punya kebun yg sangat luas dan indah, didalam kebun itu terdapat istana yg megah dan besar, didalam situ aa sering menghabiskan waktu diakhir pekan ditemani puluhan wanita-wanita seksi dan cantik, mereka semua melayani aa, apa yg aa inginkan mereka pasti melakukan nya untuk aa. aa adalah raja di istana aa sendiri... anda semua bisa mendapatkan semua tu, jika mau mengikuti cara aa...

apa yg bisa dirasakan ketika aa menuliskan hal itu, bisa anda membayangkan cerita aa ? bisa anda mainkan imajinasi anda untuk dapat memahami cerita aa ?

jadi seharusnya anda telah tau, apa dan bagaimana logika buddhist itu...

salam dari aa'tono
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 06 July 2010, 12:50:34 PM
Sebelum kita mengutak-atik logikanya, bagaimana kalau anda sendiri kemukakan dulu logika dari pernyataan ini:

[...]Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi.

Dari mana premis-premisnya?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: wen78 on 06 July 2010, 01:00:33 PM
Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!
gua ngakak bacanya =))
mana ada Bhikku yg nikah?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 06 July 2010, 01:02:38 PM
setuju, anathapindika punya istri, tapi dia udah mencapai Sotapanna.
Jadi punya istri atau tidak bukan kriteria tingkat kesucian.

Kriteria sebenarnya adalah hubungan SEKS, yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang arahat, karena sudah hilang keinginan rendah.

Tidak perlu saya jabarkan lagi bukti bahwa Nabi M melakukan hubungan SEKS, itu bisa anda cari sendiri di hadis Aisyah

So,
1. seorang Arahat, yg sudah mencapai kesucian tertinggi, tidak mempunyai nafsu rendah
2. Orang yang tidak mempunyai nafsu rendah tidak melakukan hubungan Seks
3. Nabi M melakukan hubungan Seks
4. Nabi M masih mempunyai nafsu rendah
5. Nabi M bukan arahat

itu logikanya pak
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 06 July 2010, 01:44:30 PM
Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!
gua ngakak bacanya =))
mana ada Bhikku yg nikah?

Bhikkhu nikah ada kok. Bhikkhu berhubungan seks juga ada.
Orang mencapai kesucian nikah juga ada. Yang tidak ada itu orang yang telah sepenuhnya mencabut akar keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin, tapi masih memiliki keinginan menikah atau melakukan hubungan seksual.

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: capchay on 06 July 2010, 02:49:22 PM
Maaf sebelumnya,

artikel Bhante Uttamo Mahathera kiranya bisa dipakai acuan :

http://samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=982&multi=T&hal=0

Tapi yg saya ketahui adalah pentingnya menerapkan 4 kesunyataan mulia....


Terimakasih... _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 06 July 2010, 02:57:06 PM
si deva ini emang gak akan jawab pertanyaan yg sifatnya tidak mendukung argumen dia :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 03:05:12 PM
si deva ini emang gak akan jawab pertanyaan yg sifatnya tidak mendukung argumen dia :))
yeah.. kalau bisa ya judulnya diralat..
Diskusi LOGIKA VERSI DEVA19.. Khusus yang sependapat saja.. yang menentang dilarang masuk.. :))

Kadang cukup heran.. Deva19 sendiri sudah mengatakan, bahwa dia kesulitan menemukan orang yang bisa berdiskusi sesuai dengan logika dia.. Di forum2 mana pun hanya sedikit saja yang bisa.. Hal ini perlu disadari sebagai suatu bentuk KOMUNIKASI yang GAGAL.. Tapi koq TS nya sendiri gak sadar2.. Buat apa pintar.. buat apa pamer.. kalau gak ada yang mengerti ?

Makanya visi mencerdaskan itu TERLALU JAUH.. lebih baik lookin' inside. perbaiki dulu bentuk komunikasi yang jelek.. Ibarat anak kecil.. bercita2 ingin berpidato.. tapi mengeja saja belum bisa..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 06 July 2010, 03:19:34 PM
Ini mah cocoknya di kafe jongkok
btw.. saya gak melihat manfaatnya.. terlalu terhormat dipindahin ke buddhisme dan kepercayaan lain2.. lebih setuju jika dipindahin ke KAFE JONGKOK saja..


Agar lebih rapi !!!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 06 July 2010, 03:36:46 PM
Dari dulu begitu. Mengatakan "Buddha tidak mengatakan 'SEMUA' jenis pembunuhan ditentang", sehingga, MENURUT LOGIKA, ada pembunuhan yang tidak ditentang.

Dalam ajarannya, Buddha mendefinisikan pembunuhan dengan kriterianya sendiri (ada makhluk, ada niat, ada usaha membunuh, hasilnya makhluk mati). Konteks pembunuhan dibagi-bagi menjadi banyak tipe adalah asumsi pribadi dari Deva19. Dia berpikir (baca:mengkhayal) Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam. Lalu asumsinya itu ditetapkan sebagai premis dalam inferensi logisnya ("begging the question" fallacy). Bahkan mengeluarkan "raungan singa" bahwa mengatakan semua pembunuhan ditentang oleh Buddha adalah kesalahan (tafsir) Umat Buddha. Ketika ditanya referensi Buddha membagi-bagi pembunuhan ke jenis2-nya, jawabannya putar-putar dan malah mengalihkan topik. Hal ini tidak pernah dijawab, baik oleh candra_mukti19, jhana78, sampai Deva19. Berapa kali "reinkarnasi" tetap saja tidak tambah bijak.

 
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:07:39 PM
si deva ini emang gak akan jawab pertanyaan yg sifatnya tidak mendukung argumen dia :))
yeah.. kalau bisa ya judulnya diralat..
Diskusi LOGIKA VERSI DEVA19.. Khusus yang sependapat saja.. yang menentang dilarang masuk.. :))

Kadang cukup heran.. Deva19 sendiri sudah mengatakan, bahwa dia kesulitan menemukan orang yang bisa berdiskusi sesuai dengan logika dia.. Di forum2 mana pun hanya sedikit saja yang bisa.. Hal ini perlu disadari sebagai suatu bentuk KOMUNIKASI yang GAGAL.. Tapi koq TS nya sendiri gak sadar2.. Buat apa pintar.. buat apa pamer.. kalau gak ada yang mengerti ?

Makanya visi mencerdaskan itu TERLALU JAUH.. lebih baik lookin' inside. perbaiki dulu bentuk komunikasi yang jelek.. Ibarat anak kecil.. bercita2 ingin berpidato.. tapi mengeja saja belum bisa..


ok ok Forte. saya tau, anda punya berbagai cara untuk menghina orang lain. saya juga punya seni seperti itu. tapi saya kira itu semua sudah cukup. seni "menghina" yang anda miliki tidak jauh lebih bagus dari apa yang saya miliki. beda nya, kalau jurus-jurus menghina saya dikeluarkan disini, pasilah saya akan kena bann. oleh karena cukuplah bro, forte. kalau mau adu seni mengejek, masuklah ke forum saya. di jamin, anda di sana boleh menghina saya sepuasnya, tanpa khawatir akan di bann.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:14:37 PM
Seseorang yang menjalani hidup dengan lawan jenis sudah pasti memiliki kemelekatan dan nafsu pada lawan jenis,disini saja sudah terlihat adanya Lobha dan Moha(ketidak tahuan dari tidak pernah puasnya keinginan rendah),atau mungkin ada seseorang yang telah mencapai kesucian tertinggi repot2 menikah?apalagi sampai 4 istri dan yang pernah saya dengar dengan seorang anak gadis berusia 9 thn?

itu yang perlu digaris bawahi. semua orang yang menjalani hidup dengan lawan jenis, sudah pasti memiliki kemelekatan pada lawan jenis. apakah anda mau mengatakan ini adalah ajaran sang Budha? apakah anda ingin mengatakan itu pendapat sang budha, atau anda akan mengatkan itu pendapat anda dan umat budhisme saja? anda akan disebut pendusta, jika menyatakan bahwa sang Budha menyatakan demikian.


Quote
atau siapapun bisa mengklaim bahwa beliau memiliki cinta Kasih yang sangat luar biasa dengan memberikan hukuman potong tangan pada pencuri?ktika kehilangan tangan pencuri itu tak dapat berkerja dan terpaksa mencuri lagi,namun karena cinta kasih yang maha dahsyat maka beliau memberi hukuman potong kdua kaki pencuri itu.

stiap orang bisa asal berpendapat agar apa yang diyakinin terlihat benar,betul?


masalah itu gak perlu dibahas. sudah OOT. karena kita sedang menyelidiki kebenaran masalah benarkah semua orang beristri itu yang masih memiliki LDM", jadi gak usah OOT ke mana-mana dulu! belajarlah berpikir scara terstruktur!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:16:44 PM
Dari dulu begitu. Mengatakan "Buddha tidak mengatakan 'SEMUA' jenis pembunuhan ditentang", sehingga, MENURUT LOGIKA, ada pembunuhan yang tidak ditentang.

Dalam ajarannya, Buddha mendefinisikan pembunuhan dengan kriterianya sendiri (ada makhluk, ada niat, ada usaha membunuh, hasilnya makhluk mati). Konteks pembunuhan dibagi-bagi menjadi banyak tipe adalah asumsi pribadi dari Deva19. Dia berpikir (baca:mengkhayal) Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam. Lalu asumsinya itu ditetapkan sebagai premis dalam inferensi logisnya ("begging the question" fallacy). Bahkan mengeluarkan "raungan singa" bahwa mengatakan semua pembunuhan ditentang oleh Buddha adalah kesalahan (tafsir) Umat Buddha. Ketika ditanya referensi Buddha membagi-bagi pembunuhan ke jenis2-nya, jawabannya putar-putar dan malah mengalihkan topik. Hal ini tidak pernah dijawab, baik oleh candra_mukti19, jhana78, sampai Deva19. Berapa kali "reinkarnasi" tetap saja tidak tambah bijak.

 


saya tidak menyalahkan pendapat mereka yang berpendapat bahwa semua jenis pembunuhan ditentang. saya hanya menyalahkan mereka yang berkata, "sang budha menyatakan semua pembunuhan adalah ditentang". sebab tidak ada bukti yang membenarkan pernyataannya tersebut.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:20:42 PM
Quote from: kutho
Konteks pembunuhan dibagi-bagi menjadi banyak tipe adalah asumsi pribadi dari Deva19. Dia berpikir (baca:mengkhayal) Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam. Lalu asumsinya itu ditetapkan sebagai premis dalam inferensi logisnya ("begging the question" fallacy).

itu adalah khayalan anda sendiri, sdr. Kutho. kalian semua gegabah sekali! kapan saya menyatakan Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam ?

tolong kutipkan, kapan saya menyatakan demikian! jika anda bukan orang brengsek, pasti anda bisa mengutipkan pernyataan saya secara tegas, sebagai bukti anda bertanggung jawab dengan perkataan anda, dan bukan sekedar tukang fitnah murahan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:27:12 PM
diminta argumentasi satu aja, gak ada yang bisa jawab. yang terampil menghina sih banyak. emank kalian berlatih mengejek orang itu dimana, kok pintar amat sih menghina? giliran berargumentasi...ngaco semua...

udah dikasih tau 19 rumus logika, gak ada yang bisa pake satupun. parah...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 06 July 2010, 06:44:01 PM
Tidak semua logika itu benar. Contoh; satu tetes air ditambah satu tetes air, tidak menjadi dua tetes air. Demikian pula kalau kita mengambil contoh lain, misalnya:
1. Burung gagak di Sri Lanka berwarna hitam
2. Burung gagak di India berwarna hitam
3. Burung gagak di Indonesia juga berwarna hitam
Dalam ilmu logika, kesimpulan yang akan diambil adalah semua burung gagak berwarna hitam, tetapi di lewel kenyataan, ada juga burung gagak yang berwarna putih.

ya itu namanya logika yang gak benar. sudah jelas kok ada gagak yang berwarna putih, kok dikatakan "semua" ?

seandainya saya hanya menemukan burung-burung gagak yang berwarna hitam, tentu dapat saya katakan "semua burung gagak berwarna hitam". tetapi arti semua disitu adalah "semua yang saya lihat". jika ternyata ada burung gagak yang berwarna putih di alam nyata, itu tidak menyalahi kata "semua" karena berbeda arti di dalam salah satu 8 kesatuan arti term pokok, yakni burung gagak.

Quote
Contoh lain lagi. Dalam Tipitaka disebutkan bahwa:
1. Visakha mencapai kesucian Sotapanna setelah mendengarkan khotbah Dhamma dari Sang Buddha.
2. Bahiya Darucciriya bahkan mencapai kesucian arahat setelah mendengarkan khotbah singkat dari Sang Buddha.
3. Untuk dapat dikatakan mencapai kesucian Sotapanna seseorang perlu mengikis sakkāyadiṭṭhi, Vicikiccha, Sīlabbataparamassa.
Seorang bhikkhu yang membaca fakta ini kemudian berargumentasi:
1. Saya telah membaca Tipitaka sebanyak tujuh kali
2. Saya juga percaya atta itu tidak ada, saya tidak punya keraguan terhadap Tiratana, saya juga tidak percaya ritual dapat menjadi jembatan untuk mencapai kesucian.
Dia kemudian berkesimpulan: Kalau begitu, saya juga telah mencapai kesucian Sotapanna
Kalau theori logika yang dipergunakan, tidak ada salahnya bhikkhu itu mengklain seperti itu, tetapi kalau di level kenyataan, belum tentu dia mencapai kesucian. Karena itu, banyak kritik yang telah dilontarkan kepada bhikkhu tersebut.

betul bro...

katakanlah di dalam sutta disebutkan ciri-ciri kesucian sottapanna adalah a,b, dan c.

dan seseorang mengaku memiliki ciri a, b, dan c.

maka secara logika dapat disimpulkan bahwa ia mencapai kesucian sotapanna (berdsarkan pengakuan dia). jika itu berbeda dengan kenyataan, maka itu tak masalah. karena kita pun tidak menyimpulkan bahwa "kenyataannya dia telah mencapai sotapanna".

yang penting, kita tidak salah menyimpulkan. ketika sseorang mengaku memiliki ciri d, e, f lalu kita simpulkan bahwa dia telah mencapai sotapanna. itu kan logika yang ngaco. atau sebaliknya, keengganan mengakui bahwa secara logika orang tersebut tlah mencapai sotapanna, itu namanya pengingkaran terhadap kebenaran logis.

Quote
Saya tidak mengerti apa itu logika piramida, tetapi apa yang ingin saya sampaikan hanyalah bahwa tidak semua logika itu dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenaran. Di level logika itu benar, tetapi di level kenyataan itu tidak benar.

saya sudah jelaskan itu semua. adapun piramida logika adalah kumpulan silygisme yang saling berkaitan satu sama lain. satu piramida itu terdiri dari 4 syllogisme.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 06 July 2010, 07:02:42 PM
Pada level 3, mari kita pertanyakan kebenaran premis  mayornya. Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!

hmm stelah sy pikir2 memang benar kata2 anda,
memiliki istri bukan berarti memiliki LDM, karena memiliki istri pun blm tentu melakukan hubungan badan
dan lagipula Buddha tidak menceraikan istrinya kan walaupun telah mencapai pencerahan, berarti statusnya di KUA masih suami org =))

jika ngakunya sudah mencapai pencerahan, tp menambah istri, gimana tuh? :D
jika ngakunya sudah mencapai pencerahan, tp masih berhubungan seks, gimana tuh? :D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 06 July 2010, 07:06:48 PM
Tapi nabi m udah jelas2 berhubungan seks pak! Kalau baca sutta, udah jelas arahat itu udah ga ada nafsu.jawab dong postingan aa tono
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 07:11:36 PM
:))
deva19 memilih2 pertanyaan.. apakah pertanda mengalihkan topik ?

dari segitu banyak diposting.. postingan gw mengenai pertanyaan2 yang a-f gak bisa terjawab bukan..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 07:47:42 PM
Judulnya bukan: "Logika aneh umat buddhis" lagi nih?? Mungkin bisa ditambahkan Part II dibelakangnya. :D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 06 July 2010, 07:50:23 PM
Judulnya bukan: "Logika aneh umat buddhis" lagi nih?? Mungkin bisa ditambahkan Part II dibelakangnya. :D

harusnya diganti...logika bro deva19
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 06 July 2010, 08:00:51 PM
:))
deva19 memilih2 pertanyaan.. apakah pertanda mengalihkan topik ?

dari segitu banyak diposting.. postingan gw mengenai pertanyaan2 yang a-f gak bisa terjawab bukan..


Lagi melirik bro Deva19 menyuguhan judul....

Cara mudah Menjadi kaya dgn berpikir LOGIS!

 ;D ;D ;D ;D ;D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 08:06:50 PM
Ini bukan logika, ini adalah fakta:

1. M telah berhubungan dng Aisyah sekurang-kurangnya umur 9 tahun. Dan pada umur 6 tahun dengan cara "menggesek".
Quote
As for the prophet, his thighing his fiancée Aisha when she was six years of age and not able to consummate the relationship was due to her small age. That is why the Prophet used to place his male member between her thighs and massage it, as the prophet had control of his male member not like other men.
FAKTA (http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20071203184836AASRq7u)

2. M memiliki 16 istri, 2 simpanan dan 4 free-sex partner:
1. Khadija
2. Sawda
3. Aisha
4. Omm Salama
5. Halsa
6. Zaynab (of Jahsh)
7. Jowayriyi
8. Omm Habiba
9. Safiya
10. Maymuna (of Hareth)
11. Fatema
12. Hend
13. Asma (of Saba)
14. Zaynab (of Khozayma)
15. Habla
16. Asma (of Noman)
concubines/slaves:
17. Mary (the Christian)
18. Rayhana
"devoted" follower who give themselves for his carnal desire:
19. Omm Sharik
20. Maymuna
21. Zaynab (a third one)
22. Khawla
FAKTA (http://www.bible.ca/islam/islam-myths-muhammad-sinless-4-wives.htm)

Dan masih banyak FAKTA lagi yang dapat kita gali dan temukan. Di forum FaithFreedom tempat Deva19 dulu bermain juga tidak kurang banyaknya. Silakan berputar-putar dalam logika sesat Anda, asal tidak usah mencoba membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Saya tidak hendak berdiskusi dengan Anda pula, hanya sekadar drop-by dan menyajikan bbrp fakta.

Ada bagian dalam Quran di mana bahkan M mengakui dia tidak tahu apa dan bagaimana akhir dr nasib dia sendiri di hari penghakiman.

Dengan ini konklusi: M tidak setingkat dengan Sang Buddha.

Pertanyaan: Yang logikanya aneh dan ngaco itu umat buddhis atau yang mencoba menyama-nyamakan? (retorikal)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 08:08:07 PM
Judulnya bukan: "Logika aneh umat buddhis" lagi nih?? Mungkin bisa ditambahkan Part II dibelakangnya. :D

harusnya diganti...logika bro deva19
Logika ANEH deva19 yg tepat reenz.. ;)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dipasena on 06 July 2010, 08:17:46 PM
Dari dulu begitu. Mengatakan "Buddha tidak mengatakan 'SEMUA' jenis pembunuhan ditentang", sehingga, MENURUT LOGIKA, ada pembunuhan yang tidak ditentang.

Dalam ajarannya, Buddha mendefinisikan pembunuhan dengan kriterianya sendiri (ada makhluk, ada niat, ada usaha membunuh, hasilnya makhluk mati). Konteks pembunuhan dibagi-bagi menjadi banyak tipe adalah asumsi pribadi dari Deva19. Dia berpikir (baca:mengkhayal) Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam. Lalu asumsinya itu ditetapkan sebagai premis dalam inferensi logisnya ("begging the question" fallacy). Bahkan mengeluarkan "raungan singa" bahwa mengatakan semua pembunuhan ditentang oleh Buddha adalah kesalahan (tafsir) Umat Buddha. Ketika ditanya referensi Buddha membagi-bagi pembunuhan ke jenis2-nya, jawabannya putar-putar dan malah mengalihkan topik. Hal ini tidak pernah dijawab, baik oleh candra_mukti19, jhana78, sampai Deva19. Berapa kali "reinkarnasi" tetap saja tidak tambah bijak.

 


saya tidak menyalahkan pendapat mereka yang berpendapat bahwa semua jenis pembunuhan ditentang. saya hanya menyalahkan mereka yang berkata, "sang budha menyatakan semua pembunuhan adalah ditentang". sebab tidak ada bukti yang membenarkan pernyataannya tersebut.

bukti yg terkuat itu sebenarnya sederhana, anda boleh mencari didalam tripitaka, sumber-sumber kitab komentar, literatur-literatur buddhist tua, catatan i ching (pelajar dari cina), cari referensi sebanyak-banyak nya yg bs anda peroleh...

temukan 1 catatan bahwa buddha pernah melakukan pembunuhan terhadap 1 mahluk hidup (manusia termasuk didalam nya binatang)

logika sederhana nya gini (ga perlu pake turunan logika piramid ato logika bertingkat 19 level) bagaimana mungkin seseorang yg tidak pernah melakukan pembunuhan mengajarkan/menyarankan pembunuhan ?

bandingkan, orang yg selalu membunuh untuk memuaskan keinginan nya dengan mengatas namakan tuhan nya, apakah mungkin mengajarkan/menyarankan pembunuhan ?

simpel koq itu di analisa dengan logika...

salam dari aa'tono
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 06 July 2010, 08:20:46 PM
Judulnya bukan: "Logika aneh umat buddhis" lagi nih?? Mungkin bisa ditambahkan Part II dibelakangnya. :D

harusnya diganti...logika bro deva19
Logika ANEH deva19 yg tepat reenz.. ;)

walaupun SEBELUM terlepas dari LDM sudah memiliki istri...
tapi bukankah jika SETELAH terlepas dari LDM, maka tak lagi memiliki keinginan menambah istri?
apa lagi berhubungan badan...

hmm menurut sy gak salah sih menyajikan logika dalam pembahasan terutama pembahasan Dhamma...
tp sayang nya pembahasan logika ini tak ada manfaatnya...

cm sekedar memenangkan ego dg menggagalkan statement
"setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM"
sampai disitu memang benar
tapi sayang sekali sodara-sodara kurang memperhatikan aspek waktu
dalam pembahasan ini

bagaimana jika "setiap yang telah tercerahkan tidak lagi menambah istri" :D ??
ato "setiap yang masih menambah istri berarti masih ada LDM"





Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dipasena on 06 July 2010, 08:23:54 PM
diminta argumentasi satu aja, gak ada yang bisa jawab. yang terampil menghina sih banyak. emank kalian berlatih mengejek orang itu dimana, kok pintar amat sih menghina? giliran berargumentasi...ngaco semua...

udah dikasih tau 19 rumus logika, gak ada yang bisa pake satupun. parah...

aa bisa jawab, tp asal bro kosongi cangkir bro sebelum bro mengajak diskus... karena percuma jika bro tidak kosongi cangkir bro tp ngotot mau diskus, yg ada cm pemaksaan konsep berpikir bro kepada orang... namun sayang konsep berpikir bro katot alias ka chow total...

bukan nya ga bs pake 19 rumus logika, masalahnya 19 rumus logika itu berdasarkan logika katot... bro, pernah mengulas logika islam menggunakan 19 rumus logika ? bs ga mengulas pemuasan birahi nabi anda menggunakan 19 rumus logika tuk kaitan nya dengan tingkat kesucian yg katanya telah dicapai nabi anda tersebut...

kita diskus menggunakan pikiran dan logika aja ya, ga perlu pake otot dan pedang... ;D itu baru cermin orang yg pandai dalam menyatakan pemikiran logis berdasarkan 19 rumus logika...

salam dari aa'tono
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dipasena on 06 July 2010, 08:28:29 PM
ternyata umat budhis tidak mau diskusi secara logika dan tidak mau belajar logika.
Stau saya.
lobha=melekat pda objek yg menyngkan.(kec. Punya istri, tp tidak mlakukan hub. Sex)
?.?.? Syapa ya yg bilang, kalau masuk surga dpet 72 bidadari, dan syahwat tidak pnah redup.
Smuanya mengandung nafsu...
Kalau tingkat ksuciannya tinggi, dia bisa melongok k alam diatas manusia..
catumaharajika aja lum bsa..
Dosa=menolak objek yg tdak mnyngkan.
-lihat saja sikapnya thadap kaum pagan..
Atau org2 yg menentang ajarannya.. Apa hkumannya..
Moha=cndrung ikut2an(ikut2an kata2 allah yg dia sndri tdak twu bnar pa salah, yg pnting percaya kalau allah slalu bnar)

sbnarnya contoh2nya tdak hanya yg d sbutkan d atas..
Mungkit sodara sodari se Dhamma dapat membantu saya..
Terima kasih..

anda belum menjelaskan premis-premisnya. apa premis dari statement ini ==> "setiap yang memilik istri pasti masih memiliki LDM".

anda telah membuat kesimpulan dari ajaran sang Budha. bagaimana cara menyimpulkan tersebut, haruslah jelas prosesnya. apapun yang anda simpulkan, itu tidak boleh keluar dari 19 rumus logika. jika keluar dari rumus tersebut, maka kesimpulan anda disebut "tidak logis" dan "kesimpulan yang salah".

berikut ini adalah 19 rumus logika :

Pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Setiap A adalah C

Rumus ini disebut AAA

Kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
Kesimpulan : Setiap A bukan C

(AEE)

Ketiga

Sebagian A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Sebagian A adalah C

IAI

Keempat

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

Kelima

Setiap A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

AEE

Keenam

Setiap A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

EAE

Ketujuh

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

kedelapan

Sebagian A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Sebagian A adalah B

OAO

kesembilan

Setiap A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

kesepuluh

Setiap A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

kesebelas

Setiap A adalah B
Sebagian A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedua belas

Setiap A adalah B
Sebagian A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AOO

ketiga belas

Sebagian A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian  B adalah C

IAI

keempat belas

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

IEO

kelima belas

Setiap A adalah B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

keenam belas

Setiap A adalah B
Sebagian C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

ketujuh belas

Setiap A adalah B
Sebagian C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedelapan belas

Setiap A bukan B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

EAE

kesembilan belas

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

silahkan uji kebenaran kesimpulan anda dengan salah satu dari 19 rumus tersebut!

ngemeng-ngemeng... bole tau cara bro meng-uji kebenaran kesimpulan teman2 disini menggunakan 19 rumus logika ? dan bagaimana cara bro meng-uji kebenaran kesimpulan bro terhadap statment bro menggunakan 19 rumus logika diatas...

salam dari aa'tono
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 08:28:58 PM
walaupun SEBELUM terlepas dari LDM sudah memiliki istri...
tapi bukankah jika SETELAH terlepas dari LDM, maka tak lagi memiliki keinginan menambah istri?
apa lagi berhubungan badan...

hmm menurut sy gak salah sih menyajikan logika dalam pembahasan terutama pembahasan Dhamma...
tp sayang nya pembahasan logika ini tak ada manfaatnya...

cm sekedar memenangkan ego dg menggagalkan statement
"setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM"
sampai disitu memang benar
tapi sayang sekali sodara-sodara kurang memperhatikan aspek waktu
dalam pembahasan ini

bagaimana jika "setiap yang telah tercerahkan tidak lagi menambah istri" :D ??
ato "setiap yang masih menambah istri berarti masih ada LDM"

Oh sekedar tambahan na.. Tentu saja menambah stok istri, simpanan dan berhubungan badan (termasuk dengan bocah bawah umur), semua dilakukan setelah mendapat wahyu dan menjadi nabi. Belum lagi ada ayat2 suci yg turun khusus dari "atas" bagi nabi utk menikahi wanita tertentu misalnya Hafsah. Sedangkan menurut Deva19 seharusnya saat mendapat wahyu, M sudah setingkat Buddha dan sudah tidak ada LDM.
Tentu saja memang benar menurut logika Deva19 bahwa M melakukan semua di atas bukan dengan LDM, karena lebih tepatnya bukan dengan LDM melainkan dengan "male member between his thighs"nya..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 06 July 2010, 08:35:41 PM
Oh sekedar tambahan na.. Tentu saja menambah stok istri, simpanan dan berhubungan badan (termasuk dengan bocah bawah umur), semua dilakukan setelah mendapat wahyu dan menjadi nabi. Belum lagi ada ayat2 suci yg turun khusus dari "atas" bagi nabi utk menikahi wanita tertentu misalnya Hafsah. Sedangkan menurut Deva19 seharusnya saat mendapat wahyu, M sudah setingkat Buddha dan sudah tidak ada LDM.
Tentu saja benar menurut logika Deva19 bahwa M bukan melakukan semua di atas dengan LDM, karena lebih tepatnya bukan dengan LDM melainkan dengan "male member between his thighs"nya..

=))...sy bru tau ternyata ayat2 suci tak hanya membahas hal2 spiritual, tapi juga 'hal-hal' duniawi seperti itu :D
wah jujur sy bener2 gak tau loh...apa cara-cara melakukannya juga dijabarkan secara detail?? :D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: HokBen on 06 July 2010, 08:41:58 PM
Sebelum kita mengutak-atik logikanya, bagaimana kalau anda sendiri kemukakan dulu logika dari pernyataan ini:

[...]Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi.

Dari mana premis-premisnya?

bro deva19, pertanyaan ini terlewatkan atau sengaja dilewatkan?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 08:46:12 PM
kayaknya seh sengaja..
setelah gw posting pertanyaan a-f di thread sebelah.. bro deva19 buru2 ajak gw ke sini.. buat alihin topik.. =))
bahkan dari pertanyaan gw sebelumnya mengenai bagaimana pandangan mertuanya jika bro deva19 menikah lagi pun tidak diberikan jawaban yang jelas.. hanya sekedar muji2 mertua yang katanya kyai.. tapi TIDAK ADA kejelasan statement yang membuktikan "KEBERANIAN BRO DEVA19 MENGIKUTI NABI BERPOLIGAMI"
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 06 July 2010, 08:49:59 PM
Oh sekedar tambahan na.. Tentu saja menambah stok istri, simpanan dan berhubungan badan (termasuk dengan bocah bawah umur), semua dilakukan setelah mendapat wahyu dan menjadi nabi. Belum lagi ada ayat2 suci yg turun khusus dari "atas" bagi nabi utk menikahi wanita tertentu misalnya Hafsah. Sedangkan menurut Deva19 seharusnya saat mendapat wahyu, M sudah setingkat Buddha dan sudah tidak ada LDM.
Tentu saja benar menurut logika Deva19 bahwa M bukan melakukan semua di atas dengan LDM, karena lebih tepatnya bukan dengan LDM melainkan dengan "male member between his thighs"nya..

=))...sy bru tau ternyata ayat2 suci tak hanya membahas hal2 spiritual, tapi juga 'hal-hal' duniawi seperti itu :D
wah jujur sy bener2 gak tau loh...apa cara-cara melakukannya juga dijabarkan secara detail?? :D

coba kita lihat.. nanti misalnya kalau ketemu hadist yang membicarakan hal ini.. atau ketemu hadist2 yang berisi "keganjilan2" biasanya paling cepat diclaim sebagai hadist palsu.. :whistle:
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 08:52:07 PM
Oh sekedar tambahan na.. Tentu saja menambah stok istri, simpanan dan berhubungan badan (termasuk dengan bocah bawah umur), semua dilakukan setelah mendapat wahyu dan menjadi nabi. Belum lagi ada ayat2 suci yg turun khusus dari "atas" bagi nabi utk menikahi wanita tertentu misalnya Hafsah. Sedangkan menurut Deva19 seharusnya saat mendapat wahyu, M sudah setingkat Buddha dan sudah tidak ada LDM.
Tentu saja benar menurut logika Deva19 bahwa M bukan melakukan semua di atas dengan LDM, karena lebih tepatnya bukan dengan LDM melainkan dengan "male member between his thighs"nya..

=))...sy bru tau ternyata ayat2 suci tak hanya membahas hal2 spiritual, tapi juga 'hal-hal' duniawi seperti itu :D
wah jujur sy bener2 gak tau loh...apa cara-cara melakukannya juga dijabarkan secara detail?? :D

Oh sori saya salah ingat dikit, yg benar Zaynab binti Jahsh bukan Hafsah. Lha banyak koq hal2 duniawi di situ.. Baik yg bermanfaat maupun yg tidak. Ada juga ayat yg diturunkan khusus bagi nalbinya bahwa dia boleh beristri lebih dr umatnya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 06 July 2010, 08:57:23 PM
kayaknya seh sengaja..
setelah gw posting pertanyaan a-f di thread sebelah.. bro deva19 buru2 ajak gw ke sini.. buat alihin topik.. =))
bahkan dari pertanyaan gw sebelumnya mengenai bagaimana pandangan mertuanya jika bro deva19 menikah lagi pun tidak diberikan jawaban yang jelas.. hanya sekedar muji2 mertua yang katanya kyai.. tapi TIDAK ADA kejelasan statement yang membuktikan "KEBERANIAN BRO DEVA19 MENGIKUTI NABI BERPOLIGAMI"
Soal poligami atau monogami, dalam pandangan Buddhist berdasarkan Tipitaka, saya pikir Sang Buddha tidak pernah melarang pun tidak mendukung yang manapun. Banyak kita temukan dalam masa Sang Buddha, baik yg pengikut ataupun non-pengikut Buddha yg memiliki bbrp istri. Tapi yg menjadi ketidaksetujuan umat buddhis adalah kalau diklaim telah setingkat Sang Buddha tetapi masih menambah terus jumlah "piaraan" di kasur. Contoh kasus "menggesek" kelamin saja jika dilakukan anggota Sangha maka anggota Sangha tidak mungkin telah mencapai kesucian, alih-alih telah melanggar vinaya dan dapat dikenakan sanksi. Apalagi jika menggesek kelamin terhadap anak bawah umur, mungkinkah seorang suci melakukan ini?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Peacemind on 06 July 2010, 09:58:09 PM

Logika level 2 tersebut benar. Pada level 3, mari kita pertanyakan kebenaran premis  mayornya. Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!


Ada banyak bukti bahwa seorang yang bebas dari LDM secara total tidak akan memiliki istri. Jangankan memilki istri, orang demikian pun tidak akan hidup dalam kehidupan rumah tangga. Salah satunya ada dalam Cūladukkhakkhandhasutta dari Majjhimanikāya. Di sana Sang Buddha dengan jelas mengatakan demikian kepada Mahanama. Bukan hanya seorang arahat yang telah melenyapkan seluruh LDM, seorang anagami yang masih memiliki LDM halus sekalipun tidak akan memiliki istri. Dalam Kitab suci Buddhis, ada seorang upasaka bernama Visakha yang setelah mendengar khotbah Sang Buddha ia mencapai kesucian anagami. Ia kemudian pulang ke rumah dan secara terus terang berkata dengan istrinya bahwa ia tidak akan mungkin lagi berhubungan seks dengannya lagi. Ia meminta istrinya untuk mencari suami lain jika mau dan mengambil harta sesuka dia. Sang istri yang bernama Dhammadinnā kemudian memilih untuk menjadi bhikkhuni. Ia bahkan mencapai kesucian arahat dan merupakan salah satu bhikkhuni terkenal di zaman Sang Buddha.

Sekarang, secara ilmu logika, jika M masih melakukan hubungan seks dan memiliki istri bukan hanya satu saja, ia tidak bisa dikatakan sebagai suci seperti halnya Sang Buddha, arahat atau bahkan anagami sekalipun. Mungkin anda mengatakan M adalah suci, tetapi itu tentu hanya versi anda dan bukan menurut ajaran Buddha. Seorang yang telah menghancurkan LDM secara total sudah tidak tergiur oleh kesenangan duniawi atau kesenangan2 yang muncul dari indera (lihat Magandiyasutta dari Majjhimanikāya). JIka M masih melakukan hubungan seks, apakah logika anda akan mengatakan bahwa M sudah tidak tergiur lagi oleh kesenangan inderawi? 
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Mr. pao on 06 July 2010, 11:34:15 PM
Buddha wafat masuk parinibbana.
Nabi wafat masuk 31 alam kehidupan.

Ini jelas beda. Karena Nabi M meninggal  akan ditempatkan oleh  Tuhan di surga menurut kepercayaan Islam. Dan setau saya di agama Islam ada surga 7 tingkat dan kepercayaan islam Nabi M akan masuk Surga ciptaan Tuhan.

Sementara di Agama Buddha ada 31 alam kehidupan. Di atas surga masih ada 20 alam lagi yang tidak ada di agama lain. Agama dari langit paling tinggi hanya sampai alam surga.

Siswa arya Sang Buddha yang telah mencapai kesucian arahat tidak akan masuk di alam manapun juga, sementara Umat beragama lain tlah dijanjikan akan ditempatkan di alam surga saja.

Buddha dan siswa arya akan memasuki parinibbana.
Nabi dan Umat akan masuk surga.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 07 July 2010, 01:07:20 AM
diminta argumentasi satu aja, gak ada yang bisa jawab. yang terampil menghina sih banyak. emank kalian berlatih mengejek orang itu dimana, kok pintar amat sih menghina? giliran berargumentasi...ngaco semua...

udah dikasih tau 19 rumus logika, gak ada yang bisa pake satupun. parah...

loh itu pertanyaan gw uda dijawab belum??

apakah iman = persepsi?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 06:48:39 AM
sabar2.. ntar bakal dicomment lagi..
ini bertanya kayak interogasi orang aja.. =))
beri waktu bernafas donk (sigh) :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 07 July 2010, 07:44:15 AM
Bantai terus. Btw, gua gak yakin nabi m masuk surga, kalau gak buat apa itu doa salawat nabi?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dhammasiri on 07 July 2010, 07:58:05 AM
Bantai terus. Btw, gua gak yakin nabi m masuk surga, kalau gak buat apa itu doa salawat nabi?
Saya sebagai seorang ex-Muslim, juga merasa bahwa statement:

"May Allah honour him and grant him peace.": (Arabic: صلى الله عليه وسلم‎ ṣall Allahu ʿalayhi wa sallam - S.A.W., SAAW, or SAAS) - this expression follows specifically after saying the name of the last prophet of Islam, Muhammad"

Menunjukkan kalau Nabi M. itu hidup dalam ketidak tenangan. Kalau memang dia hidup dalam ketenangan, mengapa Allah perlu menjamin kedamaian kepadanya? Ini tentu sangat berbeda dengan umat Buddha. Umat Buddha tidak mengatakan atau mendoakan "Semoga Sang Buddha selalu damai" karena kita semua tahu bahwa Beliau telah hidup dalam kedamaian.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 07 July 2010, 08:46:40 AM
dia sedang berputar2 dgn rumus logika 19nya untuk ngeles :))

nih guru memang gk bisa bercermin, bisa2nya buat statement :
Quote
tolong kutipkan, kapan saya menyatakan demikian! jika anda bukan orang brengsek, pasti anda bisa mengutipkan pernyataan saya secara tegas, sebagai bukti anda bertanggung jawab dengan perkataan anda, dan bukan sekedar tukang fitnah murahan.

Masih inget nih utang nih guru dgn forte di thread sebelah, diminta copas kalimat menghina tp malahan asik muter2 dan ngeles dgn logika 19nya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 09:34:45 AM
itu adalah khayalan anda sendiri, sdr. Kutho. kalian semua gegabah sekali! kapan saya menyatakan Buddha membagi-bagi pembunuhan ke dalam banyak kategori sebagaimana dalam Islam ?

tolong kutipkan, kapan saya menyatakan demikian! jika anda bukan orang brengsek, pasti anda bisa mengutipkan pernyataan saya secara tegas, sebagai bukti anda bertanggung jawab dengan perkataan anda, dan bukan sekedar tukang fitnah murahan.
Sungguh amat sayang sekali thread murahan anda itu dikarantina. Tetapi kalau anda punya daya ingat rata-rata, seharusnya ingat sekali apa yang anda tulis.

Karena tidak bisa copy-paste lagi, lebih baik konfirmasi saja sekarang.

saya tidak menyalahkan pendapat mereka yang berpendapat bahwa semua jenis pembunuhan ditentang. saya hanya menyalahkan mereka yang berkata, "sang budha menyatakan semua pembunuhan adalah ditentang". sebab tidak ada bukti yang membenarkan pernyataannya tersebut.
Yang saya tanyakan, menurut Buddha, pembunuhan ada 1 jenis atau banyak jenis?

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 10:56:27 AM
Pada level 3, mari kita pertanyakan kebenaran premis  mayornya. Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!

hmm stelah sy pikir2 memang benar kata2 anda,
memiliki istri bukan berarti memiliki LDM, karena memiliki istri pun blm tentu melakukan hubungan badan
dan lagipula Buddha tidak menceraikan istrinya kan walaupun telah mencapai pencerahan, berarti statusnya di KUA masih suami org =))

syukurlah kalau ada yang nyadar dikit-dikit.

Quote

jika ngakunya sudah mencapai pencerahan, tp menambah istri, gimana tuh? :D
jika ngakunya sudah mencapai pencerahan, tp masih berhubungan seks, gimana tuh? :D

di dalam buku petikan angutara nikaya, bab 7, saya membaca bahwa sang Budha menjelaskan tentang 7 belenggu seksual. lalu beliau menyatakan bahwa selama ada salah satu dari 7 belenggu seksual di dalam dirinya, maka tidak kunyakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. tetapi, karena 7 belenggu seksual sudah tidak ditemukan pada dirinya, maka dia menyatakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. di sutta-sutta lainnya banyak yang menjelaskan hal serupa itu. inilah ajaran yang membuat umat budhis berpikir bahwa hubungan seksual itu menghalangi pencerahan sempurna. Demikian pula, kesaksian saya di dalam praktik sehari-hari, bahwa saya belajar mengembangkan batin melalui berbagai meditasi yang saya pelajari. dan sangat merasakan bahwa hubungan seks, membuat batin saya menurun jauh, sperti jatuhnya sseorang dari atas menara yang tinggi, sehingga saya sendiri belajar untuk menjauhi seks, paling tidak mengurangi. walaupun demikian, tidak sepatutnya kita mengatakan bahwa sang Budha menyatakan "semua yang melakukan hubungan seks tidak bisa mencapai pencerahan sempurna". sebab, jika hal itu kita katakan, berarti kita tlah membuat kebohongan atas nama ajaran sang Budha.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 10:56:31 AM
Ini posting dari mahaguru logika:

[...]
berikut ini adalah 19 rumus logika :

Pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Setiap A adalah C

Rumus ini disebut AAA

Kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
Kesimpulan : Setiap A bukan C

(AEE)

Ketiga

Sebagian A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Sebagian A adalah C

IAI

Keempat

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian A bukan C
Sebagian serangga adalah bersayap
Setiap serangga bukan mamalia
-> kesimpulan sebagian serangga bukan mamalia.
Sebagian serangga adalah mamalia?  ???


Quote
IEO

Kelima

Setiap A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

AEE

Keenam

Setiap A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

EAE

Ketujuh

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

kedelapan

Sebagian A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Sebagian A adalah B
Kesimpulan tidak ditarik berdasarkan premis 2.


Quote
OAO

kesembilan

Setiap A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

kesepuluh

Setiap A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

kesebelas

Setiap A adalah B
Sebagian A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedua belas

Setiap A adalah B
Sebagian A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AOO

ketiga belas

Sebagian A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian  B adalah C

IAI

keempat belas

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

IEO

kelima belas

Setiap A adalah B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

keenam belas

Setiap A adalah B
Sebagian C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

ketujuh belas

Setiap A adalah B
Sebagian C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedelapan belas

Setiap A bukan B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

EAE
Setiap mamalia bukan burung.
Setiap anjing adalah mamalia.
-> Sebagian burung bukan anjing.
Sebagian burung adalah anjing? ???




Quote
kesembilan belas

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

silahkan uji kebenaran kesimpulan anda dengan salah satu dari 19 rumus tersebut!

Sebagian mamalia adalah binatang darat
setiap cumi-cumi bukan mamalia.
-> Sebagian binatang darat bukan cumi-cumi.
Sebagian binatang darat adalah cumi-cumi? ???
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 11:00:17 AM
di dalam buku petikan angutara nikaya, bab 7, saya membaca bahwa sang Budha menjelaskan tentang 7 belenggu seksual. lalu beliau menyatakan bahwa selama ada salah satu dari 7 belenggu seksual di dalam dirinya, maka tidak kunyakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. tetapi, karena 7 belenggu seksual sudah tidak ditemukan pada dirinya, maka dia menyatakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. di sutta-sutta lainnya banyak yang menjelaskan hal serupa itu. inilah ajaran yang membuat umat budhis berpikir bahwa hubungan seksual itu menghalangi pencerahan sempurna. Demikian pula, kesaksian saya di dalam praktik sehari-hari, bahwa saya belajar mengembangkan batin melalui berbagai meditasi yang saya pelajari. dan sangat merasakan bahwa hubungan seks, membuat batin saya menurun jauh, sperti jatuhnya sseorang dari atas menara yang tinggi, sehingga saya sendiri belajar untuk menjauhi seks, paling tidak mengurangi. walaupun demikian, tidak sepatutnya kita mengatakan bahwa sang Budha menyatakan "semua yang melakukan hubungan seks tidak bisa mencapai pencerahan sempurna". sebab, jika hal itu kita katakan, berarti kita tlah membuat kebohongan atas nama ajaran sang Budha.
Orang suci tidak terbelenggu seksual
Nabi M terbelenggu seksual
-> Nabi M bukan orang suci.

Disesuaikan perut:
Orang suci tidak terbelenggu seksual
Terbelenggu seksual bukan orang suci
-> terbelenggu seksual bukan berarti tidak bisa jadi suci.

Siapa yang bahas bisa dan tidak bisanya? Yang dibahas adalah keadaan sucinya itu sendiri kok.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 11:03:08 AM
di dalam buku petikan angutara nikaya, bab 7, saya membaca bahwa sang Budha menjelaskan tentang 7 belenggu seksual. lalu beliau menyatakan bahwa selama ada salah satu dari 7 belenggu seksual di dalam dirinya, maka tidak kunyakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. tetapi, karena 7 belenggu seksual sudah tidak ditemukan pada dirinya, maka dia menyatakan bahwa dirinya telah mencapai pencerahan tertinggi. di sutta-sutta lainnya banyak yang menjelaskan hal serupa itu. inilah ajaran yang membuat umat budhis berpikir bahwa hubungan seksual itu menghalangi pencerahan sempurna. Demikian pula, kesaksian saya di dalam praktik sehari-hari, bahwa saya belajar mengembangkan batin melalui berbagai meditasi yang saya pelajari. dan sangat merasakan bahwa hubungan seks, membuat batin saya menurun jauh, sperti jatuhnya sseorang dari atas menara yang tinggi, sehingga saya sendiri belajar untuk menjauhi seks, paling tidak mengurangi. walaupun demikian, tidak sepatutnya kita mengatakan bahwa sang Budha menyatakan "semua yang melakukan hubungan seks tidak bisa mencapai pencerahan sempurna". sebab, jika hal itu kita katakan, berarti kita tlah membuat kebohongan atas nama ajaran sang Budha.
Bukan "semua yang melakukan hubungan seks TIDAK BISA mencapai pencerahan sempurna."

MELAINKAN:
"Semua yang melakukan hubungan seks TIDAK MUNGKIN telah tercerahkan sempurna."
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 11:04:24 AM
Ini posting dari mahaguru logika:

[...]
berikut ini adalah 19 rumus logika :

Pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Setiap A adalah C

Rumus ini disebut AAA

Kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
Kesimpulan : Setiap A bukan C

(AEE)

Ketiga

Sebagian A adalah B
Setiap B adalah C
Kesimpulan : Sebagian A adalah C

IAI

Keempat

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian A bukan C
Sebagian serangga adalah bersayap
Setiap serangga bukan mamalia
-> kesimpulan sebagian serangga bukan mamalia.
Sebagian serangga adalah mamalia?  ???


Quote
IEO

Kelima

Setiap A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

AEE

Keenam

Setiap A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Setiap A bukan C

EAE

Ketujuh

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan B
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

IEO

kedelapan

Sebagian A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Sebagian A adalah B
Kesimpulan tidak ditarik berdasarkan premis 2.


Quote
OAO

kesembilan

Setiap A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

kesepuluh

Setiap A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

kesebelas

Setiap A adalah B
Sebagian A adalah C
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedua belas

Setiap A adalah B
Sebagian A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AOO

ketiga belas

Sebagian A adalah B
Setiap A adalah C
Kesimpulan : Sebagian  B adalah C

IAI

keempat belas

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

IEO

kelima belas

Setiap A adalah B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AAI

keenam belas

Setiap A adalah B
Sebagian C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

AEO

ketujuh belas

Setiap A adalah B
Sebagian C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B adalah C

AII

kedelapan belas

Setiap A bukan B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

EAE
Setiap mamalia bukan burung.
Setiap anjing adalah mamalia.
-> Sebagian burung bukan anjing.
Sebagian burung adalah anjing? ???




Quote
kesembilan belas

Sebagian A adalah B
Setiap C bukan A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

silahkan uji kebenaran kesimpulan anda dengan salah satu dari 19 rumus tersebut!

Sebagian mamalia adalah binatang darat
setiap cumi-cumi bukan mamalia.
-> Sebagian binatang darat bukan cumi-cumi.
Sebagian binatang darat adalah cumi-cumi? ???

ngakak bacanya. =))
Mahaguru logika keblinger. Logika sesat dipake.. Tambah sesat deh.. :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 11:07:00 AM
Quote from: jerry
Soal poligami atau monogami, dalam pandangan Buddhist berdasarkan Tipitaka, saya pikir Sang Buddha tidak pernah melarang pun tidak mendukung yang manapun. Banyak kita temukan dalam masa Sang Buddha, baik yg pengikut ataupun non-pengikut Buddha yg memiliki bbrp istri. Tapi yg menjadi ketidaksetujuan umat buddhis adalah kalau diklaim telah setingkat Sang Buddha tetapi masih menambah terus jumlah "piaraan" di kasur. Contoh kasus "menggesek" kelamin saja jika dilakukan anggota Sangha maka anggota Sangha tidak mungkin telah mencapai kesucian, alih-alih telah melanggar vinaya dan dapat dikenakan sanksi. Apalagi jika menggesek kelamin terhadap anak bawah umur, mungkinkah seorang suci melakukan ini?

tidak setuju dengan apa yang saya nyatakan itu merupakan hal yang wajar. karena kita tahu, seribu manusia itu berarti seribu pendapat yang berbeda. tetapi ketidak setujuan jangan sampai menjadi kebencian, apalagi sampai menghina dan memperolok-olok. itu akan sangat memperlakukan citra umat budhis yang oleh pihak luar dikenal damai, lembut dan santun. marilah kita tidak setuju dengan pendapat orang lain, tap jaga diri jangan sampai menghinanya. seharusnya, kita memusatkan pikiran untuk menyelidiki, kenapa orang lain bisa berpikiran seperti itu? adakah argumentasi yang melatar belakanginya? ini yang patut dilakukan oleh seorang yang tidak setuju dengan pendapat orang lain, bukan menghina.

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

saya nyatakan "ini adalah produk logika". jika anda sanggup mengoreksinya berdasarkan logika pula, maka mari kita diskusikan. jika anda tidak tidak sanggup mengoreksinya dengan logika, mari kita hentikan diskusi ini. itulah saja yang saya tawarkan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 11:12:00 AM
Quote from: kutho
Yang saya tanyakan, menurut Buddha, pembunuhan ada 1 jenis atau banyak jenis?

saya tidak tahu. yang saya tahu, beliau tidak pernah menyatakan bahwa "semua pembunuhan tercela".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 11:14:04 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 11:17:37 AM
Kenapa logika harus dijadikan parameter benar salahnya sesuatu? Logika menurut siapa? Logika itu masih terbatas dan sang Buddha sendiri menganjurkan untuk tidak menerima pernyataan hanya karena sesuai dengan logika semata. Anda membuat premis dan konklusi berdasarkan satu ayat tertentu lalu dengan ayat ini anda mencocok-cocokkan semuanya. Padahal jika dilihat lebih jauh lagi ke belakang, 1 ayat ini sangat lemah dibandingkan keseluruhannya yg bertolak belakang thdp ayat ini.

Thanks utk sarannya, tidak berkembang sampai kebencian koq. Hanya menertawakan orang yg wahamnya terlalu tebal. Bagian mana saya menghina? Kalau sebuah kenyataan dibabarkan, soal nambah bini nambah simpanan pdhl sudah mendapat wahyu (yg menurut Anda udah tercerahkan sempurna laiknya Buddha); turun ayat bahwa wanita A adalah haknya si fulan; menggesek kelamin pd anak kecil dst.. Apa penghinaan namanya itu? Kalo mengolok2 berdasarkan fakta, ok saya akui itu. :D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 11:20:00 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 11:24:14 AM
Kenapa logika harus dijadikan parameter benar salahnya sesuatu? Logika menurut siapa? Logika itu masih terbatas dan sang Buddha sendiri menganjurkan untuk tidak menerima pernyataan hanya karena sesuai dengan logika semata. Anda membuat premis dan konklusi berdasarkan satu ayat tertentu lalu dengan ayat ini anda mencocok-cocokkan semuanya. Padahal jika dilihat lebih jauh lagi ke belakang, 1 ayat ini sangat lemah dibandingkan keseluruhannya yg bertolak belakang thdp ayat ini.

Thanks utk sarannya, tidak berkembang sampai kebencian koq. Hanya menertawakan orang yg wahamnya terlalu tebal. Bagian mana saya menghina? Kalau sebuah kenyataan dibabarkan, soal nambah bini nambah simpanan pdhl sudah mendapat wahyu (yg menurut Anda udah tercerahkan sempurna laiknya Buddha); turun ayat bahwa wanita A adalah haknya si fulan; menggesek kelamin pd anak kecil dst.. Apa penghinaan namanya itu? Kalo mengolok2 berdasarkan fakta, ok saya akui itu. :D

saya sendiri, pernah membaca statement sang Budha di dalam salah satu sutta kalama yang kira-kira maknanya begini, "tidak harus menganggap benar terhadap sesuatu yang disimpulkan berdasarkan logika". dan saya setuju. kebenaran ajaran ajaran sang Budha, bukanlah kebenaran logika. oleh karena itu, logika tidak perlu mencampuri ajaran sang Budha. seharusnya, umat ini menjalkan ajaran sang Budha menjalankn ajaran sang Budha tanpa menyimpulkan atau menafsir, itu jauh lebih baik. tapi pada kenyataannya, banyak umat yang telah membuat banyak kesimpulan dan penafsiran. dan itu artinya "logika" telah bermain di situ. adapun kebenaran logika hanya bisa dinilai benar salahnya melalui imu logika saja, dan tidk bisa dinilai melalui cara bermeditasi.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 11:24:31 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
sampai kapan bro mau berdiskusi dengan parameter "menurut saya"
bisa tidak bro ada sedikit NIAT DISKUSI, berikan literatur yang menyatakan logika itu pasti benar..
jadi jangan bertele2.. logika itu PASTI BENAR / ADA KEMUNGKINAN BISA SALAH.. dan plz literatur yang menyatakan itu?

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 11:28:03 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
sampai kapan bro mau berdiskusi dengan parameter "menurut saya"
bisa tidak bro ada sedikit NIAT DISKUSI, berikan literatur yang menyatakan logika itu pasti benar..
jadi jangan bertele2.. logika itu PASTI BENAR / ADA KEMUNGKINAN BISA SALAH.. dan plz literatur yang menyatakan itu?



parameter diskusi nya adalah logika, bukan "menurut saya". tetapi pernyataan "bagi saya, logika itu pasti benar" karena saya telah melakukan banyak uji coba terhadap kasus-kasus, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa logika itu benar. tetapi, tentu saja belum tentu orang lain melakukan dan mengalami hal yang saya lakukan dan saya alami. oleh krena itu saya tidak menyatakan "logika itu pasti menurut semua orang".  faktanya, banyak menganggap "logika belum tentu benar".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Indra on 07 July 2010, 11:31:14 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
sampai kapan bro mau berdiskusi dengan parameter "menurut saya"
bisa tidak bro ada sedikit NIAT DISKUSI, berikan literatur yang menyatakan logika itu pasti benar..
jadi jangan bertele2.. logika itu PASTI BENAR / ADA KEMUNGKINAN BISA SALAH.. dan plz literatur yang menyatakan itu?



parameter diskusi nya adalah logika, bukan "menurut saya". tetapi pernyataan "bagi saya, logika itu pasti benar" karena saya telah melakukan banyak uji coba terhadap kasus-kasus, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa logika itu benar. tetapi, tentu saja belum tentu orang lain melakukan dan mengalami hal yang saya lakukan dan saya alami. oleh krena itu saya tidak menyatakan "logika itu pasti menurut semua orang".  faktanya, banyak menganggap "logika belum tentu benar".

Bro kainyn di atas sudah membuktikan bahwa logika yg anda bawakan ternyata salah (bukan sekedar "belum tentu benar")
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 11:31:39 AM
Kenapa logika harus dijadikan parameter benar salahnya sesuatu? Logika menurut siapa? Logika itu masih terbatas dan sang Buddha sendiri menganjurkan untuk tidak menerima pernyataan hanya karena sesuai dengan logika semata. Anda membuat premis dan konklusi berdasarkan satu ayat tertentu lalu dengan ayat ini anda mencocok-cocokkan semuanya. Padahal jika dilihat lebih jauh lagi ke belakang, 1 ayat ini sangat lemah dibandingkan keseluruhannya yg bertolak belakang thdp ayat ini.

Thanks utk sarannya, tidak berkembang sampai kebencian koq. Hanya menertawakan orang yg wahamnya terlalu tebal. Bagian mana saya menghina? Kalau sebuah kenyataan dibabarkan, soal nambah bini nambah simpanan pdhl sudah mendapat wahyu (yg menurut Anda udah tercerahkan sempurna laiknya Buddha); turun ayat bahwa wanita A adalah haknya si fulan; menggesek kelamin pd anak kecil dst.. Apa penghinaan namanya itu? Kalo mengolok2 berdasarkan fakta, ok saya akui itu. :D

saya sendiri, pernah membaca statement sang Budha di dalam salah satu sutta kalama yang kira-kira maknanya begini, "tidak harus menganggap benar terhadap sesuatu yang disimpulkan berdasarkan logika". dan saya setuju. kebenaran ajaran ajaran sang Budha, bukanlah kebenaran logika. oleh karena itu, logika tidak perlu mencampuri ajaran sang Budha. seharusnya, umat ini menjalkan ajaran sang Budha menjalankn ajaran sang Budha tanpa menyimpulkan atau menafsir, itu jauh lebih baik. tapi pada kenyataannya, banyak umat yang telah membuat banyak kesimpulan dan penafsiran. dan itu artinya "logika" telah bermain di situ. adapun kebenaran logika hanya bisa dinilai benar salahnya melalui imu logika saja, dan tidk bisa dinilai melalui cara bermeditasi.
Nah Anda sembarang menarik kesimpulan lagi. Bukan berarti logika itu tidak perlu. Kalau logika tidak perlu, maka agama Buddha akan lebih cocok dengan pernyataan teolog Tertullian "credo quia absurdum" dan Anda akan menemukan setiap hari minggu umat buddha ke vihara untuk nyanyi-nyanyi dan didoktrin melulu. Tetapi sebaliknya sang Buddha mengajak kita untuk menyelidiki lebih jauh, tidak nyangkut pada sebatas logika belaka. Karena logika bukan satu-satunya parameter kebenaran, ia hanya satu dari sekian banyak aspek yg menjadi wajah kebenaran hakiki. Karena itu umat Buddha dari 2500 tahun lalu hingga sekarang tidak menemukan adanya pertentangan antara ilmu logika dengan dhamma ajaran Buddha. Yang pertama hanyalah stepping stone dalam memahami yang belakangan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 07 July 2010, 11:31:55 AM
uji coba yang dilakukan bro deva19 tidak objektif. sebab mengacu pada standar penilaian/pendapat pribadi, penuh dengan kecenderungan sifat individu. itu sebabnya ilmu logika dipastikan tidak benar.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 07 July 2010, 11:34:11 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
sampai kapan bro mau berdiskusi dengan parameter "menurut saya"
bisa tidak bro ada sedikit NIAT DISKUSI, berikan literatur yang menyatakan logika itu pasti benar..
jadi jangan bertele2.. logika itu PASTI BENAR / ADA KEMUNGKINAN BISA SALAH.. dan plz literatur yang menyatakan itu?



=))

adakah berhubungan dgn telescope ?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 11:37:05 AM
Kalo udah telescope, jangan2 naviscope juga??
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 11:37:33 AM
dari statement bro :

sudah saya katakan bahwa pernyaaan saya tentang kesucian muhammad berdasarkan Logika. Logika adalah mesin yang memproduksi kesimpulan-kesimpulan. Jika apa yang keluar dari mesin tersebut ternyata salah, maka persalahkan mesinnya, jangan mempermasalahkan orangnya. tetapi bila anda tidak sanggup untuk bisa mengerti bagaimana mesin logika tersebut bekerja, maka anda tidak mempunyai jalan untuk bisa mengubah pendirian orang lain yang muncul dari produk logika tersebut.

berarti ilmu logika BELUM TENTU BENAR ?


bagi saya, logika itu sudah pasti benar. tetapi bila ada yang sanggup membuktikan kesalahannya, seperti yang coba dilakukan oleh sdr. Kutho, itu bagus.

dalam 19 rumus tersebut, memang ada beberapa rumus yang ditulis salah. saya memang menulis dengan buru-buru dan asal. tapi bila ternyata ada yang mengoreksi dengan benar, berarti ada yang sanggup mengerti logika. dengan demikian, harapan diskusi yang baik bisa terjadi.
sampai kapan bro mau berdiskusi dengan parameter "menurut saya"
bisa tidak bro ada sedikit NIAT DISKUSI, berikan literatur yang menyatakan logika itu pasti benar..
jadi jangan bertele2.. logika itu PASTI BENAR / ADA KEMUNGKINAN BISA SALAH.. dan plz literatur yang menyatakan itu?



parameter diskusi nya adalah logika, bukan "menurut saya". tetapi pernyataan "bagi saya, logika itu pasti benar" karena saya telah melakukan banyak uji coba terhadap kasus-kasus, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa logika itu benar. tetapi, tentu saja belum tentu orang lain melakukan dan mengalami hal yang saya lakukan dan saya alami. oleh krena itu saya tidak menyatakan "logika itu pasti menurut semua orang".  faktanya, banyak menganggap "logika belum tentu benar".

Bro kainyn di atas sudah membuktikan bahwa logika yg anda bawakan ternyata salah (bukan sekedar "belum tentu benar")
setuju..
kita tunggu tanggapan bro deva19
btw.. pertanyaan a-f saya gak dijawab2 neh =))
kayaknya bro deva19 benar2 SELEKTIF dalam menjawab..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 11:38:36 AM
=))

adakah berhubungan dgn telescope ?
:))

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 07 July 2010, 11:46:29 AM
=))

adakah berhubungan dgn telescope ?
:))



Kenapa udah banyak buku2 menulis gimana menjadi kaya,
seminar menjadi kaya, dst, dst.....

tapi hanya sedikit orang yg bisa bener2 kaya....
(walaupun yg pingin udah niat lho  :)) :)) :)))

logikanya dimana ya bung deva19 ?

adakah hubungan kemampuan dpt berpikir logika dan kemampuan utk menjadi kaya (kaya duit bro)!

thanks sebelumnya
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 12:09:30 PM
Quote from: kutho
Yang saya tanyakan, menurut Buddha, pembunuhan ada 1 jenis atau banyak jenis?

saya tidak tahu. yang saya tahu, beliau tidak pernah menyatakan bahwa "semua pembunuhan tercela".

Ini bahaya sekali. Nanti saya jelaskan: "saya tidak tertarik secara seksual kepada pria." Karena saya memang seorang heteroseksual.
Nanti Bro Deva19 bilang, "Bro Kainyn tidak mengatakan tidak tertarik secara seksual pada semua pria." Ini mengindikasikan saya ada tertarik secara seksual pada sebagian pria. Habislah reputasi saya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: hendrako on 07 July 2010, 12:10:45 PM
Judul threadnya salah satu huruf tuh, mestinya:

"Logila umat Budhis"

 :))

note: sedikit saran yang bersifat minor untuk Bro CM,
Penulisan Buddha adalah dengan 2 huruf d, hal ini mungkin penyesuaian lafal Pali ke bahasa Indonesia yang menggunakan huruf latin, lafalnya adalah Bud_dha, bukan Bu-dha. Lafal Bud seperti lafal but pada kabut dan dha seperti lafal lha tapi l-nya diganti dengan d.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 07 July 2010, 12:16:36 PM
di forum Budhis, saya membuat statement bahwa Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi. Seluruh umat Budhis yang ada di forum tersebut menyangkalnya. Bahwa menurut mereka, mustahil Nabi Muhammad mencapai tingkat kesucian tertinggi. [1]


Gaya bahasa Hiperbola ? atau memang fakta bahwa seluruh umat buddhis di forum tersebut ?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 07 July 2010, 12:19:27 PM
di forum Budhis, saya membuat statement bahwa Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi. Seluruh umat Budhis yang ada di forum tersebut menyangkalnya. Bahwa menurut mereka, mustahil Nabi Muhammad mencapai tingkat kesucian tertinggi. [1]

Bagaimana logika mereka ?

Begini :

. Muhammad itu yang tidak mencapai kesucian tertinggi [1a]

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki LDM [2]

sedangkan …

. Setiap yang memiliki LDM adalah yang tidak mencapai kesucian tertinggi

Logika tersebut benar dalam logika level 1. pada level 2, mengapa mereka mengatakan Muhammad masih memiliki LDM? Jawaban mereka :

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki istri 4

sedangkan…

.setiap yang memiliki istri 4 adalah yang memiliki LDM

Logika tersebut benar. Pada level 2. tetapi, menurut mereka intinya bukan terletak pada term "beristri 4". Karena menurut mereka, "memiliki 1 istri saja sudah merupakan loba, maka apalagi 4 istri". Dengan demikian maka logikanya perlu di konversi ke dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :

. Muhammad adalah yang memiliki LDM

karena…

. Muhammad adalah yang memiliki istri

sedangkan…

. Setiap yang memiliki istri adalah yang memiliki LDM

Logika level 2 tersebut benar. Pada level 3, mari kita pertanyakan kebenaran premis  mayornya. Pertama, dari mana asal usul dari pandangan bahwa "setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM" ? Saya jamin bahwa sang Budha tidak pernah menyatakan demikian. Yang menyatakan demikian adalah umat Budhis yang telah menyimpulkan dari ajaran sang Budha. Tetapi, kita perlu mengetahui, bagaimana kesimpulan tersebut dibuat? Oleh karena itu, jika Anda adalah umat Budhis yang mempunyai keyakinan bahwa "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM", maka tolong kemukakanlah di sini premis-premisnya!

Jika premis-premisnya telah dikemukakan, maka kita akan mengujikan dengan Hukum Logika. Jika Logika pada level 3 ini terbukti tidak benar, maka semoga anda meninggalkan keyakinan yang tidak berdasar tersebut. Jika Logika pada level 3 tersebut benar,maka kita akan masuk pada pengujikan logika level 4. [3]


CK :

1. yang dimaksud kesucian tertinggi di sini, dalam keyakinan mereka berarti kesucian yang dicapai oleh sang Budha. Dengan demikian, saya telah menyatakan bahwa kesucian Nabi Muhammad setingkat dengan kesucian yang dicapai oleh sang Budha.

1a. Kalimat ini asalnya berbentuk E, tetapi telah dikonversi ke dalam bentuk A, dengan menambahkan kan kata "yang" pada predicate nya.

2. LDM = Loba, Dosa dan Moha. Loba = Keserakahan. Dosa = kebencian. Moha = Kebodohan spiritual.

3. ini adalah contoh teknik pengujian kebenaran melalui teknik berpikir logic terstruktur yang disebut dengan Piramida Logika. Piramida Logika tersebut terdiri dari piramida-piramida logika mulai dari level 1 hingga 4. setiap level terdiri dari 1 syllogisme.

Coba hubungkan dengan UPAYA KAUSALYA ? pasti masuk semua premis-nya...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tuwino gunawan on 07 July 2010, 12:22:44 PM

Ini bahaya sekali. Nanti saya jelaskan: "saya tidak tertarik secara seksual kepada pria." Karena saya memang seorang heteroseksual.
Nanti Bro Deva19 bilang, "Bro Kainyn tidak mengatakan tidak tertarik secara seksual pada semua pria." Ini mengindikasikan saya ada tertarik secara seksual pada sebagian pria. Habislah reputasi saya.


reputasi anda masih 129 kok  :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: hendrako on 07 July 2010, 12:29:29 PM

Ini bahaya sekali. Nanti saya jelaskan: "saya tidak tertarik secara seksual kepada pria." Karena saya memang seorang heteroseksual.
Nanti Bro Deva19 bilang, "Bro Kainyn tidak mengatakan tidak tertarik secara seksual pada semua pria." Ini mengindikasikan saya ada tertarik secara seksual pada sebagian pria. Habislah reputasi saya.


reputasi anda masih 129 kok  :))

Malah nambah   :))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:01:48 PM
Quote from: tono
aa bisa jawab, tp asal bro kosongi cangkir bro sebelum bro mengajak diskus... karena percuma jika bro tidak kosongi cangkir bro tp ngotot mau diskus, yg ada cm pemaksaan konsep berpikir bro kepada orang... namun sayang konsep berpikir bro katot alias ka chow total…

saya tidak akan memaksa a. tetapi, saya hanya bisa menerima kebenaran suatu kesimpulan yang disimpulkan dengan norma-norma logika seperti yang telah saya jelaskan. Dengan demikian, dalam diskusi ini saya mengharapkan anda maupun saya, bisa konsisten kepada norma-norma berpikir tersebut. Jika saya melanggar norma tersebut, maka saya bersalah. Karena tidak konsisten dengan aturan yang telah saya mufakati sendiri.  Demikian pula anda. Di luar norma-norma logika tersebut, tentu anda boleh berpendapat. Tetapi, tentu kebenaran pendapat tersebut tidak dapat dipaksakan kepada saya. Tapi, anda dapat memaksa saya berubah pemikiran, jika anda mampu menyatakan kebenaran sesuai dengan norma-norma yang saya akui kebenarnanya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:02:37 PM
penjelasan rumus kedelapan belas

Quote
Setiap A bukan B
Setiap C adalah A
Kesimpulan : Sebagian B bukan C

Quote from: kutho
Setiap mamalia bukan burung.
Setiap anjing adalah mamalia.
-> Sebagian burung bukan anjing.

adapun rumus yang ke delapan belas tersebut sudah benar. Dan sdr. Kutho juga memberikan contoh kasus yang benar. Kesimpulannya memang "sebagian burung bukan anjing". Kesimpulan ini memang terasa rancu dan tampak tidak benar. Tetapi, menurut kaidah ilmu logika itu benar, tetapi tidak ditarsirkan sebagai "sebagian burung adalah anjing", sebagaimana yang dipertanyakan sdr. Kutho.

Quote from: kutho
Sebagian burung adalah anjing?

jika dikatakan "seluruhnya bukan anjing", maka dinyatakan "sebagiannya bukan anjing pun benar".

Misalkan, seorang peternak memelihara banyak burung dikandang A. Dan kita melihat seluruh burung tersebut. Lalu kita mengatakan "seluruh burung tersebut bukan anjing". Ini merupakan kalimat yang benar.

Tapi, peternak memisahkan sebagian burung tersbut dari  ke kandang B yang terpisah. Oleh karena itu, burung yang ada dikandang A maupun kandang B, masing-masing disebut "sebagian burung" (yang dimiliki pak tani). Dan ada orang bertanya "apakah burung-burung yang ada di kandang B itu adalah anjing?" dan tentu kita jawab, "bukan". Oleh karena itu dapat kita katakan "burung-burung yang ada dikandang B bukanlah anjing".

Lalu,orang itu bertanya lagi, "apakah burung yang ada di kandang B itu seluruh burung (yang dimiliki peternak)?" karena peternak itu masih memiliki burung lain di kandang A,maka kita nyatakan "bukan seluruh, itu hanya sebagian burung (yang dimiliki peternak)."

karena sebagian burung itu yang ada di kandang A. dan setiap  yang ada di kandang A itu bukan anjing.  Maka sebagian burung tersebut bukan anjing.

Sehingga rumus kedelapan 18 (EAE) tersebut dapat dikonversi ke rumus ke 3 (IAI), untuk lebih mudah difahami.

Anda punya 1 gelas air gula, yang tentu rasanya manis. Sehingga anda dapat menyatakan "segelas air gula tersebut rasanya manis".

Lalu, anda pindahkan 1/2 gelas ke gelas lainnya. Dan tentu saja, 1/2 gelas air gula itupun tetap rasanya manis. Oleh karena itu dapat anda nyatakan "1/2 gelas air gula tersebut rasanya manis". Tapi itu jangan ditafsirkan "berarti setengahnya lagi pahit".

Duh… dengan sabar saya mencoba menjelaskannya secara terperinci begini. (sampai jari-jemari ku pegel banget). Mudah-mudahan bisa dimengerti!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:03:01 PM
Quote from: xenocross
Tapi nabi m udah jelas2 berhubungan seks pak! Kalau baca sutta, udah jelas arahat itu udah ga ada nafsu.jawab dong postingan aa tono

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274691.html#msg274691

saya tanya, apakah yang tercela menurut sang Budha itu adalah nafsu seks ataukah kemelekatan terhadap nafsu seks?

Apakah anda tau bedanya antara nafsu seks dan kemelekatan terhadap nafsu seks?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:03:22 PM
Quote from: Forte
deva19 memilih2 pertanyaan.. apakah pertanda mengalihkan topik ?

dari segitu banyak diposting.. postingan gw mengenai pertanyaan2 yang a-f gak bisa terjawab bukan..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274692.html#msg274692

maaf, bro Forte. Saya pikir anda harus memakluminya. Ini kan bukan suatu dialog 1 ke 1, melainkan 1 ke banyak. Jika saya harus menjawab semuanya, tentu saya akan kerepotan. Apalagi, sebenarnya saya melakukan diskusi ini sambil bekerja.

Sebenarnya, saya ingin menjawab semua pertanyaan untuk menghormati anda semuanya. Tapi tidak dapat saya lakukan. Cobalah anda bayangkan, bagaimana bila anda di posisi saya. Oleh karna itu, saya minta maaf, bila ada ada pertanyaan anda yang terlewatkan.

Sebagian pertanyaan bersifat sederhana, dapat dijawab dengan mudah dan singkat. Sebagian pertanyaan lagi, perlu penjelasan yang mendalam. Sebagian pertanyaan terasa begitu penting. Dan sebagiannya terasa kurang begitu menarik. Walaupun demikian, seandainya ini hanya suatu dialog satu ke satu, mungkin saya akan menjawab semuanya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:03:42 PM
Quote from: Johan
Lagi melirik bro Deva19 menyuguhan judul....

Cara mudah Menjadi kaya dgn berpikir LOGIS!

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274698.html#msg274698

ha..ha…ha…

boro-boro jadi kaya bro…

di Bandung, saya menyelenggarakan kursus ilmu logika bagi para mahasiswa yang kost di daerah saya. Itu semua gratis.  Semua biaya saya yang nanggung, sampai konsumsi nya segala. Selain itu, saya juga telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menyebarkan Logika Aristotelianism ini di berbagai forum diskusi, termasuk di sini.

Sementara yang lain memikirkan strategi jitu berbisnis dan menghabiskan waktu-waktunya untuk mengumpulkan rupiah. Sedangkan saya seringkali menghabiskan waktu untuk mempelajari pelajaran kuno, ilmu logika yang tercipta sejak 400 SM. Untunglah segitu juga, saya gak sampai jatuh miskin.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:04:00 PM
Quote from: Jerry
1. M telah berhubungan dng Aisyah sekurang-kurangnya umur 9 tahun. Dan pada umur 6 tahun dengan cara "menggesek".

2. M memiliki 16 istri, 2 simpanan dan 4 free-sex partner:
1. Khadija
2. Sawda
3. Aisha
4. Omm Salama
5. Halsa
6. Zaynab (of Jahsh)
7. Jowayriyi
8. Omm Habiba
9. Safiya
10. Maymuna (of Hareth)
11. Fatema
12. Hend
13. Asma (of Saba)
14. Zaynab (of Khozayma)
15. Habla
16. Asma (of Noman)
concubines/slaves:
17. Mary (the Christian)
18. Rayhana
"devoted" follower who give themselves for his carnal desire:
19. Omm Sharik
20. Maymuna
21. Zaynab (a third one)
22. Khawla

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274700.html#msg274700

ya, betul bro. dalam literatur Islam, ada nabi yang mempunya istri lebih banyak, yaitu nabi dawud a.s .istrinya 100 orang, bro!

Tapi sebagaimana telah saya pertanyakan, mana yang benar :

1. pencerahan terhalangi oleh status kepemilikan
2. pencerahan terhalangi oleh kemelekatan
3. pencerahan terhalangi oleh nafsu seks

????
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:04:30 PM
Quote from: tono
bukti yg terkuat itu sebenarnya sederhana, anda boleh mencari didalam tripitaka, sumber-sumber kitab komentar, literatur-literatur buddhist tua, catatan i ching (pelajar dari cina), cari referensi sebanyak-banyak nya yg bs anda peroleh...

temukan 1 catatan bahwa buddha pernah melakukan pembunuhan terhadap 1 mahluk hidup (manusia termasuk didalam nya binatang)

logika sederhana nya gini (ga perlu pake turunan logika piramid ato logika bertingkat 19 level) bagaimana mungkin seseorang yg tidak pernah melakukan pembunuhan mengajarkan/menyarankan pembunuhan ?

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274705.html#msg274705

tetapi, ton, saya tidak dapat proses pembuktian bahwa sang Budha pernah melakukan pembunuhan, dan juga tidak sedang berupaya membuktikan bahwa sang Budha mengajarkan pembunuhan. Dan saya tidak pernah menyatakan hal serupa itu. Perlu anda garis bawahi bahwa saya hanya menyatakan : Sang Budha tidak pernah menyatakan bahwa semua pembunuhan itu tercela .

Saya tidak pernah menyatakan "Sang Budha mengajarkan berperang atau membunuh".

Saya tidak pernah menyatakan "Sang Budha menyetujui pembunuhan".

Jadi, tolong cermati dengan sebaik-baiknya, apa sebenarnya yang saya nyatakan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:04:59 PM
Quote from: dhanuttono
bandingkan, orang yg selalu membunuh untuk memuaskan keinginan nya dengan mengatas namakan tuhan nya, apakah mungkin mengajarkan/menyarankan pembunuhan ?

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274705.html#msg274705

apakah anda ingin menyatakan bahwa Muhamad membunuh untuk memuaskan keinginannya? Jika "ya", silahkan kemukakan argumentasinya di sini!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:05:16 PM
Quote from: reenzia
cm sekedar memenangkan ego dg menggagalkan statement
"setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM"
sampai disitu memang benar
tapi sayang sekali sodara-sodara kurang memperhatikan aspek waktu
dalam pembahasan ini

bagaimana jika "setiap yang telah tercerahkan tidak lagi menambah istri" :D ??
ato "setiap yang masih menambah istri berarti masih ada LDM"

semua itu harus jelas argumentasinya. Tanpa argumentasi, tanpa asal usul suatu pemikiran, dapat dicurigai sebagai khayalan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:05:41 PM
Quote from: tono
bukan nya ga bs pake 19 rumus logika, masalahnya 19 rumus logika itu berdasarkan logika katot... bro, pernah mengulas logika islam menggunakan 19 rumus logika ? bs ga mengulas pemuasan birahi nabi anda menggunakan 19 rumus logika tuk kaitan nya dengan tingkat kesucian yg katanya telah dicapai nabi anda tersebut…

tentu saja, selama semua pernyataan merupakan suatu kesimpulan, maka semua bisa diuji kebenarnanya secara logika. i
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:06:03 PM
Quote from: tono
kita diskus menggunakan pikiran dan logika aja ya, ga perlu pake otot dan pedang... ;D itu baru cermin orang yg pandai dalam menyatakan pemikiran logis berdasarkan 19 rumus logika...

salam dari aa tono

saya setuju a!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:06:16 PM
Quote from: tono
ngemeng-ngemeng... bole tau cara bro meng-uji kebenaran kesimpulan teman2 disini menggunakan 19 rumus logika ? dan bagaimana cara bro meng-uji kebenaran kesimpulan bro terhadap statment bro menggunakan 19 rumus logika diatas…

begini a,

jika orang menyatakan bahwa setiap A adalah C. maka saya akan menyelidiki apakh ini merupakan pernyataan logis atau pernyataan ilmiah.

Pernyataan logis adalah pernyataan yang merupakan kesimpulan dari premis-premis. Sedangkan pernyataan ilmiah adalah pernyataan yang muncul dari tangkapan pancaindra, dari pengalaman batin, atau pengutipan dari buku-buku.

Jika itu pernyataan ilmiah, maka tidak dapat diuji dengan logika. Tetapi, jika itu pernyataan logis, maka itulah jenis pernyataan yang bisa diuji dengan logika. Bagaimana cara mengujinya?

Dengan bertanya "kenapa?"

sebab, jika pernyataan itu adalah suatu kesimpulan, maka orang akan menjawab pertanyaan "kenapa?" dengan premis dari kesimpulan tersebut. Jika jawaban sudah dikemukakan, maka kita cocokan dengan salah satu dari 19 rumus tersebut.

Misalnya orang itu menyatakan bahwa setiap A adalah C dengan alasan "karena E adalah F". Di dalam argumentasinya tidak ada variabel yang cocok. Maka ini disebut irrelevant conclution. Dan nilai kesimpulannya adalah "salah".

Misalnya orang itu beralasan "karena A adalah B". Maka munculah pertanyaan yang kedua. "Apakah setiap B itu adalah C?", jika jawabannya "ya",maka pertanyaan di yang pertama tadi bernilai "benar". Jika jawabannya "tidak" maka secara otomatis nilai pernyataan dia yang pertama tadi adalah "salah". Sampai di titik ini, benar tidaknya suatu pernyataan sudah jelas.

Tetapi, kedua argumentasi yang telah diajukan tersebut bisa jadi meragukan kebenarannya, bisa jadi meyakinkan. Jika meyakinkan, maka tidak perlu ada pengujian lagi. Dan nilai dari kesimpulan harus diterima. Sedangkan bila masih meragukan, maka kita harus memperlakukannya seperti pertanyaan yang pertama, yakni memulainya dari langkah menilai "apakah itu logika atau ilmiah", kemudian menguji premis-premisnya lagi. Demikianlah seterusnya hingga tersusun menjadi 4 syllogisme.

Setelah tersusun menjadi 4 syllogisme, itu berarti telah diajukan 16 argumentasi yang satu sama lain saling terkait. Dalam hal ini, diperlukan daya ingat yang kuat. Karena jika kita tidak mengingat semua argumentasi tersebut dan keterkaitannya satu sama lain, pikiran kita menjadi kacau dan tidak mampu menarik kesimpulan dengan benar lagi. Bagi saya, karena sudah terbiasa, mampu mengingat semua argumentasi dan saling keterkaitannya hingga 256 argumentasi. Ke 256 argumentasi tersebut, semuanya hanya mengacu pada satu statement saja. Oleh karena itu, mirip sebuah bangunan piramida, sehingga saya menyebutnya piramida logika. Tetapi, bagi yang belum terbiasa mengingat keterkaitan banyak argumentasi, maka dapat menggunakan bantuan catatan atau gambar. Kalau digambar, kita dapat menggambarnya seperti bagan pohon faktor, atau bagan MLM. Dan kita menggaris bawahi setiap term yang berhubungan, seperti primary key di dalam basis data. Saya kira, bagi yang belum terbiasa ini agak rumit. Tapi bagi yang terbiasa, itu biasa aja.

Sejauh ini, belum ada yang menggunakan metoda seperti ini. Walaupun banyak yang sudah menggunakan dialektika dan logika, tetapi yang menggunakan piramida logika belum saya temukan, selain dari saya sendiri. Tentulah hal ini menjadi sesuatu yang asing. Tetapi saya berpikir, seandainya saya berhasil mempublikasikan sistem ini, saya yakin sistem ini akan membantu orang untuk bisa lebih memahami satu sama lain dan mengurangi perselisihan karena faktor agama, serta bisa mengurangi atau menghambat berkembangnya agama-agama yang tidak rasional.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:06:32 PM
Quote from: Reenzia
...sy bru tau ternyata ayat2 suci tak hanya membahas hal2 spiritual, tapi juga `hal-hal` duniawi seperti itu :D
wah jujur sy bener2 gak tau loh...apa cara-cara melakukannya juga dijabarkan secara detail??

ya, nabi Muhammad mengajarkan semuanya. Bagaimana cara tidur, cara makan, cara berbicara, cara bersalaman, cara berjalan, cara berkendara, cara duduk, bahkan hingga cara buang air besar.

Dari Salman (al Faarisiy), ia berkata: “Orang orang musyrikin telah berkata kepada kami: “Sesungguhnya Nabi kamu itu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu, sampai sampai buang air besar!
Jawab Salman: “Benar!”
(HR Muslim)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:06:48 PM
Quote from: deva19
Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi.

Quote from: kutho
Dari mana premis-premisnya?

Quote from: hokben
bro deva19, pertanyaan ini terlewatkan atau sengaja dilewatkan?

terlewatkan. Sebenarnya, di thread lainnya saya sudah menjelaskan argumentasinya. Argumentasinya sebagai berikut :

Muhammad mencapai kesucian tertinggi

karena…

muhammad adalah yang telah mencapai nibbana

sedangkan…

setiap yang mencapai nibbana adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:07:02 PM
Quote

Keempat

Sebagian A adalah B
Setiap A bukan C
Kesimpulan : Sebagian A bukan C

saya koreksi rumus keempat tersebut. Seharusnya begini :

sebagian A adalah B
Setiap B bukan C
kesimpulan : Sebagian A  bukan C

IEO
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:07:25 PM
Quote

kedelapan

Sebagian A bukan B
Setiap C adalah B
Kesimpulan : Sebagian A adalah B

saya koreksi rumusnya, seharusnya kesimpulannya adalah "Sebagian A bukan C".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:07:49 PM
Quote from: Reenzia
walaupun SEBELUM terlepas dari LDM sudah memiliki istri...
tapi bukankah jika SETELAH terlepas dari LDM, maka tak lagi memiliki keinginan menambah istri?
apa lagi berhubungan badan…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274708.html#msg274708

pertanyaannya, apakah setiap orang yang menambah istri itu hanya karena keinginannya sendiri? Jika "ya", kemukankanlah argumentasinya di sini!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:08:11 PM
udah dulu bro... uh..pegel nih.. jari jemari ku...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: williamhalim on 07 July 2010, 02:16:03 PM
pertanyaannya, apakah setiap orang yang menambah istri itu hanya karena keinginannya sendiri? Jika "ya", kemukankanlah argumentasinya di sini!

Setiap detik dalam hidup kita, kita selalu dihadapkan kepada pilihan, kiri atau kanan, jalan atau berhenti, ambil atau tidak, terkadang dua pilihan, terkadang banyak pilihan. Namun tidak pernah tanpa pilihan. Hidup adalah memilih dan memutuskan.

Orang yg bunuh diri, selalu mempunyai pilihan untuk terus hidup atau membunuh dirinya.
Apalagi soal istri, kita selalu mempunyai pilihan: mengambil si wanita sebagai istri atau mengambil kemungkinan2 lainnya.

Apalagi seseorang seperti Muhammad yg sangat powerful, tidak ada yg bisa memaksa Beliau untuk mengambil banyak wanita menjadi istri. Beliau yg memutuskan sendiri. Beliau bahkan pada masa2 itu berkuasa untuk membuat banyak peraturan.

::



Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 07 July 2010, 02:18:52 PM
Quote from: deva19
Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi.

Quote from: kutho
Dari mana premis-premisnya?

Quote from: hokben
bro deva19, pertanyaan ini terlewatkan atau sengaja dilewatkan?

terlewatkan. Sebenarnya, di thread lainnya saya sudah menjelaskan argumentasinya. Argumentasinya sebagai berikut :

Muhammad mencapai kesucian tertinggi

karena…

muhammad adalah yang telah mencapai nibbana

sedangkan…

setiap yang mencapai nibbana adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi

muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 02:19:27 PM

Anda punya 1 gelas air gula, yang tentu rasanya manis. Sehingga anda dapat menyatakan "segelas air gula tersebut rasanya manis".

Lalu, anda pindahkan 1/2 gelas ke gelas lainnya. Dan tentu saja, 1/2 gelas air gula itupun tetap rasanya manis. Oleh karena itu dapat anda nyatakan "1/2 gelas air gula tersebut rasanya manis". Tapi itu jangan ditafsirkan "berarti setengahnya lagi pahit".

Ini tidak berbeda dengan sang Buddha menyatakan bahwa pembunuhan adalah tercela. Bukan berarti boleh Anda tafsirkan karena tidak dikatakan "semua pembunuhan" berarti ada sebagian pembunuhan yang terpuji.

ya, betul bro. dalam literatur Islam, ada nabi yang mempunya istri lebih banyak, yaitu nabi dawud a.s .istrinya 100 orang, bro!

Tapi sebagaimana telah saya pertanyakan, mana yang benar :

1. pencerahan terhalangi oleh status kepemilikan
2. pencerahan terhalangi oleh kemelekatan
3. pencerahan terhalangi oleh nafsu seks

????

So what? Mau punya istri 1000 juga ngga masalah. Itu terserah si daudnya aja sepanjang dia sanggup. Itu bagian dr keyakinan Islam, sampai di situ umat buddha akan menghormati keyakinan muslimin. Yang menjadi masalah kan kalau kemudian mencoba menyama-nyamakan tanpa dasar yang jelas dan kuat.. Nabi M sendiri mengatakan 'la qum dinuqum waliyadin'. Jadi jalani aja jalan masing-masing ok?

Menjawab pertanyaan Anda:
Pencerahan (kearahatan) terhalangi oleh ke-3nya: status kepemilikan, kemelekatan dan hawa nafsu (bukan sekedar nafsu seks belaka)!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:37:28 PM
Quote from: jerry
Ini tidak berbeda dengan sang Buddha menyatakan bahwa pembunuhan adalah tercela. Bukan berarti boleh Anda tafsirkan karena tidak dikatakan "semua pembunuhan" berarti ada sebagian pembunuhan yang terpuji.

ah... tapi kapan saya menafsirkan ajaran sang Budha bahwa karena beliau tidak menyatakan semua pembunuhan tercela, lalu saya anggap sang budha menyatakan "sebagian pembunuhan terpuji" ? tidak, bro. seumur hidup saya tidak pernah menyatakan demikian.

adapun, bila saya pernah menyatakan bahwa "sebagian pembunuhan itu terpuji", itu bukan menafsirkannya dari ajaran yang budha.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 02:38:28 PM
BUDDHA bro.. not budha.. :P
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:40:42 PM
Quote from: jerry
So what? Mau punya istri 1000 juga ngga masalah. Itu terserah si daudnya aja sepanjang dia sanggup. Itu bagian dr keyakinan Islam, sampai di situ umat buddha akan menghormati keyakinan muslimin. Yang menjadi masalah kan kalau kemudian mencoba menyama-nyamakan tanpa dasar yang jelas dan kuat.. Nabi M sendiri mengatakan 'la qum dinuqum waliyadin'. Jadi jalani aja jalan masing-masing ok?

anda belum menyelami argumentasi saya dengan benar. lalu bagaimana sudah menyimpulkan semua itu "tanpa argumentasi yang kuat" ? kalau itu sekedar keyakinan anda, tanpa suatu aturan yang jelas bagaimana menentukan mana yang disebut argumentasi yang jelas dan mana yang bukan, nanti semua orang juga bisa bisa ngecap argumentasi semua orang itu lemah, tanpa kaidah, tanpa norma dan tanpa aturan yang diterapkan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 07 July 2010, 02:46:06 PM
Quote from: jerry
Menjawab pertanyaan Anda:
Pencerahan (kearahatan) terhalangi oleh ke-3nya: status kepemilikan, kemelekatan dan hawa nafsu (bukan sekedar nafsu seks belaka)!

anda belum sadar, padahal sdr. Reenzia sudah menyadari bahwa pencerahan tidak terhalangi oleh status kepemilikan. ketika Sang Budha mendapat pencerahan dibawah pohon bodhi, sebenarnya status beliau memiliki anak dan istri, ia adalah seorang ayah dan seorang suami.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 02:51:44 PM

Ini bahaya sekali. Nanti saya jelaskan: "saya tidak tertarik secara seksual kepada pria." Karena saya memang seorang heteroseksual.
Nanti Bro Deva19 bilang, "Bro Kainyn tidak mengatakan tidak tertarik secara seksual pada semua pria." Ini mengindikasikan saya ada tertarik secara seksual pada sebagian pria. Habislah reputasi saya.


reputasi anda masih 129 kok  :))
:)) Kalau angka reputasi di sini sih ga masalah. Kalau di dunia nyata bahaya tuh..


Malah nambah   :))
Iya, terima kasih pada siapapun yang barbaik hati.  :D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 07 July 2010, 02:59:12 PM
Quote
‘Ini, para bhikkhu, adalah hal-hal mendasar, persoalan kecil dari praktik moral4 bagi orang-orang biasa5 untuk memuji Sang Tathàgata.6 Dan apakah hal-hal mendasar, persoalan kecil ini bagi orang-orang biasa untuk memuji Beliau?’
[Bagian singkat tentang Moralitas]7
[4] 1.8. ‘“Menghindari pembunuhan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi8 pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, penuh belas kasih, bergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathàgata. “Menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi mengambil apa yang tidak diberikan, hidup murni, menerima apa yang diberikan, menunggu apa yang diberikan, tanpa mencuri. Menghindari ketidaksucian, Petapa Gotama hidup jauh darinya, jauh dari praktik kehidupan sosial hubungan seksual. 9”’

9Brahmacariyà. adalah cara hidup suci yang tertinggi, yaitu hidup selibat. Dighanikaya-Atthakata menunjukkan bahwa hal ini termasuk menjauhi segala bentuk perilaku erotis selain hubungan seksual.

DN 1.1.9
Brahmajàla Sutta
Digha Nikaya, Sutta Pitaka

Quote
Dan memiliki pengikut yang murni,
Yang giginya rata terlihat seperti bulu sayap burung.
Sebagai raja, para pelayannya yang murni akan
Tunduk pada perintahnya, raja mereka.
Tanpa dipaksa, mereka akan
Bekerja demi kegembiraan dan kesejahteraan umum.
Tetapi jika ia berdiam, sebagai seorang pengembara,
Bebas dari kejahatan, semua nafsu ditaklukkan,
Menarik terbuka selubung; dengan kesakitan
Dan keletihan semua lenyap, ia akan melihat
Alam ini dan alam berikutnya, dan di sana
Orang-orang biasa dan yang meninggalkan keduniawian, yang berkumpul
Untuk menyingkirkan, seperti yang ia ajarkan,
Hal-hal kotor, hal-hal jahat yang ia cela.
Demikianlah para pengikutnya menjadi murni,
Karena ia mencabut keluar dari hati mereka
Kondisi-kondisi jahat dan kotor.”’

DN 30.2.31
Lakkhana Sutta, Digha Nikaya, Sutta Pitaka
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 07 July 2010, 03:09:48 PM

Quote
2. "Para bhikkhu, sebelum saya mencapai penerangan sempurna, ketika saya masih seorang Bodhisatva yang belum mencapai penerangan sempurna, terpikir olehku : 'Seandainya saya membagi pikiranku menjadi dua bagian?' Kemudian aku mulai menerapkan satu sisi pemikiran dengan keinginan-keinginan nafsu (kama), berpikir dengan kemauan jahat (byapada) serta berpikir dengan kekejaman (vihimsa), dan aku menerapkan sisi pemikiran yang lain dengan meninggalkan pemuasan nafsu indera (nekhamma), berpikir tanpa kemauan jahat (abyapada) serta berpikir tanpa kekejaman (avihimsa).

3. "Sementara saya hidup seperti itu, rajin, tekun dengan keteguhan hati, sebuah pikiran keinginan nafsu (kama) muncul kepadaku. Saya mengerti : 'Pikiran keinginan nafsu muncul padaku. Hal ini mengarah pada penderitaanku, penderitaan orang lain dan penderitaan kedua pihak; hal ini menghambat kebijaksanaan, menyebabkan kesukaran-kesukaran, dan berpaling dari arah mencapai nibbana.' Ketika saya mempertimbangkan: 'Ini mengarah pada penderitaanku sendiri,' hal itu mereda dalam diriku; ketika saya mempertimbangkan: 'Ini mengarah pada penderitaan orang lain,' hal itu mereda dalam diriku; ketika saya mempertimbangkan: 'Ini mengarah pada penderitaan kedua pihak,' hal itu mereda dalam diriku; ketika saya mempertimbangkan: 'Ini menghambat kebijaksanaan, menyebabkan kesukaran-kesukaran, dan berpaling dari arah mencapai nibbana,' hal itu mereda dalam diriku. Bilamana ada pikiran keinginan nafsu muncul dalam diriku, saya meninggalkannya, memindahkannya dan melenyapkannya.

...
6. "Para bhikkhu, apapun yang sering dipikir atau direnungkan oleh seorang bhikkhu, itu akan menjadi kecenderungan pikirannya. Bilamana ia sering memikirkan dan merenungkan pikiran nafsu indera, (berarti) ia telah meninggalkan 'pikiran pemuasan nafsu indera' (nekkhamma), mengembangkan pikiran keinginan nafsu, dan pikirannya cenderung pada pikiran keinginan nafsu. Bilamana ia sering memikirkan dan merenungkan pikiran kemauan jahat (byapada), (berarti) ia telah meninggalkan 'pikiran tanpa kemauan jahat (abyapada)', mengembangkan pikiran keinginan nafsu, dan pikirannya cenderung pada pikiran kemauan jahat. Bilamana ia sering memikirkan dan merenungkan pikiran kejam (vihimsa), (berarti) ia telah meninggalkan 'pikiran tanpa kekejaman (avihimsa)', mengembangkan pikiran keinginan nafsu, dan pikirannya cenderung pada pikiran kejam.
....
8. "Para bhikkhu, sementara saya rajin, tekun dengan keteguhan hati, 'pikiran bebas dari keinginan pemuasan nafsu' (nekkhamavitakka) muncul dan saya mengerti: 'Pikiran bebas dari keinginan pemuasan nafsu. Pikiran ini tidak mencelakakan saya, tidak mencelakakan orang lain, juga tidak mencelakakan saya maupun orang lain. Pikiran ini (memotivasikan) perkembangan kebijaksanaan (panna), tidak menyebabkan kesedihan, namun mengarah pada pencapaian nibbana (nibbanasamvattanika).'

Para bhikkhu, walaupun di waktu malam saya berpikir maupun merenung, saya tidak menemukan bahaya yang muncul dari 'pikiran bebas dari keinginan pemuasan nafsu indera'. Begitu pula, di waktu siang saya berpikir maupun merenung, saya tidak menemukan bahaya yang muncul dari 'pikiran bebas dari keinginan pemuasan nafsu'. Demikian pula, di waktu siang maupun malam ketika saya berpikir atau merenung, saya tidak menemukan bahaya yang muncul dari 'pikiran bebas dari keinginan pemuasan nafsu'.
...

14. Ketika batinnya (citta) telah suci, terang, tak ternoda, bersih dari kekotoran, lentur, mudah digunakan, mantap, dan mencapai ketenangan, saya mengarah batin (citta) pada 'pengetahuan tentang pelenyapan kotoran batin' (asavanamkhayanana). Saya memiliki pengetahuan: "Inilah Dukkha." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah sebab Dukkha." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah lenyapnya Dukkha." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah Jalan untuk melenyapkan Dukkha." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah kekotoran-kekotoran batin." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah sebab kekotoran-kekotoran batin." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah lenyapnya kekotoran-kekotoran batin." Saya memiliki pengetahuan: "Inilah Jalan untuk melenyapkan kekotoran-kekotoran batin."

Ketika saya mengetahui dan melihat seperti itu, batinku terbebas dari 'kekotoran-batin nafsu indera' (kamasava), 'kekotoran-batin untuk menjadi' (bhavasava) dan 'kekotoran-batin kebodohan' (avijjasava). Ketika terbebas, muncul pengetahuan: 'telah terbebas'. Saya memiliki pengetahuan: "Kelahiran telah dilenyapkan, kehidupan suci telah direalisasi, apa yang harus dikerjakan telah dilaksanakan, tidak ada lagi sesuatu di seberang sana."

Inilah pengetahuan ketiga yang saya capai pada masa ketiga di malam hari. Kebodohan (avijja) dilenyapkan dan pengetahuan (vijja) muncul, kegelapan lenyap dan cahaya bersinar. Begitulah seseorang yang hidup rajin, bersemangat dan waspada.
...
16. Para bhikkhu, demikianlah saya telah membuka Jalan Mulia yang aman, damai dan meyenangkan, serta telah menutup Jalan Salah, dan telah membuang umpan Nandiraga, nafsu kemelekatan, juga telah melenyapkan betina pemikat, kebodohan, Avijja. Apapun yang harus dilakukan berdasarkan kasih sayang oleh seorang guru yang berkeinginan untuk mensejahterakan para siswanya, hal itu telah saya lakukan demi kasih sayangku pada kamu sekalian. Para bhikkhu, di sini banyak naungan pohon, tempat yang tenang, bermeditasilah. Jangan lalai (pamadattha), agar tidak menyesal nanti. Inilah pesanku pada kamu sekalian."

DVEDHAVITAKKA SUTTA
Sutta Pitaka Majjhima Nikaya

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 07 July 2010, 03:12:20 PM
Bila seseorang hidup lengah,
maka nafsu keinginan tumbuh,
seperti tanaman Maluwa yang menjalar.
Ia melompat dari satu kehidupan ke kehidupan lain,
bagaikan kera yang senang mencari buah-buahan di dalam hutan. (334)

Dalam dunia ini,
siapapun yang dikuasai oleh nafsu keinginan rendah dan beracun,
penderitaannya akan bertambah seperti rumput Birana
yang tumbuh dengan cepat karena disirami dengan baik. (335)

Tetapi barangsiapa dapat mengatasi nafsu keinginan
yang beracun dan sukar dikalahkan itu,
maka kesedihan akan berlalu dari dalam dirinya,
seperti air yang jatuh dari daun teratai (336)

Kuberitahukan hal ini kepadamu:
Semoga engkau sekalian yang telah datang berkumpul di sini memperoleh kesejahteraan!
Bongkarlah nafsu keinginanmu,
seperti orang mencabut akar rumput Birana yang harum.
Jangan biarkan Mara menghancurkan dirimu berulang kali,
seperti arus sungai menghancurkan rumput ilalang yang tumbuh di tepi. (337)

Dhammapada, bait 334-337


pencerahan terhalangi oleh nafsu indra dan kemelekatan, dan lain-lain (keakuan, ketamakan, kebencian, dan banyak lagi saudaranya)
Kalau yg sudah tercerahkan sudah mencabut sampai ke akarnya, jadi sudah tidak ada nafsu indra
otomatis dia udah gak nafsu sama cewek
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 07 July 2010, 03:35:55 PM
Argumentasinya sebagai berikut :

Muhammad mencapai kesucian tertinggi

karena…

muhammad adalah yang telah mencapai nibbana

sedangkan…

setiap yang mencapai nibbana adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi
Pertama-tama, pencapaian kesucian seseorang, hanya diketahui secara pasti oleh dirinya dan seorang Samma Sambuddha. Sehingga pernyataan Muhammad telah mencapai nibbana tentunya tidak lebih dari dugaan pribadi.


Dalam Tevijja Sutta, Buddha menjelaskan tentang "kesamaan" Brahmana jaman sekarang  dan Brahma.
Brahmana sekarang:
Terbebani istri dan harta
penuh kebencian & permusuhan
tidak disiplin

Brahma:
Tidak terbebani istri dan harta
tanpa kebencian & permusuhan
disiplin

Melihat hal tersebut, maka bergabungnya Brahmana dan Brahma adalah mustahil.

Sekarang kita lihat perbandingan kasar lainnya.

Muhammad
-terikat istri dan harta
-membalas pedang dengan pedang, boleh menumpahkan darah kafir

Buddha
-tidak terikat istri dan harta
-tidak membalas pedang dengan pedang, bertahan seperti gajah bertahan dari hujan panah

Dari logika sederhana ini kita bisa melihat jalan yang mereka lalui adalah bukan jalan yang sama. Dengan berbedanya jalan, maka hasil yang diharapkan pun tidaklah sama.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 07 July 2010, 03:44:13 PM
LOCKED atau KARANTINA Thread ini, karena sudah membahas "sesuatu yang sensitif" dan tidak ada korelasi-nya dengan ajaran.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 07 July 2010, 03:50:21 PM
ada toh... Sang Jalan disamakan dgn jalan lain, ini perlu diluruskan
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 07 July 2010, 05:34:22 PM
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Qur'an maupun Hadits?

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 07 July 2010, 06:15:12 PM
Syllogism in the history of logic

Main article: History of Logic
Syllogism dominated Western philosophical thought until The Age of Enlightenment in the 17th Century. At that time, Sir Francis Bacon rejected the idea of syllogism and deductive reasoning by asserting that it was fallible and illogical[4]. Bacon offered a more inductive approach to logic in which experiments were conducted and axioms were drawn from the observations discovered in them.
In the 19th Century, modifications to syllogism were incorporated to deal with disjunctive ("A or B") and conditional ("if A then B") statements. Kant famously claimed that logic was the one completed science, and that Aristotelian logic more or less included everything about logic there was to know. Though there were alternative systems of logic such as Avicennian logic or Indian logic elsewhere, Kant's opinion stood unchallenged in the West until 1879 when Frege published his Begriffsschrift (Concept Script). This introduced a calculus, a method of representing categorical statements — and statements which are not provided for in syllogism as well — by the use of quantifiers and variables. This led to the rapid development of sentential logic and first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning which was, therefore, after 2000 years, suddenly considered obsolete by many. The Aristotelian system is explicated in modern fora of academia primarily in introductory material and historical study.
One notable exception to this modern relegation, however, is the continued application of the intricate rules of Aristotelian logic, as taught by St. Thomas Aquinas, in the Roman Curia's Congregation for the Doctrine of the Faith, and the Apostolic Tribunal of the Roman Rota
.

http://en.wikipedia.org/wiki/Sylogism

Syllogisme dalam sejarah logika

Artikel utama: sejarah logika
Syllogisme mendominasi pemikiran filosfis barat hingga jaman pencerahan di abad ke 17. pada saat itu, Sir Francis Bacon menolak ide syllogism dan logika deduktif dengan bersikeras bahwa hal itu salah dan tak logis. Bacon menwarkan pendekatan yang lebih induktif dalam hal itu eksperimen dilakukan dan aksioma disimpulkan dari hasil observasi yang didapatkan.
 
pada abad ke 19, modifikasi terhadap syllogisme dilakukan dengan menambahkan disjunktif ("A atau B") dan pernyataan kondisional ("jika A maka B").  Pernyataan Kant yang terkenal bahwa logika adalah ilmu yang komplit, dan bahwa logika Aristoteles lebih atau kurang mencakup semua hal yang perlu diketahui mengenai logika.

Walaupun ada berbagai sistem logika alternatif seperti logika Avicennian atau logika India di berbagai tempat, pendapat Kant tetap teguh tanpa ada yang sanggup menentangnya di Barat, hingga tahun 1879 ketika Frege mempublikasikan "Begriffsschrift" (skrip konsep)nya. Ini memperkenalkan kalkulus, sebuah metode yang merepresentasikan pernyataan kategori - dan pernyataan-pernyataan lain yang juga tidak tersedia dalam syllogisme - dengan menggunakan variabel dan kuantifikasi

Ini mendorong perkembangan pesat logika sentensial. dan predikat orde pertama subsuming penalaran logika silogisme (first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning) selama 2000 tahun, secara tiba-tiba dianggap kuno oleh banyak orang. Sistem Aritoteles di dunia modern diterangkan dalam dunia akademis terutama sebagai pengantar dan studi historis.

Satu pengecualian yang perlu dicatat dalam penyerahan/relegasi modern, adalah penggunaan yang berlanjut hukum-hukum rumit logika Aristoteles, sebagaimana yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas, dalam persamuan Curia Romawi terhadap doktrin kepercayaan, dan pengadilan rasul dari Rota Romawi.
 
_/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Mr. pao on 07 July 2010, 06:35:53 PM
gua gak yakin nabi m masuk surga, kalau gak buat apa itu doa salawat nabi?

Kita semua ngak tau, Nabi M terlahir di alam mana. Yang pasti menurut kepercayaan umat islam Nabi M masuk surga.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 07 July 2010, 06:45:38 PM
gua gak yakin nabi m masuk surga, kalau gak buat apa itu doa salawat nabi?

Kita semua ngak tau, Nabi M terlahir di alam mana. Yang pasti menurut kepercayaan umat islam Nabi M masuk surga.
itu hak mereka.. gw sebagai umat Buddha juga tidak mau berkomentar mengenai Nabi Muhammad masuk surga / tidak.. Cuma gw akan berkomentar jika dikatakan Nabi Muhammad telah parinibbana menurut versi Buddhisme.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Mr. pao on 07 July 2010, 06:55:14 PM
Nabi M = Buddha = Sulit untuk terima.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 07 July 2010, 06:55:44 PM
walaupun demikian, tidak sepatutnya kita mengatakan bahwa sang Budha menyatakan "semua yang melakukan hubungan seks tidak bisa mencapai pencerahan sempurna". sebab, jika hal itu kita katakan, berarti kita tlah membuat kebohongan atas nama ajaran sang Budha.

memang tidak sepatutnya itu...karena dg melakukan hubungan seks bukan berarti tak bisa mencapai pencerahan sempurna...TAPI JIKA MASIH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PASTI BELUM MENCAPAI PENERANGAN SEMPURNA...

intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 07 July 2010, 06:59:36 PM
Quote from: reenzia
cm sekedar memenangkan ego dg menggagalkan statement
"setiap yang memiliki istri berarti yang masih memiliki LDM"
sampai disitu memang benar
tapi sayang sekali sodara-sodara kurang memperhatikan aspek waktu
dalam pembahasan ini

bagaimana jika "setiap yang telah tercerahkan tidak lagi menambah istri" :D ??
ato "setiap yang masih menambah istri berarti masih ada LDM"

semua itu harus jelas argumentasinya. Tanpa argumentasi, tanpa asal usul suatu pemikiran, dapat dicurigai sebagai khayalan.

menambah istri >> masih memiliki keinginan >> lobha >> belum tercerahkan
Quote from: Reenzia
walaupun SEBELUM terlepas dari LDM sudah memiliki istri...
tapi bukankah jika SETELAH terlepas dari LDM, maka tak lagi memiliki keinginan menambah istri?
apa lagi berhubungan badan…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274708.html#msg274708

pertanyaannya, apakah setiap orang yang menambah istri itu hanya karena keinginannya sendiri? Jika "ya", kemukankanlah argumentasinya di sini!

jika ternyata itu adalah keinginan org lain, berarti ia berkeinginan memenuhi keinginan org lain
lagian 'istri/suami' itu kan hanya status...tergantung gimana pribadinya itu sendiri memandangnya...
mungkin aja dipaksakan menikah << contohnya, tapi jika org tersebut merasa memang dipaksa menikah dan memang merasa bertanggung jawab dll dll sebagai suami, berarti masih melekat donk?

qta gk perlu ngmgin status dlm msyarakat deh, soalnya kan pandangan org bs beda2
contohnya...pernikahan oleh org pedalaman, tentu tak ada surat nikah, apa itu sah secara hukum? tidak tentunya...tp apa itu sah bagi masyarakat mrk? tentu iya kan?

nah yg saya mksd disini itu bagaimana pribadi itu melihat hal tersebut, apakah dy masih merasa melekat dan memiliki tanggung jawab sosial dll pada org lain ato bahkan pada diri sendiri? walaupun status 'suami' itu pun dipaksa untuk melekat pada dirinya??
jika iya maka masih disebut melekat

tingkat kesucian seseorang tak bergantung pada status nya dalam masyarakat [suami/istri/janda/duda/single], profesi [pendeta/bhikku/pengacara/presiden], atau apapun itu yg mengkotakkan dia pada salah satu atau banyak
tapi pada bagaimana ia menyadari dan menyikapi fenomena dunia ini
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 07 July 2010, 08:09:02 PM
Quote from: Reenzia
walaupun SEBELUM terlepas dari LDM sudah memiliki istri...
tapi bukankah jika SETELAH terlepas dari LDM, maka tak lagi memiliki keinginan menambah istri?
apa lagi berhubungan badan…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274708.html#msg274708

pertanyaannya, apakah setiap orang yang menambah istri itu hanya karena keinginannya sendiri? Jika "ya", kemukankanlah argumentasinya di sini!
Ya juga tergantung adiknya yg dibawah... kalau adiknya sakit2an dan lemot gw rasa paling2
nambah suster... bukan nambah isteri gitu lho bro...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 07 July 2010, 08:22:11 PM
Quote from: Johan
Lagi melirik bro Deva19 menyuguhan judul....

Cara mudah Menjadi kaya dgn berpikir LOGIS!

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274698.html#msg274698

ha..ha…ha…

boro-boro jadi kaya bro…

di Bandung, saya menyelenggarakan kursus ilmu logika bagi para mahasiswa yang kost di daerah saya. Itu semua gratis.  Semua biaya saya yang nanggung, sampai konsumsi nya segala. Selain itu, saya juga telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menyebarkan Logika Aristotelianism ini di berbagai forum diskusi, termasuk di sini.

Sementara yang lain memikirkan strategi jitu berbisnis dan menghabiskan waktu-waktunya untuk mengumpulkan rupiah. Sedangkan saya seringkali menghabiskan waktu untuk mempelajari pelajaran kuno, ilmu logika yang tercipta sejak 400 SM. Untunglah segitu juga, saya gak sampai jatuh miskin.
Mungkin bisa diajarkan **1 pada ibu2 yg anaknya kekurangan gizi...
kalau kekurangan gizi kelak gimana mereka dpt berpikir dgn baik?

**1 = menangulangin masalah finansial sehingga cukup menghidupkan anaknya dgn baik...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 07 July 2010, 09:46:02 PM
Quote from: jerry
Ini tidak berbeda dengan sang Buddha menyatakan bahwa pembunuhan adalah tercela. Bukan berarti boleh Anda tafsirkan karena tidak dikatakan "semua pembunuhan" berarti ada sebagian pembunuhan yang terpuji.

ah... tapi kapan saya menafsirkan ajaran sang Budha bahwa karena beliau tidak menyatakan semua pembunuhan tercela, lalu saya anggap sang budha menyatakan "sebagian pembunuhan terpuji" ? tidak, bro. seumur hidup saya tidak pernah menyatakan demikian.

adapun, bila saya pernah menyatakan bahwa "sebagian pembunuhan itu terpuji", itu bukan menafsirkannya dari ajaran yang budha.
Kapan? Jangan bertanya pd saya, tanyakan pd diri Anda sendiri. Ada begitu banyak thread yg Anda sudah terlibat di dalamnya dan mencari sampah di antara tumpukan sampah jelas tidak menarik minat saya.

Setelah menafsirkan dari ajaran yg bukan buddha, Anda lalu menghubungkan dan menyatakan bahwa Sang Buddha tidak pernah menyatakan "semua" pembunuhan adalah tercela. Oleh karenanya Anda mencoba memasukkan ide tersirat bahwa ada jenis2 pembunuhan yg tidak tercela ke dalam celah pernyataan Sang Buddha.

Saya tanyakan untuk jelasnya. Kalau begitu apa maksud dari Anda mengatakan "Sang Buddha tidak pernah menyatakan semua pembunuhan adalah tercela" jika bukan untuk membuat implikasi kalimat -- meski tidak Anda nyatakan secara nyata -- bahwa ada pembunuhan yang tidak tercela?
Anda bermain kata-kata di sini dan jujur, saya tidak akan meladeni diskusi dengan orang yang suka berputar-putar dan bermain kata-kata.

Quote from: jerry
So what? Mau punya istri 1000 juga ngga masalah. Itu terserah si daudnya aja sepanjang dia sanggup. Itu bagian dr keyakinan Islam, sampai di situ umat buddha akan menghormati keyakinan muslimin. Yang menjadi masalah kan kalau kemudian mencoba menyama-nyamakan tanpa dasar yang jelas dan kuat.. Nabi M sendiri mengatakan 'la qum dinuqum waliyadin'. Jadi jalani aja jalan masing-masing ok?

anda belum menyelami argumentasi saya dengan benar. lalu bagaimana sudah menyimpulkan semua itu "tanpa argumentasi yang kuat" ? kalau itu sekedar keyakinan anda, tanpa suatu aturan yang jelas bagaimana menentukan mana yang disebut argumentasi yang jelas dan mana yang bukan, nanti semua orang juga bisa bisa ngecap argumentasi semua orang itu lemah, tanpa kaidah, tanpa norma dan tanpa aturan yang diterapkan.

Loh.. Jelas tanpa argumentasi yang kuat. Argumen yang Anda buat hanya dengan mengambil 1 potong isi dari totalitas yg ada dan lalu mencoba membuat kesimpulan berdasarkan 1 potong isi itu. Sementara ada demikian banyak bukti berdasarkan buddhisme bahwa M tidak mencapai nibbana apalagi tingkat kesucian, apalagi dikatakan menikmati kebahagiaan tertinggi. Bukti pertama yang paling jelas saja dalam Quran tidak ditemukan kalimat bahwa "M telah mencapai nibbana, menjadi arahat atau setingkat Buddha." Ini semua hanya tafsiran bid'ah Anda belaka yang jika dibawa kpd umat muslim, mayoritas akan menyangkalnya. Mencoba membawa TAQIYYA (http://en.wikipedia.org/wiki/Taqiyya) kembali, eh sobat??

Quote from: jerry
Menjawab pertanyaan Anda:
Pencerahan (kearahatan) terhalangi oleh ke-3nya: status kepemilikan, kemelekatan dan hawa nafsu (bukan sekedar nafsu seks belaka)!

anda belum sadar, padahal sdr. Reenzia sudah menyadari bahwa pencerahan tidak terhalangi oleh status kepemilikan. ketika Sang Budha mendapat pencerahan dibawah pohon bodhi, sebenarnya status beliau memiliki anak dan istri, ia adalah seorang ayah dan seorang suami.
Status kepemilikan itu menurut Anda bagaimana definisinya? Haruskah sang Buddha sebelum mencapai pencerahan harus pergi ke pengadilan agama dulu untuk menggugat cerai istri-anaknya?
Status kepemilikan itu menurut Sang Buddha tergantung bagaimana pikiran itu sendiri bukan sekedar berdasarkan sertifikat atau apapun. Karenanya selama pikiran masih menganggap terhadap apapun bahwa 'Ini aku. Ini milikku. Ini adalah diriku' maka pencerahan tidak akan mungkin dan merintangi tercapainya pencerahan. Dan sejak Sang Buddha meninggalkan istana dan menjalani kehidupan petapa, beliau tidak lagi menganggap bahwa beliau memiliki kewajiban sbg seorang suami dan ayah dari sebuah keluarga yang harus beliau cukupi kebutuhan duniawinya. Peacemind bahkan sudah memberi contoh kasus dari seorang yg perumah tangga ketika mencapai anagami tidak lagi dapat berhubungan secara seksual.

Bandingkan dengan M: Setelah mendapat wangsit di gua Hira yang menurut Anda seharusnya telah tercerahkan dan menyebarkan Islam di Mekkah, setelah kematian Khadijah apa yg M perbuat? Semua kelakuan yg jelas dalam perspektif buddhis -- apalagi menurut sang Buddha -- adalah tidak valid sbg kelakuan seorang suci. Tidak perlu saya post kan hal2 yg mungkin menjurus ke SARA?

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: williamhalim on 08 July 2010, 08:09:58 AM
Quote from: jerry
Menjawab pertanyaan Anda:
Pencerahan (kearahatan) terhalangi oleh ke-3nya: status kepemilikan, kemelekatan dan hawa nafsu (bukan sekedar nafsu seks belaka)!

anda belum sadar, padahal sdr. Reenzia sudah menyadari bahwa pencerahan tidak terhalangi oleh status kepemilikan. ketika Sang Budha mendapat pencerahan dibawah pohon bodhi, sebenarnya status beliau memiliki anak dan istri, ia adalah seorang ayah dan seorang suami.

Sebelum tercerahkan, Gotama memang berstatus suami orang.

Namun setelah Tercerahkan (menjadi orang suci), beliau meninggalkan keduniawian dan hidup selibat.

Nah, jika dibanding dengan Muhammad, apakah Beliau tercerahkan setelah meninggalkan ke istri2nya tsb? ataukah Beliau mengambil istri2 tsb setelah tercerahkan?

Disini terlihat jelas perbedaannya Bro...

::
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 08 July 2010, 08:47:44 AM
Waktu jalan2 di ladang, ehhh...ketemu yg ini :

Quote
Menurut hadist,

Hadist riwayat Ath-Thabrani dari Sa’ad bin Junadah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ زَوَّجَنِي فِي الْجَنَّةِ مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ وَامْرَأَةَ فِرْعَوْنَ وَأُخْتَ مُوْسى عَلَيْهِ السَّلاَمِ
“Sesungguhnya Allah menikahkan aku di surga dengan Maryam binti Imran, istri Fir’aun (Asiyah), dan dengan (Kultsum) saudara perempuannya Musa ‘alaihissalam.”

Gimana yah teori logika19nya ? Dikepalanya itu hny dipenuhi dgn nafsu kawin mulu.
Itu pencerahan ?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tuwino gunawan on 08 July 2010, 10:14:21 AM
pernah baca bukunya ajahn brahm yang menulis, kurang lebih : "semua arahat adalah impoten"
impoten bukan karena gangguan organ seksual, tetapi sudah tidak berminat lagi pada yang namanya hubungan seksual (seperti yang telah diuraikan dengan jelas pada posting2 diatas).

bagaimana dengan mister M????
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 08 July 2010, 10:20:27 AM
Waktu jalan2 di ladang, ehhh...ketemu yg ini :

Quote
Menurut hadist,

Hadist riwayat Ath-Thabrani dari Sa’ad bin Junadah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ زَوَّجَنِي فِي الْجَنَّةِ مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ وَامْرَأَةَ فِرْعَوْنَ وَأُخْتَ مُوْسى عَلَيْهِ السَّلاَمِ
“Sesungguhnya Allah menikahkan aku di surga dengan Maryam binti Imran, istri Fir’aun (Asiyah), dan dengan (Kultsum) saudara perempuannya Musa ‘alaihissalam.”

Gimana yah teori logika19nya ? Dikepalanya itu hny dipenuhi dgn nafsu kawin mulu.
Itu pencerahan ?
Menurut logikanya Bro Deva19, belum tentu menikah itu karena keinginan sendiri. Berarti di sini bisa saja ditafsirkan dinikahkan oleh Allah. Saya tidak tahu apakah itu kawin paksa atau bukan, tetapi itu mengindikasikan: menurut Ajaran Buddha, Nabi Muhammad belum mencapai nibbana (karena masih terlahir di alam Sorga). Juga bukan terlahir di Alam Brahma karena masih menikah.

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Indra on 08 July 2010, 10:21:41 AM
Waktu jalan2 di ladang, ehhh...ketemu yg ini :

Quote
Menurut hadist,

Hadist riwayat Ath-Thabrani dari Sa’ad bin Junadah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ زَوَّجَنِي فِي الْجَنَّةِ مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ وَامْرَأَةَ فِرْعَوْنَ وَأُخْتَ مُوْسى عَلَيْهِ السَّلاَمِ
“Sesungguhnya Allah menikahkan aku di surga dengan Maryam binti Imran, istri Fir’aun (Asiyah), dan dengan (Kultsum) saudara perempuannya Musa ‘alaihissalam.”

Gimana yah teori logika19nya ? Dikepalanya itu hny dipenuhi dgn nafsu kawin mulu.
Itu pencerahan ?
Menurut logikanya Bro Deva19, belum tentu menikah itu karena keinginan sendiri. Berarti di sini bisa saja ditafsirkan dinikahkan oleh Allah. Saya tidak tahu apakah itu kawin paksa atau bukan, tetapi itu mengindikasikan: menurut Ajaran Buddha, Nabi Muhammad belum mencapai nibbana (karena masih terlahir di alam Sorga). Juga bukan terlahir di Alam Brahma karena masih menikah.



mungkinkah Yakkha atau Asura?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 08 July 2010, 10:52:29 AM
Waktu jalan2 di ladang, ehhh...ketemu yg ini :

Quote
Menurut hadist,

Hadist riwayat Ath-Thabrani dari Sa’ad bin Junadah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ زَوَّجَنِي فِي الْجَنَّةِ مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ وَامْرَأَةَ فِرْعَوْنَ وَأُخْتَ مُوْسى عَلَيْهِ السَّلاَمِ
“Sesungguhnya Allah menikahkan aku di surga dengan Maryam binti Imran, istri Fir’aun (Asiyah), dan dengan (Kultsum) saudara perempuannya Musa ‘alaihissalam.”

Gimana yah teori logika19nya ? Dikepalanya itu hny dipenuhi dgn nafsu kawin mulu.
Itu pencerahan ?
Menurut logikanya Bro Deva19, belum tentu menikah itu karena keinginan sendiri. Berarti di sini bisa saja ditafsirkan dinikahkan oleh Allah. Saya tidak tahu apakah itu kawin paksa atau bukan, tetapi itu mengindikasikan: menurut Ajaran Buddha, Nabi Muhammad belum mencapai nibbana (karena masih terlahir di alam Sorga). Juga bukan terlahir di Alam Brahma karena masih menikah.



mungkinkah Yakkha atau Asura?
Kalau tinjauannya menurut Agama Buddha, mungkin saja.

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 08 July 2010, 01:09:33 PM
LOCKED... kok bahasin Nabi agama lain ? ? ? ?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 08 July 2010, 01:18:52 PM
LOCKED... kok bahasin Nabi agama lain ? ? ? ?
karena TS starting topic dengan membahas nabi dicompare ama Buddha..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 08 July 2010, 01:42:19 PM
LOCKED... kok bahasin Nabi agama lain ? ? ? ?
karena TS starting topic dengan membahas nabi dicompare ama Buddha..


menurut saya lebih banyak mudarat-nya (istilah tetangga) daripada manfaatnya... Jadi di LOCKED saja atau di KARANTINA....
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 08 July 2010, 01:47:00 PM
LOCKED... kok bahasin Nabi agama lain ? ? ? ?
karena TS starting topic dengan membahas nabi dicompare ama Buddha..


menurut saya lebih banyak mudarat-nya (istilah tetangga) daripada manfaatnya... Jadi di LOCKED saja atau di KARANTINA....
ya seh.. kalau mengenai mudarat.. emang lebih banyak.. tapi mudah2an TS tidak komplen dilock dan nantinya bikin thread yang serupa.. :P
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Sumedho on 08 July 2010, 01:48:13 PM
:backtotopic: jika masih ada pembahasan melenceng dari judul maka akan dilock
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 08 July 2010, 03:50:10 PM
Masukan :
Sejak pertama kali judul diketik, dari sana telah terjadi pelencengan yang tidak sesuai dgn board yang "disengajakan", walau sudah beberapa kali diingatkan oleh bro forte.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:33:05 AM
Quote from: tuwino
pernah baca bukunya ajahn brahm yang menulis, kurang lebih : "semua arahat adalah impoten"
impoten bukan karena gangguan organ seksual, tetapi sudah tidak berminat lagi pada yang namanya hubungan seksual (seperti yang telah diuraikan dengan jelas pada posting2 diatas).

bagaimana dengan mister M?

itu masuk akal. Jika ajahn brahm menulis "semua arahat impoten" itu masuk akal. Karena "semua arahat" itu berbeda dengan "semua yang tercerahkan".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:33:23 AM
Quote from: jinaraga
Menurut hadist,

Hadist riwayat Ath-Thabrani dari Sa’ad bin Junadah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ زَوَّجَنِي فِي الْجَنَّةِ مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ وَامْرَأَةَ فِرْعَوْنَ وَأُخْتَ مُوْسى عَلَيْهِ السَّلاَمِ
“Sesungguhnya Allah menikahkan aku di surga dengan Maryam binti Imran, istri Fir’aun (Asiyah), dan dengan (Kultsum) saudara perempuannya Musa ‘alaihissalam.”

Gimana yah teori logika19nya ? Dikepalanya itu hny dipenuhi dgn nafsu kawin mulu.
Itu pencerahan ?

logikanya begini :

http:///forum/index.php/topic,66711.msg1963577.html#msg1963577

Dalam Kitab nahjul Balaghah, imam Ali konon pernah berkata, "jika sampai kepadamu suatu hadits, maka ujilah dengan akalmu."

Mengenali Kebenaran

Pada perang Jamal, seorang bernama Harits bin Hud mengatakan, “aku bingung, disatu barisan berdiri Ummul Mukminin Aisyah, istri Rasul; Zubair bin Awwam, Pedang islam,sahabat dan anak paman Rasul; dan Thalhah bin Ubaidillah, al-Khair,, seorang sahabat rasul yang dikenal sebagai pekerja keras. Sementara di barisan lain berdiri Ali Bin Abi Thalib dan putra-putranya serta Ammar bin Yasir. lalu bagaimana kita dapat mengenali kebenaran?”

Imam Ali as berkata, “wahai Harits! Cara berpikirmu itu terbalik, bila engkau melihat sahabat secara lahiriahnya, maka engkau bingung menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Ketahuilah, bahwa kebenaran dan kebatilan itu tidak dapat dikenali dengan kepribadian orang, kenalilah kebenaran itu sendiri, sehingga engkau dapat mengenali juga orang-orangnya. Dan kenali juga kebatilan sehingga engkau dapat mengenali orang-orangnya.”

(Ali Shofi, Kisah-kisah Imam Ali Hal 31, Jadebeh Wadafe`eh, hal . 136; Imam Ali Ulguye Zindagi hal. 222)

untuk mengenali mana hadits yang benar, mana yang palsu, gunakan akal dan logika bro.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:33:51 AM
Quote from: wiliam
Sebelum tercerahkan, Gotama memang berstatus suami orang.

Namun setelah Tercerahkan (menjadi orang suci), beliau meninggalkan keduniawian dan hidup selibat.

Nah, jika dibanding dengan Muhammad, apakah Beliau tercerahkan setelah meninggalkan ke istri2nya tsb? ataukah Beliau mengambil istri2 tsb setelah tercerahkan?

Disini terlihat jelas perbedaannya Bro…

dari mana asal-usul keyakinan bahwa seseorang yang telah tercerahkan sempurna itu tidak akan/tidak bisa/tidak boleh mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya?

Sang Budha, beliau setelah tercerahkan tidak mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya. Beliau juga menganjurkan para bikhu untuk hidup selibat, untuk mencapai pencerahan seperti yang dicapai oleh gurunya, yaitu sang Budha sendiri. Itu adalah jalan nya, jalan sang Budha yang diikuti oleh umatnya. Tetapi itu tidak berarti "tidak ada jalan lain untuk mencapai pencerahan, kecuali dengan hidup selibat." katakan kepada saya, dimana sang Budha pernah berkata dengan kata-kata yang maknanya serupa dengan ini "Bagi semua orang, tidak ada jalan lain untuk mencapai pencerhaan sempurna, kecuali harus menjalani hidup selibat?" saya jamin 100%, pasti gak ada sabda sang Budha seperti itu. Dan saya juga menjamin 100 %, bahwa sang Budha tidak pernah berkata, "tidak ada yang bisa mencapai pencerahan sempurna tanpa hidup selibat." karena keyakinan-keyakinan ini, hanyalah keyakinan umat Budha yang disimpulkan dari ajaran sang Budha tanpa menggunakan norma-norma Logika.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:34:12 AM
Quote from: jerry
Bandingkan dengan M: Setelah mendapat wangsit di gua Hira yang menurut Anda seharusnya telah tercerahkan dan menyebarkan Islam di Mekkah, setelah kematian Khadijah apa yg M perbuat? Semua kelakuan yg jelas dalam perspektif buddhis -- apalagi menurut sang Buddha -- adalah tidak valid sbg kelakuan seorang suci. Tidak perlu saya post kan hal2 yg mungkin menjurus ke SARA?

tak perlu sungkan untuk memposting kesalahan fahaman dan kesalahan kesimpulan anda di sini. Toh itu bagi diri anda sendiri, bukan buat saya. Saya menjunjung tinggi sang Budha dan ajarannya. Demi diriku yang telah merasakan pencerahan di dalam ajaran beliau. Tetapi, bila anda ingin menghina nabi kami, karena anda tidak pernah tahu bagaimana cara menyelami kebenaran ajaran Muhammad , maka itu terserah anda saja.

Sejak zaman dulu hingga sekarang, konspirasi tentang kejahatan dan kegilaan Muhammad selalu ada. Sang Budha berkata, "tidak ada manusia yang tidak pernah dipersalahkan."

konspirasi yang membuat Muhammad dianggap gila dan jahat, tidak hanya terjadi pada abad ini melainkan terjadi sejak zaman nabi muhammad itu sendiri. Dan konspirasi itu tidak berhenti hingga zaman sekarang.

Quote
Pada zaman nabi Muhammad ramai orang-orang kafir membicarakan bahwa Muhammad itu gila. Kabar itu sampailah ke telinga seorang tabib dari kalangan Bani Tsaqifah. Tabib tersebut merasa kasihan kepada Muhammad, sehingga ia menempuh perjalanan jauh untuk bertemu Muhammad, ingin mengobati kegilaannya.

Setelah bertemu dengan Muhammad, Tabib tersebut berkata, "Jika kamu gila, maka aku akan mengobatimu."

"aku tidak membutuhkan pengobatan mu. Apakah kamu membutuhkan sebuah bukti?"

"Ya", jawab Tabib tersebut.

"lihatlah pohon kurma itu." kata Nabi. Kemudian Muhammad memanggil pohon kurma tersebut. Seketika itu juga pohon kurma menghampirinya. Si Tabib merasa heran dan takjub.

Tabib itu berkata, "Apakah kamu dapat membuat pohon ini kembali ke tempatnya?"

Muhammad  memerintahkan pohon tersebut kembali ke tempatnya. Dan pohon itupun kembali ke tempatnya semula.


walaupun demikian nyata mukjizat nabi diperlihatkan kepada kaum kafir, maka mereka tetap saja mengingkari. Terhadap mukjizat muhammad yang mereka lihat, mereka akan berkata, "ini adalah sihir yang nyata." dan menganggap Muhammad bersekutu dengan iblis yang pandai bermain sihir. Mereka sendiri yang meminta agar mukjizat diperlihatkan kepada mereka. Tetapi ketika mukjizat diperlihatkan, mereka tetap ingkar.

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.(Q.S 2:6)

karena kerasnya konspirasi tentang kegilaan Muhammad, sampai-sampai Allah swt menurunkan ayat sebagai berikut :

tidak ada penyakit gila sedikit pun pada Muhammad (kawanmu itu). Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (kaum kafir menghadapi) adzab yang keras(Q.S 34:46)

konspirasi tentang kegilaan Muhammad itu terus menyebar hingga ke Yunani, negeri yang jauh. Berita ini sampai ke telinga seorang filsuf dan Tabib Yunani. Seperti Tabib Bani Tsaqifah tadi, Tabib Yunani itupun tergerak untuk menempuh perjalanan jauh, demi mengobati Muhammad.

Quote
Tetapi, waktu itu Muhammad telah meninggal. Ia menanyakan tentang Muhammad, dan orang-orang mengatakan bahwa beliau telah wafat. Tetapi kemudian ia melihat seorang laki-laki yang wajahnya pucat dan kakinya lemah. Maka Tabib tersebut bertanya, "Siapakah pria ini?"

"itu adalah Abal Hasan, Sahabat dan menantu Muhammad."

maka Tabib itu mendatangi Imam Ali (Abal Hasan), dan berkata, "wahai Abal Hasan, telah sampai berita kepadaku tentang kawanmu yang gila. Aku datang untuk mengobatinya. Aku mencarinya, tetapi dia telah meninggal.  kini aku melihat wajahmu pucat dan kakimu lemah. Biar aku mengobati mu.

Imam Ali tidak menerima tawaran obat dari Tabib tersebut, melainkan meminta racun yang menurut si Tabib dapat membunuh seorang manusia dalam waktu cepat. Si Tabib memberikan racun tersebut, dan Imam Ali menelannya. Si Tabib gemetaran, karena ia yakin bahwa racun itu akan membunuh Abal Hasan, hingga Tabib itu memejamkan matanya, takut melihat apa yang akan terjadi.

"bukalah matamu!" kata Imam Ali.

Tabib tersebut sangat heran, ketika melihat Imam Ali baik-baik saja.

Dan Imam Ali menunjukan bukti-bukti lain bahwa dirinya memang tidak membutuhkan pengobatan Tabib tersebut. Tabib tersebut bertanya, "Apakah Muhammad dapat melakukan seperti yang anda lakukan?"

Imam Ali menjawab, "Kepandaianku tak lain adalah kepandaianya. Kekuatanku tak lain adalah kekuatannya." Kemudian beliau menceritakan tentang kisah Tabib dari Bani Tsaqifah yang pernah mendatangi muhammad karena ingin mengobatinya sebagaimana yang diinginkan oleh Tabib Yunani tersebut.

Lihat dalam : Untaian Kecerdasan Imam Ali, hal 75.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:34:25 AM
Quote from: jerry
Status kepemilikan itu menurut Anda bagaimana definisinya? Haruskah sang Buddha sebelum mencapai pencerahan harus pergi ke pengadilan agama dulu untuk menggugat cerai istri-anaknya?
Status kepemilikan itu menurut Sang Buddha tergantung bagaimana pikiran itu sendiri bukan sekedar berdasarkan sertifikat atau apapun. Karenanya selama pikiran masih menganggap terhadap apapun bahwa `Ini aku. Ini milikku.

jika status kepemilikan itu bergantung kepada pikiran, bagaimana anda tahu bahwa muhammad berpikir "ini adalah aku, ini adalah milikku, ini adalah istriku" ? Sedangkan keyakinan Muhammad adalah keyakinan apa yang tertulis di dalam alQuran :

Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (2:116)

muhammad mustahil berpikir "ini milikku, ini adalah aku, ini adalah hartaku, ini adalah kerajaanku, dst. " karena beliau selalu mengajarkan kepada umat bahwa "semua itu hanya milik Allah semata". Walapun di dalam mulut, bisa saja muhammad berkata "aku" sebagai mana sang Budha juga sering berkata "aku".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:34:42 AM
Quote from: jerry
Status kepemilikan itu menurut Sang Buddha tergantung bagaimana pikiran itu sendiri bukan sekedar berdasarkan sertifikat atau apapun.

nah… sudah mengatas namakan sang Budha lagi. Coba copas, dari sutta yang mana budha menggunakan istilah "status kepemilikan" atau memberikan definisi terhadap "status kepemilikan" ? Jika anda tidak memberikannya, itu namanya berdusta atas nama sang Budha, kecuali bila anda menambahkan kata "seingat saya.." atau "kalau tidak salah".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:35:02 AM
Quote from: reenzia
memang tidak sepatutnya itu...karena dg melakukan hubungan seks bukan berarti tak bisa mencapai pencerahan sempurna...TAPI JIKA MASIH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PASTI BELUM MENCAPAI PENERANGAN SEMPURNA…

nah… betul sekali.  sepertinya Reezia lebih cepat menyadari kebenaran logika yang saya sampaikan.

Dan inilah yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, sahabat dan menantu Rasulullah, "ketika seseorang melakukan hubungan seks, sesungguhnya ia keluar dari wilayah ilahiah. Maka selama hubungan seks tersebut berlangsung ia akan berperilaku seperti orang gila, kehilangan rasa malu, ..dst. Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah."

mandi janabah di sini, bukan soal upacara ritual untuk membuat kekotoran badan yang dihasilkan dari perilaku seksual, akan tetapi perilaku batin yang harus dilakukan untuk mengembalikan kesucian. Hal ini dapat dilihat dalam buku Mikraj Ruhani karya tulis seorang ulama Besar Iran, ayatullah Imam Khomaeni.

Quote from: Reenzia
intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA

berarti… anda belum pernah membaca sabda sang Budha yang kira-kira maknanya, "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi."
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:35:21 AM
Quote from: kutho
Menurut logikanya Bro Deva19, belum tentu menikah itu karena keinginan sendiri. Berarti di sini bisa saja ditafsirkan dinikahkan oleh Allah. Saya tidak tahu apakah itu kawin paksa atau bukan, tetapi itu mengindikasikan: menurut Ajaran Buddha, Nabi Muhammad belum mencapai nibbana (karena masih terlahir di alam Sorga). Juga bukan terlahir di Alam Brahma karena masih menikah.

itu bukan kawin paksa. Anda tahu tidak makna filsafat dari "isi adalah kosong, kosong adalah isi" atau makna filsafat dari "bertindak tanpa berbuat", atau makna dari tajalullah.

Sri Krisna berkata seperti tertulis di dalam gita, "di tiga alam ini, aku sudah tidak melakukan apapun, tetapi tidak ada satupun yang tidak aku perbuat." anda mengerti tidak arti filsafat sri Krisna ini?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:35:36 AM
Quote from: kutho
Dalam Tevijja Sutta, Buddha menjelaskan tentang "kesamaan" Brahmana jaman sekarang  dan Brahma.
Brahmana sekarang:
Terbebani istri dan harta
penuh kebencian & permusuhan
tidak disiplin

Brahma:
Tidak terbebani istri dan harta
tanpa kebencian & permusuhan
disiplin

Melihat hal tersebut, maka bergabungnya Brahmana dan Brahma adalah mustahil.

tidak terbebani istri bukan berarti tidak memiliki istri.

Quote from: kutho
Sekarang kita lihat perbandingan kasar lainnya.

Muhammad
-terikat istri dan harta
-membalas pedang dengan pedang, boleh menumpahkan darah kafir

muhammad memiliki istri, bukan terikat istri.

Betul, muhammad membalas pedang dengan pedang. Apa yang salah?

Kalian saja, saya coba sedikit dengan sedikit ejekan, berangnya bukan main. Balasan kalian terhadap saya, melebihi kerasnya balasan para member muslim di forum muslim, ketika saya coba menyentil mereka. Maka apalagi bila saya mencoba menodongkan pedang ke arah kalian, mungkin kalian akan merobek-robek perutku. Maka bagaimana bisa kalian berpikir, orang yang diserang dan diperlakukan tidak adil seperti muhammad, tidak boleh membela diri?

O ya. Saya juga masih ingat, dialog saya dengan salah satu memberi dc tempo lalu. Bahwa menurut keyakinan kalian, walaupun kalian dipukul, harta kalian dirampok, istri kalian diperkosa, lebih dari itu anak-anak kalian dibunuh sekalipun, kalian akan membalas perampok itu dengan kasih. Hebat… !!! Tapi diejek sedikit saja, kalian beringas seperti ingin memakan diriku.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:35:56 AM
kacamata keawaman

Quote from: william
Setiap detik dalam hidup kita, kita selalu dihadapkan kepada pilihan, kiri atau kanan, jalan atau berhenti, ambil atau tidak, terkadang dua pilihan, terkadang banyak pilihan. Namun tidak pernah tanpa pilihan. Hidup adalah memilih dan memutuskan.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17107.msg274945.html#msg274945

apakah anda tahu suatu kondisi dimana orang dapat bertindak tanpa memilih?

Quote from: william
Orang yg bunuh diri, selalu mempunyai pilihan untuk terus hidup atau membunuh dirinya.
Apalagi soal istri, kita selalu mempunyai pilihan: mengambil si wanita sebagai istri atau mengambil kemungkinan2 lainnya.

itu mungkin karena anda mengukurnya dengan keadaan batin umat awam, sementara anda tidak mengetahui apa yang terjadi pada batin orang-orang suci, karena mungkin anda belum pernah memasuki kesucian itu sendiri.

Quote from: wiliam
Apalagi seseorang seperti Muhammad yg sangat powerful, tidak ada yg bisa memaksa Beliau untuk mengambil banyak wanita menjadi istri. Beliau yg memutuskan sendiri. Beliau bahkan pada masa2 itu berkuasa untuk membuat banyak peraturan.

Quote from: kutho
Dari logika sederhana ini kita bisa melihat jalan yang mereka lalui adalah bukan jalan yang sama. Dengan berbedanya jalan, maka hasil yang diharapkan pun tidaklah sama.

memang demikian, bila kita memandangnya dari kaca mata keawaman.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:36:15 AM
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:36:26 AM
Quote from: kutho
Pertama-tama, pencapaian kesucian seseorang, hanya diketahui secara pasti oleh dirinya dan seorang Samma Sambuddha. Sehingga pernyataan Muhammad telah mencapai nibbana tentunya tidak lebih dari dugaan pribadi.

ya. Dan seperti itu pula pengetahuan kita tentang sang Budha yang telah merealisasi nibbana. Itu hanya dugaan saja.

Adapun dugaan itu ada yang logic dan ada yang tidak logic. Untuk bisa disebut logic atau tidak, bukan perasaan kita ukurannya, tapi ada norma-norma yang mengaturnya, yaitu seperti yang telah saya jelaskan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:36:45 AM
Quote from: kutho
Buddha
-tidak terikat istri dan harta
-tidak membalas pedang dengan pedang, bertahan seperti gajah bertahan dari hujan panah

sang Budha memiliki istri

beliau tidak membalas pedang dengan pedang, karena beliau bukan seorang pemimpin negara, tetapi seorang petapa. Bedakan dengan Muhammad, yang seorang raja dan ksatria.

Lihat semua negara zaman sekarang ini, tidak ada satu pun negeri yang tidak mempersiapkan militer perang dan mempersenjati mereka dengan senjata untuk membunuh. Ini merupakan bukti bahwa membela diri merupakan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri lagi. Bahkan negeri yang penduduknya beragama budha sekalipun, sama memiliki militer. Negeri Tibet, yang pemimpi spiritualnya orang mulia seperti Dalai Lama sekalipun, mengizinkan pasukannya militernya untuk maju ke medan jurit, untuk mempertahankan tanah airnya.

Diceritakan bahwa sang Budha tidak pernah menganjurkan peperangan. Tentu saja. Hanya orang bodoh yang menganjurkan peperangan. Tetapi yang diajarkan muhammad adalah membela diri, mempertahankan hak hidup dan hak beragama.

O ya, saya ingat, karena besarnya konspirasi tentang kejahatan muhammad, pasti kalian akan menyangkal dan menyatakan bahwa muhammad lah yang mendahului perang, muhammad mengharuskan membunuh semua non muslim kendatipun tidak perang. Tak perlu dibahas ulang, semua konspirasi seprti itu sudah ada organsisi khusus yang melakukannya, yaitu FFI. Dan saya sudah menjawab semuanya di sana.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:37:01 AM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:37:19 AM
Quote from: febian
Syllogisme dalam sejarah logika

Artikel utama: sejarah logika
Syllogisme mendominasi pemikiran filosfis barat hingga jaman pencerahan di abad ke 17. pada saat itu, Sir Francis Bacon menolak ide syllogism dan logika deduktif dengan bersikeras bahwa hal itu salah dan tak logis. Bacon menwarkan pendekatan yang lebih induktif dalam hal itu eksperimen dilakukan dan aksioma disimpulkan dari hasil observasi yang didapatkan.
 
pada abad ke 19, modifikasi terhadap syllogisme dilakukan dengan menambahkan disjunktif ("A atau B") dan pernyataan kondisional ("jika A maka B").  Pernyataan Kant yang terkenal bahwa logika adalah ilmu yang komplit, dan bahwa logika Aristoteles lebih atau kurang mencakup semua hal yang perlu diketahui mengenai logika.

Walaupun ada berbagai sistem logika alternatif seperti logika Avicennian atau logika India di berbagai tempat, pendapat Kant tetap teguh tanpa ada yang sanggup menentangnya di Barat, hingga tahun 1879 ketika Frege mempublikasikan "Begriffsschrift" (skrip konsep)nya. Ini memperkenalkan kalkulus, sebuah metode yang merepresentasikan pernyataan kategori - dan pernyataan-pernyataan lain yang juga tidak tersedia dalam syllogisme - dengan menggunakan variabel dan kuantifikasi

Ini mendorong perkembangan pesat logika sentensial. dan predikat orde pertama subsuming penalaran logika silogisme (first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning) selama 2000 tahun, secara tiba-tiba dianggap kuno oleh banyak orang. Sistem Aritoteles di dunia modern diterangkan dalam dunia akademis terutama sebagai pengantar dan studi historis.

Satu pengecualian yang perlu dicatat dalam penyerahan/relegasi modern, adalah penggunaan yang berlanjut hukum-hukum rumit logika Aristoteles, sebagaimana yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas, dalam persamuan Curia Romawi terhadap doktrin kepercayaan, dan pengadilan rasul dari Rota Romawi.

saya sudah membaca cukup banyak artikel yang kontra terhadap logika dari berbagai kelompok agama, terutama dari kelompok kr****n dan Islam. Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang besar pengaruhnya di seluruh dunia, beliau telah menjelek-jelekan logika aristoteles, menentang dan mengharamkannya. Saya tahu dari berbagai riwayat dari zaman ke zaman, bagaimana usaha orang-orang yang ingin menghentikan penyebaran logika ini. Sejauh ini usaha mereka cukup berhasil.

Tetapi, sejauh penyelidikan saya terhadap mereka dan argumentasi mereka yang menentang logika dapat diketahui bahwa semua orang yang menentang logika tersebut adalah mereka yang salah faham dengan logika itu sendiri. Mirip orang non budhis salah faham terhadap ajaran Budha yang menganggap agama budha sama seperti atheisme materialistik, atau salah faham dengan menganggap tuhan umat budha adalah patung budha. Lalu mereka membuat berbagai komentar miring tentang agama Budha. Demikian pula halnya dengan para pengkritik logika, tak satupun ditemukan diantara mereka yang benar-benar faham logika. Kendatipun ada diantara mereka berasal dari ilmuwan yang beraliran empirisme, seperti Galileo.

Logika Aristoteles sudah sempurna sejak ditemukannya sejak 400 tahun SM. Ia tidak bertambah dan berkurang sedikitpun. Walaupun kemudian banyak bermunculan nama-nama logika baru, tapi semua itu tak lain hanyalah modifikasi dari logika Aristoteles saja, dan sebagainnya tidak berhubungan sama sekali dengan logika Aristoteles, walaupun itu dinamakan logika juga seperti logika kalkulus. Itu tidak ada sangkut pautnya dengan logika Aristoteles, sehingga tak perlu dipermasalahkan bila memang logika yang terdapat di alam kalkulus tersebut tidak terdapat di dalam logika Aristoteles. Sama halnya dengan logika induktif. Semua metoda logika induktif itu tidak terdapat di dalam logika Aristoteles (deduktif). Keduanya memang berbeda, memiliki wilayah masing-masing dan tak perlu dicampur adukan.

Contoh lainnya adalah Logika India dimana setiap figure nya terdiri dari 5 kalimat. Hal itu dianggap logika unik produk India yang tidak terdapat dalam Logika Arsitoteles. Padahal mereka yang berpendapat demikian, menandakan tidak tahu menahu soal logika Aristoteles. Karena di dalam Logika Aristoteles tersebut sudah tercakup Logika India. Hanya saja di dalam Logika Aristoteles, Logika India itu disebut dengan Sorite.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 07:37:56 AM
Quote
[4] 1.8. ‘“Menghindari pembunuhan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi8 pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, penuh belas kasih, bergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathàgata. “Menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi mengambil apa yang tidak diberikan, hidup murni, menerima apa yang diberikan, menunggu apa yang diberikan, tanpa mencuri. Menghindari ketidaksucian, Petapa Gotama hidup jauh darinya, jauh dari praktik kehidupan sosial hubungan seksual. 9”’

9Brahmacariyà. adalah cara hidup suci yang tertinggi, yaitu hidup selibat. Dighanikaya-Atthakata menunjukkan bahwa hal ini termasuk menjauhi segala bentuk perilaku erotis selain hubungan seksual.

DN 1.1.9
Brahmajàla Sutta
Digha Nikaya, Sutta Pitaka

dan ini tidak harus ditafsirkan "semua  pembunuhan tercela" atau "semua hubungan seks harus dijauhi".

Sang Budha telah menganjurkan kita untuk menjauhi pembunuhan. Tetapi beliau tidak mengajari kita untuk berpikir bahwa semua bentuk pembunuhan tercela sifatnya.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 07:47:35 AM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 07:54:17 AM
Quote from: febian
Syllogisme dalam sejarah logika

Artikel utama: sejarah logika
Syllogisme mendominasi pemikiran filosfis barat hingga jaman pencerahan di abad ke 17. pada saat itu, Sir Francis Bacon menolak ide syllogism dan logika deduktif dengan bersikeras bahwa hal itu salah dan tak logis. Bacon menwarkan pendekatan yang lebih induktif dalam hal itu eksperimen dilakukan dan aksioma disimpulkan dari hasil observasi yang didapatkan.
 
pada abad ke 19, modifikasi terhadap syllogisme dilakukan dengan menambahkan disjunktif ("A atau B") dan pernyataan kondisional ("jika A maka B").  Pernyataan Kant yang terkenal bahwa logika adalah ilmu yang komplit, dan bahwa logika Aristoteles lebih atau kurang mencakup semua hal yang perlu diketahui mengenai logika.

Walaupun ada berbagai sistem logika alternatif seperti logika Avicennian atau logika India di berbagai tempat, pendapat Kant tetap teguh tanpa ada yang sanggup menentangnya di Barat, hingga tahun 1879 ketika Frege mempublikasikan "Begriffsschrift" (skrip konsep)nya. Ini memperkenalkan kalkulus, sebuah metode yang merepresentasikan pernyataan kategori - dan pernyataan-pernyataan lain yang juga tidak tersedia dalam syllogisme - dengan menggunakan variabel dan kuantifikasi

Ini mendorong perkembangan pesat logika sentensial. dan predikat orde pertama subsuming penalaran logika silogisme (first-order predicate logic subsuming syllogistic reasoning) selama 2000 tahun, secara tiba-tiba dianggap kuno oleh banyak orang. Sistem Aritoteles di dunia modern diterangkan dalam dunia akademis terutama sebagai pengantar dan studi historis.

Satu pengecualian yang perlu dicatat dalam penyerahan/relegasi modern, adalah penggunaan yang berlanjut hukum-hukum rumit logika Aristoteles, sebagaimana yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas, dalam persamuan Curia Romawi terhadap doktrin kepercayaan, dan pengadilan rasul dari Rota Romawi.

saya sudah membaca cukup banyak artikel yang kontra terhadap logika dari berbagai kelompok agama, terutama dari kelompok kr****n dan Islam. Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang besar pengaruhnya di seluruh dunia, beliau telah menjelek-jelekan logika aristoteles, menentang dan mengharamkannya. Saya tahu dari berbagai riwayat dari zaman ke zaman, bagaimana usaha orang-orang yang ingin menghentikan penyebaran logika ini. Sejauh ini usaha mereka cukup berhasil.

Tetapi, sejauh penyelidikan saya terhadap mereka dan argumentasi mereka yang menentang logika dapat diketahui bahwa semua orang yang menentang logika tersebut adalah mereka yang salah faham dengan logika itu sendiri. Mirip orang non budhis salah faham terhadap ajaran Budha yang menganggap agama budha sama seperti atheisme materialistik, atau salah faham dengan menganggap tuhan umat budha adalah patung budha. Lalu mereka membuat berbagai komentar miring tentang agama Budha. Demikian pula halnya dengan para pengkritik logika, tak satupun ditemukan diantara mereka yang benar-benar faham logika. Kendatipun ada diantara mereka berasal dari ilmuwan yang beraliran empirisme, seperti Galileo.

Logika Aristoteles sudah sempurna sejak ditemukannya sejak 400 tahun SM. Ia tidak bertambah dan berkurang sedikitpun. Walaupun kemudian banyak bermunculan nama-nama logika baru, tapi semua itu tak lain hanyalah modifikasi dari logika Aristoteles saja, dan sebagainnya tidak berhubungan sama sekali dengan logika Aristoteles, walaupun itu dinamakan logika juga seperti logika kalkulus. Itu tidak ada sangkut pautnya dengan logika Aristoteles, sehingga tak perlu dipermasalahkan bila memang logika yang terdapat di alam kalkulus tersebut tidak terdapat di dalam logika Aristoteles. Sama halnya dengan logika induktif. Semua metoda logika induktif itu tidak terdapat di dalam logika Aristoteles (deduktif). Keduanya memang berbeda, memiliki wilayah masing-masing dan tak perlu dicampur adukan.

Contoh lainnya adalah Logika India dimana setiap figure nya terdiri dari 5 kalimat. Hal itu dianggap logika unik produk India yang tidak terdapat dalam Logika Arsitoteles. Padahal mereka yang berpendapat demikian, menandakan tidak tahu menahu soal logika Aristoteles. Karena di dalam Logika Aristoteles tersebut sudah tercakup Logika India. Hanya saja di dalam Logika Aristoteles, Logika India itu disebut dengan Sorite.

Bro deva yang baik, Bila saya melihat artikel di wikipedia tersebut yang menulis artikel adalah para ahli logika, dan saya tidak melihat ada bias, tak tersirat sentimen agama disana. Coba lihat daftar referensinya.

Atau apakah saya melihat bahwa bro Deva sendiri yang agaknya agak tidak sependapat/alergi dengan pendapat para ahli tersebut?

Coba baca juga kesalahan-kesalahan logika syllogistic berikut:

http://en.wikipedia.org/wiki/Syllogistic_fallacy

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:12:29 AM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:13:47 AM
Quote from: febian
Bro deva yang baik, Bila saya melihat artikel di wikipedia tersebut yang menulis artikel adalah para ahli logika, dan saya tidak melihat ada bias, tak tersirat sentimen agama disana. Coba lihat daftar referensinya.

Atau apakah saya melihat bahwa bro Deva sendiri yang agaknya agak tidak sependapat/alergi dengan pendapat para ahli tersebut?

Coba baca juga kesalahan-kesalahan logika syllogistic berikut:

http://en.wikipedia.org/wiki/Syllogistic_fallacy

saya agak kesulitan membacanya dalam bahasa inggris. lebih baik, anda jelaskan di sini satu saja dari 19 rumus logika itu, mana yang bisa dianggap salah?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: williamhalim on 09 July 2010, 08:49:39 AM
Quote from: Reenzia
intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA

berarti… anda belum pernah membaca sabda sang Budha yang kira-kira maknanya, "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi."

Dari perbincangan quote diatas dapat saya simpulkan, bahwa anda bermaksud mengatakan bahwa: Nabi M, mengambil istri2 dan melakukan hubungan seksual dengan istri2nya, tapi masih bisalah Beliau dianggap suci, karena pembenaran ayat diatas (yg dibold). Nabi M melakukan hubungan badan, tetapi batinnya tidak.

Benarkah begitu?

Jika iya, saya akan mengulas soal ayat tsb.

Dalam Buddhisme, ada yg namanya Kamma, yakni NIAT, cara kerjanya kira2: Indera kita menerima kondisi2 sekitar yg masuk, menyukai atau tidak menyukai-nya dan kemudian direspon balik.

Jika SUKA, maka respon baliknya akan dilandasi LOBHA
Jika TIDAK SUKA maka respon baliknya akan dilandasi DOSA
Jika TIDAK KEDUANYA (BATIN SEIMBANG) maka tidak ada respon balik, melainkan seperlunya.

Kembali ke hubungan seksual, batin yg melandasinya adalah TANHA (Lobha) yg berkobar2. Hubungan seksual merupakan salah satu KEMELEKATAN yg paling kuat dan sulit diatasi oleh praktisi. Kenapa? Alasannya karena Hubungan seksual melibatkan pemuasan ke6 landasan indera: penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, pengecap dan pikiran.

Selama seseorang masih belum dapat mengatasi hasrat seksual, maka praktik pengembangan batinnya akan tersendat-sendat.

Kembali ke ayat diatas:
sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi
Seseorang yg memahami dasar2 Buddhisme, memahami sebab dukkha, akan dapat mengerti ayat ini dan tidak terdistorsi seperti pemahaman Deva19, bahwa "bisa saja berhubungan seksual asal batin tidak terpengaruh."

Bagi seorang pria, diperlukan hasrat seksual untuk dapat 'bangun' dan melakukan hub. seksual. Tidak terkecuali seorang nabi, sekalipun. Menurut sudut pandang Buddhisme, tidaklah dapat dia/orang2 membenarkan perbuatan tsb dengan mengatakan 'dilakukan tanpa hasrat'.

Makna sebenarnya ayat ini adalah: sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi
Seorang suci , meskipun masih menerima kondisi2 dunia (melihat, mendengar, mengecap, dll) dan menerima akibat2 dunia (sakit, tua, luka, dsbnya) namun dia tidak dukkha (menderita, tidak puas, stress) oleh akibat2 yg diterimanya tsb.

Jadi, pemaknaannya jangan salah dimengerti menjadi: "bebas melakukan perbuatan seksual, pembunuhan, penipuan, dll asal tanpa hasrat batin". Pemahaman begini akan sangat berbahaya.

::
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 09 July 2010, 09:34:22 AM
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".

"setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana."  --> kok nambah premis yg gak jelas asal-usulnya?
ini mungkin cuma dugaan bro deva.

bertajalili = menampakkan diri --> ini adalah konsep agama samawi dimana Tuhan menampakkan dirinya, dan terjadi misalnya kepada Musa, Elia, dan Yesus.

Nibbana mempunyai banyak penjelasan, tetapi agak sulit dihubungkan dengan "bertemu muka dengan Tuhan", walaupun bisa saja sih kalau dipakai arti kiasan. Tetapi... orang yang mencapai Nibbana sudah tidak mungkin lagi berhubungan seksual.
mari kita bahas....

1. Nibbana adalah hancurnya ego
Tidak ada lagi aku, milikku, tubuhku. Seorang awam akan selalu mencari kebahagiaan dengan cara mementingkan diri sendiri, dari sumber-sumber eksternal. Tapi Arahat sudah tidak mementingkan diri sendiri dan tidak mencari kebahagiaan dari eksternal. Sehingga seorang arahat tidak lagi mencari kesenangan duniawi seperti makanan enak, tempat tidur empuk, pakaian bagus, dll. Apalagi kenikmatan seksual, arahat sudah tidak peduli dengan itu semua

2. Nibbana adalah hancurnya LDM
sudah dijelaskan di posting oleh teman2 lain:
Quote
kesucian dalam buddhism, yaitu manusia yg telah dapat melenyapkan LDM

kita ulas dikit, apa kaitan orang yg memiliki istri dengan LDM, mungkin ini harus dijawab oleh mereka yg telah menikah. orang yg telah menikah, hampir setiap malam dalam seminggu pasti akan memuaskan keinginan birahi nya disitu muncul keinginan untuk memuaskan diri nya, ketika muncul kepuasan di dalam dirinya, maka timbul rasa ingin mengulangi nya lagi pada saat itu atau di waktu mendatang, disitu telah muncul keserakahan (Lobha) yaitu kepuasan yg ingin trus di nikmati secara berulang.

itu posisi baru 1 istri, karena terlena dengan kecantikan seorang wanita dan adanya keinginan untuk memuaskan hasrat birahi, maka muncul keinginan untuk memiliki banyak istri/wanita agar rasa puas yg didapat lebih banyak dan mungkin dapat mengurangi rasa bosan terhadap aktifitas sex pada seorang wanita, disitu muncul lagi keserakahan (Lobha), tidak puas dengan hanya 1 wantia untuk memuaskan nafsu birahi...

jika keserakhan itu semakin di pupuk, maka muncul keinginan yg lebih besar, yaitu ketika hasrat birahi muncul maka harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan/kegelisahan/marah/jengkel sehingga pada saat itu muncul rasa kebencian (Dosa)

3. Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi
Kalau udah bahagia FULL, ngapain lagi nyari kebahagiaan yg lebih rendah?
Seperti Ajahn Brahm bilang, "meditasi lebih nikmat daripada berhubungan seks"

4. Nibbana adalah pemahaman akan sunyata (kekosongan)
Sunyata adalah pemahaman bahwa segala objek di dunia ini tak ada inti, kosong, terdiri dari faktor-faktor yang berkondisi. Seorang arahat akan melihat semua fenomena adalah kosong.
Seorang arahat laki-laki ketika melihat seorang wanita cantik tidak melihat seorang "wanita cantik", tapi seorang "manusia berjenis kelamin perempuan bernama A", karena dia sudah tidak membeda-bedakan "cantik" dan "tidak cantik". Tidak ada lagi "sexy" dan "tidak sexy". Lebih ekstrim lagi, seorang arahat mungkin akan bilang bahwa yang tadi dilihatnya adalah "tengkorak terbungkus daging yang penuh dengan darah dan nanah yang berjalan"

Sekarang anda mengerti kenapa Arahat itu impoten? Siapa juga yang mau berhubungan seks dengan mayat berjalan yang tidak  sexy?

edit: setelah dipikir lagi.... yang gak mau berhubungan seks dengan mayat gak sexy itu saya yang masih belum arahat.
Arahat tidak bisa berhubungan seks karena sudah tidak bereaksi terhadap rangsangan "sexy" "cantik" "aduhai". Ereksi itu kan rangsangannya dari otak, dan otak merasa terangsang berdasarkan persepsi individu tersebut, makanya rangsangan untuk tiap individu berbeda.
Untuk arahat yg sudah gak membeda-bedakan, apa masih bisa dirangsang?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Mr.Jhonz on 09 July 2010, 10:04:35 AM
PURABHEDA SUTTA



Sifat-sifat Seorang Muni

1.    Seseorang bertanya kepada Sang Buddha, 'Tuan Gotama, saya ingin bertanya tentang manusia sempurna. Ada yang dapat disebut 'orang yang sudah tenang' -- dapatkah Engkau menjelaskan bagaimana dia melihat segala sesuatu dan bagaimana dia berperilaku?'

2.    'Orang yang sudah tenang, yang telah memadamkan semua nafsu keinginannya sebelum tubuhnya hancur dan hilang, yang tidak peduli bagaimana hal-hal bermula atau bagaimana hal-hal itu akan berakhir, serta tidak melekat dengan apa yang tejadi di antaranya: orang itu tidak lagi memiliki rasa 'lebih suka'.

3.    Dia tidak memiliki kemarahan, ketakutan maupun kesombongan. Tak ada sesuatu pun yang mengganggu ketenangannya dan tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyebab untuk penyesalan. Dia adalah manusia bijaksana yang terkendali ucapannya.

4.    Dia tidak merindukan masa depan dan tidak menyesali masa lampau; tidak ada pandangan maupun opini yang memimpinnya. Dia dapat melihat dan tidak melekat pada dunia kesan-indera yang menyesatkan.

5.    Dia tidak menyembunyikan apa pun dan tidak ada sesuatu pun yang dia kukuhi erat-erat. Tanpa ketamakan maupun keirihatian, dia tetap tidak menonjolkan diri; dia tidak merendahkan dan menghina orang lain.

6.    Dia bukanlah manusia yang memikirkan diri sendiri, atau manusia yang kecanduan kenikmatan; dia adalah manusia yang lembut dan waspada, tanpa keyakinan buta; dia tidak menunjukkan kebencian [terhadap apa pun].

7.    Dia bukanlah orang yang bekerja karena menginginkan sesuatu; sekalipun tidak mendapatkan apa-apa sama sekali, dia tetap tidak tergoyahkan; tak ada keserakahan untuk membangun nafsu guna mencicipi kesenangan-kesenangan baru.

8.    Kewaspadaannya membuat dia terus-menerus berada dalam keseimbangan pikiran, di mana kecongkakan tidak mungkin ada. Terhadap dunia di sekitarnya; dia tidak membuat perbandingan sebagai 'lebih tinggi', 'lebih rendah' atau 'setara'.

9.    Karena memahami Hal-hal Sebagaimana Adanya, dia terbebas dari ketergantungan dan tidak ada apa pun yang dia andalkan. Baginya tidak ada lagi nafsu keinginan untuk hidup atau tidak hidup.

10.    Inilah yang kusebut manusia yang telah tenang. Yaitu manusia yang tidak mengejar kesenangan, yang tidak memiliki ikatan apa pun, yang telah melampaui tarikan kemelekatan.

11.    Dia adalah manusia tanpa anak, manusia tanpa harta kekayaan, tanpa ladang, tanpa ternak -- manusia yang tidak memiliki apa pun di dalam dirinya yang dilekatinya sebagai miliknya, serta tidak ada satu pun di dalam dirinya yang di tolaknya sebagai bukan miliknya.    

12.    Dia adalah manusia yang dapat menerima kritik-kritik salah dari orang lain, pandita dan pertapa lain namun tetap tak terganggu dan tak tergoyah oleh kata-kata mereka.

13.    Dia adalah manusia tanpa ketamakan dan tanpa rasa memiliki; dia adalah manusia yang -- karena bijaksana-tidak menganggap dirinya 'lebih tinggi', 'lebih rendah' atau 'setara'. Dia adalah manusia yang tidak memasuki spekulasi, manusia yang terbebas dari spekulasi.    

14.    Dia adalah manusia yang tidak mempunyai apa pun yang dapat disebutnya sebagai miliknya, dan dia tidak menangis karena tidak memiliki apa pun. Dia tenang, karena tidak memegang pandangan-pandangan spekulatif.

**jika muhamad sudah berprilaku seperti diatas maka dapat dikatakan muhamad telah sempurna dalam kacamata buddhsim :)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: williamhalim on 09 July 2010, 10:27:35 AM
Quote from: xenocros
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana"

premis ini darimana ya?

ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".

Bro Deva19,

Tidak dapat kita berdisksi dengan memakai 2 sudut pandang.

Jika ingin bediskusi apakah Muhammad telah suci, berdasarkan sudut pandang Islam, maka harus dibahas HANYA melalu sudut pandang Islam, dengan menggunakan ayat2 dalam Alqur'an

Jika ingin membahas apakah Muhammad telah suci menurut sudut pandang Buddhisme, maka kita HANYA menggunakan ayat2 dalam Tipitaka.

Tidak dapat kita membahas dengan mencomot bolak-balik ayat dari kedua Kitab, karena memang dasar2nya sudah berbeda.

Mohon dipastikan dulu ingin dibahas dari sudut pandang mana.

::
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 09 July 2010, 10:37:23 AM
tidak terbebani istri bukan berarti tidak memiliki istri.
ya.. ya..
Tidak terbebani harta bukan berarti tidak memiliki harta.
Berhubungan seks bukan berarti memiliki nafsu.
Membunuh orang bukan berarti dengan kebencian.
Mempertahankan yang tidak kekal bukan berarti kemelekatan.




Quote
muhammad memiliki istri, bukan terikat istri.

Betul, muhammad membalas pedang dengan pedang. Apa yang salah?

Kalian saja, saya coba sedikit dengan sedikit ejekan, berangnya bukan main. Balasan kalian terhadap saya, melebihi kerasnya balasan para member muslim di forum muslim, ketika saya coba menyentil mereka. Maka apalagi bila saya mencoba menodongkan pedang ke arah kalian, mungkin kalian akan merobek-robek perutku. Maka bagaimana bisa kalian berpikir, orang yang diserang dan diperlakukan tidak adil seperti muhammad, tidak boleh membela diri?

O ya. Saya juga masih ingat, dialog saya dengan salah satu memberi dc tempo lalu. Bahwa menurut keyakinan kalian, walaupun kalian dipukul, harta kalian dirampok, istri kalian diperkosa, lebih dari itu anak-anak kalian dibunuh sekalipun, kalian akan membalas perampok itu dengan kasih. Hebat… !!! Tapi diejek sedikit saja, kalian beringas seperti ingin memakan diriku.

Kok jadi ad hominem sih? Di sini tidak ada yang mengaku Buddha, bukan?
Saya beri logikanya.

-Buddha = tidak marah
-Saya masih marah
-> Saya bukan Buddha
Klop.


nah kalau ini mungkin logikanya Bro Deva19
-Muhammad membalas dengan pedang
-Buddha tidak membalas dengan pedang
-> Muhammad juga Buddha, karena orang-orang DC juga masih bisa marah.  :D
Very cute, bro!



ini premisnya :

karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

Mencapai disitu artinya "merealisasi".
Bertajalili Allah = mencapai nibbana? Premis dari mana tuh?
Kalau buat premis, cobalah dengan sesuatu yang bisa langsung dibuktikan.
Jangan premis A dari B, premis B dari C, premis C...ZY dari D...ZZ, dan terakhir premis ZZ dari TAFSIRAN. Sebelum kebenaran diuji, orang sudah malas duluan jadinya.


Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: ryu on 09 July 2010, 10:47:54 AM
sepertinya harus dibuat satu thread khusus untuk membahas ini, berhalaman2 tidak teratur nih, kalau mau diskusinya 1 to 1 orng, nanti bila ada yang mau diskusi dengan deva19 tunggu yang ini beres dulu.

gimana min/mod?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 09 July 2010, 10:48:49 AM
ini mah intinya ngacokkk... buang2 waktu aja ahhh...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: ryu on 09 July 2010, 10:50:59 AM
udah tau ngacok tapi berhalaman2 tuh =))
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: K.K. on 09 July 2010, 11:07:02 AM
sepertinya harus dibuat satu thread khusus untuk membahas ini, berhalaman2 tidak teratur nih, kalau mau diskusinya 1 to 1 orng, nanti bila ada yang mau diskusi dengan deva19 tunggu yang ini beres dulu.

gimana min/mod?
OK deh, saya sudah selesai. Sudah lewat 10 halaman masih tidak bisa menghitung jumlah "d" dalam "Buddha" mana mungkin diajak bahas yang lebih rumit dari itu.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Sumedho on 09 July 2010, 11:11:47 AM
 [at] ryu: kalau berlanjut kita lakukan sarannya
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 11:19:34 AM
kayaknya seperti usul samanera dhammasiri, mungkin baiknya samanera dhammasiri yang bertukar pikiran dulu dengan bro deva19 sesuai dengan ketentuan rule yang berlaku .. kita hanya menonton saja dulu.. gak perlu berkomentar.. biarkan selesai.. mudah2an bro deva19 bisa puas..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Indra on 09 July 2010, 11:25:25 AM
warning: hati2 dengan adanya usaha oleh oknum tertentu untuk meng-FFI-kan DC
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: J.W on 09 July 2010, 11:30:58 AM
kayaknya seperti usul samanera dhammasiri, mungkin baiknya samanera dhammasiri yang bertukar pikiran dulu dengan bro deva19 sesuai dengan ketentuan rule yang berlaku .. kita hanya menonton saja dulu.. gak perlu berkomentar.. biarkan selesai.. mudah2an bro deva19 bisa puas..


tambahan :
....kita hanya menonton saja dulu.. gak perlu berkomentar.. biarkan selesai.. mudah2an bro deva19 bisa puas..dan bisa diskusi dengan baik dan tidak bertingkah brengsek  :-?

Note : istilah brengsek itu dari deva19 lohhh
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: dilbert on 09 July 2010, 12:25:36 PM
warning: hati2 dengan adanya usaha oleh oknum tertentu untuk meng-FFI-kan DC

setuju... karena diskusi berkembang ntah ke arah mana saja, dan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, sebaiknya thread ini di karantina
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 12:30:47 PM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.

Bro Deva 19 yang baik, anda tidak menjawab pertanyaan saya. Bila ada ayatnya segera keluarkan, kemudian baru kemukakan alasan anda...

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Hendra Susanto on 09 July 2010, 12:42:49 PM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.

Bro Deva 19 yang baik, anda tidak menjawab pertanyaan saya. Bila ada ayatnya segera keluarkan, kemudian baru kemukakan alasan anda...

 _/\_

ko saudara fabian, gak akan dijawab... sebab memang gak ada, n klo pun ada pun hanya tersirat yg ujung2nya persepsi belaka ;D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 01:04:18 PM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.

Maaf bro Deva yang baik, saya malas meladeni ilmu usang seperti sillogisme aristoteles ini, karena banyak alternatif-alternatif yang menyebabkan terjadi penyimpangan terhadap logika Aristoteles ini, bila bro Deva belum membaca kesalahan-kesalahan logika Aristoteles, pantaslah bila bro Deva menganggap ilmu usang ini sebagai ilmu yang hebat.

Saya tidak mengatakan logika Aristoteles salah semua, tetapi logika aristoteles ini kadang-kadang dapat diterapkan pada keadaan tertentu, kadang-kadang tak bisa diterapkan karena banyak alternatif-alternatif.

Umpamanya:

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Amir terbuat dari batu
Si Amir adalah manusia

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Usep dari kayu
si Usep adalah manusia

Nampaknya logis kan?

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Si Gepeng tak punya rumah
Si Gepeng bukan manusia?

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
rumah si Usep dibuat dari container besi
Si Kuple bukan manusia?

Jadi bagaimana anda membuat logika dari semua premis-premis ini?         

_/\_       
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 01:23:39 PM
Quote from: febian
Bro Deva yang baik, kalau tidak salah saya membaca tulisan bro Deva yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mencapai kesucian tertinggi dan Nabi Muhammad telah mencapai Nibbana?

Boleh tahu dimana ayatnya dalam Al Quran maupun Hadits?

ayatnya ada. Tapi akan saya sampaikan, setelah semua argumentasi logicnya dijelaskan.

Bro Deva yang baik, Logika akan menjadi jelas bila ada benang merah dengan ayatnya. Bila tak ada ayatnya maka semua itu hanya tafsir dan pembenaran belaka.

 _/\_

betul bro febian...

tapi dalam logika, dali ilmiah itu bisa berada pada "lantai dasar". sebagai contoh :

A adalah Z.

argument :

karna a adalah B
B adalah C
C adalah D
D adalah E
E adalah F
F adalah G
G adalah Z

sedangkan dalil ilmiah berada pada kalimat yang terakhir, yaitu G adalah Z.

atau

A adalah Z

karena

A adalah B
B adalah Z

B adalah Z

karena

B adalah C
C adalah Z

C adalah Z

karena
C adalah S
S adalah Z

dan dalil ilmiah berada pada kalimat S adalah Z.

Bro Deva 19 yang baik, anda tidak menjawab pertanyaan saya. Bila ada ayatnya segera keluarkan, kemudian baru kemukakan alasan anda...

 _/\_

ko saudara fabian, gak akan dijawab... sebab memang gak ada, n klo pun ada pun hanya tersirat yg ujung2nya persepsi belaka ;D

Ko Oom mas bro Haa yang baik, nggak apa-apa kok.. kita perlu bersabar untuk menanyakan terus dimanakah gerangan ayat itu berada.

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 04:52:11 PM
Quote from: febian
Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Amir terbuat dari batu
Si Amir adalah manusia

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Usep dari kayu
si Usep adalah manusia

Nampaknya logis kan?

Anda benar, mungkin umat awam akan melihatnya tampak logis. tetapi, saya sebagai orang yang telah menekuni logika bertahun-tahun, dengan cepat melihat, mengidentikasi dan menilai bahwa itu sangat tidak logis, bro Febian. tidak sesuai dengan 19 rumus logika dan melanggar hukum dasar logika. di dalam Logika, cara penyimpulan tersebut salah dan disebut dengan Fallacy Of 4Term. (pemukauan dengan menggunakan 4 term). 4 term tersebut adalah rumah manusia, terbuat dari kayu, rumah si Amir dan Manusia. dan ini merupakan pelanggaran hukum logika nomor 1. (principle rule), yaitu setiap syillogisme tidak boleh lebih dari 3 term. ini sudah sangat jelas. dengan demikian, sehausnya bro Febian mau mengakui dengan rendah hati, bahwa bro Febian ternyata belum tau banyak tentang logika.

Quote from: febian
Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Si Gepeng tak punya rumah
Si Gepeng bukan manusia?

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
rumah si Usep dibuat dari container besi
Si Kuple bukan manusia?

Jadi bagaimana anda membuat logika dari semua premis-premis ini?     

seperti telah dijelaskan, syllogisme tersebut melanggar hukum logika dan bukan salah satu dari 19 rumus logika. oleh karna itu seharusnya orang tidak menggunakan syllogisme seperti itu.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 09 July 2010, 05:52:21 PM
Quote from: jerry
Menjawab pertanyaan Anda:
Pencerahan (kearahatan) terhalangi oleh ke-3nya: status kepemilikan, kemelekatan dan hawa nafsu (bukan sekedar nafsu seks belaka)!

anda belum sadar, padahal sdr. Reenzia sudah menyadari bahwa pencerahan tidak terhalangi oleh status kepemilikan. ketika Sang Budha mendapat pencerahan dibawah pohon bodhi, sebenarnya status beliau memiliki anak dan istri, ia adalah seorang ayah dan seorang suami.

Sebelum tercerahkan, Gotama memang berstatus suami orang.

Namun setelah Tercerahkan (menjadi orang suci), beliau meninggalkan keduniawian dan hidup selibat.

Nah, jika dibanding dengan Muhammad, apakah Beliau tercerahkan setelah meninggalkan ke istri2nya tsb? ataukah Beliau mengambil istri2 tsb setelah tercerahkan?

Disini terlihat jelas perbedaannya Bro...

::
Mungkin bisa kita anggap status Buddha adalah suami orang, jika itu berdasarkan pandangan manusia modern yg kalau menikah harus dibuatkan suratnya, lalu jika mau cerai harus ke pengadilan agama terlebih dulu. Tetapi berdasarkan konteks pada zaman Buddha anggapan deva19 demikian tidaklah valid. Jangan terkecoh oleh fallacy si deva19. Apa hak dan kewajiban, tindak-tanduk sbg seorang suami yg Siddhattha penuhi sejak meninggalkan istana? Kalimat Bro William di atas menyiratkan seolah sebelum mencapai pencerahan petapa Gotama tidak meninggalkan keduniawian dan kehidupan selibat. Valid? Tidak.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 09 July 2010, 05:57:19 PM
Diskusi dengan Deva19 saya hentikan sampai di sini saja. Terima kasih.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:10:26 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:12:23 PM
eh, maaf saya salah posting. harusnya komentar di atas untuk di thread ini ==> http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17169.15.html
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: El Sol on 09 July 2010, 06:13:15 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
ada apaaa??..jadi penasaran..:D sorry baru nimbrung...

kayakne menarik..:D

Muhammad 100% gk suci..:D yg bilang dia suci(dalam definisi Buddhis), berati itu orang g****k..:D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:14:26 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
ada apaaa??..jadi penasaran..:D sorry baru nimbrung...

kayakne menarik..:D

Muhammad 100% gk suci..:D yg bilang dia suci(dalam definisi Buddhis), berati itu orang g****k..:D

terserah pendapat anda saja. yang penting anda bisa senag hati :)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: El Sol on 09 July 2010, 06:14:59 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
ada apaaa??..jadi penasaran..:D sorry baru nimbrung...

kayakne menarik..:D

Muhammad 100% gk suci..:D yg bilang dia suci(dalam definisi Buddhis), berati itu orang g****k..:D

terserah pendapat anda saja. yang penting anda bisa senag hati :)
lah menurut loe dia orang suci??...kok bisa?..error tah ente?..:D
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 06:28:27 PM
Quote from: febian
Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Amir terbuat dari batu
Si Amir adalah manusia

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Rumah si Usep dari kayu
si Usep adalah manusia

Nampaknya logis kan?

Anda benar, mungkin umat awam akan melihatnya tampak logis. tetapi, saya sebagai orang yang telah menekuni logika bertahun-tahun, dengan cepat melihat, mengidentikasi dan menilai bahwa itu sangat tidak logis, bro Febian. tidak sesuai dengan 19 rumus logika dan melanggar hukum dasar logika. di dalam Logika, cara penyimpulan tersebut salah dan disebut dengan Fallacy Of 4Term. (pemukauan dengan menggunakan 4 term). 4 term tersebut adalah rumah manusia, terbuat dari kayu, rumah si Amir dan Manusia. dan ini merupakan pelanggaran hukum logika nomor 1. (principle rule), yaitu setiap syillogisme tidak boleh lebih dari 3 term. ini sudah sangat jelas. dengan demikian, sehausnya bro Febian mau mengakui dengan rendah hati, bahwa bro Febian ternyata belum tau banyak tentang logika.

Bro Deva yang baik, memang itulah sebabnya saya malas memperbincangkan logika usang ini, saya memang sengaja mengambil lebih dari 3 term dan sengaja mengambil 4 term atau lebih, inilah sebabnya saya katakan usang karena logika ini tak dapat menjawab lebih dari 3 term...
Oleh sebab itu anda baca sendiri link yang saya berikan diatas, ini saya berikan lagi linknya.

http://en.wikipedia.org/wiki/Syllogistic_fallacy

Bukankah sebaiknya anda yang mengakui dengan rendah hati bahwa syllogisme Aristoteles tak dapat digunakan untuk lebih dari 3 term...? Bukankah syllogisme tidak selalu berhasil melogikakan sesuatu?

Harus diingat bahwa syllogisme Aristoteles tak bisa dikatakan satu-satunya yang mewakili teori logika, jadi premis-premis yang saya kemukakan tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles.
Saya ulangi: tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles, karena Syllogisme Aristoteles tidak bisa menjawab semua persoalan.

Quote
Quote from: febian
Semua rumah manusia dari kayu atau batu
Si Gepeng tak punya rumah
Si Gepeng bukan manusia?

Semua rumah manusia dari kayu atau batu
rumah si Usep dibuat dari container besi
Si Kuple bukan manusia?

Jadi bagaimana anda membuat logika dari semua premis-premis ini?     

seperti telah dijelaskan, syllogisme tersebut melanggar hukum logika dan bukan salah satu dari 19 rumus logika. oleh karna itu seharusnya orang tidak menggunakan syllogisme seperti itu.

Memang benar, saya mencari premis-premis yang tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles. Perlu diingat syllogisme Aristoteles tidak identik dengan  kaidah logika atau hukum logika.

Anda mengajak berdiskusi dengan kaidah syllogisme Aristoteles, bukan kaidah logika... inilah yang membuat saya tidak tertarik...

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:29:15 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
ada apaaa??..jadi penasaran..:D sorry baru nimbrung...

kayakne menarik..:D

Muhammad 100% gk suci..:D yg bilang dia suci(dalam definisi Buddhis), berati itu orang g****k..:D

terserah pendapat anda saja. yang penting anda bisa senag hati :)

he..he.. sepertinya kalimat "SAYA ERROR" akan lebih mudah anda cerna, dari pada kalimat "saya jago logika". kalimat kedua ini, bisa membuat anda pusing tujuh keliling. jadi, saya pilih kalimat yang paling mudah untuk anda cerna saja lah.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:38:00 PM
Quote
Bro Deva yang baik, memang itulah sebabnya saya malas memperbincangkan logika usang ini, saya memang sengaja mengambil lebih dari 3 term dan sengaja mengambil 4 term atau lebih, inilah sebabnya saya katakan usang karena logika ini tak dapat menjawab lebih dari 3 term... ini
Oleh sebab itu anda baca sendiri link yang saya berikan diatas, ini saya berikan lagi linknya.

bro febian, pelajarilah lebih baik ilmu logika ini. komentar anda ini menandakan anda awam sekali dengan logika. mungkin orang yang menulis di wikipedia juga salah faham atau awam dengan logika, jika apa yang anda nyatakan hasil copas dari sana.

adapun kenapa logika tidak boleh lebih dari 3 term, itu seprti halnya tangan hanya ada 2, memang hanya kiri dan kanan, atau seperti halnya huruf hidup ( a, i, u, e, o) memang cuma ada 5, atau syarat dari sebuah kalimat, 1 subjek dan 1 predikat. demikian pula sebuah syllogisme, sudah semestinya hanya terdiri dari 3 term. kalo 4 term, itu artinya gak nyambung, seperti kalimat berikut : " kuda itu hewan tunggangan. sapi..." sapi apa bro..? kok kalimat yang kedua gak  lengkap? kan itu gak masuk akal, bro febian. demikian pula bila syllogisme terdiri dari 4 term, disambunginnya pake apa bro febian?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 06:41:47 PM
Quote from: Febian
Memang benar, saya mencari premis-premis yang tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles. Perlu diingat syllogisme Aristoteles tidak identik dengan  kaidah logika atau hukum logika.

Anda mengajak berdiskusi dengan kaidah syllogisme Aristoteles, bukan kaidah logika... inilah yang membuat saya tidak tertarik...

he..he... tidak ada Logika Filsafat lain selain logika Aristoteles. ada logika matematika, logika pemrograman, dan logika-logika lainnya. tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan logika filsafat yangdidefinisikan sebagai "Hukum Berpikir Tepat" dan berfungsi untuk menguji benar tidaknya suatu pernyataan. jika ada logika lain selain logika aristoteles, kemukakanlah di sini, sebagaimana saya telah mengemukakan logika aristoteles secara terperinci. jika anda tidak sanggup untuk menampilkan logika lain itu berarti anda pembohong dan sombong, serta mencoba menutup-nutupi kebodohan sendiri. tak usah disembunyikan bro, karena sudah kelihatan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 06:47:20 PM
Quote
Bro Deva yang baik, memang itulah sebabnya saya malas memperbincangkan logika usang ini, saya memang sengaja mengambil lebih dari 3 term dan sengaja mengambil 4 term atau lebih, inilah sebabnya saya katakan usang karena logika ini tak dapat menjawab lebih dari 3 term... ini
Oleh sebab itu anda baca sendiri link yang saya berikan diatas, ini saya berikan lagi linknya.

bro febian, pelajarilah lebih baik ilmu logika ini. komentar anda ini menandakan anda awam sekali dengan logika. mungkin orang yang menulis di wikipedia juga salah faham atau awam dengan logika, jika apa yang anda nyatakan hasil copas dari sana.

adapun kenapa logika tidak boleh lebih dari 3 term, itu seprti halnya tangan hanya ada 2, memang hanya kiri dan kanan, atau seperti halnya huruf hidup ( a, i, u, e, o) memang cuma ada 5, atau syarat dari sebuah kalimat, 1 subjek dan 1 predikat. demikian pula sebuah syllogisme, sudah semestinya hanya terdiri dari 3 term. kalo 4 term, itu artinya gak nyambung, seperti kalimat berikut : " kuda itu hewan tunggangan. sapi..." sapi apa bro..? kok kalimat yang kedua gak  lengkap? kan itu gak masuk akal, bro febian. demikian pula bila syllogisme terdiri dari 4 term, disambunginnya pake apa bro febian?

Bro Deva yang baik, yang anda maksudkan adalah syllogisme Aristoteles,  yang saya kemukakan memang tidak nyambung dengan syllogisme aristoteles, karena semua premis itu logis dan merupakan fakta yang tak bisa dibantah. Tetapi bila dirangkum dengan syllogisme Aristoteles akan gagal, karena demikian banyak varian dan penyimpangan. jadi Syllogisme Aristoteles hanya bekerja untuk 3 term, sedangkan fakta di dunia banyak sekali anomali yang sulit dirangkum dengan syllogisme Aristoteles.

Tetapi berbagai premis ini adalah fakta logis yang tak terbantahkan bila berdiri sendiri.

Jadi apa yang anda kemukakan bukan ilmu logika, tetapi ilmu syllogisme Aristoteles.
 
_/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: El Sol on 09 July 2010, 07:01:46 PM
Logika memang rumit untuk dicerna. seharusnya, saya tidak berkomunikasi dengan bahasa yang sulit dimengerti. jika sdr. Dhammasiri tidak berminat melanjutkan diskusi, mungkin saya juga harus menghentikan diskusi ini, cukup sampai di sini.
ada apaaa??..jadi penasaran..:D sorry baru nimbrung...

kayakne menarik..:D

Muhammad 100% gk suci..:D yg bilang dia suci(dalam definisi Buddhis), berati itu orang g****k..:D

terserah pendapat anda saja. yang penting anda bisa senag hati :)

he..he.. sepertinya kalimat "SAYA ERROR" akan lebih mudah anda cerna, dari pada kalimat "saya jago logika". kalimat kedua ini, bisa membuat anda pusing tujuh keliling. jadi, saya pilih kalimat yang paling mudah untuk anda cerna saja lah.

hahaha arrogant loe gk akan membuat loe jago logika...:D

ayo donk, kasih tao aye alasan kenapa Muhammad itu orang suci?...kalo suci,berarti dia Buddha?...LOL hanya orang suci yg boleh menyandang title "Buddha"...LOL
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: andrew on 09 July 2010, 07:09:09 PM

bro febian, pelajarilah lebih baik ilmu logika ini. komentar anda ini menandakan anda awam sekali dengan logika. mungkin orang yang menulis di wikipedia juga salah faham atau awam dengan logika, jika apa yang anda nyatakan hasil copas dari sana.


bro deva, dengan menjadi jago ilmu ini,  bro deva ego nya menjadi semakin tinggi ? ataukan bro deva menjadi semakin rendah hati?

bro deva saya tidak jago logika seperti bro deva, 

seperti judul yang bro deva tulis " logika umat buddhis "

logika buddhis saya sangat sederhana, bila suatu ilmu dikuasain tapi membuat ego orang itu menjadi semakin tinggi, dan membuat orang itu semakin angkuh, dan merasa paling benar...

menurut logika buddhis saya... ilmu tersebut telah gagal memberikan manfaat buat batin saudara :)
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 07:45:59 PM
Quote from: Febian
Memang benar, saya mencari premis-premis yang tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles. Perlu diingat syllogisme Aristoteles tidak identik dengan  kaidah logika atau hukum logika.

Anda mengajak berdiskusi dengan kaidah syllogisme Aristoteles, bukan kaidah logika... inilah yang membuat saya tidak tertarik...

he..he... tidak ada Logika Filsafat lain selain logika Aristoteles. ada logika matematika, logika pemrograman, dan logika-logika lainnya. tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan logika filsafat yangdidefinisikan sebagai "Hukum Berpikir Tepat" dan berfungsi untuk menguji benar tidaknya suatu pernyataan. jika ada logika lain selain logika aristoteles, kemukakanlah di sini, sebagaimana saya telah mengemukakan logika aristoteles secara terperinci. jika anda tidak sanggup untuk menampilkan logika lain itu berarti anda pembohong dan sombong, serta mencoba menutup-nutupi kebodohan sendiri. tak usah disembunyikan bro, karena sudah kelihatan.

Bro Deva yang baik, anda ngotot menggunakan logika syllogisme Aristoteles karena paling dekat dengan Islamic philosophy,

http://en.wikipedia.org/wiki/Logic_in_Islamic_philosophy

Terutama dengan munculnya aliran Mu'tazili yang sangat menghargai "organon" yang merupakan karya Aristoteles.
Nampaknya anda hanya belajar logika satu sisi, yaitu hanya syllogisme Aristoteles.

Logika filsafat tidak hanya terdapat di mesir atau Yunani, tetapi juga terdapat di belahan bumi bagian timur, India misalnya, India memiliki sistem logika filsafatnya sendiri.

http://en.wikipedia.org/wiki/Indian_logic

Belajarlah lebih banyak lagi sebelum mengklaim diri sebagai ahli, berusaha mengetahui suatu ilmu dari berbagai sisi dan membandingkannya dengan berbagai ilmu sejenis akan membuat anda lebih bijak.

Ini contoh logika menurut Aristoteles

semua mahluk  punya persepsi
kursi tak punya persepsi
Kursi bukan mahluk.

Ini saya beri contoh logika India:

semua mahluk punya persepsi     
Ini adalah logical fallacy menurut Buddhis. Ini tak akan klop dengan logika India / buddhist, karena:

sebagian mahluk juga tak punya persepsi
Sebagian mahluk juga punya dan tak punya persepsi
sebagian mahluk juga bukan tak punya tetapi juga bukan bukan tak punya persepsi.

Jadi anda perlu lebih banyak lagi belajar berbagai ilmu logika bukan hanya syllogisme Aristoteles.

Diskusi ini saya rasa tak perlu diteruskan, nanti bila anda telah belajar berbagai macam ilmu logika, bukan hanya syllogisme Aristoteles saja, baru kita diskusi lagi.

 _/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:01:34 PM
geblek ni si febian. gw lebih menyukai orang yang bilang gw g****k, dari pada orang yang gak jujur kayak si febian ini. orang kasar yang suka marah-marah, tapi jujur, menyatakan diri apa adanya, itu jauh lebih baik dari pada orang bodoh tapi so pintar. he.. febian, ente itu ibarat mau ngejelasin pelajara matematika kelas 1 SD ke dosen kalkulus, mana yang loe jelasin ngaco lagi...

mana yang loe maksud logika India? ini :

Quote from: Febian
semua mahluk punya persepsi     
Ini adalah logical fallacy menurut Buddhis. Ini tak akan klop dengan logika India / buddhist, karena:

sebagian mahluk juga tak punya persepsi
Sebagian mahluk juga punya dan tak punya persepsi
sebagian mahluk juga bukan tak punya tetapi juga bukan bukan tak punya persepsi.

sudah saya bilang, yang disebut logika india itu sudah ada di dalam logika aristoteles, namanya sorite. tapi contoh yang loe tulis itu bukan logika India, tapi filsafat India. ngarti kagak luh?

apalagi syllogisme yang terakhir itu ngaco berat. sebab di dalam hukum logika, suatu keterangan yang sama-sama partial tidak bisa dan tidak boleh melahirka kesimpulan apapun,
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:06:58 PM
bro deva19..

Anda bisa berdiskusi DENGAN SOPAN TIDAK ?
bro FABIAN tidak ada menghina ANDA.. jadi IDEALNYA anda juga menunjukkan sikap yang BAIK.
Forum ini tidak milik anda semata.. banyak yang baca di forum ini..

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:07:13 PM

bro febian, pelajarilah lebih baik ilmu logika ini. komentar anda ini menandakan anda awam sekali dengan logika. mungkin orang yang menulis di wikipedia juga salah faham atau awam dengan logika, jika apa yang anda nyatakan hasil copas dari sana.


bro deva, dengan menjadi jago ilmu ini,  bro deva ego nya menjadi semakin tinggi ? ataukan bro deva menjadi semakin rendah hati?

bro deva saya tidak jago logika seperti bro deva, 

seperti judul yang bro deva tulis " logika umat buddhis "

logika buddhis saya sangat sederhana, bila suatu ilmu dikuasain tapi membuat ego orang itu menjadi semakin tinggi, dan membuat orang itu semakin angkuh, dan merasa paling benar...

menurut logika buddhis saya... ilmu tersebut telah gagal memberikan manfaat buat batin saudara :)

ente tuh kayak seniman, yang kalo orang lain berbicara apapun, pasti nyambungnya ke persoalan seni. gpp. itu manusiawi. tapi ente harus nyadar.

saya juga, seorang ahli di bidang logika, kalo ngomongin apapun, pasti nyambungnya ke soal logika.

dan ente, serta umumnya umat budha, karena yang dikaji soal meditasi melulu, persoalan mental melulu, pasti ujung-ujung ke persoalan ego, soal ksombongan, soal meditasi, konsentrasi, yah itu-itu juga. orang lagi ngebahas matematika, trus ditanya, matematika ini apa gunanya kalo bikin lo sombong? orang lagi diskusi soal fisika. yang loa tanyain bukan rumus kecepatan, tapi nanya nya, "fisika ini bisa mempertebal ego kamu enggak ya?" mengertilah, di sini tidak sedang didiskusika soal ego dan kesombongan. ntar besok lagi, urusan yang itu mah.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:07:54 PM
bro deva19..

Anda bisa berdiskusi DENGAN SOPAN TIDAK ?
bro FABIAN tidak ada menghina ANDA.. jadi IDEALNYA anda juga menunjukkan sikap yang BAIK.
Forum ini tidak milik anda semata.. banyak yang baca di forum ini..



dia sopan, tapi menipu.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:08:24 PM
kenapa, bro forte? anda jagoan forum ini?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:09:44 PM
nah lho.. mulai deh.. :))

bagus dilock aja deh..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:11:04 PM
bro deva19..

Anda bisa berdiskusi DENGAN SOPAN TIDAK ?
bro FABIAN tidak ada menghina ANDA.. jadi IDEALNYA anda juga menunjukkan sikap yang BAIK.
Forum ini tidak milik anda semata.. banyak yang baca di forum ini..



dia sopan, tapi menipu.
apa indikasi dia menipu..
anda orang yang berpendidikan..
kalau dia menipu.. pakailah bahasa untuk mengungkapkan bagaimana dia menipu anda..
jangan dikit2 kayak orang tidak berpendidikan.. maki2 orang gak jelas..
bikin malu saja..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:14:08 PM
bro deva19..

Anda bisa berdiskusi DENGAN SOPAN TIDAK ?
bro FABIAN tidak ada menghina ANDA.. jadi IDEALNYA anda juga menunjukkan sikap yang BAIK.
Forum ini tidak milik anda semata.. banyak yang baca di forum ini..



dia sopan, tapi menipu.
apa indikasi dia menipu..
anda orang yang berpendidikan..
kalau dia menipu.. pakailah bahasa untuk mengungkapkan bagaimana dia menipu anda..
jangan dikit2 kayak orang tidak berpendidikan.. maki2 orang gak jelas..
bikin malu saja..


terserah gw, lo mw apa? gw bisa sabar dihina orang. tapi gw gak bisa sabar, kalo udah diajarin logika ama yang gak ngerti logika sama sekali seperti si febian itu.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:18:51 PM
Quote from: jhana78 alias deva19
Quote from: forte

    [at] CM

    Ok.. Dari sisi apa yang menjadi bahan diskusi, kayaknya sulit ya menemukan titik temu.. tapi dari sisi lain, saya cukup salut dengan pola diskusi Anda yang sudah lebih sopan dari sebelumnya, tidak mengatakan orang tolol, g****k dsb.. Saya hargai itu.. dan saya keluar dari diskusi ini demi hargai itu..
o ya...
saya mohon maaf atas perkataan-perkataan saya waktu itu.

tanpa maksud membela diri, hanya mengatakan yang sejujurnya, bahwa berkata-kata kasar itu bukanlah sifat asli dari diri saya. kali ini, saya berkata-kata sesuai kebiasaan saya sehari-hari.

pada waktu itu, saya sedang bereksperimen. saya berdiskusi dengan orang-orang dari berbagai kalangan dan mencoba berkata-kata kasar untuk memahami bagaimana reaksi orang-orang apabila saya menyampaikan ideologi dengan cara kasar. eksperimen tersebut sudah selesai, dan kesimpulan telah saya buat.

dan terima kasih, karena saya berksempatan untuk lebih banyak belajar dari teman-teman forum ini, terutama yang pernah diskusi dengan saya, termasuk anda.

MASIH INGAT ?

KAYAKNYA MEMANG BAHASA KASAR ITU KARAKTER ANDA DEH =))


MOD.. saya selesai.. menurut saya.. silakan dilock.. kalau perlu diban juga gak masalah..
karena tidak bisa berbahasa dengan baik..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:20:16 PM
si febian bilang, ada logika lain selain logika aristoteles. tapi gw tantang untuk memposting logika lain tersebut, eh malah yang diposting logika yang gak karu-karuan. dibilang logika India juga bukan.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:21:53 PM
Quote from: jhana78 alias deva19
Quote from: forte

    [at] CM

    Ok.. Dari sisi apa yang menjadi bahan diskusi, kayaknya sulit ya menemukan titik temu.. tapi dari sisi lain, saya cukup salut dengan pola diskusi Anda yang sudah lebih sopan dari sebelumnya, tidak mengatakan orang tolol, g****k dsb.. Saya hargai itu.. dan saya keluar dari diskusi ini demi hargai itu..
o ya...
saya mohon maaf atas perkataan-perkataan saya waktu itu.

tanpa maksud membela diri, hanya mengatakan yang sejujurnya, bahwa berkata-kata kasar itu bukanlah sifat asli dari diri saya. kali ini, saya berkata-kata sesuai kebiasaan saya sehari-hari.

pada waktu itu, saya sedang bereksperimen. saya berdiskusi dengan orang-orang dari berbagai kalangan dan mencoba berkata-kata kasar untuk memahami bagaimana reaksi orang-orang apabila saya menyampaikan ideologi dengan cara kasar. eksperimen tersebut sudah selesai, dan kesimpulan telah saya buat.

dan terima kasih, karena saya berksempatan untuk lebih banyak belajar dari teman-teman forum ini, terutama yang pernah diskusi dengan saya, termasuk anda.

MASIH INGAT ?

KAYAKNYA MEMANG BAHASA KASAR ITU KARAKTER ANDA DEH =))


MOD.. saya selesai.. menurut saya.. silakan dilock.. kalau perlu diban juga gak masalah..
karena tidak bisa berbahasa dengan baik..

emank benar. soal di lock atau di ban itu sih kemauan anda dari dulu. anda tau saya pemarah, trus memancing-macing emosi saya biar saya di bann.

gw tanya, dimana loe tinggal?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:23:12 PM
gw gak ada mancing bro..
gw udak gak ikut campur..
silakan anda diskusi sendiri..
byeeeeeeeeeeeeeee
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:26:58 PM
ampunn dah gw...

udah ke pancing emosi lagi...

maaf teman-teman! saya khilaf...

bro forte, bro febian... saya mohon maaf!
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Deva19 on 09 July 2010, 08:31:32 PM
mungkin saya harus beristirahat dulu...

_/\_
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Sumedho on 09 July 2010, 08:31:38 PM
*watching*
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 08:32:29 PM
gw tepati janji gw bro deva..
hanya saja gw minta bro sopan aja..
gak ada keinginan u/ ikut campur lg.. apa lagi kepikiran untuk mancing2 bro emosi dan agar diban.

cuma itu aja.. jadi silakan bro deva19 renungkan.. apakah gw ada ganggu bro hari ini ?

kayaknya seperti usul samanera dhammasiri, mungkin baiknya samanera dhammasiri yang bertukar pikiran dulu dengan bro deva19 sesuai dengan ketentuan rule yang berlaku .. kita hanya menonton saja dulu.. gak perlu berkomentar.. biarkan selesai.. mudah2an bro deva19 bisa puas..

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 09 July 2010, 09:08:54 PM
ah ente yang g****k...sini gua buktiin....

Quote
Muhammad itu yang tidak mencapai kesucian tertinggi

. Muhammad adalah yang memiliki LDM [2]

. Setiap yang memiliki LDM adalah yang tidak mencapai kesucian tertinggi

lalu

. Muhammad adalah yang memiliki istri 4
.setiap yang memiliki istri 4 adalah yang memiliki LDM

atau simplenya
. Muhammad adalah yang memiliki LDM
. Muhammad adalah yang memiliki istri
= Setiap yang memiliki istri adalah yang memiliki LDM

Ini logika umat Buddha, lalu anda bertanya darimana  "setiap yang memiliki istri adalah yang masih memiliki LDM" dan bertanya premis-premisnya

Jawaban sudah diberikan di sepanjang thread ini, singkatnya:

premis2nya:
1. Yang memiliki istri berhubungan seks
2. Seks dilakukan atas dasar nafsu duniawi
3. Nafsu adalah salah satu bentuk Lobha, salah satu dari LDM
4. Jadi, Yang memiliki istri masih memiliki LDM (kecuali kalau tidak berhubungan seks lagi)



Lalu bro deva19 menjawab dengan argumentasi:
1. "sang Budha memiliki istri"
2. 'dan ini tidak harus ditafsirkan "semua  pembunuhan tercela" atau "semua hubungan seks harus dijauhi"
3. "semua arahat" itu berbeda dengan "semua yang tercerahkan".
4. dari mana asal-usul keyakinan bahwa seseorang yang telah tercerahkan sempurna itu tidak akan/tidak bisa/tidak boleh mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya?
5. "ketika seseorang melakukan hubungan seks, sesungguhnya ia keluar dari wilayah ilahiah. Maka selama hubungan seks tersebut berlangsung ia akan berperilaku seperti orang gila, kehilangan rasa malu, ..dst. Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah."

Saya coba jawab:
1. Pada saat itu, meninggalkan rumah tangga menjadi pertapa sudah sama dengan perceraian
2. apa di Al-Quran ayat-ayatnya pakai kata "semua" supaya gak ada salah tafsir?

3. benar sekali, karena Zen Buddhism mengenal "pencerahan parsial". Orang-orang tercerahkan belum tentu sudah mencapai arahat, orang-orang yang mencapai pencerahan belum tentu mencapai arahat, mungkin baru sampai sotapanna, sakadagami, anagami.
Tapi kalau kita bicara konteks Nibbana, yang mencapai nibbana adalah seorang arahat.

Arahat juga berbeda dengan Buddha. Tibetan Buddhism selalu menekankan: Buddha, yang telah mencapai pencerahan yang lengkap dan sempurna, dengan kata lain pencerahannya Arahat biasa kurang lengkap dan sempurna dengan Buddha.

4. Secara nafsunya sudah padam, tidak bisa mendiferensiasi kecantikan, kemolekan, kesexyan, tidak memerlukan lagi kebahagiaan lain karena sudah mencapai kebahagiaan tertinggi, dengan kata lain otaknya IMPOTEN.
Quote
Inilah yang kusebut manusia yang telah tenang. Yaitu manusia yang tidak mengejar kesenangan, yang tidak memiliki ikatan apa pun, yang telah melampaui tarikan kemelekatan.

5. Dengan kata lain keadaan pencerahan itu bisa hilang? Bisa turun tingkat?
Hal ini pernah dibahas dalam Zen Buddhism, tapi hanya untuk pencerahan parsial, yang lebih rendah dari Sotapanna. Sotapanna sudah tidak bisa turun tingkat, sudah teguh.
Ini membuktikan perbedaan doktrin agama anda dengan agama saya, karena di agama saya tidak bisa "membuang keilahian" ketika sudah mencapai tingkat tertinggi. Kalau udah arahat ya mentok Final gak bisa turun atau dikesampingkan


Sekarang kita bahas logikanya Deva19. Logikanya aristoteles sih aku gak ngerti, tapi masalahnya di premis-premis awal deva19

1. Nabi Muhammad itu orang yang mencapai kesucian tertinggi. (yang dimaksud kesucian tertinggi di sini, dalam keyakinan mereka berarti kesucian yang dicapai oleh sang Budha. Dengan demikian, saya telah menyatakan bahwa kesucian Nabi Muhammad setingkat dengan kesucian yang dicapai oleh sang Budha. )

Muhammad mencapai kesucian tertinggi karena…
muhammad adalah yang telah mencapai nibbana sedangkan…
setiap yang mencapai nibbana adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi

masalahnya disini apa definisi kesucian tertinggi menurut agama Buddha? Jelas, Kesucian tertinggi = Nibbana. Sehingga, ini adalah circular logic (logika muter-muter), yang mana bisa dibalik seperti ini:

Muhammad mencapai nibbana karena…
muhammad adalah yang telah mencapai kesucian tertinggi sedangkan…
setiap yang mencapai kesucian tertinggi adalah yang telah mencapai nibbana


lalu saya bertanya lagi, darimana premis "Muhammad mencapai Nibbana" ?

dia jawab:
Quote
karena muhammad telah bertajalli Allah.

Sedangkan…

setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana.

dari sini timbul lagi pertanyaan, darimana premis "setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana" ?

Sehingga masalahnya bukan terletak di sistem logika aristoteles yang usang, tapi dari otaknya bro Deva19 yang terus menerus memberikan premis yang gak jelas asal usulnya. Kalau mau dirunut:

- Muhammad mencapai kesucian tertinggi, karena
- Muhammad mencapai Nibbana, karena
- Muhammad telah bertajalli Allah, Sedangkan…setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana

Kalau aku tanya lagi darimana premis "setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana", bisa-bisa dia keluarin premis baru.....gak selesai-selesai
Btw, apa bisa disimpulkan bahwa Muhammad mencapai kesucian tertinggi karena Muhammad telah bertajalli Allah? (A=B, B=C, maka A=C) 

Kemudian, muncul juga kesimpulan lain, bahwa :
setiap yang bertajalili Allah berarti mencapai nibbana
Musa telah  bertajalili Allah
Musa mencapai Nibbana
Yesus telah  bertajalili Allah, Yesus juga mencapai Nibbana

apa iya?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Forte on 09 July 2010, 09:26:19 PM
bro xeno.. sabar juga ya..
saat ini bro deva lagi istirahat..
dan ada baiknya walau apa yang dia posting tidak sesuai dengan pemikiran kita, kita tetep berusaha sabar antri bertanya.. biar bro deva19 nya juga gak merasa dikeroyok / gimana gitu..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 09 July 2010, 09:29:08 PM
oh gitu ya...
ya udah saya juga facebookan dulu...
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 09 July 2010, 09:32:37 PM
ampunn dah gw...
udah ke pancing emosi lagi...   maaf teman-teman! saya khilaf...  bro forte, bro febian... saya mohon maaf!

Dalam logika Buddhist itu disebut kehilangan kendali pikiran...
sebabnya latihanpengendalian pikirannya belum mencapai tahap yg dpt diaplikatifkan dlm forum.

jadi gak ada tuh "kepancing emosi"...(atau menyalahan org lain) .. yg ada pengendalian pikiran belum baik
itu aja... =))

 _/\_ :P
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: fabian c on 09 July 2010, 10:12:53 PM
geblek ni si febian. gw lebih menyukai orang yang bilang gw g****k, dari pada orang yang gak jujur kayak si febian ini. orang kasar yang suka marah-marah, tapi jujur, menyatakan diri apa adanya, itu jauh lebih baik dari pada orang bodoh tapi so pintar. he.. febian, ente itu ibarat mau ngejelasin pelajara matematika kelas 1 SD ke dosen kalkulus, mana yang loe jelasin ngaco lagi...

mana yang loe maksud logika India? ini :

Quote from: Febian
semua mahluk punya persepsi     
Ini adalah logical fallacy menurut Buddhis. Ini tak akan klop dengan logika India / buddhist, karena:

sebagian mahluk juga tak punya persepsi
Sebagian mahluk juga punya dan tak punya persepsi
sebagian mahluk juga bukan tak punya tetapi juga bukan bukan tak punya persepsi.

sudah saya bilang, yang disebut logika india itu sudah ada di dalam logika aristoteles, namanya sorite. tapi contoh yang loe tulis itu bukan logika India, tapi filsafat India. ngarti kagak luh?

apalagi syllogisme yang terakhir itu ngaco berat. sebab di dalam hukum logika, suatu keterangan yang sama-sama partial tidak bisa dan tidak boleh melahirka kesimpulan apapun,

Bro Deva, anda menganggap diri pintar, bahkan membaca referensi bahasa Inggris saja tidak bisa?
Sudah saya katakan nanti anda pelajari dulu link yang saya berikan baru kita diskusi lagi ok?

Bila perlu belajar dulu bahasa Inggris, jangan menuduh orang menipu karena anda sendiri tak mengerti bahasa Inggris.

A adalah B
B adalah C
maka A adalah C

ini tidak sejalan dengan logika buddhis, perhatikan dibawah ini.

ini sillogisme Aristoteles:

semua A memiliki B   Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B) major premise
C tidak memiliki B     kursi (C) tidak memiliki persepsi (B)                  minor premis
maka C bukan A      maka kursi (C) bukan mahluk hidup (A)             konklusi

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Mahluk asannasatta (D) tak memiliki persepsi (B)
mahluk asannasatta (D) bukan mahluk hidup (A)? ini contoh yang tidak sejalan dengan logika Buddhis karena mahluk asannasatta adalah mahluk hidup juga.

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Seorang Ariya yang sedang dalam keadaan pemadaman total (E) tak memiliki persepsi (nonB) tapi juga memiliki persepsi (B) (dalam keadaan bangun dari keadaan itu)
Ariya yang sedang dalam keadaan total (E) bukan A? Ini jelas salah karena Ariya (E) juga adalah mahluk hidup.

Semua mahluk hidup (A) memiliki persepsi (B)
Seorang mahluk nevasannanasannayatana tak memiliki persepsi (non B) tapi juga bukan-bukan persepsi (no-non B)
Mahluk nevasannanasannayatana (F) bukan mahluk hidup (A)? ini lagi -lagi tak bisa dimasukkan dalam syllogisme Aristoteles.

Silahkan berbingung ria, karena Buddhis dan Islam memang beda.

Demikian juga logika Buddhis dengan logika Aristoteles berbeda. Karena dalam logika Aristoteles hanya ada empat tipe yaitu a,e,i, dan o.
Jadi bila semua A adalah B maka ditulis AaB
tidak ada A yang B maka ditulis AeB
Beberapa A adalah B maka ditulis AiB
Beberapa A bukan B maka ditulis AoB

Dalam logika Buddhis :

ada beberapa A adalah B                (ini ditulis AiB) dalam sistem sillogisme

ada beberapa A adalah bukan B      (ini ditulis AoB) dalam sistem sillogisme

ada beberapa A adalah B dan juga bukan B.                  Ini tidak bisa ditulis dalam sillogisme karena ini adalah logika india (Indian logic) yang tak ada dalam silogisme Aristoteles.

ada beberapa A bukan B dan juga bukan-bukan B.       Juga yang ini coba dicarikan rumus silogismenya, ini adalah contoh Indian logic lainnya. 

silahkan baca link yang saya berikan. Oh iya untuk mengingatkan..... mana ayatnya?

_/\_


Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Reenzia on 09 July 2010, 10:27:52 PM
Quote from: reenzia
memang tidak sepatutnya itu...karena dg melakukan hubungan seks bukan berarti tak bisa mencapai pencerahan sempurna...TAPI JIKA MASIH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PASTI BELUM MENCAPAI PENERANGAN SEMPURNA…

nah… betul sekali.  sepertinya Reezia lebih cepat menyadari kebenaran logika yang saya sampaikan.

Dan inilah yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, sahabat dan menantu Rasulullah, "ketika seseorang melakukan hubungan seks, sesungguhnya ia keluar dari wilayah ilahiah. Maka selama hubungan seks tersebut berlangsung ia akan berperilaku seperti orang gila, kehilangan rasa malu, ..dst. Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah."

mandi janabah di sini, bukan soal upacara ritual untuk membuat kekotoran badan yang dihasilkan dari perilaku seksual, akan tetapi perilaku batin yang harus dilakukan untuk mengembalikan kesucian. Hal ini dapat dilihat dalam buku Mikraj Ruhani karya tulis seorang ulama Besar Iran, ayatullah Imam Khomaeni.

Quote from: Reenzia
intinya : salah satu tanda telah mencapai penerangan sempurna adalah tidak lagi melakukan hubungan seksual

menurut saya, jika nabi M masih melakukan hubungan seksual berarti ia BELUM mencapai penerangan sempurna, bukannya TIDAK BISA

berarti… anda belum pernah membaca sabda sang Budha yang kira-kira maknanya, "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi."

betul sekali !! tapi coba anda pikirkan, seorang yg telah mencapai pencerahan apa masih perlu berhubungan dg hal duniawi walaupun batinnya tak tersentuh?

apa mungkin seorang Tathagatha sengaja menyentuhkan diri dg hal duniawi?

anda berkata seperti itu, saya jadi membayangkan seorang yang mengaku pertapa tapi melakukan seks
tapi ketika ditanya dy berkata bahwa yg melakukan hubungan seks hanya tubuhnya bkn batinnya
tubuh ini bukan aku, so biarkan dy melakukan apa yg dia mau, mw seks kek, mw bunuh org kek, mw berbohong, tapi batin ku tetap tak tersentuh =))

menurut anda, kalo seorang yg telah mencapai pencerahan tp melakukan seks, apa alasannya? coba jelaskan...pasti tak cm sekedar "sang Tathagatha batinnya tidak tersentuh oleh hal-hal duniawi, walaupun tubuhnya berhubungan dengan hal-hal duniawi" kan?

jika benar karena itu, saya melihatnya sebagai alasan klise 'org suci' yg masih ingin merasakan kenikmatan dunia...klo emg terlepas, dy gk pnya alasan lgi untuk bersentuhan bukan?

tp jika anda setuju dg apa yg saya katakan, anda setuju jika sy mengatakan bahwa seorng suci tidak akan dg sengaja menyentuhkan dirinya pada hal hal duniawi?

anjing bertingkah laku selayaknya anjing
manusia bertingkah laku selayaknya manusia
demikian pula org suci, bertingkah laku selayaknya org suci

bukannya tidak ada org yg bertingkah laku selayaknya dia yg seharusnya
tapi itu berarti ia tidak menampilkan dia apa adanya, apa org suci melakukan hal itu?

entah itu org suci yg cuma pura2 bertingkah laku selayaknya org suci
ato
atau apakah mungkin ada org suci yg bertingkah laku selayaknya org kotor????

coba bedakan landasan sikap Buddha dan landasan sikap org suci:
-- org yg memilih jalan lurus/suci/baik tapi tanpa tujuan nibana, landasannya berusaha tak melanggar 'perintah' dan tujuannya terlahir di surga

-- org yg mencapai penerangan sempurna, segala tingkah lakunya berlandaskan lepas dr LDM, pancasila, metta dll [yg lebih ngerti tlg ditambahin] dan tujuannya nibbana

ngerti kan bedanya?

Quote
Tetapi setelah ia mandi janabah dengan cara-cara yang benar (lahir batin), maka ia kembali masuk ke dalam wilayah ilahiah

hahaha...no komeng dah...tp menurut sy, bersih batin tak bs dibersihkan dg cara membersihkan fisik
lagian karma tak bs "dibersihkan"
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tesla on 09 July 2010, 10:29:24 PM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 09 July 2010, 10:37:17 PM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tesla on 09 July 2010, 10:39:29 PM
trus apakah Muhammad berperang demi mempertahankan kelangsungan hidup?

saya hanya copas spoiler berikut dari hasil searching "Apa itu Allah" & "Siapa itu Allah"... tapi ini yg saya dapat...
klarifikasi plz?
boleh post ini ga ya?: ShowHide

Quote
Qur'an:9:5 "Fight and kill the disbelievers wherever you find them, take them captive, harass them, lie in wait and ambush them using every stratagem of war."
Qur'an:9:112 "The Believers fight in Allah's Cause, they slay and are slain, kill and are killed."
Qur'an:9:29 "Fight those who do not believe until they all surrender, paying the protective tax in submission."

Qur'an:8:39 "So fight them until there is no more Fitnah and all submit to the religion of Allah alone."
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tesla on 09 July 2010, 10:42:17 PM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
jika demikian halnya, kesimpulannya adalah pencerahan di Buddhist dan Islam berbeda. udah sangat jelas sekali.
klarifikasi?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 10 July 2010, 05:30:06 AM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: tesla on 10 July 2010, 05:59:18 AM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
yah intinya tetap beda lah...

Nibbana bukan bertemu sesuatu ataupun bertemu seseorang (mahkluk).
Nibbana justru adalah padam

Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Jerry on 11 July 2010, 05:59:16 AM
saya ketinggalan jauh nih... :P

kalau berkenan, boleh lebih diperjelas apa arti dari "bertajalili Allah" dalam bahasa Indonesia?

gua jg google dulu
aku dapatnya: "Apabila membahas tentang kata “tajalli” yang berarti menampakkan/manifestasikan, pencerahan, penyingkapan umumnya akan mengacu kepada Surat Al A'raf [7] :143."
http://ferrydjajaprana.multiply.com/journal/item/222/Manifestasi_Allah_Tajalli_

itu waktu musa di gunung ketemu yahwe, dan yesus di gunung mana ketemu bapanya, itu tajalli, sederhananya sih tuhan menampakkan dirinya pada manusia
Dalam buddhisme, menurut oknum saat tajjali Allah dari sang Buddha adalah ketika Buddha bertemu Nibbana, Nibbana menampakkan wujudnya pada manusia Gotama. :-?
yah intinya tetap beda lah...

Nibbana bukan bertemu sesuatu ataupun bertemu seseorang (mahkluk).
Nibbana justru adalah padam


Kan menurut OKNUM, makanya OKNUM berkeyakinan Muhammad mencapai Nibbana dan setingkat dengan Buddha. Gitu bro..
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: xenocross on 13 July 2010, 01:55:40 PM
udah gak rame lagi disini, tutup aja threadnya.

my closing statement:
Quote
Para bhikkhu itulah sebabnya maka saya nyatakan bahwa Tathagata karena telah melenyapkan, terbebas dan 'melenyapkan semua keinginan' (tanha khaya) dan 'tanpa nafsu' (viraga), sempurna kesadarannya dengan mencapai 'penerangan agung tertinggi' (anuttaram sammasambodhi).

Mulapariyaya Sutta
Sutta Pitaka Majjhima Nikaya
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: johan3000 on 17 July 2010, 01:32:31 AM
Quote
bro peacemind :

JIka M masih melakukan hubungan seks, apakah logika anda akan mengatakan bahwa M sudah tidak tergiur lagi oleh kesenangan inderawi? 

membantu anak sekolah diberikan tutor
membantu nenek yg takut mobil, digandeng menyeberangain jalan

Logikanya mr. M lagi membantu janda2 yg tertinggal/kesepian....
tapi kalau itu baik, Logikanya kenapa dosis tidak ditambah?

jadi sekalian aja deh diabuat sebuah kampung untung menampung semuanya itu?
maka mereka2 akan berbahagia... :'( :'( :'( :'(
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: Peacemind on 17 July 2010, 10:59:56 PM
Quote
bro peacemind :

JIka M masih melakukan hubungan seks, apakah logika anda akan mengatakan bahwa M sudah tidak tergiur lagi oleh kesenangan inderawi? 

membantu anak sekolah diberikan tutor
membantu nenek yg takut mobil, digandeng menyeberangain jalan

Logikanya mr. M lagi membantu janda2 yg tertinggal/kesepian....
tapi kalau itu baik, Logikanya kenapa dosis tidak ditambah?

jadi sekalian aja deh diabuat sebuah kampung untung menampung semuanya itu?
maka mereka2 akan berbahagia... :'( :'( :'( :'(

Kok di atas ada my nickname? Siapa yang nanya saya ya? Kalau tanya ke saya, jelas2 saya jawab  kalau orang masih senang hubungan seks, ia masih sangat dan sangat tergiur kesenangan2 inderawi.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: firmanwiz on 18 July 2010, 08:50:58 PM
ada bedanya juga bro..

sampe akhir hayatnya nabi Muhammad bergelimangan harta

sedang Siddharta sesudah mencapai Buddha dia udah meninggalkan duniawi.
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: anantara on 22 April 2011, 11:38:23 PM
Jumlah dan Nama - Nama Istri Nabi Muhammad SAW !

Jumlah istri Rasulullah yang lebih dari 1 membawa hikmah yang sangat mendalam di masa kini yaitu semakin banyaknya sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan fiqih wanita, karena memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah SAW tentang wanita itu berasal. Seandainya Rasulullah SAW hanya beristrikan satu orang saja, maka kajian fiqih wanita sekarang ini akan menjadi sangat sempit karena sumbernya terbatas hanya dari satu orang. Dengan beristri sampai 11 orang, maka sumber itu menjadi cukup banyak. Maka purnalah Islam sebagai agama yang syamil mutakamil.

Berikut adalah nama nama dan alasan alasan beliau memperistri :

1. Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.

2. Saudah binti Zam?ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.

Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.

Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.

4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.

Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.

5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho?sho?ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama.

Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.

7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah.

Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.

8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza?ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya?ban tahun ke 6 Hijrah.

Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.

Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.

10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.

Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.

11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.

Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.

Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka lebih dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.

Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.

Sumber artikel : http://cokiehti.wordpress.com/2008/08/08/jumlah-dan-nama-nama-istri-nabi-muhammad-saw/
Title: Re: Logika Umat Budhis
Post by: wang ai lie on 23 April 2011, 10:28:54 AM
LDM = Loba, Dosa dan Moha.
 Loba = Keserakahan. Dosa = kebencian. Moha = Kebodohan spiritual

Loba = Keserakahan
secara logika , orang yg tidak bisa menerima atau tidak puas dengan 1 obyek = serakah
misal , ada 3 piring nasi.  Saya makan 1 piring nasi dan saya sudah merasa cukup , tapi saya malah menambah sampai 3 piring nasi padahal 2 piring nasi lainnya utk A dan B, menurut anda saya serakah atau tidak?


Dosa = kebencian

secara logika wanita memiliki perasaan yang halus, tidak ada wanita yang mau dimadu , pada jaman dulu semua wanita takut dan tidak berani menentang perintah atau permintaan suaminya. anda boleh bertanya kepada wanita manapun "jika anda di madu apa yang akan anda rasakan dan ungkapkan"
1.benci
2.dendam
3.menangis
4.marah
diantara ke 4 itu mana yg mereka pilih, jika anda sudah mendapat jawaban itu pasti anda akan tau jawaban dari wanita yang dimadu

Moha = Kebodohan spiritual

jika seorang yang suci dengan logika pasti tahu, menyakiti, membuat menangis, membuat orang membenci, membuat orang marah , itu adalah dosa, jika tetap dilakukan apakah itu bukan suatu kebodohan?

bagaimana menurut anda, apakah seseorang yg dianggap nabi (orang suci) boleh melakukan tindakan seperti itu. apakah perbuatan tersebut akan membuat orangmencapai tingkat kesucian tertinggi,?

jika anda ingin menjawab tolong jawab dengan logika juga, tanpa ada patokan dari hal lain.

silahkan dikoreksi jika jawaban logika saya kurang berkenan

 _/\_