//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membangkitkan Penulis2 Buddhis  (Read 12087 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #30 on: 23 December 2010, 08:52:16 PM »
Betul seperti yang dikatakan Sdr. Dhammasiri. Memang demikian adanya. Isinya tidak sama, walau sama-sama mengulas Vinaya.

Namaste,

Tan

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #31 on: 23 December 2010, 08:52:33 PM »
Betul seperti yang dikatakan Sdr. Dhammasiri. Memang demikian adanya. Isinya tidak sama, walau sama-sama mengulas Vinaya.

Namaste,

Tan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #32 on: 24 December 2010, 05:50:12 AM »
Persoalan bukan soal dana, tapi ada komintmen, masih ada cara tanpa mengunakan modal dulu, justru semangkin kuat komintment anda semangkin ada orang yang interest dengan anda, dengan begitu faktor dana mudah anda dapat


bro Pur, tolong anda yang punya komitmen besar, atau tolong kenalkan donatur yang punya komitmen, di DC PRESS juga perlu dana utk terbitkan Samyutta Nikaya yang masih belum terkumpul sesuai dengan prediksi.
Apakah perlu diragukan komitmen DC PRESS yang sudah menerbitkan beberapa buku Dhamma ?

jangan cuma bisa omong besar alias kongtaiwa  :))

 _/\_
« Last Edit: 24 December 2010, 05:57:12 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #33 on: 24 December 2010, 06:09:57 AM »
Namo Buddhaya,

Siapa bilang dana umat Buddha tidak kuat? Banyak konglomerat2 Buddhis. Kita lihat vihara-vihara juga mentereng. Kalau kita lihat acara kebaktian, umatnya juga rata-rata bermobil. Jelas menilik dari hal itu, umat Buddha itu sebenarnya punya potensi keuangan bagus. Tentu saja ga semua umat Buddha kaya. Ini juga benar. Namun kalau hanya untuk mendukung generasi muda saya kira LEBIH dari mampu. Masalahnya mau apa tidak? Maaf mungkin ada yang tersinggung dengan hal ini. Tetapi saya hanya mengungkapkan faktanya saja. Jadi masalahnya bukan terletak pada dana, melainkan pada mau atau tidak umat Buddha menyisihkan miliknya demi kemajuan generasi muda dan penulis Buddhis.

Namaste,

Tan

bro Tan, tolong donk kenalkan orang punya komitmen besar siap utk berdana penerbitan buku Dhamma (kitab suci ) agar para generasi muda siap juga utk bekerja.

dana umat Buddha kuat, tapi yang punya komitmen berdana tidak kuat !
kebanyakan persepsi orang2 bahwa Bangun Vihara lebih bagus dari pada cetak buku Dhamma.
ini masalah klasik

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline BTY

  • Bhikkhu
  • Bukan Tamu
  • *****
  • Posts: 34
  • Reputasi: 17
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #34 on: 24 December 2010, 08:16:59 AM »
Dalam hal penerjemahan Tipitaka (Pali) ada sejumlah hal yang ingin saya kemukakan :

1.   Memang ada baiknya kalau bisa saling tukar informasi. (Saya menghindari istilah koordinasi karena mempunyai nuansa mengikat.) Tetapi kadang-kadang bagus juga kalau ada beberapa versi terjemahan sehingga pilihan menjadi lebih banyak, dengan konsekuensi bisa terjadi pemborosan sumber daya.

2.   Saya pikir sekarang sudah saatnya bagi kita di Indonesia untuk melakukan penerjemahan langsung dari bahasa aslinya yaitu Bahasa Pali. Karena bagaimanapun juga kalau diterjemahkan dari terjemahan turunannya (entah Inggris atau bahasa lain) sedikit banyak bisa terjadi bias. (Terjemahan Bahasa Inggris masih tetap bisa dijadikan rujukan. Itu saya lakukan dulu saat menerjemahkan Vinaya Pitaka Jilid I yang telah diterbitkan ITC Medan. Ini juga sekaligus menghindari masalah hak cipta.) Sekarang tinggal apakah penerjemah di Indonesia bersedia bersusah-payah mempelajari Bahasa Pali atau tidak? Mungkin salah satu jalan keluarnya adalah insentif untuk penerjemah Pali lebih besar (khusus untuk umat perumah-tangga saja; bagi para pabbajita, insentifnya diambil di “next-life”).

3.   Dalam menerjemahkan kitab Pali, konsistensi penggunaan istilah perlu diperhatikan. Dan umum diketahui bahwa sutta-sutta Buddhis banyak mengandung frasa yang diulang-ulang. Saya pikir, dalam hal ini penggunaan CAT Tools (Computer Aided Translation Tools) akan sangat membantu. Salah satu CAT Tools yang masuk dalam kategori free-source adalah OmegaT. Bahkan antara satu penerjemah dengan penerjemah lainnya bisa saling tukar Translation Memories-nya.

4.   Dari pengalaman pribadi, agar bisa menggunakan istilah terjemahan yang lebih tepat, saat menerjemahkan sutta-sutta ada baiknya pada waktu bersamaan diterjemahkan pula komentar maupun subkomentarnya. Juga menghindari penerjemahan ulang sutta-sutta tersebut apabila kelak mau menerjemahkan komentar maupun subkomentarnya.

5.   Perihal Vinaya-Mukha, sekadar informasi, STI pun sudah menerbitkan jilid II yang diterjemahkan oleh Bhante Dhammadhiro langsung dari versi aslinya (Bahasa Thai).

Terhadap penerjemahan sutra-sutra Mahayana (Tripitaka), saya pun memiliki pandangan yang sama. Dua puluh tahun yang lalu, saat masih umat awam, saya sudah menerjemahkan sejumlah sutra langsung dari naskah Sansekertanya (misalnya Amitabha-Sutra, Bhaisajyaguru-Sutra, dan Vajracchedika-Sutra). Kalau diterjemahkan dari Bahasa Mandarin kadang juga menghadapi masalah mau diterjemahkan dari naskah yang mana kalau ada beberapa versi terjemahan? Misalnya Vajracchedika-Sutra, di dalam Mahapitaka Taisho (大正大藏经) ada enam versi terjemahan. Mau pakai yang mana? Masing-masing ada sedikit perbedaan. Masing-masing ada kekurangannya. Yah memang tidak semua sutra Mahayana masih bisa ditemukan naskah Sansekertanya.
Demikianlah sedikit pendapat yang dapat saya berikan (mungkin agak OOT).

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #35 on: 25 December 2010, 10:26:10 PM »
masalahnya anak anak jaman sekarang lebih rajin main game daripada baca buku.. seperti saya  ;D



pesan ntuk para calon penerus pembuat buku Dhamma.. kalo bisa, bahasanya agak agak ringan dan gampang masuk otak ya, jadi yang bego kayak gw gini, bisa cepat tangkap  ;D
« Last Edit: 25 December 2010, 10:40:41 PM by wiithink »

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #36 on: 26 December 2010, 09:41:48 AM »
masalahnya anak anak jaman sekarang lebih rajin main game daripada baca buku.. seperti saya  ;D



pesan ntuk para calon penerus pembuat buku Dhamma.. kalo bisa, bahasanya agak agak ringan dan gampang masuk otak ya, jadi yang bego kayak gw gini, bisa cepat tangkap  ;D
Ya, tulisan itu tergantung kepentingan sis. Kalau untuk kepentingan akademik, tentu harus yang kualified, kalau untuk kepentingan pragmatis tentu akan berbeda. Apa yang saya alami memilih suatu tulisan yang dapat dipahami oleh semua kalangan itu perlu skill tersendiri. Jujur saya belum sanggup.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #37 on: 26 December 2010, 10:04:26 AM »
Ya, tulisan itu tergantung kepentingan sis. Kalau untuk kepentingan akademik, tentu harus yang kualified, kalau untuk kepentingan pragmatis tentu akan berbeda. Apa yang saya alami memilih suatu tulisan yang dapat dipahami oleh semua kalangan itu perlu skill tersendiri. Jujur saya belum sanggup.

sebelum sy berangkat ke Srilanka sy pernah membaca 3 buku beliau, tp tidak kenal sapa penulisnya, setelah masuk Srilanka saya ketemu beliau saya masih belum menyadari bahwa beliaulah yg menulis 3 buku yg telah sy baca di Vihara wkt pabbajja th.2005, hingga akhirnya suatu ketika saya ngobrol ama beliau ttg buku2 beliau barulah saya ingat dan sy diberi buku oleh beliau persamaan gender wanita, begitu lihat sampul belakang persis banget dg yg saya baca di Vihara. jadi saya mengenal type tulisan beliau yg menurut saya amat mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai golongan, karena sayapun membacanya dg enak, padahal pemikiran saya yg juga rada Oon.

mettacittena,

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #38 on: 26 December 2010, 10:07:18 AM »
sebelum sy berangkat ke Srilanka sy pernah membaca 3 buku beliau, tp tidak kenal sapa penulisnya, setelah masuk Srilanka saya ketemu beliau saya masih belum menyadari bahwa beliaulah yg menulis 3 buku yg telah sy baca di Vihara wkt pabbajja th.2005, hingga akhirnya suatu ketika saya ngobrol ama beliau ttg buku2 beliau barulah saya ingat dan sy diberi buku oleh beliau persamaan gender wanita, begitu lihat sampul belakang persis banget dg yg saya baca di Vihara. jadi saya mengenal type tulisan beliau yg menurut saya amat mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai golongan, karena sayapun membacanya dg enak, padahal pemikiran saya yg juga rada Oon.

mettacittena,

sis Pannadevi,

jadi siapa pengarang dan apakah judul ke 3 buku tsb ?
trus kenapa tulisannya mudah dibaca? bisa jelaskan lebih rinci ?

thx sebelumnya...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« Reply #39 on: 26 December 2010, 10:18:25 AM »
Quote
Quote
from: pannadevi on Today at 10:04:26 AM

sebelum sy berangkat ke Srilanka sy pernah membaca 3 buku beliau, tp tidak kenal sapa penulisnya, setelah masuk Srilanka saya ketemu beliau saya masih belum menyadari bahwa beliaulah yg menulis 3 buku yg telah sy baca di Vihara wkt pabbajja th.2005, hingga akhirnya suatu ketika saya ngobrol ama beliau ttg buku2 beliau barulah saya ingat dan sy diberi buku oleh beliau persamaan gender wanita, begitu lihat sampul belakang persis banget dg yg saya baca di Vihara. jadi saya mengenal type tulisan beliau yg menurut saya amat mudah dicerna oleh pembaca dari berbagai golongan, karena sayapun membacanya dg enak, padahal pemikiran saya yg juga rada Oon.

mettacittena,

sis Pannadevi,

jadi siapa pengarang dan apakah judul ke 3 buku tsb ?
trus kenapa tulisannya mudah dibaca? bisa jelaskan lebih rinci ?

thx sebelumnya...

bro Saceng yg baik,
silahkan baca di link ini : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2265.msg221028#msg221028


judul buku beliau yg sy baca adalah no.: 1, 3,5, kemudian di Srilanka sy mendapatkan yg no.2.

mettacittena,
« Last Edit: 26 December 2010, 10:22:49 AM by pannadevi »