//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?  (Read 56357 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« on: 08 June 2008, 07:21:25 PM »
Ada pendapat yang mengatakan, bila seorang awam (non-bhikkhu) menjadi arahat, maka dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu, kalau tidak ia akan meninggal.

Adakah rekan-rekan yang bisa memberikan referensinya? Terima kasih.

Salam,
hudoyo

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #1 on: 08 June 2008, 08:09:00 PM »
bahiya?

oh... referensi yg mengenai 7 hari ada di Milinda Panha
« Last Edit: 08 June 2008, 08:11:27 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #2 on: 08 June 2008, 08:12:23 PM »
apa kaitannya dengan Bahiya? ...

Bahiya meninggal keesokan harinya setelah bertemu Sang Buddha karena diseruduk sapi ... bukan karena tidak menjadi bhikkhu.

salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #3 on: 08 June 2008, 08:16:29 PM »
oh... referensi yg mengenai 7 hari ada di Milinda Panha

Milinda Panha berasal dari zaman Raja Menander, abad ke-2 SM, sekitar 400 tahun setelah zaman Sang Buddha. ...

Kalau tidak ada referensi yang berasal dari zaman Sang Buddha ... saya meragukan kebenaran pendapat itu. ...

Salam,
hudoyo

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #4 on: 08 June 2008, 08:18:24 PM »
di komentar (seingat saya)

konon Bahiya diseruduk oleh sapi yg sama dg sapi yg menyeruduk arahat lain (mungkin jumlahnya sekitar 7, utk referensi tepat mungkin sdr. Karuna lebih tau).
pada saat itu Bahiya sedang mencari jubah agar dapat ditasbihkan menjadi bhikkhu, tapi tidak dapat karena tidak cukup karma baik.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #5 on: 08 June 2008, 08:21:00 PM »
yah... mengenai "7 hari" tsb memang agak meragukan... ;D
rasanya dulu pernah saya tanyakan juga dg Rekan Sumedho & Karuna.
mereka berpendapat sama...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #6 on: 08 June 2008, 08:22:28 PM »
di komentar (seingat saya)

Apalagi kitab komentar yang ditulis oleh Buddhaghosa itu ditulis seribu tahun setelah zaman Sang Buddha ... lebih tidak bisa dipercaya kebenarannya. ... :)

Salam,
hudoyo

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #7 on: 08 June 2008, 08:24:36 PM »
ah.. menurut pendapat saya tidak ada pengaruhnya..
secara teori, begitu mencapai tingkat arahat tidak ada bedanya antara hidup singkat maupun lama.. :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #8 on: 08 June 2008, 08:28:58 PM »
yah... mengenai "7 hari" tsb memang agak meragukan... ;D
rasanya dulu pernah saya tanyakan juga dg Rekan Sumedho & Karuna.
mereka berpendapat sama...

Menurut saya, mitos ini berkembang bersama dengan perkembangan Theravada di India pada waktu itu, di mana sangha menjadi semacam kasta elite di atas umat awam.

Inilah salah satu faktor berkembangnya Mahasanghika dengan doktrin Bodhisattva-nya.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #9 on: 08 June 2008, 08:30:39 PM »
ah.. menurut pendapat saya tidak ada pengaruhnya..
secara teori, begitu mencapai tingkat arahat tidak ada bedanya antara hidup singkat maupun lama.. :)

Ya setuju ... bagi si arahat sih tidak ada bedanya.

Yang saya tanyakan, apakah betul pendapat yang mengatakan kalau arahat tidak jadi bhikkhu ia akan mati dalam waktu 7 hari ... Kalau ya, apa alasannya? ...

Salam,
hudoyo

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #10 on: 09 June 2008, 08:46:29 AM »
Seingat aku,

Umat Awam yang telah menjadi Arahat sesungguhnya buat apalagi dia berada dalam kehidupan umat perumah tangga dengan segala kepusingan hidup seorang manusia ayng terikat dalam Lobha Dosa Moha.
Semuanya baginya telah terputus, dan memasuki kehidupan Sangha adalah jalan terbaik. Umat awam yang menjadi Arahat tidak akan kuat menanggapi arus deras kehidupan ibarat bulan bersinar setengah. Jubah yang diwarisi oleh Sang Buddha kepada murid-muridnya juga selain berfungsi sebagai pakaian juga membantu melindungi seorang samana dari perbuatan tercela, dan juga Vinaya Patimokkha yang digariskan oleh Sang Buddha secara tegas melindungi kehidupan suci para murid. Ketika umat awam yang menjadi Arahat memakai jubah, ia dapat diibaratkan bulan bersinar penuh.

Umat awam yang telah menjadi Arahat juga sudah tidak memiliki misi kedepan seperti apa, sesuai dengan Dhamma Niyama, ia akan meninggal dalam 7 hari toh segalanya telah terputus. ia tidak akan tahan untuk hidup dalam praktik kehidupan perumah tangga yang bertentangan dengan kehidupan para Arahat. untuk itu masa 7 hari adalah keputusan dia memasuki Sangha atau Parinibbana.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #11 on: 09 June 2008, 08:56:08 AM »
bukannya di "Milinda-Panha" sendiri mengatakan, arahat tidak akan buru2 parinibbana, mereka akan menunggu seperti buah mangga akan masak sendiri. controversy??

saya pribadi tidak percaya dg waktu 7 hari utk masuk sangha. lagian Sang Buddha mengatakan Sangha itu juga terdiri dari 4 pasang mahkluk suci (ariya). bukankah artinya arahat sudah otomatis Sangha??

dan taruhlah Arahat tidak punya kepentingan dalam kepusingan kehidupan perumah tangga, lantas kenapa dia punya kepusingan utk mengajarkan dhamma kepada perumah tangga?
& mungkin saja mereka tidak punya kemelekatan thd dunia, tetapi bisa saja dunia memiliki kemelekatan thd mereka bukan?

yah, tidak ada yg tahu bathin seorang arahat...
mungkin harus kita tangkap 1 arahat & interogasi (joke dulu yg terputus... :)) )
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #12 on: 09 June 2008, 09:20:42 AM »
tesla,

Quote
konon Bahiya diseruduk oleh sapi yg sama dg sapi yg menyeruduk arahat lain (mungkin jumlahnya sekitar 7, utk referensi tepat mungkin sdr. Karuna lebih tau).
pada saat itu Bahiya sedang mencari jubah agar dapat ditasbihkan menjadi bhikkhu, tapi tidak dapat karena tidak cukup karma baik.

Menurut kisahnya, Bahiya diseruduk oleh sapi yang sama yang membunuh Suppabuddha orang kusta, Tambadatika mantan algojo, Pukkusati seorang raja yang menjadi 'bhikkhu' bahkan sebelum bertemu Buddha. Sapi itu dulunya adalah wanita penghibur yang dibunuh oleh mereka dan bersumpah untuk membalas dendam.

Setahu saya, meninggalkan keduniawian yang dimaksud, tidak harus selalu menjadi bhikkhu atau masuk Sangha. Mungkin anggapan itu datang dari kisah Khema yang menjadi Arahat dalam keadaan perumah tangga dan Buddha kemudian bertanya pada Raja Bimbisara apakah Khema diizinkan masuk Sangha Bhikkhuni atau akan parinibbana dalam 7 hari.



Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #13 on: 09 June 2008, 09:28:07 AM »
Seingat aku,

Umat Awam yang telah menjadi Arahat sesungguhnya buat apalagi dia berada dalam kehidupan umat perumah tangga dengan segala kepusingan hidup seorang manusia ayng terikat dalam Lobha Dosa Moha.
Semuanya baginya telah terputus, dan memasuki kehidupan Sangha adalah jalan terbaik. Umat awam yang menjadi Arahat tidak akan kuat menanggapi arus deras kehidupan ibarat bulan bersinar setengah. Jubah yang diwarisi oleh Sang Buddha kepada murid-muridnya juga selain berfungsi sebagai pakaian juga membantu melindungi seorang samana dari perbuatan tercela, dan juga Vinaya Patimokkha yang digariskan oleh Sang Buddha secara tegas melindungi kehidupan suci para murid. Ketika umat awam yang menjadi Arahat memakai jubah, ia dapat diibaratkan bulan bersinar penuh.

Umat awam yang telah menjadi Arahat juga sudah tidak memiliki misi kedepan seperti apa, sesuai dengan Dhamma Niyama, ia akan meninggal dalam 7 hari toh segalanya telah terputus. ia tidak akan tahan untuk hidup dalam praktik kehidupan perumah tangga yang bertentangan dengan kehidupan para Arahat. untuk itu masa 7 hari adalah keputusan dia memasuki Sangha atau Parinibbana.

Terima kasih atas uraian opini dari Rekan Nyanadhana. ... :)

Saya punya opini lain ... yang dalam banyak hal bertolak belakang:

Seorang arahat adalah orang yang telah padam arus kotoran batinnya (asava) ... tidak ada lagi lobha, dosa, moha ... tidak ada lagi pikiran "ini milikku, ini aku, ini diriku" ...

Dengan kata lain, batin seorang arahat TIDAK PERNAH AKAN MEROSOT LAGI, di mana pun ia berada, entah sebagai perumah tangga entah sebagai bhikkhu ...

Seorang arahat tidak lagi membutuhkan "perlindungan" dari jubah kuning ... tidak lagi membutuhkan "perlindungan" dari patimokkha ...

(Sebaliknya, bagi mereka yang belum arahat, jubah kuning Sang Buddha & patimokkha Sang Buddha pun tidak mampu melindungi seorang bhikkhu dari perbuatan akusala, kalau memang batinnya masih mengandung loba, dosa, moha.)

Bagi seorang arahat tidak ada cita-cita apa-apa lagi ... tidak ada yang perlu dikerjakan ... tidak ada yang perlu dijaga, dipelihara ...  ("selesai sudah kehidupan suci, selesai sudah apa yang harus dikerjakan, tidak ada apa-apa lagi yang perlu dikerjakan" - "vusitam brahmacariyam, katam karaniyam, na param itthataya")

Ia tidak lagi punya keinginan, tidak lagi memilih-milih mau hidup sebagai apa ... pakai jubah kuning hayo, tidak pakai jubah kuning hayo ...

*****

Menurut hemat saya, paham "7 hari harus jadi bhikkhu" itu muncul belakangan ... ratusan tahun setelah zaman Sang Buddha ... Ini tidak lebih dari mitos yang sengaja atau tidak sengaja ditumbuhkan dalam masyarakat Hinayana (Theravada) di India mulai zaman Milinda-panha (abad ke-2 SM) ... dengan tujuan utama untuk menempatkan kehidupan sangha (para bhikkhu) di atas kehidupan umat awam ... Dengan kata lain, menciptakan kasta baru yang elitis di dalam masyarakat Buddhis.

Dan menurut hemat saya, inilah salah satu faktor timbulnya reaksi dari umat Buddha yang lain dalam bentuk gerakan Mahasanghika, yang lebih egalitarian ... yang mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan antara bhikkhu dan umat awam sejauh peluang untuk mencapai pencerahan ... Dari situlah berkembang doktrin Bodhisattva yang bersumpah tidak akan masuk nirvana sebelum menyelamatkan seluruh umat manusia.

Salam,
Hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« Reply #14 on: 09 June 2008, 09:30:11 AM »
Sumbernya dari Milinda Panha, bukan dari dan jauh sebelum komentar Buddhagosa.

Di Tipitaka sendiri tidak disebutkan secara tertulis, tetapi belum tentu berarti hal tersebut salah, dan belum tentu juga benar. Saya sendiri memilih tidak berkomentar hal ini adalah mitos atau bukan. Bukan kebijaksanaan saya yang belum melihat untuk memutuskan hal ini adalah mitos atau bukan.
Sumber yang ada adalah Milinda Panha, yang mempunyai otoritas cukup tinggi, setidaknya di Theravada.

Mengenai 7 hari atau mati, hal ini bisa disimpulkan dari yang tersebar di Tipitaka.
Semua Arahat yang mencapai pencapaian dalam keadaan perumah tangga, dan tidak masuk ke Sangha atau sedang dalam perjalanan mencari kebutuhan Bhikkhu mati dalam waktu 7 hari, termasuk Bahiya. Konon Bahiya tidak pernah berdana mangkuk dan jubah kepada Sangha pada kehidupan yang dahulu, sehingga memang tidak bisa menjadi Anggota Sangha pada kehidupan terakhirnya. Karena dia Maha Savaka, murid yang unggul dalam kecepatan pencapaian, bisa disimpulkan selama 100.000 kappa dia tidak berdana mangkuk dan jubah kepada Sangha. Bahiya terbunuh oleh makhluk halus yang menyamar sebagai Sapi, dan juga beberapa Arahat lainnya.

Selain itu ketika ditanya siapa perumah tangga yang paling ... (entah terpuji atau unggul). yang tertinggi yang disebutkan Sang Buddha adalah Anagami, tidak pernah disebutkan ada Arahat perumah tangga.

Mengenai isi Milinda Panha yang mengatakan arahat tidak akan buru-buru parinibbana, mereka akan menunggu seperti buah mangga akan masak sendiri. Arahat adalah lapangan menanam jasa yang tiada taranya, mereka tetap bertahan bila ada gunanya untuk puthujana, ada Arahat yang tidak bisa menerima dana lagi dari umat awam, karena dia tidak pernah berdana sebelumnya, Arahat tersebut memilih untuk parinibanna, karena memang sudah tidak ada apa-apa lagi. Arahat yang mencapai pencapaian sebagai menteri Raja anu lupa, parinibanna di tempat setelah mencapai pencapaian, demikian juga banyak Arahat yang mencapai pencapaian, dan langsung parinibanna di tempat, karena memang hal itulah yang dimaksud dengan buah yang sudah masak.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

 

anything