//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Fungsi permintaan maaf?  (Read 8264 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline A.A

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 100
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #15 on: 19 November 2013, 09:02:20 PM »
dari pada maaf, lebih baik ganti rugi ajalah.. :P
kalau ganti rugi menghilangkan trauma?
kalau yang salah tidak punya "yang untuk mengganti rugi" piye?

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #16 on: 19 November 2013, 09:28:13 PM »
kalau ganti rugi menghilangkan trauma?
kalau yang salah tidak punya "yang untuk mengganti rugi" piye?
membuat kebaik gak usah tunggu udah sarjana, kaya, ataupun berkuasa....

bisa contoh ibu Theresa aja.... kan bagitu tohh... piye ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline A.A

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 100
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #17 on: 19 November 2013, 10:10:05 PM »
membuat kebaik gak usah tunggu udah sarjana, kaya, ataupun berkuasa....

bisa contoh ibu Theresa aja.... kan bagitu tohh... piye ?
lha ini kan dari pihak korban to mas cumi, kalau bisa berbuat baik (memaafkan) dan ikhlas legawa, berarti sudah hebat dia; nggak perlu di "ganti rugi".

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #18 on: 20 November 2013, 10:42:57 AM »




 Bermanfaat ato tidak na sbuah kata maaf itu tergantung siapa, dan sinkon


Setidak na dpt mengurangi ato bahkan menghilangkan rasa benci, dendam dan kesal
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #19 on: 21 November 2013, 04:09:21 PM »
KEMALANGAN TERBESAR

Saat Henry berumur 23 tahun, ia telah difitnah oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan karenanya telah dihukum penjara selama sembilan tahun. Di kemudian hari saat kasus itu diusut ulang, ia dinyatakan tidak bersalah, dan akhirnya dibebaskan dari penjara. Setelah keluar dari penjara, setiap hari dia mulai berulang-ulang mengecam dan mengutuk orang yang telah memfitnahnya, merasa telah diperlakukan tidak adil dan selalu mengasihani diri sendiri.

“Nasibku sungguh malang, saat usiaku masih sangat muda dan dimana seharusnya dapat berprestasi malah mengalami fitnahan. Melewatkan masa-masa yang seharusnya paling bagus dan indah di dalam penjara. Penjara semacam itu tidak seharusnya ditinggali manusia, sangat sempit sekali.  Berbalik badan saja sulit dilakukan.”

“Satu-satunya jendela kecil yang ada, dari sana juga hampir tak pernah terlihat berkas sinar matahari yang terang benderang. Dinginnya udara pada musim dingin tidak tertahankan. Jika musim panas banyak nyamuk yang datang menggigit… Sungguh aku tak mengerti, mengapa Langit tidak  menghukum mereka yang telah memfitnah diriku, walaupun orang tersebut dicincang sampai hancur, juga tidak akan bisa meredakan dendam kesumat yang berada di dalam hati ini!”

Di saat dia telah berusia 73 tahun, ia dirundung oleh kemiskinan dan penyakit, yang akhirnya membuat dia tergolek di atas ranjang pesakitan tidak bisa berdiri.

Saat dalam keadaan sekarat, seorang romo mengunjunginya dan mendekat ke sisi ranjangnya, “Anak yang malang, sebelum Anda pergi ke surga, bertobatlah atas se-gala dosa yang telah Anda perbuat di dunia ini……”

Segera setelah romo itu selesai berkata, dia yang berbaring di atas ranjang langsung berteriak-teriak dengan suara parau, “Saya tidak membutuhkan tobat apapun juga, yang saya butuhkan adalah kutukan, untuk mengutuk orang-orang yang telah memberikan nasib malang pada saya itu …”

Pastur itu lalu bertanya, “Akibat sebuah fitnahan berapa lama Anda mendekam di penjara? Dan setelah keluar, Anda telah hidup di luar penjara selama berapa lama?”

Dengan sangat geram dia menunjukkan angka-angka itu kepada romo itu.

Henry lalu menuturkan bahwa ia mendekam di penjara selama 9 tahun, dan sejak keluar dari penjara hingga hari ini telah ia lewati selama 41 tahun.

Mendengar penuturan Henry, romo itu lalu menghela nafas panjang, “Sungguh kasihan, Anda benar-benar adalah orang yang paling malang di dunia ini, saya sungguh-sungguh merasakan sangat-sangat prihatin dan sedih atas semua kemalangan yang Anda alami ini! Tetapi mereka hanya memenjarakan Anda selama 9 tahun saja. Setelah Anda keluar dari penjara seharusnya Anda bersyukur telah mendapatkan kebebasan untuk selamanya dan dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang berharga.”

“Tetapi sungguh sangat disayangkan tindakan Anda malah sebaliknya, Anda telah menyia-nyiakan waktu yang berharga, menggunakan dendam, keluhan dan kutukan yang ada di dalam hati Anda, untuk membelenggu dan telah memenjarakan Anda selama 41 tahun lagi!”

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang sering menemui orang-orang yang selalu terikat dengan rasa dendamnya. Mereka merasa telah diperlakukan secara tidak adil dan selalu mengutuk pihak lain yang mereka anggap telah menyalahi mereka, sehingga tidak dapat menja-lankan kehidupan ini dengan enak, selalu ada ganjalan dalam hati mereka.

Mengapa tidak mengurai dendam ini, memaafkan mereka yang bersalah? Bukankah mereka juga adalah manusia seperti kita yang bisa khilaf sesaat dan berbuat salah? Bukankah semua manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa? Mengapa harus menambah dosa, membebani hidup dengan membenci orang lain? Dengan mau berbelas kasih, membuang beban yang tidak berguna ini, bukankah akan membuat kita lebih dapat menikmati keindahan dari kehidupan ini?

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #20 on: 21 November 2013, 04:33:47 PM »
Ini adalah versi yang berbeda dengan yang atas

LAMPU MERAH

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.

Mike segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang.

Lampu berganti kuning. Hati Mike berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.

Mike bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit!!!

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Mike menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu kan Jack, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Mike agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Jack. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Mike.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Jack agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Jack, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Oh-oh, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Mike harus ganti strategi. “Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Mike. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Mike menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Jack menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Jack mengetuk kaca jendela. Mike memandangi wajah Jack dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Jack kembali ke posnya.

Mike mengambil surat tilang yang diselipkan Jack di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Mike membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Jack.


“Halo Mike,

Tahukah kamu Mike, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.

Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.

Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Mike. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah.

Jack”

Mike terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Jack. Namun, Jack sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita.

Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Fungsi permintaan maaf?
« Reply #21 on: 21 November 2013, 04:36:13 PM »
MEMAAFKAN MERUPAKAN SUATU SENI

Tidak sedikit orang yang beranggapan sangat sulit mengampuni orang lain. Dalam kehidupan ini, acapkali kita tidak bisa menghindar ketika hak kita dilanggar oleh orang lain.

Mungkin mobil Anda didahului dan dipotong jalannya, mungkin telepon Anda tidak dihiraukan orang lain, bukan semua orang bisa menggunakan cara yang Anda sukai dalam memperlakukan Anda. Meski dalam menghadapi perilaku orang lain kita tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi kita bisa memutuskan reaksi apa yang kita ambil ketika kita dilanggar oleh orang lain.

Mengapa memaafkan?

Pertama-tama ingatlah bahwa memaafkan orang lain adalah hadiah dan dorongan yang paling besar bagi diri sendiri. Tidak memaafkan orang lain selamanya, hanya akan membuat hubungan Anda dengan orang itu tidak bisa dipulihkan seperti sedia kala. Anda sendiri mungkin sudah lupa akan segala perilaku orang lain terhadap Anda, tetapi jika teringat akan kejadian itu Anda masih bisa marah, karena Anda sudah terbiasa demikian.

Jika Anda terlalu terpusat pada kesalahan orang lain dan tidak mencoba untuk mengoreksi mereka, mungkin akan membuat persoalan semakin menyimpang dari rel yang sebenarnya. Jangan sampai dituntun dan dikuasai oleh kemarahan.

Selain itu yang perlu Anda pertimbangkan adalah akibat yang dibawa saat Anda menyalahkan orang lain. Mungkin Anda berpendapat bahwa Hitler tidak bisa diampuni, saya juga setuju dengan pendapat itu. Karena orang pada umumnya berpendapat mengampuni Hitler  berarti telah merongrong kebenaran dan keadilan.

Tetapi bagaimana menghadapi orang yang hanya mengkritik Anda dengan nada kasar? Perlukah Anda menaruh dendam pada mereka seumur hidup? Demi mereka, kita menerima tekanan sehingga tekanan darah kita menjadi naik apakah hal tersebut patut? Mengapa tidak tersenyum saja untuk melewatkan peristiwa itu? Anda mempersalahkan mereka adalah reaksi yang masuk akal, tetapi bukan merupakan pilihan yang terbaik.

Memaafkan orang lain

Agar bisa memaafkan orang lain, pertama-tama Anda harus jelas amarah itu datang dari mana. Kadang kala kita sudah memastikan bahwa orang yang menyalahi kita adalah seorang berandal, tetapi ini adalah semata-mata dugaan saja, mungkin ada alasan-alasan yang tidak terpikirkan oleh kita.

Mengapa ada orang yang mendahului dan memotong jalan kita? Mungkin mereka sedang bergegas menuju ke rumah sakit, mungkin  mereka hampir kehabisan waktu untuk menghadiri suatu wawancara penting, mungkin mereka hendak menghindari seseorang dan mendadak berbalik arah.

Mengapa ada orang yang mengesampingkan telepon Anda? Mungkin mereka sedang disibukkan oleh pasiennya sehingga kelupaan, mungkin mereka sedang mencarikan orang yang bisa menyelesaikan persoalan Anda, mungkin juga sambungan telepon internal mereka sedang bermasalah sehingga telepon Anda dihubungkan ke tempat yang tidak berhubungan dengan Anda.

Mengapa ada sales yang pelayanannya kurang memuaskan Anda? Mungkin sales itu baru pertama kali bekerja, mungkin pelatihan mereka kurang bagus, mungkin pelanggan sebelum Anda sangat rewel sekali sehingga membuat dia menjadi sangat kesal.

Dalam banyak situasi, sebagian orang menyalahi Anda karena tingkah laku mereka yang kurang sopan atau kurang pantas tanpa sebab yang jelas, sebenarnya mereka juga merasa menyesal. Atau kemungkinan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menyalahi Anda!

Jangan sembarangan menduga-duga, lebih baik berdiskusilah dengan mereka. Bicarakan apa yang sedang mereka lakukan, mengapa Anda merasa bahwa tindakan mereka itu tidak benar, beritahukanlah kepada mereka tindakan mereka itu membuat Anda merasakan kurang nyaman. Jika mereka melakukan tindakan itu tanpa sengaja, mengapa kita tidak memilih untuk memaafkan mereka?

Memaafkan diri sendiri

Kadangkala orang paling sulit memaafkan diri sendiri. Orang lain melakukan kesalahan, kita bisa memandangnya dari sisi yang obyektif, mungkin mereka sudah berusaha sekuat tenaga. Tetapi, ketika kita melakukan kesalahan yang sama, sebaliknya tidak bisa memandang diri sendiri secara obyektif.

Umumnya kita memikirkan kembali setiap langkah dengan teliti, berpikir alangkah baiknya jika kita bisa melakukan demikian. Orang lain mungkin bisa memahami kesalahan yang kita lakukan, lalu bagaimana jika kita redakan kecaman yang paling keras terhadap diri sendiri?

Persis seperti saat kita memperlakukan orang lain, Anda harus mempertimbangkan akibat dari mempersalahkan diri sendiri. Umumnya Anda tidak akan melakukan kesalahan yang besar. Jika bisa dikoreksi maka koreksilah, jika tidak bisa maka lain kali dilakukan dengan benar.

Bila perlu, ketika Anda tidak bisa mengontrol situasi itu dengan baik maka sebisanya Anda hindari situasi tersebut. Tetapi jangan membiarkan rasa penyesalan menyelubungi diri Anda, karena hal tersebut merupakan salah satu perasaan yang paling tidak berguna bagi Anda.

Sudahkah Anda memaafkan orang-orang yang bersalah pada Anda hari ?